Jawab : Kasus tersebut karena kurangnya pengawasan dari pihak pimpinan terhadap pengecekan dana yang ditarik melalui Giro oleh bendahara Puskesmas. Pimpinan puskesmas seharusnya lebih teliti lagi apabila dimintai tandatangan apalagi untuk penarikan uang. Pimpinan harus mengetahui berapa besar uang yang keluar dan tujuan penarikan uang tersebut untuk apa. Selain dari keteledoran pihak pimpinan, kurangnya penanaman core value dari seorang bendahara yang notabene adalah aparatur sipil Negara yang seharusnya hidup sewajarnya dan akuntabel terhadap pekerjaannya sebagai bendahara Puskesmas yaitu mengatur penyaluran Dana JKN sesuai dengan kebutuhan Puskesmas.
2. Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah malpraktik tersebut ?
Jawab : a. Penyusunan kebijakan / policy dan pedoman pencegahan kecurangan (fraud) antara lain : Penyusunan kebijakan anti Kecurangan (fraud) dengan prinsip Good Corporate Governance dan Good Clinical Governance. Penyusunan pedoman manajemen risiko Kecurangan (fraud risk management) paling sedikit terdiri dari pencegahan, deteksi dan penyelesaian terhadap Kecurangan (fraud). b. Pengembangan budaya pencegahan Kecurangan (fraud), antara lain: Membangun budaya integritas, nilai etika dan standar perilaku. Mendidik seluruh pihak terkait Jaminan Kesehatan tentang kesadaran anti Kecurangan (fraud). Menciptakan lingkungan penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan yang positif. c. Pengembangan pelayanan kesehatan berorientasi kendali mutu dan kendali biaya, antara lain: Pembentukan tim kendali mutu dan kendali biaya yang terdiri dari tim koordinasi dan tim teknis. Implementasi konsep manajemen mutu dalam pelayanan kesehatan.
3. Bagaimana penyelesaian dari sisi nursing care standar ?
Jawab : a. Menjamin suatu pelayanan yang konsisten, dengn kualitas yang bermutu yang didasarkan atas praktik yang terbaik (best practice) dan mengurangi variasi pelayanan yang tidak perlu. b. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarganya dengan menjelaskan rencana asuhan yang diperoleh selama dalam perawatan. c. Menjamin pemberian pelayanan berdasarkan atas kebutuhan pasien. Artinya dalam dalam pemberian pelayanan tidak boleh under threatment atau over threatment. d. Menjadikan asuhan medis lebih efisien dengan cara menentukan lama perawatan dan penggunaan tes dan terapi standar. e. Mengurangi beban proses pendokumentasian klinis baik bagi perawat maupun dokter. f. Memberi kesempatan bagi pemberi pelayanan agar dapat mempelajari seberapa sering dan mengapa rencana yang tertulis tidak dilaksanakan. 4. Bagaimana penyelesaian dari sisi organisasi profesi ? Jawab : a. Melakukan upaya pencegahan, deteksi dini dan penindakan kecurangan JKN b. Melakukan monitoring dan evaluasi terkait aliran dana JKN c. Melakukan pelaporan kepada kepala Puskesmas setiap enam bulan sekali. d. Menerapkan kebijakan pencegahan Kecurangan (fraud) dan pedoman pencegahan yang meliputi : Pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance. Pelaksanaan manajemen risiko kecurangan (fraud risk management) e. Pengembangan budaya pencegahan Kecurangan (fraud) dalam program Jaminan Kesehatan f. Pengembangan pelayanan berorientasi kendali mutu dan kendali biaya, meliputi menyusun kebijakan kendali mutu dan kendali biaya dalam program Jaminan Kesehatan.