You are on page 1of 20

NAMA : DWI YULIANI

NO. BP : 1811216023

KELAS : A2/ JALUR B

MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DASAR

1. Jelaskanlah tahap-tahap Manusia Indonesia memiliki kebudayaan, Peradaban,


kebiasaan, dan adat istiadat. Jelaskanpula konsep masing-masingnya

Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Roh
dari sebuah kebudayaan adalah tradisi atau kebiasaan, tanpa tradisi tidak mungkin suatu
kebudayaan akan hidup dan langgeng, serta dengan tradisi hubungan antara individu dengan
masyarakatnya bisa harmonis. Tradisi membuat sistem kebudayaan akan menjadi kokoh. Apabila
tradisi yang terdapat di masyarakat dihilangkan maka ada harapan suatu kebudayaan akan
berakhir disaat itu juga. Kebiasaan atau tradisi dalam pengertian yang paling sederhana adalah
sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Sedangkn
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena bersifat
kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Adat istiadat
merupakan tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi kegenerasi lain sebagai
warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat. Adat istiadat
merupakan perilaku budaya dan aturan-aturan yang telah berusaha diterapkan dalam lingkungan
masyarakat yang menjadi ciri khas suatu daerah yang melekat sejak dahulu kala dalam diri
masyarakat yang melakukannya dan menjadi himpunan kaidah-kaidah sosial yang sejak lama
ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat

Tahap kebudayaan di Indonesia menurut sejarahnya (R. Soekmono :1973), dibagi menjadi empat
masa, yaitu:

1) Zaman prasejarah,yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-
kira abad ke-5 masehi.
2) Zaman purba,yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Masehi sampai
dengan runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi.
3) Zaman madya,yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelang akhir kerajaan Majapahit
sampai dengan akhir abad ke-19.
4) Zaman baru/modern,yaitu sejak masuknya anasir Barat (Eropa) dan teknik modern kira-
kira tahun 1900 sampai.

Evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter
yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang
menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi hal ini
merupakan tahapan dari Peradaban. Peradaban berasal dari kata adab yang diartikan sopan,
berbudi pekerti, luhur, mulia, berahklak, yanng semuanya menunjuk pada sifat tinggi dan mulia.
Peradaban adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang
diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang
tercemin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang
tinggi.

Peradaban bangsa di Indonesia dimulai sejak masa kemahiran teknik atau zaman perundagian.
Zaman perundagian terdiri dari dua masa, yaitu tradisi seni tulang perunggu dan tradisi tuang
besi. Meskipun saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah
mengenal teknologi terbatas dan sederhana, yaitu pada upaya pemenuhan peralatan yang
dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap.

Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang estela datangnya pengaruh Hindu
dan Budha ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu Budha membawa dampak besar
bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah
satu hasil budaya tulis di Indonesia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yanng
ditemukan Sejak tahun 400M adalah Pallawa dan bahasa Sanksekerta. Kemampuan baca tulis
masyarakat Indonesia lama-kelamaan berpengaruh dalam bidang kesustraan, yaitu munculnya
banyak kitab-kitab kuno ini dapat ditelusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa
kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh Islam dan
masuknya pengaruh Islam dan masuknya peradaban bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh
agama Kristen Katolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan
bidang komunikasi dan informasi.

2. Jelaskanlah proses terjadinya suku-suku bangsa di Indonesia, bagaimanakah makna


keberagaman tersebut bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia ?

Suku bangsa dalam bahasa inggris disebut athnic group dan bila diterjemahkan secara harfiah
adalah kelompok etnik. Menurut Koentjaraningrat, suku bangsa adalah kelompok manusia yang
terikat oleh kesadaran dan identitas kesatuan kebudayaan sedangkan kesadaran dan identitas tadi
seringkali dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Indonesia secara geografis adalah negara kepulauan
yang terpisahkan oleh lautan luas. Kondisi ini menjadikan setiap pulau mengembangkan
budayanya sendiri-sendiri. Akibatnya, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang
majemuk, dihuni oleh ratusan kelompok suku serta kaya akan bahasa dan kebudayaan daerah.
Secara umum, keragaman Indonesia ditandai oleh kemajemukan suku bangsa dan bahasa agama,
sistem hukum (nasional, agama, adat, sistem kekerabatan), serta sistem perkawinan.
/Keanekaragaman dan kemajemukan ini tidak lepas dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Keragaman suku bangsa Indonesia terbentuk Mulanya penghuni pertama Indonesia sekitar
500.000 tahun yang lalu bernama Pithecanthropus erectus ditemukan di Pulau Jawa dekat Sungai
Bengawan Solo. Selanjutnya, tahun 1891 dan 1892 di Desa Trinil ditemukan Homo soloensis.
Homo soloensis dengan karakteristik yang mirip dengan masyarakat Austromelanosoid telah
menjelajah ke barat (Sumatra) dan timur (Papua). Selama penjelajahan tentunya mereka
memengaruhinya dan terpengaruhi oleh daerah sekitarnya. Pada masa 3000–500 Sebelum
Masehi, Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang di kemudian
hari menikah dengan penduduk Indigenous. Pada 1000 Sebelum Masehi pernikahan silang masih
terjadi dengan penduduk migrant Indo-Arian dari Asia Selatan, subsuku ini dari India. Alhasil,
masuknya para pendatang dari India dan menyebarkan agama Hindu ke seluruh kepulauan.

Pada abad XIII, pedagang muslim dari Gujarat dan Persia mulai mengunjungi Indonesia
melakukan perdagangan. Bersamaan dengan berdagang, penduduk Gujarat dan Arab melakukan
penyebaran agama Islam ke wilayah sekitar. Selanjutnya di tahun 1511, Portugis tiba di
Indonesia. Awalnya kedatangan Portugis bertujuan untuk mencari rempah, namun lambat laun
mereka juga menyebarkan agama Kristen. Serentetan perjalanan sejarah ini menghasilkan lebih
dari lima puluh kelompok suku bangsa di Indonesia tersebar dari Sabang sampai Merauke yang
terdiri atas suku Jawa, Sunda, Minangkabau, Bugis, Batak, Bali, Ambon, Dayak, Sasak, Aceh,
dan lain-lain.

Adapun makna keberagaman bagi bangsa Indonesia adalah :

1. memiliki mana keindahan yaitu keberagaman menjadi seni dan kekayaan bangsa yang
melimpah ruah sehingga dijuluki Zamrud Khatulistiwa,
2. Mengajarkan untuk saling bertoleransi
3. Mempersatu bangsa, dengan adanya keberagaman memiliki makna walaupun berbeda-
beda tetap satu (bhineka tunggal ika)
4. Mendorong kecerdasan berbahasa mengingat begitu banyaknya suku yang tak ada
satupun yang sama persis di Nusantara kita ini dan tidak semuanya fasih berbahasa
Indonesia sehingga kita perlu harus bisa berbahasa suku mereka sebagai antisipasi
kenapa-kenapa satu hari nanti
5. Mendorong kecerdasan emosi, beretika & berakhlak
6. Mengajarkan setiap individu agar mampu beradaptasi dengan suatu lingkungan dengan
cepat
7. Mengajari kita untuk tetap selalu menjaga & setia terhadap negeri; dan jangan pernah
sekalipun mencoba menjual salah 1 isinya dalam bentuk apapun itu demi lestarinya
negeri.

3. Jelaskanlah tentang kebijakan Pemerintah tentang pengelolaan Kebudayaan di


Indonesia, baik kebudayaan benda maupun tak benda!

Upaya pengelolaan dan pengembangan kebudayaan diarahkan melalui kebijakan yaitu :

1) mengembangkan modal sosial untuk mengaktualisasikan nilai-nilai luhur budaya


bangsa dalam menghadapi derasnya arus budaya global dengan mendorong
terciptanya ruang yang terbuka dan demokratis bagi dialog kebudayaan
2) mendorong percepatan proses modernisasi yang dicirikan dengan terwujudnya
Negara Kesatuan Republik Indonesia modern yang berkelanjutan, dan menguatnya
masyarakat sipil
3) menyelesaikan peraturan perundang-undangan di bidang kebudayaan serta penyusunan
petunjuk pelaksanaannya
4) reaktualisasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dasar pengembangan etika
pergaulan sosial untuk memperkuat identitas nasional
5) mengembangkan kerja sama yang sinergis antarpihak terkait dalam upaya
pengelolaan kekayaan budaya
6) perwujudan masyarakat Indonesia yang berkepribadian, berbudi luhur, dan
mencintai kebudayaan Indonesia dan produk dalam negeri.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) sebagai
konstitusi negara telah mengamanatkan pemajuan budaya dalam Pasal 32 ayat (1): “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
Berangkat dari amanat tersebut, lahirlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang
Pemajuan Kebudayaan (selanjutnya disebut UU Pemajuan Kebudayaan) yang disahkan pada
tanggal 24 Mei 2017 dan diundangkan pada tanggal 29 Mei 2017. Ada beberapa poin penting
yang perlu diketahui masyarakat Indonesia terkait dengan diundangkannya Undang-Undang baru
ini, salah satunya adalah Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu sebagai salah satu upaya
perlindungan. Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu menurut Pasal 1 Angka 12 Undang-
Undang Pemajuan Kebudayaan adalah sistem data utama Kebudayaan yang mengintegrasikan
seluruh data Kebudayaan dari berbagai sumber. Isinya terkait dengan objek kemajuan
kebudayaan, sumber daya manusia kebudayaan, lembaga kebudayaan, pranata, sarana dan
prasarana serta data lain terkait kebudayaan.

Untuk meningkatkan kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya dan


menciptakan keserasian antarunit sosial dan budaya dalam bingkai keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), langkah-langkah kebijakan yang dilakukan
adalah

1) menyelenggarakan berbagai dialog kebudayaan dan kebangsaan


2) mengembangkan kesenian dan perfilman nasional
3) mengembangkan galeri nasional
4) melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) perfilman dan meningkatkan
sensor film
5) melakukan stimulasi dan memfasilitasi penyelenggaraan Festival Film Indonesia
dan Festival Budaya Daerah
6) mendukung pengelolaan taman budaya daerah
7) mengoptimalkan koordinasi pengembangan nilai budaya, seni, dan film.
A. Pengelolaan warisan budaya benda, Negara telah memberikan perhatian khusus, baik
produk hukum yang melibatkan masyarakat dan stakeholder yang ada. Peninggalan
purbakala mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah dengan tidak menetapkan
pajak laiknya seperti bangunan umum lainnya. Pemerintah secara tidak langsung juga
melibatkan masyarakat untuk mau peduli dengan tinggalan arkeologis yang ada.
Masalah pengembangan cagar budaya juga tidak luput dari perhatian pemerintah.
Permasalahan di lapangan juga harus menjadi perhatian arkeolog. Arkeolog dituntut untuk
mengerti dan memahami secara garis besar teori dan praktik hukum, khususnya hukum
tertulis, yang di dalamnya banyak upaya yang bisa dilakukan guna perlindungan
terhadap cagar budaya. Pemberian kompensasi, insentif serta pengurangan pajak
dilakukan untuk mendorong upaya pelestarian oleh pemilik, pengguna atau pengelola
bangunan gedung cagar budaya yang dilestarikan. Kendati kompensasi yang diterima
pemilik dan pengelola sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor 1/PRT/M/2015 dan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 mengenai PBB (Pajak Bumi Bangunan) adalah
bukan berupa imbalan uang, namun pemerintah berusaha memberikan keringanan pajak,
dapat berupa bantuan tenaga dan/atau bantuan bahan sebagai penggantian sebagian
biaya pelestarian kepada pemilik, pengguna dan/atau pengelola cagar budaya. Semua
itu berdasarkan sebagai perhatian pemerintah dalam rangka pelestarian cagar budaya
(heritage) baik tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kotamadya.
B. Pengelolaan Warisan Budaya Takbenda, berdasarkan Konvensi 2003 UNESCO Warisan
budaya takbenda adalah berbagai praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan
– serta instrumen, obyek, artefak dan ruang-ruang budaya terkait dengannya- bahwa
masyarakat, kelompok dan, dalam beberapa kasus, perorangan merupakan bagian dari
warisan budaya tersebut. Warisan budaya takbenda atau intangible cultural heritage bersifat
tak dapat dipegang (intangible/ abstrak), seperti konsep dan teknologi; dan sifatnya dapat
berlalu dan hilang dalam waktu seiring perkembangan zaman seperti misalnya bahasa,
musik, tari, upacara, serta berbagai perilaku terstruktur lain. Pengelolaanya pengelolaan
pelestarian sejarah, bukan sejarahnya maupun peristiwanya yang harus dilestarikan.
Melainkan nilai-nilai sejarah yang terdapat dalam peristiwa tersebut. Peristiwa sejarah cukup
sekali terjadi, akan tetapi nilai-nilai dari peristiwa tersebut akan hidup sepanjang jaman. Hal
ini sengat dipengaruhi oleh umat manusia sebagai cermin hidup. Di dalam pengelolaan
pelestarian yang sifatnya tak benda yang diharapkan adalah menghasilkan. (1) seperti
keadaan semula; (2) tidak berubah ; (3) kekal. Ketiga arti kata ini mungkin masih tepat
digunakan dalam pemahaman terhadap produksi budaya bersifat fsik (tangible). Akan tetapi
produk budaya yang bersifat tan benda (intangible) seperti dalam bentuk seni dan tradisi
(yang lebih menekankan dalam bentuk ide, konsep, norma) ketiga arti tersebut sangat
berlawanan dengan sifat seni dan tradisi yang hidup. Bila arti kata lestari itu kita terapkan
kepada pelestarian seni maupun tradisi, maka kebudayaan suatu masyarakat akan mendeg,
tidak hidup sejajar dengan perkembangan budayanya. Sebab kesenian, maupun tradisi
apapun tidak ada tidak mengalami perubahan.
 Kualitas produk budaya ( bukan jumlah produk budaya)
 Konsep-konsep, nilai-nilai, norma-norma
 Pencitraan suatu pemikiran dari suatu masyarakat pendukung kebudayaan yang
bersangkutan
 Untuk menghasilkan pengelolaan pelestarian yang optimal tentu didasari oleh kajian

4. Jelaskanlah sebuah badan/instansi yang berhak meregistrasi warisan budaya dunia


sehingga menjadi Warisan Budaya Dunia !

United Nations Educational, Scientific, dan Cultural Organization (UNESCO) terbentuk


berdasarkan atas kesadaran negara-negara dalam merekonstruksi pendidikan di seluruh dunia dan
disahkan di London pada tahun 1945 dimana tujuan awalnya adalah untuk mempromosikan
budaya perdamaian, membentuk solidaritas intelektual dan moral umat manusia, dan mencegah
perang dunia lainnya. Pada akhirnya terbentuklah suatu organisasi internasional yaitu UNESCO
pada tanggal 4 November 1946 dan juga sejak saat itu berlaku pula Konstitusi dari UNESCO.
Pada sektor program kebudayaan ini UNESCO mengusung tema “Protecting Our Heritage and
Fostering Creativity”, yang dapat diartikan “Melindungi Warisan Kita dan Membina
Kreativitas”. Tema ini dipilih karena dalam dunia yang saling berhubungan ini, bahwa jelas
kekuatan budaya dapat mengubah sekelompok masyarakat. UNESCO yakin bahwa tidak akan
ada pengembangan pembangunan yang bersifat berkelanjutan tanpa adanya komponen budaya
yang kuat, namun sampai saat ini, unsur budaya dalam pengembangan pembangunan masing
kurang untuk ambil bagian atau dibelakangkan.

Konvensi Warisan Dunia 1972 bertujuan memberikan perlindungan internasional kepada


situs warisan dunia. Hal tersebut dilakukan melalui pembentukan sistem kerjasama
internasional dalam mendukung negara-negara yang terlibat didalamnya. Salah satu
mekanisme perlindungan yang dipakai adalah melalui listingatau pembuatan listdengan
memasukkan obyek yang memenuhi kriteria ke dalam World Heritage List(List Warisan
Dunia). peranan UNESCO dalam melestarikan kebudayaan dunia, yaitu:

a) Membentuk konvensi yang melahirkan komitmen untuk melindungi kebudayaan


dunia
b) Mampu membentuk aturan main yang mengatur warisan budaya dunia
c) Mampu menjadi ruang bagi negara-negara anggota untuk membahas dan berdialog
secara khusus mengenai kebudayaan
d) Menghasilkan suatu komite yang memberikan klasifikasi dan kriteria penilaian,
sekaligus melakukan penilaian
e) Menetapkan dan mengakui suatu kebudayaan sebagai sebuah warisan budaya dunia
f) Memberikan perlindungan, pengawasan, dan pelestarian terhadap warisan budaya
dunia.
g) Memastikan terjaminnya hak-hak dari warisan budaya dunia.
h) Memastikan bahwa suatu warisan budaya dunia tetap mendapatkan bantuan dalam
rangka pelestarian
i) Memastikan suatu warisan budaya dunia tidak mengalami kepunahan dan kehancuran.
j) Memastikan suatu warisan budaya tetap mendapatkan support finansial baik itu dari
UNESCO, ataupun dari masyarakat Internasional
k) Memastikan suatu warisan budaya dunia bermanfaat bagi generasi saat ini maupun
generasi mendatang.
Tiga kategori Landskap Budaya sebagaimana yang Ia kutip dari Operational Guidelinespada
tahun 2008, yang saat ini juga menjadi acuan oleh UNESCO dalam menetapkan suatu
kebudayaan sebagai warisan budaya dunia, antara lain:

a) Warisan yang memiliki batasan jelas, berbentuk atau berwujud, dan dibuat secara
sengaja oleh manusia.
b) Warisan yang berbentuk atau berwujud tetapi tidak ada campur tangan manusia atau
terbentuk secara alami.
c) Warisan tersebut memiliki nilai religius, spiritual, budaya, seni, ataupun nilai-nilai
kehidupan.

Apabila disimpulkan maka berikut alur penilaian dan kriteria oleh UNESCO dalam
menetapkan suatu warisan atau kebudayaan dapat diakui sebagai warisan budaya dunia,
diantaranya:

1) Negara melakukan proses pengajuan suatu warisan, kebudayaan, situs, dll kepada
UNESCO melaluiprosedur yang sudah ditentukan
2) UNESCO akan memberikan klasifikasi terhadap suatu warisan atau kebudayaan,
yaitu apakah berwujud atau tidak berwujud. Apakah warisan budaya atau warisan
alam.
3) Apabila berwujud maka harus memiliki batasan yang jelas, memilikibentuk,
memiliki wujud, dan memiliki nilai. UNESCO akan melihat juga apakah benda
tersebut hasil buatan manusia, atau tidak ada campur tangan manusia sama sekali
dengan kata lain murni buatan alam
4) Apabila tidak berwujud (misalnya berbentuk sistem) maka harus memiliki nilai
yang bisa dinilai, baik itu nilai budaya, nilai religius, nilai spiritual, nilai seni,
dan sebagainya.
5) Nilai yang utama yang dilihat oleh UNESCO adalah nilai-nilai universal yang luar
biasa atau disebut sebagai universal outstanding values.
6) UNESCO melihat aspek sejarah, aspek budaya, aspek sosial, aspek religius, dan
lain sebagainya. Semakin banyak aspek yang terkandung maka semakin besar
peluangnya untuk dijadikan warisan budaya dunia
7) UNESCO melihat manfaat dan dampak yang diterima oleh masyarakat dan generasi
berikutnya
8) UNESCO melihat kapasitas ancaman baik itu ancaman secara langsung maupun
tidak langsung terhadap suatu warisan atau kebudayaan
9) UNESCO melakukan penilaian terhadap berkas pengajuan yang diusahakan oleh negara
yang mengajukan. Penilaian tidak hanya secara akademis ataupun untuk kepentingan
ilmu pengetahuan, tetapi secara rasional.

Dalam Konvensi Warisan Dunia 1972, yang disebut sebagai warisan budaya dunia
adalah suatu monumen, bangunan, arca, prasasti, lukisan besar, bangunan purbakala, dan
lain sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu, UNESCO mulai membagi dan
memperjelas berbagai jenis daripada warisan budaya menjadi lebih detail. Lebih lanjut
UNESCO mendorong perlindungan dan pelestarian warisan budaya dan alam di seluruh
dunia untuk dapat memberi manfaat bagi manusia. Objek utamanya meliputi identifikasi,
pelestarian, memperkenalkan, dan transisi untuk generasi yang akan datang.

5. Jelaskanlah pengertian dari Pembaharuan, mengapa melakukan pembaharuan, dan


tantangan-tantangan terhadap adanya pembaharuan melalui beberapa contoh !

Pembaruan atau modrenisasi merupakan proses perubahan untuk memperbaiki keadaan,


baik dari segi cara, konsep dan serangkaian metode yang bisa diterapkan dalam
rangka mengantarkan keadaan yang lebih baik. Banyak tantangan yang akan dihadapi
bangsa Indonesia, baik di tingkat daerah dan nasional, maupun dalam kehidupannya sebagai
warga dari masyarakat dunia. Modernisasi secara etimologis berasal dari kata modern
yang telah baku menjadi bahasa Indonesia dengan arti pembaruan. Dalam
masyarakat Barat “modernisme” mengandung arti pikiran, aliran, gerakan dan usaha-
usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan lain
sebagainya, agar semua itu menjadi sesuai dengan pendapat-pendapat dan keadaan
baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Mengapa perlu pembaharuan dilakukan karena beberpa hal antara lain:
1. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih
mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus
kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.
2. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju
menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang
canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan
dan teknologi yang membantu perkembangan pembaharuan.
Secara global, tantangan-tantangan yang dihadapi antara lain berkaitan dengan
perkembangan IPTEK yang amat cepat, arus informasi dan komunikasi yang sangat
cepat di bidang perdagangan dan industri, serta tuntutan ketenagakerjaan. Tantangan lain
berkaitan dengan kecenderungan perubahan pada sikap dan pandangan generasi-generasi
mendatang terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia sebagai akibat dari hubungan
antarbangsa dan interaksi sosial antar manusia yang sangat intensif dalam berbagai aspek
kehidupan bermasyarakat. Untuk itu, perlu mengantisipasi persaingan yang amat ketat di
dalam menghasilkan kecakapan-kecakapan yang sungguh-sungguh diperlukan dan
berorientasi pada kebutuhan pasar, baik lokal dan nasional maupun internasional.

6. Jelaskanlah pengertian dari Elit Moderen dan Elit Tradisional! Bagaimanakah kedua
golongan ini muncul di Indonesia?
Golongan elite tradisional itu termasuk mereka yang berhasil menjadi pemimpin
berdasarkan adat istiadat, pewaris atau budaya lama. Elite ini tidak seharusnya statis
dan tidak bertentangan dengan kemajuan barat, kuasa elite tersebut berdasarkan tradisi,
keluargadan agama. Elite tradisional termasuk pemimpin agama, golongan elit tradisional,
tuan tanah dan orang-orang dari kawasan yang telah diberi hak istimewa oleh
pemerintah kolonial.
Elit modern merupakan golongan pribumi Indonesia yang pada dasarnya adalah orang –
orang yang menerima perubahan kebudayaan serta pemikiran dari Barat. Perubahan budaya
tradisional ke arah budaya modern ini merupakan pengaruh atau konsekwensi dari invention
dan akulturasi yang dilakukan orang Eropa dengan orang Pribumi. Salah satu tonggak
perubahan budaya pribumi Indonesia adalah dikeluarkannya kebijakan politik etis
khususnya bidang pendidikan. Sistem pendidikan Barat yang diperkenalkan pada rakyat
pribumi telah membuka wawasan dan peluang pikiran elit tradisional terpengaruh pemikiran
Barat. Pemikiran Barat disini adalah berupa ide – ide kebebasan, memperoleh hak hidup,
nasionalisme dan persatuan daerah Indonesia

7. Jelaskanlah kelas-kelas sosial berdasarkan kepemilikan harta menurut Karl Marx ?


Modernisasi dan Elit di Indonesia (jawaban minimal 300 kata)

Analisa dari Marx berkaitan dengan menjelaskan dan memprediksi aspek-aspek dari dunia
sosial beserta perubahan dalam struktur sosial dan proses yang mengikutinya. Beberapa
konsep dari Marx antara lain kelas yang merupakan kumpulan orang yang berada dalam
posisi yang sama, di mana dalam suatu proses produksi, kelas dapat terbagi dalam kelas
pemilik modal dan kelas pekerja. Pada dasarnya adanya pembagian kelas akan mengarah
pada suatu eksploitasi antara kelas penguasa dan kelas yang dikuasai baik dalam aspek
ekonomi maupun aspek politik. Sedangkan konsep negara bagi Marx adalah sarana bagi
kelas penguasa untuk dapat memiliki kekuasaan dan kekuatan sah untuk memaksa
masyarakat agar patuh dan mengatasi perselisihan yang timbul. Konsep Historical
Materalismdan Dialectic Materialism merupakan ideology utama yang melahirkan konsep
kelas, hubungan antara kelas dan perjuangan kelas dalam gagasan pemikiran Marx.

Menurut Karl Marx Pelaku utama dalam perubahan sosial bukanlah individu tertentu, tetapi
kelas-kelas sosial. Bukan hanya kelas sosial apa yang ditemukan, tetapi struktur kekuasaan yang
ada dalam kelas sosial tersebut. Menurut Marx, dalam kelas-kelas ada yang berkuasa dan yang
dikuasai. Dalam masyarakat kapitalis terdiri dari tiga kelas yang diantaranya adalah

1. kelas buruh (mereka hidup dari upah),


2. kaum pemilik modal (hidup dari laba) dan
3. para tuan tanah ( hidup dari rente tanah)

Dengan adanya kelas-kelas itu terjadi adanya keterasingan pekerjaan karena orang-orang yang
bekerja berbeda dalam kelas, yaitu kelas buruh dan kelas majikan. Kelas para majikan memiliki
alat-alat produksi, pabrik, mesin dan tanah. Sedangkan kaum buruh bekerja dan terpaksa menjual
tenaganya mereka kepada para majikan karena tidak memiliki sarana dan prasarana. Oleh karena
itu, hasil dari pekerjaan itu bukan lagi milik para pekerja tetapi juga milik para majikan. Jadi,
dalam masyarakat kapitalis ada dua kelas yang saling membutuhkan dan saling bergantung, yaitu
kelas buruh dan kelas kaum pemilik. Kaum buruh hanya dapat bekerja jika ada pemilik yang
membuka lapangan pekerjaan. Dan para majikan hanya mendapat keuntungan jika para pekerja
berkerja di tempatnya karena mereka yang beruntung mempunyai alat-alat produksi. Tetapi
saling ketergantungan itu tidak terlalu adil khususnya bagi buruh karena kaum buruh tidak dapat
hidup apabila tidak mendapat pekerjaan, sedangkan majikan walaupun tidak mendapat
pendapatan karena tidak mempunyai para pekerja, tetapi mereka masih bisa hidup dari modal
dan keuntungan yang dikumpulkan selama pabriknya berjalan dan ia pun masih bisa menjual
pabriknya bila perlu. Dengan adanya anggapan seperti itu, bahwa kelas pemilik adalah kelas
yang kuat dan para pekerja adalah kelas yang lemah.

Keuntungan yang diperoleh dari kelas atas dari kedudukan itu adalah bahwa mereka tidak perlu
bekerja sendiri, karena dapat hidup dari keuntungan yang didapat dari para buruh yang bekerja.
Hubungan antara kelas atas dan kelas bawah adalah suatu hubungan kekuasaan dengan tujuan
kaum buruh agar tetap bekerja untuk kepentingan para majikan dengan cara menggunakan
tenaga dari buruh. Karena itu, kelas atas adalah kelas penindas bagi kelas bawah.

Menurut Marx, Pertentangan antara kelas atas dan kelas bawah bukan karena adanya perasaan iri
atau egois, tetapi karena adanya kepentingan yang obyektif. Kelas majikan yang menginginkan
keuntungan sebanyak-banyak dalam sebuah persaingan bebas, sehingga kelas majikan ingin
membiayai kelas buruh dengan serendah mungkin. Dan sebaliknya, buruh ingin mendapatkan
upah sebanyak-banyaknya dan mengurangi jam kerja serta ingin mengusai pabrik-pabrik tempat
mereka bekerja. Di saat kelas majikan melemah dalam arti sudah tidak mampu menguasai
ekonominya dan di saat itu lah kelas buruh semakin mampu mengusai kepentingan mereka,
sehingga terjadi revolusi dan hak milik pribadi dari kelas buruh dapat terhapuskan.

Dalam teori Marx ini ada beberapa hal yang penting.

1. bahwa peran ekonomi dan peran kekuasaan yang penting karena kepentingan mereka
sangat ditentukan oleh kekdudukan mereka masing-masing.
2. kelas atas tidak menginginkan adanya perubahan karena kelas atas sudah mantap dan
mampan dengan dengan harta yang dimiliki, sehingga kelas atas secara langsung tetap
mempertahankan statusnya sebagai kelas atas. Sebaliknya, kelas bawah sangat
menginginklan perubahan karena meraka tertindas dan perubahan atau revolusi
merupakan jalan satu-satunya agar mereka bisa lebih maju.
3. kelas bawah yang sudah lama tertindas mempunyai keinginan untuk menaklukan kelas
atas,sebaliknya kelas atas akan tetap mempertahankan peran kekuasaannya sebagai kelas
atas. Karena itu, perubahan sosial akan hanya dapat tercapai dengan jalan revolusi.

8. Jelaskanlah faktor-faktor munculnya Nasionalisme Indonesia sebelum terbentuknya


NKRI ! (jawaban minimal 300 kata)

Nasionalisme dijadikan sebagai penggerak kemerdekaan untuk keluar dari kolonialisme.


Dalam hal ini, nasionalisme memiliki makna pembebasan yang agung dan
memperkokoh kesatuan. Nasionalisme yang terjadi di masa perjuangan meraih
kemerdekaan Indonesia bisa lahir karena didorong oleh beberapa factor. Munculnya
nasionalisme pada masyarakat Indonesia dipengaruhi oleh
a. Faktor dari dalam ( internal ).
1. Perluasan Pendidikan/ Timbulnya kembali golongan pertengahan, kaum terpelajar
Di tahun 1901 pemerintah Hindia Belanda menetapkan kebijakan “Politik Etis” yang terdiri
dari: Irigasi/pengairan, Emigrasi/transmigrasi, Edukasi/pendidikan.
Dari ketiga kebijakan tersebut sebenarnya bertujuan untuk memperbaiki kondisi masyarakat
yuang semakin terpuruk. Namun pelaksanaan kebijakan politik etis tetap lebih berpihak
kepada penjajah. Dalam pelaksanaannya, banyak penyelewengan yang terjadi, namun segi
positif yang paling dirasakan bangsa Indonesia ialah pendidikan.Semakin banyak orang
Indonesia yang berpendidikan modern yang kemudian memperlopori gerakan pendidikan
sosial dan politik. Pengaruh pendidikan inilah yang kemudian melahirkan para tokoh
pemimpin pergerakan nasional Indonesia. Jadi bisa dikatakan jika pendidikan ialah investasi
perdaban, melalui pendidikan akan tertanamkan pengetahuan dan kesadaran nasionalisme
bangsa Indonesia. Jadi bisa dikatakan jika pendidikan menyebabkan terjadinya transformasi
ide dan pemikiran yang mendorong semangat pembaharuan di masyaraka.
2. Kegagalan Perjuangan Di Berbagai Daerah
Salah satu penyebab kegagalan perjuangan di masa lalu ialah perlawanan yang bersifat
kedaerahan. Sehingga, memasuki abad ke-10, corak perjuangan bangsa Indonesia berubah
dari yang bersifat kedaerahan, menuju perjuangan yang bersifat nasional. Bangsa Indonesia
menemukan identitas kebangsaan sebagai pengikat perjuangan bersama. Paham kebangsaan
atau nasionalisme telah tumbuh dan menjelma menjadi sarana perjuangan yang sangat kuat.
Corak perjuangan nasional bangsa Indonesia ditandai dengan momentum penting yakni
diikrarkannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
3. Rasa Senasib Sepenaggungan atau Adanya penderitaan dan kesengsaraan yang
dialami oleh seluruh rakyat dalam berbagai bidang kehidupan
Perluasan kekuasaan pemerintah Hindia Belanda di Indonesia telah mempengaruhi
perubahan politik, ekosomi dan sosial bangsa Indonesia. Tekanan pemerintah Hindia
Belanda pada rakyat Indonesia akhirnya telah memunculkan perasaan kebersamaan pada
seluruh rakyat Indonesia sebagi bangsa yang terjajah. Hal inilah yang mendorong tekad
bersama untuk menghimpun kebersamaan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia.

b. Faktor eksternal
1. Berkembangnya Berbagai Paham Baru
Paham-paham baru seperti Pan-Islamisme, Liberalisme, Sosialisme, serta Komunisme
menjadi salah satu pendorongh pergerakan nasionalisme di Indonesia. Paham-paham
tersebut mengarjarkan bagaimana langkah-langkah memperbaiki kondisi kehidupan bangsa
Indonesia dengan penagruhnya dalam berbagai organisasi pergerakan nasional Indonesia,
baik yang di daerah maupun di kota-kota besar.
2. Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)

Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan
Rusia. Hal ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa
kemajuan pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya dengan
kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia
melanjutkan ke Manchuria dan beberapa daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan
Rusia inilah yang mendorong lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit
melawan bangsa asing di negerinya.

9. Jelaskanlah kelemahan-kelemahan yang membuat rasa nasionalisme Indonesia


berkurang dalamn arti yang seluas-luasnya

1) Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga
membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus
korupsi, penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat
Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan. Contoh
yang kurang baik yang diperlihatkan generasi tua yang cenderung mementingkan
kepentingan pribadi dan golongan daripada kepentingan bangsa dan negara. Oknum
pejabat negara dari kaum tua yang memperlihatkan contoh sikap tidak disiplin dan rasa
tanggung jawab terhadap lingkungan negaranya, seperti korupsi, penggelapan uang
negara dan penyalahgunaan jabatan membuat generasi muda kecewa terhadap kinerja
pemerintah
2) Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan
patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru
yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
3) Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa,
telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang
ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
4) Generasi muda sekarang lebih cenderung mengikuti budaya barat yang sangat jauh
perbandingannya dengan norma dan adat istiadat bangsa kita. Mereka malu
menggunakan produk lokal karena mereka menganggap produk lokal tidak mengikuti
perkembangan zaman. Di samping itu, perilaku yang sangat menonjol dari kalangan
pelajar adalah suka begadang, penyalahgunaan Narkoba (termasuk ngelem), pergaulan
bebas yang pada gilirannya seks bebas, tawuran yang kadang kala memakan korban
nyawa.
5) Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,
membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
6) Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya,
membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan
bangsa.
7) Semakin minimnya pemahaman mereka terhadap budaya dan sejarah bangsanya.
Generasi muda sekarang lebih cenderung meniru budaya luar dan mereka merasa bangga
dengan budaya bangsa lain. Kita lihat saja di kalangan pelajar kita yang demam drama
Korea, mulai dari model pakaian, rambut, sepatu, film, nyanyian dan kecantikan,
semuanya meniru budaya Korea. Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral
pemuda. Mereka lebih memilih kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan
kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para pemuda lebih memilih memakai pakaian-
pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju
yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia.
8) Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak pada
kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme
yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap
acuh tak acuh pada pemerintahan.

10. Jelaskanlah pengertian dari pendidikan kharakter di dalam masyarakat Indonesia?

karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada
bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari.
Jadi, karakter merupakan suatu nilai dasar yang tertanam dan yang dimiliki oleh setiap
individu yang digunakan sebagai pondasi diri untuk melalukan tindakan baik yang sesuai
dengan norma-norma di masyarakat. Pendidikan karakter merupakan pendidikan ihwal karakter,
atau pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam tiga ranah cipta, rasa dan karsa.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan yang
mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu
dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi pada setiap satuan pendidikan. Melalui
pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari

Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-
nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut.

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral
dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-
menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.Pendidikan karakter dilakukan
melalui pendidikan nilai-nilai atau kebijakan yang menjadi dasar karakter bangsa. Kebijakan
yang menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Adapun 18 nilai-nilai
karakter yang harus Nilai Pola sikap Pola tingkah laku Kepribadian seseorang/kelompok
dikembangkan di sekolah dan menentukan keberhasilan pendidikan karakter sebagai berikut.

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yangdianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hiduprukun dengan pemeluk
agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orangyang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagaiketentuan dan
peraturan.
5. Kerjas Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasiberbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasilbaru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalammenyelesaikan
tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dankewajiban dirinya dan
orang lain.
9. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebihmendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dandidengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkankepentingan bangsa
dan negara di atas kepentingan diri dankelompoknya
11. Cinta tanah air
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkunganfisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkansesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, sertamenghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,bergaul, dan bekerja sama dengan
orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasasenang dan aman
atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yangmemberikan
kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan padalingkungan alam
di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upayauntuk memperbaikikerusakan alam
yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang laindan masyarakat
yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dankewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan TuhanYang Maha Esa.

You might also like