You are on page 1of 5

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS

(SUHU, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN


KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO, NO₂, DAN SO₂ PADA
PERSIMPANGAN JALAN KOTA SEMARANG (STUDI KASUS JALAN
KARANGREJO RAYA, SUKUN RAYA, DAN NGESREP TIMUR V)

Elaeis Noviani R*, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun
TeknikLingkungan, FakultasTeknik, UniversitasDiponegoro,
Jalan Prof. Soedharto, SH., Semarang, Indonesia
*)
Email : elaeisnoviani@gmail.com

Abstrak
Jalan Ngesrep Timur V, Jalan Sukun Raya dan Jalan Karangrejo Raya Kota Semarang adalah jalan yang terletak di
persimpangan yang terdapat di kecamatan Banyumanik yang merupakan jalan kolektor yaitu jalan yang melayani
angkutan pengumpulan atau pembagian dengan ciri-ciri perjalanan sedang, kecepatan rata-rata yang sedang dan jumlah
jalan masuk yang dibatasi. Jalan Karangrejo Raya dan jalan Sukun Raya dialokasikan sebagai pusat aktivitas dan
aglomerasi penduduk seiring dengan bermunculnya fasilitas perdagangan dan perumahan baru, sedangkan jalan
Ngesrep Timur V dialokasikan sebagai fasilitas pendidikan karena adanya 3 perguruan tinggi yang cukup ternama di
kawasan ini yaitu Universitas Diponegoro, Politeknik Negeri Semarang dan Politeknik Kesehatan Semarang. Semakin
hari jumlah kendaraan yang melintasi Jalan Ngesrep Timur V, Jalan Sukun Raya dan Jalan Karangrejo Raya semakin
meningkat, yang dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran udara akibat kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan
tersebut terutama gas pencemar CO, SO₂, dan NO₂ yang berasal dari aktivitas kendaraan bermotor. Hal ini menjadi latar
belakang untuk diadakannya penelitian guna mengetahui besar konsentrasi gas pencemar di ketiga jalan
tersebut.Metode penelitian yang digunakan adalah pengambilan sampel secara langsung di lokasi pada saat jam padat
kendaraan yaitu pada pagi hari (07.00-08.00), siang hari (13.00-14.00), dan sore hari (16.00-17.00) selama 12 hari
masing-masing 3 hari berturut-turut di Jalan Karangrejo Raya, Jalan Sukun Raya, dan Jalan Ngesrep Timur V dan 3 hari
sisanya membandingkan kedua jalan, dimulai dari Jalan Karangrejo Raya dan Sukun Raya, Jalan Karangrejo Raya dan
Ngesrep Timur V, dan Jalan Sukun Raya dan Ngesrep Timur V. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisa,
konsentrasi CO di jalan Karangrejo Raya berkisar antara 8-14ppm, konsentrasi CO di jalan Sukun Raya berkisar
8-17ppm, dan konsentrasi CO di jalan Ngesrep Timur V 8-19ppm. Hal ini menunjukkan konsentrasi CO di ketiga jalan
berada di atas baku mutu.Sedangkankonsentrasi NO₂ di Jalan Karangrejo Raya berkisar antara 0,7-4,2µg/Nm³,
konsentrasi NO₂ di Jalan Sukun Raya berkisar antara 1,0-4,1µg/Nm³, dan konsentrasi NO₂ di Jalan Ngesrep Timur V
berkisar antara 0,2-1,7µg/Nm³. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi NO₂ di ketiga jalan berada jauh dibawah baku
mutu. Hasil statistik menunjukkan bahwa jumlah kendaraan dan faktor meteorologis seperti, suhu, kecepatan angin
mempengaruhi konsentrasi CO, NO₂. Selanjutnya untuk konsentrasi SO2 yang berada di Jalan Karangrejo Raya berkisar
14-21,1 µg/Nm³, untuk Jalan Sukun Raya sebesar 14-18,8 µg/Nm³ dan konsentrasi SO 2 yang terukur di Jalan Ngesrep
Timur V yaitu 0,4-6,1 µg/Nm³.

1. Pendahuluan
2. Dasar Teori
Udara merupakan salah satu unsur penting dalam Karbon Monoksida (CO)
kehidupan, namun seiring dengan meningkatnya
transportasi terutama transportasi darat kualitas udara Karbon monoksida (CO) merupakan pencemar udara
telah mengalami perubahan. Jalan Raya dan lampu lalu yang paling besar dan umum yang dijumpai. Sebagian
lintas merupakan salah satu contoh sarana dan prasarana besar CO terbentuk akibat proses pembakaran
dari transportasi darat. Pada umumnya lampu lalu lintas bahan-bahan karbon yang digunakan sebagai bahan bakar,
terletak di persimpangan jalan. Saat lampu lalu lintas secara tidak sempurna. Secara sederhana pembakaran
menyala merah terdapat antrian kendaraan bermotor yang karbon dalam minyak bakar terjadi melalui beberapa
memungkinkan terjadi peningkatan konsentrasi pencemar tahap, yaitu :
karena pada kondisi tersebut terjadi pembakaran yang 2C + O 2 → 2CO
tidak sempurna. Gas pembakaran yang dihasilkan dari
pembakaran tersebut antara lain CO, NO2 dan SO2.
DIPA IPTEKS, I, (1), 2013,2

Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang Tabel 1 : Metode Tiap Parameter Pencemar
mengandung karbon pada suhu tinggi dapat menghasilkan
karbon monoksida (CO) dengan reaksi sebagai berikut: Paramater Metode
CO 2 + C → 2CO CO CO meter digital
NO2 Metode Griess Saltzman
SO2 Metode Pararosanilin

Karbon dioksida (CO2)dan karbon monoksida (CO)


terdapat pada keadaan ekuilibrium pada suhu tinggi 4. Hasil Dan Pembahasan
dengan reaksi sebagai berikut: Konsentrasi CO
CO 2 → CO + O

Nitrogen Dioksida (NO2)

NOx adalah kelompok gas yang terdapat di atmosfer yang


terdiri dari NO dan NO2. NO2 mempunyai warna coklat
kemerahan dan berbau tajam. Pembentukan NO dan NO 2 Gambar 1 Konsentrasi CO
mencakup reaksi antara nitrogen dan oksigen di udara
sehingga membentuk NO, kemudian reaksi selanjutnya Pada gambar 1 dapat di lihat konsentrasi CO di ketiga
antara NO dengan lebih banyak oksigen membentuk NO 2. jalan. Di jalan Karangrejo Raya konsentrasi CO tertinggi
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut : yaitu pada lampu merah terjadi pada hari Senin pukul
N2 + O2  2NO 16.00-17.00 sebesar 14 ppm, dan untuk konsentrasi
2NO + O2  2NO2 terendah pada hari Selasa pukul 13.00-14.00 yaitu 150 m
Konsentrasi NO2 di udara di daerah perkotaan biasanya dari lampu merah sebesar 10 ppm. Di jalan Sukun Raya
10-100 kali lebih tinggi daripada di udara di daerah konsentrasi CO tertinggi yaitu pada lampu merah terjadi
pedesaan.Konsentrasi NO2 di udara di daerah perkotaan pada hari Kamis pukul 16.00-17.00 sebesar 17 ppm, dan
dapat mencapai 0,5 ppm. konsentrasi terendah yaitu pada jarak 150 m dari lampu
merah sebesar 8 ppm pada hari Sabtu pukul 13.00-14.00.
Sulfur Dioksida (SO2) Sedangkan di jalan Ngesrep Timur V konsentrasi CO
tertinggi yaitu padalampu merah terjadi pada hari Rabu
Sulfur Dioksida (SO2) suatu senyawa yang tidak pukul 16.00-17.00 sebesar 19 ppm, dan konsentrasi
berwarna, tidak dapat menyala, tidak mudah terbakar dan terendah sebesar 8 ppm pada hari Senin pukul
memiliki bau yang dapat mengganggu pernafasan. SO2 07.00-08.00.
berasal dari sumber alamiah maupun sumber buatan.
Sumber SO2 alamiah berasal dari gunung berapi, Konsentrasi NO2
pembusukan bahan organik oleh mikroba dan reduksi
sulfat secara biologis. Sedangkan sumber SO 2 secara
buatan berasal dari pembakaran BBM dan bati bara yang
mengandung sulfur tinggi. SO2 di udara akan membentuk
SO3 karena adanya sinar matahari atau radiasi sinar ultra
violet pada daerah spektrum 300-400 nm. Reaksi ini
dipacu dengan adanya HC dan NO 2. SO3 di udara lembab
akan membentuk butiran-butiran asam sulfat. Gambar 2 Konsentrasi NO2
S + O2  SO2
2SO2 + O2  2SO3 Pada gambar 2menunjukkan konsentrasi NO₂ di ketiga
SO3 + H2O  H2SO4 jalan. Di jalan Karangrejo Raya konsentrasi NO₂ tertinggi
3. Metode yaitu pada lampu merah terjadi pada hari Rabu pukul
16.00-17.00 sebesar 4,124 µg/Nm³, dan untuk konsentrasi
terendah pada hari Selasa pukul 13.00-14.00 yaitu 150 m
Tanggal Penelitian : 19-31 Agustus 2013
dari lampu merah sebesar 0,764 µg/Nm³. Di jalan Sukun
Waktu Penelitian : Pagi hari (07.00-08.00)
Raya konsentrasi NO₂ tertinggi yaitu pada lampu merah
Siang hari (13.00-14.00)
terjadi pada hari Kamis pukul 16.00-17.00 sebesar 4,082
Sore hari (16.00-17.00)
µg/Nm³, dan konsentrasi terendah yaitu pada jarak 150 m
Lokasi Penelitian : Jl. Karangrejo Raya
dari lampu merah sebesar 1,056 µg/Nm³ pada hari Kamis
Jl. Sukun Raya
pukul 13.00-14.00. Sedangkan di jalan Ngesrep Timur V
Jl. Ngesrep Timur V
konsentrasi NO₂ tertinggi yaitu pada lampu merah terjadi
pada hari Rabu pukul 16.00-17.00 sebesar 1,700 µg/Nm³,
DIPA IPTEKS, I, (1), 2013,3

dan konsentrasi terendah sebesar 0,244 µg/Nm³ pada hari dihasilkan. Hal ini berarti semakin banyak jumlah
Selasa pukul 13.00-14.00 di titik 150 m dari lampu merah. kendaraan yang melintasi lokasi sampling maka
konsentrasi pencemar (CO, NO2 dan SO2) semakin besar
Konsentrasi SO2 pula. Selain itu menurut Soedomo (2001) mengatakan
bahwa transportasi merupakan sumber pencemar udara
terbesar yang terjadi di kota-kota besar.

Suhu

Gambar 3 Konsentrasi SO2

Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat konsentrasi SO 2 di


ketiga jalan. Di Jalan Karangrejo Raya konsentrasi SO 2 Gambar 7 Grafik Hubungan Suhu terhadap Konsentrasi
tertinggi sebesar 21,150 µg/Nm³ pada hari Selasa saat CO
pagi hari (07.00-08.00) sedangkan konsentrasi SO2
terendah terjadi pada hari yang sama pula di titik non
lampu merah dengan konsentrasi SO2 sebesar 15,412
µg/Nm³. Selanjutnya pada Jalan Sukun Raya dapat dilihat
konsentrasi SO2 terbesar terjadi pada hari Kamis dengan
nilai konsentrasi SO2 yaitu 18,805 µg/Nm³. Pada Jalan
Ngesrep Timur V dapat dilihat bahwa konsentrasi SO 2
Gambar 8 Grafik Hubungan Suhu terhadap Konsentrasi
terbesar terjadi saat hari Rabu pada sore hari dengan nilai NO2
konsentrasi SO2 yang terukur 6,142 µg/Nm³. Sedangkan
konsentrasi SO2 terendah yang terukur hanya sebesar
0,477 µg/Nm³ dimana ini terjadi pada hari Selasa saat
siang hari.

Jumlah Kendaraan
Gambar 9 Grafik Hubungan Suhu terhadap Konsentrasi
SO2

Berdasarkan gambar 7, gambar 8 dan gambar 9 dapat


dilihat bahwa suhu berbanding terbalik dengan
konsentrasi pencemar (CO, NO2 dan SO2) yang dihasilkan
Gambar 4 Grafik Hubungan Jumlah Kendaran terhadap
Konsentrasi CO yang berarti semakin tinggi suhu udara maka konsentrasi
pencemar (CO, NO2 dan SO2) semakin rendah. Hal ini
disebabkan pada suhu udara tinggi membuat densitas
udara di permukaan bumi menjadi lebih rendah daripada
udara diatasnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran
konveksi keatas yang membawa berbagai polutan
sehingga menyebabkan konsentrasi polutan menjadi lebih
rendah.
Gambar 5 Grafik Hubungan Jumlah Kendaraan terhadap
Konsentrasi NO2 Kecepatan Angin

Gambar 6 Grafik Hubungan Jumlah Kendaraan terhadap Gambar 10 Grafik Hubungan Kecepatan Angin terhadap
Konsentrasi SO2 Konsentrasi CO

Berdasarkan gambar 4, gambar 5 dan gambar 6 dapat


dilihat bahwa jumlah kendaraan berbanding lurus dengan
konsentrasi pencemar (CO, NO2 dan SO2) yang
DIPA IPTEKS, I, (1), 2013,4

karena pada jalan ini jenis kendaraan yang melintas lebih


banyak kendaraan yang berbahan bakar solar.
Berdasarkan BPLHD Propinsi DKI Jakarta, kendaraan
bermotor yang berbahan bakar solar kontribusi SO2 lebih
besar yaitu sebanyak 85% dibandingkan dengan
Gambar 11 Grafik Hubungan Kecepatan Angin terhadap
kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin yaitu
Konsentrasi NO2 hanya sebesar 15%.

5. Kesimpulan

1. Jumlah Kendaraan berbanding lurus dengan


konsentrasi pencemar (CO, NO2dan SO2).
2. Suhu dan kecepatan angin berbanding terbalik
Gambar 12 Grafik Hubungan Kecepatan Angin terhadap dengan konsentrasi pencemar (CO, NO2dan
Konsentrasi SO2 SO2).
3. Saat perbandingan konsentrasi CO terbesar
Angin adalah pergerakan udara yang diakibatkan oleh terjadi di Jalan Ngesrep Timur V, konsentrasi
adanya tekanan udara yang bergerak dari tempat yang NO2 tertinggi berada di Jalan Sukun Raya dan
bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. konsentrasi SO2 terbesar terjadi saat di Jalan
Ketika kecepatan angin tinggi dan suhu stabil, maka Karangrejo Raya.
penyebaran polutan lebih cepat terjadi dan konsentrasi
polutan tidak menumpuk di sekitar sumber emisi suatu
tempat. Dapat dilihat pada gambar 10, gambar 11 dan Refrensi
gambar 12 bahwa kecepatan angin berbanding terbalik
dengan konsentrasi pencemar (CO, NO 2 dan SO2) yang [1] Agifrilicia, Farraditta. 2009. Analisis Hubungan Jumlah
Antrian Kendaraan Bermotor terhadap Konsentrasi Gas
dihasilkan. Hal ini berarti semakin besar kecepatan angin
CO pada Salah Satu Lengan Persimpangan Jalan
yang berhembus maka konsentrasi pencemar (CO, NO 2 Setiabudi Kota Semarang. Laporan Tugas Akhir. Program
dan SO2) akan semakin kecil, karena konsentrasi Studi Teknik Lingkungan UNDIP: Semarang
pencemar (CO, NO2 dan SO2) terdispersi ke segala arah. [2] Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius:
Yogyakarta
Konsentrasi CO, NO2 dan SO2 pada Saat [3] Febriyanti, Renta. 2011. Analisis Pengaruh Umur Mesin
Perbandingan dan Periode Servis terhadap Konsentrasi Nitrogen Oksida
(NOx) (Studi Kasus: Motor Matic Merek Honda Vario).
Laporan Tugas Akhir. Program Studi Teknik Lingkungan
UNDIP: Semarang
[4] Huboyo, Haryono S dan M Arief Budihardjo. 2008. Buku
Ajar Mata Kuliah Pencemaran Udara. Semarang:
Program Studi Teknik Lingkungan Diponegoro.
[5] Peavy, Howard S, 1985. Environmental Engineering.
Gambar 13 Hasil Perbandingan Konsentrasi (A) CO, (B) Singapore : Mc Graw Hill Co.
NO2, (C) SO2 di Jalan Karangrejo Raya, Jalan [6] Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05
Sukun Raya dan Jalan Ngesrep Timur V Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Lama.
Berdasarkangambar 13 dapat dilihat konsentrasi CO [7] Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
tertinggi berada di Jalan Ngesrep Timur V. Hal ini Pengendalian Pencemaran Udara
dikarenakan jumlah kendaraan yang melintasi Jalan [8] Purwani, Ari. 2004. Studi Pengaruh Umur Mesin, Jarak
Ngesrep Timur V jauh lebih banyak dibandingkan di Jalan Tempuh, dan Perawatan Kendaraan Bermotor Roda
Karangrejo Raya dan Jalan Sukun Raya. Konsentrasi NO 2 Empat Berbahan Bakar Bensin Terhadap Konsentrasi
Emisi CO (Studi Kasus: Kendaraan Instansi Kota
terbesar terjadi di Jalan Sukun Raya. Ini disebabkan
Semarang). Laporan Tugas Akhir. Program Studi Teknik
karena pergerakan angin yang terjadi di Jalan Sukun Raya Lingkungan UNDIP: Semarang
tidak terlalu besar selain itu lokasi sampling saat di Jalan
Sukun Raya dekat dengan SPBU sehingga polutan yang [9] Soedomo, Mustikahadi. 2001. Kumpulan Karya Ilmiah
berasal dari SPBU ikut terjerap dalam impinger. Mengenai Pencemaran Udara. Penerbit ITB: Bandung

[10] Soemirat, Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta :


Gadjah Mada University Press

Konsentrasi SO2 terbesar terjadi di Jalan Karangrejo Raya


DIPA IPTEKS, I, (1), 2013,5

[11] Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran


Lingkungan. Andi Offset: Yogyakarta

You might also like