Professional Documents
Culture Documents
20210604.9280.dokumen Pra FS Mandalika
20210604.9280.dokumen Pra FS Mandalika
SUMMARY
MANDALIKA
CONVENTION HALL
Hotel & Resort
Proyek Investasi Pendukung
Kawasan Super Prioritas
Pariwisata Mandalika
Pariwisata MICE yang ada di NTB Masih di dominasi kegiatan meeting dan insentif
yaitu di Narmada Convention Hall, Islamic Center Convention dan Epicentrum Mall
di Kota Mataram, sementara untuk Convention dan Exhibition berlum berkembang.
Sehingga untuk mendukung Lombok sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas
berskala Internasional perlu di dukung dengan pengembangan Convention Hall
yang representatif.
www.bkpm.go.id
TUJUAN
Memberikan gambaran komprehensif dan mendetail (pra studi kelayakan/pra Feasibility Study)
kepada investor dan stakeholder terkait mengenai kelayakan suatu proyek.
www.bkpm.go.id
ANALISA PASAR
3000000
2500000
Labuan Bajo 67,592
2000000
1500000
Jerman, 8%
Londok (UK), Rata-rata pertumbuhan kunjungan wisman
8%
ke Indonesia dalam lima tahun terakhir
(2014-2018) mencapai 14% per tahun.
Australia, China, 18%
20%
Tahun 2019 dari total Wiswan tersebut yang
berkunjung ke Indonesia 9,6 % berkunjung
ke Lombok.
Korea, 2%
Singapura, Penerbangan langsung dari Perth Australia
6%
ke Lombok membuat lonjakan pariwisata
Malaysia, dari Australia ke Lombok jadi luar biasa.
38%
www.bkpm.go.id
KETERSEDIAAN KAMAR
No Kota/Kab
Lokal Asing D’Max Hotel Grand Royal
1 Mataram 29 853 683 0 & Convention BIL Hotel
2 Lombok Barat 38 2644 2004 6
3 Lombok Utara 9 487 268 0
4 Lombok Tengah 6 329 445 1
5 Lombok Timur 3 34 0 0
6 Sumbawa Barat 1 92 75 0
7 Sumbawa 7 98 231 0 D’Prava
Hotel Aerotel
8 Dompu 0 0 0 0 Mandalika
9 Bima 0 0 0 0
10 Kota Bima 0 0 0 0
HOTEL EKSISTING
Total 93 4537 3706 7 & RESORT
DI MANDALIKA
GRAFIK TPK DAN LOS
Novotel Lombok
Resort & Villas LOMBOK
HOTEL BERBINTANG DI PROVINSI NTB
TAHUN 2016 - 2019
Hotel berbintang di Kabupaten Lombok
70
Barat tersebar di kawasan pariwisata yang
58.25
60 lebih matang seperti Senggigi, sementara
49.2 50.7
50
42.27
hotel-hotel berbintang di Lombok Utara
40 didominasi di Kawasan Gili Tramena. Kota
Mataram memiliki banyak hotel berbintang
30
dikarenakan fungsinya sebagai ibukota
20
provinsi dengan akses pada institusi-institusi
10
2.18 2.05 2.11 3.25 pemerintah dan kegiatan bisnis lainnya.
0 Sedangkan di kawasan Lombok Tengah
2016 2017 2018 2019 hotel sebagian besar berada di kawasan
TPK LOS KEK Mandalika.
www.bkpm.go.id
DAYA TARIK DESTINASI
Pariwisata Lombok mempunyai ragam daya tarik wisata yang lengkap mulai dari laut dan bawah
laut sampai ke Gunung Rinjani, sebagaimana Gambar di bawah ini. Lombok memiliki kemiripan
karakteristik dengan Langkawi, Phuket, Borocay, dan Gunung Kinabalu. Dengan ragam daya tarik
wisata yang lengkap dalam satu pulau, Pulau Lombok memiliki potensi besar untuk menangkap
seluruh segmen pasar dan dapat menjadi diferensiasi dari destinasi lainnya di Indonesia maupun
di Asia Tenggara. Selain alam, Pulau Lombok juga memiliki beberapa potensi wisata lain seperti
kawasan warisan budaya dan seni lokal, serta kuliner. Potensi-potensi wisata ini dapat dinikmati
oleh wisatawan dengan mengunjungi desa dan pasar tradisional di Pulau Lombok dan mengikuti
beberapa aktivitas dan kegiatan yang ditawarkan penduduk lokal.
Tingginya wisawatan yang datang ke lombok di pengaruh oleh beberapa faktor di antaranya
adalah keragaman destinasi wisata (mulai dari laut hingga pegunungan) dan kekuatan brand-
ing detinasi wisata hallal. Pada tahun 2015 Lombok terpilih sebagai pemenang penghargaan
World Travel Halal Summit di Abu Dhabi Uni Emirat Arab dengan 2 kategori yaitu : World’s Best
Halal Honeymoon Destination dan World’s Best Halal Tourism Destination.
www.bkpm.go.id
PENENTUAN LOKASI
LOKASI 5
9 LOKASI
(5 ada di klaster
Bandara)
Permen Parekraf
No. PM.53/HM.001/MPEK/2013
Tentang Standar Usaha Hotel
1
www.bkpm.go.id
DESAIN KAWASAN
Keterangan:
Information Center Pasar Seni & Souvenir Kampung Nelayan
Utility Area Amusement Park Villa
Resto/Cafe Hotel
www.bkpm.go.id
KONEKTIVITAS KAWASAN
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2023 Pemerintah
Provinsi mempunya visi NTB Gemilang. Hal itu dijabarkan dalam enam misi. Terkait dengan
konektivitas kawasan ada dua visi yang terkait yaitu: Visi Pertama, NTB tangguh dan mantap. Hal
ini akan dilakukan melalui penguatan mitigasi bencana dan pengembangan infrastruktur serta
konektivitas wilayah. Kemudian konektivias wilayah juga di singgung dalam misi keempat dan
kelima, dimana dalam misi ke empat yaitu NTB asri dan lestari. Lokasi Pengembangan Mandalika
Convention Hall Hotel and Resort yang berada di Desa Tanak Awu Kecamatan Pujut memiliki
konetivitas yang bagus dengan berbagai destinasi lain. Selain itu lokasi yang berada di dekat
Bandara dan Komplek Perkantoran sangat mendukung untuk pengembangan wisata MICE di
Lombok Tengah.
www.bkpm.go.id
KONEKTIVITAS KAWASAN
Islamic Centre
Mataram
KEK Mandalika
www.bkpm.go.id
KESIMPULAN
A
Lokasi proyek memiliki posisi strategis bagi pengembangan pembangunan Convention
Hall bertaraf internasional dilengkapi dengan hotel dan resort beserta amenitas lain.
Selain dekat dengan Bandara Internasional Lombok (BIL), juga berada pada By pass yang
menghubungkan Kota Mataram dan KEK Mandalika. Secara spasial lokasi tersebut sesuai
dengan rencana pola ruang yang tertuang dalam RDTR Perkotaan Praya, yaitu sebagai
zona perdagangan jasa dan perumahan kepadatan rendah, diserta zoning regulaton yang
mengizinkan untuk pembangunan hotel dan gedung
pertemuan.
B
Rencana pembangunan Convention Hall bertaraf Internasional di Kabupaten Lombok
Tengah dan di NTB secara umum telah menjadi kebutuhan sebagaimana visi Provinsi NTB
menjadi salah satu desHnasi pariwisata internasional. Secara yuridis dan teknis, rencana
investasi ini juga menunjukkan kelayakannya untuk menjadi program pembangunan yang
memberi manfaat bagi masyarakat dan memenuhi kaidah – kaidah pembangunan
berkelanjutan.
C
Secara ekonomis rencana investasi ini dinilai layak pada IRR yang diperoleh lebih besar
dari suku bunga bank yaitu sebesar 19,7 % dengan payback period dapat dicapai dalam
jangka waktu 5,85 tahun dan profitability index > 1 serta nilai NPV sebesar
Rp 59.101.303.617,-
www.bkpm.go.id
INDONESIA INVESTMENT COORDINATING BOARD
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 44, Jakarta 12190
P.O. Box 3186, Indonesia
www.bkpm.go.id
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini merupakan formulasi akhir pelaksanaan kegiatan Pra Studi
Kelayakan Penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Pariwisata Strategis di Sektor
Pariwisata Mandalika Lombok. Dalam laporan ini disajikan mengenai kronologis dan
tahapan program kerja pelaksanaan kegiatan dari hasil survey dan pengumpulan data,
kompilasi dan analisis data yang kemudian menghasilkan rumusan hasil akhir pelaksanaan
pekerjaan.
Laporan Akhir ini telah disetujui dengan berbagai masukan maupun tambahan
kelengkapan data dari instansional baik Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat maupun
Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah melalui asistensi dan presentasi selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
Semoga Laporan Akhir ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dasar bagi
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat maupun Kabupaten Lombok Tengah dalam
upaya peningkatan dan pengembangan aspek kepariwisataan daerah.
Terima kasih.
Penyusun
I
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
DAFTAR ISI
II
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
3.3 Tinjauan yuridis terhadap SK Bupati Lombok Tengah Nomor 156 Tahun 2019
Tentang Pembentukan Satuan tugas Pendukung Percepatan Pengembangan dan
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Kabupaten Lombok Tengah :
9 lokasiTinjauan yuridis terhadap SK Bupati Lombok Tengah 2019 : 9 lokasi ... 130
3.4 Kelayakan penentuan lokasi berdasarkan luasan .................................................. 133
3.5 Reasoning pemilihan lokasi Nomor 5 (Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut) ...... 136
3.6 Konektifitas Kawasan ........................................................................................... 138
3.7 Daya Dukung Lingkungan .................................................................................... 141
3.8 SWOT Analisis Kawasan ...................................................................................... 143
BAB 4. ANALISA ASPEK YURIDIS ...................................................................... 147
4.1 Peraturan Perundang-Undangan ............................................................................ 147
4.1.1 Analisa Peraturan Perundang-Undangan ....................................................... 148
4.1.2 Penyempurnaan Peraturan Perundang-Undangan .......................................... 154
4.1.3 Jenis-jenis Perizinan ....................................................................................... 156
4.1.4 Rencana dan Jadwal Pemenuhan Peraturan Perundang-Undangan ............... 160
4.2 Analisa Tata Ruang dan Lahan ............................................................................. 161
4.2.1 Kesesuaian Lokasi Proyek dengan RDTR ..................................................... 161
4.2.2 Status Ketersediaan dan Penggunaan Lahan .................................................. 165
4.3 Kelembagaan Pengelolaan Kawasan Pariwisata ................................................... 167
4.3.1 Stakeholders Maping ...................................................................................... 167
4.3.2 Perangkat Regulasi Kelembagaan .................................................................. 169
4.3.3 Kerangka Acuan Pengambil Keputusan ......................................................... 171
BAB 5. ANALISA ASPEK TEKNIS ........................................................................ 173
5.1 Analisa Pemilihan Lokasi Proyek dengan Infrastruktur Pendukung..................... 173
5.1.1 Kondisi Geografis, Iklim, Cuaca Lokasi ........................................................ 174
5.1.2 Aksesibilitas Transportasi .............................................................................. 174
5.1.3 Batas dan Kondisi Lahan................................................................................ 176
5.1.4 Analisa Infrastruktur Dasar/Fasilitas Pendukung ........................................... 177
5.2 Analisa atas Rencana Induk/Masterplan Kawasan ................................................ 188
5.3 Penyusunan Konsep Pengembangan Kawasan ..................................................... 189
5.4 Rencana Desain dan Pengembangan ..................................................................... 197
5.5 Estimasi Kebutuhan CAPEX dan OPEX .............................................................. 201
III
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
IV
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
7.2 Analisa Dampak Lingkungan dan Sosial (sesuai dengan The Equator
Principles/Word Bank) .......................................................................................... 254
7.3 Persetujuan Masyarakat Setempat ......................................................................... 256
BAB 8. ANALISA RISIKO ....................................................................................... 259
8.1 Identifikasi Risiko ................................................................................................. 259
8.1.1 Identifikasi Risiko .......................................................................................... 259
8.1.2 Mitigasi Risiko ............................................................................................... 277
8.2 Masalah yang Harus Ditindaklanjuti (Outstanding Issue) .................................... 278
8.2.1 Isu-isu Kritis ................................................................................................... 278
8.2.2 Rencana dan Strategi Penyelesaian Isu-isu .................................................... 279
8.3 Alternatif Pengembangan Model Kesepakatan ..................................................... 281
BAB 9. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................... 291
9.1 Kesimpulan............................................................................................................ 291
9.2 Rekomendasi ......................................................................................................... 292
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 293
V
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
DAFTAR GAMBAR
VI
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
VII
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 49. Rasio Kemandirian Kota/Kabupaten di Provinsi NTB Triwulan II 2020 ....... 49
Gambar 50.Realisasi Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah di Provinsi NTB................... 51
Gambar 51. Realisasi Belanja Kota/Kabupaten di Provinsi NTB Triwulan II 2020 .......... 51
Gambar 52. Penyerapan Belanja Modal Kota/Kabupaten di Provinsi NTB Triwulan II
2020 ............................................................................................................................. 52
Gambar 53. Penyerapan Belanja Pegawai Kota/Kabupaten di Provinsi NTB Triwulan II
2020 ............................................................................................................................. 53
Gambar 54.Tabel PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Lombok Tahun 2015-2019..... 61
Gambar 55. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah 2012-2019 .................... 62
Gambar 56. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Yang Menganggur di Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2013-2019 ........................................................................................... 66
Gambar 57. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Laombok Tengah Tahun
2012-2019 (%) ............................................................................................................ 67
Gambar 58.Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Lombok Tengah dan Provinsi
Nusa Tenggara Barat ................................................................................................... 72
Gambar 59.Produk Domestik Regional Bruto (lapangan usaha) tahun 2015-2019 ............ 80
Gambar 60. Laju Pertumbuhan Ekonomi NTB tahun 2011-2019 ...................................... 80
Gambar 61. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2019
(persen)........................................................................................................................ 81
Gambar 62. Grafik Pertumbuhan Wisatwan ke Lombok tahun 2015-2019........................ 97
Gambar 63. Grafik Perbandingan Jumlah Wisatawan ........................................................ 98
Gambar 64. Profil Wisatawan Mancanegara Berkunjung ke Lombok Tahun 2018 dan
2019 ............................................................................................................................. 99
Gambar 65. Award Word’s Best Halal Honeymoon Destination dan Word’s Best Halal
Tourism Destination di di Abu Dhabi Uni Emirat Arab 2016 .................................... 99
Gambar 66. Grafik Kedatangan Wisatwan ke Lombok dalam Kondisi Pandemi Covid-19
Periode Desember 2019 - Oktober 2020 ................................................................... 101
Gambar 66. Hotel Bintang yang sudah beroperasi di Lombok Tengah Tahun 2020 ........ 103
Gambar 67. Grafik TPK dan LOS Wisatawan Mancanegara di Lombok tahun 2018 dan
2019 ........................................................................................................................... 104
Gambar 68. Kontribusi Realisasi Invstasi berdasarkan Kabupaten/Kota di Lombok tahun
2018 ........................................................................................................................... 108
VIII
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 69. Invstasi Asing berdasarkan Asal Negara di Lombok tahun 2018 ................. 108
Gambar 70. Kawasan Inti Pariwisata di Pulau Lombok ................................................... 116
Gambar 71. Ragam Daya Tarik Wisata di Lombok .......................................................... 118
Gambar 72. Ragam daya tarik wisata Pulau Lombok ....................................................... 119
Gambar 73. Pola Transportasi Wisata di Lombok ............................................................ 120
Gambar 74. Gambar Pengembangan Pariwisata Berdasarkan RIPPARNAS ................... 122
Gambar 75. Peta Sebaran Kawasan Strategis Pariwisata Nasional................................... 126
Gambar 76. Titik Lokasi Potensi Investasi di NTB .......................................................... 127
Gambar 77. Peta Titik Lokasi No. 5 dan No. 9 Potensi Investasi Di Kabupaten Lombok
Tengah ....................................................................................................................... 135
Gambar 78. Peta Titik Lokasi Potensi Investasi di Desa Batujai Kabupaten Lombok
Tengah ....................................................................................................................... 135
Gambar 79. Peta Jarak Titik Lokasi Potensi Investasi Nomor 5 dan Desa Batujai .......... 136
Gambar 80. Peta Titik Lokasi Nomor 5 ............................................................................ 137
Gambar 81. Peta Titik Lokasi Nomor 9 ............................................................................ 138
Gambar 82. Sepuluh Hotel Baru dan Progres Pembangunannya di KEK Mandalika ...... 139
Gambar 83. Konektivitas Kawasan Lombok Tengah dengan Berbagai Destinasi ........... 140
Gambar 84. Kawasan Konservasi di Pulau Lombok ........................................................ 142
Gambar 85. Proyeksi Daya Dukung Wisatawan di Pulau Lombok Hingga Tahun 2045 . 143
Gambar 86. Matrix SWOT................................................................................................ 144
Gambar 87. Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan Alam Primer dan
Lahan Gambut Tahun 2020 Periode II .......................................................... 155
Gambar 88. Rencana Pola tata ruang Lokasi Peluang Investasi Desa Tanak Awu
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah .............................................. 162
Gambar 89. Peta Estimasi Lokasi Peluang Investasi ........................................................ 166
Gambar 90. Model Peran Stakeholder Dalam Pengembangan Pariwisata (A. Hidayah etal.,
2017) .............................................................................................................. 168
Gambar 91. Perangkat Regulasi Kelembagaan Kawasan Ekonomi Khusus .................... 170
Gambar 92. The Tripe Helix of University-Industry-Government Relations ................... 172
Gambar 93. Peta Investasi Lokasi Peluang Investasi No. 5 .............................................. 173
Gambar 94. Pola Transportasi Wisata............................................................................... 175
Gambar 95. Peta Aksesibilitas Transportasi ..................................................................... 176
IX
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 96. Kondisi Lokasi Lahan Peluang Investasi No. 5, Desa Tanak Awuk,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah ............................................. 177
Gambar 97. Komponen Sistem Transportasi .................................................................... 178
Gambar 98. Kondisi Jalan Lokasi Lahan Peluang Investasi No. 5, Desa Tanak Awuk,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah ............................................. 179
Gambar 99. Konsep Manajemen Mutu Penyelenggaraan Jalan........................................ 180
Gambar 100. Insenerator Sampah ..................................................................................... 182
Gambar 101. Sistem drainase limbah di dalam bangunan ................................................ 184
Gambar 102. Penggunaan dua sistem saluran drainase .................................................... 185
Gambar 103. Saluran drainase untuk menampung limpasan air hujan ............................. 185
Gambar 104. Contoh disain bangunan pengelolaan limbah IPAL komunal ..................... 186
Gambar 105. Skema sistem jaringan listrik yang digunakan di hotel dan resort .............. 187
Gambar 106. Perekonomian Kabupaten Lombok Tengah 2019 ....................................... 209
Gambar 107. Tren Inflasi di Indonesia Tahun 2015-2019 ................................................ 217
Gambar 108. Lokasi Rencana Pembangunan Hoteldan Resort (Lokasi No. 5) ................ 229
Gambar 109. Dimensi Parkir Kendaraan .......................................................................... 231
Gambar 110. Pasokan Tenaga Kerja Pariwisata berdasarkan Jenis Sekolah Pariwisata .. 247
Gambar 111. Peta Kawasan Warisan Budaya di Pulau Lombok ...................................... 253
Gambar 112. Berita Acara 1.............................................................................................. 256
Gambar 113. Sosialisasi kepada Tokoh Masyarakat dan Penandatanganan BA
Dukungan ..................................................................................................... 257
Gambar 114. Absensi ........................................................................................................ 257
Gambar 115. Skema BOO................................................................................................. 283
Gambar 116. Skema BOOT .............................................................................................. 284
Gambar 117. Skema BOT ................................................................................................. 284
Gambar 118. Skema DB ................................................................................................... 285
Gambar 119. Skema DBFO .............................................................................................. 285
Gambar 120. Skema Kemitraan BOT ............................................................................... 288
Gambar 121. Skema BOT ................................................................................................. 289
X
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
DAFTAR TABEL
Tabel 1. PDB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010
(triliun rupiah) ....................................................................................................... 12
Tabel 2. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha
(persen)................................................................................................................. 13
Tabel 3. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha (persen) ................................................ 14
Tabel 4. PDB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010
(triliun rupiah) ...................................................................................................... 15
Tabel 5. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran
(persen)................................................................................................................. 15
Tabel 6. Struktur PDB Menurut Pengeluaran (persen) ....................................................... 16
Tabel 7. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB per Pulau (persen) ............. 16
Tabel 8. PDRB Provinsi NTB Sisi Permintaan ................................................................... 20
Tabel 9. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB Sisi Penawaran ......................................... 29
Tabel 10. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi NTB Sisi Penawaran ....................................... 44
Tabel 11. Perubahan Pagu APBD Provinsi NTB Dalam Rangka Penangana Covid-l9 ..... 45
Tabel 12. Belanja Daerah Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
Triwulan II 2020 ................................................................................................. 50
Tabel 13. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Tengah Tahun
2012-2019 ........................................................................................................... 55
Tabel 14. Produk Domestik Bruto (PDRB) Perkapita Kabupaten Lombok Tengah Tahun
2012-2019 ........................................................................................................... 56
Tabel 15. PDRB Kabupaten Lombok Tengah Berdasrkan Distribusi Sektor Tahun 2012-
2019 .................................................................................................................... 57
Tabel 16. Jumlah dan Perubahan Penduduk Miskin di Kabupaten Lombok Tengah Tahun
2012-2019 ........................................................................................................... 70
Tabel 17. Pertumbuhan Ekonomi antar Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat
tahun 2015-2017 ................................................................................................. 82
Tabel 18. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di NTB tahun 2017-2019 ...................... 83
Tabel 19. Jumlah Hotel Bintang-Non Bintang dan Jumlah Kamar di Provinsi NTB Tahun
2019 .................................................................................................................. 102
XI
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 20. Proyeksi Kunjungan Wisatawan ke Lombok Sampai Tahun 2045................... 105
Tabel 21. Proyeksi Total Pendapatan Pariwisata Lombok Sampai Tahun 2045 .............. 106
Tabel 22. Proyeksi kebutuhan akomodasi di Lombok Sampai Tahun 2045 ..................... 106
Tabel 23. Realiasai PMA Berdasarkan sektor pada tahun 2011-2017 (dalam miliar
rupiah) ............................................................................................................. 107
Tabel 24. Realiasai PMND Berdasarkan sektor pada tahun 2011-2017 (dalam miliar rupiah)
................................................................................................................................... 108
Tabel 25. Total Panjang Jalan di Pulau Lombok .............................................................. 120
Tabel 26. 14 Titik Lokasi Potensi Investasi di NTB ......................................................... 128
Tabel 27. 9 Titik Lokasi Potensi Investasi di NTB ........................................................... 131
Tabel 28. Tabel Matriks SWOT Pada Titik Lokasi Potensi Investasi Nomor 5 ............... 145
Tabel 29. Ketentuan Umum Rencana Pola Ruang Perkotaan Praya ................................. 163
Tabel 30. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut yang Bekerja Menurut
Kelompok Umur dan Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Lombok Tengah
tahun 2019 ........................................................................................................ 211
Tabel 31. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut yang Bekerja Menurut
Kelompok Umur dan Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Lombok Tengah
tahun 2019 ........................................................................................................ 211
Tabel 32. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut yang Bekerja Status
Pekerjaan Utama di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2017, 2018, dan 2019212
Tabel 33. NIlai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Asing Tahun 2015-2019 ................. 213
Tabel 34. Analisis NPV Pengembangan Hotel & Resort di Lokasi Nomor 5 .................. 234
Tabel 35. Analisis IRR Pembangunan Hotel dan Resort di Lokasi Nomor 5 ................... 236
Tabel 36. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk di NTB sampai dengan tahuan 2045 ........... 244
Tabel 37. Proyeksi Tenaga Kerja di NTB Terkait Pariwisata Sampai Dengan Tahun
2045 ................................................................................................................. 245
Tabel 38. Pasokan Tenaga Kerja Berdasarkan Level dan Sektor Per Tahap .................... 246
Tabel 39. Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja .................................................................... 248
Tabel 40. Identifikasi Risiko yang Merujuk Pada Penelitian Sejenis ............................... 274
XII
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
BAB 1. PENDAHULUAN
1
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
triwulan II-2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 5,32% (yoy). Dari sisi
produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan
tertinggi sebesar 30,84%. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa serta
impor barang dan jasa mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 11,66%
dan 16,96%. Ekonomi Indonesia triwulan II-2020 terhadap triwulan sebelumnya mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 4,19% (q-to-q). Dari sisi produksi, lapangan usaha
transportasi dan pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan tertinggi sebesar 29,22%.
Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa serta impor barang dan
jasa mengalami kontraksi pertumbuhan masing-masing sebesar 12,81% dan 14,16%.
Ekonomi Indonesia semester I-2020 terhadap semester I-2019 mengalami kontraksi
sebesar 1,26% (c-to-c). Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terbesar terjadi pada
lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 15,07%. Sementara dari sisi
pengeluaran semua komponen terkontraksi, dengan kontraksi tertinggi terjadi pada
Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-
LNPRT) sebesar 6,44%. Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II-2020
didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,55%, dengan kinerja ekonomi
yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 6,69%. Sementara itu kelompok Pulau
Maluku dan Papua mencapai pertumbuhan tertinggi sebesar 2,36%, walaupun kontribusinya
terkecil (kurang dari tiga persen) dibanding kelompok pulau lainnya.
2
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 1. Pertumbuhan PDB Beberapa Lapangan Usaha Triwulan II-2020 (yoy) (persen)
Struktur PDB Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku
triwulan II-2020 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Indonesia masih
3
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 19,87%; diikuti oleh
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 15,46%; perdagangan besar-eceran;
reparasi mobil-sepeda motor sebesar 12,84%; dan konstruksi sebesar 10,56%. peranan
keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 58,73%.
4
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
dan komunikasi sebesar 10,35%; jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 7,01%; dan
jasa keuangan dan asuransi sebesar 5,87%.
Gambar 4.Pertumbuhan PDB Beberapa Lapangan Usaha Semester I-2020 (c-to-c) (persen)
5
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Struktur PDB Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku
triwulan II-2020 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Indonesia masih
didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan sebesar 19,87%; diikuti oleh
pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 15,46%; perdagangan besar-eceran;
reparasi mobil-sepeda motor sebesar 12,84%; dan konstruksi sebesar 10,56%. peranan
keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 58,73%.
6
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
7
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 8.Pertumbuhan PDB Beberapa Lapangan Usaha Semester I-2020 (c-to-c) (persen)
8
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Struktur PDB Indonesia menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan
II-2020 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Perekonomian Indonesia masih
didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup lebih dari separuh PDB Indonesia
yaitu sebesar 57,85%, diikuti oleh komponen PMTB sebesar 30,61%, Komponen
Ekspor Barang dan Jasa sebesar 15,69%, Komponen PK-P sebesar 8,67%, Komponen
Perubahan Inventori sebesar 3,27% dan Komponen PK-LNPRT sebesar 1,36%.
Sementara Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor pengurang dalam PDB
memiliki peran sebesar 15,52%.
9
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
10
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 13. Peranan Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional Triwulan II-2020
11
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 1. PDB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
2010 (triliun rupiah)
Harga Berlaku Harga Konstan 2010
Lapangan Usaha
Triw I-2020 Triw II-2020 Triw I-2020 Triw II-2020
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,8 2,8 2,3 2,3
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Dasar 3.795,4 3.558,6 2.615,3 2.499,0
12
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 2. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha
(persen)
Triw I-2020 Triw II-2020 Triw I-2020 Triw II-2020 Semester I-2020 Sumber
Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Pertumbuhan
Lapangan Usaha
Triw IV-2019 Triw I-2020 Triw I-2019 Triw II-2019 Semester I-2019 Triw II-2020
(q-to-q) (q-to-q) (y-on-y) (y-on-y) (c-to-c) (y-on-y)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,46 16,24 0,02 2,19 1,18 0,29
D. Pengadaan Listrik dan Gas -5,66 -7,89 3,85 -5,46 -0,83 -0,05
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -3,54 -22,31 1,95 -22,02 -10,13 -0,66
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 5,34 -10,32 10,62 1,03 5,87 0,04
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,09 -4,15 10,39 3,71 7,01 0,04
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga -1,01 -4,45 2,96 -4,71 -0,94 -4,52
Dasar
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk -31,46 3,36 3,22 -19,62 -9,80 -0,80
Produk Domestik Bruto (PDB) -2,41 -4,19 2,97 -5,32 -1,26 -5,32
13
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
2019 2020
Lapangan Usaha
Triw I Triw II Triw I Triw II
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12,65 13,57 12,84 15,46
B. Pertambangan dan Penggalian 7,77 7,39 6,82 6,28
C. Industri Pengolahan 20,06 19,52 19,98 19,87
D. Pengadaan Listrik dan Gas 1,17 1,13 1,17 1,14
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,07 0,07 0,07 0,08
F. Konstruksi 10,75 10,37 10,70 10,56
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13,19 12,95 13,20 12,84
H. Transportasi dan Pergudangan 5,53 5,57 5,17 3,57
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,83 2,74 2,80 2,28
J. Informasi dan Komunikasi 3,95 3,89 4,25 4,66
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 4,34 4,10 4,70 4,44
L. Real Estat 2,84 2,75 2,88 3,06
M,N. Jasa Perusahaan 1,90 1,89 2,00 1,83
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,56 3,71 3,61 3,80
P. Jasa Pendidikan 3,14 3,22 3,31 3,54
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,10 1,09 1,20 1,23
R,S,T,U. Jasa Lainnya 1,91 1,92 2,05 1,86
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Dasar 96,76 95,88 96,75 96,50
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 3,24 4,12 3,25 3,50
Produk Domestik Bruto (PDB) 100,00 100,00 100,00 100,00
14
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 4. PDB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010
(triliun rupiah)
Harga Berlaku Harga Konstan 2010
Komponen
Triw I-2020 Triw II-2020 Triw I-2020 Triw II-2020
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2.280,0 2.133,5 1.483,3 1.386,7
Tabel 5. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran (persen)
Triw I-2020 Triw II-2020 Triw I-2020 Triw II-2020 Semester I-2020 Sumber
Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Pertumbuhan
Komponen Triw IV-2019 Triw I-2020 Triw I-2019 Triw II-2019 Semester I-2019 Triw II-2020
(q-to-q) (q-to-q) (y-on-y) (y-on-y) (c-to-c) (y-on-y)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga -1,99 -6,51 2,83 -5,51 -1,38 -2,96
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto -7,89 -9,71 1,70 -8,61 -3,47 -2,73
5. Perubahan Inventori – – – – – –
6. Ekspor Barang dan Jasa -6,38 -12,81 0,23 -11,66 -5,68 -2,30
7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -11,89 -14,16 -2,19 -16,96 -9,62 -3,03
Produk Domestik Bruto (PDB) -2,41 -4,19 2,97 -5,32 -1,26 -5,32
15
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
2019 2020
Komponen
Triw I Triw II Triw I Triw II
Tabel 7. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB per Pulau (persen)
Laju Pertumbuhan
Sumber
Pulau Triw II-2020 Triw II-2020 Pertumbuhan Distribusi
Terhadap Terhadap Triw II-2020 Triw II-2020
Triw I-2020 Triw II-2019
(y-on-y)
(q-to-q) (y-on-y)
16
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
17
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
18
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Provinsi NTB memiliki pangsa 0,48% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Nasional.
Gambar 15.Pertumbuhan PDRB Tahunan (yoy) Provinsi NTB dan Nasional Tahunan
Sisi Permintaan
Dari sisi permintaan, melambatnya laju PMTB dan ekspor LN menjadi faktor
utama penurunan pertumbuhan ekonomi NTB di triwulan I 2020. Penurunan pada
komponen PMTB terutama disebabkan oleh penurunan investasi bangunan maupun
investasi non bangunan. Selain PMTB, melambatnya pertumbuhan ekonomi NTB pada
triwulan I 2020 juga disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor LN, terutama pada
19
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
ekspor konsentrat tembaga. Sementara itu, penurunan lebih lanjut tertahan oleh
peningkatan konsumsi secara agregat sejalan dengan pulihnya ekonomi NTB pasca
gempa.
Konsumsi
Konsumsi Provinsi NTB secara agregat (konsumsi rumah
tangga+pemerintah+LNPRT) pada triwulan I 2020 tumbuh meningkat. Konsumsi
agregat pada triwulan I 2020 tumbuh positif sebesar 2,80% (yoy), mengalami kenaikan
dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,50% (yoy). Peningkatan tersebut
disumbang oleh komponen konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi pemerintah.
Konsumsi RT pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 2,91% (yoy) atau meningkat dari
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,85% (yoy). Sementara konsumsi
pemerintah pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 3,43% (yoy) atau meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh terkontraksi sebesar 8,41% (yoy).
Kesejahteraan di tingkat pedesaan mengalami kenaikan. Hal tersebut terkonfirmasi dari
membaiknya tingkat kesejahteraan petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP)
pada triwulan I 2020 sebesar 107,55, meningkat dari triwulan sebelumnya yakni sebesar
106,87. Meningkatnya NTP tersebut didukung oleh inflasi pedesaan cenderung rendah
dan stabil dan peningkatan indeks pendapatan petani sehingga mendukung indeks daya
beli petani tetap terjaga. Peningkatan kinerja konsumsi RT yang lebih tinggi tertahan
oleh perlambatan penyaluran kredit konsumsi RT. Hal tersebut terkonfirmasi dari
indikator penyaluran kredit konsumsi oleh bank umum di Provinsi NTB pada triwulan
I 2020 yang masih tumbuh melambat yakni sebesar 6,12% (yoy), lebih rendah
dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,85% (yoy).
20
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
21
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,70% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi
baik pada belanja pegawai, belanja barang, maupun belanja modal dengan pertumbuhan
masing-masing sebesar 5,19% (yoy), 39,56% dan 54,49% (yoy).
22
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
PMTB/Investasi
Komponen PMTB/investasi pada triwulan I 2020 tumbuh melandai. Komponen
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 0,04%
(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
3,35% (yoy). Melambatnya pertumbuhan pada triwulan I 2020 salah satunya penurunan
aktivitas konstruksi yang disebabkan oleh progress pembangunan Rumah Tahan
Gempa (RTG) yang sudah mendekati tahap penyelesaian. Berdasarkan informasi dari
BNPB pada tanggal 4 Maret 2020, progres pembangunan RTG sudah mencapai 72,25%
dari total rumah rusak mencapai 226.204 unit. Rincian progres RTG di antaranya
163.432 unit yang sudah selesai dibangun, 43.677 unit masih dalam pengerjaan, dan
19.095 unit masih dalam rencana pengerjaan.
(https://regional.kompas.com/read/2020/03/07/08253341/transisi-darurat-tinggal-
sebulan-19000-unitrumah-penyintas-gempa-lombok). Penurunan kinerja investasi
seiring dengan telah selesainya pembangunan Pelabuhan Gili Mas dan pembangunan
infrastruktur penunjang event MotoGP yang masih tahap persiapan. Salah satu
infrastruktur pendukung adalah Pelabuhan Gili Mas yang pembangunan fisiknya sudah
mencapai progres 98%. Di luar pelabuhan, infrastruktur penunjang event MotoGP
lainnya masih dalam tahap persiapan pembangunan dan baru akan proses konstruksi di
triwulan II 2020. Menurunnya investasi bangunan pada triwulan I 2020 tercermin dari
realisasi penjualan semen pada triwulan I 2020 yang tumbuh terkontraksi sebesar
11,74% (yoy), menurun dibandingkan realisasi pada triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 39,81% (yoy).
Selain investasi bangunan, menurunnya investasi juga berasal dari investasi non
bangunan. Hal tersebut terkonfirmasi dari pertumbuhan impor barang modal pada
triwulan I 2020 yang tumbuh sebesar 20% (yoy), menurun dari triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 90% (yoy). Komoditas barang modal yang diimpor oleh Provinsi
NTB masih didominasi oleh komoditas mesin-mesin/pesawat mekanik, terutama untuk
kebutuhan industri pertambangan.
23
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Ekspor Impor
Pertumbuhan ekspor luar negeri Provinsi NTB pada triwulan I 2020 tumbuh
melambat. Ekspor LN Provinsi NTB pada triwulan I 2020 tumbuh terkontraksi sebesar
8,29% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
2,42% (yoy). Menurunnya kinerja ekspor luar negeri terutama disebabkan oleh
menurunnya penjualan konsentrat tembaga ke luar negeri. Hal tersebut terkonfirmasi
dari realisasi volume penjualannya yang menurun pada triwulan I 2020 yang tumbuh
terkontraksi sebesar 33,0% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh terkontraksi sebesar 0,77% (yoy). Menurunnya penjualan konsentrat tembaga
tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh penurunan aktivitas ekonomi di sejumlah negara
24
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
25
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Di sisi lain, impor luar negeri NTB tumbuh meningkat. Impor luar negeri
Provinsi NTB pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 2,64% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh terkontraksi sebesar -3,22% (yoy).
Meningkatnya impor terutama didorong oleh impor gula mentah (raw sugar) sebagai
bahan baku gula. Hal tersebut dipicu oleh langkanya pasokan gula mentah lokal,
sehingga berdampak pada kenaikan harga gula pasir secara nasional. Langkanya gula
mentah lokal juga terjadi di industri gula di Provinsi NTB sehingga harus
mendatangkan gula mentah dari Thailand. Di luar komoditas gula mentah, komponen
26
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Untuk kegiatan ekspor impor antar daerah, net ekspor antar daerah triwulan I
2020 tumbuh terkontraksi sebesar -9,69% (yoy), membaik dibandingkan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar -23,79% (yoy). Hal tersebut dipengaruhi oleh
menurunnya pengapalan konsentrat tembaga ke smelter di Kabupaten Gresik yang
27
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
28
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
29
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
pada triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,69% (yoy) dan lebih rendah
dibandingkan kinerja pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang tumbuh
terkontraksi sebesar 1,17% (yoy). Terkontraksinya kinerja pertanian pada triwulan I
2020 terutama disebabkan oleh pergeseran masa tanam sehingga puncak panen yang
sebelumnya terjadi di Maret-April 2019, bergeser menjadi April-Mei 2020. Hal tersebut
tercermin dari penurunan luas lahan panen untuk komoditas palawija (padi, jagung dan
kedelai) yang tumbuh terkontraksi sebesar 73,15% (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 37,43% (yoy) dan
triwulan I 2019 yang tumbuh terkontraksi sebesar 15,47% (yoy).
30
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Bergesernya masa tanam pada triwulan I 2020 terutama didorong oleh masa
kemarau yang lebih panjang pada tahun 2019, dipengaruhi oleh El Nino kuat. Masa
kemarau yang lebih panjang berdampak pada pergeseran waktu tanam komoditas
palawija dari akhir triwulan III awal triwulan IV menjadi akhir triwulan IV 2019.
Namun demikian, luas lahan tanam untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai pada
triwulan I 2020 cenderung meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun
sebelumnya. Luas lahan pada triwulan I 2020 meningkat sebesar 42,22% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh terkontraksi sebesar 100% (yoy)
dan periode triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 7,50% (yoy). Dengan meningkatnya
luas lahan untuk komoditas tersebut diharapkan produksi pertanian di sepanjang tahun
2020 dapat lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Selain didukung oleh
peningkatan luas lahan tanam, kondisi cuaca yang lebih baik di tahun 2020 diharapkan
dapat mendukung peningkatan produktivitas pertanian. Peningkatan produktivitas
pertanian juga didukung oleh pemanfaatan bendungan di Provinsi NTB. Salah satunya
adalah Bendungan Tanju yang sedang dalam proses pengairan. Bendungan Mila sendiri
memiliki kapasitas tampung sebesar 6,73 juta dan dapat mengairi lahan seluas 1.689
Ha di wilayah Kabupaten Dompu, Provinsi NTB. Selain itu, pembangunan Bendungan
Meninting dan Bintang Bano diperkirakan dapat mendukung produktivitas pertanian
lebih lanjut.
Gambar 31. Pertumbuhan Luas Lahan Tanam Pangan Padi, Jagung dan Kedelai di
Provinsi NTB
31
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
1
Ore adalah bijih tembaga dengan kualitas mineral yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan limbah
32
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
33
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 34. PDRB Provinsi NTB Sektor Perdagangan Besar, Eceran dan Reparasi Mobil
34
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 36. Perkembangan Rata-rata Lama menginap dan Tingkat Pengunian Kamar
Hotel di Provinsi NTB
35
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Konstruksi
Pada triwulan I 2020, sektor konstruksi tumbuh terkontraksi yakni sebesar
6,48% (yoy), menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
sebesar 12,42% (yoy). Menurunnya laju pertumbuhan LU konstruksi terutama
disebabkan oleh progres pembangunan Rumah Tahan Gempa (RTG) pasca gempa dan
pembangunan sejumlah infrastruktur lainnya. Berdasarkan informasi dari BNPB pada
tanggal 4 Maret 2020, progres pembangunan RTG sudah mencapai 72,25% dari total
rumah rusak mencapai 226.204 unit. Rincian progres RTG di antaranya 163.432 unit
yang sudah selesai dibangun, 43.677 unit masih dalam pengerjaan, dan 19.095 unit
masih dalam rencana pengerjaan
(https://regional.kompas.com/read/2020/03/07/08253341/transisi-darurat-tinggal-
sebulan-19000-unitrumah-penyintas-gempa-lombok). Adapun jumlah rumah warga
yang tercatat sebagai rumah rusak dalam SK Gubernur mencapai 222.564 unit hunian
tetap. Jumlah tersebut mencakup rumah rusak ringan, rusak sedang, maupun rusak
berat.
36
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
37
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
38
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
(https://travel.kompas.com/read/2020/03/16/201233327/cegah-virus-corona-ntb-
tutup-sementarapelayaran-ke-3-gili?page=all). Hal tersebut dilakukan untuk
mengurangi paparan COVID-19 dari Provinsi Bali, mengingat jumlah wisawatan 3 Gili
mayoritas datang dari Padang Bay, Bali.
Sementara itu untuk akses transportasi melalui angkutan udara tidak dilakukan
diberlakukan penutupan pada triwulan I 2020. Pertumbuhan penumpang angkutan
udara pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 9,27% (yoy), meningkat dibandingkan
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,70% (yoy). Meningkatnya jumlah
penumpang pada triwulan I 2020 dipengaruhi oleh dibukanya penerbangan
internasional Lombok Perth pada Juni 2019 sehingga berpengaruh pada penambahan
jumlah penumpang pada triwulan I 2020. Selain itu juga penambahan rute penerbangan
domestik dari maskapai penerbangan Air Asia pada triwulan III 2019 juga turut
menambah jumlah penumpang pada triwulan I 2020. Dengan demikian, pertumbuhan
penumpang pesawat udara pada triwulan I 2020 meningkat, meskipun telah terjadi
pembatasan sosial akibat masa pandemi, untuk laju pertumbuhan penumpang pesawat
dapat disimak pada gambar berikut:
39
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
40
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Keuangan Pemerintah
1. Perkembangan Keuangan Pemerintah
Realisasi pendapatan Provinsi NTB Triwulan I 2020 melambat menjadi 8,20%
(yoy). Realisasi pendapatan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi
pendapatan pada Triwulan I 2019 yang tumbuh sebesar 5,54% (yoy). Secara nominal,
realisasi pendapatan Triwulan I 2020 adalah sebesar Rp. 4,7 Triliun, lebih rendah
dibandingkan dengan realisasi pendapatan Triwulan I 2019 yang sebesar Rp. 5,1
Triliun. Perlambatan terutama didorong oleh penurunan pendapatan dari Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Dana Penyesuaian. Realisasi
pendapatan pemerintah daerah (provinsi dan kota/kabupaten) Provinsi NTB
dibandingkan dengan anggaran pendapatan Triwulan I 2020 mencapai 21.64%.
Persentase tersebut lebih rendah dibanding dengan persentase realisasi Triwulan I 2019
sebelumnya yang sebesar 24,11% dari anggaran pendapatan. Realisasi pendapatan
pemerintah Provinsi NTB sebesar Rp. 965 miliar atau 17,03% dari anggaran
pendapatan 2020, sedangkan realisasi pendapatan pemerintah kota/kabupaten sebesar
Rp. 3 Triliun atau 18,85% dari anggaran pendapatan 2020.
Selain realisasi pendapatan daerah Provinsi NTB dan kota/kabupaten, juga
terdapat realisasi pendapatan pemerintah pusat di Provinsi NTB yang berupa
pendapatan pajak dan non pajak. Sebagian besar realisasi pendapatan pemerintah pusat
di Provinsi NTB didominasi oleh pendapatan pajak. Pada triwulan I 2020, pendapatan
pemerintah pusat mencapai Rp. 711 Miliar, lebih rendah dibandingkan dengan capaian
triwulan I 2019 yang sebesar Rp. 719 Miliar. Penurunan pendapatan tersebut terkait
penurunan realisasi pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
Penyerapan belanja Provinsi NTB Triwulan I 2020 menurun dibandingkan
Triwulan I 2019. Penyerapan belanja Triwulan I 2020 Provinsi NTB mencapai Rp. 7,3
Triliun, menurun dibandingkan Triwulan I 2019 yang sebesar Rp. 7,4 Triliun.
Menurunnya pertumbuhan belanja tersebut terjadi pada penyerapan belanja bantuan
sosial sehingga mempengaruhi realisasi total belanja pemerintah daerah secara
keseluruhan. Penurunan belanja sosial pada Triwulan I 2020 merupakan normalisasi
jumlah bantuan sosial dibandingkan dengan Triwulan I 2019 yang masih dalam tahap
pemulihan setelah gempa bumi. Di sisi lain, belanja pegawai, belanja modal dan belanja
barang menunjukkan peningkatan. Meningkatnya belanja modal, barang dan pegawai
41
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
42
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 44. Realisasi Pendapatan dan Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi NTB
43
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
44
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 11. Perubahan Pagu APBD Provinsi NTB Dalam Rangka Penangana Covid-l9
Pagu
No. Kabupaten Selisih
Semula (Rp.) Menjadi (Rp.)
45
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
I. PENDAPATAN
1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,818,314 1,844,847 3,663,160 272,400 371,741 644,141 14.98 20.15 17.58
1.1.1 Pajak Daerah 602,816 1,494,660 2,097,476 125,250 285,229 410,479 20.78 19.08 19.57
1.1.2 Retribusi Daerah 201,112 19,639 220,751 29,796 7,631 37,427 14.82 38.85 16.95
Transfer Pemerintah
1.2.2 Pusat Lainnya 1,029,403 36,710 1,066,113 45,633 - 45,633 4.43 4.28
LAIN-LAIN PENDAPATAN
1,100,065 20,440 1,120,505 9,546 - 9,546 0.87 0.85
1.3 YANG SAH
JUMLAH PENDAPATAN 14,809,804 5,671,543 20,481,347 3,029,339 965,607 3,994,946 20.45 17.03 19.51
46
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 46. Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat dan Daerah di Provinsi NTB
47
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
memiliki persentase terbesar yaitu 55,94% dan Kabupaten Lombok Utara adalah
kota/kabupaten yang memiliki persentase terkecil sebesar 14,06%.
48
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Rasio Efektivitas
Pada triwulan II 2020, rasio efektivitas2 Provinsi NTB dan kota/kabupaten di
Provinsi NTB secara gabungan mencapai 31,62%. Rasio efektivitas ini lebih rendah
ketimbang capaian triwulan II 2019 yaitu 41,76%. Kota/kabupaten di Provinsi NTB
secara keseluruhan memiliki rasio efektivitas yang lebih rendah yaitu 23,05%
dibanding dengan Provinsi NTB yang sebesar 44,81%. Rasio efektivitas Provinsi NTB
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kota/kabupaten di Provinsi NTB secara
keseluruhan tersebut menandakan bahwa kinerja Provinsi NTB dalam realisasi PAD
lebih baik dibandingkan dengan kabupaten dan kota di Provinsi NTB. Secara spasial,
kota/kabupaten yang memiliki rasio efektivitas tertinggi adalah Kota Mataram sebesar
67,42%, sementara yang terendah adalah Kota Bima sebesar 6,50%.
Rasio Kemandirian
Rasio kemandirian3 Provinsi NTB dan kota/kabupaten di Provinsi NTB triwulan
II 2020 secara keseluruhan sebesar 16,73%. Rasio ini lebih tinggi dari capaian triwulan
II 2019 yang sebesar 14,66%. Provinsi NTB memiliki rasio kemandirian sebesar
2
Rasio efektivitas merupakan perbandingan antara Realisasi PAD dan Target PAD.
3
Rasio Kemandirian adalah perbandingan antara Realisasi PAD dan Realisasi Total Pendapatan. Rasio
kemandirian yang semakin tinggi menunjukkan bahwa daerah tersebut semakin mandiri dan tidak bergantung
kepada bantuan
49
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
41,01%, lebih tinggi dibandingkan dengan rasio kota/kabupaten di Provinsi NTB yang
hanya sebesar 9,57%. Secara spasial rasio kemandirian kota/kabupaten di Provinsi NTB
yang tertinggi adalah Kota Mataram, yaitu sebesar 23,53%. Hal ini menandakan Kota
Mataram memiliki kemampuan yang lebih kuat dalam menghasilkan pendapatan yang
bersumber dari daerahnya sendiri dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya. Jika
rasio kemandirian memperhitungkan Dana Bagi Hasil (DBH), Kota Mataram juga
menjadi yang tertinggi di antara kota/kabupaten lain di Provinsi NTB dengan rasio
sebesar 67,42%.
Tabel 12. Belanja Daerah Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten/Kota di Provinsi NTB
Triwulan II 2020
Rp Juta
APBD REALISASI ANGGARAN % Realisasi
% Realisasi % Realisasi
APBD
APBD Prov Total APBD
No Uraian Kota/Kab
Kota/Kab Prov Total Kota/Kab Prov Total
II. BELANJA
2.1 BELANJA OPERASI 19,487,774 4,110,723 23,598,497 4,524,456 1,021,094 5,545,550 23.22 24.84 23.50
2.1.1 Belanja Pegawai 9,562,771 1,462,884 11,025,656 2,664,917 632,419 3,297,336 27.87 43.23 29.91
2.1.2 Belanja Barang 5,815,749 1,247,457 7,063,206 1,052,278 356,438 1,408,716 18.09 28.57 19.94
2.1.3 Belanja Bunga 4,767 - 4,767 2,414 - 2,414 50.65 50.65
2.1.4 Belanja Subsidi 35,000 1,438 36,438 53,031 200.97 53,232 151.52 13.98 146.09
2.1.5 Belanja Hibah 700,832 1,368,832 2,069,663 163,567 31,080 194,647 23.34 2.27 9.40
2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 48,437 18,112 66,548 23,806 955 24,761 49.15 5.27 37.21
2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 3,320,219 12,000 3,332,219 564,443 - 564,443 17.00 16.94
2.2 BELANJA MODAL 2,806,610 900,026 3,706,637 427,697 693,602 1,121,299 15.24 77.06 30.25
2.3 BELANJA TAK TERDUGA 483,200 7,500 490,700 88,560 1,818 90,378 18.33 24.24 18.42
2.3.1 Belanja Tidak Terduga 483,200 7,500 490,700 88,560 1,818 90,378 18.33 24.24 18.42
2.4 TRANSFER 417,808 698,494 1,124,930 206,607 246,374 452,981 49.45 35.27
2.4.1 Transfer Bagi Hasil ke 417,808 698,494 1,124,930 206,607 246,374 452,981 49.45 35.27 40.27
Kab/Kota/Desa
2.4.1.1 Bagi Hasil Pajak 55,418 698,494 753,912 22,695 246,374 269,069 40.95 35.27 35.69
2.4.1.2 Bagi Hasil Retribusi 36,988 - 36,988 - - -
2.4.1.3 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 334,030 - 334,030 183,912 - 183,912 55.06 55.06
JUMLAH BELANJA 23,195,393 5,716,743 28,912,136 5,247,320 1,962,888 7,210,207 22.62 34.34 24.94
SURPLUS/DEFISIT (702,853) (45,200) (748,053) 1,591,539 52,867 1,644,406
50
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
51
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Kabupaten Lombok Timur yang tercatat sebesar 47,27%, sementara yang terendah
adalah Kabupaten Lombok Utara sebesar 9,28%.
52
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
53
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
sebesar 32,2%. Dari sisi rasio penyerapan belanja pegawai terhadap realisasi total
belanja masing-masing kabupaten/kota, Kota Bima merupakan yang tertinggi
dengan angka rasio sebesar 65,43%, sedangkan Kabupaten Lombok Timur
merupakan kota/kabupaten yang terendah dengan rasio sebesar 39,01%.
c. Rasio Belanja Pegawai Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kemampuan PAD Provinsi NTB untuk membiayai belanja pegawainya
dengan PAD sedikit meningkat walaupun belum bisa mencukupi. Rasio penyerapan
belanja pegawai terhadap PAD4 Provinsi NTB dan Kota/Kabupaten di Provinsi NTB
triwulan II 2020 mencapai 222,6%, yang berarti belanja pegawainya lebih besar
ketimbang PAD. Walaupun begitu, angka tersebut lebih rendah ketimbang rasio
triwulan II 2019 yaitu 240,44%. Pemerintah Kota/Kabupaten di Provinsi NTB
belum mampu mencukupi belanja pegawai dengan PAD, telihat dari rasio
penyerapan belanja pegawai terhadap PAD sebesar 407,2%. Di sisi lain, PAD
Pemerintah Provinsi NTB telah mampu mencukupi belanja pegawainya yang
ditandai dengan rasio penyerapan belanja pegawai terhadap PAD sebesar 76,5%.
Adapun, rasio penyerapan belanja pegawai terhadap PAD masing-masing
kota/kabupaten semua berada di atas 100%, hal ini menandakan bahwa seluruh
kota/kabupaten di Provinsi NTB masih belum sepenuhnya mampu membiayai
belanja pegawai hanya dari PAD. Karena itu, pemerintah kota/kabupaten di Provinsi
NTB menggunakan dana transfer sebagai tambahan untuk membiayai belanja
pegawai.
4
Rasio realisasi belanja pegawai terhadap realisasi PAD menggambarkan berapa banyak PAD yang digunakan
oleh pemerintah daerah untuk membiayai pegawainya. Jika lebih dari 100% berarti pemerintah daerah
mengambil sebagian dana transfer dari pusat atau provinsi untuk belanja pegawai.
54
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
55
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
56
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 15. PDRB Kabupaten Lombok Tengah Berdasrkan Distribusi Sektor Tahun 2012-
2019
Distribusi PDRB
Kategori Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan dan
A 26,51 24,98 24,55 24,89 24,75 24,95 25,36 24,8
Perikanan
Pertambangan dan
B 3,78 3,73 3,70 3,70 3,79 3,91 4,04 4,48
Penggalian
C Industri Pengolahan 5,99 5,57 5,33 4,93 4,85 4,79 4,67 4,63
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,05 0,04 0,05 0,05 0,06 0,07 0,07 0,07
57
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Distribusi PDRB
Kategori Uraian
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pengadaan Air, Pengelolaan
E Sampah, Limbah dan Daur 0,13 0,13 0,13 0,12 0,12 0,12 0,11 0,11
Ulang
F Konstruksi 11,36 10,84 10,86 11,13 11,35 11,47 11,99 13,62
Perdagangan Besar dan
G Eceran; Reparasi Mobil dan 10,58 10,38 10,52 10,48 10,83 11,09 11,48 11,84
Sepeda Motor
Transportasi dan
H 18,10 21,43 22,04 21,91 21,46 20,87 19,14 17,33
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
I 1,03 1,09 1,18 1,19 1,24 1,26 1,24 1,22
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 1,50 1,46 1,45 1,39 1,39 1,43 1,43 1,42
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,83 1,86 1,85 1,84 1,93 2,03 2,11 2,04
L Real Estate 3,50 3,54 3,66 3,64 3,67 3,66 3,77 3,76
M,N Jasa Perubahan 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan 6,26 5,94 6,06 6,07 5,84 5,62 5,57 5,43
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 4,80 4,56 4,29 4,33 4,42 4,41 4,51 4,63
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q 2,33 2,26 2,22 2,21 2,19 2,17 2,30 2,36
Sosial
R,S,T, U Jasa Lainnya 2,11 2,04 1,96 1,98 1,97 2,02 2,07 2,12
Produk Domestik Regional Bruto
100 100 100 100 100 100 100 100
(PDRB)
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah 2020
58
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Sektor non pertanian yang memberikan kontribusi yang paling tinggi terhadap
pembentukan PDRB Kabupaten Lombok Tengah adalah sektor transportasi dan
pergudangan rata‐rata mencapai sebesar 20,40%. Kontribusi sektor ini meskipun beberapa
tahun terakhir mengalami penurunan, namun masih menempati urutan kedua setelah
sektor pertanian dalam arti luas. Hal ini memberikan makna bahwa seiring semakin
membaiknya infrasruktur akan semakin mendorong terjadinya peningkatan sarana
transportasi lainnya, sehingga memberikan dampak terhadap meningkatnya PDRB
Kabupaten Lombok Tengah. Besarnya penerimaan PDRB sektor ini juga ditopang oleh
semakin berkembangnya aktivitas masyarakat di sektor pariwisata yang juga
memanfaatkan moda transportasi yang berdampak pada meningkatnya permintaan
terhadap sarana‐sarana transportasi khususnya kendaraan roda empat baik yang berukuran
besar maupun ukuran sedang.
Aktivitas pembangunan fisik yang terus dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah
menyebabkan permintaan terhadap barang dan jasa yang berkenaan dengan pembangunan
tersebut semakin meningkat pula. Hal ini ditunjukkan oleh semakin besarnya kontribusi
yang diberikan oleh sektor kontruksi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lombok
Tengah. Secara rata‐rata kontribusi sektor kontruksi terhadap total PDRB Kabupaten
Lombok Tengah sebesar 11,58%. Kontribusi tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar
13,62% terjadi lompatan yang cukup besar dibanding tahun‐tahun sebelumnya. Hal ini
sejalan dengan semakin maraknya proses pembangunan fisik yang tengah berlangsung
di Kabupaten Lombok Tengah hingga saat sekarang. Besarnya kontribusi sektor
transportasi, pergudangan dan sektor kontruksi berdampak pada meningkatnya kontribusi
sektor perdagangan besar, reparasi mobil dan sepeda motor yang secara rata‐rata mencapai
sebesar 10,90%.
Sektor industri pengolahan yang diharapkan akan mampu menggantikan peran
sektor pertanian dengan hadirnya usaha‐usaha formal maupun informal di daerah pedesaan
belum mampu memberikan kontribusi yang tinggi. Secara rata‐rata kontribusi sektor
industri pengolahan baru mencapai 5,10% masih lebih kecil dari kontribusi sektor
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib yang secara rata‐rata
berkontribusi sebesar 5,92%.
Hal ini mengindikasikan bahwa potensi industri pengolahan (formal dan non
formal) masih belum dikelola secara maksimal sehingga belum mampu memberikan hasil
59
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
yang lebih banyak, bahkan sejak tahun 2013‐2019 kontribusinya terhadap total
pembentukan PDRB Kabupaten Lombok Tengah terus mengalami penurunan.
Kinerja sektor‐sektor ekonomi pembentuk PDRB Kabupaten Lombok Tengah
telah menunjukkan terjadinya pergeseran peran dari sektor pertanian menuju sektor non
pertanian. Menghadapi kondisi yang demikian, bagi pemerintah daerah Kabupaten
Lombok Tengah harus mempersiapkan pembangunan infrastruktur yang berkenaan
dengan pengembangan sektor jasa, baik dalam perdagangan maupun transportasi.
Ditetapkannya Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Mandalika, serta semakin banyaknya potensi‐potensi wisata yang baru
dibuka, maka akan diikuti oleh perkembangan sektor‐sektor ekonomi, perdagangan,
serta sektor‐sektor jasa lainnya. Keterkaitan pembangunan antar sektor akan menjadi hal
yang pasti terjadi, sehingga diperlukan adanya interaksi dan jaringan kerja yang baik antara
pelaku pada masing‐masing sektor ekonomi.
Meskipun sektor pertanian peranannya semakin mengalami penurunan, namun
sektor lainnya tidak akan berkembang tanpa adanya sektor pertanian. Aktivitas sebagian
besar penduduk Kabupaten Lombok Tengah hingga saat ini masih terkosentrasi pada
sektor pertanian, sehingga pengembangan sektor ini merupakan suatu keniscayaan.
Adanya sinergisitas dan jaringan kerja yang baik akan menyebabkan aliran barang dan jasa
berjalan dengan baik, sehingga setiap pelaku ekonomi benar‐benar akan mendapatakan
manfaat dari aktivitas usaha yang dilakukannya. Hal ini akan berdampak pada besar
kecilnya nilai PDRB yang diperoleh sekaligus mencerminkan terjadinya pertumbuhan
ekonomi kabupaten Lombok Tengah.
60
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Nilai PDRB per kapita Kabupaten Lombok Tengah atas dasar harga berlaku sejak
tahun 2015-2019 senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 PDRB per kapita
tercatat sebesar 14,38 juta rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun
2019 mencapai 18,87 juta rupiah (tabel 17). Kenaikan angka PDRB per kapita ini
disebabkan masih dipengaruhi oleh faktor inflasi.
Gambar 54.Tabel PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Lombok Tahun 2015-2019
Nilai PDRB/GRDP (Miliar Rupiah/Billion Rupiahs)
2015 2016 2017 2018* 2019**
-ADHB/ at current price 13.126 14.424 15.779 16.714 17.881
-ADHK/ at 2010 Constant Price 10.274 10.885 11.553 11.919 12.404
-Pertumbuhan PDRB per Kapita ADHK 2010/
Growth of Per Capita GRDP at 2010 Constant 4,51 4,60 5,44 2,22 3,18
Price
PDRB per Kapita/Per Capita GRDP (Ribu Rupiah/Thousand Rupiahs
Jumlah Penduduk (ribu orang)/
912,88 922,09 930,80 939,41 947,49
Population (Thousand People)
Pertumbuhan Jumlah Penduduk
1,05 1,01 0,94 0,93 0,86
(Persen)/Population Growth (Percent)
* Angka Sementara/Preliminary Figures
** Angka Sangat Sementara/Very Preliminary Figures
Sumber: BPS Kabupaten Lombok Tengah 2020
3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang telah diuraikan di atas, merupakan salah
satu variabel ekonomi makro yang dijadikan indikator untuk menilai keberhasilan
pembangunan suatu negara maupun daerah. Hakikat pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi adalah suatu proses yang ditunjukkan dengan kebijakan pemerintah dan swasta
dalam mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah dan swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (Badruddin, 2012). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau merupakan suatu keharusan bagi
keberlangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah selama tahun 2012‐2019 baik
berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan, sangat bergantung dari
besarnya fluktuasi dari nilai PDRB yang terjadi setiap tahun. Berfluktuasinya nilai
PDRB akan mencerminkan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi yang
menggambarkan kemampuan kinerja perekonomian Kabupaten Lombok Tengah selama
periode analisis. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan harga
61
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
berlaku bergerak menaik pada tahun 2013 kemudian secara perlahan mengalami
pergerakan yang menurun hingga tahun 2018. Meskipun pada tahun 2019 mengalami
peningkatan tetapi masih lebih rendah dari tahun 2012‐2017. Secara rata‐rata
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah berdasarkan harga berlaku sebesar
11,00%. Bentuk kurva dari pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah dapat
dilihat dalam gambar berikut:
62
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
63
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
4. Tingkat Pengangguran
Ketenagakerjaan tidak dapat dipisahkan dari perkembangan penduduk, karena
tenaga kerja bersumber dari penduduk. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi adalah pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk ini berkaitan dengan
kenaikan jumlah angkatan kerja (labor force), secara tradisional dianggap sebagai faktor
yang positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Hal ini berarti (1) semakin banyak
jumlah angkatan kerja berarti semakin banyak pasokan tenaga kerja, dan (2) semakin
banyak jumlah penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik (Arsyad, 2010). Oleh
karenanya, variabel ketenagakerjaan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pertumbuhan ekonomi.
Kondisi ketenagakerjaan yang dianalisis bekaitan dengan pertumbuhan ekonomi
adalah banyaknya jumlah penduduk yang masih tergolong sebagai pengangguran. Jumlah
atau besarnya penduduk umumnya dikaitkan dengan pertumbuhan income per kapita
64
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
suatu negara, yang secara kasar mencerminkan kemampuan ekonomi negara tersebut
(Mulyadi, 2012). Sebagai amanah dari sasaran fundamental pembangunan daerah, masalah
pengangguran juga menjadi salah satu masalah prioritas yang harus ditangani oleh
pemerintah Kabupaten Lombok Tengah. Hal ini dimaksudkan agar dapat dicapai tujuan
untuk mewujudkan terciptanya penduduk yang berkualitas sebagai salah satu modal
dasar pembangunan daerah Kabupaten Lombok Tengah. Terciptanya penduduk yang
berkualitas akan menjadi salah satu indikator bahwa proses pembangunan di Kabupaten
Lombok Tengah telah berjalan dengan baik dan mengalami kemajuan dari keadaan
sebelumnya.
Perkembangan ketenagakerjaan di Kabupaten Lombok Tengah selama tahun 2012‐
2019 terjadi fluktuasi seiring dengan semakin bertambahnya penduduk yang masuk ke
dalam usia kerja (tenaga kerja). Jumlah penduduk yang masih tergolong menganggur di
Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2012 sebesar 26.011 orang mengalami penurunan
menjadi sebanyak 11.802 orang pada tahun 2019. Dengan demikian dalam kurun waktu 8
tahun terjadi penurunan jumlah penduduk yang menganggur sebanyak 14.209 orang
atau rata‐rata sabanyak 1.776 orang setiap tahun. Kondisi ini mengindikasikan bahwa
selama kurun waktu tersebut pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah telah mampu
memberikan kesempatan kerja pada penduduknya sehingga penduduk yang tergolong
menganggur telah memiliki kesempatan kerja yang secara otomatis diikuti pula dengan
terciptanya pendapatan bagi penduduk tersebut. Pertumbuhan penduduk yang menganggur
setiap tahun mengindikasikan terjadinya proses perubahan jumlah penduduk setiap tahun
baik mengalami peningkatan maupun penurunan. Dilihat dari pertumbuhan jumlah
penduduk yang menganggur, selama periode analisis secara rata‐rata pertumbuhan
pengangguran di Kabupaten Lombok Tengah mencapai ‐8,25%, artinya terjadi penurunan
jumlah penganggur sebanyak 8,25% sebagaimana terlihat dalam gambar berikut:
65
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
66
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
67
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
secara rata‐rata masih terdapat penduduk yang tergolong menganggur yang masih
membutuhkan penanganan dan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah.
Pola pergerakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang berfluktuatif,
menjadi perhatian pemerintah untuk dilakukan kajian yang mendalam mengenai berbagai
faktor penyebab keberhasilan dan penghambat menurunnya jumlah penangguran.
Kajian mengenai pengangguran harus dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif
baik yang bersifat internal kelompok umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan maupun
yang bersifat eksternal seperti kondisi lingkungan, stabilitas perekonomian maupun
kebijakan pemerintah. Diketahuinya berbagai faktor yang berkenaan dengan
pengangguran akan memudahkan pemerintah melakukan indentifikasi terhadap skala
prioritas yang ingin dilakukan berkenaan dengan kebijakan di bidang ketenagakerjaan
baik bersifat khusus maupun umum.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa pemerintah Kabupaten
Lombok Tengah masih dihadapkan dengan permasalahan penduduk yang masih
mengganggur yang belum dan sedang mencari lapangan pekerjaan. Hadirnya aktivitas
pembangunan secara fisik maupun semakin bergairahnya aktivitas ekonomi terutama
pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) belum mampu memberikan
kesempatan kerja bagi penduduk yang masih menganggur. Satu sisi pemerintah berupaya
untuk menciptakan lapangan kerja baru terutama sektor‐sektor formal, namun tidak dapat
dimanfaatkan oleh penduduk yang tergolong menganggur. Keterbatasan dan rendahnya
kualitas yang dimiliki oleh penduduk yang mengganggur merupakan salah satu faktor
penyebabnya. Rendahnya kualitas tersebut menyebabkan mereka tidak mampu bersaing
dengan tenaga kerja luar yang datang bekerja di Kabupaten Lombok Tengah.
Meskipun secara perlahan pengangguran terus mengalami penurunan dari tahun ke
tahun, namun masih pemerintah Kabupaten Lombok Tengah terus berupaya untuk
memberikan peluang dan kesempatan kerja bagi penduduk yang menganggur. Disadari
bahwa banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh pengangguran salah satunya terjadi
ketidakstabilan kondisi sosial ekonomi bahkan politik di daerah tersebut. Menurut
Arsyad (2010) besarnya potensi permasalahan sosial dan ekonomi yang dapat terjadi
mengikuti rendahnya daya serap tenaga kerja di antarnya adalah rendahnya kemampuan
daya beli (purchasing power) masyarakat. Rendahnya daya beli disebabkan penduduk
68
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
5. Kemiskinan
Kemiskinan bukanlah fenomena yang baru dalam kehidupan sosial. Ia merupakan
fenomena sosial yang selalu menjadi atribut negara‐negara dunia ketiga. Fenomena ini juga
merupakan kebalikan dari kondisi yang dialami oleh negara‐negara maju yang memiliki
atribut sebagai negara modern (Setiadi dan Usman Kolip, 2011). Bagi Bangsa Indonesia,
kemiskinan merupakan permasalahan yang masih dihadapi hingga saat ini, dan mendapat
perhatian yang utama dalam proses pembangunan sosial dan ekonomi karena hal tersebut
merupakan amanah dari UUD 1945. Berkenaan dengan hal tersebut banyak program dan
kebijakan pemerintah pusat maupun daerah yang digelontorkan berkenaan dengan
kemiskinan ini.
Kemiskinan yang terdapat pada suatu negara maupun daerah‐daerah dalam
wilayah negara tersebut selain melaksanakan kebijakan yang terpusat, juga
dilaksanakan secara otonomi oleh daerah yang bersangkutan. Oleh karenanya, kebijakan
penanganan kemiskinan dilakukan secara bersamaan antara kebijakan pemerintah pusat
69
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
70
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Jumlah (Orang)
No. Tahun
Penduduk Miskin Perubahan
8 2019 128.820 (1.180)
Sumber: Kabupaten Lombok Tengah Dalam Angka, 2013-2020
71
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
72
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
73
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
74
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
75
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
d) Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Narbuko
dan Achmadi, 2002:70). Suatu teknik pengumpulan data dimana penulis secara
langsung terjun ke lokasi penelitian untuk mengamati secara langsung obyek yang
hendak diteliti. Metode observasi digunakan untuk mengidentifikasi berbagai
fenomena karakteristik objek penelitian guna memperdalam fakta yang mungkin
belum terdata.
e) Dokumentasi
Suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengutip kembali data-data
yang diperlukan. Studi dokumentasi manurut Hasan (2002:86) adalah teknik
pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun
melalui dokumen. Dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data-data deskriptif objek penelitian. Untuk mendapatkan data
sekunder digunakan teknik dokumentasi, yaitu suatu teknik untuk mendapatkan data
dengan cara mengumpulkan buku harian, surat kabar, laporan, mencatat dokumen-
dokumen yang ada mengenai perencanaan, peraturan dan lain sebagainya berkaitan
dengan masalah yang diteliti sebagai bahan analisa. Untuk data sekunder yang telah
terkumpul kemudian dikategorisasikan dan disajikan dalam bentuk deskriptif, tabel,
grafik atau gambar agar mudah diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian.
Sedangkan data empirik hasil survey lapangan akan ditabulasikan dan kemudian
disajikan dalam bentuk tabel kontingensi (Sudjana,1996: 20) dimana pada baris
disajikan jenis pengelolaan yang diharapkan dan pada kolom adalah jumlah
responden yang memilih.
76
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
77
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
78
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
mempengaruhi suatu negara diantaranya: (1) Jumlah penduduk; (2) Jumlah stok barang
modal; (3) Luas tanah dan kekayaan alamnya; (4) Kemajuan teknologi.
Berdasarkan penjelasan pertumbuhan ekonomi yang berlaku di beberapa negara
dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan suatu
negara (Ahmad Sholeh, 2014) adalah kekayaan sumber alam dan tanahnya, jumlah dan mutu
tenaga kerja, barang-barang modal yang tersedia, tingkat teknologi yang digunakan serta
sikap masyarakat. Pembangunan nasional dalam jangka waktu yang panjang telah
menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup segnifikan. Permasalahaan pertumbuhan
ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prof. Simon Kuznets (1954) berpendapat bahwa
terdapat 6 karakteristik dalam pertumbuhan ekonomi modern, yang muncul dalam analisis
yang berdasarkan pada produk nasional dan komponennya, tenaga kerja, penduduk dan
faktor lainnya. Berikut ini 6 ciri-ciri pertumbuhan ekonomi adalah (1) Terjadi laju
pertumbuhan penduduk dan produk per kapita yang cepat; (2) Adanya peningkatan
produktivitas masyarakat; (3) Terjadi perubahan struktural yang tinggi; (4) Adanya
urbanisasi dalam suatu negara; (5) Melakukan ekspansi ke negara maju; (6) Terjadinya arus
barang, modal, dan manusia antara bangsa-bangsa di dunia.
Kebijakan otonomi daerah merupakan sarana untuk menciptakan pembangunan
yang lebih baik dikarenakan kebijakan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta
kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Hal tersebut dapat dilihat dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi serta meratanya distribusi pendapatan. Pemerintah daerah akan lebih
efisien dalam pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada pada
masing-masing daerah dalam memperlancar kegiatan perekonomian. Otonomi daerah
sebagai upaya dalam mengatasi ketimpangan yang ada di beberapa daerah. Kondisi tersebut
juga terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang kinerja pembangunan ekonomi serta
pertumbuhan ekonomi menunjukan angka yang baik serta mengalami peningkatan setiap
tahunnya.
Pertumbuhan perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Barat selama tahun 2015-
2019 menunjukan kinerja positif, hal tersebut ditunjang dengan adanya lapangan usaha yang
mendukung peningkatan sektor jasa. Perbandingan Produk Domestik Regional Bruto
(lapangan usaha) tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
79
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
80
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 61. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2019
(persen)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang
mempengaruhi keberhasilan pembangunan suatu daerah. Peningkatan atau penurunan
PDRB menunjukkan bahwa suatu daerah mengalami peningkatan atau penurunan pada
sektor pembangunan dan kegiatan ekonomi. Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan
pertumbuhan yang terbagi dalam beberapa sektor ekonomi,dan merupakan sumber
penciptaan lapangan kerja. Tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi tercermin dari nilai
PDRB setiap tahunnya. Pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi meningkat maka akan
meningkatkan kontribusinya terhadap besarnya PDRB wilayah tersebut, namun
peningkatan PDRB setiap tahunnya tidak sepenuhmya membuat pertumbuhan ekonomi ikut
meningkat setiap tahunnya hal ini dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan pertumbuhan
81
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
ekonomi antar Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015-2017 sebagai
berikut:
Tabel 17. Pertumbuhan Ekonomi antar Kabupaten/Kota di
Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015-2017
No. KABUPATEN / KOTA 2017 2016 2015
1 Kabupaten Lombok Barat 6,58 5,73 6,39
2 Kabupaten Lombok Tengah 6,42 5,67 5,58
3 Kabupaten Lombok Timur 6,25 5,18 5,94
4 Kabupaten Sumbawa 6,79 5,26 6,43
5 Kabupaten Dompu 6,82 5,40 6,16
6 Kabupaten Bima 6,02 4,69 6,27
7 Kabupaten Sumbawa Barat -18,97 7,14 107,07
8 Kabupaten Lombok Utara 6,08 4,99 4,73
9 Kota Mataram 8,07 8,06 7,99
10 Kota Bima 6,76 5,78 5,76
Provinsi Nusa Tenggara Barat 0,12 5,82 21,77
Sumber: BPS Provinsi NTB 2020
Berdasarkan hasil data diatas dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi antar
Kabupaten/Kota mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu di kota
Mataram yang menjadi pusat ibu kota daerah NTB dan menjadi pusat baik itu bidang sosial
maupun ekonomi. Persentase rata-rata pertumbuhan ekonomi dari keseluruhan
Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015-2017 yaitu sebesar 6,0% yang
dimana masih dalam pertumbuhan ekonomi sedang.
Permasalahan NTB saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang mengalami
penurunan dan berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional serta tingkat kemiskinan
masih cukup tinggi. Meskipun pertumbuhan ekonomi terus meningkatan akan tetapi Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di NTB masih cukup rendah di bawah nasional yang dapat
dilihat tabel dibawah ini:
82
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
83
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
pekerjaan yang semakin banyak, memiliki harapan besar untuk memfasilitasi masyarakat
sehingga dapat mensejahterakan masyarakat Nusa Tenggara Barat khususnya masyarakat
Mandalika.
84
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
untuk mendukung sektor pariwisata adalah kebutuhan akan informasi terhadap tujuan
wisata dan fasilitas pendukung seperti bank, supermarket, ATM dan lain sebagainya.
Menurut Spillane (1987) (Fauzia Afriyani, 2015), peranan pariwisata dalam
pembangunan negara pada garis besarnya memiliki tiga segi, yaitu segi ekonomi (sumber
devisa, pajak-pajak), segi sosial (penciptaan lapangan kerja), dan segi kebudayaan
(memperkenalkan kebudayan negara kepada wisatawan-wisatawan asing). Para pakar
ekonomi memperkirakan sektor pariwisata akan menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang
penting pada abad ke-21. Dalam perekonomian suatu negara, bila dikembangkan secara
berencana dan terpadu, peran sektor pariwisata akan melebihi sektor migas (minyak bumi
dan gas alam) serta industri lainnya. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang
mendapat prioritas utama dalam rangka memperbaiki struktur ekonomi daerah serta dapat
meningkatkan kemandirian daerah dan daya saing.
Pengertian pariwisata secara entimologi kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta
yaitu kata “pari” yang berarti banyak; berkali-kali; berputar-putar, kata “wisata” yang berarti
perjalanan; bepergian. Menurut Spillane (Fauzia Afriyani, 2015), pariwisata dalam bahasa
inggris adalah ”Tour” yang diartikan dalam kamus sebagai Perjalanan atau bepergian
untuk kesenangan mengunjungi berbagai tempat yang menarik, atau kunjungan singkat atau
kunjungan lewat suatu tempat. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan, yang dimaksud dengan kepariwisataan adalah sebagai berikut
(https://adoc.pub/bab-ii-landasan-teori-secara-umum-masyarakat-melihat-bahwa-i.html) :
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah.
4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
85
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
8. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
9. Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.
10. Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata
atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh
penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan
keamanan.
11. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk mengembangkan
profesionalitas kerja.
12. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja pariwisata
untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan
kepariwisataan.
13. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
14. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
15. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang kepariwisataan.
86
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
87
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
88
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
penginapan. Selain itu ada kebutuhan akan Support Industries yaitu toko souvenir,
toko cuci pakaian, pemandu, daerah festival, dan fasilitas rekreasi (untuk kegiatan).
c. Infrastructure (infrastruktur).
Daya tarik dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada
infrastruktur dasar. Perkembangan infrastruktur dari suatu daerah sebenarnya
dinikmati baik oleh wisatawan maupun rakyat yang juga tinggal di sana, maka ada
keuntungan bagi penduduk yang bukan wisatawan. Pemenuhan atau penciptaan
infrastruktur adalah suatu cara untuk menciptakan suasana yang cocok bagi
perkembangan pariwisata.
d. Transportations (transportasi).
Dalam pariwisata kemajuan dunia transportasi atau pengangkutan sangat dibutuhkan
karena sangat menentukan jarak dan waktu dalam suatu perjalanan pariwisata.
Transportasi baik transportasi darat, udara, maupun laut merupakan suatu unsur
utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejala-gejala pariwisata.
e. Hospitality (keramahtamahan).
Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal memerlukan
kepastian jaminan keamanan khususnya untuk wisatawan asing yang memerlukan
gambaran tentang tempat tujuan wisata yang akan mereka datangi. Maka kebutuhan
dasar akan keamanan dan perlindungan harus disediakan dan juga keuletan serta
keramahtamahan tenaga kerja wisata perlu dipertimbangkan supaya wisatawan
merasa aman dan nyaman selama perjalanan wisata.
Pariwisata dapat digambarkan sebagai produk bersaing daerah dengan tujuan wisata
menarik, kompetitif dari segi kualitas, dibandingkan dengan produk dan jasa dari daerah
tujuan wisata lain. Daya saing sektor pariwisata merupakan kapasitas usaha pariwisata untuk
menarik pengunjung asing maupun domestik yang berkunjung pada suatu tujuan wisata
tertentu. Peningkatan daya saing dapat dicapai dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada,
meningkatkan kapabilitas pengelolaan sehingga mempunyai daya saing dengan daerah lain.
Hal tersebut dapat menjadikan daerah tersebut menarik para masayrakat lainnya untuk
berkunjung kedaerah tersebut. Menurut Baharudin (2011)
(https://www.hestanto.web.id/pendapatan-pariwisata/) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penerimaan daerah dari sektor pariwisata:
a. Jumlah obyek wisata
89
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
90
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
ditunjukkan dengan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pendapatan perkapita yang tinggi
cenderung mendorong naiknya tingkat konsumsi perkapita yang selanjutnya
menimbulkan intensif bagi diubahnya struktur produksi (pada saat pendapatan
meningkat, permintaan akan barang manufaktur dan jasa pasti akan meningkat lebih
cepat dari pada permintaan akan produk-produk pertanian) (Todaro,2000).
Pengembangan pariwisata saat ini semakin berkembang dan bervariasi dari waktu
ke waktu. Pemerintah mengeluarkan kebijakan pengembangan ekonomi yang berkaitan
dengan pengembangan pariwisata yaitu Kawasan Ekonomi Khusus. Salah satu Ekonomi
Khusus yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata adalah Kawasan Ekonomi Khusus
Mandalika. Kawasan tersebut berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara
Barat yang memiliki luas wilayah kurang lebih 1.250 ha. Kawasan ini berjarak 16 Km dari
Bandara Internasional Lombok, 55 km dari pelabuhan Lembar, dan 45 km dari Kota
Mataram yang merupakan ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat. Konsep bisnis yang
dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika dibagi menjadi dua, yakini public
realm merupakan konsep bisnis yang menunjang keberlangsungan kawasan tersebut seperti
infrastruktur transportasi, jaringan utilitas yang mencakup listrik, air dan gas, jaringan
komunikasi, taman, sarana olahraga dan hiburan, pelayanaan publik seperti perdagangan,
kesehatan dan keamanan serta argo-turism dan Sarana perdebatan. Sedangkan private realm
merupakan konsep bisnis yang mengembangkan Independent Development Packages
seperti hotel, spa, tempat konferensi dan museum serta tempat kerajinan.
Pemerintah kabupaten memiliki peran untuk ikut mengembangkan Kawasan
Ekonomi Khusus Mandalika melalui institutional setting. Pemerintah kabupaten dalam hal
ini Lombok Tengah dirasa mempunyai kuasa untuk ikut menguatkan dan mempromosikan
atraksiatraksi pariwisata yang ada di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. Dalam
institutional setting, pemerintah memiliki peran untuk menguatkan dan mempromosikan
pelayanan tertentu kepada masyarakat. Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika sendiri
merupakan pariwisata yang berkaitan langsung dengan masyarakat melalui multiplier effect
yang dimiliki pariwisata itu sendiri. Namun institutional setting tersebut harus menjangkau
semua multiplier effect dari pariwisata yang ada sehingga akan mampu mencakup dan
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di kawasan tersebut. Oleh sebab itu perlu dikaji
91
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
92
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
satu dari sepuluh destinasi pariwisata prioritas di tingkat nasional. KEK Mandalika
dibangun di area seluas 1.035,67 Ha, terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Penetapan Mandalika sebagai destinasi wisata prioritas bukan tanpa alasan.
Menurut data Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Mandalika menempati posisi kedua
setelah Borobudur sebagai destinasi wisata dengan performansi terbaik dari total 10
destinasi prioritas nasional. Hal tersebut sesuai dengan visi Pariwisata di NTB sebagai
destinasi wisata halal terbaik di dunia. Sebagaimana yang dikemukakan Duffy (2002) bahwa
seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan lokal dan mancanegara, kekhawatiran akan
dampak kerusakan ekosistem lingkungan yang disebabkan meningkatnya fenomena mass
tourism yang menyasar, membuat para pengembang industri pariwisata mulai mencari
konsep pariwisata yang bersifat berkelanjutan atau sustainable. Dalam hal ini, konsep
ecotourism menjadi alternatif dalam menciptakan destinasi wisata dalam lingkup Kawasan
Ekonomi Khusus namun tetap memperhatikan aspek ekologis yang ada di zona wisata
tersebut.
Dalam hal KEK Mandalika, pembangunan KEK tersebut didasarkan atas konsep
ecotourism. Pembangunan KEK Mandalika yang mengunggulkan aspek keindahan alam,
direncanakan tetap menjaga 51% area sebagai kawasan hijau. Terdapat empat peluang dan
keuntungan, yang didapat KEK Mandalika dalam mengimplementasikan wisata berbasis
ecotourism dijelaskan sebagai berikut:
1. Investor asing akan tertarik dengan konsep green economy yang ditawarkan. Menteri
Perekonomian Darmin Nasution misalnya, dalam kunjungannya ke KEK Mandalika
mengungkapkan bahwa keunggulan yang dimiliki KEK Mandalika merupakan konsep
green infrastructure yang ditawarkan. Menurutnya dengan menerapkan konsep green
economy atau ekonomi hijau akan semakin menarik perhatian para investor asing untuk
berinvestasi dalam pembangunan KEK (Nursyamsyi, 2017). Konsep keberlanjutan atau
sustainable dibenarkan oleh Darmin yang menjelaskan konsep pembanguan
berkelanjutan di KEK Mandalika dapat dijadikan percontohan bagi pembangunan di
wilayah lain.
2. Sebagai upaya menerapkan konsep sustainability dan green economy. Proyek
pembangunan dalam KEK Mandalika seperti resort, hotel dan bangunan lainnya,
didukung oleh fasilitas infrastruktur yang ramah lingkungan seperti solar power plants,
penyulingan air laut menajadi air bersih, serta penyediaan kawasan hijau. Green
93
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
94
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
95
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
pantai harus bisa dinikmati oleh semua pihak. Hal ini melihat fakta bahwa, kawasan
pantai umumnya di priviatisasi oleh pihak yang mengembangkan resort dan perhotelan
di area tersebut. Sehingga, kawasan pantai di area tersebut tidak terbuka bagi publik
dan hanya bisa dinikmati oleh sebagian pihak, yakni mereka yang memilki modal.
Selain memperhatikan aspek lingkungan, perhatian terhadap unsur budaya daerah
setempat juga perlu ditekankan. Suguhan atraksi-atraksi daerah dan pengenalan
terhadap adat istiadat masyarakat setempat perlu mendapatkan penekanan. KEK
Mandalika harus bisa menjadi ajang untuk mempromosikan kearifan budaya lokal
dengan turut menjaga keberlangsungan lingkungan hidup di sekitarnya. Hanya dengan
itu, konsep ecotourism dapat menjadi alternatif bagi industri pariwisata modern untuk
menjadi pariwisata yang bersifat sustainable, menghilangkan persepsi bahwa industri
pariwisata lazimnya dikaitkan dengan isu ketimpangan, kerusakan lingkungan dan
kemiskinan. Analisis potensi pengembangan obyek wisata perlu dikaji untuk
mengetahui potensi dan kelemahan pada obyek dan daya tarik wisata yang ada di
Kabupaten Lombok Tengah, selain itu dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
pemerintah daerah setempat untuk menyusun rencana dan program yang sesuai untuk
pengembangan pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah. Perkembangan dan
pembangunan pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah mengalami peningkatan yang
cukup baik.
96
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Dari gambar ditas terlihat bahwa pertumbuhan wisatawan di Lombok sangat positif
dan cenderung naik. Berdasarkan data BPS Pada tahun 2018 pertumbuhan wisatawan di
Lombok sebesar 15,81 % dan pada tahun 2019 sebesar 16,11 % sehingga ada kenaikan
sebesar 1,88%. Untuk wisawatan mancanegara yang datang ke Lombok juga sangat tinggi
bahkan prosentasenya hampir 10 prosen dari total wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia yaitu pada tahun 2019 yaitu 2,15 juta atau 9,6 % dari 16,11 juta wisatan yang
masuk ke Indonesia. Angka yang sangat fantastis untuk sebuah pertumbuhan wisatawan.
Selain itu jika dibandingkan dengan beberapa destinasi lain di kawasan timur
Indonesia, misalnya dengan Raja Ampat dan Labuan Bajo, Lombok memiliki jumlah
wisatawan yang jauh lebih banyak. Pada gambar 60 di bawah ini menjukkan bahwa dalam
2 tahun berturut-turut Lombok dapat mendatangkan wisatwan yang jauh lebih banyak.
97
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Berdasarkan data tahun 2017, sekitar 47 persen dari 1,4 juta wisman berasal dari
Eropa, dan diikuti oleh wisman asal Asia-Pasifik (26 persen), Amerika (14 persen), dan
ASEAN (13 persen). Temuan ini sejalan dengan Laporan MADA yang menemukan bahwa
pengunjung Eropa menyumbang sekitar 50 persen dari semua kedatangan internasional ke
NTB pada tahun 2015. Sedangkan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa wisatan dari
Australia mengalami kenaikan sebesar 425% yaitu dari 2.633 orang pada tahun 2018
menjadi 13.814 pada tahun 2019. Kenaikan ini salah satunya di dorong oleh adanya
penerbangan langsung internasional dari Perth Australia ke Lombok NTB. Data tersebut
menunjukkan struktur originasi wisman yang tidak berubah secara signifikan dalam dua
tahun terakhir. Lombok tetap menarik untuk hampir semua pasar sumber internasional, baik
untuk pasar resor pantai skala besar dan pasar snorkeling, menyelam, hiking dan
berselancar.
98
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 64. Profil Wisatawan Mancanegara Berkunjung ke Lombok Tahun 2018 dan 2019
Gambar 65. Award Word’s Best Halal Honeymoon Destination dan Word’s Best Halal
Tourism Destination di di Abu Dhabi Uni Emirat Arab 2016
99
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Selain itu, saat ini semakin banyak kawasan atau objek wisata yang memiliki
kemudahan untuk diakses baik dari segi informasi, transportasi dan akomadasi. Hal ini jelas
menjadi pertimbangan tersendiri bagi wissatawan yang ingin bekunjung ke Lombok.
Profil wisatawan dapat dilihat dari sisi usia, dimana kelompok berusia di bawah 15
tahun menempati persentase tertinggi 28 persen. Temuan ini sangat menarik, khususnya
melihat bahwa motivasi wisnus adalah untuk mengunjungi saudara/teman (43 persen) dan
rekreasi (46 persen). Hal ini mengindikasikan terdapat proporsi besar wisata keluarga
dengan anak-anak ke NTB. Kelompok umur lain di rentang usia 15-54 tahun memiliki
kontribusi sekitar 14-18 persen. Adapun proporsi wisnus usia 55 tahun ke atas hanya 7
persen yang menunjukkan NTB masih kurang populer sebagai destinasi untuk kelompok
pensiunan dan lanjut usia.
Wisman rata-rata menghabiskan sekitar Rp1.850.000, atau sekitar 16 persen lebih
tinggi dari wisnus. Pengeluaran yang tidak berbeda jauh antara wisman dan wisnus ini
disebabkan karena peningkatan yang signifikan dalam pengeluaran harian wisnus menjadi
sekitar Rp1.550.000 - 1.600.000. Data pengeluaran harian wisman pada tahun 2013-2018
menunjukkan peningkatan 1,15 persen per tahun yaitu dari USD 130 pada tahun 2013
menjadi USD 137 pada tahun 2018. Wisman asal negara-negara Asia-Pasifik memiliki
pengeluaran harian tertinggi yaitu sekitar USD 157 per hari pada tahun 2016, diikuti oleh
wisman asal ASEAN. Di sisi lain, pasar Eropa - yang saat ini paling menarik bagi pariwisata
NTB berdasarkan angka kunjungan mereka. Namun pengeluaran rata-rata wisman asal
Eropa tergolong paling rendah yaitu sekitar USD 86 per hari pada tahun 2016.
Potret terkini terkait minat berwisata ke NTB dapat dilihat dari survei online tentang
Lombok tahun 2019. Hasil survey yang melibatkan 3.852 responden menunjukkan dominasi
kegiatan yang akan dilakukan di Lombok secara berturut-turut yaitu kegiatan alam,
petualangan, dan kebudayaan
100
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Covid19 menyebabkan gangguan pada rantai pasok global, dalam negeri, volatilitas pasar
keuangan, guncangan permintaan konsumen dan dampak negatif di sektor sektor utama
seperti perjalanan dan pariwisata.
Pusat Statistik (BPS) mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang
datang ke Tanah Air pada awal tahun 2020 mengalami penurunan. Selama Januari 2020,
kunjungan wisman mencapai sebanyak 1,27 juta kunjungan. Angka ini merosot 7,62 persen
bila dibandingkan jumlah kunjungan turis asing pada Desember 2019 sebanyak 1,37 juta
kunjungan. Penurunan jumlah kunjungan turis asing ini utamanya disebabkan oleh
mewabahnya Covid-19 yang terjadi pada pekan terakhir Januari 2020. Merosotnya
kunjungan turis asing ke Indonesia itu terlihat juga dari data wisman yang datang melalui
pintu masuk udara (bandara). Jika dibandingkan dengan kunjungan pada Desember 2019,
jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk udara pada Januari 2020
mengalami penurunan sebesar 5,01 persen.
Pariwisata di NTB juga mengalami dampak yang sangat besar. Hal ini dapat lihat
dari penurunan jumlah pengunjung yang datang ke Lombok melalui Bandar Undara seperti
yang tersaji pada tabel gambar di bawah ini
Sumber : Berita Resmi Statistik Provinsi NTB Desember 2019-Oktober 2020 (Data Terolah
101
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 19. Jumlah Hotel Bintang-Non Bintang dan Jumlah Kamar di Provinsi NTB Tahun
2019
Jumlah
Jumlah Hotel Jumlah Jumlah
No Kabupaten / Kota Hotel Non
Bintang Kamar Kamar
Bintang
(1) (2) (3) (4) (3) (4)
1 Mataram 29 853 124 544
2 Lombok Barat 38 2644 163 1065
3 Lombok Utara 9 487 583 4537
4 Lombok Tengah 6 329 107 829
5 Lombok Timur 3 34 144 368
6 Sumbawa Barat 1 92 35 266
7 Sumbawa 7 98 53 583
8 Dompu 0 0 36 298
9 Bima 0 0 15 91
10 Kota Bima 0 0 18 403
Jumlah 93 4537 1278 8984
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pasokan hotel berbintang terbanyak terdapat di
Kabupaten Lombok Barat (38 hotel), diikuti Kota Mataram (29 hotel), Lombok Utara (9
hotel), dan Lombok Tengah (6 hotel) lombok timur (3 hotel).
102
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 67. Hotel Bintang yang sudah beroperasi di Lombok Tengah Tahun 2020
D Praya Hotel
Novotel Lombok
Aerotel Mandalika Resort & Villas
103
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 68. Grafik TPK dan LOS Wisatawan Mancanegara di Lombok tahun 2018 dan
2019
Pada Gambar diatas terlihat bahwa angka TPK hotel Bintang Tahun 2016 sebesar
42,27 % naik menjadi 58,25% pada tahun 2019 dan TPK Hotel Non Bintang tahun 2016
sebesar 28,92% naik menjadi 57,8% pada tahun 2019. Begitu juga untuk lengt of stay (LOS)
atau lama tinggal wisatawan juga cenderung naik dari tahun 2016 LOS untuk hotel bintang
sebesar 2,18 hari menjadi 3,25 hari pada tahun 2019 dan LOS untuk hotel non bintang tahun
2016 sebesar 2,07 hari naik menjadi 3,15 hari pada tahun 2019. Data-data ini
mengindikasikan bahwa wisatwan di Lombok cenderung naik baik dari sisi jumlah
wisawatawanya, tingkat hunian kamarnya maupun lama tinggalnya.
104
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
105
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 21. Proyeksi Total Pendapatan Pariwisata Lombok Sampai Tahun 2045
Pada tahun 2017, Pulau Lombok memiliki sekitar 8.859 kamar. Dengan rerata
ALOS 4 hari dan dengan tersedianya 8.859 kamar di tahun 2018, maka kebutuhan tambahan
kamar di Pulau Lombok diperkirakan sebanyak 4.886 unit pada tahun 2020 dan terus
meningkat hingga mencapai total jumlah kamar sebanyak 93.975 unit pada tahun 2045.
Penambahan kamar ini tersebar di beberapa wilayah, dengan wilayah Mandalika dan
sekitarnya diperkirakan menampung tambahan kamar tertinggi, diikuti oleh wilayah
Sekotong dan sekitarnya, wilayah Gili-Senggigi dan Kota Mataram.
106
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 23. Realiasai PMA Berdasarkan sektor pada tahun 2011-2017 (dalam miliar rupiah)
Penanaman Modal Asing (PMA)
No Sektor
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Pariwisata 489,82 32,26 146,53 1.656,53 2.152,00 2.109,72 1.434,68
2 Transportasi n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
3 Perdagangan 14,92 47,24 2,85 1,85 20,48 9,04 37,91
4 Pertanian 33,46 17,37 n/a n/a n/a 3,18 n/a
5 Perkebunan 4,00 3,01 55,90 9,45 27,60 n/a n/a
6 Kehutanan n/a n/a n/a n/a n/a n/a n/a
7 Perikanan 24,89 11,04 9,55 0,02 14,56 173,24 63,01
8 Pertambangan 644,44 910,93 3.119,00 1.692,30 5.048,42 6.582,19 146,85
9 Industri 32,71 10,61 6,30 44,92 103,63 3,53 12,85
10 Pelayanan Lainnya 114,77 6,52 34,68 1.431,59 2.284,72 606,35 509,75
107
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 24. Realiasai PMND Berdasarkan sektor pada tahun 2011-2017 (dalam miliar
rupiah)
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDM)
No Sektor
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Pariwisata 158,41 106,07 136,13 347,18 149,70 n/a 284,64
2 Transportasi 11,74 n/a 1,331,07 326,90 35,00 36,00 n/a
3 Perdagangan 3,05 n/a n/a n/a n/a 63,61 161,79
4 Pertanian n/a n/a n/a 30,30 17,95 n/a n/a
5 Perkebunan 35,73 n/a n/a 172,50 103,85 177,18 n/a
6 Kehutanan n/a n/a n/a 4,00 11,00 n/a n/a
7 Perikanan 33,07 n/a 25,39 12,51 2,74 71,63 n/a
8 Pertambangan n/a n/a 22,52 72,05 3,01 50,59 8.258,85
9 Industri 150,60 n/a 1,66 322,96 6,35 11,21 125,29
10 Pelayanan Lainnya 25,44 292,60 20,38 62,15 16,17 1,60 244,65
Gambar 70. Invstasi Asing berdasarkan Asal Negara di Lombok tahun 2018
108
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
109
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
pusat-pusat kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat
dan lain-lain.
4. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism) Pariwisata ini dapat dibagi lagi
menjadi dua kategori: a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga
besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan
lainlain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya. b. Sporting
tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin
berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik
kuda, berburu, memancing dan lain-lain.
5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism) Menurut para ahli
teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk profesional travel atau perjalanan
karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan
kepada seseorang untuk memilih tujuan maupun waktu perjalanan.
6. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism) Pariwisata ini banyak
diminati oleh negara-negara karena ketika diadakan suatu konvensi atau
pertemuan maka akan banyak peserta yang hadir untuk tinggal dalam jangka
waktu tertentu dinegara yang mengadakan konvensi yang mencakup pertemuan-
pertemuan ilmiah, pertemuan bisnis, dan bahakan pertemuan politik. Negara
yang sering mengadakan konvensi akan mendirikan bangunan-bangunan yang
menunjang diadakannya pariwisata konvensi.
110
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
kepuasan bagi wisatawan. Permintaan dalam industri pariwisata tidak hanya terbatas pada
waktu yang diperlukan pada saat perjalanan wisata diperlukan, akan tetapi jauh sebelum
melakukan perjalanan, permintaan itu sudah mengemuka seperti informasi tentang daerah
tujuan wisata, hotel tempat untuk menginap, transportasi yang akan digunakan, tempat-
tempat yang akan dikunjungi dan berapa banyak uang yang harus dibawa (Yoeti, 2008).
Permintaan industri pariwisata tidak hanya membutuhkan layanan tetapi
membutuhkan kombinasi dari bermacam-macam pelayanan yang ditawarkan dalam suatu
paket wisata yang dalam ilmu ekonomi pariwisata sebagai A Assortment of Services.
Permintaan tersebut dapat dibagi menjadi enam kelompok yang saling melengkapi menurut
G.A.Schmoll (Yoeti, 2008) sebagai berikut: (1) Travel preparations, sebelum membeli
paket wisata kita terlebih dahulu memerlukan informasi, saran-saran, pemesanan, tiket dan
vouchers, money exchanges, pakaian selama perjalanan dan alat lain yang dibutuhkan; (2)
Movement, dalam perjalanan wisatawan memerlukan transportasi menuju dan dari objek
wisata, sightseeing and tours, safaries, act at the tourist destination; (3) Accommodation
and catering, pada suatu daerah tujuan wisata wisatawan akan memerlukan kamar hotel and
motel, area kemping dan restoran, bar dan cafe; (4) Activities at the destination, didaerah
tujuan wisata wisatawan memerlukan entertaiment, sports sightseeing, berbelanja,
mengunjungi museum; (5) Purchases and personal needs, sebagai kenang-kenang pada
suatu daerah tujuan wisata wisatawan akan membeli bermacam-macam oleh-oleh dalam
bentuk barang-barang pribadi, pakaian, medical care, souvenir dan lain-lain; (6) Recording
an preserving impressions, untuk keperluan dokumen perjalanan wisatawan memerlukan
purchases of film, kamera, photos or studio shooting dan lain-lain.
Berbeda dengan permintaan terhadap barang dan jasa pada umumnya, permintaan
industri pariwisata memiliki karakter sendiri, beberapa ciri atau karakter permintaan
pariwisata menurut Yoeti (2008) sebagai berikut: (1) Sangat dipengaruhi oleh musim; (2)
Terpusat pada tempat-tempat tertentu; (3) Tergantung pada besar kecilnya pendapatan; (4)
Bersaing dengan permintaan akan barang-barang mewah; (5) Tergantung tersedianya waktu
senggang; (6) Tergantung teknologi transportasi; (7) Jumlah orang dalam keluarga; (8)
Aksesibilita. Menurut Yoeti (2008) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
permintaan pariwisata antara lain sebagai berikut:
1. General Demand Factors merupakan permintaan terhadap barang dan jasa industri
pariwisata tergantung pada hal-hal sebagai berikut:
111
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
112
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
113
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
114
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
penangung jawab pembangunan pariwisata memberikan izin kepada para investor asing
sehingga pariwisata Lombok Tengah dikuasai oleh investor asing.
Kawasan wisata Lombok Tengah yang sudah berkembang yaitu Kawasan Wisata
Kuta, Kawasan Wisata Sade, Kawasan Wisata Selong Belanak, Kawasan 2 Wisata Sukarare,
dan Kawasan Wisata Batu Keliang Utara. Pariwisata di Lombok Tengah memiliki potensi
alam dengan berbagai jenis atraksi wisata yang dikunjungi oleh wisatawan. Perkembangan
destinasi wisata, baik alam maupun budaya merupakan pemicu ekonomi yang memberikan
dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat. Indonesia juga merupakan
negeri yang kaya akan pariwisatanya, mulai dari wisata alam yang berada di darat maupun
di lautan, wisata budaya, wisata sejarah hingga wisata kulinernya. Kabupaten Lombok
Tengah merupakan daerah yang memiliki keunikan potensi wisata tersendiri yang mampu
menarik minat wisatawan mancanegara dan wisatawan. domestik untuk berkunjung ke
Lombok Tengah, dan salah satu yang menjadi destinasi pariwisata di Lombok yaitu pantai
Kute Lombok, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Daya tarik untuk wisata
terdiri dari daya tarik sosial budaya dan alam maupun buatan. Wisata alam yang ada di
Lombok Tengah cukup beragam dan bervariasi mulai dari ujung utara sampai selatan mulai
dari wisata air terjun (water fall), hingga keindahan pantainya. Daya tarik wisata sosial
budaya maupun wisata buatan yang cukup banyak dan bervariasi mulai dari keunikan
tradisi, sosial budaya masyarakatnya, peninggalan sejarah, kesenian serta kerajinan. Objek
dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang terdapat di Lombok Tengah terdiri dari daya tarik
wisata: bahari, alam, sejarah, religi, tirta, kerajinan dan seni, serta daya tarik wisata adat.
Kepariwisataan di Lombok Tengah tidak kalah dengan daerah lain yang ada di seluruh
Indonesia, di Lombok juga memiliki potensi dan daya tarik wisata yang eksotis, indah dan
beragam, baik itu wisata sosial budaya maupun alam seperti yang telah diuraikan di atas
yang tersebar di seluruh Lombok Tengah.
115
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
klasifikasi Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) yang membagi kawasan di dalam
KSPN pada beberapa kecamatan.
Daerah yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan adalah Pantai Selatan dan
Senggigi-Tiga Gili, sedangkan Gunung Rinjani memiliki keterbatasan untuk pengembangan
karena merupakan kawasan lindung. Kota Mataram sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
dan setiap kota/ibukota kabupaten sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) / Pusat Kegiatan
Wilayah Provinsi (PKWP) berfungsi sebagai pusat kegiatan dan pusat layanan untuk
kegiatan pariwisata. Semua tujuan kegiatan, pusat kegiatan, wilayah, dan semua fasilitas
dihubungkan dan diintegrasikan ke dalam kawasan pariwisata berkelanjutan. Untuk melihat
tinjauan keuangulan kompetitif dilakukan integrasi melalui penetapan Kawasan Inti
Pariwisata (KIP) atau Key Tourism Area (KTA).
116
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Kawasan Inti Pariwisata (KIP) atau Key Tourism Area (KTA) dipilih berdasarkan
Market Analysis and Demand Assessment (MADA) tahun 2017 dan Baseline Analysis
RIDPP Lombok tahun 2019. KIP (atau KTA) yang teridentifikasi dalam MADA telah
dikonfirmasi kembali dalam analisis baseline RIDPP Lombok tahun 2019 yang meliputi
analisis kebijakan dan masukan Pemda, analisis pemetaan kesesuaian atraksi pariwisata,
analisis kesiapan kawasan wisata, dan carrying capacity lingkungan.
Hasil analisis menetapkan 2 (dua) KTA Prioritas (KTA Gili-Senggigi dan KTA
Pantai Selatan), serta 2 (dua) KTA Potensial (KTA Kota Mataram dan KTA Rinjani).
Jangka waktu untuk pengembangan KTA Prioritas (KTA Gili-Senggigi dan KTA Pantai
Selatan) adalah 2020-2024, sedangkan KTA lainnya akan dikembangkan pada periode
berikutnya.
KTA Pantai Selatan meliputi Kecamatan Pujut, Kecamatan Praya Barat,
Kecamatang Sekotong, Kecamatan Jerowaru. Pantai Selatan Lombok menjadi salah satu
kawasan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terlebih telah dibangunnya
Mandalika sebagai pusat pariwisata baru. Kawasan ini ditetapkan sebagai Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) dengan pariwisata sebagai sektor unggulan. Sebagai tujuan wisata
utama, Pantai Selatan Lombok memiliki potensi pasar yang cukup besar. Dengan cakupan
wilayah yang luas meliputi tiga kabupaten (Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten
Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur), klaster ini dikembangkan di bawah satu
entitas KTA Pantai Selatan. Karakteristik tujuan wisata di klaster ini adalah wisata bahari,
yang didominasi oleh pantai dan pulau-pulau kecil (gili), wisata bahari, wisata olahraga dan
kegiatan wisata yang dipadukan dengan beberapa desa tradisional di Kabupaten Lombok
Tengah.
117
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Pariwisata Lombok mempunyai ragam daya tarik wisata yang lengkap mulai dari
laut dan bawah laut sampai ke Gunung Rinjani, sebagaimana Gambar … di bawah ini.
Lombok memiliki kemiripan karakteristik dengan Langkawi, Phuket, Borocay, dan Gunung
Kinabalu. Dengan ragam daya tarik wisata yang lengkap dalam satu pulau, Pulau Lombok
memiliki potensi besar untuk menangkap seluruh segmen pasar dan dapat menjadi
diferensiasi dari destinasi lainnya di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Selain alam, Pulau
Lombok juga memiliki beberapa potensi wisata lain seperti kawasan warisan budaya dan
seni lokal, serta kuliner. Potensi-potensi wisata ini dapat dinikmati oleh wisatawan dengan
mengunjungi desa dan pasar tradisional di Pulau Lombok dan mengikuti beberapa aktivitas
dan kegiatan yang ditawarkan penduduk lokal.
118
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
119
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Untuk akses jalan, Pulau Lombok memiliki total panjang jalan status jalan nasional,
provinsi hingga kabupaten/kota dengan rincian sebagai berikut.
4 - Mataram 369,9
120
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
121
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
mengandalkan nilai budaya, maka penyediaan fasilitas dan infrastruktur diarahkan untuk
menikmati budaya yang ditawarkan di kawasan tersebut.
Pariwisata yang berkelanjutan :
mempertimbangkan daya dukung lingkungan suatu kawasan pariwisata
tidak mengganggu organisasi sosial budaya tempat kegiatan pariwisata
berlangsung
membuka peluang dan memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal dan
masyarakat di wilayah tersebut. (Draper et. al, 2008; da Cunha dan da Cunha,
2005).
Konsep destinasi dan kawasan pariwisata yang berlaku di Indonesia sudah ada dan
tertuang dalam Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan dan PP No. 50
Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
(RIPPARNAS). Terdapat beberapa konsep dan pengertian kawasan yang perlu diperhatikan
yaitu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN) dan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Perwilayahan Pembangunan
DPN itu sendiri meliputi:
1. DPN (Destinasi Pariwisata Nasional), yang dinyatakan dalam RIPPARNAS,
yaitu terdiri dari 50 (limapuluh) Destinasi; dan
2. KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) yang berjumlah 88 (delapan
puluh delapan) Kawasan; serta
3. KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional) sejumlah 222 Kawasan.
Sumber: Imsspada.kemendikbud.go.id
122
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
DPN adalah destinasi pariwisata yang berskala nasional. Perwilayahan DPN ini
terdiri dari 50 DPN yang tersebar di seluruh Indonesia dan 88 KSPN yang tersebar di 50
DPN tersebut. Penetapan DPN ditentukan berdasarkan kriteria:
a) merupakan kawasan geografis dengan cakupan wilayah provinsi dan/atau lintas
provinsi yang di dalamnya terdapat kawasan-kawasan pengembangan
pariwisata nasional, yang di antaranya merupakan KSPN;
b) memiliki Daya Tarik Wisata yang berkualitas dan dikenal secara luas secara
nasional dan internasional, serta membentuk jejaring produk wisata dalam
bentuk pola pemaketan produk dan pola kunjungan wisatawan;
c) memiliki kesesuaian tema Daya Tarik Wisata yang mendukung penguatan daya
saing;
d) memiliki dukungan jejaring aksesibilitas dan infrastruktur yang mendukung
pergerakan wisatawan dan kegiatan Kepariwisataan; dan
e) memiliki keterpaduan dengan rencana sektor terkait.
123
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Ripparnas terdapat 88 (delapan puluh delapan) KSPN yang tersebar di 50 (lima puluh) DPN.
Dengan ketentuan penetapan KSPN atas dasar kriteria berikut ini:
a) memiliki fungsi utama pariwisata atau potensi pengembangan pariwisata;
b) memiliki sumber daya pariwisata potensial untuk menjadi Daya Tarik Wisata
unggulan dan memiliki citra yang sudah dikenal secara luas;
c) memiliki potensi pasar, baik skala nasional maupun khususnya internasional;
d) memiliki posisi dan peran potensial sebagai penggerak investasi;
e) memiliki lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan dan keutuhan
wilayah;
f) memiliki fungsi dan peran strategis dalam menjaga fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup;
g) memiliki fungsi dan peran strategis dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan
aset budaya, termasuk di dalamnya aspek sejarah dan kepurbakalaan;
h) memiliki kesiapan dan dukungan masyarakat;
i) memiliki kekhususan dari wilayah;
j) berada di wilayah tujuan kunjungan pasar wisatawan utama dan pasar
wisatawan potensial nasional; dan
k) memiliki potensi kecenderungan produk wisata masa depan.
124
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
KEK. Kriteria umum yang harus dipenuhi agar suatu lokasi dapat diusulkan untuk menjadi
KEK:
a) sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan
b) tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung;
c) pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukung KEK;
d) terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau
dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada
wilayah potensi sumber daya unggulan; dan
e) mempunyai batas yang jelas.
Sementara untuk kriteria yang harus dipenuhi agar suatu lokasi dapat diusulkan
untuk menjadi KEK pariwisata adalah selain memenuhi persyaratan KEK umum juga harus
memenuhi kriteria lokasi pariwisata, yaitu:
a) Attractiveness: diutamakan yang berada pada KPPN.
b) Area Coverage: memiliki luas minimal 100 Ha.
c) Accessibilities: memiliki aksesibilitas dan konektivitas dengan dukungan
infrastruktur/infrastructure led.
125
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Sumber: Dokumen.tips
126
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
127
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
128
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
8. Dekat Jl Raya 93 are SHM 130 Hotel 7 menit dari BIL Datar Dekat dengan Lombok
Kabupaten juta/are (tanah BIL dan By
Hotel D Tengah,
(sebelah kiri dari persawah Pass BIL-
Praya Penujak ke Kuta) an) Mandalika, Dasa adat,
Lombok Tengah hanya 15 menit
muslim,
menuju KEK
Mandalika lahan kecil
9. Depan Desa Tanak 10 ha SHM 150 Hotel, 7 menit dari BIL Datar BIL dan By Lombok
Awu (sebelah juta/are perumahan (tanah Pass BIL-
BIL Tengah
kanan dari BIL- persawa Mandalika,
Mandalika) han) hanya 15 Lokasi,
jarak dari BIL menit menuju
berdekata
1km KEK
Mandalika n dengan
no.5
10. Bersebela Dusun Ngolang 2,82 SHM 30 Hotel dan 5 menit datri jalan Data Memiliki Lombok
Desa Kuta ha juta/are Resort provinsi dan view yang
han Tengah,
bersebelahan berbukit indah kea rah
dengan dengan KEK pantai Kuta- Kriminalit
Nama Harga Peruntukan
Luas Status Mandalika, jalan Kondisi Mandalika Informasi
No. Lahan
KEK Lokasi Jual sesuai Akses ke Lokasi Keterangan as tinggi
Lahan Lahan tanah dan akan di Lahan Sementara
(are) dengan RTR
1. Mandalika
2. 3. 4. 5. 6. 7. aspal 8. 9. 11. 12.
11. Bersebela Dusun Ngolang 0,75 Spora 25 Hotel dan 5 menit dari jalan Berbukit Memiliki Lombok
Desa Kuta ha dik juta/are Resort provinsi view yang
han Tengah,
(dikel bersebelahan indah kea rah
dengan uarkan dengan KEK- pantai Kuta- Kriminalit
oleh Mandalika, jalan Mandalika
KEK as tinggi
BPN) tanah dan akan di
Mandalika aspal
12. Bersebela Dusun Ngolang 1,4 ha Spora 25 Hotel dan 5 menit dadi jalan Berbukit Memiliki Lombok
Desa Kuta dik juta/are Resort provinsi view yang
han Tengah,
(dikel bersebelahan indah kea rah
dengan uarkan dengan KEK- pantai Kuta- Kriminalit
oleh Mandalika, jalan Mandalika
KEK as tinggi
BPN) tanah dan akan di
Mandalika aspal
13. Bersebela Dusun rangkap 5 ha Spora 15 Hotel dan Akses ja;an tanah Berbukit Memiliki Lombok
Dua Desa Kuta dik juga/are resort dan akan diaspal view yang
han Tengah,
(dikel indah kea rah
dengan uarkan pantai Kuta- Kriminalit
oleh Mandalika
KEK as tinggi
BPN)
Mandalika
14. Pantai Desa 20 ha SHM 35 Hote;, Di pinggir jalan Datar View Lombok
Pandanwangi juta/are Resort, dan provinsi kondiisi mengarah ke
Teluk Timur,
Kec. Jerowaru, perumahan mantap Teluk Awang
Awang Kab, Lombok Kriminalit
Timur
as tinggi
15 Kawasan Dusun 6,5 ha Milik - Dekat Akses jalan Datar View Lombok
Karangwaru Pemda dengan mudah, dekat
Bendunga Mengarah ke Tengah,
Desa Sasake Lomb Runway dengan Waduk
n Batu Jai Kecamatan ok BIL Batu jai dan Waduk Batu
Praya Barat Tenga Runway Bandara
Jai, eks
h BIL
lapangan golf,
tingkat
kebisingan
tinggi,
129
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
berpotensi
menjadi
daerah
perluasana
kawasan
bandara
3.3 Tinjauan yuridis terhadap SK Bupati Lombok Tengah Nomor 156 Tahun 2019
Tentang Pembentukan Satuan tugas Pendukung Percepatan Pengembangan dan
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Kabupaten Lombok
Tengah : 9 lokasiTinjauan yuridis terhadap SK Bupati Lombok Tengah 2019 :
9 lokasi
Pemilihan titik lokasi potensi investasi di Mandalika berpedoman pada Surat
Keputusan Bupati Lombok Tengah Nomor 156 Tahun 2019 Tentang Pembentukan Satuan
Tugas Pendukung Percepatan Pengembangan dan Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
Mandalika Kabupaten Lombok Tengah yang berisi:
Kesatu : Membentuk Satuan Tugas Pendukung Percepatan percepatan pengembangan dan
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mandalika Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2019, dengan susunan personalia sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Tugas Satuan Tugas sebagaimana dimaksud diktum kesatu sebagai berikut:
1. membantu mempersiapkan, mengkoordinasikan serta memfasilitasi
dukungan data dan informasi yang diperlukan bagi kelancaran
pengembangan dan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)/Kawasan Pariwisata Mandalika Lombok (KPML) Kabupaten
Lombok Tengah
2. Membahas dan merumuskan kegiatan dalam tangka penanganan dan/atau
penyelesaian permasalahan yang terjadi atau ditemukan pada setiap tahapan
pembangunan KEK Mandalika mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Keamanan dan ketertiban umum di KEK Mandalika dan sekitarnya;
b. Pemberdayaan sosial, penataan pedagang, kebersihan dan keindahan
kawasan;
130
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
5. Depan BIL Jl. Raya By 17 ha SHM 150 Hotel, Resort, 5 menit dari Datar Dekat dengan Lombok
Pass juta/are dan fasilitas BIL (tanah BIL dan By
Tengah, Lokasi
bundaran pariwisata persawah Pass BIL-
pintu lainnya, serta an) Mandalika, berdekatan
masuk Ke perumahan hanya 10 mnt
dengan no.9
BIL menuju KEK
Mandalika
6. Bundaran Jl. Raya By 1 ha SHM 160 Hotel 7 menit dari Datar Dekat dengan Lombok
Pass juta/are BIL (tanah BIL dan By
Penujak Tengah, Desa
(sebelah persawah Pass BIL-
kanan dari an) Mandalika, adat, muslim,
Mataran ke hanya 15 menit
lahan kecil
Kuta) menuju KEK
Mandalika
131
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Lombok
Tengah
7. Depan Jl Raya By 99 are SHM 150 Hotel 7 menit daro Data Detakt dengan Lombok
Pass juta/are BIL (tanah BIL dan By Pas
Balai Tengah, Desa
(sebelah persawah BIL-Mandalika
Latihan kanan dari an) hanya 15 menit adat, muslim,
Mataran ke menuju KEK
Kerja Luar lahan kecil
Kuta) Mandalika
Negeri Lombok
Tengah
(BLKLN)
BIL
8. Nama
Dekat Jl Raya 93 are SHM Harga
130 Peruntukan
Hotel 7 menit dari Datar Dekat dengan Lombok
Luas Status Akses ke Kondisi Informasi
No. Lahan Lokasi
Kabupaten Jual
juta/are sesuai BIL (tanah Keterangan
BIL dan By
Hotel D Lahan Lahan Lokasi Lahan Sementara
Tengah, Dasa
(sebelah (are) dengan RTR persawah Pass BIL-
1. Praya2. kiri dari
3. 4. 5. 6. 7. 8. an) 9. Mandalika,
10. adat, muslim,
11.
9. Depan BIL Penujak
Desa ke
Tanak 10 ha SHM 150 Hotel, 7 menit dari Datar hanya
BIL 15By
dan menit Lombok
lahan kecil
Kuta)
Awu juta/are perumahan BIL (tanah menuju KEK
Pass BIL-
Lombok Mandalika Tengah
(sebelah persawah Mandalika,
Tengahdari
kanan an) hanya 15 menit Lokasi,
BIL- menuju KEK
berdekatan
Mandalika) Mandalika
jarak dari dengan no.5
BIL 1km
10. Bersebelah Dusun 2,82 ha SHM 30 Hotel dan 5 menit datri Data dan Memiliki view Lombok
Ngolang juta/are Resort jalan provinsi berbukit yang indah kea
an dengan Tengah,
Desa Kuta bersebelahan rah pantai Kuta-
KEK dengan KEK Mandalika Kriminalitas
Mandalika,
Mandalika tinggi
jalan tanah dan
akan di aspal
11. Bersebela Dusun 0,75 Spora 25 Hotel dan 5 menit dari berbukit Memiliki Lombok
Ngolang ha dik juta/are Resort jalan provinsi view yang
han Tengah,
Desa Kuta (dikel bersebelahan indah kea rah
dengan uarkan dengan KEK- pantai Kuta- Kriminalitas
oleh Mandalika, Mandalika
KEK tinggi
BPN) jalan tanah
Mandalika dan akan di
aspal
12. Bersebela Dusun 1,4 ha Spora 25 Hotel dan 5 menit dadi berbukit Memiliki Lombok
Ngolang dik juta/are Resort jalan provinsi view yang
han Tengah,
Desa Kuta (dikel bersebelahan indah kea rah
dengan uarkan dengan KEK- pantai Kuta- Kriminalitas
oleh Mandalika, Mandalika
KEK tinggi
BPN) jalan tanah
Mandalika dan akan di
aspal
13. Bersebela Dusun 5 ha Spora 15 Hotel dan Akses ja;an berbukit Memiliki Lombok
rangkap dik juga/are resort tanah dan view yang
han Tengah,
Dua Desa (dikel akan diaspal indah kea rah
dengan Kuta uarkan pantai Kuta- Kriminalitas
oleh Mandalika
KEK tinggi
BPN)
Mandalika
14 Kawasan Dusun 6,5 ha Milik - Hotel resort Akses jalan Datar View Lombok
Karangwa Pemda dan mudah, dekat Mengarah ke
Bendunga Tengah
ru Desa Lomb lapangan dengan Waduk Batu
n Batu Jai Sasake ok golf Waduk Batu Jai, eks
Kecamata Tenga jai dan lapangan golf,
n Praya h Runway tingkat
Barat Bandara BIL kebisingan
tinggi.
132
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
133
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Berdasarkan kriteria diatas, dari 9 titik lokasi potensi yang sudah dikerucutkan
terpilih 2 titik lokasi paling potensial dan memiliki luas lahan lebih dari 10 Ha. Titik lokai
nomor 5 dan nomor 9 dari tabel titik lokasi potensi investasi di sub bab sebelumnya menjadi
titik lokasi terpilih yang akan ditawarkan ke investor dalam rangka melaksanakan
pembangunan Resort Hotel.
134
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 78. Peta Titik Lokasi No. 5 dan No. 9 Potensi Investasi Di
Kabupaten Lombok Tengah
Selain dua titik lokasi yang ditawarkan oleh Program Management Support, Dinas
Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah juga merekomendarikan satu titik lokasi. Titik lokasi
potensi tersebut berada di Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat. Jarak dari Bandara
internasional Lombok ke lokasi sejauh 6,7 km; Pelabuhan Gilimas ke lokasi berjarak 35km;
dan lokasi ke Mandalika berjarak 11km. Berikut peta lokasi rekomendasi dari Dinas
Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah:
Gambar 79. Peta Titik Lokasi Potensi Investasi di Desa Batujai Kabupaten Lombok
Tengah
135
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Lokasi potensi di atas adalah bekas lapangan golf yang dahulunya diperuntukkan
untuk wisatawan asing yang berlibur di Bali dan terbang ke Lombok hanya untuk bermain
golf di tempat tersebut. Namun, sekarang tidak digunakan dan direkomendasikan untuk
dilakukan investasi di lahan tersebut. Berikut adalah gambar peta jarak titik lokasi potensi
investasi di desa Batujai dan titik lokasi potensi nomor 5:
Gambar 80. Peta Jarak Titik Lokasi Potensi Investasi Nomor 5 dan Desa Batujai
3.5 Reasoning pemilihan lokasi Nomor 5 (Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut)
Pemilihan titik lokasi paling potensial untuk investasi pembangunan hotel dan
convention hall di Lombok Tengah dilakukan grading antara 2 titik lokasi yang telah dipilih
memiliki luas lahan lebih dari 10 Ha. Setelah dilakukan grading, mendapatkan score
tertinggi maka terpilih menjadi lahan potensi yang akan ditawarkan kepada investor, yaitu
Titik Lokasi Nomor 5.
136
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Titik lokasi ini berada di depan Bandara internasional Lombok (BIL), tepatnya
berada di Jalan Raya By Pass bundaran pintu masuk Ke BIL. Memiliki luas 17 Hektar, dan
harga jual Rp 15.000.000,-/are. Kondisi lahan di titik tersebut datar yang digunakan untuk
persawahan saat ini. Kelebihan dari titik nomor 5, dekat dengan BIL dan By Pass BIL-
Mandalika, hanya 10 menit menuju KEK Mandalika, dan dekat dengan infrastruktur lain
yang sudah tersedia di Lombok Tengah. Berikut gambar peta titik lokasi nomor 5:
Sedangkan Titik lokasi potensi nomor 9 juga berada di Desa Tanak Awu, sebelah
kanan dari BIL-Mandalika, dan jarak dari BIL sejauh 1 kilometer. Memiliki luas 10 Ha
dengan SHM, serta harga jual sebesar Rp 15.000.000,-/are. Tidak jauh beda dari titik
lokasi nomor 5, titik nomor 9 hanya 15 menit menuju KEK Mandalika, dan kondisi
lahan juga datar dan digunakan untuk persawahan. Namun, kekurangan dari titik lokasi
nomo 9 dekat dengan permukiman warga dan terdapat makam umum yang cukup luas.
Berikut peta titik lokasi nomor 9:
137
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Berdasarkan beberapa analisa dan penilaian, akhirnya memilih titik lokasi potensi
investasi nomor 5 sebagai titik lokasi yang akan ditawarkan kepada investor untuk dilakukan
pembangunan hotel dan resort. Pemilihan titik lokasi nomor 5 dengan pertimbangan berikut:
1. Wilayahnya paling luas 17 Hektar
2. Aspek sosial: masyarakat di kawasan nomor 5 sudah lebih welcome
3. Aspek lingkungan: kontur tanahnya datar, sehingga tidak banyak pengeluaran
untuk cut and fill
4. Aspek budaya dan sejarah: tidak ada nilai-nilai budaya yg dilanggar.
138
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 83. Sepuluh Hotel Baru dan Progres Pembangunannya di KEK Mandalika
139
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Lombok Tengah dengan segala energinya sedang focus kepada pembanguan dengan
untuk mendukung KEK mandalika. Prioritas pembangunan baik sumberdaya Manusia
maupun Finansial sepertti saat sekarang ini melalui Pemerintah Pusat, Lombok Tengah
140
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
sedang membangun infrastruktur jalan dari Bandara Internasional Lombok Menuju Kute
dengan anggaran yang cukup besar yaitu lebih dari 1 triliun. Belum lagi pembangunan sikuit
yang dikebut dan harus bisa beroperasi tahun 2021. Tidak hanya itu, kawasan lingkar KEK
juga focus untuk berbenah, baik SDM maupun bidang yang lainnya.
Diluar itu invesasti dan pembangunan di kawasan penyangga juga tidak kalah
menarik, karena selain akan mendukung KEK Mandalika juga akan berdampak pada
masyarakat sekitar di Lombok Tengah khususnya dan Masyarakat NTB Pada Umumnya.
Lokasi Invesasti di lombok tengah di luar KEK Mandalika selain memiliki fungsi untuk
mendukung KEK juga memiliki konektivitas kawasan yang startegis. Selain dengan
berbagai destinasi lain juga didukung dengan berbagai infrastruktur lain yang eksisting
maupun dalam proses pembangunan.
141
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
sehingga tutupan lahan pada wilayah-wilayah tersebut adalah umumnya sawah beririgasi,
perkebunan campuran, ladang dan perkebunan.
Tutupan lahan yang sedemikian memberikan nilai yang sangat tinggi terhadap
penyediaan pangan. Pada aspek pariwisata, perhitungan daya dukung Pulau Lombok
menunjukkan kapasitas untuk menampung wisatawan dapat ditingkatkan hingga
15.725.430 per tahun. Daya dukung ini hanya dapat dicapai dengan persyaratan bahwa
perbaikan kekurangan daya dukung dapat dipercepat sesuai rencana aksi yang akan
dilaksanakan secara terpadu dalam berbagai dokumen perencanaan yang telah ada.
Sementara itu proyeksi daya dukung wisatawan di Pulau Lombok hingga tahun 2045
termasuk di wilayah Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai berikut
142
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 86. Proyeksi Daya Dukung Wisatawan di Pulau Lombok Hingga Tahun 2045
Key Tourism Area Daya Dukung (Wisatawan/tahun)
Gili-Senggigi 3.015.620
Pantai Selatan 7.699.232
Mataram 2.802.869
Rinjani 1.029.484
Lainnya 1.178.225
Jumlah Wisatawan 15.725.430
143
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Berdasarkan analisa SWOT yang telah dijelaskan di atas, titik lokasi potensi
investasi nomor 5 diidentifikasi dengan analisa SWOT menghasilkan faktor internal dan
faktor eksternal sebagai berikut:
- Faktor Internal:
Strength (Kekuatan)
a. Dekat dengan BIL
b. Dekat dengan infrastruktur
c. Penerimaan warga sekitar sangat welcome
d. Lahan yang datar
e. Dekat dengan desa adat
Weakness (Kelemahan)
a. Belum ada investor
b. Kurang promosi
c. Belum ada dana untuk merencanakan pembangunan
d. Jauh dengan wisata pantai (khas Lombok)
144
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
- Faktor Eksternal:
Opportunities (Peluang)
a. Berubahnya orientasi pekerjaan masyarakat sekitar
b. Lokasi usaha
c. Menyerap banyak tenaga kerja
d. Sebagai destinasi wisata
e. Tempat penginapan penumpang BIL
f. Wisata adat
Threats (Ancaman)
a. Resiko kebisingan karena dekat dengan BIL
b. Akan bermunculan competitor
c. Kualitas yang harus selalu terjaga
Tabel 28. Tabel Matriks SWOT Pada Titik Lokasi Potensi Investasi Nomor 5
Strength (S) Weakness (W)
a. Dekat dengan BIL a. Belum ada investor
b. Dekat dengan b. Kurang promosi
infrastruktur c. Belum ada dana untuk
c. Penerimaan warga melaksanakan
sekitar sangat welcome pembangunan
d. Lahan yang datar d. Jauh dengan wisata
e. Dekat dengan desa pantai (khas Lombok)
adat
145
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Dari table matriks di atas, strategi paling menguntungkan ada pada strategi SO
dimana Strenght atau kekuatan dari titik lokasi nomor 5 jika dimaksimalkan dengan baik
akan mendapatkan Opportunities atau peluang investasi dan manfaat yang tinggi. Strategi
yang dapat di lakukan adalah:
1. Membangun hotel resort bintang 5 yang menyerap banyak tenaga kerja
2. Menjaga kualitas hotel resort dengan baik
3. Meningkatkan promosi ke investor
4. Menyiapkan fasilitas yang maksimal
5. Membuka lahan usaha (galeri UMKM) dari hasil UMKM khas Lombok Tengah
146
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
147
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
148
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
dan kemakmuran bangsa, maka bangsa Indonesia harus menjadi bangsa yang
berdaya saing tinggi. Daya saing yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap
menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang
yang ada. Arah pembangunan nasional dalam jangka panjang salah satunya adalah
untuk memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah
menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi,
distribusi, dan pelayanan di dalam negeri dan membangun infrastruktur yang maju.
Salah satu strategi penguatan ekonomi nasional dan domestik antara lain
dilakukan melalui investasi. Investasi dalam RPJPN diarahkan untuk mendukung
terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan
berkualitas dengan mewujudkan iklim investasi yang menarik. Selain itu, diperlukan
investasi asing bagi peningkatan daya saing perekonomian nasional serta
meningkatkan kapasitas infrastruktur fisik dan pendukung yang memadai.
Investasi yang dikembangkan dalam rangka penyelenggaraan demokrasi
ekonomi akan dipergunakan sebesar-besarnya untuk pencapaian kemakmuran bagi
rakyat. Pembangunan kepariwisataan menjadi salah satu upaya untuk memperkuat
perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global. Kepariwisataan
dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra
Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan
perluasan kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan
keragaman pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai wilayah wisata
bahari terluas di dunia secara arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan
ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya bangsa.
3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 ini mengatur mengenai
kepariwisataan sebagaimana pariwisata berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani,
rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta
meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Selain
itu, kepariwisataan juga bertujuan untuk:
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c. Menghapus kemiskinan;
149
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
d. Mengatasi pengangguran;
e. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f. Memajukan kebudayaan;
g. Mengangkat citra bangsa;
h. Memupuk rasa cinta tanah air;
i. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j. Mempererat persahabatan antar bangsa.
Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas sebagaimana yang
tertuang dalam Pasal 2, yaitu:
a. Manfaat;
b. Kekeluargaan;
c. Adil dan merata;
d. Keseimbangan;
e. Kemandirian;
f. Kelestarian;
g. Partisipatif;
h. Berkelanjutan;
i. Demokratis;
j. Kesetaraan; dan
k. Kesatuan.
Yang diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan
kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan
budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Mengenai rencana
pembangunan kepariwisataan yang dimaksud adalah Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan dalam skala Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota, yang di susun
dan ditetapkan oleh pemerintah dalam kewenangannya masing-masing.
Dalam peraturan ini juga mengatur mengenai beberapa usaha pariwisata
yang dapat di lakukan oleh pengusaha pariwisata, diantaranya:
a. Daya tarik wisata;
b. Kawasan pariwisata;
c. Jasa transportasi wisata;
d. Jasa perjalanan wisata;
150
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
151
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
152
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
153
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
ini berupa Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
Kebijakan yang diatur dalam peraturan pemerintah ini mengenai pengembangan
Struktur Ruang, sebagaimana tertuang dalam Pasal 5, yaitu:
a. Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah yang merata dan berhierarki; dan
b. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu
dan merata di seluruh wilayah nasional.
Bersamaan dengan strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan
dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang meliputi:
a. Menjaga dan mewujudkan keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara
Kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan
perkotaan dan wilayah di sekitarnya;
b. Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan;
c. Mengembangkan pusat pertumbuhan kota maritim yang berkelanjutan;
154
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 88. Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Baru Hutan Alam Primer dan
Lahan Gambut Tahun 2020 Periode II
Sumber: Webgis.menlhk.go.id
Dengan gambar diatas juga terlihat jelas bahwa pada area warna hijau merupakan
lahan hutan alam primer pada hutan produksi dan areal penggunaan lain (APL) dan juga
termasuk hutan konservasi dan hutan lindurng, sedangkan untuk area warna merah muda
155
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
merupakan lahan gambut, kedua kawasan ini merupakan kawasan yang terkena
pemberhentian pemberian izin, sehingga harus diperhatikan lagi mengenai titik lokasi yang
digunakan dalam proyek pariwisata Kabupaten Lombok Tengah.
Melalui Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia menjelaskan bahwasanya untuk dengan terbitnya keputusan ini, maka kepada
Gubernur dan Bupati/Walikota dalam menerbitkan rekomendasi dan penerbitan izin lokasi
baru wajib berpedoman pada lampiran Peta Indikatif Penghentian Pemberian Izin Hutan
Alam Primer dan Lahan Gambut Tahun 2020 Periode II. Terhadap instansi pemberi izin
kegiatan yang termasuk dalam pengecualian pada PIPPIB wajib menyampaikan laporan
kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal Planologi
Kehutanan dan Tata Lingkungan setiap 6 (enam) bulan sekali, guna menjamin informasinya
terupdate dan termonitor.
Dengan ini penyempurnaan peraturan perundang-undangan dapat melihat dari
beberapa peraturan yang sekiranya cukup relevan dalam proyek pariwisata Kabupaten
Lombok Tengah.
4.1.3 Jenis-jenis Perizinan
Dalam proyek yang dilakukan di titik lokasi yang ditentukan terdapat beberapa jenis
perizinan, diantaranya:
a. Izin Usaha
Izin ini diperlukan bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya, sebagaimana kita
ketahui dasar hukumnya antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
2. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Terpadu Satu
Pintu
3. Peraturan Kepala BKPM Nomor 14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan
Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik
4. Peraturan Kepala BKPM Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal
5. Peraturan Kepala BKPM Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman dan Tata Cara
Perizinan dan Non Perizinan Penanaman Modal sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala BKPM Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013
156
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
157
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Selain itu juga diperlukan jika perusahaan ingin mendapatkan fasilitas investasi dan pajak,
berikut ini beberapa dasar hukumnya diantaranya:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973 tentang Ketentuan
Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah 2011-2031.
e. Izin Lokasi
1. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 2 Tahun 1993 tentang
Tata Cara Memperoleh Izin Lokasi dan Hak Atas Tanah bagi Penanaman
Modal.
2. Peraturan Menteri Agraria/Kepala BPN Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin
Lokasi.
f. Modal
Dalam kaitannya dengan kegiatan usaha pada proyek ini, setiap penanam modal
yang akan melakukan penanaman modal di Indonesia harus terlebih dahulu mendapatkan
izin terkait penanaman modal dalam sektor tertentu, oleh karena itu terdapat beberapa dasar
hukum penanaman modal yang dapat digunakan dalam proyek ini:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Retribusi Perizinan Tertentu.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2011-2031
5. Peraturan Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2015
tentang Pedoman dan Tata Cara Izin Prinsip Penanaman Modal.
g. Izin Keramaian
1. KUHP pasal 510 tentang Keramaian Umum. Petunjuk pelaksanaan kapolri No.
Pol : Juklak / 29 / VII / 1991 Tgl 23 juli1991 tentang Pengawasan, Pengendalian
dan Pengamanan bahan Peledak Non Organik ABRI.
158
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
159
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
160
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
161
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
lindung adalah kawasan lindung. Kawasan lindung merupakan wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam dan sumber daya buatan. Sedangkan bentukan kawasan yang memiliki peruntukan
ruang untuk fungsi budidaya adalah kawasan budi daya. Kawasan budidaya adalah wilayah
yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Penetapan pola ruang bertujuan untuk memberikan arahan rencana pengembangan
jenis-jenis kegiatan penggunaan lahan yang akan berkembang untuk masa perencanaan 20
(dua puluh) tahun mendatang.Pengelolaan zona lindung ditujukan untuk mencegah
kemungkinan timbulnya berbagai kerusakan fungsi lingkungan hidup, termasuk didalamnya
melestarikan keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan sumberdaya alam secara
optimal. Dalam konteks ini, penempatan ruang dalam rangka pengembangan kota
disesuaikan dengan daya dukungnya. Pemanfaatan kawasan budi daya dilakukan dengan
memperhatikan prinsip serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan agar terwujud
keseimbangan antara kebutuhan sosial ekonomi masyarakat dengan upaya-upaya untuk
menjaga kelestarian lingkungan. Ketersediaan lahan beserta daya dukungnya diperlukan
dalam mendukung berbagai aktivitas penduduk secara berkelanjutan.
Gambar 89. Rencana Pola tata ruang Lokasi Peluang Investasi Desa Tanak Awu
Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah
162
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
163
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
164
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
165
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
166
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
167
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
kepentingan dikatakan sebagai stakeholder primer dan harus dilibatkan penuh dalam
tahapan-tahapan kegiatan
2. Stakeholder kunci: memiliki kewenangan legal dalam mengambil keputusan.
3. Stakeholder sekunder atau pendukung: stakeholder yang tidak memiliki kepentingan
langsung terhadap suatu rencana tetapi memiliki kepedulian yang besar terhadap proses
pengembangan. Stakeholders pendukung menjadi fasilitator dalam proses
pengembangan suatu kegiatan dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
stakeholders pendukung meliputi para investor atau pihak swasta, LSM, dan peneliti.
Stakeholder dalam program pembangunan di klasifikasikan berdasar pada perannya
menurut (Nugroho, 2014), yaitu :
1. Policy creator, yaitu stakeholder sebagai pengambil keputusan dan penentuan
suatu kebijakan.
2. Koordinator, yaitu stakeholder yang berperan mengkoordinasikan stakeholder
lain yang terlibat.
3. Fasilitator, yaitu stakeholder sebagai fasilitator yang berperan menfasilitasi dan
mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok sasaran.
4. Implementer, yaitu stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya termasuk
kelompok sasaran.
5. Akselerator, yaitu stakeholder yang berperan mempercepat dan memberikan
kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran atau bahkan lebih
cepat waktu pencapaiannya.
Gambar 91. Model Peran Stakeholder Dalam Pengembangan Pariwisata (A. Hidayah et
al., 2017)
168
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
169
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Sumber: https://kek.go.id
170
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
171
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Triple Helix merupakan kolaborasi tiga elemen penting, yaitu, pemerintah dengan
industri/swasta dan perguruan tinggi atau sering diistilahkan ABG (Academic-Business-
Government), dalam rangka pengembangan riset dan inovasi pada sektor industri
pariwisata. Kreativitas menjadi modal paling utama dalam mengembangkan sektor ini.
Adanya integrasi peran antar 3 aktor diatas diperlukan untuk menghasilkan kolaborasi yang
handal (Moelyono, 2010). Oleh sebab itu, industri pariwisata KEK Mandalika yang ideal
dapat tercipta, apabila masing-masing elemen ini yang memiliki peran yang penting serta
saling mendukung satu dengan yang lainnya.
172
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
173
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
174
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
terdekat dari lokasi peluang invetasi no.5 dan Bandara Internasional Lombok, yaitu
Terminal Bus Sengkol yang berjarak sekitar 7 km dan dapat ditempuh dalam waktu 11
menit. Selain itu, menurut (Hartono dan Listifadah, 2017) terdapat Terminal Mandalika
yang merupakan salah satu akses yang menghubungkan daerah sekitarnya, namun angkutan
umum di terminal masih kurang efektif dalam pelayanannya, karena banyaknya penumpang
yang membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari dari pasar. Perlu digarisbawahi bahwa
Terminal Mandalika dan Kawasan Mandalika merupakan dua tempat yang berbeda.
175
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
aksesibilitas transportasi, terdapat beberapa alternatif transportasi yang dapat dipilih, yaitu
angkutan umum, bus damri, taksi, ojek maupun rental kendaraan roda dua maupun roda
empat.
Gambar 96. Peta Aksesibilitas Transportasi
176
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
5 memiliki topografi yang landai dan berada di ketinggian 100 mdpl (Kecamatan Pujut
Pepasan Dalam Angka Tahun 2020).
Gambar 97. Kondisi Lokasi Lahan Peluang Investasi No. 5, Desa Tanak Awuk,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah
177
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
menuju lokasi kawasan hotel dan resort. Kabupaten Lombok Tengah ini merupakan suatu
kabupaten yang kaya akan obyek dan daya tarik wisata terutama wisata pantai, sehingga
perlu disusun manajemen transportasi dan aksesibilitas wilayah yang mendukung. Maka
dari itu, pengembangan infrastruktur jalan dan transportasi sangatlah diperlukan untuk daya
tarik wisatawan di Kabupaten Lombok Tengah ini. Sistem transportasi harus
berkesinambungan satu sama lain. Masing-masing komponen sistem transportasi tersebut
mempunyai fungsi dan karakteristik yang berbeda, namun saling terkait satu sama lain. Jika
salah satu komponen sistem tidak ada, maka sistem transportasi tidak akan berjalan. Sistem
kegiatan dipengaruhi oleh karakteristik pengguna jalan, sistem jaringan dipengaruhi oleh
karakteristik jalan dan sistem pergerakan dipengaruhi oleh karakteristik kendaraan.
Sedangkan sistem kelembagaan berfungsi sebagai kontrol terhadap ketiga sistem tersebut.
Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan bagian terpenting dari sistem transportasi. Dalam
Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 disebutkan bahwa jalan adalah
suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
Jalan mempunyai peranan penting terutama yang menyangkut perwujudan perkembangan
178
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
antar daerah yang seimbang dan pemerataan hasil pembangunan serta pemantapan
pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional.
Kondisi jalan yang berada di depan lokasi peluang investasi no. 5 sudah bagus dan
jalan tersebut merupakan aspal dengan jalan dua lajur dua arah. Kendati begitu, menurut
(Hartono dan Listifadah, 2017) perlengkapan keselamatan jalan seperti rambu dan Lampu
Penerangan Jalan Umum (LPJU) sudah ada walaupun masih ada beberapa yang kurang.
Lokasi no. 5 juga mudah dalam mengakses fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, rumah
sakit bersalin dan puskesmas.
Gambar 99. Kondisi Jalan Lokasi Lahan Peluang Investasi No. 5, Desa Tanak Awuk,
Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah
Berdasarkan peranan pelayanan jasa distribusinya, sistem jaringan jalan terdiri atas:
1) Sistem jaringan jalan primer, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan (kota).
2) Sistem jaringan jalan sekunder, yaitu sistem jaringan jalan dengan peranan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kota.
Peranan jalan diklasifikasikan berdasarkan pada tingkat pelayanan arus lalu lintas
(mobility) dan pelayanan akses jalan tersebut terhadap tata guna lahan disekitarnya (accses).
Berdasarkan fungsinya, jalan dikelompokkan sebagai berikut:
179
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
1) Jalan arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan jarak jauh, dengan kecepatan
rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
2) Jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan dan
pembagian dengan ciri-ciri merupakan perjalanan jarak dekat, dengan kecepatan
rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dengan jumlah jalan masuk
tidak dibatasi.
Pengembangan suatu desa, kota/kabupaten dan negara sangat tergantung pada akses
jaringan jalan. Pengadaan penyelenggaraan jalan dan pemeliharaan harus memenuhi standar
mutu. Gambar di bawah ini merupakan skema yang mengimplementasikan konsep
manajemen mutu pada pemeliharaan dan penilikan jalan sesuai Permen PU No.
13/PRT/M/2011 tentang Pemeliharaan dan Penilikan Jalan. Di dalam Permen tersebut
dikenal beberapa aktivitas yang menjadi komponen kegiatan dalam pemeliharaan jalan,
yang meliputi: perencanaan umum, survei, pemrograman, pembiayaan, perencanaan teknis,
penilikan dan pengawasan. Aktivitas-aktivitas tersebut disebut sebagai Aktivitas Standar
Penanganan Jalan.
Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu kabupaten yang menjadi sasaran
pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan daya tarik wisata baik domestik
180
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
181
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
fasilitas yang ada pada suatu obyek wisata. Apakah suatu obyek wisata mampu untuk
memenuhi kebutuhan air dari wisatawan yang datang berkunjung ke obyek wisata tersebut.
Secara umum, kebutuhan air bersih penduduk Kabupaten Lombok Tengah sebagian
besar dipenuhi sendiri oleh masyarakat. Umumnya sumber air minum masyarakat di
Kecamat Pujut berasal dari beberapa sumber, ada yang bersumber dari sumur, sumur bor
atau pompa, ledeng dengan meteran, hingga memilih air isi. Hal ini dikarenakan tidak ada
sumber mata air yang ditemukan di sekitar wilayahnya.
Dengan adanya fenomena seperti ini, untuk mengembangkan kawasan hotel dan
resort nantinya dapat dibuat sumur pompa dan sumur resapan untuk menangkap air bersih
yang dapat mencukupi kebutuhan air di hotel dan resort. Selain itu, kiriman air PDAM juga
dibutuhkan untuk mengantisipasi kekurangan air kegiatan di dalam hotel dan resort.
Persampahan
Sarana prasarana persampahan memiliki peran yang cukup penting bagi kawasan
hotel dan resort. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan hotel dan resort juga menghasilkan
sampah dari kegiatan berwisata para wisatawan. Untuk itu, perlu ada sistem dan fasilitas
persampahan yang memadai di lokasi hotel dan resort. Dengan demikian, kebersihan dalam
kawasan hotel dan resort dapat terjamin.
Dalam rencana pembangunan hotel dan resort ini, untuk mengatasi masalah sampah
digunakan incinerator sampah yang berfungsi untuk membakar sampah.
182
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
183
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Lantai terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak merembeskan air.
Dinding memiliki bahan kedap air. Tipe dari WC atau urinoir merupakan water
seal (closet) dan dilengkapi tempat cuci tangan dan dilengkapi kertas toilet.
Limbah yang berasal dari aktivitas mandi dan mencuci atau yang disebut dengan
grey waste dialirkan melalui saluran drainase. Saluran drainase yang dipakai pada resort
adalah sisitem drainase tertutup. Penggunaan sistem drainase tertutup dilakukan agar limbah
yang dialirkan tidak menganggu kenyamanan wisatawan yang datang berkunjung ke resort.
Terdapat dua saluran yang digunakan, yaitu saluran untuk mengalirkan limbah yang
berasal dari aktivitas resort ke tempat pengelolaan limbah yang nantinya akan diolah
sebelum dibuang ke lingkungan dan saluran drainase yang digunakan untuk mengalirkan
limpasan air hujan. Saluran drainase antara limbah buangan dengan saluran untuk limpasan
air hujan dipisah. Hal ini untuk menjaga bahaya yang mungkin akan ditimbulkan oleh
limbah saat proses penyaluran ke tempat pengolahan. Saluran drainase yang menampung
limpasan air hujan dapat langsung diarahkan menuju sungai atau laut, sedangkan saluran
limbah terlebih dahulu mengalami pengolahan agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
184
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Selain untuk menyalurkan limbah yang berasal dari aktivitas resort, saluran drainase
digunakan untuk menampung dan mengalirkan limpasan air hujan. Luasnya tanah yang
terbangun mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air, sehingga sistem drainase
diperlukan untuk menampung limpasan yang tidak dapat terserap kedalam tanah.
Dalam gambar tersebut dapat dilihat bahwa saluran drainase untuk menampung
limpasan air hujan memiliki lubang-lubang untuk menangkap air limpasan dari air hujan
dan kondisi tanah dibuat agak miring agar air lebih cepat mengalir ke saluran drainase.
Fasilitas pengelolaan limbah termasuk dalam dalam salah satu prasarana penting
dalam pengembangan kegiatan prasarana di kawasan Mandalika. Keberadaan sarana
pengelolaan limbah ini perlu diperhatikan, terutama untuk kawasan permukiman setempat
dan perhotelan yang sangat erat kaitannya dengan kegiatan pariwisata. Pengelolaan limbah
memiliki pengaruh besar pada lingkungan kawasan resort, sehingga perlu dibangun instalasi
185
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
pengelolaan limbah secara khusus untuk kebutuhan resort. Dengan adanya fasilitas
pengelolan limbah yang memadai, maka kenyamanan dan kesehatan pengunjung dan
masyarakat lokal dapat terjaga dengan baik.
Sistem pembuangan limbah yang direkomendasikan untuk kawasan resort ini adalah
dengan sistem IPAL komunal, yaitu dengan membuat saluran dari beberapa bangunan
(villa/pavilliun) yang ada dan terkumpul dalam satu instalasi pengolahan limbah. Adapun
contoh bangunan IPAL komunal yang disarankan sebagaimana pada gambar berikut.
Sebagai dapat dilihat bahwa konstruksi IPAL tersebut didisain untuk memisahkan
BOD dan COD dalam unsur limbah. Adapun outlet dari IPAL tersebut dapat berupa resapan
drainner bed dengan material batu gravel yang ditimbun tanah dan ditanami
tanaman/tumbuhan tertentu untuk menguji pengaruh residu limbah yang dikeluarkan.
Tanaman yang dimaksud dapat berupa tanaman hias maupun juga tanaman keras, dengan
ketentuan tanaman yang tidak berbuah.
Telekomunikasi
Sarana dan prasarana telekomunikasi sangat penting untuk kepentingan pariwisata.
Hal ini berkaitan dengan semakin majunya teknologi yang ada. Semakin majunya teknologi
akan membuat semakin tingginya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap telekomunikasi.
Ketersediaan fasilitas komunikasi akan menjadi nilai tambah tersendiri untuk sebuah obyek
wisata yang ada. Semakin banyak fasilitas yang tersedia, maka akan semakin tinggi tingkat
kepuasan wisatawan terhadap pelayanan dan fasilitas dari hotel dan resort tersebut. Sistem
informasi yang dipasang di dalam hotel dan resort ini berupa:
186
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Jaringan Energi/Listrik
Sumber daya listrik berasal dari gardu PLN dengan mendistribusikan melalui panel
utama dan sub panel. Penempatan sub panel harus mudah dicapai dan sedekat mungkin
dengan panel utama. Perlu adanya generator serta travo (genset) yang digunakan untuk
menyuplai energi listrik pengganti ketika PLN mengalami gangguan. Generator atau travo
diletakkan sejauh mungkin dengan ruang-ruang yang memerlukan tingkat kebisingan
rendah/privasi tinggi seperti ruang unit hotel dalam resort. Rangkaian listrik yang
digunakan di dalam resort ini antara lain:
Gambar 106. Skema sistem jaringan listrik yang digunakan di hotel dan resort
Pendistribusian kabel listrik untuk menyediakan listrik dalam resort ini, melewati
daerah seperti pada dinding dan ruang plafond dan plat lantai. Pada dinding, kabel
diletakkan di dalam saluran kabel (berupa pipa) dengan menggunakan pipa logam.
Penggunaan pipa logam ini difungsikan untuk:
187
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Pengaman Kebakaran
Pendekatan konsep perlindungan terhadap bahaya kebakaran ini adalah keamanan
dan keselamatan bagi pemakai dan pengelola resort terhadap bahaya kebakaran yang
kemungkinan terjadi. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka konsep perencanaan
perlindungan terhadap kebakaran antara lain:
a) Konsep pencegahan: konsep ini menggunakan alat peringatan dini bagi perokok
menggunakan heat detector.
b) Konsep penanggulangan yang dapat diterapkan dengan menggunakan alat pemadam
fire exthinguisiner untuk permulaan dan hydrant bila api sudah membesar.
c) Konsep penyelamatan dengan membangun tangga darurat yang terbuka ke arah luar,
serta membuat jalur evakuasi menuju titik aman.
188
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
a. Berdasarkan rencana struktur ruang, rencana pola ruang dan penetapan kawasan
strategis kabupaten;
b. Mendukung program utama penataan ruang nasional dan provinsi;
c. Dapat diacu dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) kabupaten; Realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam
jangka waktu perencanaan;
d. Mempertimbangkan keterpaduan antar program pengembangan wilayah
kabupaten dan rencana induk sektor di daerah;
e. Konsisten dan berkesinambungan terhadap program yang disusun, baik dalam
jangka waktu tahunan maupun antar lima tahunan;
f. Mempertimbangkan kemampuan pembiayaan, dan kapasitas daerah serta
pertumbuhan investasi;
g. Mempertimbangkan aspirasi Masyarakat; dan
h. Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
189
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
190
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Ekonomi (C) Ketersediaan Infrastruktur (D) Kualitas Lingkungan yang baik. Harus ada
keseimbangan antara 4 komponen tersebut dan harus dipantau secara teratur. Pembangunan
berkelanjutan lebih mengacu pada proses daripada titik akhir. Dimasa depan, perlu adanya
reorientasi paradigma dimana kota merupakan entity kawasan atau wilayah, yang berarti
kota bukan saja sebagai “Engine of National & Regional Growth” tetapi sekaligus “Kota
yang Nyaman/Layak Huni, Berkelanjutan dan Berkeadilan”. Dengan demikian, arah
kebijakan pembangunan kawasan dimasa depan harus memenuhi fungsi entity
kawasan/wilayah tersebut, yang dapat dideskripsikan secara detil menurut (Brundlandt,
2001) sebagai berikut:
1. Nyaman/layak huni (livable) Memenuhi kebutuhan manusia akan kenyamanan
hidup, fisik, sosial budaya, dan lingkungan.
2. Berkelanjutan (sustainable) Antisipasi terhadap perubahan iklim dan bencana
alam serta memenuhi keperluan hidup manusia saat ini dengan tanpa
mengabaikan keperluan hidup manusia masa datang
3. Berkeadilan (just) Menyediakan ruang hidup dan berusaha bagi seluruh
golongan masyarakat perkotaan
4. Pendorong pertumbuhan (engine of growth) Mampu berkompetisi dalam
perkembangan ekonomi global dengan memanfaatkan potensi sosial budaya dan
kreatifitas lokal (ekonomi kreatif);
5. serta mampu menciptakan hierarki pasar ba-gi kota menengah, kecil, dan
perdesaan. Secara definisi, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan
untuk memenuhi keperluan hidup manusia kini dengan tanpa mengabaikan
keperluan hidup manusia masa datang
Bila dikaitkan dengan lingkungan maka pembangunan berkelanjutan dapat juga
didefinisikan sebagai kemajuan yang dihasilkan dari interaksi aspek lingkungan hidup,
dimensi ekonomi dan aspek sosial politik sedemikian rupa, masing-masing terhadap pola
perubahan yang terjadi pada kegiatan manusia dapat menjamin kehidupan manusia yang
hidup pada masa kini dan masa mendatang dan disertai akses pembangunan sosial ekonomi
tanpa melampaui batas ambang lingkungan (WCED, 1987).
Pembangunan Kawasan pariwisataan yang berkelanjutan, adalah pembangunan
yang menjamin bahwa keuntungan yang optimal akan diperoleh secara berkelanjutan, hanya
dapat diwujudkan dengan pendekatan (kebijakan) yang bersifat komprehensip dan
191
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
192
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
193
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
194
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
dari hotel. Sebuah lobi tidak semata-mata hanya menyediakan jalur keluar-masuk
bagi pengunjung. Di dalam sebuah lobi juga terdapat beberapa fasilitas yang dapat
digunakan oleh pengunjung hotel. Fasilitas tersebut berupa meja untuk menulis,
rest room dan toilet, serta beberapa fasilitas lainnya
4. Kamar Hotel Resort
Kamar hotel resort merupakan fasilitas utama untuk penjualan dan penyewaan
kamar. Berbagai tipe kamar dan berbagai fasilitas yang terdapat di dalamnya. Jenis-
jenis kamar hotel resort meliputi:
- Single room, jenis kamar tamu standar ekonomi yang dilengkapi satu tempat
tidur untuk satu orang tamu.
- Twin room, jenis kamar tamu standar ekonomi yang dilengkapi dua tempat
tidur untuk dua orang tamu.
- Triple room, jenis kamar tamu standar ekonomi yang dilengkapi dua tempat
tidur atau satu tempat tidur double jenis queen dengan satu tempat tidur
tambahan untuk tiga orang tamu.
- Superior room, jenis kamar tamu yang cukup mewah dilengkapi satu double
bed jenis queen atau twin bed. Tempat tidur jenis queen bed digunakan untuk
dua orang tamu.
- Suite room, jenis kamar tamu mewah, yang dilengkapi beberapa kamar tamu,
ruang makan, dapur kecil dan kamar tidur dengan sebuah king bed.
- President Suite Room, kamar hotel resort yang terlengkap fasilitasnya
dengan harga yang mahal.
5. Convention Centre
Convention centre berupa bangunan besar yang dirancang untuk mengadakan
konvensi, dimana individu-individu dan kelompok-kelompok berkumpul untuk
mempromosikan dan berbagi kepentingan bersama. Convention centre memiliki
lantai yang cukup luas untuk menampung beberapa ribu peserta
6. Galeri UMKM
Galeri UMKM menampilkan berbagai produk hasil Usaha Kecil dan Usaha
Menengah unggulan di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil UMKM ini dapat berupa
aksesoris, tekstil, maupun furnitur. Pengelolaan galeri ini dapat dilakukan dengan
195
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
inovasi, misalnya acara fashion show, lomba desain, maupun talkshow yang dapat
menarik minat wisatawan.
7. Museum Budaya
Museum ini berupa tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan
pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan
lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian
kekayaan budaya Lombok Tengah pada khususnya dan Nusa Tenggara Barat pada
umumnya.
8. Amphyteather
Amphyteather ini merupakan bangunan terbuka yang dilengkapi dengan tempat
duduk pada salah satu sisisnya yang diguakan untuk menjalankan pertunjukan
maupun pagelaran seni.
9. Fasilitas olahraga
Fasilitas olahraga merupakan fasilitas yang ditawarkan kepada tamu berupa
lapangan tennis dan kolam renang. Standar internasional untuk lapangan tennis
yaitu 36 x 18 m. Sedangkan Untuk standar kolam renang terbuka yang bukan
digunakan oleh perenang bidang air 200-500 m² kedalaman air 0,50-1,35 m.
b. Standar Kawasan
1. Jalur Aspal
Jalur aspal pada hotel resort merupakan standar menengah bagi jalan dengan 2 jalur
untuk transportasi pribadi.
2. Jalur Pedestrian
Kebutuhan ruang jalur pejalan kaki untuk berdiri dan berjalan dihitung berdasarkan
dimensi tubuh manusia. Dimensi tubuh yang lengkap berpakaian adalah 45 cm
untuk tebal tubuh sebagai sisi pendeknya dan 60 cm untuk lebar bahu sebagai sisi
panjangnya. Berdasarkan perhitungan dimensi tubuh manusia, kebutuhan ruang
minimum pejalan kaki:
- Tanpa membawa barang dan keadaan diam yaitu 0,27 m²
- Tanpa membawa barang dan keadaan bergerak yaitu 1,08 m²
- Membawa barang dan keadaan bergerak yaitu antara1,35-1,62m²
196
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
197
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
198
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Dalam siteplan kawasan tersebut berada di lahan selusa 17 Ha. Dimana Building
Coverrage hanya 30% dan sisanya untuk kegiatan Ruang Terbuka Hijau, dengan ketinggian
bangunan 2-3 lantai. Dalam site plan di atas ada beberapa bangunan yang di rencanakan,
yaitu; Galeri UMKM, International Convention & Exhibition Hall, Hotel Bintang 5 dengan
150 kamar, Cottahe 23 Unit, Open Theater, Masjid, Taman, dan area parkir.
199
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
200
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
201
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
penggantian aset yang usang, modernisasi atau pembaruan aset, dan adopsi teknologi baru.
Berdasar hubungan antar investasi dikenal juga investasi mutually exclusive dan investasi
independen, yang membedakan antar keduanya adalah berpengaruhnya satu sama lain bila
salah satu dipilih untuk dilakukan. Perlu diingat bahwa keputusan investasi ini mencakup
tidak hanya investasi pada aset riil seperti tanah, bangunan, alat kantor, kendaraan dan aset
lainya, namun juga aset finansiil seperti investasi pada saham dan obligasi.
Secara umum capex adalah bentuk investasi dengan nilai yang cukup besar dan
berisiko. Oleh sebab itu, capex perlu dilakukan setelah melalui pertimbangan yang benar-
benar matang baik dari segi nominal pembelanjaan maupun nilai manfaatnya. Aset
perusahaan yang pada dasarnya merupakan capex juga dapat dikategorikan sebagai opex
pada kondisi tertentu. Adapun kondisi ini adalah ketika perusahaan memilih untuk
melakukan sistem sewa atas barang atau aset tersebut dibandingkan membelinya.
Capex dan opex adalah jenis pengeluaran yang dilakukan oleh setiap perusahaan.
Capex merupakan pengeluaran untuk menambah nilai aset dan tidak selalu ada di
dalam budgeting, sedangkan opex merupakan pengeluaran untuk menjaga keberlangsungan
aset dan bersifat reguler sehingga selalu ada di dalam budgeting.
Dalam rangka menciptakan kemajuan pariwisata di Mandalika demi meningkatkan
pendapatan daerah tidak hanya berdampak positif bagi pemerintah daerah dan masyarakat
sekitar, pihak swasta khususnya investor dapat memanfaatkan potensi tersebut dengan
memberi ijin investasi semaksimal mungkin.
Maka dari itu untuk memberikan pelayanan dan fasilitas yang maksimal, besaran
CAPEX yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 458.297.000.000,-. Selain itu, untuk
menciptakan pelayan yang maksimal, biaya OPEX yang dibutuhkan adalah sebesar Rp.
15.510.876.000,-
202
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
203
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
berinvestasi pada suatu perusahaan dan umumnya bertindak sebagai pihak yang memonitor
perusahaan
6.1.2 Struktur Transaksi Pendapatan
Pendapatan merupakan peningkatan manfaat dalam bentuk arus kas masuk atau
peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang menyebabkan peningkatan ekuitas, selain
yang terkait dengan kontribusi dari partisipasi ekuitas (Widiyanti, 2017). Pendapatan diakui
pada perioda diperolehnya atau terhimpunnya pendapatan tersebut. Pendapatan dianggap
direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan, atau harta lain ditukar dengan kas
atau klaim atas kas. Pendapatan dianggap dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima
dalam pertukaran segera dapat konversi (siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas kas
dengan jumlah yang diketahui. Pendapatan dianggap dihasilkan (earned) apabila entitas
bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk
mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses
menghasilkan laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu :
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya
diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu
telah dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan
seperti bunga, sewa dan royalti diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau
ketika aktiva itu digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.
Pengukuran pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah diukur
dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang pendapatan menyatakan bahwa
pendapatan bersumber dari:
- Penjualan barang;
- Penjualan jasa;
- Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalty, dan deviden.
204
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
205
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
206
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
permintaan individual. Permintaan individual adalah jumlah suatu barang yang dibeli oleh
konsumen pada setiap tingkat harga (Suryawati 2005 :15).
Permintaan Pasar = f ( Px,Ii )
= f ( Px, Ia)+Fb ( Px,Ib )
= a fi ( Px,Ii )………………………………………..( 2.2 )
Dimana Px adalah harga barang x, Ia adalah pendapatan konsumen A, Ib adalah
pendapatan konsumen B. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan alasan permintaan
konsumen terhadap suatu barang dapat berubah, yaitu :
1. Harga barang itu berubah sedang faktor yang lain tetap Perubahan ini hanya
menyebabkan pergerakan di sepanjang kurva permintaan.
2. Salah satu atau lebih faktor-faktor lain berubah (tidak ada lagi ceteris paribus).
Perubahan ini menyebabkan terjadi pergeseran seluruh kurva permintaan. Kenaikan
permintaan akan menyebabkan kurva permintaan bergerak naik ke kanan. Sebaliknya jika
permintaan turun makan kurva permintaan akan bergesr turun ke kiri. Adapun faktor-faktor
pembentuk keadaan ceteris paribus adalah :
- Pendapatan : bila pendapatan konsumen naik maka permintaan akan naik dan
sebaliknya, Namun untuk kasus barang inferior peningkatan pendapatan justru
akan mengurangi permintaan suatu barang.
- Jumlah konsumen di pasar : peningkatan konsumen akan meningkatkan
permintaan suatu barang di pasar.
Selera atau preferensi konsumen : bila selera konsumen terhadap suatu barang naik,
maka kurva permintaan akan bergeser ke kanan, yang berarti di setiap tingkat harga
konsumen akan menambah konsumsinya.
207
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
208
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Struktur perekonomian Lombok Tengah tahun 2019 masih sama seperti tahun
sebelumnya. Lapangan usaha pertanian masih mendominasi perekonomian Lombok Tengah
tahun 2019. Lapangan usaha ini berperan 24,80%. Diikuti Jasa Transportasi dan
Pergudangan, yang menyumbang 17,33% dalam pembentukan ekonomi Lombok Tengah.
Kontribusi lapangan usaha ini menurun dibanding tahun sebelumnya akibat dampak gempa
Lombok tahun 2018. Tiap tahun presentase angkatan kerja yang bekerja di sector pertanian
menurun, sedangkan presentase angkatan kerja yang bekerja di sector industry meningkat.
Konstruksi masih berada di posisi ketiga dalam perekonomian Lombok Tengah,
menyumbang 13,62 persen. Dan lapangan usaha Perdagangan menyumbang 11,84%.
Sedangkan lapangan usaha lain hanya menyumbang dibawah 6%. Dari sisi pertumbuhan,
209
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
perekonomian Lombok Tengah tumbuh 4,07% tahun 2019 karena meningkatnya proyek-
proyek infrastruktur seperti pembangunan gedung kantor pemerintah, kampus politeknik
pariwisata, pengembangan kawasan KEK Mandalika, pembangunan pasar, serta perbaikan
saluran irigasi maupun jalan raya. Konstruksi mengalami pertumbuhan tertinggi diantara 16
sektor lainnya, yakni mencapai 14,91%. Hal ini sejalan dengan menggeliatnya
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Lombok Tengah. Penggalian Lainnya memiliki
pertumbuhan tertinggi kedua di tahun 2019 mencapai 12,83%. Kemudian diikuti oleh
Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 9,59% dan Jasa Pendidikan tumbuh 7,26%. Sedangkan
Transportasi mengalami kontraksi 5,6% karena penurunan jumlah penumpang pesawat
yang berangkat dari Bandara ZAM sebagai dampak gempa Lombok, harga tiket mahal dan
bagasi berbayar.
Sumber pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah tahun 2019 didominasi
oleh Konstruksi mencapai 1,95%. Kemudian diikuti oleh Lapangan usaha Perdagangan
peranannya 0,72% dan Penggalian sebesar 0,57 persen dalam pembentukan pertumbuhan
ekonomi Lombok Tengah. Pertanian menyumbang 0,43%, sedangkan lapangan usaha
lainnya hanya menyumbang dibawah 0,4%.
Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 679,01 ribu
orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Lombok Tengah sebesar
71,13% dimana TPAK laki-laki lebih besar dari TPAK 4 perempuan. Lapangan usaha
angkatan kerja Kabupaten Lombok Tengah yang bekerja sekitar 97,56% atau sebanyak
471,16 ribu orang. Jika dilihat berdasarkan lapangan pekerjaan utama, mayoritas penduduk
berumur 15 tahun ke atas yang bekerja berkecimpung di sektor pertanian, yaitu sekitar
32,4%. Mengalami penurunan beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah
karena penduduk banyak yang beralih dari sektor pertanian ke sektor lain. Selain itu juga,
petani mulai beralih menggunakan mesin untuk mengolah pertaniannya sehingga tenaga
kerja yang terserap berkurang.
210
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 30. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut yang Bekerja Menurut
Kelompok Umur dan Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2019
Pertanian,
Perkebunan, Listrik,
Kelompok Pertambangan
Kehutanan, Industri Gas, dan Konstruksi
Umur dan Penggalian
Perburuan & Air Minum
Perikanan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
15-19 23,58 0,00 21,24 1,98 14,38
20-24 21,39 0,00 22,27 0,00 12.82
25-29 17,31 0,00 26,76 1,09 10.37
30-34 19,00 0,00 21,71 0,00 16,03
35-39 26,04 0,74 23,30 0,58 15.32
40-44 42,01 0,00 23,37 0,38 11,75
45-49 37,83 0,00 17,99 0,66 10,35
50-54 45,51 0,00 17,97 0,00 9,27
55-59 47,28 0,00 15,73 0,00 5.13
60+ 51,27 0,00 16,43 0,00 4.75
Jumlah 32,40 0,09 21,12 0,42 11,34
Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2019
Tabel 31. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut yang Bekerja Menurut
Kelompok Umur dan Lapangan Usaha Utama di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2019
Lembaga
Perdagangan, Keuangan,
Transportasi, Jasa
Rumah Real Estate,
Kelompok Pergidangan Kemasyarakatan,
Makan dan Usaha Jumlah
Umur dan Sosial dan
Jasa Persewaan
Komunikasi Prorangan
Akomodasi & Jasa
Perusahaan
(1) (7) (8) (9) (10) (11)
15-19 25,67 3,10 4,26 5,79 100,00
20-24 26,71 2,62 1,70 12,04 100,00
211
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Lembaga
Perdagangan, Keuangan,
Transportasi, Jasa
Rumah Real Estate,
Kelompok Pergidangan Kemasyarakatan,
Makan dan Usaha Jumlah
Umur dan Sosial dan
Jasa Persewaan
Komunikasi Prorangan
Akomodasi & Jasa
Perusahaan
25-29 24,47 1,65 1,09 17,27 100,00
30-34 23,77 1,73 2,49 15,28 100,00
35-39 14,04 7,23 1,02 11,73 100,00
40-44 14.58 0,61 0,00 7,30 100,00
45-49 19,79 2,97 0,00 10,41 100,00
50-54 15,80 0,83 0,00 10,63 100,00
55-59 18,75 2,00 0,00 11,11 100,00
60-64 22,87 2,90 0,00 1,78 100,00
Jumlah 20,25 2,61 0,95 10,83 100,00
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2019
Tabel 32. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut yang Bekerja Status
Pekerjaan Utama di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2017, 2018, dan 2019
Pekerja Pekerja
Tahun Berusaha Buruh/Karyawan Jumlah
Bebas Keluarga
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2017 41,59 16,23 26,11 16,07 100,00
2018 47,84 19,82 18,68 13,65 100,00
2019 45,36 17,47 23,26 13,90 100,00
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2017, 2018 dan 2019
Tahun Formal Informal Jumlah
(1) (2) (3) (4)
2017 17,26 82,74 100,00
2018 21,32 78,68 100,00
2019 19,17 80,83 100,00
212
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 33. NIlai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Asing Tahun 2015-2019
Tahun
Nama Mata Uang
2015 2016 2017 2018 2019
Dollar Australia 10.064 9.724 10.557 10.211 9.739
Euro 15.070 14.162 16.174 16.560 15.589
Poundsterling Inggris 20.451 16.508 18.218 18.373 18.250
Dollar Hongkong 1.780 1.732 1.733 1.849 1.785
Yen Jepang 115 115 120 131 127,97
Ringgit Malaysia 3.210 2.996 3.335 3.493 3.397
Dollar Singapura 9.751 9.299 10.134 10.603 10.321
Dollar Amerika 13.795 13.436 13.548 14.481 13.901
Sumber: www.bps.go.id
Dari tabel dapat dilihat tren nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Untuk
tahun 2020 saat ini nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika adalah Rp. 14.165,-
6.3.3 Inflasi
Inflasi adalah naiknya harga-harga barang dan jasa di suatu negara dalam jangka
waktu panjang atau berkelanjutan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
ketersediaan barang dan uang. Intinya walaupun masyarakat memiliki uang yang banyak
tetapi hal tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya inflasi. Setelah membahas tentang
pengertian inflasi, selanjutnya akan dibahas mengenai penyebab, dampak,
penghitungannya, dan cara mengatasi inflasi.
Inflasi tidak semata-mata terjadi begitu saja, ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan terjadinya inflasi. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menyebabkan
terjadinya inflasi.
1. Demand atau Meningkatnya Permintaan
Inflasi yang terjadi akibat meningkatnya permintaan dari masyarakat.
Meningkatnya permintaan barang dan jasa tertentu adalah salah satu hal yang
bisa menyebabkan terjadinya inflasi.
213
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
214
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
215
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Penghitungan Inflasi
Laju inflasi dapat dihitung dengan beberapa cara. Berikut ini adalah cara-cara untuk
menghitungnya.
Menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK): Cara ini merupakan cara yang
paling sering digunakan untuk menghitung laju inflasi. Yaitu dengan cara
menghitung harga rata-rata dari barang yang telah dibeli oleh para konsumen.
Deflator PDB: Cara ini digunakan dengan cara menghitung besarnya perubahan
yang terjadi pada harga barang-barang tertentu. Seperti harga barang produksi dalam
negeri, harga barang baru, harga barang jadi, dan juga harga jasa.
Menggunakan Indeks Harga Produsen: Cara ini dilakukan dengan cara
menghitung harga yang dibutuhkan produsen untuk melakukan sebuah produksi.
Misalnya menghitung harga bahan-bahan baku yang akan digunakan dan juga harga
upah para buruh.
Menggunakan Indeks Harga Komoditas: Cara yang satu ini dilakukan dengan
menghitung harga-harga dari barang tertentu yang sudah ditentukan.
Menghitung Indeks Biaya Hidup: Cara yang satu ini digunakan dengan cara
menghitung biaya kehidupan masyarakat sehari-harinya.
216
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
menghemat pengeluaran pemerintah, cara yang satu ini sudah terbukti bisa
mengatasi inflasi di suatu negara.
Selain mengurangi pengeluarannya, pemerintah dapat melakukan cara lain
yakni dengan menaikkan tarif pajak rumah tangga maupun perusahaan. Cara
ini dapat menurunkan tingkat konsumsi para konsumen, sehingga harga barang
dapat turun.
2. Menggunakan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga kestabilan moneter, sehingga
kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan. Cara dari kebijakan moneter
yang pertama adalah dengan membatasi jumlah uang yang beredar. Bank
sentral harus mengambil keputusan dan menentukan ketersediaan uang kas
pada bank-bank lain.
Cara lainnya yakni dengan menaikkan nilai bunga, sehingga banyak orang yang
berminat untuk menabung. Cara selanjutnya adalah dengan menggunakan kebijakan operasi
pasar terbuka yang artinya adalah menjual surat-surat berharga untuk mengurangi jumlah
uang yang beredar. Berikut merupakan tabel tren inflasi di Indonesia:
Sumber: www.bps.go.id
217
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
6.3.5 Perpajakan
Pemerintah memberikan kepastian dan sekaligus memberikan daya tarik bagi
penanam modal melalui penetapan Peraturan Pemerintah tentang Fasilitas dan Kemudahan
di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Dengan pertimbangan bahwa dalam rangka
peningkatan penanaman modal dan percepatan pelaksanaan berusaha di Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) yang dapat menunjang pengembangan ekonomi nasional dan pengembangan
ekonomi di wilayah tertentu untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi
Khusus. Atas dasar pertimbangan tersebut, pada 20 Februari 2020, Presiden Joko Widodo
(Jokowi) telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus.
Menurut PP Nomor 12 Tahun 2020, Kawasan ekonomi Khusus (KEK) adalah
kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas
tertentu. Badan Usaha dan/atau Pelaku Usaha yang melakukan kegiatan pada bidang usaha
di KEK akan mendapatkan fasilitas dan kemudahan berupa:
a. Perpajakan, kepabeanan, dan cukai;
b. Lalu lintas barang;
c. Ketenagakerjaan;
d. Keimigrasian;
e. Pertanahan dan tata ruang;
f. Perizinan berusaha; dan/atau
g. Fasilitas dan kemudahan lainnya.
218
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
219
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Pelaku Usaha lainnya dan/atau Badan Usaha di KEK yang sama atau KEK
lainnya;
e. Penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu oleh Pengusaha dari TLDDP atau selain
TLDDP kepada Badan Usaha/Pelaku Usaha: dan
f. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan/atau Barang Kena Pajak tidak berwujud dari
luar Daerah Pabean di dalam KEK oleh Badan Usaha dan/atau Pelaku Usaha.
Berdasarkan Pasal 20, Fasilitas dan kemudahan Kepabeanan yang diberikan bagi
Badan Usaha di KEK meliputi pembebasan Bea Masuk dan tidak dipungut Pajak Dalam
Rangka Impor atas impor barang modal dalam rangka pembangunan atau pengembangan
KEK. Perpindahan barang antar Pelaku Usaha di KEK, menurut PP ini, diberikan fasilitas
dan kemudahan berupa:
a. Penangguhan atau pembebasan bea masuk;
b. Pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakan bahan baku atau
bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan merupakan
barang kena cukai;
c. Tidak dipungut Pajak Dalam Rangka Impor; dan/atau
d. Tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Dalam PP ini, pelaku usaha di KEK Pariwisata diberikan fasilitas kepabeanan
dan/atau cukai atas pemasukan barang modal dan/atau bahan baku usaha bagi kegiatan:
a. Penyediaan akomodasi;
b. Pusat pertemuan dan konferensi;
c. Marina dan/atau dermaga khusus kapal wisata;
d. Bandara khusus wisata;
e. Jasa transportasi wisata;
f. Pengembangan resort dan hunian;
g. Jasa makanan dan minuman;
h. Pusat perbelanjaan;
i. Pusat hiburan dan rekreasi;
j. Pusat edukasi dan/atau pelatihan;
k. Pusat dan sarana olahraga;
l. Pusat kesehatan;
220
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
221
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
222
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
buku ditutup dan di entukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Asset.
Neraca merupakan laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit
usaha pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumberdaya ekonomis (asset),
kewajiban ekonomis (utang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.
Dengan demikian neraca dapat meringkaskan posisi keuangan suatu perusaahaan
pada tanggal tertentu. Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk
menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional,
dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
3) Proyeksi Arus Kas
Proyeksi arus kas digunakan untuk menganalisis dan memberikan informasi
mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Proyeksi aliran kas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari
kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu.
Tujuan utama dari analisis proyeksi kas adalah untuk menaksir kemampuan
perusahaan menghasilkan kas.
Metode penyusunan proyeksi arus kas dibagi menjadi dua, yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung mengkonversikan pos-pos
laporan laba rugi dari dasar akrual ke dasar kas/tunai yang titik tolak pada
penerimaan kas dari penjualan dan pengeluaran kas untuk pembelian, beban operasi,
pajak, dan lain-lain. Metode tidak langsung menyesuaikan laba rugi bersih dengan
mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendapatan.
6.4.2 Arus Kas Bersih Ke Perusahaan (FCFF) dan Arus Kas Bersih Ke Ekuitas
(FCFE)
1) Net Present Value (NPV)
Metode Net Present Value (NPV) merupakan metode yang
memperhatikan nilai waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga
diskonto yang akan mempengaruhi cash inflow atau arus dari uang. Berbeda
dengan metode payback period dan return on investment yang tidak
223
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
memperhatikan nilai waktu dari uang (time value of money) atau time preference
of money. Dalam metode ini satu rupiah nilai uang sekarang lebih berharga dari
satu rupiah nilai uang pada kemudian hari, karena uang tersebut dapat
diinvestasikan atau ditabung atau didepositokan dalam jangka waktu tertentu
dan akan mendapatkan tambahan keuntungan dari bunga.
224
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
merawat aset jangka panjang demi keberlangsungan bisnisnya. Dalam kata lain, capex
dimaksudkan untuk memperkuat perusahaan dalam meningkatkan profit yang dicita-
citakan.
Adapun jenis aset yang dimiliki merupakan aset tetap dan tidak dimaksudkan untuk dijual
kembali di kemudian hari. Aset tersebut digunakan dalam jangka panjang (lebih dari satu
periode akuntansi) dan dipakai selama perusahaan beroperasi.
Pengeluaran capex biasanya dilakukan di fase awal perusahaan beroperasi. Kendati
demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa sebuah perusahaan juga memiliki capex
ketika sudah berjalan selama beberapa tahun. Kondisi ini biasanya terjadi saat perusahaan
melakukan proyek baru yang mendukung peningkatan profit. Seperti misal, sebuah
perusahaan telekomunikasi harus menganggarkan sejumlah dana capex setiap beberapa
periode untuk melakukan perluasan jaringan sehingga semakin banyak konsumen yang
dapat terjangkau. Dengan semakin banyaknya jumlah dan kepuasan konsumen, maka
potensi meningkatnya laba jadi semakin besar. Oleh karena itu, capex juga dapat disebut
sebagai pengeluaran untuk investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini tidak lain
karena aset hasil pembelanjaan tersebut menjadi pendukung kegiatan operasional bisnis
agar berjalan lancar dan baik.
Beberapa jenis capex menurut Saphiro (2005) adalah sebagai berikut:
Equipment Replacement
Pada jenis ini, penggunaan capex adalah untuk melakukan penambahan aset karena
adanya kebutuhan baru maupun sudah tidak berfungsinya (atau usang) aset lama. Seperti
contoh, perusahaan A melakukan pengeluaran untuk belanja komputer dan laptop untuk
mengganti perangkat serupa yang sudah rusak.
225
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Perhitungan Capex
Perhitungan capex akan sangat membantu perusahaan dalam mengetahui seberapa
banyak investasi yang telah dilakukan pada aktiva tetapnya sehingga bisnis dapat berjalan
dengan lancar. Adapun sesuai ilmu akuntansi, capex dapat dikategorikan sebagai aset jika
penggunaannya minimal adalah salah satu tahun. Sementara itu bila penggunaan capex
justru berumur kurang dari satu tahun, maka pencatatannya adalah pada neraca laporan laba
dan rugi sebagai pengeluaran.
Jika sebuah aset dinyatakan sebagai capex, maka pengeluaran aset tersebut akan
disebarkan sebagai biaya tetap sepanjang jangka waktu penggunaannya. Namun jika sebuah
aset dipakai untuk mengembangkan aset yang sudah ada sebelumnya, maka biaya atas aset
tersebut dikurangi secara penuh pada tahun dilakukannya pengeluaran tersebut.
Adapun istilah lainnya terkait pengeluaran dalam budgeting perusahaan adalah operating
expenditures atau yang biasa disebut opex. Jika capex adalah pengeluaran untuk menambah
investasi atau aset, maka opex adalah pengeluaran untuk mendukung keberlangsungan
investasi atau aset tersebut. Seperti contoh adalah pembelian mesin fotokopi yang dicatat
sebagai aset (capex) dan tinta serta kertas (opex) sebagai pendukung bekerjanya mesin
fotokopi tersebut.
226
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Pada dasarnya capex adalah alokasi dana yang disiapkan perusahaan untuk
melakukan pembelian atau perbaikan atau penggantian segala sesuatu yang dianggap
sebagai aset. Adapun anggaran capex umumnya berasal dari keuntungan yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut sebelum dibagikan kepada para pemegang saham.
Opex adalah pengeluaran yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan operasional. Dalam kata lain, opex adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk menjaga kelangsungan aset serta menjamin aktivitas perusahaan yang direncanakan
dapat berjalan dengan baik. Opex adalah jenis pengeluaran reguler yang cenderung paling
banyak dialokasikan untuk setiap perusahaan. Hal ini pun kerap membuat pihak manajemen
perusahaan berusaha untuk menekan opex tanpa harus mengorbankan kualitas produk atau
layanan bisnis yang dihasilkan.
Sebagaimana yang telah disebutkan, opex adalah pengeluaran rutin atau bisa juga
dikategorikan sebagai pengeluaran ‘sehari-hari’ perusahaan. Oleh karena itu, biaya opex
tidak meliputi depresiasi, pajak pendapatan, maupun bunga pinjaman atau financing.
227
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Jadwal Konstruksi
1. Persiapan Tapak
Bangunan hotel dan resort ini nantinya terletak di Desa Tanak Awu Kecamatan
Pujut, lokasi tersebut berjarak 1,2 km dari Bandara Internasional Lombok dan
merupakan lokasi yang strategis karena berdekatan dengan fasilitas umum yang sangat
cocok untuk pembangunan hotel dan resort.
Persiapan tapak bangunan hotel dan resort yang dimungkinkan berdasarkan
kondisi ketersediaan dan status lahan, menempati areal tanah kering. Luas lahan secara
keseluruhan seluas 17 Ha. Lokasi perencanaan resort ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
228
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
2. Kebutuhan Ruang
Hotel dan resort merupakan bangunan yang terdiri dari banyak massa atau
bangunan multi massa dan multi fungsi. Perencanaan penataan massanya harus ditata
dengan pertimbangan yang baik melalui organisasi ruang yang baik agar tidak terjadi
konflik kepentingan antara area yang satu dengan area lainnya. Konsep organisasi ruang
diperoleh melalui analisis pelaku dan kegiatan, analisis kebutuhan ruang, analisis
hubungan ruang dan analisis kedekatan ruang.
Pada tiap-tiap area terdapat ruang-ruang yang membentuk area menjadi satu
kesatuan fungsi. Dalam masing-masing area sudah terbentuk hubungan antar ruang
mikro yang membentuk area makro berdasarkan analisis hubungan ruang mikro,
sehingga jika keseluruhan ruang digabungkan akan menjadi satu organisasi ruang
keseluruhan resort. Secara keseluruhan organisasi ruang pada resort dimulai dari
enterance pada area depan hingga masuk ke dalam ruang-ruang dalam kawasan.
3. Rancang Bangun
Terdapat beberapa pertimbangan utama untuk mendisain bangunan resort.
Pertimbangan ini meliputi:
a) Sinar matahari.
Datangnya sinar matahari memiliki pengaruh besar bagi kegiatan di
resort. Matahari pagi yang memilik sifat menyehatkan diperlukan untuk
229
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
kegiatan olahraga, misalnya lapangan golf. Jadi lokasi sarana olahraga dan
hotel/area hunian sebaiknya diletakkan menghadap ke timur. Sedangkan tapak
yang menghadap ke barat dibangun tapak atau fasilitas yang digunakan sebagai
sarana umum/bersifat untuk kepentingan publik.
b) Arah angin.
Disain bangunan dibuat memiliki masa banyak sehingga terdapat bukaan
pada tatanan ruang luar, yang nantinya menjadikan angin dapat berhembus
melewati bangunan.
c) Kebisingan.
Lokasi resort diusahakan agak jauh dari jalan raya karena resort selalu
identik dengan ketenangan. Pengunjung datang ke resort untuk mendapatkan
kenyamanan. Pada daerah depan tapak akan difungsikan sebagai area taman.
Fungsi taman ini untuk meredam bunyai suara kendaraan dan mengurangi
polusi. Adanya taman ini juga dapat difungsikan untuk menambah nilai estetika
dari resort ini.
Selain adanya pertimbangan pembangunan, diperlukan juga analisis sirkulasi tapak.
Sirkulasi ini dibuat agar wisatawan tidak merasa jenuh ketika berada di lingkungan tapak.
Sirkulasi ini terbagi menjadi 2 (dua) jenis antara lain:
1. Sirkulasi manusia
Sirkulasi manusia ini berupa jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
Jalan yang digunakan diberi tanaman peneduh unuk memberikan kesan lebih
hijau, serta terdapat kolam air yang memberikan kesan kesegaran di siang hari.
Jalan menggunakan material batu alam atau paving blok agar dapat menyerap
air lebih banyak. Diberikan sarana sirkulasi bagi penyandang cacat yaitu
penggunaan ramp sebagai pengganti tangga.
2. Sirkulasi kendaraan
Kendaraan menggunakan jalur khusus kendaraan dengan diberikan
tanaman peneduh untuk mengurangi hawa panas dan polusi, serta menutupi
adanya kendaraan yang lewat. Parkir kendaraan juga menggunakan lapangan
parkir di luar bangunan. Pola yang dapat digunakan untuk parkir adalah sebagai
berikut.
230
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Pola gambar kiri, jalan dapat dilewati oleh 2 (dua) mobil, sedangkan pada gambar
kanan, jalan hanya bisa dilewati oleh 1 (satu) mobil.
231
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Perusahaan yang sehat secara keuangan ditunjukan dengan rasio DER di bawah
angka 1 atau di bawah 100%, semakin rendah rasio DER maka semakin bagus. DER yang
rendah menunjukan bahwa hutang/kewajiban perusahaan lebih kecil daripada seluruh aset
yang dimilikinya, sehingga dalam kondisi yang tidak diinginkan (misalnya bangkrut),
perusahaan masih dapat melunasi seluruh hutang/kewajibannya.
Kondisi sebaliknya, semakin tinggi DER menunjukkan komposisi jumlah
hutang/kewajiban lebih besar dibandingkan dengan jumlah seluruh modal bersih yang
dimilikinya, sehingga mengakibatkan beban perusahaan terhadap pihak luar besar juga.
Meningkatnya beban kewajiban terhadap pihak luar menunjukkan bahwa sumber modal
perusahaan sangat tergantung dari pihak luar. Apabila perusahaan tidak dapat mengelola
hutangnya dengan baik dan optimal, akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan
keuangan perusahaan.
Besarnya beban hutang dapat mengurangi jumlah laba bersih yang bakal diterima
perusahaan, yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan bagi pemegang saham.
Begitu pun rasio pembayaran dividen tunai yang dibagikan (dividen payout ratio) atau DPR
akan menurun, bahkan dalam kondisi tertentu misalnya beban pokok dan bunga
hutang/pinjaman yang mesti dibayar lebih besar dari laba usaha yang didapatkan, hal
tersebut akan mengakibatkan kerugian, sehingga perusahaan tidak dapat membagikan
dividen tunai kepada para pemegang sahamnya.
DER yang ideal yaitu di bawah angka 1 atau di bawah angka 100%, namun demikian
jika menemukan perusahaan dengan DER di atas angka 1 atau di atas 100%, yang artinya
hutang/kewajibannya lebih besar daripada modal bersihnya, anda harus meneliti lebih lanjut
penyebab DER tinggi tersebut pada laporan keuangan perusahaan (balance sheet) yang
bersangkutan.
Apakah hutang/kewajiban tersebut hutang jangka panjang atau hutang jangka
pendek (hutang lancar), apakah hutang tersebut diperoleh dari pinjaman bank atau
penerbitan surat hutang (obligasi) atau hanya hutang usaha kepada pemasok (vendor) atau
hutang akibat dari pendapatan diterima di muka (uang muka kerja).
Jika ternyata hutang jangka panjang lebih besar daripada hutang jangka pendek,
kondisi tersebut kurang sehat. Hutang jangka panjang biasanya diperoleh dari pinjaman
bank atau penerbitan surat hutang (obligasi). Perusahaan akan terus menanggung kewajiban
pembayaran pokok dan bunga pinjaman sampai hutangnya lunas. Kondisi tersebut akan
232
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
menekan laba yang diperoleh perusahaan atau dapat mengganggu likuiditas di masa yang
akan datang.
Jika ternyata hutang tersebut hanya hutang jangka pendek atau hanya hutang usaha
kepada pemasok (vendor) atau hutang akibat dari pendapatan diterima di muka (uang muka
kerja), dapat dikatakan bahwa hutang tersebut tergolong sehat. Mengingat bahwa hutang
tersebut terjadi dalam suatu proses produksi, misalnya hutang kepada pemasok bahan baku,
atau hutang akibat penerimaan uang muka dari pemesan barang, maka hutang tersebut
segera lunas pada saat barang yang diproduksi oleh perusahaan telah habis terjual.
233
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 34. Analisis NPV Pengembangan Hotel & Resort di Lokasi Nomor 5
Tahun Kas Bersih (Rp) DF (10%) PV (Rp)
1 70.951.950.000 0,909 64.501.772.727
2 74.499.547.500 0,826 61.569.873.967
3 78.224.524.875 0,751 58.771.243.332
4 82.135.751.119 0,683 56.099.823.181
5 86.242.538.675 0,620 53.549.831.218
6 90.554.665.608 0,564 51.115.747.981
234
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
|
IRR = i1 + (i2 – i1) x --------------------- x 100%
(NPV1 – NPV2)
|
NPV1 harus di atas 0 (NPV1> 0)
NPV2 harus di bawah 0 (NPV2< 0)
235
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 35. Analisis IRR Pembangunan Hotel dan Resort di Lokasi Nomor 5
Bunga 10%
Tahun Kas Bersih (Rp) DF PV (Rp)
1 70.951.950.000 0,909 64.501.772.727
2 74.499.547.500 0,826 61.569.873.967
3 78.224.524.875 0,751 58.771.243.332
4 82.135.751.119 0,683 56.099.823.181
5 86.242.538.675 0,621 53.549.831.218
6 90.554.665.608 0,564 51.115.747.981
7 95.082.398.889 0,513 48.792.304.891
8 99.836.518.833 0,466 46.574.472.850
9 104.828.344.775 0.424 44.457.451.357
10 110.069.762.014 0,385 42.436.658.113
Total PV Kas Bersih (Rp) PV 859.456.194.606,88
Total Investasi 468.767.876.000
NPV (Rp) C 59.101.303.617
IRR 19,71%
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa IRR untuk nilai investasi sebesar Rp.
468.767.876.000,- adalah sebesar 19,71%, dengan Payback Period selama 5,85 tahun.
236
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Laba Operasional ÷ Total Biaya Utang dan Pokok Utang (Total Debt Service Costs)
237
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Debt Service Coverage Ratio (DSCR) menggambarkan jumlah kas yang tersedia
untuk memenuhi kewajiban bunga dan pokok utang termasuk didalamnya alokasi singking
fund. DSCR mencerminkan rasio yang digunakan oleh petugas pemberi pinjaman dari bank
dalam menentukan kemampuan seseorang untuk membayar utangnya.
238
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada
masyarakat khususnya dan pemerintah umumnya. Bagi masyarakat adanya investasi
ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan
pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh adalah aspek
ekonomi memberikan pemasukan berupan pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Lebih dari itu yang terpenting adalah ada yang mengelola dan mengatur
sumber daya alam yang belum terjamah. Sebaliknya, dampak negative pun tidak akan
terlepas dari aspek ekonomi, misalnya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi
peluang bagi masyarakat sekitarnya. Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat
secara umum adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti
pembangunan jalan, jembatan, listrik dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah
dampak negatif dari aspek sosial adanya perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan
budaya dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek sosial termasuk terjadinya
perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya. Jadi, dalam aspek
ekonomi dan sosial yang perlu di telaah apakah jika usaha atau proyek dijalankan akan
memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya.
Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu dipertimbangkan, karena dampak yang
akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila salah dalam melakukan penilaian.
Diharapkan dari aspek ekonomi dan sosial, yanga akan dijalankan akan memberikan
dampak yang positif lebih banyak. Artinya, dengan berdirinya usaha atau proyek secara
ekonomi dan sosial lebih banyak memberikan manfaat di bandingkan kerugiannya.
Secara garis besar dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu usaha atau
investasi, misalnya pendirian suatu pabrik, antara lain :
1. Dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga melalui :
a) Peningkatan tingkat pendapatan keluarga. Dengan adanya suatu investasi
akan memberikan peningkatan kepada masyarakat, terutama bagi mereka
yang dapat diterima bekerja di lokasi investasi maupun mereka yang
bekerja di luar lokasi investasi dengan cara berdagang atau lainnya.
b) Perubahan pola nafkah. Di beberapa wilayah dengan adanya destinasi atau
suatu usaha akan mengubah pola hidup masyarakat. Misalnya, semula
masyarakat hidup dari pertanian, dengan kehadiran hotel banyak yang
beralih profesi menjadi karyawan hotel
239
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
240
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
241
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
242
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
243
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
manusia membutuhkan proyeksi kebutuhan organisasi akan sumber daya manusia dan
usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhaan tersebut.
Siagian dalam Faustino Cardoso (2003), Perencanaan Sumber Daya Manusia
merupakan fungsi yang pertama-tama harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan
SDM adalah langkah–langkah tertentu yang diambil oleh manajemen guna menjamin
bahwa bagi organisasi tersedia tenaga kerja yang tepat untuk menduduki berbagai
kedudukan, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat. Hani Handoko
(2010:53) mengemukakan bahwa Perencanaan Sumberdaya Manusia merupakan
serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis
dan lingkungan pada organisasi di waktu yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tenaga kerja yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi tersebut.
Sebelum menentukan kebutuhan tenaha kerja perlu dilakukan perhitungan proyeksi
pertumbuhan penduduk di Provinsi NTB. Berdasarkan dokumen RIDPP juga menggunakan
data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 untuk menghitung proyeksi penduduk
dalam skenario pembangunan pariwisata di Lombok. Jumlah penduduk di Pulau Lombok
sampai tahun 2045 mencapai 5,3 juta jiwa. Konsentrasi penduduk pada tahun 2045 sebagian
besar masih di Kabupaten Lombok Timur (27,5 persen), tetapi sudah lebih menyebar ke
wilayah lainnya dibandingkan dengan persebaran penduduk di tahun 2017 dan 2018.
Penduduk di Lombok Utara, Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat diproyeksikan
meningkat sekitar dua kali lipat atau lebih selama periode 25 tahun, sejalan dengan
peningkatan aktivitas ekonomi, termasuk pariwisata, di kedua wilayah. Pengembangan
Bandar Kayangan di masa mendatang diharapkan dapat menjadi pengungkit pertumbuhan
populasi di Lombok Utara.
Tabel 36. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk di NTB sampai dengan tahun 2045
Penduduk 2018 2019 2025 2030 2035 2040 2045
Mataram (ribu jiwa) 453,9 464,2 585,2 707,2 816,6 890,2 940,6
Lombok Barat (ribu jiwa) 654,8 670,1 836,7 975,9 1.111,4 1.231,9 1.308,3
Lombok Utara (ribu jiwa) 207,5 209,9 243,9 277,9 318,2 349,1 369,7
Lombok Tengah (ribu jiwa) 893,1 904,4 1.043,9 1.130,3 1.209,8 1.265,0 1.278,1
Lombok Timur (ribu jiwa) 1.132,2 1.143,5 1.290,9 1.359,2 1.416,7 1.452,8 1.446,6
TOTAL (ribu jiwa) 3.341,5 3.392,1 4.000,7 4.450,5 4.872,9 5.189,0 5.343,3
Total Pertumbuhan Natural 3.341,5 3.392,1 3.681,8 3.904,5 4.100,9 4.280,5 4.434,8
(ribu jiwa)
Sumber : RIDPP 2020
244
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 37. Proyeksi Tenaga Kerja di NTB Terkait Pariwisata Sampai Dengan Tahun 2045
Perkerjaan 2018 2019 2025 2030 2035 2040 2045
Akomodasi 19.037 20.778 38.612 69.573 99.879 129.401 155.060
Makanan dan Minuman 71.429 77.963 144.882 261.054 374.769 485.542 581.818
Rekreasi dan Hiburan 30.161 32.919 61.176 110.228 158.244 205.017 245.669
Transportasi 25.852 28.216 52.436 94.480 135.636 175.726 210.571
Layanan Perjalanan 5.512 6.016 11.180 20.144 28.919 37.467 44.896
SUB-TOTAL 151.990 165.892 308.285 555.480 797.448 1.033.15 1.238.014
3
Mandalika 204 1.402 7.976 12.427 16.878 21.329 24.000
Bandar Kayangan - - 2.353 5.294 8.235 10.000 10.000
TOTAL (Proyeksi RIDPP) 152.194 167.294 318.615 573.202 822.561 1.064.48 1.272.014
2
Total Pertumbuhan Natural 152.194 161.406 231.442 282.730 334.229 381.525 422,089
Satuan: (Orang)
Sumber : RIDPP 2020
Pekerja di Lombok sebagian besar memiliki keterampilan rendah dan pada posisi
entry level. Sebagian posisi supervisor sudah diisi talenta dari Lombok. Tenaga kerja dengan
tingkat keterampilan yang memadai di Lombok sampai tahun 2045 masih rendah (kurang
dari 7 persen), sehingga pasokan tenaga kerja terampil dari luar wilayah masih dibutuhkan.
Sekitar 5 persen dari tenaga kerja terampil berada di level manajer atau pengelola, dan
sebagian besar lainnya berada di level keterampilan awal.
245
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Tabel 38. Pasokan Tenaga Kerja Berdasarkan Level dan Sektor Per Tahap
Pasokan Tenaga Kerja Asumsi
Berdasarkan Level dan Proporsi
Sektor 2025 2030 2035 2040 2045
Sumber dari pengembangan tenaga kerja terampil di Lombok saat ini bertumpu pada
SMK Pariwisata, Politeknik/Sekolah Tinggi Pariwisata, Universitas Mataram dan Balai
Latihan Kerja (BLK). Sampai tahun 2045, sebagian besar tenaga terampil terutama pada
entry level akan dipasok oleh SMK. Ke depan, berbagai lembaga tersebut diharapkan dapat
meningkatkan proporsi pendidikan dan pelatihan untuk tingkat keterampilan yang lebih
tinggi, hal ini seperti digambarkan pada tabel proyeksi berikut ini
246
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Gambar 111. Pasokan Tenaga Kerja Pariwisata berdasarkan Jenis Sekolah Pariwisata
247
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Kebutuhan
Jumlah
No Nama Bangunan Tenaga Kerja
Kebutuhan
(3 x Shift)
1 Hotel 1
a. Front Office
Manager 1
Receptionist 6
Telephone Operator 3
Cashier 3
Security 6
b. Restaurant
Manager 1
Cooker 9
Waiter/Waiteress 9
c. Tata Graha
Manager 1
Room Boy 12
Gardener 6
Engineering 6
Laundry 9
Jumlah 1 72
2 Hotel 2
a. Front Office
Manager 1
Receptionist 3
Telephone Operator 3
Cashier 3
Security 6
b. Restaurant
Manager 1
Cooker 3
Waiter/Waiteress 6
c. Tata Graha
Manager 1
Room Boy 6
Gardener 3
Engineering 3
Laundry 6
Jumlah 2 45
3 Hotel 3
a. Front Office
Manager 1
Receptionist 3
Telephone Operator 3
248
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Kebutuhan
Jumlah
No Nama Bangunan Tenaga Kerja
Kebutuhan
(3 x Shift)
Cashier 3
Security 3
b. Restaurant
Manager 1
Cooker 3
Waiter/Waiteress 6
c. Tata Graha
Manager 1
Room Boy 6
Gardener 3
Engineering 3
Laundry 6
Jumlah 3 42
4 Hotel 4
a. Front Office
Manager 1
Receptionist 3
Telephone Operator 3
Cashier 3
Security 3
b. Restaurant
Manager 1
Cooker 3
Waiter/Waiteress 6
c. Tata Graha
Manager 1
Room Boy 6
Gardener 6
Engineering 3
Laundry 6
Jumlah 4 45
5 Hotel 5
a. Front Office
Manager 1
Receptionist 3
Telephone Operator 3
Cashier 3
Security 3
b. Restaurant
Manager 1
Cooker 3
Waiter/Waiteress 6
c. Tata Graha
249
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Kebutuhan
Jumlah
No Nama Bangunan Tenaga Kerja
Kebutuhan
(3 x Shift)
Manager 1
Room Boy 6
Gardener 6
Engineering 3
Laundry 6
Jumlah 5 45
6 Area Parkir (Galeri UMKM) 1
7 Area Parkir 1-2-3 (ICC) 3
Area Parkir (Hotel 1) 3
Area Parkir (Hotel 2) 3
Area Parkir (Hotel 3) 3
Area Parkir (Hotel 4 &5) 3
Air Mancur (1 &2) 2
Kolam Renang 1 4
Kolam Renang 2-3-4 3
Bungalow (10 x 15) 1
Bungalow (8 x 10) 3
Bungalow (8 x 5) 3
Amphytheatre 4
Area Bermain 1-2-3 3
Rumah Genset 1-2-3 3
Lapangan Tenis 2
IPAL Komunal 1-2-3 3
Mini Incenerator 1-2-3 3
International Convention Centre 1-2 12
Pos Satpam 6
Jalan Aspal dalam Kawasan 3
Jalan Pedestrian 3
Taman dalam Kawasan 10
Pemeliharaan Air Bersih 6
Pemeliharaan Listrik 6
Galeri UMKM 2
Masjid 5
Jumlah Total Kebutuhan Tenaga Kerja 352
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk
memberikan pelayanan mutu yang terbaik adalah sejumlah 352 tenaga kerja yang berkerja
dalam sistem shift, yaitu 3 kali shift. Guna mencapai kondisi terpaik, perencanaan pegawai
begitu pentingnya dalam rangka penentuan kebutuhan baik secara kualifikasi maupun
jumlah yang dibutuhkan, maka setiap perusahaan baik bergerak dalam bidang produksi
250
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
maupun jasa harus menerapkan perencanaan kebutuhan pegawainya. Karena pegawai yang
sesuai baik jumlah maupun kualifikasinya akan sangat menentukan bagi efektifitas dan
efesiensi pemanfaatan pegawai tersebut dalam menjalankan aktivitasnya guna pencapaian
tujuan perusahaan secara optimal.
Begitu pula halnya dengan usaha jasa perhotelan penyediaan dan pengelolaan
akomodasi hotel membutuhkan tenaga kerja yang terampil dibidang perhotelan. Dengan
menarik tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan, maka tujuan perusahaan akan tercapai.
251
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
252
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
dan kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan karena memiliki
nilai penting untuk sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau budaya melalui
proses penentuan.
Di Pulau Lombok ada lebih dari 60 puluh situs yang yang telah terdaftar di
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelestarian dan pemanfaatan budaya dapat
diarahkan pada setidaknya 11 situs cagar budaya, dan untuk wilayah kabupaten Lombok
tengah terdapat 3 wilayah pengembangan yaitu, Masjid Kuno Pujut yang berada di desa
Sengkol Kecamatan Pujut, kemudian Masjid Rambitan yang berada di Desa Rembitan
Kecamatan Pujut dan Makam Seriwa yang berada di Desa Pejanggik Kecamatan Praya
Tengah.
Gambar 112. Peta Kawasan Warisan Budaya di Pulau Lombok
253
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Berdasarkan peta tersebut untuk wilayah Desa Tanak Awu Kecamatan Pujut yang
merupakan lokasi yang terpilih untuk pengembangan tidak terdapat situs warisan budaya.
Sehingga tidak ada culture heritage yang akan rusak.
7.2 Analisa Dampak Lingkungan dan Sosial (sesuai dengan The Equator
Principles/Word Bank)
Analisa dampak ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya
dampak positif maupun negatif akibat diadakannya suatu proyek baik berupa dampak
lingkungan maupun dampak sosial yang terjadi. Dengan adanya proyek pariwisata di
Kawasan Ekonomi Khusus (K.E.K) Mandalika terutama di keempat desa yang menjadi
potensi terkena dampak (Kuta, Mertak, Sengkol dan Sukadana), pada umumnya
masyarakatnya bersikap sangat mendukung dan positif terhadap pengembangan destinasi
pariwisata.
Proyek diharapkan akan menimbulkan serangkaian dampak positif dalam bidang
lingkungan maupun sosial, baik di dalam maupun di luar kawasan Proyek, selama Proyek
dijalankan. Dengan adanya investasi jumlah besar terkait pengelolaan air bersih,
pengelolaan limbah, perbaikan infrastruktur masyarakat, dan penguatan lembaga sosial,
maka diharapkan akan terjadi perbaikan yang mencakup kualitas air permukaan, air tanah
dan air laut, sehingga pada akhirnya meningkatkan kondisi lingkungan hidup bagi warga
dan makhluk hidup di kawasan Proyek dan sekitarnya menjadi jauh lebih baik. Demikian
juga akan timbul manfaat sosio-ekonomi di sepanjang masa operasi Proyek sebagai dampak
langsung dari meningkatnya ketersediaan peluang kerja dan usaha, serta tingkat pendapatan
yang dapat dihasilkan oleh Proyek ini bagi warga lokal. Berbagai keuntungan signifikan
lainnya mencakup peningkatan layanan kesehatan, pendidikan, pelatihan dan dukungan
pada kaum rentan.
Pada faktanya pembangunan pariwisata memiliki dampak positif terhadap berbagai
aspek kehidupan manusia, baik ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Pengembangan
pariwisata dapat memfasilitasi kegiatan masuk dan aktivitas bisnis di masyarakat setempat,
yang memberikan kesempatan kerja yang lebih baik, pendapatan lebih tinggi dan standar
kehidupan yang lebih baik bagi penduduk. Tingkat dampak ekonomi dari pariwisata
mungkin bergantung pada berbagai tahap pengembangan pariwisata Literatur
pengembangan pariwisata menunjukkan bahwa manfaat ekonomi dirasakan secara positif
254
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
255
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
256
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
257
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Sebelum pelaksanaan proyek pembangunan hotel dan resort pihak pelaksana kajian
sudah melaksanakan tatap muka dengan masyarakat sekitar, guna mensosialisasikan
kegiatan tersebut. Pelaksanaan proyek pembangunan hotel dan resort yang ada di wilayah
Desa Tanak Awu Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah (lokasi nomor 5) dapat
diterima dan di setujui oleh masyarakat sekitar lokasi dan pemilik tanah. Hal tersebut di
tuangkan dalam bentuk Berita Acara, yang dittanda tangani oleh 3 (tiga) Kepala Desa; 1
(satu) Sekretaris Desa dan 1 (satu) Tokoh Masyarakat yang merupakan tokoh masyarakat.
258
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
259
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
260
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
261
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Kondisi politik dan regulasi yang mengakomodasi investasi akan memberikan iklim
bisnis yang lebih baik sehingga menarik perusahaan asing untuk berinvestasi di
negaranya.
Hal ini menjadi penting karena ketika sebuah perusahaan sudah berinvestasi
dalam suatu negara, maka segala perubahan yang terjadi dalam negara tersebut
terutama yang berkaitan langsung dengan lingkungan bisnis akan mempengaruhi
keuntungan operasi dan nilai aset yang telah ditanamkan (Petrovic, 2009: 20).
Tingkat uncertainty dalam suatu negara inilah yang sebenarnya digali oleh
perusahaan dalam analisis resiko politik. Semakin tinggi potensi uncertainty bagi
investasi asing di suatu negara maka perhitungan return of investment juga akan
menjadi sulit sehingga negara ini cenderung tidak menarik minat investor.
Secara keseluruhan resiko politik dapat dibagi menjadi 2 kategori utama
(Desebordes &Vicard, 2007). Pertama adalah resiko sistemik yang berkaitan dengan
kerangka institusional domestik sehingga tingkat resiko yang dihadapi oleh semua
investor bersifat setara. Kedua adalah resiko non-sistemik yang berarti hanya akan
membawa dampak pada perusahaan tertentu saja.
Resiko non-sistemik atau yang disebut oleh Rudolph Desbordes sebagai
resiko ideosinkratrik, erat kaitannya dengan faktor hubungan politik antara home dan
host country dari perusahaan multinasional (Desebordes &Vicard, 2007: 5).
Tekanan diplomatik oleh suatu negara sangat menentukan apakah suatu
perusahaan multinasional dapat meraih keuntungan optimal dalam bisnisnya atau
tidak. Hal ini menjadi krusial karena terdapat suatu konsekuensi pengambilalihan
ketika hubungan bilateral antara host country dan home country memburuk. Perlu
dipahami bahwa pengambilalihan tidak selalu berbentuk akuisisi aset melainkan
seluruh aksi dari host country yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
negaranya dengan mengurangi profit perusahaan (Desebordes &Vicard, 2007: 7).
7) Risiko Pembiayaan dan Nilai Tukar Mata Uang
Risiko valas umumnya dikenal sebagai currency risk atau exchange rate
riski. Ini terjadi karena perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan, terutama saat dikonversikan dengan mata uang domestik.
Pada umumnya, risiko investasi jenis ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar
rupiah terhadap mata uang negara lain.
262
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
8) Risiko Konstruksi
Risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau
kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan ancaman
terhadap properti dan keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Manajemen
risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan
memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek.
Manajemen risiko sangat penting dilakukan bagi setiap proyek konstruksi
untuk menghindari kerugian atas biaya, mutu dan jadwal penyelesaian proyek.
Melakukan tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin
terjadi (respon risiko) dengan cara: menahan risiko (risk retention), mengurangi
risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk transfer), menghindari risiko (risk
avoidance).
Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mengandung
risiko. Risiko dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas, kinerja, kualitas
dan batasan biaya dari proyek. Risiko dapat dikatakan merupakan akibat yang
mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun suatu kegiatan telah direncanakan
sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian bahwa nanti akan berjalan
sepenuhnya sesuai rencana. Risiko pada proyek konstruksi bagaimanapun tidak
dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi atau ditransfer dari satu pihak kepihak
lainnya (Kangari, 1995).
Bila risiko terjadi akan berdampak pada pada terganggunya kinerja proyek
secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu
dan kualitas pekerjaan. Para pelaku dalam industri konstruksi sekarang ini makin
menyadari akan pentingnya memperhatikan permasalahan risiko pada proyek-
proyek yang ditangani, karena kesalahan dalam memperkirakan dan menangani
risiko akan menimbulkan dampak negatif, baik langsung maupun tidak langsung
pada proyek konstruksi. Risiko dapat menyebabkan pertambahan biaya dan
keterlambatan jadwal penyelesaian proyek.
9) Risiko Operasional
Menurut Fahmi (2010), risiko operasional merupakan risiko yang umumnya
bersumber dari masalah internal perusahaan, dimana risiko ini terjadi disebabkan
263
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
264
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
265
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
266
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
267
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
268
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
3. Pegawai Outsourcing
Pada saat suatu perusahaan menerima pegawai yang
bersifat outsourcing maka ada beberapa risiko yang harus ditanggung oleh
perusahaan, yaitu:
Pegawai tersebut bukan pegawai tetap, dalam artian pegawai
tersebut tidak bekerja hingga pensiun. Sehingga ia akan bekerja
sebatas masa kontrak kerja saja. Dengan begitu rasa tanggung
jawab psikologis untuk menjaga perusahaan tidak begitu ia
pikirkan karena pegawai tersebut lebih bertanggungjawab
kepada perusahaan penyalur.
269
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
270
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
271
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
272
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Risiko Lingkungan
Lingkungan merupakan subyek yang paling banyak mengalami risiko baik
oleh akibat kondisi alam maupun oleh tindakan manusia seperti adanya pelepasan
zat berbahaya ke lingkungan, penebangan hutan dan lain-lain. Sesuai dengan
definisinya maka risiko lingkungan merupakan perkalian frekuensi kejadian
kecelakaan dengan dampak lingkungannya. Artinya besaran risiko lingkungan
menunjukkan tingkat dampak dari sesuatu tindakan manusia atau alam terhadap
lingkungan, baik terhadap manusia itu sendiri maupun terhadap ekologi.
Berbagai perbuatan manusia yang mungkin menimbulkan risiko atau
kerugian terhadap manusia dan lingkungan antara lain, pembangunan suatu pabrik,
pengoperasian pabrik yang mengeluarkan bahan pencemar, penebangan hutan,
kebakaran hutan dan lain-lain. Untuk melindungi masyarakat dari risiko suatu
pendirian instalasi pabrik atau pembangunan infrastruktur, maka pemilik instalasi
sebelum diberikan ijin pembangunan terlebih dahulu harus dapat membuktikan
bahwa pembangunan tersebut tidak memberi dampak lingkungan terhadap
masyarakat sekitar dan dalam kondisi yang tidak dapat dihindari, yaitu bila terjadi
kecelakaan , maka langkah-langkah penanggulangan risiko harus sudah
dipersiapkan. Usaha pembuktian ini secara formal dilakukan dengan membuat
analisis mengenai dampak lingkungan.
273
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
A. Perencanaan Material
Data (volume dan spesifikasi) dari owner kurang Neil 1982, Clough 1986, Andani
1
lengkap/jelas 2011
Kesalahan dalam memprediksi (forecasting) kondisi
2 Kerzner 1995, Andani 2011
lapangan, cuaca dan kejadian akan dating
Russel dan Fayek 1994, Krezner
3 Kesalahan perencanaan lingkup pekerjaan
1995
4 Material schedule yang kurang akurat dan teliti Ahuja 1976, Andani 2011
Kesalahan penentuan kapasitas produksi alat angkut
5 Andani 2011
material, seperti tanah galian/urugan
6 Kurang perencanaan material alternatif C.C.Nwachukwu 2009
Kesalahan dalam menetapkan dan mengembangkan metode
7 Russel and Fayek 1994
kerja
Ketidaksesuaian antara volume pekerjaan pada kontrak
8 Mahadipta 2010, Astiti 2014
dengan kondisi lapangan
B. Pembelian
274
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
275
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
276
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
awal proyek dan risiko ditujukan pada seluruh daur hidup proyek secara menerus.
Resiko managemen mencakup beberapa kegiatan: memperkirakan risiko,
menganalisis risiko, menangani risiko, belajar dari pengalaman. Tahap penentuan
pada semua bagian adalah untuk mengindikasikan secara aktual risiko proyek.
Manajemen partisipan dan manajemen proyek keseluruhan harus mengutamakan
dengan tujuan menangani risiko dan melakukan pendekatan yang menciptakan:
berbagai pemikiran untuk mencari penyelesaian dampak yang paling minim, kontrak
administrasi yang seimbang, penyelesaian dini pada risiko proyek Resolution).
Untuk pekerjaan konstruksi di Kabupaten Lombok Tengah umumnya untuk
pengadaan material besi beton dan semen. Material besi beton dan semen
didatangkan dari pulau Jawa. Oleh karena itu guna memperlancar pelaksanaan
pekerjaan konstruksi di Kabupaten Lombok Tengah, diharapkan adanya daftar
kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material. Jadwal sangat dibutuhkan
menginngat kedatangan material tersebut membutuhkan waktu karena harus
mendatangkan dari Pulau Jawa.
Rainer, Prince, & Cegielski (2015:86), menjelaskan bahwa mitigasi risiko memiliki
dua fungsi yaitu:
277
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Dari beberapa pengertian mitigasi risiko diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
mitigasi risiko merupakan suatu tindakan atau upaya yang di lakukan oleh perusahaan agar
bisa mengurangi dampak dari suatu kejadian yang berpotensi untuk merugikan atau
membahayakan perusahaan.
278
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
3. Mutu dan daya saing keluaran pendidikan belum optimal, derajat kesejahteraan
masyarakat masih relatif rendah, partisipasi perempuan dalam pembangunan
dan ketahanan keluarga belum optimal.
4. Kualitas dan daya dukung lingkungan belum optimal.
5. Belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang baik.
6. Kualitas sumber daya manusia.
7. Kesiapan kelembagaan dan regulasi.
8. Keterbatasan pengelolaan sumber daya alam.
8.2.2 Rencana dan Strategi Penyelesaian Isu-isu
1. Peningkatan perekonomian daerah
Dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, diperlukan
optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
yang ada di tingkat hulu (produksi) sampai dengan proses di tingkat hilir yang
meliputi pengembangan produk olahan, pemasaran (kualitas, kuantitas dan
kontinyuitas) dan peningkatan sumber daya manusia pelaku usaha. Dengan
mengedapankan sektor pariwisata sebagai lokomotif pembangunan maka
kerangka strategis pembangunan diarahkan pada: peningkatan pengelolaan
pariwisata, pengembangan produk unggulan daerah yang berbasis komoditas
pertanian dan perikanan serta industri kerajinan yang memiliki kualitas dan daya
saing pasar yang memadai, sehingga bisa tercapai satu desa satu produk
unggulan, pengembangan atraksi seni budaya, pengembangan desa wisata,
atraksi atau pentas seni secara teratur, peningkatan kapasitas kelembagaan
pelaku usaha lokal, koordinasi dan fasilitasi pemasaran.
Untuk mendorong keberhasilan dalam peningkatan pemerataan dan
penanggulangan kemiskinan, diperlukan upaya-upaya penanggulangan
kemiskinan dengan cara memadukan sistem perencanaan dan penganggaran
yang berpihak pada masyarakat miskin secara sinergis dengan stakeholder
terkait. Selain itu diperlukan upaya memperkuat kedudukan serta kapasitas
kelembagaan yang berfungsi mengkoordinasikan kebijakan dan program
penanggulangan kemiskinan.
279
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
280
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
281
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
282
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Dalam melaksanakan pola kemitraan ini harus perpedoman pada 3 (tiga) pilar good
governance, yaitu
Pemerintah memainkan peran menjalankan dan menciptakan lingkungan politik
dan hukum yang kondusif bagi unsur-unsur lain dalam pemerintahan,
Dunia usaha swasta berperan dalam penciptaan lapangan kerja dan pendapatan,
dan
Masyarakat berperan dalam penciptaan interaksi sosial, ekonomi dan politik.
Bentuk-bentuk kemitraan pemerintah dengan pihak ketiga/swasta yang ada di
Indonesia dan sudah dilakukan oleh beberapa daerah adalah sebagai berikut:
BOO (Build Own Operate) – Swasta membangun, memiliki dan
mengoperasikan fasilitas yang dikontrakkan.
283
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
284
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
285
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Pinjam Pakai
Kerjasama kemanfaatan
Bangun guna serah & Bangun serah guna
Implementasi pola kemitraan antara pemerintah dengan pihak ketiga/swasta dalam
pengembangan kawasan pendukung pariwisata KEK Mandalika di Kabupaten Lombok
Tengah ini akan memberikan beberapa manfaat bagi daerah (pemerintah), yaitu:
Teratasinya sebagian kebutuhan sarana prasarana yang belum bisa dipenuhi oleh
pemerintah daerah.
Sebagai sarana partisipasi dan mengembangkan sektor swasta dalam pembangunan
daerah.
Sebagai upaya pengembangan perekonomian daerah.
Membuka peluang penyerapan tenaga kerja.
Peningkatan pendapatan daerah.
Adapun kendala dalam implementasi kemitraan antara pemerintah dengan pihak
ketiga/swasta dalam pengembangan kawasan pendukung pariwisata KEK Mandalika di
Kabupaten Lombok Tengah yang perlu dipertimbangkan ada beberapa hal, yaitu:
Masih adanya persepsi atau stigma negatif dari para pelaku usaha terhadap aparat
pemerintah daerah yaitu terjadinya high cost apabila berhubungan dengan
pemerintah.
Adanya mekanisme tender bagi perusahaan yang akan mengikuti kerjasama
pemanfaatan barang milik daerah minimal 5 (lima) perusahaan (Permendagri
No.17/2007).
Terbatasnya prasarana/infrastruktur dasar di daerah (seperti jalan, listrik, air bersih,
telekomunikasi, transportasi) menjadikan swasta kurang berminat untuk
berinvestasi.
Bagi Pemerintah Daerah pembiayaan pembangunan infrastruktur dengan
mengandalkan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) juga dirasakan semakin
terbatas jumlahnya, untuk itu dibutuhkan pola-pola baru sebagai alternatif pendanaan yang
tidak jarang mellibatkan pihak swasta (nasional-asing) dalam proyek-proyek Pemerintah
Kerja sama tersebut dimanifestasikan dalam bentuk perjanjian. Adapun bentuk kerja sama
yang ditawarkan antara lain Joint Venture berupa production sharing, manajemen contract,
286
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
technical assistance, franchise, joint enterprise, portofolio investmen, build operate and
transfer (BOT) atau bangun guna serah dan bentuk kerja sama lainnya.
Sebagai salah satu alternatif yang dapat dipilih yaitu perjanjian kerja sama sistem
bangun guna serah atau build operate and transfer (BOT) yang tergolong masih baru. Sistem
perjanjian ini juga banyak digunakan dalam hal perjanjian antara Pemerintah dengan swasta
dalam membangun sarana umum lainnya seperti sarana telekomunikasi, jalan tol, tenaga
listrik, pertambangan, pariwisata dan lain-lain.
Bangun guna serah atau build operate and transfer adalah bentuk perjanjian kerja sama
yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor, yang menyatakan bahwa
pemegang hak atas tanah memberikan hak kepada investor untuk mendirikan bangunan
selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan mengalihkan kepemilikan bangunan
tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah masa guna serah berakhir.
Sumber lain mengatakan bahwa, dalam kerja sama dengan sistem build operate and
transfer (BOT) ini, pemilik hak eksklusif (biasanya dimiliki Pemerintah) atau pemilik lahan
(masyarakat/swasta) menyerahkan pembangunan proyeknya kepada pihak investor untuk
membiayai pembangunan dalam jangka waktu tertentu pihak investor ini diberi hak konsesi
untuk mengelola bangunan yang bersangkutan guna diambil manfaat ekonominya (atau
dengan presentasi pembagian keuntungan). Setelah lewat jangka waktu dari yang
diperjanjikan, pengelolaan bangunan yang bersangkutan diserahkan kembali kepada
pemilik lahan secara penuh. Hak eksklusif maksudnya adalah dalam hal hak terhadap tanah
yang hanya dimiliki oleh subjek hukum tertentu saja.
Berdasarkan pengertian sebagaimana dimaksud di atas maka unsur-unsur perjanjian
sistem bangun guna serah (build, operate, and transfer/BOT) atau BOT agreement, adalah :
1. Investor (penyandang dana), 2. Tanah, 3. Bangunan komersial, 4. Jangka waktu
operasional, 5. Penyerahan (transfer).
Menurut United Nations Industrial Development Organizations (UNIDO) 1996,
tentang Guidelines For Infrastructure Development Trought BOT (Viena Publication) 6 .
Ada 3 pihak utama yang berperan dalam proyek BOT yakni :
1. Host Government
Pemerintah setempat yang mempunyai kepentingan dalam pengadaan proyek
tersebut (legislative, regulatory, administratif) yang mendukung project
287
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
288
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
289
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Memilih mitra yang tepat, memiliki integritas, pengalaman dan track record yang
baik.
Menyederhanakan prosedur dan birokrasi daerah untuk mempermudah pelayanan
investasi pelaku usaha.
Memperbaiki prasarana/infrastruktur dasar di daerah, seperti jalan, jembatan, listrik,
air bersih, telekomunikasi, dsb.
Daerah perlu meningkatkan sosialisasi dan promosi potensi daerah yang berpeluang
dimitrakan dengan swasta.
Beberapa hal yang menjadi kunci keberhasilan pengembangan kawasan pendukung
pariwisata KEK Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah ada beberapa hal, yaitu:
Komitmen yang kuat dari Penanggung Jawab Proyek Kerjasama,
Layak secara Keuangan (profitable),
Layak secara Teknis,
Layak secara Hukum,
Layak secara Lingkungan, dan
Layak dibiayai (Bankable).
Adapun peran pemerintah (daerah) dalam pengembangan kawasan pendukung
pariwisata KEK Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah dapat berupa: penyediaan lahan,
dukungan akses dan perijinan serta regulator. Sedangkan peran pihak ketiga/swasta
berperan sebagai investor dan pengelola resort.
290
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
9.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis Kelayakan Pengembangan Resort di Kabupaten Lombok
Tengah dari aspek kebijkan, pembangunan hotel dan resort merupakan salah satu upaya
untuk menunjang kebijakan sektor pariwisata di Kabupaten Lombok Tengah, yaitu
mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Analisa teknis keruangan menunjukkan bahwa lokasi hotel dan resort memiliki
keunggulan karena dekat dengan Bandara Internasional Lombok yaitu 1,2 km. Tata guna
lahan berupa sawah irigasi seluas 17,7 Ha. Menurut Rencana Pola Ruang pada RDTR
Perkotaan Praya Tahun 2019 di peruntukkan untuk kawasan perdagangan dan jasa serta
perumahan dengan kepadatan rendah. Nilai tanah kawasan tersebut cenderung rendah
apabila hanya dimanfaatkan untuk penggunaan lahan eksisting yang ada, sehingga alternatif
perubahan pemanfaatan lahan berupa hotel dan resort sebagai kawasan pendukung
pariwisata KEK Mandalika merupakan solusi yang tepat dalam kerangka pertumbuhan
wilayah yang lebih luas.
Analisa lingkungan wilayah menunjukkan bahwa lokasi hotel dan resort berdasarkan
RIPPARDA Kabupaten Lombok Tengah termasuk dalam kawasan pendukung
perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemanfaatan lokasi sebagai hotel dan resort diharapkan dapat menunjang keberadaan
dan pengembangan KEK Mandalika.
Analisa aspek teknis dan fasilitas menunjukkan bahwa fasilitas hotel dan resort yang
direncanakan cukup lengkap terdiri dari penginapan/bungalow, ruang pertemuan, kolam
renang, restoran, toko cinderamata, lapangan tenis, masjid dan taman bermain anak. Dari
analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dilaksanakan.
Analisis ekonomi maka kondisi optimis tercapai pada IRR yang diperoleh lebih
besar dari suku bunga bank yaitu sebesar 19,07% sehingga payback period dapat dicapai
dalam jangka waktu 6,47 tahun dengan profitability index sebesar 10%. Nilai NPV proyek
ini adalah Rp 401.159.194.606,88,-. Hal ini menunjukkan bahwa dari sisi ekonomi, proyek
ini layak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan analisis dari aspek sosial budaya dan kelembagaan menunjukkan bahwa
dengan pengembangan resort diharapkan dapat mengangkat nilai budaya tradisi setempat
291
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
dengan meningkatkan fungsi dan peran lembaga, instansi dan kelompok masyarakat dalam
pengembangan hotel dan resort. Pengembangan hotel dan resort ini dapat dilakukan dengan
model KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta) untuk terlibat dalam pengembangan resort
dan meningkatkan perekonomian wilayah. Gambaran potensi, permasalahan, peluang dan
tantangan dianalisis untuk menentukan rencana dan program pengembangan hotel dan
resort ke depan.
9.2 Rekomendasi
1. Perlu adanya Analisa Dampak Lalu Lintas yang dituangkan dalam bentuk dokumen
Andalalin atau perencanaan pengaturan lalu lintas.
2. Perlu adanya penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) secara
keseluruhan untuk mulai dari tahap pra konsrtruksi, konstruksi hingga pasca konstruksi
dengan pemantauan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) atau Rencana
Pemantauan Lingkngan Hidup (RPL) yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
3. Perlu diadakan sosialisasi dan pendampingan serta keterlibatan masyarakat pada setiap
tahap pengambilan keputusan.
4. Pembentukan lembaga supervisi dari pemerintah daerah yang berupa Perusda atau UPT
tersendiri.
292
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
DAFTAR PUSTAKA
293
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Jurnal
Afriyani, Fauzia. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhikontribusi Sektor Pariwisata
Untuk Mendukung Peningkatan Paddi Kota Palembang, Jurnal Profit, Volume 2
Nomor 2, November 2015.
Gunawan, Ikhsan. Hamdi Sari Maryoni. Dinamika Penetapan Kawasan Ekonomi Khusus
Dalam Mempengaruhi Kebijakan Wilayah Desa, Jurnal Sungkai, Volume 5 Nomor
1, Edisi Februari 2017.
Hartono, Hartono. Listifadah Listifadah. Akses Dan Pelayanan Transportasi Menuju
Destinasi Wisata Pantai Mandalika Di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jurnal
Penelitian Transportasi Darat, Volume 19 Nomor 4, 2017.
Jensen, M. & Mackeling, W. Theory Of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost And
Ownhership Structure, Journal of Financial Economics 3 Pages 305-360. 1976.
Ramdani, Zulfan Asri. M. Sani Roychansyah, Yori Herwangi. Peran Pemerintah Dalam
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Provinsi Nusa Tenggara
Barat, Jurnal Planoearth, Volume 5 Nomor 1, Februari 2020.
Soleh, Ahmad. Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Indonesia, Ekombis Review:
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis 2, 2014.
Sunder, Shyam. Stationarity Of Market Risk: Random Coefficients Tests For Individual,
The Journal Of Finance, Volume 35 Issue 4 Pages 883-896, September 1980.
Wongso, Amanda. Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, Dan Kebijakan
Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Dalam Perspektif Teori Agensi Dan Teori
Signaling, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Volume 1 Nomor 5, 2012.
Undang-Undang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
294
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
Sumber Lainnya
Anasthacia, Novrani. Analisis Permintaan Wisatawan Nusantara Objek Wisata Taman
Nasional Karimunjawa Kabupaten Jepara, Skripsi, Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro, 2014.
https://adoc.pub/bab-ii-landasan-teori-secara-umum-masyarakat-melihat-bahwa-i.html
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200312/44/1212628/amman-mineral-aman-dari-corona
https://lombok-airport.co.id/
https://media.neliti.com/media/publications/173034-ID-potensi-destinasi-wisata-di-
indonesia-me.pdf
https://nasional.kontan.co.id/news/berlaku-sejak-hari-ini-pembatasan-lalu-lintas-orang-
keluar-masukindonesia
https://nasional.kontan.co.id/news/berlaku-sejak-hari-ini-pembatasan-lalu-lintas-orang-
keluar-masukindonesia
https://nasional.kontan.co.id/news/berlaku-sejak-hari-ini-pembatasan-lalu-lintas-orang-
keluar-masukindonesia
https://ntb.disbudpar.go.id, 2016
https://regional.kompas.com/read/2020/03/07/08253341/transisi-darurat-tinggal-sebulan-
19000-unitrumah-penyintas-gempa-lombok
https://regional.kompas.com/read/2020/03/07/08253341/transisi-darurat-tinggal-sebulan-
19000-unitrumah-penyintas-gempa-lombok
295
PENYUSUNAN PELUANG INVESTASI
PROYEK PRIORITAS STRATEGIS
Sektor Pariwisata Mandalika
https://travel.kompas.com/read/2020/03/16/201233327/cegah-virus-corona-ntb-tutup-
sementarapelayaran-ke-3-gili?page=all
https://travel.kompas.com/read/2020/03/16/201233327/cegah-virus-corona-ntb-tutup-
sementarapelayaran-ke-3-gili?page=all
https://www.getnews.id/2020/03/25/gubernur-ntb-keluarkan-sk-status-siaga-darurat-covid-
19/
https://www.getnews.id/2020/03/25/gubernur-ntb-keluarkan-sk-status-siaga-darurat-covid-
19/
Ruslan, H. (2016a), PLTS Jadi Sumber Energi KEK Mandalika, Republika Online. 2017
Widiyanti, Arista. Akuntabilitas Dan Transparansi Pengelolaan Alokasi Dana Desa: Studi
Pada Desa Sumberejo Dan Desa Kandung Di Kecamatan Winongan Kabupaten
Pasuruan. Undergraduate Thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
2017.
296
ANALISA ASPEK YURIDIS WILAYAH MANDALIKA
DESKRIPSI PROYEK
Peraturan Presiden No. 18 Tahun Peraturan Pemerintah No. 50 Surat Menko Maritim & Sumber Arahan Presiden RI “Mandalika Convention Hall, Hotel and Resort”
2020 tentang RPJMN Tahun Tahun 2011 tentang Rencana Daya No S-54/Menko/Mari- (Surat Sekretaris Kabinet No.
2020-2024 Induk Pembangunan Kepariwisa- tim/VI/2016 ditetapkan 5 KSPN R-0047/seskab/DKK/2019 tanggal LOKASI PROYEK
(Lampiran II-Major Project 10 taan Nasional Tahun 2010-2025 Prioritas sampai akhirnya menjadi 15 Juli 2019 Perihal Risalah Ratas Desa Tanak Awu Kec. Pujut Kabupaten Lombok Tengah
Destinasi Pariwisata Prioritas) (Kawasan Pengembangan 3 KSPN Prioritas sampai tahun Pengembangan Destinasi
Pariwisata Nasional (KPPN) 2019. 3 KSPN Prioritas ini ialah Pariwisata Prioritas) TOTAL AREA
Mandalika dan sekitarnya) Danau Toba, Borobudur, dan 17,7 Ha SHM
Mandalika. Tema Pengembangan
ESTIMASI INVESTASI
Rp. 468.767.876.000 “Pengalaman Pariwisata Level
Internasional yang Berintegerasi”
NET PRESENT VALUE
Rp. 59.101.303.617
PAYBACK PERIOD S
Masuk Daerah 5,85 Tahun
Penyangga KEK
Mandalika
MANDALIKA PRAYA
ABOUT PROJECT
Hotel
16.11 Mandalika
15.81 8 Dompu 0 0 0 0
Mandalika Convention Hall, Hotel and Resort hadir untuk memenuhi kebutuhan
1,88% 149,59 9 Bima 0 0 0 0
pariwisata MICE berskala International yang didesain dengan konsep berkelanjutan Jan-Des 10 Kota Bima 0 0 0 0 HOTEL & RESORT
Jan-Des 2019
DI MANDALIKA
dengan mengedepankan unsur-unsur kebudayaan lokal. Tingginya wisawatan yang
Nov 2019 Des 2019
datang ke NTB dan seringnya event berskala Nasional dan International menjadi 2018 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Total 93 4537 3706 7 Novotel Lombok
Resort & Villas
peluang yang mendukung pengembangan Convention Hotel dan Resort di (Ribu Kunjungan)
Kabupaten Lombok Tengah. Lokasi pengembangan yang berada di kawasan strategis
antara Kota Mataram, Bandara International Lombok (BIL) dan KEK Mandalika Kedatangan Wisatawan Mancanegara
Desember 2019 Menurut Kebangsaan (%) GRAFIK TPK DAN LOS GRAFIK TPK DAN LOS
menjadikan kawasan ini memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan. Pariwisata MICE HOTEL BERBINTANG DI PROVINSI NTB HOTEL NON BERBINTANG DI PROVINSI NTB
yang ada di NTB Masih di dominasi kegiatan meeting dan insentif yaitu di Narmada
Convention Hall, Islamic Center Convention dan Epicentrum Mall di Kota Mataram,
sementara untuk Convention dan Exhibition berlum berkembang. Sehingga untuk
0,36 *)
59,39%
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) 70
TAHUN 2016 - 2019
70
TAHUN 2016 - 2019
mendukung Lombok sebagai salah satu Destinasi Super Prioritas berskala Hotel Klasifikasi Bintang di Indonesia 58.25
60 57.8
Internasional perlu didukung dengan pengembangan Convention Hall yang
*) year on year 60 53.2
49.2 50.7
representatif
0,01 *)
1,76 Hari
Rata-rata lama menginap tamu asing dan
50
40
42.27 50
40
Indonesia pada Hotel Klasifikasi Bintang di 29.92
Indonesia 30 30 24.52
*) year on year
17,41 15,05 11,20 9,12 7,74 20 20
MALAYSIA SINGAPURA TIONGKOK AUSTRALIA TIMOR LESTE
BUILDING COVERAGE 30 %
Rencana 10 3.25 10
KETINGGIAN BANGUNAN 2 – 3 LANTAI 2.18 2.05 2.11 2.07 1.72 2.64 3.15
70 % RUANG TERBUKA HIJAU / NON HIJAU Rata-rata pertumbuhan kunjungan wisman ke Indonesia dalam lima tahun terakhir
Pola Ruang (2014-2018) mencapai 14% per tahun 0 0
PERKEMBANGAN 2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
Lokasi WISATAWAN INTERNASIONAL, Kenaikan wisatawan secara Nasional paling besar terjadi di Bandara International TPK LOS
NASIONAL, DAN DAERAH Lombok (BIL) NTB yaitu sebesar 116,65% (BPS Nasional: Agustus 2019) TPK LOS
Peluang
Tahun 2019 dari total Wiswan tersebut yang berkunjung ke Indonesia 9,6 %
Investasi berkunjung ke Lombok
Berlokasi di tepi By Pass yang menghubungkan Kota Mataram dan Kawasan Ekonomi
PANTAI/ GUNUNG RINJANI
Khusus (KEK) Mandalika dan 3 km dari Bandara Internasional Lombok. Berdasar RDTR
KUNJUNGAN WISATAWAN PESISIR KOTA & DESA
Perkotaan Praya, Rencana Pola Ruang di lokasi proyek direncanakan sebagai
KE NTB 3 TAHUN TERAKHIR PROYEKSI WISATAWAN LAUT & BAWAH HUTAN ALAM
Kawasan Perdagangan Jasa dan Perumahan Kepadatan Rendah. Tata Guna Lahan
LAUT
eksis berupa Sawah Tadah Hujan. 4000000
3,508,903
3,706,352 700,000 MACAM
ANALISA PEMILIHAN LOKASI PROYEK 3500000 600,000
WISATA
DESA SADE
15 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas
PANTAI AMPENAN
30 menit dlokasi Investasi
3000000 2,812,379 500,000
YANG
4 1
8
PANTAI KUTA
30 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas
PANTAI LOANG BALOQ
30 menit dari lokasi Investasi
2500000
2,078,654 2,155,561
400,000
DIMINATI
6 7 2000000 300,000
2 5 PANTAI SELONG BELANAK ISLAMIC CENTRE NTB 1,607,823 1,550,791
1,430,249
40 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas 50 menit dari lokasi Investasi 1500000 200,000
ASPEK
1,204,556
FESTIVAL BAU NYALE, PANTAI SEGER KUTA MANDALIKA CARNIVAL, PRAYA 1000000 100,000
40 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas 10 menit dari lokasi Investasi
3
11 13 14
TEKNIS
BUKIT MERESE 500000 -
12 10
2040
2034
2024
2035
2030
2033
2036
2019
2025
2038
2039
2020
2032
2031
2023
2037
2026
2028
2029
2022
2021
40 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas
2027
PETA LOKASI PELUANG PANTAI TANJUNG AAN
0
2017 2018 2019
INVESTASI PULAU LOMBOK 1 jam dari BIL, 1,5 jam dari Gilimas Wisman Wisnus Wisata Laut Wisata Pantai Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Gunung
Wisman Wisnus Total
PROFIL KAWASAN
Kawasan Praya Mandalika, di mana lokasi proyek ini berada,
merupakan salah satu Sub Key Tourism Area (KTA) dalam KTA
Southern Coast Priority di Pulau Lombok, sebagaimana
tercantum dalam Integrated Tourism Master Plan. Di sub KTA
Praya Mandalika terdapat banyak atraksi wisata, baik berbasis
laut, MICE, budaya maupun event. Pengembangan Sub KTA ini
juga sebagai pendukung dari keberadaan The Mandalika yang
menjadi pusat pariwisata baru di Pulau Lombok.
LOKASI DPP MANDALIKA
TEMA PENGEMBANGAN
“Pengalaman Pariwisata Level
KP
Internasional yang Berintegerasi”
MANDALIKA
PROFIL PROYEK
ANALISA PEMILIHAN LOKASI PROYEK
DESA SADE PANTAI AMPENAN
15 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas 30 menit dlokasi Investasi
PANTAI KUTA PANTAI LOANG BALOQ
30 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas 30 menit dari lokasi Investasi
PANTAI SELONG BELANAK ISLAMIC CENTRE NTB
40 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas 50 menit dari lokasi Investasi
FESTIVAL BAU NYALE, PANTAI SEGER KUTA MANDALIKA CARNIVAL, PRAYA
40 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas 10 menit dari lokasi Investasi
BUKIT MERESE
40 menit dari BIL, 1 jam dari Gilimas
PANTAI TANJUNG AAN
1 jam dari BIL, 1,5 jam dari Gilimas
Building Coverage 30 %
Berlokasi di tepi By Pass yang menghubungkan Kota Mataram dan Ketinggian Bangunan
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan 3 km dari Bandara 2 – 3 lantai
Internasional Lombok. Berdasar RDTR Perkotaan Praya, Rencana Pola 70 % Ruang Terbuka
Ruang di lokasi proyek direncanakan sebagai Kawasan Perdagangan
Jasa dan Perumahan Kepadatan Rendah. Tata Guna Lahan eksis
Hijau / Non hijau
berupa Sawah Tadah Hujan.
ANALISA PASAR
PERKEMBANGAN PARIWISATA DESEMBER 2019
Dikutip dari: Berita Resmi Statistik No.13/02/Th. XXIII, 3 Februari 2020
388,50
16.11
15.81
1,88% 149,59
Jan-Des
Jan-Des 2019 Nov 2019 Des 2019
2018 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
(Ribu Kunjungan)
0,01 *)
1,76 Hari
Rata-rata lama menginap tamu asing dan
Indonesia pada Hotel Klasifikasi Bintang di
Indonesia
*) year on year
17,41 15,05 11,20 9,12 7,74
MALAYSIA SINGAPURA TIONGKOK AUSTRALIA TIMOR LESTE
KUNJUNGAN WISATAWAN
KE NTB 3 TAHUN TERAKHIR PROYEKSI WISATAWAN
4000000 700,000
3,706,352
3,508,903
3500000 600,000
2500000 400,000
2,078,654 2,155,561
2000000 300,000
1,607,823 1,550,791
1,430,249
1500000 200,000
1,204,556
1000000 100,000
500000 -
2040
2034
2035
2024
2030
2033
2036
2039
2038
2025
2032
2031
2019
2037
2020
2023
2026
2029
2028
2022
2021
2027
0
2017 2018 2019
Wisman Wisnus
Wisman Wisnus Total
Wisata Laut Wisata Pantai Wisata Budaya Wisata Alam Wisata Gunung
0
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
KATA PENGANTAR
Terima kasih.
1
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
DAFTAR GAMBAR 3
DAFTAR TABEL 4
BAB I PENDAHULUAN 5
2.3 OVERLAY 23
3.3 GEOLOGI 28
2
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
3.6 KONTUR 30
3.12 UTILITAS 33
3.13 TRANSPORTASI 33
3.14 ENERGI 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Gambaran Sektor Pariwisata sebagai sektor unggulan dalam
3
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Pengelompokan Pengelompokan Feature Dataset 22
Tabel 3. 1 DAS 28
Tabel 3. 2 Geologi 29
4
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
BAB I
PENDAHULUAN
5
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
penurunan laju pertumbuhan ekonomi nasional dari 4,97% triwulan IV tahun 2019
menjadi 2,97% pada triwulan I tahun 2020 dan -5,32% pada triwulan II 2020.
Bappenas dan Kementrian Keuangan memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia
tahun 2020 antara -0,4-2,3%.
Penting untuk dipahami bahwa investasi tidak mampu berperan sentral
sebagai motor penggerak perekonomian tanpa adanya transformasi struktural
sebagai salah satu kunci penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dalam 5 (lima) tahun ke depan. Perbaikan transformasi struktural
utamanya didorong oleh revitalisasi industri pengolahan dengan tetap mendorong
perkembangan sektor lain melalui transformasi pertanian, hilirisasi pertambangan,
pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan transformasi sektor jasa.
Sejalan dengan agenda perbaikan transformasi struktural tersebut, Pemerintah
berupaya meningkatkan industrialisasi mengingat industri nasional saat ini belum
secara optimal memanfaatkan sumber daya yang ada dan masih bergantung pada
impor, baik bahan baku dan bahan antara/pendukung industri pengolahan. Dukungan
Pemerintah di antaranya upaya untuk menarik investasi dalam rangka industrialisasi
terintegrasi hulu-hilir dan berbasis hilirisasi sumber daya alam yang dilaksanakan
antara lain melalui pengembangan Kawasan Industri (KI) dan smelter, yang
diharapkan akan dapat meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan
impor. Hal ini sebagai upaya mencapai target pertumbuhan industri pengolahan non
migas yang diharapkan meningkat dari rata-rata 4,2 persen pada tahun 2015-2019
menjadi rata-rata 6,2-6,5% pada tahun 2020-2024. Pertumbuhan industri hilir
pertambangan juga diharapkan meningkat dari rata-rata 0,4% pada tahun 2015-2019
menjadi 1,9-2,0 persen pada tahun 2020-2024.
Di samping itu, dalam salah satu Agenda Pembangunan yang disebutkan pada
RPJMN IV 2020-2024 yakni memperkuat infrastruktur untuk mendukung
pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar. Agenda tersebut bertujuan untuk
mendukung aktivitas perekonomian serta mendorong pemerataan pembangunan
nasional. Seperti yang telah diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
cenderung stagnan pada kisaran 5,0 persen dalam empat tahun terakhir. Untuk
6
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
mengejar ketertinggalan tersebut, salah satu faktor yang perlu ditingkatkan yakni
kualitas infrastruktur terutama konektivitas antar wilayah dan energi berkelanjutan.
Rencana pembangunan infrastruktur juga didasarkan pada kebutuhan dan
keunggulan wilayah sebagai acuan untuk mengetahui kebutuhan infrastruktur
wilayah tersebut agar tepat sasaran.
Investasi tentunya juga diharapkan mampu mengatasi persoalan ketimpangan
wilayah, di mana pertumbuhan ekonomi di 34 provinsi yang ada di Indonesia
diharapkan dapat berjalan beriringan dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
RPJMN 2020 - 2024 pada dasarnya memungkinkan hal tersebut dengan ditetapkannya
41 Proyek Prioritas Strategis (Major Project) yang tersebar di berbagai daerah di
Indonesia dan mencakup banyak sektor mulai dari sektor industri pengolahan
(hilirisasi) dan manufaktur, energi, infrastruktur, perikanan, pertanian, pariwisata,
lingkungan hidup hingga sector pendidikan. Major Projek merupakan proyek yang
memiliki nilai strategis dan daya ungkit tinggi untuk mencapai sasaran prioritas
pembangunan dan nantinya akan melibatkan tidak hanya pemerintah dalam hal ini
kementerian teknis/lembaga terkait tetapi juga BUMN maupun swasta nasional
dalam merealisasikan proyek investasinya. Proyek tersebut disusun untuk membuat
RPJMN lebih konkrit dalam menyelesaikan isu-isu pembangunan, terukur dan
manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, Major Projek juga
dapat menjadi alat kendali pembangunan sehingga sasaran dan target Pembangunan
dalam RPJMN 2020 - 2024 dapat terus dipantau dan dikendalikan.
Adapun kebijakan di setiap wilayah diharapkan dapat selaras dengan
kebijakan di tingkat nasional, dengan tetap memperhatikan keunggulan kompetitif
dan permasalahan yang unik dengan karakteristik wilayah masing-masing sehingga
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan pertumbuhan ekonomi tidak hanya
terpusat pada Jawa dan Sumatera. Wilayah di luar Jawa dan Sumatera diperkirakan
sudah dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru sebagaimana proyeksi
pertumbuhan ekonomi per pulau di atas, salah satunya adalah sektor pariwisata.
Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat
penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata
7
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
diharapkan menjadi industri atau sektor penting yang dapat diandalkan Pemerintah
ke depan untuk menjadi pilar utama pembangunan ekonomi nasional. Sejak era
otonomi daerah, memberikan kewenangan kepada daerah untuk melakukan
perencanaan, pengembangan dan pengelolaan pariwisata di daerah. Proses dan
mekanisme pengambilan keputusan menjadi lebih sederhana dan cepat. Peluang
untuk melibatkan masyarakat lokal dalam proses pengembangan pariwisata juga
menjadi lebih terbuka.
Pariwisata menjadi andalan utama sumber devisa karena Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki beraneka ragam jenis pariwisata,
misalnya wisata alam, sosial maupun wisata budaya yang tersebar dari Sabang hingga
Merauke. Selain menyimpan berjuta pesona wisata alam nya begitu indah, Indonesia
juga kaya akan wisata budayanya yang terbukti dengan begitu banyaknya
peninggalan-peninggalan sejarah serta keanekaragaman seni dan adat budaya
masyarakat lokal yang menarik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara,
sehingga dengan banyaknya potensi yang dimiliki menjadikan Indonesia sebagai salah
satu daerah tujuan wisata.
8
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
9
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
10
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
5. Kelembagaan
11
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
12
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
13
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
14
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
15
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
16
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
Adapun sebagai gambaran dalam materi laporan GIS, berikut merupakan sistematika
penulisan pada laporan GIS
BAB I PENDAHULUAN
17
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
Pada bab ini, menjelaskan mengenai gambaran kondisi tematik yang terdapat di
suatu wilayah.
Pada bab ini, menjelaskan suatu kesimpulan dan menampilkan peta-peta tematik
yang tersedia di suatu wilayah atau kawasan.
BAB II
METODOLOGI PEMETAAN WILAYAH
18
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
8. Peta Curah Hujan, Sumber dari pengolahan data BMKG yaitu stasiun curah
hujan BMKG
9. Peta Lingkungan Terbangun, selain dari Peta RBI Badan Informasi Geospasial
,terdapat juga sumber peta yang diunduh dari Open Street Map Tahun 2020
10. Peta Penutupan Lahan, Sumber dari Peta Tutupan Lahan Skala 1:50.000,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018.
11. Peta Tata Guna Hutan / Penunjukan Kawasan Hutan, Sumber dari Peta
Kawasan Hutan Skala 1:50.000, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2018.
12. Peta Lahan Kritis, Sumber dari Website GIS Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.
13. Peta Lahan Gambut, Sumber dari Badan Informasi Geospasial Tahun 2016
14. Peta Jenis Tanah, Sumber peta dari Kementerian Pertanian
15. Peta Geologi, Sumber peta dari Peta Geologi Skala 1:100.000 Kementrian
ESDM Tahun 2013
16. Peta Sumber Daya Mineral dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan, Sumber
peta dari One Map Kementrian ESDM
(https://geoportal.esdm.go.id/minerba/)
17. Peta Kebencanaan, Sumber peta dari BNPB Kabupaten Lombok Tengah
18. Peta RTRW Kabupaten, Sumber peta dari Dinas PUPR Kabupaten Lombok
Tengah
2.1.2. Digitasi
19
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
Basis data merupakan kumpulan data yang terorganisasi untuk melayani berbagai
aplikasi pada saat bersamaan dengan melakukan penyimpanan dan pengelolaan
data. Gambar X. menunjukkan proses penyusunan basis data.
20
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
Struktur Data untuk Basis Data Spasial Basemap dan Tematik, berisikan struktur
data, penamaan, tema dan tabel penghubung dan feature (unsur) basis data. Data
yang ada di dalam basis data spasial yang dibangun untuk data basemap dan tematik
disusun sesuai dengan feature class yang dikelompokkan dalam dataset (tema) dan
dikemas dalam geodatabase.
Feature Class (unsur) adalah obyek aktual yang ada di dalam basis data spasial dan
diwakili oleh tipe data yang sama (titik, garis dan area), misalnya sungai kecil
diwakili oleh sumbu sungai (feature garis), bangunan kecil (feature titik), tutupan
lahan (feature area) atau sungai lebar diwakili oleh kedua tepinya (feature area).
Masing-masing feature dapat memiliki satu atau lebih atribut yang ditempelkan pada
feature tersebut, untuk penjelasan lebih rinci. Dengan demikian feature harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Feature Dataset atau Tema adalah sekumpulan feature dengan karakter atau fungsi
yang sama. Pengelompokan tidak tergantung dari tipe data dari feature dan field
atribut. Tema menggabungkan feature-feature yang secara logis masuk dalam satu
kelompok, misalnya bandara, pelabuhan, jalan dan jalan kereta api dikelompokkan
dalam transportasi.
21
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
Dengan demikian data geospasial yang telah dihasilkan dalam proses plotting disusun
sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penggunaannya, dengan ketentuan
seperti dalam tabel berikut.
DA
No Data Point Line Area Text
1 Batas Wilayah √ √ √
2 Dataset Khusus √
3 Geologi √
4 Hidrologi √ √
5 Hipsografi √ √
6 Toponimi √ √
7 Kebencanaan √
8 Lingkungan Terbangun √
9 Masterplan Kawasan √ √ √
10 RTRW Kabupaten √ √ √
11 Transportasi √ √
12 Utilitas √ √
Sistem penamaan file dalam format data shapefile (SHP) dan geodatabase (GDB)
mengikuti ketentuan SNI dan ketentuan Badan Informasi Geospasial (BIG) sesuai
dengan Katalog Unsur Geografi (KUGI) yang dilakukan sedikit penyesuaian sesuai
dengan kebutuhan penyajian data.
22
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
2.3. Overlay
Overlay merupakan suatu sistem informasi dalam bentuk grafis yang dibentuk dari
penggabungan berbagai peta individu (memiliki informasi/database yang spesifik).
Overlay peta dilakukan minimal dengan 2 jenis peta yang berbeda secara teknis
dikatakan harus ada polygon yang terbentuk dari 2 jenis peta yang dioverlaykan. Jika
dilihat data atributnya, maka akan terdiri dari informasi peta pembentuknya
(Prahasta, Eddy. 2006), contohnya melakukan overlay peta topografi dengan peta
penggunaan lahan, maka di peta barunya akan menghasilkan polygon baru berisi
atribut topografi dan penggunaan lahan. Agregat dari kumpulan peta individu ini,
atau yang biasa disebut peta komposit, mampu memberikan informasi tentang
komponen lingkungan dan sosial. Peta komposit yang terbentuk akan memberikan
gambaran tentang konflik antara proyek dan faktor lingkungan. Metode ini tidak
menjamin akan mengakomodir dampak potensial, tetapi dapat memberikan dampak
potensial pada spasial tertentu (Prahasta, 2005).
Penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti
kaidah-kaidah kartografis. Penyajian data tersebut menekankan pada kejelasan
23
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
informasi tanpa mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni.
Kaidah-kaidah kartografis yang diperlukan dalam pembuatan suatu peta
diaplikasikan dalam proses visualisasi data spasial dan penyusunan tata letak
(layout) suatu peta. Berikut dibawah ini beberapa kaidah dalam penyajian unsur:
1. Relief. Nilai (angka) kontur diletakkan pada garis kontur, diletakkan
mengarah ke atas yang lebih tinggi sehingga terbaca 24ystem mencari slope.
2. Nama. Nama-nama dan teks dibuat pada ukuran dan model yang sesuai
dengan unsur yang menonjol dan penting. Nama-nama harus dapat
memastikan identifikasi yang tepat. Nama-nama tersebut diletakkan
sedemikian rupa sehingga selalu dapat terbaca dan tidak menghalangi
24ystem peta lainnya.
3. Simbol. Pusat dan orientasi 24ystem pada umumnya harus sesuai dengan posisi
pusat unsur dan orientasinya di atas permukaan tanah. Simbol garis unsur
tunggal atau ganda (jalan, sungai) ditampilkan pada jarak-jarak yang teratur.
Hal ini untuk menghindari 24ystem-simbol yang akan mengganggu garis unsur.
4. Informasi Tepi. Memuat judul peta, skala, diagram lokasi, edisi, pembuat,
legenda, dan keterangan. Informasi tepi tersebut diletakkan di sisi kanan
dan/atau di bawah muka peta.
Layout peta dibuat dalam bentuk landscape atau 24ystem24t sesuai dengan
kebutuhan penyajian. Adapun ketentuan layout peta adalah sebagai berikut.
1. Ukuran kertas untuk peta yang dicetak adalah:
1. Ukuran kertas adalah A3 dengan skala menyesuaikan.
2. Resolusi peta adalah 300 dpi (dots per inch) dengan format PDF.
2. Kelengkapan informasi Peta mencakup:
1. Logo instansi;
2. Judul peta;
3. Nomor peta;
4. Arah mata angin, skala teks, skala batang, 24ystem proyeksi;
5. Indeks peta;
6. Legenda;
24
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
7. Sumber data;
8. Tahun pembuatan peta dan pembuat peta.
25
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
26
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
BAB III
DESKRIPSI PEMETAAN WILAYAH
27
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
3.3. Geologi
• Data geologi didapatkan dari Peta Geologi Skala 1:100.000,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Tahun 2013
• Terdapat 9 formasi geologi yang ada di Kabupaten Lombok Tengah. 10
formasi tersebut
28
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
29
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
Area Penggunaan
5 112896,44 81,80
Lain
• Pada DPP Mandalika, fungsi Kawasan hutan yang ada hanya 4 yaitu
Hutan Wisata, Hutan Produksi, Hutan Lindung dan Area Penggunaan
Lain.
3.6. Kontur
• Data kontur didapatkan dari pengolahan data DEMNAS, Badan Informasi
Geospasial dengan interval 50 meter
• Pada Kabupaten Aceh Besar ketinggian permukaannya cukup bervariasi
dari 0 – 2900 mdpl.
• Kabupaten Aceh Besar merupakan daerah dataran rendah yang
didominasi oleh bentuk permukaan Datar (0 – 8%) dengan luas 52.560
ha. Ketinggian yang paling banyak ditemui di Kabupaten Aceh Besar
adalah 0 – 550 mdpl.
LUAS
NO
STATUS LAHAN (ha) PRESENTASE (%)
1 Sangat Kritis 6826,58 5,02
2 Tidak Kritis 10783,45 7,93
3 Kritis 27960,75 20,57
4 Potensial Kritis 37215,30 27,37
5 Agak Kritis 53168,96 39,11
• Pada DPP Mandalika juga terdapat 5 status lahan sama seperti pada
Kabupaten Lombok Tengah.
30
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
• Pada DPP Mandalika juga terdapat 5 kelas lereng sama seperti pada
Kabupaten Lombok Tengah
31
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
• Pada DPP Mandalika hanya terdapat 12 jenis tutupan lahan yaitu Hutan
Lahan Kering Sekunder, Hutan Mangrove Sekunder, Hutan Tanaman
Industri, Permukiman, Pertanian Lahan Kering, Pertanian Lahan Kering
Semak, Savana Padang Rumput, Sawah, Semak Belukar, Tambak,
Tanah Terbuka dan Tubuh Air.
32
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
3.12. Transportasi
33
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
34
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
BAB IV
PENUTUP DAN LAMPIRAN
35
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
36
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
37
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
38
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
39
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
40
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
41
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
42
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
43
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
44
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
45
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
46
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
47
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
48
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
49
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
50
PENYUSUNAN PETA PELUANG INVESTASI PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG SIAP DITAWARKAN DI
SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN, INDUSTRI YANG TERINTEGRASI DENGAN KAWASAN, DAN
INFRASTRUKTUR PENUNJANG KAWASAN T.A 2020
51