Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1.Angger Dwi P
3. Lala Ephilia A.
5. Rizki Sofia A.
TAHUN 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah suatu tumor ganas pada ginjal yang biasanya
dijumpai pada anak kecil.
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah jenis tumor ginjal yang menyerang anak-anak
usia 3-4 tahun, terutama laki-laki. Tumor ini umumnya hanya menyerang satu ginjal saja, namun
tidak menutup kemungkinan tumor dapat menyerang kedua ginjal dalam tubuh sang anak.
Insiden tahunan di Amerika Serikat adalah 7,8% per juta anak yang berumur kurang dari 15
tahun. Tumor Wilms bertanggung jawab terhadap kira-kira 6% dari semua keganasan anak.
Insidennya sama pada kedua jenis kelamin. Pada 5% pasien, tumor itu bersifat bilateral pada
saat diagnosis adalah antara 1-3 tahun, dan 90% ditemukan pada anak dibawah usia 7 tahun.
Tumor wilms jarang ditemukan pada bayi baru lahir.
Penyebab tumor wilms
1.) Faktor genetik. Jika seorang anggota keluarga memiliki riwayat tumor Wilms, maka
risiko seorang anak juga menderita tumor Wilms makin tinggi.
2.) Kelainan bawaan (kongenital). Tumor Wilms berisiko tinggi dialami oleh bayi atau anak
yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir
3.) Memiliki penyakit tertentu. Beberapa jenis penyakit juga dapat membuat anak berisiko
mengalami tumor Wilms, meskipun penyakitnya juga jarang terjadi.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah definisi dari Tumor Wilms?
2) Berapa Usia yang rentang terhadap tumor wilms?
3) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan anak terjadinya tumor wilms?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi dari tumor wilms
2) Untuk mengetahui usia rentang yg mudah terkena tumor wilms
3) Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya tumor wilms
BAB II
Tinjauan Teori
A. TINJAUAN MEDIS
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah suatu tumor ganas pada ginjal yang biasanya
dijumpai pada anak kecil.
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah jenis tumor ginjal yang menyerang anak-
anak usia 3-4 tahun, terutama laki-laki. Tumor ini umumnya hanya menyerang satu ginjal saja,
namun tidak menutup kemungkinan tumor dapat menyerang kedua ginjal dalam tubuh sang
anak. Tumor Wilms merupakan salah satu jenis tumor yang jarang terjadi. Meskipun demikian,
tumor ini merupakan tumor ginjal yang paling sering dialami oleh anak-anak dibandingkan jenis
tumor lainnya.
Penyebab tumor wilms
1) Faktor genetik. Jika seorang anggota keluarga memiliki riwayat tumor Wilms, maka risiko
seorang anak juga menderita tumor Wilms makin tinggi.
2) Kelainan bawaan (kongenital). Tumor Wilms berisiko tinggi dialami oleh bayi atau anak
yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir
3) Memiliki penyakit tertentu. Beberapa jenis penyakit juga dapat membuat anak berisiko
mengalami tumor Wilms, meskipun penyakitnya juga jarang terjadi.
Gejala Tumor wilms
1)Demam
2)Rasa lelah dan lemas yang berlebihan
3)Nafsu makan menurun
4)Mual dan muntah
5)Konstipasi
6)Sesak napas
7)Peningkatan tekanan darah
B. Etiologi.
Penyebabnya belum ketahui. Secara predissposisi genetic ( factor keturunan . Tumor
wilms berasal dari proliferasi Ptologik blastema metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang
normal dari duktus metanefron untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi
baik.
C. Patofisiologi.
Tumor Wilms (Nefroblastoma) merupakan tumor ginjal yang tumbuh dari se
l embrional primitif di ginjal, makroskopis ginjal akan tampak membesar dan keras sedangkan
gambaran histo-patologisnya menunjukkan gabungan dari pembentukan abortif glomelurus dan
gambaran otot polos, otot serat lintang, tulang rawan dan tulang. Biasanya unilateral dan hanya
3-10% ditemukan bilateral. Tumor bermetastase ke paru, hati, ginjal, dan jarang sekali ke tulang.
Komponen klasik dari Tumor Willms terdiri dari tiga komponen yang tampak pada diferensiasi
ginjal normal: blastema, tubulus, dan stroma. Terdapat gambaran yang heterogen dari proporsi
komponen tersebut dan juga adanya diferensiasi yang aberan, seperti jaringan lemak, otot lurik,
kartilago, dan tulang. Adanya gambaran komponen yang monofasik juga ditemukan. Tumor
ginjal lain yang ditemukan pada anak berupa mesoblastik nefroma, clear cell sarcoma, dan renal
rhabdoid tumor dapat membingungkan. Gambaran anaplastic merupakan indicator penting dalam
prognosis tumor Wilms. Gambaran anaplastic ditandai o
leh pembesaran inti sel 2-3 kali lipat, hiperkromatisasi, dan gambaran mitosis yang abnormal.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang di sebut kapsula renalis yang disebut kapsula
renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua.lapisan luar terdapat lapisan korteks (subtansia
kortekalis),dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang di
sebut renal pyramid
Pada setiap ginjal diperkiraan ada 1.000.000 nefron,selama 24 jam dapat menyaring darah 170
liter.arteri renalis membawa darah murni dan aorta ke ginjal,lubang lubang yang terdapat pada piramid
renal masing masing membentuk simpul dan kapiler satu badan malfigi yang di sebut glomerulus
Ginjal berfungsi :
Filtrasi glomerulus
3 faktor dalam proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ke tiga faktor tersebut
yaitu:
a. Tekanan osmotik (TO).tekanan yang di keluarkan oleh air (sebagai pelarut)pada membran
semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membran semipermeabel ke dalam area yang
mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membran semipermeabel
b. Tekanan hidrostatik (TH).sekitar 15 mmhg dihasilkan oleh adanya filtrasi daam kapsula
dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah
c. Perbedaan tekanan osmootik plasma.dengan cairan dalam kapsula bowman
mencerminkan perbedaan konsentrasi protein,perbedaan ini menimbulkan pori pori
kapiler mencegah protein plasma untuk di filtrasi.
Glomerulus berfungsi sebagai ultrasi filtrasi pada simpai bowman,berfungsi untuk menampung hasil
filtrasi dari glomerulus.pada tubulus ginjal akan terjadipenyerapan kembali zat zat yang sudah di saring
pada glomerulus,sisa cairan akan di teruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal,darah ini terdiri dari bagian yang
padat yaitu sel darah dan bagian plasm a darah.aada tiga tahap pembentukan urine :
a. Proses fitrasi
b. Proses reabsorpsi
c. Proses sekresi
Peredaran darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis.arteri ini
berpasangan kiri dan kanan.arteria renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri
arkuata.glomerulus ini di kelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman.di sini terjadi penyaringan
pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior
Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis,Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang
masuk ke dalam ginjal saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ginjal.
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagian bagian tubulus.
a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani zat yang difitrasi secara bebas dalam ginjal dan di absorpsi dengan kecepatan
yang berbeda. Kecepatan masing masing zat yang di filtrasi dapat di hitung sebagai berikut
Filtrasi± kecepatan filtrasi glomerulus×kecepatan plasma
b. Reabsorpsi tubulus proksimal
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang di filtrasi dan nilai presentasi
terendah dari klorida akan di absorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat mencapai
ansa henle.presentasi ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisisi
fisiologis.
2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya ±25 sampai 30 cm,dengan penampang ±0, 5cm.ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih msuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Ureter kanan terletak pada pars desendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat
apertura pelvis akan di lewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir
ilium.ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan
berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral dari kavum pelvis sepanjang
tepi anterior dari insisura iskhiadika mayor dan tertutup oleh peritoneum. Ureter dapat di
temukan di depan arteri hipogastrika bagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia
anterior dan arteri hemoroidalis media.pada bagian bawah insisura iskhiadika
mayor,ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika
urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan di silang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis.selanjutnya ureter berjalan oblique
sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovrika dan berjalan ke bagian medial
dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas ,vagina untuk mencapai fundus
vesika urinaria .dalam perjalananya,ureter di dampingi oleh arteri uterina sepanjang 2, 5
cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan
ligamentum
Persarafan ureter
4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
URETRA PRIA
Pada laki laki uretra berjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya ±20
cm.uretra pada laki laki terdiri dari:
1) Uretra prostatia
2) Uretra membranosa
3) Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam),dan
lapisan submuosa. uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria
sampai orifisium uretra eksterna.pada penis panjangnya 17, 5 sampai 20 cm yang terdiri
dari bagian bagian berikut:
Pada dinding posterior terdapat krista uritalis yang berbentuk kulit yang dibentuk
oleh penonjolan membran mukosa dan jaringan di bawahnya dengan panjang 15 sampai
17 cm tinggi 3cm.
Uretra pars membranesea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apeks glandula prostata dan
bulbus uretra.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya 15 cm ,mulai dari pars membranesea sampai
ke orifisium dari diafragma urogenetalis.
Urefisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling brkontraksi
berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 5mm.
URETRA WANITA
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke
arah atas , panjangnya ± 3-4 c. Lapisan Uretra wanita terdiri dari tunika muskulaeis
( sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa
( lapisan sebelah dalam).
Berkemih
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stress reseptor yang
terdapat pada dinding kandung kemih dengan sejumlah kurang lebih ± 250 cc sudah cukup untuk
merangsang berkemih.
Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam bekas spiral longitudinal
dan sirkuler, lapisan otot yang tidak terlihat. Kontraksi peristaltic teratur dari 1-5
kali/menit dan menggerakkan uri dari pelvis renalis ke vesika urinaria, disemprotkan
disetiap gelombang peristaltic. Ureter berjalan miring melalui dinding vesika urinaria
untuk menjaga ureter tertutup, kecuali selama gelombang peristaltic dan mencegah
urin tidak kembali ke ureter.
D. Manifetasi Klinis
- Ada massa pada abdominal
- Haematuri
- Hipertensi
- Nyeri abdomen
- Anemia
- Demam
- Metastase ke paru,napas pendek,dyspnea,batuk,nyeri dada
- Pucat
- Letargi
- Anorexia
E. Komplikasi
- Metastase ke paru-paru,sum-sum tulang(anemia),ginjal kontra lateral dan hati.
- komplikasi dari pembedahan
- efek samping dari kemoterapi dan terapi radiasi
F. Stadium pada tumor wilms
- Stadium 1:tumor terbatas pada ginjal dan dapat diangkat secara komplit
- Stadium 2:mikroskopis residual (penetrasi tumor melalui kapsul atau kedalam jaringan
lunak parirenal)
- Stadium 3:tumor residual mikroskopis terbatas pada abdomen (keterlibatan kelenjar getah
bening,kontaminasi peritoneal difus karena repture saat pembedahan
- Stadium 4:mestastasis hematogen (paru-paru,hati secara tak langsung,tulang otak,
- Stadium 5:keterlibatan bilateral saat diagnosis
G. pemeriksaan diagnostic
- Pemeriksaan darah lengkap
- Tes fungsi hati dan ginjal
- Tes skrining koagulasi
- Urinalisis
- USG
- CT scan
- MRI
H. Penatalaksanaan
Terdapat 3 modalitas dasar untuk pengobatan tumor wilms:
- Pembedahan
- Kemoterapi
- radioterapi
peranan pembedahan yang pertama terletak pada diagnosis dan penentuan stadium dengan
pengangkatan tumor yang terlihat.pembedahan juga bermanfaat untuk pemeriksaan yang kedua
setelah kemoterapi atau radioterapi pada pasien dengan tumor madif yang tidak dapat diangkat
saat diagnosis atau pada pasien dengan tumor bilateral.
B. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri b.d efek fisiologis dari neoplasia
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan kebutuhan
metabolisme,kehilangan protein dan penurunan intake.
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan (intravaskuler) b.d kehilangan protein dan
cairan
C. Rencana Keperawatan dan Evaluasi
1. Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
Tujuan : pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat
yang dapat diterima anak.
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri, untuk menentukan tindakan selanjutnya
Lakukan teknik pengurangan nyeri nonfarmakologi, sebagai analgesic
tambahan
Berikan analgesic sesuai ketentuan, untuk mengurangi rasa sakit
Berikan obat dengan jadwal preventif, untuk mencegah kambuhnya
nyeri
Hasil yang diharapkan : skala nyeri berkurang, klien dapat beraktifitas
2. Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan kebutuhan metabolisme, kehilangan protein dan penurunan
intake
Tujuan : Kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi
Intervensi :
Catat intake dan output makanan secara akurat, untuk monitoring
asupan nutrisi bagi tubuh
Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi, gangguan nutrisi dapat
terjadi secara perlahan
Beri diet yang bergizi, diare sebagai reaksi oedema intestine dapat
memperburuk status nutrisi
Beri makanan dalam porsi kecil tapi sering, untuk mencegah status
nutrisi menjadi lebih buruk
Hasil yang diharapkan : Berat badan klien meningkat, klien tampak segar
TINJAUAN KASUS
A.Identitas
Nama : An. U
Usia : 4 Tahun
Alamat : Madiun
Tanggal lahir : 09 Agustus 2013
Agama : Islam
Tanggal interview : 23 Oktober 2017/09.00 WIB
Tanggal dirawat : 15 September 2017/13.00 WIB
Diagnosa Medis : Tumor Wilm’s dan Efusi Pleura
Orang tua / ibu : Ny. N
Pendidikan : SMA Usia : 27 tahun
Pekerjaan : RT Ayah : Tn. A
Pendidikan : SMK Usia : 35 tahun
Pekerjaan : Swasta
B.KELUHAN UTAMA :
Ibu Pasien mengatakan sesak nafas
C.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI :
1. Onset terjadinya
Pada bulan Juni 2017 anak permah terjatuh kesandung kaki sendiri dirumahnya dengan
posisi tengkurap, anak U menangis dan pucat, anak mengeluh sakit kemudian orang tua
membawa anak U ke bidan terdekat dan dikasih obat paracetamol. Kesokan harinya anak
mengeluh sakit perutnya, anak U mengeluh tidak bisa BAK dan BAB, ibu membawanya
kedukun pijat setelah itu anak U bisa BAK 1x, sore harinya perut anak U semakin
membesar dan orang tua langsung membawanya ke Rumah Sakit Panti Waluyo Madiun
dan dilakukan USG diperoleh hasil limfa bocor dan di RS tersebut dilakukan operasi
kemudian rawat inap selama 4 hari hingga akhirnya sembuh dan pulang kerumah. 2 bulan
kemudian ibu mengatakan anak U mengeluh sesak dan perutnya membesar, kemudian
orang tua membawanya ke Rumah Sakit Caruban Madiun untuk diperiksa hasil rontgen
thoraks diperoleh efusi pleura masif kiri, anak dilakukan operasi karena adanya efusi
pleura pada tanggal 4 september. Setelah 2 minggu operasi anak mengalami sakit
dibagian pinggangnya, dan disertai perut anak membesar akhirnya dokter RS Caruban
meminta keluarga untuk merujuk anak U ke RSUD dr. Moewardi.
2. Karakteristik
Pasien terlihat lemas, badan anak kurus dan tulang terlihat, mata anak sayup dan dan
perut membengkak. Anak terpasang infus D5 ¼ NS, canul O2 3liter per menit, terpasang NGT
dan terpasang WSD produktif cairan 300ml berwarna merah keruh pada dada sinistra indikasi
efusi pleura.
3. Perkembangan Penyakit :
Pada tanggal 15 sepetember pasien dibawa ke IGD Rumah Sakit dr. Moewardi, kemudian
mendapat perawatan di bangsal Melati. Pada saat pengkajian ibu pasien mengatakan anaknya
sakit pada perutnya, dan dada sesak jika telentang, sakit seperti tertusuk-tusuk, terdengar suara
meringis kesakitan, anak U tidak nafsu makan, mual setelah makan. Anak U sudah menjalani
program terapi kemoterapi Doxorubicin 20mg yang pertama pada tanggal 28 September 2017.
Program kemoterapi dilakukan 2 minggu sekali.
1. Kehamilan
Pada saat hamil, ibu mengatakan tidak ada gejala apapun, hanya mual seperti kehamilan
normal. Ibu rutin memeriksakan kandungan ke bidan dan tidak ada masalah dengan
janinnya. Pasien merupakan anak pertama.
2. Kelahiran
Pada saat melahirkan ibu dapat melahirkan secara normal dengan usia kandungan 39
minggu. Proses melahirkan dibantu oleh bidan di rumah sakit dan tidak ada penyulit pada saat
melahirkan
3. Post Natal
Ibu mengatakan An.U tidak ada masalah kesehatan. An.U lahir tidak langsung menangis
karena didalam mulutnya terdapat air ketuban setelah 1 jam dan dilakukan suction anak baru
bisa menangis. Anak lahir dengan BB 3,4 kg dan TB 48 dan tidak ada kelainan pada anggota
tubuhnya. 4. Penyakit sebelumnya, Operasi, atau Cedera Ibu mengatakan pernah melakukan
OP di rumah sakit panti waluyo karena limfa anak U bocor.
1. Perawatan Kesehatan Perawatan kesehatan yang dilakukan keluarga pada An. U ketika
anak sakit keluarga membawanya kebidan agar mendapat pemeriksaan lebih lanjut
3. Alergi Ibu mengatakan An.U tidak memiliki alergi obat maupun makanan
1. BCG (diberikan)
2. DPT (I,II,III) (diberikan)
3. Polio (I,II,III,IV) (diberikan)
4. Campak (diberikan)
5. Hepatitis (diberikan )
5. Nutrisi
Pemberian ASI : Ya , lama: 1 tahun
Susu Formula : Ya, jumlah intake : 200cc
Makanan padat : Ya Dimulai dari : 1,5
Kebiasaan makan : 3x sehari tidak habis Snack : biscuit
Jenis makanan : Nasi, Sayur, Lauk
Diit susu : habis ½ gelas
6. Tidur Ibu pasien mengatakan anak U tudak bisa tidur, sering bangun karena mengeluh
F.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Pemeriksaan Fisik
9. Leher
a. Bentuk Simetris
10. Dada
Inspeksi : Tampak regio hemithorak sinistra, terpasang selang WSD pada dada sinistra
Auskultasi : Vesikuler
11. Jantung
Inspeksi : Dada depan dan samping simetris, letak apeks pada ICS 5
Palpasi : teraba
Auskultasi : S1/S2 sama, reguler, lup/dup tidak ada bunyi jantung tambahan
Infus D5 ¼ NS ( 4ml/jam) IV
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Trakhea terdorong kekanan - Sistema tulang baik Kesimpulan : efusi pleura masif kiri
LUC/AMC 1.50 % -
KIMIA KLINIK
0.2 mg/dl 0,3 – 0,7 Low
Creatinine
28 mg/dl <48 Normal
Ureum
ANALISA DATA
DO :
- Klien tampak lemas
- Klien makan habis ½ porsi
A: BB : 10 kg
TB : 94cm
IMT: 11,31
Gizi Sedang
B: Hb : 6,3 mg/dl
C: Klien tampak Pucat, Klien
terlihat sangat kurus (marasmus),
Klien terpasang NGT
D. Diit Susu
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ketidakseimbangan Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat IMT
kurang dari kebutuhan
keperawatan 3x24 jam pada klien
berhubungan dengan
status nutrisi pasien dapat 2. Lakukan
ketidakmampuan mengabsorpsi
teratasi dengan KH: pengukuran
nutrient
1. Klien menunjukan intake antropometri secara
makan meningkat berkala
2. IMT dalam batas normal 3. Kaji adanya mual
dengan nilai persentil 4. Observasi intake
90=110% Gizi Baik makanan klien
(Normal) 5. Anjurkan pada
3. Energi tidak keluarga makan dalam
menyimpang dari rentang pemberian asupan
normal (kuat) makanan sedikit tapi
sering
6. Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam
3. pemberian diet
Intoleran aktivitas berhubungan
dengan ketidakseimbangan antara Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keadan umum
suplai dan kebutuhan oksigen keperawatan 3x24 jam, 2. Bantu klien dalam
klien mampu aktivistas melakukan aktifitas
secara mandiri dengan 3. Bantu klien untuk
kriteria hasil: memilih aktifitas
1. Mampu konsisten yang sesuai
menyeimbangkan aktivitas dengan kemampuan
dan istirahat fisik
2. Tanda tanda vital normal 4. Bantu klien untuk
3. Mampu berpindah mengidentifikasi
dengan atau tanpa bantuan aktivitas yang disukai
alat 5. Anjurkan keluarga
agar klien istirahat
dengan cukup
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
S: klien mengatakan
perut sakit
P: Perut sakit kalau
terlentang
Q: Seperti
ditusuktusuk
R: Pada perut
S: Skala 4
T: hilang timbul
O:
- Klien tampak
meringis kesakitan
- Klien tampak
1 Ajarkan tekhnik relaksasi tarik memegangi perutnya
nafas dalam
S:
O: - Klien mampu
mengikuti teknik
2 Anjurkan pada keluarga klien relaksasi nafas dalam
untuk pemberian asupan
makanan sedikit tapi sering S:
- Ibu klien
mengatakan akan
mengikuti anjuran
perawat
O:
- Klien terlihat makan
3 Memasukkan transfusi 2 kolf biskuit, dan minum
susu
(kolf pertama)
S : O : Terapi
1 transfusi darah masuk
Memonitor status oksigenasi melalui IV line
dan menambah air oksigen
S: O: -Klien terpasang
Kamis, oksigen nasal canul
1 3tpm
26/05/17 Mengkaji skala nyeri
S: Klien mengatakan
sakit perutnya sedikit
berkurang
P: nyeri
bertambaha apabila
telentang
Q: Seperti ditusuk-
tusuk
R: Pada perut
S: Skala 3
T: hilang timbul
1 Mengajarkan teknik relaksasi O: Klien tampak asik
menonton video
kesukaannya
S:
O: - Klien mampu
3 Menganjurkan klien untuk mengikuti teknik
istirahat dengan cukup relaksasi nafas dalam
S : Klien mengatakan
mau mengikuti
anjuran perawat O:
2 Membantu klien dalam Klien tampak
mengerti
menyiapkan makanan siang
S:
O:
Jum’at N: 89x/m
1,2,3 Mengobservasi Keadaan RR: 21x/m
27/05/17 S: 37,9 ºC
umum dan TTV
S: Klien mengatakan
masih sakit perut dan
sesak
O:
- Klien tampak
meringis sakit
- Klien terlihat
dibantu oleh ibunya
alih baring
2 Mengkaji skala nyeri S = 36,4 ºC
RR = 24x/menit
N = 96x/menit
S: Klien mengatakan
sakit diperut
berkurang
P: sakit bertambah
saat terlentang
Q: Seperti
ditusuktusuk
R: Pada perut
3 Mengukur berat badan dan S: Skala 3
antropometri T: hilang timbul
O:
Klien tampak gelisah
S: Ibu klien
mengatakan klien
makannya masih tidak
habis
O: Klien makan habis
½ porsi
BB : 10 kg
TB : 94cm
IMT: 11,31 Gizi
Sedang
EVALUASI
Tanggal No. Dx Evaluasi
25/05/17 1 S : Klien mengatakan masih sakit perutnya
O: Klien tampak memegangi perut menahan nyeri
P: Sakit bertambah saat terlentang
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Pada perut
S: Skala 4
T: hilang timbul
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Kaji skala nyeri
2. Ajarkan teknik tarik nafas dalam pada klien
2
S:
O : Klien tampak lemas dan kurus Klien makan habis ½ porsi
A : BB : 10 kg
TB : 96 cm
IMT: 13,46
B: Hb : 6,4 mg/dl
C: Klien masih terlihat Pucat, terpasang selang NGT
D: Diet susu
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat IMT pada klien
2. Lakukan pengukuran antropometri secara berkala
3. Kaji adanya mual muntah 4. Anjurkan pada keluarga
3 makan dalam pemberian asupan makanan sedikit tapi sering
S:
O : Klien makan habis ½ porsi
A: BB : 10 kg TB : 96 cm IMT: 13,46
B: Hb : 7,9 mg/dl
C: Klien masih tampak lemas
D: Diet susu
A : Masalah belum taratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat IMT pada klien
2. Lakukan pengukuran antropometri secara berkala
3. Kaji adanya mual muntah
3 4. Anjurkan pada keluarga makan dalam pemberian
asupan makanan sedikit tapi sering
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumor Wilms atau nefroblastoma adalah jenis tumor ginjal yang menyerang anak-anak
usia 3-4 tahun, terutama laki-laki. Tumor ini umumnya hanya menyerang satu ginjal saja, namun
tidak menutup kemungkinan tumor dapat menyerang kedua ginjal dalam tubuh sang anak.
Tumor Wilms merupakan salah satu jenis tumor yang jarang terjadi. Meskipun demikian, tumor
ini merupakan tumor ginjal yang paling sering dialami oleh anak-anak dibandingkan jenis tumor
lainnya.
B. SARAN
Dengan terselesaikannya Makalah Asuhan Keperawatan Anak dengan Tumor Wilms ini
diharapkan bagi mahasiswa keperawatan agar lebih bisa memahami Tumor Wilms dalam
meningkatkan pelayanan pada penderita/ anak khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
Dan dengan adanya asuhan keperawatan ini dapat menambah pengetahuan dibidang ilmu
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Black, J. M., & Hwaks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Media Action.
Prabowo, E., & Pranata, A. E. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Dyna Apriany, S.Kp., M.Kep. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Dengan Keganasan. Bandung:
PT. Refika Aditama.
Drs. H. Syaifudin, AMk. (2006). Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta:Buku
Kedokteran EGC.