You are on page 1of 34

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR WILMS

Dosen Pengampu : Ns.Tri Sakti Widyaningsih M.Kep,Sp.Kep.An

Disusun Oleh :

1.Angger Dwi P

2. Delence Keysa A.S

3. Lala Ephilia A.

5. Rizki Sofia A.

PROGRAM STUDI NERS

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah suatu tumor ganas pada ginjal yang biasanya
dijumpai pada anak kecil.
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah jenis tumor ginjal yang menyerang anak-anak
usia 3-4 tahun, terutama laki-laki. Tumor ini umumnya hanya menyerang satu ginjal saja, namun
tidak menutup kemungkinan tumor dapat menyerang kedua ginjal dalam tubuh sang anak.
Insiden tahunan di Amerika Serikat adalah 7,8% per juta anak yang berumur kurang dari 15
tahun. Tumor Wilms bertanggung jawab terhadap kira-kira 6% dari semua keganasan anak.
Insidennya sama pada kedua jenis kelamin. Pada 5% pasien, tumor itu bersifat bilateral pada
saat diagnosis adalah antara 1-3 tahun, dan 90% ditemukan pada anak dibawah usia 7 tahun.
Tumor wilms jarang ditemukan pada bayi baru lahir.
Penyebab tumor wilms
1.) Faktor genetik. Jika seorang anggota keluarga memiliki riwayat tumor Wilms, maka
risiko seorang anak juga menderita tumor Wilms makin tinggi.
2.) Kelainan bawaan (kongenital). Tumor Wilms berisiko tinggi dialami oleh bayi atau anak
yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir
3.) Memiliki penyakit tertentu. Beberapa jenis penyakit juga dapat membuat anak berisiko
mengalami tumor Wilms, meskipun penyakitnya juga jarang terjadi.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah definisi dari Tumor Wilms?
2) Berapa Usia yang rentang terhadap tumor wilms?
3) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan anak terjadinya tumor wilms?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi dari tumor wilms
2) Untuk mengetahui usia rentang yg mudah terkena tumor wilms
3) Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya tumor wilms
BAB II

Tinjauan Teori

A. TINJAUAN MEDIS

A. Definisi Tumor Wilms

Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah suatu tumor ganas pada ginjal yang biasanya
dijumpai pada anak kecil.

Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah jenis tumor ginjal yang menyerang anak-
anak usia 3-4 tahun, terutama laki-laki. Tumor ini umumnya hanya menyerang satu ginjal saja,
namun tidak menutup kemungkinan tumor dapat menyerang kedua ginjal dalam tubuh sang
anak. Tumor Wilms merupakan salah satu jenis tumor yang jarang terjadi. Meskipun demikian,
tumor ini merupakan tumor ginjal yang paling sering dialami oleh anak-anak dibandingkan jenis
tumor lainnya.
Penyebab tumor wilms
1) Faktor genetik. Jika seorang anggota keluarga memiliki riwayat tumor Wilms, maka risiko
seorang anak juga menderita tumor Wilms makin tinggi.
2) Kelainan bawaan (kongenital). Tumor Wilms berisiko tinggi dialami oleh bayi atau anak
yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir
3) Memiliki penyakit tertentu. Beberapa jenis penyakit juga dapat membuat anak berisiko
mengalami tumor Wilms, meskipun penyakitnya juga jarang terjadi.
Gejala Tumor wilms
1)Demam
2)Rasa lelah dan lemas yang berlebihan
3)Nafsu makan menurun
4)Mual dan muntah
5)Konstipasi
6)Sesak napas
7)Peningkatan tekanan darah
B. Etiologi.
Penyebabnya belum ketahui. Secara predissposisi genetic ( factor keturunan . Tumor
wilms berasal dari proliferasi Ptologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang
normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi
baik.

C. Patofisiologi.
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari se
l embrional primitif di ginjal, makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan
gambaran histo-patologisnya menunjukkan gabungan dari pembentukan abortif glomelurus dan
gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Biasanya unilateral dan hanya
3-10% ditemukan bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari Tumor Willms terdiri dari tiga komponen yang tampak pada diferensiasi
ginjal normal: blastema, tubulus, dan stroma. Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi
komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik,
kartilago, dan tulang. Adanya gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor
ginjal lain yang ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarcoma, dan renal
rhabdoid tumor dapat membingungkan. Gambaran anaplastic merupakan indicator penting dalam
prognosis tumor Wilms. Gambaran anaplastic ditandai o
leh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat, hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.

Anatomi Sistem urinaria :


1. GINJAL

Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang di sebut kapsula renalis yang disebut kapsula
renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua.lapisan luar terdapat lapisan korteks (subtansia
kortekalis),dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang di
sebut renal pyramid

Pada setiap ginjal diperkiraan ada 1.000.000 nefron,selama 24 jam dapat menyaring darah 170
liter.arteri renalis membawa darah murni dan aorta ke ginjal,lubang lubang yang terdapat pada piramid
renal masing masing membentuk simpul dan kapiler satu badan malfigi yang di sebut glomerulus

Ginjal berfungsi :

a. Mengatur volume air cairan tubuh


b. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam
plasma (keseimbangan elektrolit)
c. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan ,campuran
makan menghasilkan urin yang bersifat agak asam,PH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir
metabolisme protein .apabila banyak makan sayur sayuran,urin akan bersifat basa
d. Ekskresi sisa hasil mrtabolisme (ureum,asam urat,kreatinin) zat zat toksi,obat
obatan,hasil metabolisme hemoglobin dari bahan kimia asing (pestisida)
e. Fungsi hormonal dan metabolisme

Filtrasi glomerulus

3 faktor dalam proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ke tiga faktor tersebut
yaitu:

a. Tekanan osmotik (TO).tekanan yang di keluarkan oleh air (sebagai pelarut)pada membran
semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membran semipermeabel ke dalam area yang
mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membran semipermeabel
b. Tekanan hidrostatik (TH).sekitar 15 mmhg dihasilkan oleh adanya filtrasi daam kapsula
dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah
c. Perbedaan tekanan osmootik plasma.dengan cairan dalam kapsula bowman
mencerminkan perbedaan konsentrasi protein,perbedaan ini menimbulkan pori pori
kapiler mencegah protein plasma untuk di filtrasi.

Proses pembentukan urine

Glomerulus berfungsi sebagai ultrasi filtrasi pada simpai bowman,berfungsi untuk menampung hasil
filtrasi dari glomerulus.pada tubulus ginjal akan terjadipenyerapan kembali zat zat yang sudah di saring
pada glomerulus,sisa cairan akan di teruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.

Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal,darah ini terdiri dari bagian yang
padat yaitu sel darah dan bagian plasm a darah.aada tiga tahap pembentukan urine :

a. Proses fitrasi
b. Proses reabsorpsi
c. Proses sekresi

Peredaran darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis.arteri ini
berpasangan kiri dan kanan.arteria renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri
arkuata.glomerulus ini di kelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman.di sini terjadi penyaringan
pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior

Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis,Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang
masuk ke dalam ginjal saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ginjal.

Reabsorpsi dan sekresi tubulus

Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagian bagian tubulus.

a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani zat yang difitrasi secara bebas dalam ginjal dan di absorpsi dengan kecepatan
yang berbeda. Kecepatan masing masing zat yang di filtrasi dapat di hitung sebagai berikut
Filtrasi± kecepatan filtrasi glomerulus×kecepatan plasma
b. Reabsorpsi tubulus proksimal
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang di filtrasi dan nilai presentasi
terendah dari klorida akan di absorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat mencapai
ansa henle.presentasi ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisisi
fisiologis.

2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ±25 sampai 30 cm,dengan penampang ±0, 5cm.ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari:


 Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
 lapisan tengah lapisan otot polos
 lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih msuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Ureter kanan terletak pada pars desendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat
apertura pelvis akan di lewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir
ilium.ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan
berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral dari kavum pelvis sepanjang
tepi anterior dari insisura iskhiadika mayor dan tertutup oleh peritoneum. Ureter dapat di
temukan di depan arteri hipogastrika bagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia
anterior dan arteri hemoroidalis media.pada bagian bawah insisura iskhiadika
mayor,ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika
urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan di silang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis.selanjutnya ureter berjalan oblique
sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovrika dan berjalan ke bagian medial
dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas ,vagina untuk mencapai fundus
vesika urinaria .dalam perjalananya,ureter di dampingi oleh arteri uterina sepanjang 2, 5
cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan
ligamentum

Persarafan ureter

Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior,pleksus


spermatikus,dan pleksus pelvis;sepertiga dari nervus vagus;rantai eferens dan nervus
vagus rantai everens dari nervus torakali ke 11 dan ke 12 ,nervus lumbalis ke 1,dan
nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter
3. VESIKA URINARIA
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simpisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih
seperti kerucut yang di kelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligementum
vesika umbilikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari:


 Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah
dari rektum spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika
seminalis, dan prostat.
 Korpus yitu, bagian antara verteks dan fundus
 Verteks yaitu, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum
dengan vesika umbilikalis

Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium),tunika


muskularis (lapisan otot) ,tunika submukosa,dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nodi

limfatik iliaka interna dan eksterna.

Lapisan otot vesika urinaria


Lapisan vesika urinaria terdiri dari oto polos yang tersusun dan saling berkaitan dan
disebut m.destrusor vesikae.peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri vesikalis
superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna.venanya
membentuk peksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan peksus prostatikus yang
mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
Persarafan vesika urinaria

Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior.serabut


ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke 1 dan ke 2 yang berjalan turun ke
vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus.serabut preganglion parasimpatis yang
keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2,3,dan 4 berjalan
melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.

4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.

URETRA PRIA
Pada laki laki uretra berjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya ±20
cm.uretra pada laki laki terdiri dari:
1) Uretra prostatia
2) Uretra membranosa
3) Uretra kavernosa

Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),dan
lapisan submuosa. uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria
sampai orifisium uretra eksterna.pada penis panjangnya 17, 5 sampai 20 cm yang terdiri
dari bagian bagian berikut:

Uretra prostatika merupakan saluran terlebar, panjangnya 3 cm, berjalan hampir


vertikulum melalui glandula prostat, mulai dari basis sampai ke apeks dan lebih dekat ke
permukaan anterior.

Pada dinding posterior terdapat krista uritalis yang berbentuk kulit yang dibentuk
oleh penonjolan membran mukosa dan jaringan di bawahnya dengan panjang 15 sampai
17 cm tinggi 3cm.

Bagian depan krista uretralis terdapat tonjolan yang di sebutkolikus seminalis.±

Uretra pars membranesea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apeks glandula prostata dan
bulbus uretra.

Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya 15 cm ,mulai dari pars membranesea sampai
ke orifisium dari diafragma urogenetalis.
Urefisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling brkontraksi
berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 5mm.

URETRA WANITA

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke
arah atas , panjangnya ± 3-4 c. Lapisan Uretra wanita terdiri dari tunika muskulaeis
( sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa
( lapisan sebelah dalam).

Berkemih

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stress reseptor yang
terdapat pada dinding kandung kemih dengan sejumlah kurang lebih ± 250 cc sudah cukup untuk
merangsang berkemih.

Pengisian dan Pengosongan Vesika Urunaria

Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam bekas spiral longitudinal
dan sirkuler, lapisan otot yang tidak terlihat. Kontraksi peristaltic teratur dari 1-5
kali/menit dan menggerakkan uri dari pelvis renalis ke vesika urinaria, disemprotkan
disetiap gelombang peristaltic. Ureter berjalan miring melalui dinding vesika urinaria
untuk menjaga ureter tertutup, kecuali selama gelombang peristaltic dan mencegah
urin tidak kembali ke ureter.
D. Manifetasi Klinis
- Ada massa pada abdominal
- Haematuri
- Hipertensi
- Nyeri abdomen
- Anemia
- Demam
- Metastase ke paru,napas pendek,dyspnea,batuk,nyeri dada
- Pucat
- Letargi
- Anorexia
E. Komplikasi
- Metastase ke paru-paru,sum-sum tulang(anemia),ginjal kontra lateral dan hati.
- komplikasi dari pembedahan
- efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi
F. Stadium pada tumor wilms
- Stadium 1:tumor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat secara komplit
- Stadium 2:mikroskopis residual (penetrasi tumor melalui kapsul atau kedalam jaringan
lunak parirenal)
- Stadium 3:tumor residual mikroskopis terbatas pada abdomen (keterlibatan kelenjar getah
bening,kontaminasi peritoneal difus karena repture saat pembedahan
- Stadium 4:mestastasis hematogen (paru-paru,hati secara tak langsung,tulang otak,
- Stadium 5:keterlibatan bilateral saat diagnosis
G. pemeriksaan diagnostic
- Pemeriksaan darah lengkap
- Tes fungsi hati dan ginjal
- Tes skrining koagulasi
- Urinalisis
- USG
- CT scan
- MRI
H. Penatalaksanaan
Terdapat 3 modalitas dasar untuk pengobatan tumor wilms:
- Pembedahan
- Kemoterapi
- radioterapi
peranan pembedahan yang pertama terletak pada diagnosis dan penentuan stadium dengan
pengangkatan tumor yang terlihat.pembedahan juga bermanfaat untuk pemeriksaan yang kedua
setelah kemoterapi atau radioterapi pada pasien dengan tumor madif yang tidak dapat diangkat
saat diagnosis atau pada pasien dengan tumor bilateral.

B.ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR WILMS


A. Pengkajian
1.Identitas : Menanyakan nama, jenis kelamin ,alamat, nomor telepon yang bisa
dihubungi
2.Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging,
bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan diare. Badan panas hanya sutu hari
pertama sakit.
3.Riwayat kesehatan dahulu : Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal
sebelumnya, atau gejala-gejala tumor wilms
4.Riwayat kesehatan keluarga : Apakah ada riwayata keluarga klien pernah mengidap
kanker atau tumor sebelumnya
5.Pemeriksaan fisik : Melakukan pemeriksaan TTV klien, dan mengobservasi head to too
dan yang harus di perhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan
darah pada keempat ektremitas. Tumor dapat memproduksi renin atau menyebabkan kompresi
vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi. Deskripsi yang rinci mengenai kelainan traktus
urinarius dan adanya aniridia atau hemihipertrofi juga perlu dicari.
6.Pemeriksaan penunjang
7.Pola Aktivitas
a)Pola nutrisi dan metabolic :Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air, edema pada
sekitar mata dan seluruh tubuh
b)Pola eliminasi
c)Pola aktivitas dan latihan: Pada Klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot
dan kehilangan tnus karena adanya hiperkalemia.
d)Pola tidur dan istirahat
e)Kognitif dan perseptual
f)Persepsi diri

B. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri b.d efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan
metabolisme,kehilangan protein dan penurunan intake.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) b.d kehilangan protein dan
cairan
C. Rencana Keperawatan dan Evaluasi
1. Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
 Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat
yang dapat diterima anak.
 Intervensi :
 Kaji tingkat nyeri, untuk menentukan tindakan selanjutnya
 Lakukan teknik pengurangan nyeri nonfarmakologi, sebagai analgesic
tambahan
 Berikan analgesic sesuai ketentuan, untuk mengurangi rasa sakit
 Berikan obat dengan jadwal preventif, untuk mencegah kambuhnya
nyeri
 Hasil yang diharapkan : skala nyeri berkurang, klien dapat beraktifitas
2. Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolisme, kehilangan protein dan penurunan
intake
 Tujuan : Kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi
 Intervensi :
 Catat intake dan output makanan secara akurat, untuk monitoring
asupan nutrisi bagi tubuh
 Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi, gangguan nutrisi dapat
terjadi secara perlahan
 Beri diet yang bergizi, diare sebagai reaksi oedema intestine dapat
memperburuk status nutrisi
 Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering, untuk mencegah status
nutrisi menjadi lebih buruk
 Hasil yang diharapkan : Berat badan klien meningkat, klien tampak segar

3. Diagnosa Keperawatan : Risiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler)


berhubungan dengan kehilangan protein dan cairan
 Tujuan : kehilangan cairan intravaskuler atau syok hipovolemik yang
ditujukkan pasien minimum atau tidak ada
 Intervensi :
 Pantau tanda-tanda vital setiap 4 jam
 Laporkan adanya penyimpangan dari normal, sebagai bukti fisik
deficit cairan
 Meningkatkan tekanan osmotic koloid, sehingga pengobatan
segera dilakukan
 Berikan albumin beragam rendah sesuai indikasi sehingga
mempertahankan cairan dalam vaskuler
Dampak Tumor Willem’s Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Dalam
(KDM) Konteks Keluarga
Pada penyakit Tumor Willem’s seseorang akan terganggu dari segi biologis, psikologis, social
dan spiritual.
Misal : Mengurung diri,Malu dengan penyakit yg dideritanya ( berinteraksi dengan orang
lain ),mengucilkan diri. Merasa Dirinya tidaak berguna lagi.Dsb
Peran keluarga terhadap penderita tumor wilm dalam konteks keluarga.
Pada Stadium 1-2 : Keluarga membawa ke Rs untuk melakukan pemeriksaan diagnostic
meliputi pemeriksaan laboratorium darah lengkap,tes fungsi hati dan ginjal, tes skrining
koagulasi, urinalisis, dan tes spot urin, CT SCAN,RONTGEN Thorax dan USG
Pada Stadium 3-5 ( lanjut ) : Keluarga lebih memotivasi penderita untuk kesembuhannya
agar penderita tidak putus asa dan pemeriksaan yang dilakukan meliputi MRI, Kemoterapi.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan pada An.U dengan Penyakit Tumor Wilms

A.Identitas
Nama : An. U
Usia : 4 Tahun  
Alamat : Madiun
Tanggal lahir : 09 Agustus 2013
Agama : Islam
Tanggal interview : 23 Oktober 2017/09.00 WIB
Tanggal dirawat : 15 September 2017/13.00 WIB
Diagnosa Medis : Tumor Wilm’s dan Efusi Pleura
Orang tua / ibu : Ny. N
Pendidikan : SMA Usia : 27 tahun
Pekerjaan : RT Ayah : Tn. A
Pendidikan : SMK Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Swasta
B.KELUHAN UTAMA :
Ibu Pasien mengatakan sesak nafas
C.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI :
1. Onset terjadinya
Pada bulan Juni 2017 anak permah terjatuh kesandung kaki sendiri dirumahnya dengan
posisi tengkurap, anak U menangis dan pucat, anak mengeluh sakit kemudian orang tua
membawa anak U ke bidan terdekat dan dikasih obat  paracetamol. Kesokan harinya anak
mengeluh sakit perutnya, anak U mengeluh tidak bisa BAK dan BAB, ibu membawanya
kedukun pijat setelah itu anak U  bisa BAK 1x, sore harinya perut anak U semakin
membesar dan orang tua langsung membawanya ke Rumah Sakit Panti Waluyo Madiun
dan dilakukan USG diperoleh hasil limfa bocor dan di RS tersebut dilakukan operasi
kemudian rawat inap selama 4 hari hingga akhirnya sembuh dan pulang kerumah. 2 bulan
kemudian ibu mengatakan anak U mengeluh sesak dan perutnya membesar, kemudian
orang tua membawanya ke Rumah Sakit Caruban Madiun untuk diperiksa hasil rontgen
thoraks diperoleh efusi pleura masif kiri, anak dilakukan operasi karena adanya efusi
pleura pada tanggal 4 september. Setelah 2 minggu operasi anak mengalami sakit
dibagian pinggangnya, dan disertai perut anak membesar akhirnya dokter RS Caruban
meminta keluarga untuk merujuk anak U ke RSUD dr. Moewardi.
2. Karakteristik

Pasien terlihat lemas, badan anak kurus dan tulang terlihat, mata anak sayup dan dan
perut membengkak. Anak terpasang infus D5 ¼ NS, canul O2  3liter per menit, terpasang NGT
dan terpasang WSD produktif cairan 300ml berwarna merah keruh pada dada sinistra indikasi
efusi pleura.

3. Perkembangan Penyakit :

Pada tanggal 15 sepetember pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit dr. Moewardi, kemudian
mendapat perawatan di bangsal Melati. Pada saat pengkajian ibu  pasien mengatakan anaknya
sakit pada perutnya, dan dada sesak jika telentang, sakit seperti tertusuk-tusuk, terdengar suara
meringis kesakitan, anak U tidak nafsu makan, mual setelah makan. Anak U sudah menjalani
program terapi kemoterapi Doxorubicin 20mg yang pertama pada tanggal 28 September 2017.
Program kemoterapi dilakukan 2 minggu sekali.

D.RIWAYAT KESEHATAN LALU:

1. Kehamilan
Pada saat hamil, ibu mengatakan tidak ada gejala apapun, hanya mual seperti kehamilan
normal. Ibu rutin memeriksakan kandungan ke bidan dan tidak ada masalah dengan
janinnya. Pasien merupakan anak pertama.
2. Kelahiran

Pada saat melahirkan ibu dapat melahirkan secara normal dengan usia kandungan 39
minggu. Proses melahirkan dibantu oleh bidan di rumah sakit dan tidak ada  penyulit pada saat
melahirkan
3. Post Natal

Ibu mengatakan An.U tidak ada masalah kesehatan. An.U lahir tidak langsung menangis
karena didalam mulutnya terdapat air ketuban setelah 1 jam dan dilakukan suction anak baru
bisa menangis. Anak lahir dengan BB 3,4 kg dan TB 48 dan tidak ada kelainan pada anggota
tubuhnya. 4. Penyakit sebelumnya, Operasi, atau Cedera Ibu mengatakan pernah melakukan
OP di rumah sakit panti waluyo karena limfa anak U bocor.

E.STATUS KESEHATAN SAAT INI :

1. Perawatan Kesehatan Perawatan kesehatan yang dilakukan keluarga pada An. U ketika
anak sakit keluarga membawanya kebidan agar mendapat pemeriksaan lebih lanjut

2. Obat-Obatan Ibu mengatakan tidak pernah membeli obat-obatan di warung. Keluarga


tidak  pernah membeli obat jika tidak menggunakan resep dokter.

3. Alergi Ibu mengatakan An.U tidak memiliki alergi obat maupun makanan

4. Imunisasi No Jenis Imunisasi Diberikan Tidak diberikan

1. BCG (diberikan)
2. DPT (I,II,III) (diberikan)
3. Polio (I,II,III,IV) (diberikan)
4. Campak (diberikan)
5. Hepatitis (diberikan )
5.  Nutrisi
Pemberian ASI : Ya , lama: 1 tahun
Susu Formula : Ya, jumlah intake : 200cc
Makanan padat : Ya Dimulai dari : 1,5
Kebiasaan makan : 3x sehari tidak habis Snack : biscuit
Jenis makanan : Nasi, Sayur, Lauk
Diit susu : habis ½ gelas
6. Tidur Ibu pasien mengatakan anak U tudak bisa tidur, sering bangun karena mengeluh
F.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :

1. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan tidak ada yang memiliki penyakit seperti anak U.

Pemeriksaan Fisik

1. Penampilan Umum Keadaan umum sedang, sakit Kesadaran : Composmentis.


2. Tanda Vital S : 36,2 ºC, HR : 89 x/menit, RR : 28x/ menit  Nyeri skala 4 (wong baker)
3. Antropometri
Berat badan : 10kg
Panjang/Tinggi Badan : 94cm
IMT : 11,31
4. Kulit Sawo matang , kering Turgor kulit : < 2 detik Suhu : 36,2ºC Tekstur : kering
Lesi/Benjolan : tidak ada benjolan dan lesi Capilary refill : kembali dalam 3 detik
5. Rambut dan kuku
a. Rambut : Warna : hitam, Distribusi : merata Kebersihan : tidak kotor, Kualitas : tidak
rontok.
b. Kulit Kepala : Tidak berminyak, plak tidak bersisik
c. Kuku : Warna merah muda, CRT kembali dalam 3 detik
6. Kepala
a. Inspeksi Bentuk kepala ; mesochepal Kesimetrisan wajah (Simetris).
b. Palpasi Terasa massa solid ukuran 4x4cm, nyeri tekan (-).
7. Hidung dan Sinus
Simetris kanan dan kiri, tidak terdapat secret, tidak ada tanda-tanda sinusitis, tidak ada
nyeri tekan
8. Mulut
a. Bibir : Warna kehitaman, simetris Bibir kering
b. Gigi : Tidak ada caries gigi, tidak ada perdarahan gusi,  pertumbuhan gigi tidak merata.
c. Membran Mukosa Lidah : Membran mukosa kering
d. Lidah : Warna merah muda, lidah bersih.

9. Leher
a. Bentuk Simetris

b. ROM : Rom aktif, tidak ada hambatan gerak

10. Dada

Inspeksi : Tampak regio hemithorak sinistra, terpasang selang WSD pada dada sinistra

.Palpasi : Fermitus sulit dinilai

Perkusi : Sonor pada lapang paru kanan

Auskultasi : Vesikuler

11. Jantung

Inspeksi : Dada depan dan samping simetris, letak apeks pada ICS 5

Palpasi : teraba

Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar, Redup

Auskultasi : S1/S2 sama, reguler, lup/dup tidak ada bunyi  jantung tambahan

Denyut nadi : Radialis simetris ( √ ), Brakhialis simetris (√ ),Femoralis simetris (x)


PROGRAM TERAPI

Nama Obat Dosis

Infus D5 ¼ NS ( 4ml/jam) IV

Cefoperazone Sulbactam (700mg/12jam) IV

Vit C , Vit E (100 mg/24jam, 100g/24jam) P.O

Asam Folat (1mg/24jam) P.O

Zinc (20mg/24jam) p.o

Vit B Complex (1tab/24jam) P.O


Paracetamol (150mg/ klp) P.O

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Thoraks PA ( 13 Oktober 2017)

Klinis : Efusi Pleura Foto thoraks AP (Asimetris, Kurang Inspirasi)

Cor : besar dan bentuk normal

Paru : tampak opasitas di hemitoraks kiri mendorong mediastimun Kekanan

Sinus costopherinicus kanan tajam kiri tertutup opasitas

Hemidiaphragma kanan normal kiri tertutup opasitas

Trakhea terdorong kekanan - Sistema tulang baik Kesimpulan : efusi pleura masif kiri

2. Pemeriksaan Aspirasi Jarum Halus (FNAB) (20 Oktober 2017) –


Makroskopis : -
Mikroskopis : Sel-sel bulat berukuran kecil yang tersusun berkelompok sebagian
tersebar. Sel-sel dengan sitoplasma sedikit. Inti dengan kroma granulasi sebagian dengan
nukleoli prominen, didapatkan bagian kelompokan sel-sel yang membentuk struktur
tubular. Latar belakang : eritrosit merat, limfosit, leukosit PMN. Kesimpulan : FNAB
massa renal : didapatkan sel ganas.
3. Pemeriksaan Marker Biopsi USG (20 Oktober)
Klinis : Wilm’s Tumor 
USG Guilding : Flank area sinistra :
Tampak massa tumor, solid, lobulated, dengan komponen jaringan nekrotik,  jarak dari
subkutan +/-2 cm. Dilakukan guiding, jarum masuk di masa tumor  padat. Kesimpulan :
Tumor di flank area sinistra.
4. Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan hematologi pada tanggal 23 Oktober 2017

Pemeriksaan Hasil Satuan Harga normal Interpretasi


Hematologi Rutin

Hemoglobin 6.3 g/dL 10.8-12.8 Low


Hematokrit 18 % 35 –  43 Low
Leukosit 5.7 ribu/ul 5.5 –  17.0 Normal
Trombosit 80 ribu/ul 150-450 Low
Eritrosit 1.85  juta/ul 3.90-5.30 Low
Index Eritrosit
MCV 97.2 /um 80.0 -96.0 High
MCH 33.9  pg 8.0 – 33.0 High
MCHC 34.9 g/dl 33.0 -36.0  Normal
RDW 19.9 % 11.6 14.6 High
HDW 4.0 g/dl 2.2 –  3.2 High
MPV 10.1 fl 7.2 - 11.1  Normal
PDW 62 % 25 –  65  Normal
Gol darah A
HITUNG JENIS
Eosinofil 1.70 % 0.00 –  4.00  Normal

Basofil 0.00 % 0.00 –  1.00  Normal

 Netrofil 79.20 % 29.00 -72.00 High

Limfosit 10.30 % 36.00- 52.00 Low

Monosit 7.30 % 0.00 –  5.00 High

LUC/AMC 1.50 % -

KIMIA KLINIK
0.2 mg/dl 0,3 –  0,7 Low
Creatinine
28 mg/dl <48 Normal
Ureum
ANALISA DATA

No. Data Fokus Etiologi Problem


1. DS : Klien mengatakan sakit Agen Injury Biologis Nyeri Akut
P: sakit bertambah saat  posisi
terlentang
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Pada perut
S: Skala 4
T: hilang timbul.
DO :
- Klien terlihat meringis menahan
sakit
- Klien terlihat memengang  perut
menahan sakitnya
- Klien terlihat tidur miring kiri
-N : 100 x/menit,
- RR : 28x/ menit

2. Ketidakmampuan Ketidakseimbangan  Nutrisi

DS : - Klien mengatakan perutnya mengabsorpsi kurang dari kebutuhan

sakit nutrient tubuh

DO :
- Klien tampak lemas
- Klien makan habis ½ porsi
A: BB : 10 kg
TB : 94cm
IMT: 11,31
Gizi Sedang
B: Hb : 6,3 mg/dl
C: Klien tampak Pucat, Klien
terlihat sangat kurus (marasmus),
Klien terpasang  NGT
D. Diit Susu

3. ketidakseimbangan Intoleransi Aktivitas

DS : Klien mengatakan sesak suplai dan kebutuhan

DO : - Klien tampak lemah oksigen

- Klien terlihat bedrest


- Aktivitas klien dibantu oleh
keluarga
- Terpasang Oksigen Nasal canul
3 lpm
- RR : 28x/ menit
- Hb: 6,3 g/dl

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.  Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri biologis

2. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen


INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan KH Intervensi


1.  Nyeri akut  berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadaan umum
agen injuri biologis keperawatan diharapkan dan TTV
nyeri pada  pasien dapat 2. Kaji skala nyeri
berkurang dengan KH: pada klien
-  Nyeri dalam batas normal 3. Kaji lokasi pada
(0-3) menggunakan wong nyeri
baker 4. Ajarkan tehnik
- Tanda-tanda vital dalam relaksasi nafas dalam
batas normal 5. Kolaborasi dengan
- Klien tampak rileks dokter dalam
pemberian analgetik

2. Ketidakseimbangan  Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat IMT
kurang dari kebutuhan
keperawatan 3x24 jam pada klien
berhubungan dengan
status nutrisi  pasien dapat 2. Lakukan
ketidakmampuan mengabsorpsi
teratasi dengan KH: pengukuran
nutrient
1. Klien menunjukan intake antropometri secara
makan meningkat berkala
2. IMT dalam batas normal 3. Kaji adanya mual
dengan nilai  persentil 4. Observasi intake
90=110% Gizi Baik makanan klien
(Normal) 5. Anjurkan pada
3. Energi tidak keluarga makan dalam
menyimpang dari rentang pemberian asupan
normal (kuat) makanan sedikit tapi
sering
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam
3. pemberian diet
Intoleran aktivitas  berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadan umum
suplai dan kebutuhan oksigen keperawatan 3x24 jam, 2. Bantu klien dalam
klien mampu aktivistas melakukan aktifitas
secara mandiri dengan 3. Bantu klien untuk
kriteria hasil: memilih aktifitas
1. Mampu konsisten yang sesuai
menyeimbangkan aktivitas dengan kemampuan
dan istirahat fisik
2. Tanda tanda vital normal 4. Bantu klien untuk
3. Mampu berpindah mengidentifikasi
dengan atau tanpa  bantuan aktivitas yang disukai
alat 5. Anjurkan keluarga
agar klien istirahat
dengan cukup

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tgl No. Dx Implementasi Respon


Rabu 25/10/17 1,2,3 Mengobservasi keadaan umum S: Klien sesak dan
dan TTV sakit perutnya
O: Klien terlihat
lemas
S = 36.8 ºC
RR = 28x/menit
 N = 100x/menit

2 Mengukur berat badan dan


antropometri S:
O:
BB : 10 kg
TB : 94cm
1 Kaji skala nyeri pada klien IMT: 11,31

S: klien mengatakan
perut sakit
P: Perut sakit kalau
terlentang
Q: Seperti
ditusuktusuk
R: Pada perut
S: Skala 4
T: hilang timbul
O:
- Klien tampak
meringis kesakitan
- Klien tampak
1 Ajarkan tekhnik relaksasi tarik memegangi  perutnya
nafas dalam
S:
O: - Klien mampu
mengikuti teknik
2 Anjurkan pada keluarga klien relaksasi nafas dalam
untuk pemberian asupan
makanan sedikit tapi sering S:
- Ibu klien
mengatakan akan
mengikuti anjuran
perawat
O:
- Klien terlihat makan
3 Memasukkan transfusi 2 kolf biskuit, dan minum
susu
(kolf pertama)
S : O : Terapi
1 transfusi darah masuk
Memonitor status oksigenasi melalui IV line
dan menambah air oksigen

S: O: -Klien terpasang
Kamis, oksigen nasal canul
1 3tpm
26/05/17 Mengkaji skala nyeri
S: Klien mengatakan
sakit perutnya sedikit
berkurang
P: nyeri
bertambaha apabila
telentang
Q: Seperti ditusuk-
tusuk
R: Pada perut
S: Skala 3
T: hilang timbul
1 Mengajarkan teknik relaksasi O: Klien tampak asik
menonton video
kesukaannya

S:
O: - Klien mampu
3 Menganjurkan klien untuk mengikuti teknik
istirahat dengan cukup relaksasi nafas dalam

S : Klien mengatakan
mau mengikuti
anjuran perawat O:
2 Membantu klien dalam Klien tampak
mengerti
menyiapkan makanan siang

S:O: Klien makan


habis ½ porsi
2 Memantau intake nutrisi  pada
klien

1,2 Mengukur tanda-tanda vital S: O: Klien makan


habis ½ porsi

S:
O:
Jum’at  N: 89x/m
1,2,3 Mengobservasi Keadaan RR: 21x/m
27/05/17 S: 37,9 ºC
umum dan TTV

S: Klien mengatakan
masih sakit perut dan
sesak
O:
- Klien tampak
meringis sakit
- Klien terlihat
dibantu oleh ibunya
alih baring
2 Mengkaji skala nyeri S = 36,4 ºC
RR = 24x/menit
 N = 96x/menit

S: Klien mengatakan
sakit diperut
berkurang
P: sakit bertambah
saat terlentang
Q: Seperti
ditusuktusuk
R: Pada perut
3 Mengukur berat badan dan S: Skala 3
antropometri T: hilang timbul
O:
Klien tampak gelisah

S: Ibu klien
mengatakan klien
makannya masih tidak
habis
O: Klien makan habis
½ porsi
BB : 10 kg
TB : 94cm
IMT: 11,31 Gizi
Sedang

EVALUASI
Tanggal No. Dx Evaluasi
25/05/17 1 S : Klien mengatakan masih sakit perutnya
O: Klien tampak memegangi perut menahan nyeri
P: Sakit bertambah saat terlentang
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Pada perut
S: Skala 4
T: hilang timbul
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji skala nyeri
2. Ajarkan teknik tarik nafas dalam pada klien
2
S:
O : Klien tampak lemas dan kurus Klien makan habis ½ porsi
A : BB : 10 kg
TB : 96 cm
IMT: 13,46
B: Hb : 6,4 mg/dl
C: Klien masih terlihat Pucat, terpasang selang  NGT
D: Diet susu
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat IMT pada klien
2. Lakukan pengukuran antropometri secara  berkala
3. Kaji adanya mual muntah 4. Anjurkan pada keluarga
3 makan dalam  pemberian asupan makanan sedikit tapi sering

S: : Klien mengatakan lemes


O:
- Klien masih tampak lemas
- Klien terlihat bedrest –
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
- Terpasang Oksigen Nasal canul 3 lpm
- RR : 28x/ menit
- Hb: 6,4 g/dl
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji keadan umum

26/05/17 1. 2. Bantu klien dalam melakukan aktifitas


3. Anjurkan keluarga agar klien istirahat dengan cukup

S : Klien mengatakan sakit perutnya berkurang


O : Klien terlihat menonton video kesukaanya
P: sakit bertambah saat terlentang dan terasa sesak
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Pada perut
S: Skala 3
T: hilang timbul
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
2
1. Kaji skala nyeri
2. Ajarkan teknik tarik nafas dalam pada klien

S:
O : Klien makan habis ½ porsi
A: BB : 10 kg TB : 96 cm IMT: 13,46
B: Hb : 7,9 mg/dl
C: Klien masih tampak lemas
D: Diet susu
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat IMT pada klien
2. Lakukan pengukuran antropometri secara  berkala
3. Kaji adanya mual muntah
3 4. Anjurkan pada keluarga makan dalam  pemberian
asupan makanan sedikit tapi sering

S: Klien mengatakan lemes


O:
- Klien masih tampak lemas dan pucak
- Aktivitas klien masih dibantu oleh keluarga
- RR : 28x/ menit
A : Masalah belum teratasi
27/05/17 P : Lanjutkan intervensi
1 1. Kaji keadan umum
2. Bantu klien dalam melakukan aktifitas
3. Anjurkan keluarga agar klien istirahat dengan cukup

S : Klien mengatakan sakit berkurang


O: Klien tampak lemas
P: Sakit bertambah saat terlentang
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Pada perut
S: Skala 3
2
T: hilang timbul
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji skala nyeri
2. Ajarkan teknik tarik nafas dalam pada klien
S:
O : Klien tampak lemas dan kurus Klien makan habis ½ porsi
A: BB : 14 kg
TB : 102 cm
Lila: 13 cm
Lk 46 cm
IMT: 13,46
B: Hb : 7.9 mg/dl
C: Klien masih terlihat Pucat, terpasang selang  NGT
D: Diet nasi susu
A : Masalah belum taratasi
3 P : Lanjutkan intervensi
1.. Kaji tingkat IMT pada klien
2. Lakukan pengukuran antropometri secara  berkala
3. Kaji adanya mual muntah
4. Anjurkan pada keluarga makan dalam  pemberian
asupan makanan sedikit tapi sering

S: : Klien mengatakan lemes


O:
- Klien terlihat menonton video kesukaanya
- Klien terlihat bedrest
- Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
- Terpasang Oksigen Nasal canul 3 lpm
- RR : 28x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji keadan umum
2. Bantu klien dalam melakukan aktifitas
3. Anjurkan keluarga agar klien istirahat dengan cukup

BAB IV
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah jenis tumor ginjal yang menyerang anak-anak
usia 3-4 tahun, terutama laki-laki. Tumor ini umumnya hanya menyerang satu ginjal saja, namun
tidak menutup kemungkinan tumor dapat menyerang kedua ginjal dalam tubuh sang anak.
Tumor Wilms merupakan salah satu jenis tumor yang jarang terjadi. Meskipun demikian, tumor
ini merupakan tumor ginjal yang paling sering dialami oleh anak-anak dibandingkan jenis tumor
lainnya.

B.   SARAN
Dengan terselesaikannya Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Tumor Wilms ini
diharapkan bagi mahasiswa keperawatan agar lebih bisa memahami Tumor Wilms dalam
meningkatkan pelayanan pada penderita/ anak khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
Dan dengan adanya asuhan keperawatan ini dapat menambah pengetahuan dibidang ilmu
keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Black, J. M., & Hwaks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action.

Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2016). Diagnose Keperawatan. Jakarta: EGC.

Dyna Apriany, S.Kp., M.Kep. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Dengan Keganasan. Bandung:
PT. Refika Aditama.

Drs. H. Syaifudin, AMk. (2006). Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta:Buku
Kedokteran EGC.

You might also like