You are on page 1of 10

VOL. 24 NO. 2 / DESEMBER 2 01 7 DOI: 10.18196/jmh.2017.0090.

147-155

Aspek Hukum Pengadaan


Barang Dan Jasa Pemerintah
Suatu Tinjauan Yuridis Peraturan
Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
DATA NASKAH jasa pemerintah berada pada aspek hukum administrasi negara, hukum
Masuk: 15 Maret 2017

Diterima: 21 September perdata, dan hukum pidana. Pengadaan barang dan jasa harus diterapkan asas-
2017
asas umum, baik asas-asas yang telah lama dikenal dalam pengelolaan
Terbit: 1 Desember 2017
keuangan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan, dan
KORESPONDEN asas spesialitas maupun asas-asas baru sebagai pencerminan penerapan
PENULIS:
kaidah-kaidah yang baik dalam pengelolaan keuangan negara.
Fakultas Hukum Universitas
Komputer Kata Kunci: Aspek Hukum, Pengadaan Barang dan Jasa.
Indonesia. Jalan
Dipatiukur No. 112116,
Coblong, Lebakgede,
Bandung, Jawa Barat ABSTRACT
40132
musadarwinpane@gmail. Procurement of goods and services for the interests of the government is
com one tool to drive the economy, in order to improve the national economy for
Musa Darwin prosperity, because the procurement of goods and services, especially in the
public sector is closely related to the use of state budget. The regulation of
Pane
procurement procedures for government goods and services can leave behind
a conducive investment climate, the efficiency of state expenditure.
ABSTRAK Procurement of government goods and services lies in the legal aspects of
state administration, civil law, and criminal law. Procurement of goods and
Pengadaan barang dan jasa
services should be applied to general principles, both long-known principles
untuk kepentingan pemerintah
in the management of state finances, such as the annual principle, the
merupakan salah satu alat
principle of universality, the principle of unity, and the principle of
untuk menggerakan roda
specialism as well as new principles as reflecting the application of good
perekonomian, dalam rangka
rules In the management of state finances Keyword: Legal Aspects,
meningkatkan perekonomian
Procurement.
nasional guna mensejahterakan,
I. PENDAHULUAN
karena pengadaan barang dan
jasa terutama di sektor publik Pemerintah melakukan banyak usaha untuk meningkatkan mutu sumber
terkait erat dengan penggunaan daya manusia, salah satunya dengan melakukan pengadaan barang dan jasa
anggaran negara. Pengaturan pemerintah yang dilakukan instansi-instansi pemerintahan. Negara Indonesia
tata cara pengadaan barang dan adalah negara hukum yang sedang membangun (developing country), dimana
jasa pemerintah dapat pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di semua bidang.
meninggatkan iklim investasi Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan
yang kondusif, efisiensi belanja kesejahteraan rakyat (Djumialdi, 1996: 1). Oleh karena itu, hasil-hasil
negara. Pengadaan barang dan

147
pembangunan harus dapat memberikan pedoman pengaturan mengenai tata cara pengadaan barang dan
dinikmati oleh seluruh rakyat jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai dengan tata kelola yang
sebagai peningkatan ilmu baik.
pengetahuan dan teknologi
Terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) merupakan
telah mendorong terjadinya
cita-cita dan harapan bangsa Indonesia. Salah satu bentuk penyelenggaraan
perubahan dan kemajuan
e-goverment untuk mencapai good governance adalah pengadaan barang
dalam semua bidang kegiatan,
dan jasa pemerintah secara elektronik. Hal tersebut merupakan wujud dari
termasuk kegiatan pengadaan
perubahan yang dilakukan karena banyaknya permasalahan yang terjadi
barang dan jasa. Dalam
dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah secara konvensional.
penyelenggaraan kehidupan
Banyaknya modus korupsi yang terjadi pada pengadaan barang dan jasa
berbangsa, pemerintah dituntut
secara konvensional tersebut, menunjukkan bahwa masih buruknya sistem
untuk memajukan
transparansi dan akuntabilitas pemerintah, serta tidak berjalannya sistem
kesejahteraan umum yang
pencegahan yang efektif untuk meminimalisasi terjadinya praktik korupsi
berkeadilan sosial bagi seluruh
(Adrian Sutedi, 2010:138-139). Oleh karena itu, pada tahun 2010 mengenai
rakyat Indonesia. Untuk
penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah diwajibkan
mewujudkan hal tersebut,
dilakukan secara elektronik atau e-procurement, yaitu Pemerintah daerah
pemerintah berkewajiban
Provinsi, Kabupaten/Kota wajib melakukan pengadaan barang dan jasa
menyediakan kebutuhan rakyat
secara elektronik (eprocurement) . Pengadaan barang dan jasa dimulai dari
dalam berbagai bentuk berupa
adanya transaksi pembelian/penjualan barang di pasar secara langsung
barang, jasa, maupun
(tunai), kemudian berkembang ke arah pembelian berjangka waktu
pembangunan infrastruktur
pembayaran, dengan membuat dokumen pertanggungjawaban (pembeli dan
(Yohanes Sogar Simamora,
penjual), dan pada akhirnya melalui proses pelelangan. Dalam prosesnya,
2005: 5). Di samping itu,
pengadaan barang dan jasa melibatkan beberapa pihak terkait sehingga perlu
pemerintah dalam
ada etika, norma, dan prinsip pengadaan barang dan jasa untuk dapat
penyelenggaraan
mengatur atau yang dijadikan dasar penetapan kebijakan pengadaan barang
membutuhkan juga barang dan
dan jasa. Pengadaan barang dan jasa pada hakekatnya merupakan upaya
jasa, untuk itu perlu pengadaan
pihak pengguna untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang
barang dan jasa. Dalam upaya
diinginkannya dengan menggunakan metode dan proses tertentu agar dicapai
pemerintah untuk mengatur
kesepakatan harga, waktu dan kesepakatan lainnya. Agar hakekat atau
kebijakan pengadaan barang
esensi pengadaan barang dan jasa tersebut dapat dilaksanakan sebaik-
dan jasa, maka diterbitkan
baiknya, maka kedua belah pihak yaitu pihak pengguna dan penyedia
Peraturan Presiden Nomor 54
haruslah selalu berpatokan pada filosofi pengadaan barang dan jasa, tunduk
Tahun 2010 tentang
kepada etika dan norma pengadaan barang dan jasa yang berlaku, mengikuti
Pengadaan Barang dan jasa
prinsip-prinsip, metode dan proses pengadaan barang dan jasa yang baku
Pemerintah, selanjutnya
(Adrian Sutedi, 2010:3).
disebut (PerpresNo. 54 Tahun
2010) sebagaimana telah Pengadaan yang menggunakan penyedia barang dan jasa baik sebagai
diubah dengan Peraturan badan usaha maupun perorangan, pada dasarnya dilakukan melalui pemilihan
Presiden Nomor 70 Tahun penyedia barang dan jasa. Pengadaan barang dan jasa pemerintah dengan
2012 tentang Perubahan Kedua cara pengadaan langsung dilakukan oleh pejabat pengadaan dengan cara
membeli barang atau membayar jasa secara langsung kepada penyedia
Atas Peraturan Presiden Nomor
barang dan jasa, tanpa melalui proses lelang atau seleksi. Pengadaan
54 Tahun 2010 tentang
langsung pada hakekatnya merupakan jual beli biasa dimana antara penyedia
Pengadaan Barang dan jasa
yang memiliki barang dan jasa untuk dijual dan pejabat pengadaan yang
Pemerintah, selanjutnya
membutuhkan barang dan jasa terdapat kesepakatan untuk melakukan
disebut (Perpres No. 70 Tahun
transaksi jual-beli barang dan jasa dengan harga yang tertentu (Nancy
2012), ini dimaksudkan untuk
Watupongoh, 2003: 6-7). Dalam mewujudkan kepastian hukum yang

148
VOL. 24 NO. 2
DESEMBER 2017

merupakan salah satu tujuan pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah ketentuan-ketentuan
dari adanya hukum atas peraturan perundang-undangan yang berlaku dan secara langsung mengatur
penegakan hukum terhadap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa. Dalam pengadaan barang dan jasa
penyimpangan yang terjadi terdapat tiga bidang hukum yang mengaturnya, yaitu: 1) Hukum Administrasi
dalam pengadaan barang dan Negara atau Hukum Tata Usaha Negara, mengatur hubungan hukum antara
jasa pemerintah yang penyedia dan pengguna pada proses persiapan dengan penerbitan surat
berpotensi merugikan penetapan penyedia barang dan jasa; 2) Hukum Perdata, mengatur hubungan
keuangan negara yang hukum antara penyedia dan pengguna sejak penandatanganan kontrak
menimbulkan ketidakpastian sampai dengan berakhirnya kontrak; dan 3) Hukum Pidana, mengatur
hukum dalam penerapan hubungan hukum antara penyedia dan pengguna sejak tahap persiapan
pilihan sanksi pidana atau pengadaan samapai dengan selesainya kontrak pengadaan.
sanksi administrasi yang
Pesatnya pembangunan tentunya harus diimbangi dengan peran pemerintah
diberlakukan. Untuk dalam menyediakan barang dan jasa untuk keperluan pembangunan
menciptakan suatu ketertiban infrastruktur, oleh karena itu pengadaan barang dan jsasa merupakan satu
kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Pada praktiknya, banyak sekali terjadi
umum dalam kehidupan penyimpangan atas ketentuan pengadaan barang dan jasa. Hal ini
bersama perlu diciptakan suatu mengindikasikan banyaknya terjadi tindak pidana korupsi terkait pengadaan
suasana yang tertib. Jadi barang dan jasa pemerintah. Penyimpangan yang terjadi dalam Penyediaan
Barang/Jasa Pemerintah ada dalam setiap proses Pengadaan Barang/Jasa,
kebutuhan akan ketertiban yaitu dalam proses perencanaan anggaran, perencanaan persiapan
merupakan syarat pokok Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, proses serah terima pembayaran dan dalam proses pengawasan
(fundamental) bagi adanya
dan pertanggungjawaban.
suatu masyarakat manusia
Penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dari tahun ke
yang teratur (Mochtar
tahun mengalami peningkatan dalam setiap jenisnya, hal ini terlihat dari tabel
Kusumaatmadja, 2006: 3).
terlampir.
Pesatnya pembangunan
tentunya harus diimbangi
dengan peran pemerintah II. RUMUSAN MASALAH
dalam menyediakan berbagai Berdasarkan uraian pendahuluan di atas, maka ada beberapa masalah
bentuk berupa barang, jasa yang dirumuskan dan dicarikan penyelesaiannya secara ilmiah, yaitu:
maupun pembangunan
1. Bagaimana aspek hukum pengadaan barang dan jasa pemerintah dalam
infrastruktur. Dalam praktek,
menanggulangi penyimpangan dalam proses pengadaan barang dan
pihak-pihak tersebut seringkali
jasa?
dianggap sebagai pihak yang
bertanggungjawab apabila 2. Apakah aspek hukum yang lebih dikedepankan dalam pengadaan barang
terjadi penyimpangan terhadap dan jasa pemerintah guna menanggulangi penyimpangan dalam proses
proses pengadaan barang dan pengadaan barang dan jasa?
jasa. Bahkan pihak-pihak
tersebut langsung diproses III. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
secara pidana, pihak-pihak
A. Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Dalam
yang ternyata terbukti
melanggar ketentuan dan Menanggulangi
prosedur pengadaan barang
Penyimpangan dalam Proses Pengadaan
dan jasa, maka: 1) dikenakan
sanksi administrasi; 2) dituntut Barang dan Jasa
ganti rugi/ digugat secara Sistem hukum terbentuk oleh interaksi antara ketujuh unsur di atas,
perdata; dan 3) dilaporkan sehingga apabila salah satu unsur tidak memenuhi syarat, maka seluruh
untuk diproses secara pidana. sistem hukum tidak akan berjalan sebagaimana mestinya, atau apabila salah
Cakupan wilayah hukum satu unsur berubah, maka seluruh sistem atau unsur-unsur lain juga akan

149
atau harus berubah. Dengan mendorong efisiensi dan efektifitas belanja publik sekaligus mengondisikan
kata lain, perubahan undang- perilaku tiga pilar yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam
undang saja tidak akan penyelenggaraan good governance. Keempat, bahwa ruang lingkup
membawa perbaikan, apabila pengadaan barang dan jasa pemerintah meliputi berbagai sektor dalam
tidak disertai oleh perubahan berbagai aspek dalam pembangunan bangsa.
yang searah di bidang
Menurut Luhmann, hukum modern memfasilitasi kegiatan bisnis, ekonomi
peradilan, rekrutmen dan
dan kegiatan lainnya melalui penciptaan struktur yang terukur (calculable
pendidikan hukum, reorganisasi
structure) dari suatu ekspektasi sehingga hukum mampu memerankan
birokrasi, penyelarasan proses
sebagai “conditional programming” yang secara normatif dapat dikatakan
dan mekanisme kerja, dan
bahwa jika kondisi tertentu terpenuhi, maka konsekuensi tertentu akan
modernisasi sarana dan
mengikuti dan menciptakan suatu conditional programming yang harus
prasarana serta
memenuhi persyaratan, sebagai berikut:
pengembangan budaya dan
perilaku hukum masyarakat 1. Hukum harus diketahui dan secara reasonable jelas sehingga para aktor
yang mengakui hukum sebagai akan mengetahui kosekuensi yang ditimbulkan, selain itu hukum harus
sesuatu yang sangat diperlukan cukup jelas untuk menginformasikan pesan pada intellegent people, baik
bagi pergaulan dan kehidupan dengan sendirinya maupun dengan bantuan lawyer tentang apa yang
bermasyarakat dan bernegara diharuskan menurut hukum; dan
yang damai, tertib, dan 2. Harus adanya akses secara bebas dan fair terhadap informasi sehingga
sejahtera (Sunaryati Hartono, tercipta transparansi, dan ketiga, pembuat keputusan dalam hal ini
2003: 228). pemerintah harus mentaati aturan dan menegakannya (Niklas Luhmann,
Peraturan perundang- 1985: 184).
undangan nasional khusus Pengaturan pengadaan barang dan jasa pemerintah maka diperlukan
mengatur pelaksanaan pengaturan hukum yang jelas dan mampu memenuhi perkembangan pasar,
pengadaan barang dan jasa sehingga prinsip kepastian hukum diperoleh oleh para pihak yang terlibat
yang sekarang berlaku adalah dalam proses pengadaan tersebut. Pengadaan barang dan jasa pemerintah
Perpres No. 54 Tahun 2010. baik berdasarkan hukum nasional maupun hukum internasional harus
Dalam konteks pembangunan berdasarkan persaingan sehat, transparansi, efisiensi dan nondiskriminasi.
hukum, kegiatan pengadaan Berkaitan dengan hal tersebut, hukum merupakan sesuatu yang harus ada
barang/ jasa pemerintah dan berlaku dalam sebuah masyarakat. Sebuah komunitas masyarakat yang
ditinjau dari perspektif hukum tidak diikat oleh hukum akan mengakibatkan timbulnya ketidakteraturan.
Indonesia, memiliki arti penting Sebab, sebagaimana diketahui bahwa manusia itu merupakan makhluk sosial
dengan argumentasi sebagai (zoon politicion) , yang berarti manusia merupakan makhluk yang senantiasa
berikut: pertama, pengadaan ingin berkumpul, bergaul dan berinteraksi dengan sesamanya dalam rangka
barang dan jasa pemerintah memenuhi kebutuhan hidupnya (Soerjono Soekanto, 1990: 27). Adapun
memiliki arti strategis dalam bidang hukum yang terkait dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah
proteksi dan preferensi bagi adalah:
pelaku usaha dalam negeri.
1. Hukum Administrasi Negara
Kedua, pengadaan barang dan
jasa pemerintah merupakan Dalam menemukan pengertian yang baik mengenai hukum administrasi

sektor signifikan dalam upaya negara, pertama-tama harus ditetapkan bahwa hukum administrasi negara

pertumbuhan ekonomi. Ketiga, merupakan bagian dari hukum publik, yakni hukum yang mengatur tindakan

sistem pengadaan barang dan pemerintah dan mengatur hubungan antara pemerintah dengan warga negara

jasa pemerintah yang mampu atau hubungan antar organ pemerintahan. HAN memuat keseluruhan

menerapkan prinsip-prinsip tata peraturan yang berkenaan dengan cara bagaimana organ pemerintahan

pemerintahan yang baik akan melaksanakan tugasnya. Jadi hukum administrasi negara berisi aturan main
yang berkenaan dengan fungsi organorgan pemerintahan. Berkenaan dengan

150
VOL. 24 NO. 2
DESEMBER 2017

hal tersebut di atas, secara melalui PTUN dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi atau rehabilitasi,
garis besar hukum administrasi sebagaimana diatur dalam
negara mencakup: 1)
Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas
perbuatan pemerintah (pusat
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
dan daerah) dalam bidang
publik; 2) Kewenangan

nyus 47
pemerintahan (dalam
melakukan perbuatan di bidang
publik tersebut); 3) Akibat- 2. Hukum Perdata
200

200

200

200

200

200

201

201

201

201

201

201

201
4

6
upan 0 7 2 4 13 12 19 25 34 50 20 38
ngadaan Barang/Jasa 2 12 8 14 18 16 16 10 8 9 15 14 6
nyalahgunaan 0 0 5 3 10 8 5 4 3 0 4 2 0
Anggaran
ngutan 0 0 7 2 3 0 0 0 0 1 6 6 1
ijinan 0 0 5 1 3 1 0 0 0 3 5 5 1

akibat hukum yang lahir dari


Hukum perdata dapat didefinisikan sebagai hukum yang mengatur
perbuatan atau penggunaan
hubungan antara subjek hukum dengan subjek hukum lainnya di bidang
kewenangan pemerintahan;
keperdataan. Keperdataan dimaksudkan adalah lalu lintas hukum yang
dan 4) Penegakan hukum dan
berhubungan antara individu dengan individu lain, seperti hubungan hukum
penerapan
dengan keluarga, perjanjian antara subjek hukum, termasuk hubungan hukum
di bidang pewarisan. Terkait dengan pengadaan barang dan jasa, hukum
sanksi-sanksi dalam bidang perdata mengatur hubungan hukum antara Pengguna dan Penyedia Barang
pemerintahan. Keputusan dan jasa sejak penandatangan kontrak sampai berakhir/selesainya kontrak
pengguna barang merupakan sesuai dengan isi kontrak. Hubungan hukum antara pengguna dan penyedia
keputusan pejabat negara/ terjadi pada proses penandatanganan kontrak pengadaan barang dan jasa
daerah, apabila terjadi sampai proses selesainya kontrak merupakan hubungan hukum perdata
sengketa tata usaha negara, khususnya hubungan kontraktual/ perjanjian.
pihak yang dirugikan (penyedia
Dalam proses pengadaan barang dan jasa, berdasarkan pelimpahan
barang dan jasa atau kewenangan diwakili oleh pejabat-pejabat pengadaan, yaitu: (1) PA/KPA, (2)
masyarakat) akibat dikeluarkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), (3) Kelompok Kerja Unit Layanan
Pengadaan/Pejabat Pengadaan (PPK/PP), dan Panitia/Pejabat Penerima
Keputusan TUN apabila tidak Hasil Pekerjaan (PPPHP). Sedangkan Penyedia Barang dan jasa bisa orang
ditemukan upaya perorangan atau badan hukum (privat). Para pejabat pengadaan dalam
penyelesaiannya, dapat melakukan hubungan hukum di bidang perjanjian bertindak secara
individual/pribadi. Artinya, apabila terdapat kerugian negara maka mengganti
mengajukan keberatan kepada kerugian negara tersebut secara pribadi, sebagaimana ditentukan dalam
instansi yang mengeluarkan Pasal 18 ayat 3 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan, menyatakan:
“Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
keputusan tersebut. Subjek
berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban
hukum baik orang perorangan APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang
maupun subjek hukum perdata timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud”. Berdasarkan Pasal 55 ayat (1)
Perpres No. 54 Tahun 2010 , bahwa tanda bukti perjanjian terdiri atas (a)
dapat mengajukan gugatan bukti pembelian, (b) kuitansi, (c) Surat Perintah Kerja (SPK), dan (d) surat
pembatalan secara tertulis perjanjian. Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata),
buku III tentang Perikatan, disebutkan bahwa perikatan dapat lahir karena
undang-undang atau perjanjian. Perikatan yang lahir karena perjanjian Pasal
1338 KUH Perdata menyatakan bahwa “Semua perjanjian yang dibuat harus

151
memenuhi syarat-syarat yang bahwa tindakan/perbuatan dalam pengadaan barang dan jasa tidak sesuai
ditentukan oleh undangundang dengan peraturan perundangan mulai dari tahap persiapan sampai
mempunyai kekuatan hukum
sebagai undangundang bagi selesai/berakhirnya kontrak. karena hukum pidana merupakan hukum publik,
mereka yang membuatnya”. ada kewajiban negara secara langsung untuk melindungi segala hak dan
Maksudnya, semua perjanjian
kepentingan pengguna dan penyedia barang dan jasa.
mengikat mereka yang
tersangkut bagi yang Tinjauan hukum pidana dalam proses pengadaan barang dan jasa adalah
membuatnya, mempunyai hak
yang oleh perjanjian itu bahwa hukum pidana diterapkan kalau ada pelanggaran pidana yang
diberikan kepadanya dan dilakukan oleh para pihak, baik pengguna maupun penyedia barang dan jasa
berkewajiban melakukan halhal
dalam proses pengadaan barang dan jasa. Hal ini sesuai dengan asas hukum
yang ditentukan dalam
perjanjian. Perjanjian dalam pidana “green straf zonder schuld”, tiada hukuman tanpa kesalahan. Tindak
pengadaan barang dan jasa pidana dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah titik rawan
adalah suatu persetujuan
dengan mana pihak yang satu penyimpangan terjadi pada tahap perencanaan pengadaan, seperti adanya
menyelenggarakan suatu indikasi penggelembungan anggaran atau mark-up, pelaksanaan pengadaan
pekerjaan bagi pihak lain yang diarahkan, rekayasana penyatuan dan/atau memecah-mecah dengan
dengan menerima suatu harga
tertentu. maksud Kolusi, Korupsi maupun Nepotisme yang merugikan negara, Selain
Perjanjian merupakan dasar hal tersebut titik rawan tindak pidana lainnya juga bisa terjadi pada tahap
pelaksanaan kegiatan. kualifikasi perusahaan, tahap evaluasi pengadaan, tahap penandatangan
kontrak, dan tahap penyerahan barang yang tidak memenuhi syarat dan
bermutu rendah yang dapat menimbulkan kerugian negara. Di samping itu,
3. Hukum Pidana Penyedia Barang dan jasa titik rawan tindak pidana dapat terjadi pada tindak
Hukum pidana mengatur pemalsuan dokumen, ingkar janji untuk melaksanakan pekerjaan
hubungan hukum antara (wanprestasi) sehingga terdapat unsur perbuatan melanggar hukum yang
penyedia dan pengguna sejak mengakibatkan kerugian bagi negara.
tahap persiapan sampai
selesainya kontrak pengadaan
barang dan jasa (serah terima). B. Aspek Hukum yang Lebih Dikedepankan dalam Pengadaan
Mulai tahap persiapan sampai Barang dan Jasa Pemerintah Guna Menanggulangi
dengan serah terima pekerjaan/
barang telah terjadi hubungan Penyimpangan dalam Proses Pengadaan
hukum, yaitu hubungan hukum Barang dan Jasa
pidana. Hukum pidana (the
Dasar aturan yang digunakan dalam Pelaksanaan
criminal law) , lazim disebut
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah termasuk dalam ranah Hukum
sebagai hukum kriminal, karena
Administrasi Negara yang bersifat mengatur tata pelaksanaan pemerintah
persoalan yang diaturnya
dalam menjalankan tugas dan kewenangannya.
adalah mengenai tindakan-
tindakan terhadap kejahatan Pengaturan mengenai sanksi dalam pengadaaan barang dan jasa
dan hal-hal yang berhubungan pemerintah diatur dalam Pasal 118 – Pasal 124 Peraturan Presiden Nomor 54
dengan kejahatan dalam Tahun 2010 beserta perubahannya. Bentuk-bentuk sanksi yang dapat
masyarakat. Sehubungan dikenakan bagi para pihak yang melakukan penyimpangan dalam pengadaan
dengan pengadaan barang dan barang/jasa pemerintah antara lain adalah:
jasa, ruang lingkup
1. Sanksi Administratif
tindakan/perbuatan yang
Pemberian sanksi administratif dilakukan oleh PPK/ Kelompok Kerja
dilakukan baik pengguna
ULP/Pejabat Pengadaan kepada penyedia sesuai dengan ketentuan
barang dan jasa maupun
administrasi yang diberlakukan dalam peraturan pengadaan.
penyedia adalah segala
perbuatan atau tindakan yang Bentuk-bentuk sanksi admnistrasi yang dapat dikenakan kepada penyedia
melawan hukum. Artinya, antara lain adalah:

152
VOL. 24 NO. 2
DESEMBER 2017

a. Digugurkan penawarannya e. Pemberlakuan sanksi administrasi berupa pengenaan sanksi finansial atas
atau pembatalan pemenang ditemukan adanya ketidaksesuaian dalam penggunaan barang/jasa
atas ditemukan adanya produksi dalam negeri.
penyimpangan upaya
f. Kewajiban untuk menyusun perencanaan ulang dengan biaya sendiri atas
mempengaruhi Kelompok
Konsultan Perencana yang tidak cermat dalam menyusun perencanaan
Kerja ULP/Pejabat
dan mengakibatkan kerugian negara. Sanksi ini juga dapat diterapkan
Pengadaan guna
dalam konteks perdata sebuah perjanjian atau kontrak.
memenuhi keinginannya
yang bertentangan dengan Apabila yang melakukan pelanggaran adalah PPK/ Kelompok Kerja
ketentuan prosedur yang ULP/Pejabat Pengadaan yang berstatus pegawai negeri maka jika ditetapkan
telah ditetapkan, melakukan telah melakukan pelanggaran maka berlaku sanksi yang diatur dalam aturan
persengkongkolan dengan kepegawaian yang diberikan oleh pihak yang mempunyai kewenangan untuk
Penyedia Barang/Jasa lain menertibkan sanksi, seperti teguran, penundaan kenaikan pangkat,
untuk mengatur harga pembebasan dari jabatan dan pemberhentian sesuai dengan peraturan
penawaran di luar prosedur, kepegawaian.
dan membuat dan/atau
menyampaikan dokumen 2. Pencantuman dalam Daftar Hitam
dan/atau keterangan lain
Pemberian sanksi Pencantuman dalam Daftar Hitam kepada Penyedia,
yang tidak benar.
dilakukan oleh PA/KPA setelah mendapat masukan dari PPK/Kelompok Kerja
b. Pemberlakuan denda ULP/Pejabat Pengadaan sesuai dengan ketentuan.
terlambat dalam
Pada tahap proses pemilihan barang/jasa, Penyedia Barang/Jasa dapat
menyelesaikan pekerjaan
dikenakan sanksi blacklist apabila:
dalam jangka waktu
sebagaimana ditetapkan. a. Terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses
Sanksi ini juga dapat Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang berwenang.
diterapkan dalam konteks b. Mempengaruhi ULP (Unit Layanan Pengadaan), Pejabat Pengadaan/PPK
perdata sebuah (Pejabat Pembuat Komitmen) atau pihak lain yang berwenang dalam
perjanjian/kontrak. bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung dalam
c. Pencairan jaminan yang penyusunan Dokumen Pengadaan dan/atau HPS yang mengakibatkan
diterbitkan atas terjadinya persaingan tidak sehat.
pelanggaran yang c. Mempengaruhi ULP/Pejabat Pengadaan atau pihak lain yang berwenang
dilakukan, untuk dalam bentuk dan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung
guna memenuhi keinginannya yang bertentangan dengan ketentuan dan
selanjutnya dicairkan
prosedur yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan Kontrak
masuk ke kas dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
negara/daerah. d. Melakukan persengkongkolan dengan Penyedia Barang/ Jasa lain utuk
d. Penyampaian laporan mengatur harga penawaran di luar prosedur pelaksanaan Pengadaan
kepada pihak yang Barang/Jasa sehingga mengurangi/menghambat/memperkecil dan/atau
berwenang menerbitkan meniadakan persaingan yang sehat dan/atau merugikan orang lain.
perizinan, terhadap e. Membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan lain
penyimpangan yang yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan Pengadaan Barang/Jasa
dilakukan sehingga yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan.
dianggap perlu untuk
f. Mengundurkan diri dari pelaksanaan kontrak dengan alasan yang tidak
dilakukan pencabutan izin
dapat dipertanggungjawabkan dan/ atau tidak dapat diterima oleh
yang dimiliki.
ULP/Pejabat Pengadaan.

153
g. Mengundurkan diri pada baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi keinginannya yang
masa penawarannya masih bertentangan dengan ketentuan prosedur yang telah ditetapkan dalam
berlaku dengan alasan kontrak dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.
yang tidak dapat diterima
d. Melakukan pemalsuan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan
oleh ULP/Pejabat
kontrak termasuk pertanggungjawaban keuangan.
Pengadaan.
e. Melakukan perbuatan lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajiban
h. Menolak untuk menaikkan
dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah
nilai jaminan pelaksanaan
ditetapkan sehingga dilakukan pemutusan kontrak sepihak oleh PPK.
untuk penawaran di bawah
80% HPS. f. Meninggalkan pekerjaan sebagaimana yang diatur kontrak secara tidak
bertanggungjawab.
i. Memalsukan data tentang
Tingkat Komponen Dalam g. Memutuskan kontrak secara sepihak karena kesalahan Penyedia
Negeri. Barang/Jasa.

j. Mengundurkan diri bagi h. Tidak menindaklanjuti hasil rekomendasi audit pihak yang berwenang
pemenang dan pemenang yang mengakibatkan timbulnya kerugian keuangan negara.
cadangan 1 (satu) dan 2
(dua) pada saat 3. Gugatan secara Perdata
penunjukkan Penyedia
Gugatan adalah pengajuan yang diajukan oleh penggugat kepada Ketua
Barang/Jasa dengan alasan
Pengadilan yang berwenang, yang memuat tuntutan hak yang di dalamnya
yang tidak dapat diterima
mengandung suatu sengketa dan sekaligus merupakan dasar landasan
oleh PPK.
pemeriksaan perkara dan pembuktian kebenaran suatu hak. Gugatan
k. Mengundurkan diri dari mengandung sengketa atau konflik yang harus diselesaikan dan diputus oleh
pelaksanaan pengadilan.
penandatanganan kontrak
Dalam konteks Pengadaan Barang/Jasa, para pihak yang membuat
dengan alasan yang tidak
perjanjian dapat mengambil jalur hukum secara perdata apabila terjadi
dapat
perselisihan dalam pelaksanaan kontrak. Hal ini dipahami sebagai salah satu
dipertanggungjawabkan
asas dalam perjanjian, yaitu asas pacta sunt servanda. Asas tersebut
dan/atau tidak dapat
menyatakan bahwa perjanjian mengikat para pihak yang membuatnya seperti
diterima oleh PPPK.
halnya undang-undang. Hakim atau pihak lain dalam hal ini harus
Pada tahapan kontrak, menghormati substansi kontrak yang telah dibuat oleh para pihak dan tidak
Penyedia Barang/Jasa yang boleh melakukan intervensi terhadap substansi kontrak yang telah dibuat oleh
telah terikat kontrak dikenakan para pihak.
sanksi blacklist apabila:

a. Terbukti telah melakukan 4. Dituntut Ganti Rugi


KKN, kecurangan dan/atau Pemberlakuan tuntutan ganti rugi dalam pelaksanaan Pengadaan
pemalsuan dalam proses Barang/Jasa dapat dikenakan berupa:
pelaksanaan kontrak yang
a. Terjadi pelanggaran dan/atau kecurangan dalam proses
diputuskan oleh instansi
yang berwenang. Pengadaan Barang/Jasa oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan.
b. Ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan pembayaran adalah
b. Menolak menandatangani
sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar berdasarkan
Berita Acara Serah Terima
tingkat suku bunga yang belaku saat itu menurut ketetapan Bank
Pekerjaan.
Indonesia, atau dapat diberikan kompensasi sesuai dengan ketentuan
c. Mempengaruhi PPK dalam dalam Kontrak.
bentuk dan cara apapun,

154
VOL. 24 NO. 2
DESEMBER 2017

IV. KESIMPULAN DAN bersifat mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugas dan
SARAN kewenangannya.
A. Kesimpulan Sanksi yang diberikan dalam menanggulangi penyimpangan dalam proses
1. Aspek Hukum Pengadaan Pengadaan Barang dan Jasa, antara lain adalah:
Barang dan Jasa
a. Sanksi administratif
Pemerintah dalam
b. Pencantuman dalam daftar hitam (black list)
Menanggulangi
c. Gugatan secara perdata
Penyimpangan dalam
Proses d. Ganti rugi.

Pengadaan Barang dan


Jasa
B. Saran
Aspek hukum dalam
1 Pengadaan barang dan jasa pemerintah, diperlukan regulasi Pengadaan
pengadaan barang dan jasa barang dan jasa dari sekadar Perpres menjadi undang-undang dalam
pemerintah berada pada aspek rangka memberi landasan hukum yang kuat, karena pengaturan
pengadaan barang dan jasa melalui suatu peraturan presiden kurang
hukum administrasi negara,
memberi landasan hukum yang kuat. Serta untuk memberi kepastian
hukum perdata, dan hukum hukum, karena dengan peningkatan pengaturan pengadaan barang dan
pidana. Dalam pengadaan jasa dari Perpres menjadi undang-undang akan lebih memberi kepastian
hukum.
barang dan jasa harus
2 Usaha pemerintah untuk melakukan pembaharuan peraturan terlihat dari
diterapkan asas-asas umum,
banyaknya perubahan yang terjadi atas peraturan tentang pengadaan
baik asasasas yang telah lama
barang dan jasa, diperlukan suatu peraturan dalam bentuk undang-
dikenal dalam pengelolaan
undang yang pengadaan barang dan jasa sehingga pengadaan barang
keuangan negara, seperti asas
dan jasa dapat diaplikasikan secara menyuluruh dalam rangka
tahunan, asas universalitas,
mewujudkan good governance.
asas kesatuan, dan asas
spesialitas maupun asas-asas
baru sebagai pencerminan best DAFTAR PUSTAKA
practises (penerapan kaidah- A. Buku
kaidah yang baik) dalam
Adrian Sutedi, 2010, Aspek Hukum. Kontrak Dalam Pengadaan Barang dan
pengelolaan keuangan negara.
Jasa dan Berbagai Permasalahannya, Sinar Grafika, Jakarta.
2. Aspek Hukum yang Lebih Djumialdi. 1996. Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum Dalam Proyek dan
Dikedepankan dalam Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta.
Pengadaan Barang dan Niklas Luhmann, 1985, A Sociologilcal Theory of Law, Routledge & Kegan
Jasa Pemerintah guna Paul, London. Soerjono Soekanto, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar,
Menanggulangi RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Penyimpangan dalam
Proses Pengadaan Barang B. Peraturan Perundang-undangan
dan Jasa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Aspek hukum yang lebih Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
dikedepankan dalam hal ini Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
adalah Hukum Administrasi Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Negara. Hal ini dikarenakan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik
Hukum Administrasi Negara Indonesia Tahun 2012 Nomor 155 , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5334).

C. Sumber Lain

155
Apri Listiyanto, 2012,
Pembaharuan Regulasi
Pengadaan
Barang dan Jasa
Pemerintah, Jurnal
Rechtsvinding Vol. 1 No.
1 April.
Sunaryati Hartono, 2003
Upaya Menyusun Hukum
Ekonomi di Indonesia
Pasca Tahun 2003.
Makalah pada Seminar
Nasional Pembangunan
Hukum Nasional VIII,
Buku 3, BPHN dan Perum
Percetakan Negara
Republik Indonesia,
Jakarta.
Yudho Giri Sucahyo dan Yova
Ruldeviyani, 2009 ,
Implementasi e-
Procurement Sebagai
Inovasi Pelayanan Publik,
LKPP, Jakarta.

156

You might also like