Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.”
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu / berprestasi, cakap, mandiri, dan
pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada standar isi dan standar
kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
1
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan.
aktif dan efektif, kreatif dan inovatif serta menyenangkan peserta didik. proses
mengajar di sekolah tugasnya bukan hanya sebagai guru, atau yang hanya selalu
memerintah, dan bukan hanya sebagai pemberi berita, tetapi juga harus bisa
bertindak sebagai fasilitator dan motivator kepada peserta didik yang memberikan
kompetensinya, dan mereka pula yang menentukan hasil / prestasi yang akan
orang lain untuk mengerjakan tugas-tugasnya sebagai peserta didik agar tujuannya
tercapai.
Mata pelajaran kimia pada konsep Unsur dan Senyawa identik dengan
2
eksperimen atau percobaan. Dalam kaitan ini Wismono (2004) mengungkapkan
bahwa penyajian bahan ajar untuk ilmu kimia sebaiknya dititikberatkan pada
perbedaan, tetapi perbedaan itu tidak bersifat esensil. Praktikum berorientasi pada
upaya atau kegiatan pembuktian kebenaran sebuah konsep teori yang telah
dilakukan oleh orang lain di masa lalu dan kebenarannya sudah merupakan
kebenaran ilmiah. Artinya, konsep teoretis itu sudah dibuktikan secara berulang-
ulang melalui kajian empiris. Kegiatan praktikum dilakukan oleh siswa SMA
bahwa konsep yang telah dikemukakan oleh pakar terdahulu memang benar.
ilmiah untuk membuktikan apakah konsep itu terbukti atau tidak. Sebuah
eksperimen dan atau praktikum menggunakan waktu yang lebih banyak dari
kegiatan teori. Seperti diketahui, bidang eksakta merupakan kajian yang menuntut
3
keterlibatan guru atau fasilitator yang dominan. Siswa tidak cukup hanya
diarahkan untuk memahami sebuah konsep melalui buku-buku teks. Buku teks
meskipun dapat memberikan informasi dalam jumlah besar, tetapi tidak bisa
dijadikan wadah untuk berkonsultasi sama seperti yang diemban dan diperankan
oleh guru.
terjadi di SMK Negeri 1 Bandar Lampung. Beberapa hal yang lazim terjadi
menuliskan catatan atau tugas siswa, demikian halnya pada saat pembahasan
soal-soal latihan. (2) Interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa yang
soal-soal yang berkategori sulit jarang terjadi. (3) Kimia masih dianggap
agak takut, dan kuatir salah jika menjawab pertanyaan dari guru, dan terlebih
lagi siswa malu untuk bertanya. Hal ini salah satu hal yang menyebabkan
disetiap jam pelajaran kimia siswa cenderung merasa enggan dan malas.
nilai mata pelajaran kimia akan semakin menurun dan gagal dalam
4
masalah tersebut seorang guru harus mampu memberikan motivasi terhadap
siswa melalui pengelolaan kelas yang menarik dan melibatkan siswa dalam
menemukan konsep.
dari persiapan RPP, media hingga strategi pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Namun disisi lain peneliti sebagai guru memang masih cenderung menggunakan
metode mengajar yang monoton yaitu metode ceramah, kondisi ini ternyata
membuat siswa menjadi bosan, jemu dan tidak tertarik untuk belajar. Disetiap
Hal inilah yang diduga menyebabkan lemahnya siswa dalam memahami konsep-
konsep dasar kimia, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar yang rendah
Berdasarkan data pra-siklu pada tabel di atas, ternyta hasil belajar siswa hanya
20% siswa yang telah memiliki ketuntasan belajar, dan sisanya 80% belun
mencapai ketuntasan belajar sesuai yang telah ditetapkan yaitu memperoleh nilai
≥ 70. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga bisa mencapai ketuntasan
5
minimal 80% siswa memperoleh nilai ≥ 70 digunkan model pembelajaran yang
dengan guru mencapai 75% sampai 85% dari seluruh alokasi waktu yang
dengan kajian eksakta dan sains selama rentang waktu antara 15 sampai dengan
25 menit. Hal itu ditempuh sebab kajian ilmu-ilmu eksakta bukan suatu yang
dapat direka-reka.
Pada situasi kondisi tertentu, beberapa guru bidang sains dan atau ilmu
Pengetahuan teori hanya diberikan sebagai pembuka kegiatan praktikum. Hal ini
teori yang diiringi pengalaman praktik secara simultan dapat menjadikan konsep
dan wawasan siswa terpatri secara apik dan mendalam. Pelaksanaan praktik
identik dengan pelibatan siswa dalam pembelajaran. Seiring dengan argumen ini,
PBM merupakan suatu yang sangat tepat. Ungkapannya yang terkenal adalah
“Tell me and I forget, teach me and I remember, and involve me and I learn”.
sendiri. Pada mata pelajaran kimia, metode pembelajaran bermain peran, diskusi
6
kelompok, kerja kelompok merupakan beberapa contoh kegiatan pembelajaran
dapat dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru. Bentuk dari tindakan guru
dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa ini diwujudkan dengan memilih
Model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan aktivitas dan Hasil Belajar
konsep Unsur dan Senyawa di kelas X TKR A SMK Negeri 1 Kebun Tebu
B. Identifikasi Masalah
Dalam proses penelitian tindakan kelas ini, didapat beberapa masalah yang
saling berkaitan satu sama lain, maka untuk memperjelas permasalahan, penulis
7
2. Rendahnya motivasi belajar siswa, menyebabkan proses pembelajaran tidak
kondusif,
3. Hasil belajar siswa atau Prestasi belajar siswa pada Standar Kompetensi
C. Pembatasan Masalah
terlalu luas dan melebar. Hal ini sejalan dengan apa yang telah dikatakan oleh
sebagai berikut:
jigsaw pada aspek kognitif Standar Kompetensi Memahami Unsur dan senyawa.
8
D. Rumusan Masalah
berikut :
Unsur dan Senyawa Kimia siswa kelas X TKR A SMK Negeri 1 Kebun Tebu
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
2. Dapat menjadi masukan dalam memperluas pengetahuan dan wawasan bagi guru
siswa
9
3. Dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi SMA Negeri 1 Jabung agar
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan
Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota
belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar belakang siswa agar
terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok
ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok
11
asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik
yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang
ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain
untuk mempelajari topik mereka tersebut. Disini, peran guru adalah mefasilitasi
dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi
kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa
yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok
ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakuakn
anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap
siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya
para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan
yang biberikan.
Sesuai dengan namanya, teknis penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur
Persiapan Pembelajaran
12
Melakukan Pembelajaran Pendahuluan
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan
Materi
banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan
yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar
belakang sosialnya
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya
Rencana Kegiatan Pembelajaran
ahli.
banyaknya kelompok.
13
o Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan
topik.
Sistem Evaluasi Pembelajaran
Presentasi
Materi Evaluasi
Kelebihan
2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
14
3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam
Kelemahan
1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol
tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli
guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa
4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses
pembelajaran.
15
1. Positive interdependence. Setiap anggota kelompok harus memiliki
dirinya sendiri.
tatap muka yang mencakup diskusi dan elaborasi dari materi pembahasan.
1. Pengertian Belajar
lingkungannya. Hal ini dapat kita lihat secara formal bahwa siswa belajar di
sekolah, siswa akan berinteraksi dengan guru, dengan teman – temannya, dengan
disengaja dan disadari oleh individu agar tercapai perubahan tingkah laku.
16
Perubahan tingkah laku tersebut berdasarkan Taxonomi Bloom (Nana Sudjana,
kemampuan bertindak.
suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan.
Perubahan tingkah laku yang diharapkan para siswa kelas X TKR A SMK
Negeri 1 Kebun Tebu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat secara
kompeten Memahami materi Unsur dan senyawa, baik aspek kognitif, afektif
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau di sekolah,
17
karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang
b. Ciri-ciri Pembelajaran
Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, Oemar
pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial,
Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia, seperti:
tujuan. Sistem alami (natural) seperti : sistem ekologi, sistem kehidupan hewan,
memiliki unsur – unsur yang memiliki ketergantungan satu sama lain, disusun
C. Keaktifan Belajar
adalah: “Suatu tindakan atau perbuatan dalam suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu. Keaktifan juga merupakan proses berfikir dan berbuat dalam suatu
Secara alami siswa mempunyai suatu kekuatan untuk memotivasi dirinya dalam
upaya melakukan kegiatan, karena anak merupakan suatu organisme yang mampu
18
berkembang dari dalam. Siswa harus dikondisikan untuk melakukan suatu
aktifitas berlajar, dalam kegiatan belajar mengajar, kegiatan berfikir dan berbuat
Keaktifan siswa dapat dipandang dari segi kejiwaan, karena dari segi pandang
kejiwaan akan diketahui prinsip keaktifan seorang subyek belajar, bila dipandang
dari ilmu jiwa, maka yang akan menjadi perhatian adalah komponen manusia
yang akan melakukan aktivitas dalam kegiatan belajar, dalam hal mi siswa dan
guru.
2. Jenis-Jenis Keaktifan
proses dan berbagai jenis kegiatan belajar. Banyak jenis keaktifan yang dapat
19
1) Kegiatan – kegiatan visual, misalnya : membaca, memperhatikan gambar,
D. Hasil Belajar
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan hasil belajar. Pengertian hasil belajar
sebenarnya sangat luas karena tercakup di dalamnya perubahan dalam dalam segi
kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Nana Sudjana (2002: 22) “Hasil belajar
pengalaman belajarnya”. Batasan tersebut cukup luas meliputi semua akibat dari
proses belajar yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah, belajar yang
bersifat kognitif, afektif, dan psikomotor, yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Selain itu, hasil belajar dapat dilihat dari proses pengajaran.
mengajar, karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses perubahan tingkah
sebagai akibat dari proses belajar mengajar disebut prestasi belajar. Sebagaimana
20
dikemukakan oleh M. Surya (1995: 174) bahwa seluruh kecakapan hasil capai
yang dicapai. Di samping faktor kemampuan, juga ada faktor lain seperti motivasi
belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial
ekonomi , faktor fisik dan psikis. Prestasi belajar pada Standar Kompetensi fungsi
Integral merupakan seluruh kecakapan yang dicapi melalui proses belajar pada
tingkat aspek kognitif, psikomotorik dan afektif, yang dinyatakan dalam nilai –
Berdasarkan sifat kimia, materi digolongkan menurut komposisi dan sifat materi.
1. Unsur
Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan menajdi zat-zat lain yang
lebih sederhana dengan reaksi kimia sederhan dengan reaksi kimia biasa
saat ini dikenal 112 macam unsur alam dan unsur buatan, baik berupa unsur
21
Unsur logam seperti besi, misalnya. Tersusun atas atom-atom besi. Sementara
Unsur buatan semisal Eistenium merupakan unsur yang tidak stabil atau bersifat
atau dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain membentuk suatu materi yang
sifatnya berbeda.
2. Senyawa
reaksi kimia biasa membentuk zat-zat lain yang lebih sederhana. Senyawa
bumi, karbohidrat, lemak, protein, kapur, dan banyak lagi yang lainnya.
Air tergolong senyawa, sebab dengan cara elektrolisis air dapat terurai menjadi
gas hidrogen dan gas oksigen, komposisi keduanya lebih sederhana daripada air.
Antara air, hidrogen dan oksigen, masing-masing memiliki sifat fisika dan sifat
22
3. Campuran
Suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi tidak
materi tersebut memiliki keragaman dalam komposisi dan sifat-sifat zat asalnya
penyusun campuran demikian halus, sehingga bila diamati tanpa bantuan alat
23
Suatu campuan dikatakan homogen apabila keseluruhan materi penyusun
campuran itu tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, tetapi sifat
sudut pandang manapun kita amati, air teh manis itu tampak homogen. Baik
warna, rasa, maupun kekentalannya, sehingga, dari dalam satu gelas tersebut, kta
tidak dapat membedakan mana bagian yang merupakan teh, air, atau gula. Tetapi
sifat dari masing-masing komponennya masih ada, seperti rasa manis dari gula
warna merah dari teh, atau wujud cair yang berasal dari sifat fisika air.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kebun Tebu pada siswa kelas X
Fax (0721) 268503 Jagabaya III Kec. Way Halim Bandar Lampung, dengan
B. Waktu Penelitian
sampai 31 Oktober 2019, dan dengan pembagian waktu dari siklus I sampai siklus
25
Tabel 3.1. Jadwal PTK pada Tahun Ajaran 2019/2020
Bulan/Tahun 2020
No Unsur Kegiatan Agustus September Oktober
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Identifikasi masalah √
2 Mengajukan ijin kepala sekolah √
3 Pembuatan RPP √ √
4 Alat/ instrument penelitian √
5 Pengadaan media pembelajaran √ √
6 Pertemuan teman sejawat √
7 Pelaksanaan siklus I √ √
8 Pelaksanaan siklus II √ √
9 Pelaksanaan siklus III √ √
10 Penulisan laporan PTK √
11 Revisi laporan PTK √
12 Seminar PTK √
12 Laporan PTK √
Alokasi
No Tanngal Siklus Pert Materi
Waktu
26
2. 10 September II 1 Atom dan Ion 3 JP
2019 (3 x 45
menit)
2 Senyawa 3 JP
17 September (3 x 45
2019 menit)
C. Prosedur Penelitian
27
Adapun rencana tindakan dalam PTK ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
b) Menetapkan sumber data penelitian adalah seluruh siswa pada kelas yang akan
pilihan ganda.
28
e) Menetapkan cara observasi, yaitu dengan menggunakan format observasi yang
f) Menetapkan jenis data dan pengumpulan data, yang diperoleh dari hasil
Pada tahap ini disajikan tindakan untuk tiga siklus, secara rinci dijelaskan
sebagai berikut :
Siklus Pertama
29
3) Tahap Perumusan tujuan belajar. Tahapan ini, siswa diikut sertakan dalam
dan siklus ke tiga, namun perbedaan yang terjadi di setiap siklus adalah
30
Siklus Kedua
tindakan lanjutan yang telah di susun pada tahap I berdasarkan hasil refleksi
tindakan pembelajaran pada siklus pertama. Hasil dari refleksi tersebut merupakan
saran atau kritik perbaikan baik mengenai media, metode pembelajaran, untuk
menyusun rencana pembelajaran pada tindakan kedua untuk siklus kedua. Adapun
Memahami Unsur dan Senyawa. Metode yang terapkan adalah metode diskusi
dan tanyajawab.
mengumpulkan data.
Siklus Ketiga
31
1) Membagi siswa kedalam kelompok – kelompok yang telah ditentukan pada
dan senyawa.
mengumpulkan data.
3. Pelaksanaan refleksi
observasi pada tiap siklus. Tujuannya adalah mengkaji / menganalisis data yang
diperoleh dari proses tindakan dan observasi, yang akan dijadikan sebagai bahan
Pelaksanaannya didilakukan oleh peneliti bersama dengan observer dan guru mata
pelajaran Kimia.
tergantung pada jenis data yang diinginkan oleh peneliti. Hal ini berhubungan
dengan cara yang lazim dikembangkan para peneliti untuk mengumpulkan data.
sebagai pengumpul data dalam penelitian dimaksudkan agar data yang diperoleh
lebih akurat. Pengumpulan data atau informasi merupakan prosedur penelitian dan
32
merupakan prasyarat bagi pelaksanaan pemecahan masalah penelitian.
Pengumpulan data ini diperlukan cara – cara dan teknik tertentu sehingga data
dapat terkumpul dengan baik. Penulis menggunakan alat pengumpul data sebagai
berikut :
a. Observasi , yakni pengamatan pada tingkah laku pada suatu situasi tertentu
yang diwawancarai.
d. Tes tertulis, yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan soal kepada
a. Soal Tes
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah bentuk objektif. Bentuk ini
diambil karena bahan Standar Kompetensi fungsi Integral memerlukan soal yang
dapat mewakili isi dan luas bahan Standar Kompetensi sebagaimana Suharsimi
Arikunto (1993: 164) mengatakan bahwa test objektif lebih representatif mewakili
isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat dihindari campur tangannya unsur – unsur
subjetif baik segi siswa maupun segi guru yang memeriksa. Tes ini dilaksanakan
33
b. Lembar Observasi.
digunakan unuk mengetahui hal – hal dan responden secara lebih mendalam.
tindakan pembelajaran.
d. Dokumentasi
34
BAB IV
1. Letak Sekolah
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kebun Tebu yang
Pos 07243202567 Kec. Kebun Tebu Lampung Barat selama lebih kurang tiga
tindakan sebagai peneliti ditemani teman sejawat yaitu zguu kimia lain dari
a. Profil Penulis
35
b. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMK N 1 Kebun Tebu
2 NIS/NPSN : 321120405003 / 10803529
3 Jenjang Pendidikan : SMK
4 Status Sekolah : Negeri
Jln. A. Bandaniji Suja'i Tribudisyukur No.Tlpn
07243202567 Kotak Pos 07243202567 Kec.
5 Alamat Sekolah : Kebun Tebu Lampung Barat
RT / RW : 02 / 13
Kode Pos : 34871
Kelurahan : Tribudisyukur
Kecamatan : Kebun Tebu
Kabupaten/Kota : Kab. Lampung Barat
Provinsi : Prov. Lampung
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -4,9358715 Lintang Lintang -5
105,5369182 Bujur Bujur 105
3. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 13a/O/1998
8 Tanggal SK Pendirian : 29 Januari 1998
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : B/410/KTPS/II.01/2011
11 Tgl SK Izin Operasional : 2011-07-11
12 Kebutuhan Khusus Dilayani :
13 Nomor Rekening : 0603-01-002730-50-0
14 Nama Bank : BRI
15 Cabang KCP/Unit : Liwa
16 Rekening Atas Nama : SMKN 1 Kebun Tebu
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 10.000
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak : SMK N 1 Kebun Tebu
21 NPWP : 00.531.385.3.326.000
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 07243202567
21 Nomor Fax :
22 Email : smkn1kebuntebu@gmail.com
23 Website :
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi/6 hari
36
25 Bersedia Menerima Bos? : Ya
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 45 000
29 Akses Internet : Lainnya (Serat Optik)
30 Akses Internet Alternatif : Telkomsel Flash
5. Sanitasi
31 Kecukupan Air : Cukup
32 Sekolah Memproses Air : Tidak
Sendiri
33 Air Minum Untuk Siswa : Tidak Disediakan
34 Mayoritas Siswa Membawa : Ya
Air Minum
35 Jumlah Toilet Berkebutuhan : 1
Khusus
36 Sumber Air Sanitasi : Sumur terlindungi
37 Ketersediaan Air di : Ada Sumber Air
Lingkungan Sekolah
38 Tipe Jamban : Leher angsa (toilet duduk/jongkok)
39 Jumlah Tempat Cuci : 1
Tangan
40 Apakah Sabun dan Air : Ya
Mengalir pada Tempat Cuci
Tangan
41 Jumlah Jamban Dapat : Laki-laki Perempuan Bersama
Digunakan 1 1 1
42 Jumlah Jamban Tidak Dapat : Laki-laki Perempuan Bersama
Digunakan 0 0 0
37
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dirumuskan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan
misi yang dirumuskan berdasarkan visi tersebut.
karyawan.
38
17 Lapangan Basket 1 28x15 Baik
18 Lapangan Sepak Bola 2 120x90 Baik
19 Tempat Parkir 1 11x11 Kurang Baik
Sumber: Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Kebun Tebu Tahun
2021
39
Para guru di SMK Negeri Bandar Lampug mempunyai latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda. Tetapi di SMK Negeri 1 Kebun Tebu setiap guru
mempunyai tugas yang sama yaitu mendidik anak agar menjadi manusia yang
berkarakter yaitu manusia yang bermoral dan mampu menjadi pemimpin yang
bertanggung jawab, serta dapat melestarikan alam dan lingkunga sekitarnya.
Guru di SMK Negeri 1 Kebun Tebu diharapkan dapat membangun jiwa keingin
tahuan anak
Dengan tujuan SMK Negeri 1 Kebun Tebu tersebut selain siswa belajar untuk
kedisiplinan pribadi yang ditetapkan sesuai dengan tujuan SMK Negeri 1 Kebun
40
B. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Persiapan Pembelajaran
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan
Materi
banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan
41
Kelompok dalam pembelajarn kooperatif model jigsaw beranggotakan 3-5 orang
yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar
belakang sosialnya
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya
Rencana Kegiatan Pembelajaran
kelompok ahli.
semua topik.
Sistem Evaluasi Pembelajaran
42
Presentasi
Materi Evaluasi
Observasi
Tabel 4.1. Lembar Penilaan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan
Pertama
Aktivitas Siswa
Keberanian
Kerjasama
Keaktifan
N. Rata 2
bertanya
No Nama Siswa
Inisiatif
1 Ana Devia 3 3 3 3 3
2 Andi Andrianto 4 3 3 2 3
3 Aprina Widiani 3 4 3 2 3
4 Devi Afritasari 3 3 3 3 3
6 Dimas Wicaksono 2 2 3 1 2
43
9 Enti Eristina 3 3 4 4 3,5
13 Gufron Irfangi 3 1 2 2 2
14 Ida Nurhayani 4 3 3 2 3
17 M.Anwar Nawawi 4 3 3 2 3
19 Melvin Destiana 3 4 3 2 3
24 Rika Andriyani 3 4 3 2 3
25 Rina Gustia 3 4 3 2 3
Kriteria :
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
Kriteria keaktifan, jika rata-rata :
44
b. Hasil Kerja Kelompok
diperoleh hasil siswa yang berinteraksi katagori baik sebesar 8%, sedang
60% dan kurang aktif sebesar 32%. Siswa yang bertanggung jawab dalam
diskusi katagori baik 16% sedang 52% dan kurang 32%. Siswa yang senang
berkompetisi katagori baik sebesar 8%, sedang 48% dan kurang sebesar 36%.
Sedangkan siswa yang disiplin katagori baik sebesar 20%, sedang 52% dan
Pertemuan 1
No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Prosentase
a b c a b c
1 Inbteraksi antara siswa 2 15 8 8% 60% 32%
2) Refleksi
Pada akhir siklus I pertemuan pertama diperoleh bahwa aktifitas dan hasil
Hal ini disebabkan karena guru sudah berusaha namun belum optimal
45
Pertemuan Kedua
alam
1) Perencanaan
d. Mengadakan evaluasi
2) Tindakan
Langkah-langkah pembelajaran
Persiapan Pembelajaran
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan
Materi
banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan
46
Kelompok dalam pembelajarn kooperatif model jigsaw beranggotakan 3-5 orang
yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar
belakang sosialnya
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya
Rencana Kegiatan Pembelajaran
kelompok ahli.
semua topik.
Sistem Evaluasi Pembelajaran
47
Presentasi
Materi Evaluasi
3). Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus 1, aktivitas siswa selama proses
melakukan aktivitas sebanyak 16 siswa dari 25 siswa yang hadir atau 64%
dikarenakan mereka cenderung diam pada saat pembelajaran. Selain itu terdapat
Tabel 4.3. Lembar PenilaIan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Pertemuan
Kedua
Aktivitas Siswa
Keberanian
Kerjasama
Keaktifan
N. Rata 2
No Nama Siswa
bertanya
Inisiatif
2 Andi Andrianto 4 3 3 2 3
48
8 Dwi Putri Cahyaningsih 3 4 2 2 3,75
9 Enti Eristina 3 3 3 3 3
14 Ida Nurhayani 4 3 3 2 3
17 M.Anwar Nawawi 4 3 3 2 3
19 Melvin Destiana 3 4 3 2 3
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
Kriteria keaktifan, jika rata-rata :
49
b. Hasil Kerja Kelompok
hasil siswa yang berinteraksi katagori baik sebesar 16%, sedang 64% dan kurang
aktif sebesar 20%. Siswa yang bertanggung jawab dalam diskusi katagori baik
32% sedang 44% dan kurang 24%. Siswa yang senang berkompetisi katagori
baik sebesar 16%, sedang 60% dan kurang sebesar 24%. Sedangkan siswa yang
disiplin katagori baik sebesar 20%, sedang 64% dan kurang sebesar 16%. Selama
Tabel 4.4. Lembar Penilaan Hasil kerja kelompok Siswa pada Siklus I
Pertemuan Kedua
Pertemuan 2
No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Prosentase
a B C a b c
1 Inbteraksi antara siswa 4 16 5 16% 64% 20%
Dari data hasil belajar siswa pada siklus I pada konsep Nama Unsur, Lambang
Unsur dan Unsur di alam yang diperoleh dari tes siklus I. menunjukkan siswa
yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 15 orang dari 25 orang atau 60%. Hal ini
berarti masih 10 orang atau 40% siswa yang hasil belajarnya kurang dari 70.
50
Pada umumnya siswa yang memperoleh nilai rendah adalah siswa yang
diharapkan yaitu 80% siswa yang memperoleh nilai lebih atau sama dengan 70.
Tabel 4.5. Hasil Tes dengan model Pembelajaran Jigsaw pada Siklus 1
Siklus 1
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Ana Devia 70 70 Tuntas
2 Andi Andrianto 70 60 Tidak tuntas
3 Aprina Widiani 70 75 Tuntas
4 Devi Afritasari 70 75 Tuntas
5 Dimas Krisnada 70 78 Tuntas
6 Dimas Wicaksono 70 55 Tidak tuntas
7 Dinar Setawan Yogie 70 60 Tidak Tuntas
8 Dwi Putri Cahyaningsih 70 75 Tuntas
9 Enti Eristina 70 75 Tuntas
10 Erni Wahyuningsih 70 78 Tuntas
11 Febri Bagas Putra 70 55 Tidak tuntas
12 Galang sakapristiwa 70 70 Tuntas
13 Gufron Irfangi 70 55 Tidak tuntas
14 Ida Nurhayani 70 50 Tidak tuntas
15 Iin Winda Rosinta 70 55 Tidak tuntas
16 Lulu Ul Mukaromah 70 78 Tuntas
17 M.Anwar Nawawi 70 60 Tidak tuntas
18 Melin Anisa 70 75 Tuntas
19 Melvin Destiana 70 55 Tidak tuntas
20 Novi Dwi Setyaningrum 70 70 Tuntas
21 Nur Syaiful Hudin 70 78 Tuntas
22 Nur Takiman 70 80 Tuntas
23 Nurhalim Sidiq 70 78 Tuntas
24 Rika Andriyani 70 65 Tidak Tuntas
25 Rina Gustia 70 70 Tuntas
51
3). Refleksi
Pada akhir siklus I diperoleh bahwa aktifitas dan hasil belajar siswa belum
disampaikan guru.
Oleh karena itu dari hal-hal yang kurang baik diatas, perlu dilakukan
b. Guru memberikan motivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam
52
c. Guru membimbing siswa dalam pengerjaan Memahami unsur dan
senyawa
53
Gb.4.3. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
Siklus II
3) Perencanaan
d. Mengadakan evaluasi
4) Tindakan
54
Langkah-langkah pembelajaran
Persiapan Pembelajaran
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan
Materi
banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan
yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar
belakang sosialnya
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya
Rencana Kegiatan Pembelajaran
55
o Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-
kelompok ahli.
semua topik.
Sistem Evaluasi Pembelajaran
Presentasi
Materi Evaluasi
5) Observasi
56
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus II, aktivitas siswa
dari 25 siswa yang hadir atau 68% sedangkan 32% tidak aktif.
Tabel 4.6. Lembar Penilaan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II Pertemuan
Pertama
Aktivitas Siswa
Keberanian
Kerjasama
Keaktifan
No Nama Siswa
bertanya
Inisiatif
. Rata 2
1 Ana Devia 3 3 4 3 3,75
2 Andi Andrianto 4 3 3 2 3
14 Ida Nurhayani 4 3 3 2 3
17 M.Anwar Nawawi 4 3 3 2 3
57
19 Melvin Destiana 3 4 3 2 3
23 Nurhalim Sidiq 3 3 3 3 3
Kriteria :
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
Kriteria keaktifan, jika rata-rata :
hasil siswa yang berinteraksi katagori baik sebesar 44%, sedang 60% dan kurang
aktif sebesar 12%. Siswa yang bertanggung jawab dalam diskusi katagori baik
48% sedang 52% dan kurang 16%. Siswa yang senang berkompetisi katagori
baik sebesar 48%, sedang 52% dan kurang sebesar 20%. Sedangkan siswa yang
disiplin katagori baik sebesar 32%, sedang 56% dan kurang sebesar 12%. Selama
58
proses pembelajaran berlangsung menunjukkan adanya peningkatan keaktifaan
Tabel 4.7. Lembar Penilaan Hasil kerja kelompok Siswa pada Siklus II
Pertemuan Pertama
Pertemuan 1
No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Prosentase
a b c a b c
1 Inbteraksi antara siswa 8 15 2 32% 60% 8%
Pertemuan Kedua
Materi Senyawa
1) Perencanaan
c. Mengadakan evaluasi.
2) Tindakan
Langkah-langkah pembelajaran
59
Awal Kegiatan Pembelajaran
Persiapan Pembelajaran
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan
Materi
banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan
yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar
belakang sosialnya
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya
Rencana Kegiatan Pembelajaran
kelompok ahli.
60
o Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan
semua topik.
Sistem Evaluasi Pembelajaran
Presentasi
Materi Evaluasi
3) Observasi
18 siswa dari 25 siswa yang hadir atau 72 %. Ini berarti bahwa siswa yang
61
kurang aktif adalah 28%. Kekurangaktifan mereka masih banyak
observasi yang sudah didapat, terlihat aktivitas siswa meningkat dari siklus
karena guru dapat memotivasi siswa bisa aktif dan berkreatiftas dalam
pembelajaran.
Keberanian
Kerjasama
Keaktifan
N. Rata 2
No Nama Siswa
bertanya
Inisiatif
3 Aprina Widiani 3 4 3 2 3
Cahyaningsih
9 Enti Eristina 3 3 4 4 3,5
13 Gufron Irfangi 3 1 2 2 2
62
17 M.Anwar Nawawi 4 3 3 2 3,25
19 Melvin Destiana 3 4 3 2 3
Setyaningrum
21 Nur Syaiful Hudin 3 3 4 3 3,25
23 Nurhalim Sidiq 3 3 3 3 3
25 Rina Gustia 3 4 3 2 3
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
hasil siswa yang berinteraksi katagori baik sebesar 36%, sedang 48% dan kurang
aktif sebesar 16%. Siswa yang bertanggung jawab dalam diskusi katagori baik
32% sedang 52% dan kurang 16%. Siswa yang senang berkompetisi katagori
baik sebesar 28%, sedang 52% dan kurang sebesar 20%. Sedangkan siswa yang
63
disiplin katagori baik sebesar 20%, sedang 68% dan kurang sebesar 12%. Selama
Pertemuan 2
No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Prosentase
A B C A B C
1 Inbteraksi antara siswa 9 12 4 36% 48% 16%
Dari data hasil belajar siswa pada siklus II pada konsep Aton, Ion dan senyawa
yang diperoleh dari tes siklus II. menunjukkan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70
sebanyak 18 orang dari 25 orang atau 72%. Hal ini berarti masih 7 orang atau
Tabel 4.10. Hasil Tes dengan model Pembelajaran Jigsaw pada Siklus II
Siklus II
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Ana Devia 70 70 Tuntas
2 Andi Andrianto 70 60 Tidak tuntas
3 Aprina Widiani 70 75 Tuntas
4 Devi Afritasari 70 75 Tuntas
5 Dimas Krisnada 70 80 Tuntas
6 Dimas Wicaksono 70 60 Tidak tuntas
7 Dinar Setawan Yogie 70 70 Tuntas
64
8 Dwi Putri Cahyaningsih 70 80 Tuntas
9 Enti Eristina 70 75 Tuntas
10 Erni Wahyuningsih 70 80 Tuntas
11 Febri Bagas Putra 70 65 Tidak tuntas
12 Galang sakapristiwa 70 70 Tuntas
13 Gufron Irfangi 70 65 Tidak tuntas
14 Ida Nurhayani 70 55 Tidak tuntas
15 Iin Winda Rosinta 70 60 Tidak tuntas
16 Lulu Ul Mukaromah 70 80 Tuntas
17 M.Anwar Nawawi 70 60 Tidak tuntas
18 Melin Anisa 70 75 Tuntas
19 Melvin Destiana 70 70 Tuntas
20 Novi Dwi Setyaningrum 70 70 Tuntas
21 Nur Syaiful Hudin 70 80 Tuntas
22 Nur Takiman 70 90 Tuntas
23 Nurhalim Sidiq 70 80 Tuntas
24 Rika Andriyani 70 70 Tuntas
25 Rina Gustia 63 70 Tuntas
Pada akhir siklus II diperoleh bahwa aktifitas dan hasil belajar siswa
diamati yaitu :
65
Kekurangan dalam pengelolaan pembelajaran juga terjadi pada siswa,
seperti:
disampaikan guru.
Oleh karena itu dari hal-hal yang kurang baik diatas, perlu dilakukan
b. Guru memberikan motivasi siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam
66
Kegiatan pada siklus II dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
67
Gb.4.8. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.
SIKLUS III
1) Perencanaan
68
b. Menyiapkan media pembelajaran .
d. Mengadakan evaluasi.
2) Tindakan
Langkah-langkah pembelajaran
Persiapan Pembelajaran
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan
Materi
banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan
yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar
belakang sosialnya
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya
Rencana Kegiatan Pembelajaran
69
o Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-
kelompok ahli.
semua topik.
Sistem Evaluasi Pembelajaran
Presentasi
Materi Evaluasi
3) Observasi
70
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus III, aktivitas siswa
dari 25 siswa yang hadir atau 88 %. Ini berarti bahwa siswa yang
karena guru dapat memotivasi siswa bisa aktif dan berkreatiftas dalam
pembelajaran.
Tabel 4.11.Lembar Penilaan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 1
Aktivitas Siswa
Keberanian
Kerjasama
Keaktifan
N. Rata 2
No Nama Siswa
bertanya
Inisiatif
71
14 Ida Nurhayani 4 3 3 2 3
19 Melvin Destiana 3 4 3 2 3
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
Kriteria keaktifan, jika rata-rata :
1 > x < 2,5 = kurang aktif
2,5 > x < 3,25 = cukup aktif
3,25 > x < 4,5 = aktif
Dari data hasil belajar kelompok/diskusi pada siklus III pertemuan 1 diperoleh
hasil siswa yang berinteraksi katagori baik sebesar 36%, sedang 52% dan
kurang aktif sebesar 12%. Siswa yang bertanggung jawab dalam diskusi
katagori baik 40% sedang 48% dan kurang 12%. Siswa yang senang
berkompetisi katagori baik sebesar 32%, sedang 56% dan kurang sebesar 12%.
72
Sedangkan siswa yang disiplin katagori baik sebesar 28%, sedang 60% dan
pertemuan 1 ke pertemuan 2.
Tabel 4.12.Lembar Penilaan Hasil kerja kelompok Siswa pada Siklus III
Pertemuan 1
Pertemuan 2
No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Prosentase
A B C A B C
1 Inbteraksi antara siswa 9 13 3 36% 52% 12%
4) Refleksi
Pada akhir siklus III pertemuan 1 diperoleh bahwa aktifitas dan hasil kerja
Pertemuan Kedua
1) Perencanaan
73
Tahap perencanaan dimulai dengan membuat rencana pembelajaran
d. Mengadakan evaluasi.
2) Tindakan
Langkah-langkah pembelajaran
Persiapan Pembelajaran
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan
Materi
banyaknya konsep materi pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan
yang heterogen baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar
belakang sosialnya
74
Menentukan Skor Awal
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya
Rencana Kegiatan Pembelajaran
kelompok ahli.
semua topik.
Sistem Evaluasi Pembelajaran
Presentasi
Materi Evaluasi
75
Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa.
3) Observasi
dari 25 siswa yang hadir atau 92 %. Ini berarti bahwa siswa yang
Tabel 4.13.Lembar Penilaan Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus III Pertemuan 2
Aktivitas Siswa
Keberanian
Kerjasama
Keaktifan
N. Rata 2
No Nama Siswa
bertanya
Inisiatif
76
14 Ida Nurhayani 4 3 3 2 3
19 Melvin Destiana 3 3 3 3 3
1 = tidak baik
2 = kurang baik
3 = cukup baik
4 = baik
Dari data hasil belajar kelompok/diskusi pada siklus III pertemuan 2 diperoleh
hasil siswa yang berinteraksi katagori baik sebesar 48%, sedang 48% dan kurang
aktif sebesar 4%. Siswa yang bertanggung jawab dalam diskusi katagori baik
77
44% sedang 48% dan kurang 8%. Siswa yang senang berkompetisi katagori baik
sebesar 36%, sedang 56% dan kurang sebesar 8%. Sedangkan siswa yang disiplin
katagori baik sebesar 36%, sedang 58% dan kurang sebesar 8%. Selama proses
Tabel 4.14. Lembar Penilaan Hasil kerja kelompok Siswa pada Siklus 3
Pertemuan 2
No Aspek yang dinilai Jumlah Siswa Prosentase
A B C A B C
1 Inbteraksi antara siswa 12 12 1 48% 48% 4%
Data hasil belajar siswa pada siklus 3 pokok bahasan Standar Kompetensi “
Rumus Kimia dan Persamaan Reaksi yang diperoleh dari nilai tes siklus III
berarti masih 2 orang atau 8% yang hasil belajarnya kurang dari 70.
rendahnya nilai mereka karena kemampuan meraka kurang, oleh karena itu
indicator hasil belajar 85% siswa yang memperoleh nilai 70 juga sudah
tercapai.
Tabel 4.15. Hasil Tes dengan model Pembelajaran Jigsaw pada Siklus III
78
Siklus 3
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 Ana Devia 70 80 Tuntas
2 Andi Andrianto 70 70 Tuntas
3 Aprina Widiani 70 70 Tuntas
4 Devi Afritasari 70 70 Tuntas
5 Dimas Krisnada 70 75 Tuntas
6 Dimas Wicaksono 70 75 Tuntas
7 Dinar Setawan Yogie 70 75 Tuntas
8 Dwi Putri Cahyaningsih 70 70 Tuntas
9 Enti Eristina 70 75 Tuntas
10 Erni Wahyuningsih 70 70 Tuntas
11 Febri Bagas Putra 70 70 Tuntas
12 Galang sakapristiwa 70 70 Tuntas
13 Gufron Irfangi 70 75 Tuntas
14
Ida Nurhayani 70 60 Tidak tuntas
15 Iin Winda Rosinta 70 70 tuntas
16 Lulu Ul Mukaromah 70 80 Tuntas
17 M.Anwar Nawawi 70 75 Tuntas
18 Melin Anisa 70 85 Tuntas
19 Melvin Destiana 70 65 Tidak tuntas
20 Novi Dwi Setyaningrum 70 75 Tuntas
21 Nur Syaiful Hudin 70 70 Tuntas
22 Nur Takiman 70 95 Tuntas
23 Nurhalim Sidiq 70 90 Tuntas
24 Rika Andriyani 70 75 Tuntas
25 Rina Gustia 70 70 Tuntas
4) Refleksi
Unsur dan senyawa pada siklus III lebih baik dan terjadi peningkatan
79
Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan ketuntasan
belajar. Pada akhir siklus III ini dapat dikatakan bahwa aktifitas siswa
Pada siklus III yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran yaitu dengan
b. Siswa terlihat ada kerja sama dan rasa tanggung jawab dalam
Hasil belajar yang diperoleh pada siklus III telah melapui indikator
80
Kegiatan pada siklus III dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
81
Gb.4.14. Peneliti mengakhiri pelajaran dengan memberikan post
tes.
C. Pembahasan
Dengan melihat data di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dan
Siklus I
Dari data hasil belajar siswa siklus I pada Standar Kompetensi Memahami
Unsur dan senyawa. yang diperoleh dari tes ini menunjukkan siswa yang
82
ulangan harian atau 60%. Hal ini berarti masih 10 orang atau 40% siswa yang
Pada umumnya siswa yang memperoleh nilai rendah adalah siswa yang
aktifitasnya rendah. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I ini belum
1. Refleksi
Pada akhir siklus I diperoleh bahwa aktifitas dan hasil belajar siswa belum
kelas.
media/model pembelajaran.
pembelajaran.
83
b. Sebagian besar siswa belum memahami Standar Kompetensi yang
kebingungan.
Oleh karena itu dari hal-hal yang kurang baik di atas, perlu dilakukan
kreatif.
2. Temuan Siklus I
mengganggu temannya.
c. Pada siklus I belum terjadi proses belajar yang baik dalam diri siswa
Siklus II
84
Tabel 4.17. Hasil belajar siklus II
Dari data hasil belajar siswa siklus I pada konsep tentang unsur. yang
sebanyak 18 orang dari 25 orang yang mengikuti ulangan harian atau 72%.
Hal ini berarti masih 7 orang atau 28% siswa yang hasil belajarnya kurang dari
70.
Pada umumnya siswa yang memperoleh nilai rendah adalah siswa yang
aktifitasnya rendah. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus I ini belum
3. Refleksi
Pada akhir siklus I diperoleh bahwa aktifitas dan hasil belajar siswa belum
kelas.
85
b. Guru belum maksimal dalam menggunakan
media/model pembelajaran.
pembelajaran.
seperti :
kebingungan.
Oleh karena itu dari hal-hal yang kurang baik di atas, perlu dilakukan
kreatif.
4. Temuan Siklus II
86
d. Pada proses pembelajaran siswa cenderung diam dan sebagian lagi
mengganggu temannya.
f. Pada siklus II belum terjadi proses belajar yang baik dalam diri siswa
Siklus III
Dari hasil belajar pada siklus III pada Standar Kompetensi Memahami
(Stoikiometri). yang diperoleh dari tes uji siklus yang dilaksanakan sebanyak
oleh karena itu perlu bimbingan dan perhatian, dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa indikator hasil belajar 92% siswa yang memperoleh nilai
1. Refleksi
87
Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan tuntutan
belajar. Pada akhir siklus III ini dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa
Selain aktivitas dan hasil belajar, kinerja guru juga sangat menentukan
aktif dan kreatif, hal ini bertujuan agar pembelajaran yang diciptakan
didik.
88
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
dan hasil belajar kimia materi unsur dan senyawa melalui penerapaan model
berikut ini:
Kimia siswa kelas X TKR A SMK Negeri 1 Kebun Tebu Semester Ganjil
89
Tahun Pelajaran 2019/2020. Hasil belajar siswa yang mencapai nilai 70
belajar, pemahaman dan motivasi belajar siswa serta hasil belajar siswa
B. Saran
90
4. Disarankan guru mengoptimalkan peningkatan kualitas pembelajaran
91
DAFTAR PUSTAKA
Abas, N. (1994). Aspek – Aspek yang Menunjang Pendidikan. Bandung: PPS UPI
Bandung.
Au, M. (1992). Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2003). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djamarah, D.J. dan Zain A.(2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Hamalik, O. (1999). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta :Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2005). Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Depdikbud. 1993. GBBP SD 1994. Jakarta : Depdikbud
Holstein. 1986. Murid Belajar Mandiri. Bandung : Remadja Karya.
IG.A.K. Wardani, Kuswaya W, Noehi Nasoetion. 2004. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sudiyono, Triyo Supriyatno, Padil. 2000. Strategi Pembelajaran PartisTKRtori di
Perguruan Tinggi. Malang : UIN Malang.
Syaodih, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda.
Sunardi. 2006. Mengakrabkan KIMIA Pada Anak. Yogyakarta : Kedaulatan
rakyat
92
LAMPIRAN - LAMPIRAN
93