Professional Documents
Culture Documents
Proposal Penelitian Kadek Ari Nesilawati-C2120060
Proposal Penelitian Kadek Ari Nesilawati-C2120060
i
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN
KUALITAS TIDUR PASIEN GGK YANG
MENJALANI HEMODIALISA DI
RUMAH SAKIT X
DENPASAR
Proposal Penelitian
Diajukan Oleh:
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas
dengan judul “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pasien GGK
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi S1
1. Bapak Dr. Ir. I Putu Santika, MM selaku Ketua STIKES Bina Usada Bali
v
5. Direktur Rumah Sakit X Denpasar yang telah memberi ijin dan
memfasilitasi peneliti.
6. Dr. I Gusti Ayu Indah Ardani Sp.KJ (K) atas sumbangsihnya dalam
7. Seluruh staf dan teman- teman sejawat perawat Rumah Sakit X denpasar
8. Keluarga besar dan kedua orang tua yang telah memberikan dukungan,
dari Tuhan Yang Maha Esa. Saya menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu segenap saran sangat peneliti butuhkan untuk
perbaikan.
vi
DAFTAR ISI
vii
B. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................... 50
C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 53
D. Etika Penelitian ............................................................................... 53
E. Alat Pengumpulan Data .................................................................. 54
1. Instrument Penelitian .................................................................. 54
2. Validitas dan Reabilitas............................................................... 56
F. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................... 56
1. Prosedur Administrasi ................................................................. 56
2. Prosedur Teknis........................................................................... 57
G. Pengolahan Data.............................................................................. 58
H. Analisis Data ................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menular (PTM) , salah satunya adalah Gagal Ginjal Kronik (GGK). Penyakit
GGK merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah besar di dunia.
penurunan progresif fungsi jaringan ginjal (Black & Hawks, 2021). Pada
GGK stadium akhir fungsi ginjal hanya dapat digantikan dengan terapi
angka kejadian GGK di seluruh dunia mencapai 10% dari populasi, sementara
itu pasien GGK yang menjalani HD diperkirakan mencapai 1,5 juta orang di
(2019) proporsi klien yang pernah dan atau sedang menjalani HD pada
1
2
dialisis meningkat tiap tahunnya, tercatat dari tahun 2019 sebanyak 1.823
tindakan hemodialisis, tahun 2020 sebanyak 5.435 tindakan HD, dan tahun
2021 dari bulan Januari sampai April sebanyak 2.278 tindakan HD.
dialisis per minggu dan dihubungkan ke mesin dialisis beberapa jam banyak
fisik (Dewi, 2019). Permasalahan psikologis yang banyak dialami antara lain
nafsu makan, anemia, sulit berkonsentrasi, gangguan kulit, nyeri otot dan
(Mahayundari, 2013).
(Damanik, 2020).
kuantitas tidur, latensi tidur, efisiensi tidur, dan gangguan tidur. Gangguan
tidur sering terjadi pada pasien GGK bahkan dapat berlangsung lama, hal ini
dapat mempengaruhi kualitas tidur pasien GGK baik dari segi tercapainya
jumlah atau lamanya tidur yang berdampak pada aktivitas keseharian individu
tidur yang buruk yaitu sebanyak 44 pasien (95,7%) dengan item pertanyan
yang memiliki mean tertinggi yaitu lama waktu untuk tertidur dimalam hari,
lama waktu untuk tidur nyenyak, dapat tertidur dalam waktu lebih dari 30
menit, bangun tengah malam atau pagi-pagi sekali, dan rasa kantuk disiang
hari.
hasil penelitian Pius et al., (2019) menemukan bahwa 65% pasien GGK yang
tidur buruk.
orang dalam kualitas tidur baik dan lima orang dalam kualitas tidur buruk.
pada tubuhnya sehingga tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa, mereka
akan kematian dan perubahan yang terjadi secara tiba-tiba saat menjalani atau
B. Rumusan Masalah
Sakit X Denpasar ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Denpasar.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada pasien GGK yang
2. Masyarakat
dan kualitas tidur pasien GGK yang menjalani hemodialisa dan pentingnya
3. Institusi Pendidikan
tidur pasien hemodialisa. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi data
hemodialisa.
E. Keaslian Penelitian
dengan kualitas tidur pada pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisa.
sampel secara total sampling dengan jumlah sampel 57 orang. Data di uji
dengan uji Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat
dengan arah korelasi positif antara tingkat stres dengan kualitas tidur dengan
8
nilai signifikansi (p) 0,001 dan r = +0,662 (r2 : 0,44). Dari nilai r2 dapat
dilihat bahwa tingkat stres menggambarkan 44% variansi kualitas tidur pada
p value sebesar 0,334 dengan nilai r hitung 0,113, yang artinya Ha diterima
signifikan antara tingkat kecemasan dengan insomnia pada pasien GGK yang
faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur pasien GGK dengan terapi
kuesioner Tailor Manifest Anxiety Scale (TMAS) dan The pittsburgh sleep
quality index (PSQI). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden memiliki kualitas tidur (53,8%) responden. Hasil analisis uji chi
Sedangkan, untuk kualitas tidur terhadap faktor demografi, faktor gaya hidup,
(HD) minimal lebih dari 1 bulan di RSUD Kota Bandung. Data diambil
tidur yang buruk yaitu sebanyak 44 pasien (95,7%) dengan item pertanyan
yang memiliki mean tertinggi yaitu lama waktu untuk tertidur dimalam hari,
lama waktu untuk tidur nyenyak, dapat tertidur dalam waktu lebih dari 30
10
menit, bangun tengah malam atau pagi-pagi sekali, dan rasa kantuk disiang
hari.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep GGK
1. Definisi
progresif fungsi ginjal dalam beberapa bulan atau tahun. Kerusakan ginjal
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Smeltzer & Bare,
2014).
11
12
2. Epidemologi
hanya dapat digantikan dengan dialisis atau cuci darah (Susiyanto, 2020).
prevalensi GGK di Amerika Serikat pada tahun 2012 lebih dari 10% atau
lebih dari 20 juta orang (Putri et al., 2020). Di Indonesia dari hasil data
meningkat dari 2,0 permil pada tahun 2013 menjadi 3,8 permil pada tahun
angka kejadian GGK yang memerlukan dialisis adalah sekitar 499 perjuta
12
13
proporsi klien yang pernah dan atau sedang menjalani HD pada penduduk
19,3%.
65-74 tahun sebesar 0,823 %, umur ≥ 75 tahun sebesar 0,748%, umur 55-
64 tahun sebesar 0,564%, umur 35-44 tahun sebesar 0,331%, umur 25-34
tahun sebesar 0,228%, dan umur 15-24 tahun sebesar 0,133% (Kemenkes
3. Klasifikasi
Association, 2013) :
Tabel 2.1
Klasifikasi Stadium GGK
Stadium Deskripsi LFG(ml/menit/1,73
m)
1 Fungsi ginjal normal, tetapi temuan Urin ≥90
abnormalitas struktur atau ciri genetic menunjukkan
adanya penyakit ginjal
Penurunan ringan fungsi ginjal, dan temuan lain 60-89
2
(seperti pada stadium 1)
menunjukkan adanya penyakit ginjal 45-59
3a Penurunan sedang fungsi ginjal 30-44
3b Penurunan sedang fungsi ginjal 15-29
4 Penurunan berat fungsi ginjal <15 atau
5 Gagal ginjal dialisis
Sumber : The Renal Association, (2013)
14
4. Penatalaksanaan
memungkinkan. Terapi pengganti ginjal yang tersedia saat ini ada 2 pilihan:
B. Hemodialisa
1. Definisi
penderita dan beredar dalam sebuah mesin di luar tubuh yang disebut
sampai empat jam tiap sekali tindakan terapi (Smeltzer & Bare, 2014).
sehingga tidak terjadi gejala uremia yang lebih berat. Pada pasien dengan
2. Tujuan Hemodialisis
adalah :
3. Indikasi Hemodialisis
a. Kegawatan ginjal
>6,5mmol/l)
7) Ensefalopati uremikum
17
8) Neuropati/miopati uremikum
10) Hipertermia
dimulai jika dijumpai salah satu dari hal tersebut di bawah ini
muntah.
Menurut Smeltzer & Bare, (2014), tiga prinsip yang mendasari kerja
HD yaitu :
a. Difusi, toksin dan zat limbah didalam darah dikeluarkan dengan cara
ginjal buatan (dialiser) yang terdiri dari dua kompartemen yang terpisah.
berisi larutan dengan komposisi elekrtrolit mrip serum normal dan tidak
5. Komplikasi Hemodialisis
ginjal. Tindakan ini rutin dilakukan pada penderita GGK stadium lima.
pesat, namun masih banyak penderita yang mengalami masalah medis saat
menjalani HD.
a. Hipotensi
malnutrisi.
h. Gangguan tidur.
i. Kecemasan
menjalani HD.
C. Konsep Kecemasan
1. Definisi
ancaman.
(Hawari, 2013).
21
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Kondisi yang dialami secara subjektif dan
hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan
(Stuart, 2012).
sesuatu yang buruk akan terjadi dan merasa tidak nyaman seakan ada
tidak jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaaan tidak pasti dan
tidak berdaya.
alam perasaan, sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya yang ditandai dengan perasaan was-was seakan sesuatu hal yang
yang lain, dan dari waktu ke waktu pada orang yang sama. Hal ini
2-6 tahun, masa kanak-kanak akhir umur 6-11 tahun, masa puber
umur 11-13 tahun, masa remaja awal 13-17 tahun, masa remaja
lanjut 17-21 tahun, masa dewasa awal 21-40 tahun, masa dewasa
terjadi pada semua usia, lebih sering dialami pada usia dewasa awal.
2) Tingkat Pendidikan
3) Pengalaman
4) Dukungan
5) Jenis kelamin
4. Gejala Kecemasan
tersinggung.
a. Bicara cepat
b. Meremas–remas tangannya
c. Bertanya berulang–ulang
f. Gelisah
a. Kecemasan ringan
ringan adalah tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan,
b. Kecemasan Sedang
sering nafas pendek, nadi dan tekanan naik, mulut kering, anoreksia,
c. Kecemasan Berat
cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak
arahan atau perintah untuk berfokus pada area lain. Individu sulit
kecemasan berat adalah nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
berat adalah lapangan persepsi yang sangat sempit dan tidak mampu
pada sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berfikir
tentang hal lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah
d. Panik
yang sangat sempit sekali dan tidak mampu berfikir logis. Adapun
yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas, dilatasi pupil,
2012).
kecemasan.
dan sebagainya.
secara luas dan diterima untuk mengukur kecemasan dalam uji klinis
Alat ukur Hamilton Rating for Anxiety (HRS- A) terdiri dari 14 item
tersinggung
dada, denyut nadi mengeras, rasa lemas seperti mau pingsan, detak
10) Gejala pernapasan meliputi, rasa tertekan atau sempit di dada, rasa
berat badan.
12) Gejala urogenital meliputi, sering kencing, tidak dapat menahan air
seni.
berdiri.
14) Tingkah laku atau (sikap) pada wawancara gelisah, tidak tenang, jari–
jari gemetar, kerut kening, muka tegang, atau mengeras, muka merah,
berikut:
D. Konsep Tidur
1. Definisi
tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Pola tidur yang baik dan
Kebutuhan tidur yang cukup, ditentukan selain oleh jumlah faktor jam
Tahapan Tidur terbagi dalam dua fase yaitu : rapid eye movement
(REM) dan tidur non rapid eye movement (NREM). Tidur dimulai dari
Tabel 2.2
Tahapan Siklus Tidur
Tahapan Siklus Tidur Karakteristik
3. Gangguan Tidur
dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada
seorang individu. Kuantitas tidur inadekuat adalah durasi tidur yang tidak
singkat terjaga di malam hari yang sering dan berulang Kualitas dan
4. Kualitas Tidur
tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada siang hari,
efisiensi tidur, kualitas tidur, penggunaan obat tidur. Jadi apabila salah satu
a. Pada penilaian terhadap lama waktu tidur yang dinilai adalah waktu
dari tidur yang sebenarnya yang dialami seseorang pada malam hari.
terbangun tidur pada tengah malam atau bangun pagi terlalu cepat,
biasanya mulai tidur pada malam hari selama sebulan, dan waktu
seseorang biasanya bangun pada pagi hari selama sebulan, serta dinilai
juga waktu seseorang tertidur pulas pada malam hari selama sebulan.
membantu tidur dalam sebulan yang lalu (Buysee et. al., 2012)).
37
a. Faktor Demografi
1) Usia
Usia (umur) adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan
(Vitello, 2013).
2) Jenis Kelamin
dengan waktu tidur yang lebih panjang, dan kualitas tidur yang
lainnya. Waktu tidur dan bangun yang teratur merupakan hal yang
39
c. Faktor psikologis
2019)
d. Faktor biologis
e. Faktor Hemodialisis
2) Akses Vaskuler
(Samiadi, 2020)
obat tidur, dan masalah tidur pada siang hari (Buysee et. al., 2012)
skala: ordinal.
b. Latensi Tidur
(dalam menit) biasanya waktu yang Anda perlukan untuk dapat jatuh
tidur karena Anda tidak dapat tertidur dalam waktu 30 menit setelah
41
sebagai berikut. Skor latensi tidur 0: 0, skor latensi tidur 1-2: 1, skor
c. Durasi tidur
berikut. Durasi tidur >7 jam:0, durasi tidur 6-7 jam:1, durasi tidur 5-6
dan 4 dalam PSQI mengenai jam tidur malam dan bangun pagi serta
skala: ordinal.
e. Gangguan tidur
gangguan tidur. Tiap item memiliki skor 0-3, dengan 0 berarti tidak
pernah sama sekali dan 3 berarti sangat sering dalam sebulan. Skor
sekali: 0, kurang dari sekali dalam seminggu: 1, satu atau dua kali
disfungsi aktivitas siang hari 1-2: 1, skor disfungsi aktivitas siang hari
sulit) sampai 3 (sangat sulit). Skor dari setiap komponen akan dijumlahkan
untuk mendapatkan skor total (antara 0-21). Bila skor total dari PSQI >5,
maka kualitas tidur dari pasien adalah buruk, demikian sebaliknya. Dalam
Reliabilitas dari kuesioner ini juga telah diuji dengan nilai cronbach’s alpha
sebesar 0.83.20
Hemodialisa
Pada orang normal, ada reduksi yang signifikan pada aktivitas otak di
penyebab restorasi fungsi kognitif selama tidur. Gangguan mental yang erat
berkonsentrasi, mudah lupa, pikiran kosong, merasa tegang dan gelisah, cepat
44
kualitas tidur dapat dikatakan semakin tinggi skor tingkat gangguan cemas
maka semakin tinggi pula skor kualitas tidur, dimana semakin tinggi tingkat
dialisis per minggu dan dihubungkan ke mesin dialisis beberapa jam banyak
fisik (Dewi, 2019). Permasalahan psikologis yang banyak dialami antara lain
nafsu makan, anemia, sulit berkonsentrasi, gangguan kulit, nyeri otot dan
memiliki masalah gangguan tidur yang berefek terhadap kualitas tidur pasien
kuantitas tidur, latensi tidur, efisiensi tidur, dan gangguan tidur. Gangguan
tidur sering terjadi pada pasien GGK bahkan dapat berlangsung lama, hal ini
dapat mempengaruhi kualitas tidur pasien GGK baik dari segi tercapainya
jumlah atau lamanya tidur yang berdampak pada aktivitas keseharian individu
tidur yang buruk yaitu sebanyak 44 pasien (95,7%) dengan item pertanyan
yang memiliki mean tertinggi yaitu lama waktu untuk tertidur dimalam hari,
lama waktu untuk tidur nyenyak, dapat tertidur dalam waktu lebih dari 30
menit, bangun tengah malam atau pagi-pagi sekali, dan rasa kantuk disiang
hari.
situasional, ancaman kematian, dan tidak mengetahui hasil akhir dari terapi
46
yang dilakukan tersebut. Hal ini menjadi stressor fisik yang berpengaruh pada
depresi akibat penyakit kronis serta ketakutan terhadap kematian (Smeltzer &
Bare, 2014).
47
F. Kerangka Teori
proses dan output (Saryono, 2010) . Kerangka teori penelitian ini dapat
Karakteristik HD:
1. Faktor Demografi
Pasien GGK on HD 2. Gaya hidup
3. Penyakit
4. Hemodialisis
1. Depresi
Psikologis 2. Bunuh diri 1. Tidak Cemas :
3. Delirium 0-13
4. Panik 2. Cemas Ringan
: 14-20
3. Cemas
5. Kecemasan Sedang : 21-
27
4. Cemas Berat :
28-41
5. Panik : 42-56
Kualitas
1. Hipotensi tidur
2. Nyeri
Fisik 3. Pruritus
4. Malnutrisi
5. Fatigue Baik
6. Emboli udara Skor < 5
7. Ganggguan Buruk
tidur Skor > 5
Sumber: Suyono (2011); Stuart (2012); Buysee (2012); Dewi (2019); Mahayundari (2013)
Gambar 2.1
Kerangka Teori Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pasien GGK yang
Menjalani Hemodialisa
48
BAB III
DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak
Variabel Confounding :
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Lama menjalani terapi
hemodialisa
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pasien GGK yang
Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit X Denpasar
48
49
mempunyai variasi antara satu orang atau objek dengan orang atau objek
yang lain (Sugiyono, 2016). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu:
B. Hipotesis Penelitian
(2015) dikenal dua jenis hipotesis yaitu alternative hypothesis (Ha) dan null
C. Definisi Operasional
operasional variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai
berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Pasien GGK
yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit X Denpasar
Variabel Definisi Operasional Cara/alat Skala Hasil Ukur
Ukur Ukur
Tingkat Kecemasan adalah rasa Wawancara/ Ordinal a. Tidak
Kecemasan kekhawatiran pasien GGK yang Kuisioner Cemas :
disebabkan beberapa stressor Hamilton 0-13
seperti nyeri didaerah penusukan Rating Scale b. Ringan :
saat memulai hemodialisis, masalah for Anxiety 14-20
finansial, depresi akibat penyakit (HARS-A) c. Sedang :
kronis serta ketakutan terhadap 21-27
kematian, yang dapat dinilai dengan d. Berat :
kuisioner HRS-A berisi 14 28-41
indikator meliputi e. Panik :
- perasaan cemas 42-56
- ketegangan
- ketakutan,
- gangguan tidur
- gangguan kesadaran
- depresi
- ketegangan otot
- gejala sensorik
- gejala kardiovaskuler
- gejala pernafasan
- gejala gastrointestinal
- gangguan urogenetalia
- gangguan otonom
- perlaku saat wawancara
Kualitas Gambaran kualitas tidur yang Wawancara/ Ordinal a. Kualitas
Tidur dirasakan klien yang diukur dengan Kuisioner Tidur
kuesioner PSQI yang berisi 7 area Pittsburgh Baik ≤ 5
pengukuran yang meliputi: latensi Sleep Quality b. Kualitas
tidur, durasi tidur, kualitas tidur Index (PSQI) Tidur
subjektif, efesiensi tidur, Buruk
penggunaan obat tidur, disfungsi >5
tidur siang hari
51
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
antara dua variabel pada suatu kelompok subjek yaitu varabel tingkat
cross sectional, artinya variabel bebas dan terikat pada obyek penelitian
1. Populasi
(Nursalam, 2017). Populasi terdiri dari populasi target yaitu populasi yang
Pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 2021 (data
51
52
pasien.
2. Sampel
2017). Sampel pada penelitian ini yaitu pasien-pasien GGK di rawat jalan
berikut:
populasi target dan terjangkau yang diteliti. Dalam penelitian ini yang
composmentis (CM).
umur ≥ 65 tahun.
responden
3. Besar Sampel
N
n=
1 N (d ) 2
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Maka dari total populasi yaitu 60 orang, jadi besarnya sampel adalah :
n= N n= 60 = 60 = 52
1+ N(d2) 1+ 60 (0,052) 1,15
4. Teknik Sampling
minggu mulai bulan Desember 2021 sampai dengan bulan Januari 2022.
D. Etika Penelitian
menjalani uji etik yang dilaksanakan oleh Komite Etik STIKES Bina Usada
3. Confidentiality (kerahasiaan)
pasien akan dijaga kerahasiaan datanya dan hanya diketahui secara pasti
oleh peneliti dan subjek penelitian. Hanya data tertentu yang menjawab
1. Instrumen Penelitian
ini terdiri dari 9 poin pertanyaan, yang terdiri dari 7 komponen nilai yaitu
kualitas tidur subjektif, tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan
tidur, pemakaian oat tidur, dan disfungsi siang hari. Untuk ketujuh
57
menjadi dua kelompok, yaitu kualitas tidur baik dan kualitas tidur buruk.
dan Kuisioner kualitas tidur Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) sudah
1. Prosedur Administrasi
a. Setelah proposal dinyatakan lulus dari sidang proposal dan uji etik,
lokasi penelitian.
2. Prosedur Teknis
yang diberikan.
SPSS.
G. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini
pada komputer.
3. Entry data
4. Cleaning
yang telah dilakukan entry untuk memastikan apakah ada kesalahan atau
tidak.
5. Tabulating
H. Analisis Data
bivariat.
1. Analisis Univariat
variabel dari penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini hanya
yang dianalisis adalah tingkat kecemasan dan kualitas tidur pasien GGK
2. Analisis Bivariat
dependen dan independen. Teknik analisa yang dilakukan yaitu dengan Uji
Spearman’s Rho yang merupakan jenis uji statistik yang digunakan untuk
tingkat kecemasan dan kualitas tidur yang diukur berasal dari sampel yang
sama.
hasil output korelasi berada pada nilai 0 berarti tidak ada korelasi sama
sekali, korelasi <0,5 korelasi lemah, >0,5 korelasi cukup kuat, sedangkan
Azib Susiyanto, S. (2020). Hijama ODT: Semua Penyakit Insya Allah Sembuh.
Gema Insani. https://books.google.co.id/books?id=vbkSEAAAQBAJ
Black & Hawks. (2021). Medical Surgical Nursing: Elimination, Renal and
Urinary Systems Disorders (H. S. & Tutiany (ed.); ke 9). Elsevier Health
Sciences. https://books.google.co.id/books?id=YLIlEAAAQBAJ
Buysee DJ, Reynolds CF, Monk TH, Berman SR, & K. D. (2012). The Pittsburgh
Sleep Quality Index (PSQI): A New Instrument for Psychiatric Research and
Practice ; 1989. Physiciatry Research.
Doenges. (2010). Nursing Care Plans : Guidelines For Individualizing Clien Care
Aeeros The Lifespan (8th ed)
Hawari, D. (2013). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Jeremi, C., Paath, G., Masi, G., Onibala, F., Kedokteran, F., Sam, U., Kedokteran,
F., Ratulangi, U. S., & Utara, S. (2020). Study Cross Sectional : Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Hemodialisa Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis.
Jurnal Keperawatan, 8(1), 106–112
Kemenkes RI. (2017). Info datin ginjal. In Situasi Penyakit Ginjal Kronik
Kuhhlman MK. (2011). I have had trouble sleeping since starting hemodyalisis.
What causes this and what can I do? (p. 195). AakpRENALIFE.
Nasution. (2017). Hubungan Kualitas Tidur dengan Kualitas Hidup Pada Pasien
Hemodialisis. https://library.usu.ac.id
Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp, M.App.Sc, D. (2015). Aktivitas Kelompok (Ke
2). EGC
Putri, E., Alini., & Indrawati. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga dan
Kebutuhan Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik
Dalam Menjalani Terapi Hemodialisis Di RSUD Bangkinang. JURNAL
NERS Research & Learning in Nursing Science, 4(23), 47–55
Safruddin, S., Ahmad, M., & Rajab, A. P. (2014). Hubungan Tingkat Stres dengan
Kualitas Tidur pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi
Hemodialisa di RS Universitas Hasanuddin Makassar. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 4(2), 73–78
Lampiran 4
Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat
penelitian yang berjudul “Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur
Pasien GGK yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit X Denpasar”
Saya mengerti bahwa saya berhak menolak untuk berperan serta dalam
penelitian ini atau mengundurkan diri dari penelitian setiap saat tanpa adanya
sanksi atau kehilangan hak-hak saya.
A. Karakteristik Responden
3. Jenis Kelamin
: 1. Laki-laki
: 2. Perempuan
4. Pendidikan
: 1. Tidak sekolah
: 2. SD
: 3. SMP
: 4. SMA
: 5. Sarjana /Akademi/PT
5. Pekerjaan
: 1. Tidak Bekerja
: 2. PNS
: 3. Swasta
: 4. Wiraswasta
: 5. Petani/Buruh
5. Lama Menjalani HD :
Kode responden:
Petunjuk pengisian :
1. Mohon Bapak/Ibu memberikan jawaban yang sejujurnya sesuai dengan
apa yang anda rasakan dan alami selama menjalani hemodialisa.
2. Berilah tanda centang (√) pada kotak atau pilihan jawaban yang telah
disediakan.
3. Jawaban bisa lebih dari satu sesuai dengan apa yang saudara rasakan
dan alami selama menjalani hemodialisa sejak awal sampai saat ini.
1) Perasaan cemas
Cemas
Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri
Mudah tersinggung
2) Ketegangan
Merasa tegang
Lesu
Tidak bisa istirahat tenang
Mudah terkejut
Mudah menangis
Gemetar
Gelisah
3) Ketakutan
Terhadap gelap
Terhadap orang asing
Bila ditinggal sendiri
Terhadap kerumunan orang banyak
Terhadap keramaian lau lintas
Terhadap binatang besar
4) Gangguan Tidur
Sukar tidur
Terbangun malam hari
Tidak nyenyak
Bangun dengan lesu
Banyak mimpi-mimpi
Mimpi buruk
Mimpi yang menakutkan
5) Gangguan kesadaran
Sukar berkonsentrasi
Daya ingat buruk
6) Perasaan tertekan (Depresi)
Hilangnya minat
Sedih
Kurangnya kesenagan / Hobi
Bangun dini hari
Perasaan berubah sepanjang hari
7) Otot-otot
Nyeri pada otot
Kaku
Kedutan otot
Gertakan gigi
Suara tidak stabil
8) Gejala Sensorik
Tinitus (telinga berdenging)
Penglihatan kabur
Muka merah / pucat
Perasaan lemah
Perasaan ditusuk-tusuk
9) Gejala Kardiovaskular
Tackikardia (nadi cepat)
Bedebar
Nyeri dada
Denyut nadi meningkat
Rasa lemah seperti mau pingsan
Detak jantung hilang ( berhenti sekejap )
10) Gejala Pernafasan
Rasa tertekan didada
Perasaan tercekik
Sering menarik nafas panjang
Merasa nafas pendek / sesak
11) Gejala Gastrointestinal
Sulit menelan
Perut melilit
Gangguan pencernaan
Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan
Perasaan terbakar di perut
Perut tersa penuh dan kembung
Mual
Muntah
Buang air besar lembek
Kehilangan berat badan
Konstipasi / tidak dapat buang air besar
12) Gangguan Urogenitalia
Sering kencing
Tidak dapat menahan kencing
Amenorhoe / tidak datang bulan
Menorahgi / datang bulan banyak
Frigiditas /menjadi dingin
Ejakulasi Prekok / ejakulasi dini
Ereksi lemah atau tidak dapat ereksi
Impotensi
13) Gangguan Otonom / Vegetatif
Mulut kering
Muka merah
Mudah berkeringat
Pusing / sakit kepala
Bulu roma berdiri
14) Perilaku sewaktu pengisian kuesioner
Gelisah
Tidak tenang
Jari tremor / gemetar
Mengerutkan dahi
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Nafas pendek dan cepat
KUISIONER
Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan pada kolom yang kosong yang sesuai anda rasakan selama
menjalani HD
2. Jika berupa pernyataan berilah tanda (√) pada kolom yang disediakan
3. Jika terdapat pertanyaan dilengkapi jawaban pada kolom silahkan dilingkari
Pernyataan
1. Jam berapa biasanya anda
mulai
tidur malam hari?
2. Berapa lama biasanya anda
baru
bisa tertidur tiap malam?
(dalam
16-30 31-60
Menit <15 menit >60 menit
menit menit
Waktu yang dibutuhkan saat
mulai berbaring hingga
tertidut
3. Jam berapa biasanya anda
bangun pagi?
4. Berapa lama ada tidur di
malam
>7 jam 6-7 jam 5-6 jam <5 jam
hari?
5. Seberapa sering masalah- Tidak 1x 2x >3
masalah di bawah ini pernah seminggu seminggu seminggu
menganggu tidur anda?
a. Tidak mampu tertidur
dalam 30 menit sejak
berbaring
b. Terbangun di tengah
malam atau terlalu dini
Terbangun untuk ke
c. kamar
mandi
d. Tidak mampu bernafas
dengan leluasa
e. Batuk atau mengorok
f. Kedinginan di malam hari
g. Kepanasan di malam hari
h. Mimpi buruk
i. Terasa nyeri
j. Penyebab
lainnya
(jelaskan)
6. Selama sebulan terakhir,
seberapa sering anda
mengkonsumsi obat tidur