2. Apakah setiap bunyi itu bahasa? Tidak semua bunyi dapat digolongkan sebagai bahasa. Hanya bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia saja yang dapat digolongkan bahasa. Namun, tidak semua bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia dapat disebut bahasa. Batuk, bersin, misalnya bukanlah bahasa. Hanya bunyi berupa ujaranlah yang disebut bahasa. Huruf-huruf adalah turunan bunyi. Sifatnya pun arbitrer atau manasuka. 3. Apa maksudnya sifat bahasa itu mana suka? Sifat bahasa mana suka yaitu tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Makna sebuah kata tergantung dari konvensi (kesepakatan) masyarakat bahasa yang bersangkutan. Tidak ada hubungan langsung antara lambang dengan yang dilambangkannya. Sebagai contoh, kata gajah melambangkan seekor binatang besar berkaki empat dan memiliki belalai serta gading. 4. Salah satu karakteristik bahasa adalah kebermaknaan, apa contohnya? Contohnya adalah lambang bahasa yang berwujud bunyi “kuda”; lambang ini mengacu pada konsep “sejenis binatang berkaki empat yang dapat dikendarai”, kemudian konsep tersebut dihubungkan dengan benda yang ada didalam dunia nyata. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa “kuda” merupakan lambang bunyi, “sejenis binatang berkaki empat yang dapat dikendarai” merupakan konsep dan “kuda” yang ada didalam dunia nyata merupakan wujud dari lambang bunyi tersebut. 5. Apa beda kedudukan bahasa sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi? Beda. Dalam kedudukannya sebagai bahasa persatuan, bahasa berfungsi sebagai sarana pemersatu berbagai suku bangsa dan sebagai sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah. Sementara dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi negara, berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, bahasa komunikasi tingkat nasional, bahasa media massa, serta bahasa pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kedudukan seperti itu, bahasa memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam memfasilitasi proses kemajuan bangsa. 6. Apa maksudnya bahasa sebagai alat ekspresi diri? Beri 2 contoh Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya. Contohnya untuk menyatakan cinta (saya akan senatiasa setia,bangga dan sayang kepadamu), lapar (sudah saatnya kita makan siang).