Professional Documents
Culture Documents
Lamprak Imun Elisa Egg
Lamprak Imun Elisa Egg
Dosen Pengampu :
Oleh:
NI PUTU TANTRI ANDHIKA PUTRI
P07134121023
D3 IVA
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum ini yang berjudul “Laporan
Praktikum Imunoserologi I: ELISA (Enzymn-Linked Immunosorbent Assay” dengan
baik dan tepat waktu.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Imunoserologi. Pada
kesempatan ini, sayai ingin mengucapkan terima kasih kepada: Heri Setiyo Bekti, S.ST.,
M.Biomed, Luh Ade Wilan Krisna,S.Si., M.Ked., Ph.D, dan Putu Ayu Suryaningsih, S.ST
selaku dosen pengampu mata kuliah Imunoserologi, Kelas IV A Teknologi Laboratorium
Medis, Poltekkes Kemenkes Denpasar, yang telah membimbing selama proses perkuliahan dan
pratikum berlangsung.
Kami menyadari bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran sangat saya harapkan demi kebaikan dari laporan praktikum
ini serta laporan-laporan selanjutnya yang akan dibuat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
B. Hari/Tanggal .................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
D. Prinsip ............................................................................................................ 1
E. Dasar Teori..................................................................................................... 1
H. Hasil Pengamatan........................................................................................... 4
I. Pembahasan.................................................................................................... 5
J. Kesimpulan ................................................................................................... 6
iii
PRAKTIKUM X
C. Tujuan:
Untuk menilai kuantifikasi kadar protein lebih spesifik yang terkandung dalam suatu
sampel pada bahan pangan.
D. Prinsip:
Egg ELISA kit berdasarkan enzim terkait immunosorbent assay yang akan terkonjugasi
pada permukaan pelat mikrositer. Selanjutnya daya serap diukur dengan fotometer
ELISA pada 450 nm dan konsentrasi protein egg berbanding lurus dengan optiknya.
E. Dasar Teori
Pemantauan produk yang beredar di pasar oleh pihak terkait (produsen dan
pemerintah) tidak memberikan informasi yang cukup terutama pada produk impor maupun
produk dari industri rumahan yang terindikasi tidak sesuai dengan label yang tercantum.
Hal ini akan memberikan rasa ketidakpuasan konsumen untuk membeli produk tersebut
berkaitan dengan keamanan produk yang beredar di masyarakat.
Analisis untuk mengetahui komposisi suatu produk sangat beragam. Salah satu
penentuan komposisi pangan hewani dapat menggunakan teknik Elisa. Teknik Elisa dapat
digunakan untuk menguji kandungan sapi, kambing, ayam, dan babi pada suatu bahan
secara kualitatif dan kuantitatif. ELISA (enzyme linked immunosorbent assay) melibatkan
enzim (suatu protein yang mengkatalisis reaksi biokimia).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan protein lebih spesifik dari
beberapa produk yang mengandung protein seperti, kue kering, coklat, roti dan sosis.
Penelitian ini dilakukan untuk pemantauan produk yang beredar saat ini yang
mengindikasikan tidak sesuai dengan label produk
1
melibatkan suatu enzim untuk mendeteksi antibodi atau anti gen dalam suatu sampel.
Pemanfaatan ELISA secara luas dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa toksi dalam
makanan. Metode ini digunakan juga untuk berbagai matrik sampel (jagung, pakan,
kacang, hati dan telur) dengan ELISA format indirect dan direct microplate-ELISA (p-
ELISA) untuk mendeteksi aflatoksin B1 (AFB1). ELISA mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan alat kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) yaitu lebih spesifik,
murah, mudah, dan sensitif (Rachmawati et al, 2013).
Prosedur umum dari pemeriksaan ELISA dimulai dengan tahap pelapisan, di mana
lapisan pertama berisikan dengan antigen atau antibodi target yang diabsorbsi ke dalam
plat polystyrene 96 sumuran. Tahap ini kemudian dilanjutkan dengan tahap blocking di
mana semua tempat yang permukaan yang tidak berikatan akan terlapisi oleh blocking
agent. Tahap selanjutnya adalah melakukan beberapa kali pencucican. Plat kemudian akan
diinkubasi dengan antibodi yang terkonjugasi dengan enzim. Tahap ini kemudian
dilanjutkan dengan beberapa kali proses pencucian untuk menghilangkan antibodi yang
tidak berikatan. Substrat kemudian akan ditambahkan untuk memproduksi suatu sinyal
kalorimetrik. Tahap akhir adalah pembacaan dari mikroplat. Assay ini menggunakan
proses seprasi melalui ikatan dengan mikroplat, beberapa kali pencucian akan dilakukan
pengulangan pada masing-masing tahap ELISA untuk menghilangkan material yang tidak
berikatan. Selama proses ini, hal yang penting diperhatikan adalah untuk membuang cairan
sisa untuk mencegah dilusi dari cairan yang ditambahkan pada tahap assay selanjutnya.
Untuk memastikan keseragaman, alat pencuci plat khusus sering kali digunakan.
1. Alat
Mikropipet Parafilm
Blue tip
2
2. Bahan
Standar
G. Cara Kerja
1. Persiapan reagen
Sample Dilution Buffer:
Encerkan extraction pekat dan sampel dilution buffer 10x dengan air suling,
gunakan perbandingan volume 1:9 (sampel pekat larutan pengenceran 10x : air
= 1:9)
Sampel Extraction Buffer:
Larutan 5 gram susu bubuk dalam 10 ml buffer pengencer hingga (1x) untuk
membuat 5% larutan susu bubuk dengan pengenceran. Gunakan larutan ini
pada hari persiapan.
Wash buffer :
Encerkan buffer pencuci pekat 20x dengan air suling, gunakan perbandingan
volume 1:9 (wash buffer pekat 20x : air = 1:9).
2. Persiapan Sampel
a) Setiap sampel timbang 5 gram sampel menggunakan neraca analitik. Lalu
haluskan menggunakan mortar.
b) Timbang lagi 0,5 / 1 gram.
c) 0,5 / 1gram sampel ditambahkan ekstra buffer 10/20 mL menggunakan
tabung plastik centrifuge.
d) Inkubasi dengan waterbath selama 20 menit dengan suhu 60O C setiap 2
menit angkat kocok, jadi ada 7 kali pengocokan).
e) Lalu centrifuge 5000 rpm selama 20 menit. (2500 rpm selama 20 menit).
3. Prosedur Pemeriksaan
a) Siapkan mikrosiret dan reagent test.
b) Tambahkan standar 100 µL ke 5 well, well 7,8 tambahkan sampel. Dengan
well 6 sebagai blanko (aquadest 100 µL). Inkubasi selama 20 menit.
3
c) Cuci dengan wash buffer 3x (300 µL per well)
d) Tambahkan 100 µL konjugat berlabel enzim pada setiap well, centrifuge
lalu inkubasi selama 15 menit.
e) Cuci dengan wash buffer 3x (300 µL per well)
f) Tambahkan 100 µL/ well larutan substrate solution nkubasi selama 10
menit
g) Tambahkan 100 µL/ well larutan stop solution lalu amati perubahan warna
dari biru menjadi kuing.
h) Langsung baca di ELISA reader dengan panjang gelombang 450 nm.
H. Hasil Pengamatan
Hasil :
1 A-2 0,192 -
Keterangan Gambar
Gambar 1. Sampel coklat
setelah di centrifuge
4
Gambar 2. Hasil
pembacaan pada ELISA
reader
I. Pembahasan
Metode ELISA didasarkan pada kerja immunologi yang dikombinasi dengan reaksi
enzimatik, reaksi immunologi dalam sistem ELISA adalah adanya ikatan antigen-
antibodi atau sebaliknya. Reaksi enzimatik antara enzim dan reaktan digunakan untuk
menandakan adanya reaksi yang kemudian dapat diukur secara kualitatif berdasarkan
pada perubahan warna dalam sistem. Keunggulan metode ini adalah reaksinya yang cepat
dan relatif murah jika dibandingkan dengan metode molekuler lainnya. Berdasarkan
sistem kerja dalam reaksinya ELISA terbagi menjadi tiga kelompok yaitu Direct Elisa,
Indirect ELISA dan Sandwich ELISA. Pengelompokkan tersebut didasarkan pada
kompetisi atau inhibisi dari ELISA. Direct ELISA adalah salah satu jenis ELISA yang
paling sederhana dalam reaksinya. Jenis ELISA ini hanya membutuhkan antigen,
antibodi, enzim dan substrat (Sirois, 2016).
Teknik Elisa merupakan salah satu dari Teknik imunologi yang bertujuan untuk
mengetahui atau mengukur kadar dari aktivitas/respon ekspresi protein dan status reaksi
imun dari reaksi individu/ respon imun. Dalam perkembangannya teknik imunologi tidak
hanya bisa dilakukan dengan metoda ELISA tetapi juga imunohistokimia (IHC), Western
blot, Amino Acid seq, FACS analysis.
5
Penggunaan metode ELISA lebih sensitif dan akurat sehingga dapat digunakan lebih
mudah dan cepat untuk penelitian walaupun memiliki kandungan protein yang rendah
(Alamdari et al., 2005).
Pada pratikum yang dilakukan pada Rabu, 1 Maret 2023 dengan sampel coklat
yang dibawa didapatkan hasil yaitu absorbansinya 0,192 sementara tidak diketahui
konsentrasinya. Kontrol blank tidak sesuai dengan nilai kontrol blank disebabkan oleh,
adanya kesalahan dalam tahapan pengerjaan
ELISA baik digunakan untuk menentukan keaslian makanan secara sensitif dan
spesifik juga cepat dan murah. Meskipun demikian ELISA memiliki keterbatasan pada
pengujian makanan yang dimodifikasi secara genetik (Asensio, et al., 2007).
Fungsi dari test ELISA yaitu bukan hanya untuk mengetahui keberadaan suatu
antigen dengan antibodi tetapi juga untuk mengukur kadar antigen atau antibodi tersebut
dengan menggunakan alat spektrofotometer. Kelebihan metoda ELISA dibandingkan
dengan metoda imun lainnya adalah penggunaan antibody dengan spesifitas yang tinggi
sehingga akurasi bahan atau analit yang ditemukan sangat dapat diandalkan. Berdasarkan
uraian diatas maka penulis akan membahas tentang ELISA dan aplikasinya pada infusa
daun padi IR bagendit.
J. Kesimpulan
Jadi, pada pemeriksaan ELISA egg, pada Rabu, 1 Maret 2023 dengan sampel coklat
didapatkan hasil absorbansi 0,192, nilai kontrolnya juga didapatkan tidak sesuai dengan
nilai absorbansi, hal ini kemungkinan disebabkan adanya kesalahan dalam tahap
pengerjaan. Sedangkan konsentrasi sampel coklat tidak dapat ditentukan karena nilai R
tidak memenuhi syarat persamaan grafik garis lurus yang kosong dari <0,98.
6
DAFTAR PUSTAKA
Asensio, L., Gonzalez, I., Garcia, T., Mrtin R. Determination of Food authenticity by
enzymelinked immunosorbent assay (ELISA). Food Control Journal, 2007;19 : 1-8
Fitria, Karin Tika, dkk. 2016. Pemeriksaan ELISA. Universitas Sumatera Utara
Fatmawaty. 2020. “Teknik Deteksi Antigen-Antibodi Dengan Prinsip Elisa (Elisa Sandwich)”.
Makassar: Universittas Mega Rezky