You are on page 1of 29

DOMBA-DOMBA TUHAN

Pada hari keenam penciptaan, Tuhan menyatakan kehendaknya agar bumi dipenuhi dengan makhluk-
makhluk hidup (Kejadian 1:24-26).

Semua jenis lembu ternakan, domba serta kambing mempunyai kaitan secara biologi kerana semuanya
adalah ahli famili bovidae. Ciri-ciri famili ini adalah:

1.      Ruminan atau pemamah biak,

2.      Berkuku belah, dan,

3.      Mereka semua memiliki tanduk-tanduk berongga.

Setiap satunya menyetujui tuntutan-tuntutan Alkitab bagi kebersihan (rohani) seperti yang dinyatakan di
dalam Imamat 11 dan Ulangan 14, dan kerana itu boleh dimakan.

Sepertimana yang kita baca di dalam Kejadian 1:26, manusia diberikan kuasa oleh Tuhan untuk memerintah
binatang-binatang sejak dari penciptaan. Hanya menjadi tanggungjawab kita untuk berbuat demikian dengan
cara yang betul. Oleh itu, pekerjaan sebagai gembala telahpun ditakdirkan sejak dari mula lagi.

Jadi kita lihat dari segi pandangan Alkitab bahwa posisi gembala di dalam menyelenggarakan binatang-
binatang halal yang Tuhan telah sediakan untuk manusia makan. Binatang-binatang halal merupakan
karunia Tuhan untuk kita sebagai makanan, agar kita dapat hidup di atas bumi-Nya ini di dalam batas sistem
yang telah disediakanNya untuk kesejahteraan kita.

Sewaktu zaman-zaman Alkitab, peranan utama kambing domba adalah untuk menyumbangkan bulu
(Imamat 13:47-48; Ayub 31:20), daging (1Samuel 14:32), kulit (Keluaran 25:5; Ibrani 11:37), susu
(Ulangan 32:14; Yesaya 7:21-22), dan hasil-hasil lain contohnya tanduk untuk tabung isian dan alat musik
(1Samuel 16:1 and Yosua 6:4). Begitu juga dengan hari ini.

 
Pada zaman dahulu, bulu kambing merupakan suatu komoditi yang berharga, dan kerana itu merupakan
suatu cara yang penting untuk berdagang. Kambing domba juga dikaitkan dengan kekayaan seseorang itu.

Dari Alkitab kita mengetahui tentang sifat kambing domba. Dari 2Samuel 12:3, kita tahu bahwa ia
penyayang. Dari Yesaya 53:7, Yeremia 11:19 dan Yohanes 10:34, domba tidak suka berlawan. Daripada
Mikha 5:8 dan Matius 10:16, domba secara relatifnya tidak dapat mempertahankan diri dan, paling penting
sekali, daripada Bilangan 27:17, Yehezkiel 34:5 dan Matius 9:36; 26:31, mereka sentiasa memerlukan
penjagaan dan pemerhatian.

Di dalam Perjanjian Lama, apabila seorang gembala dan kawanan dombanya dibincangkan, hanya biasanya
secara literal. Sementara di dalam Perjanjian Baru pula, ianya lazimnya merupakan suatu bayangan.

Mengherankan bagi kebanyakan orang, kambing domba sebenarnya agak pintar juga. Ia berkelakuan tidak
tentu arah pada masa-masa tertentu kerana sifatnya yang mudah dilukai.

Pada zaman dahulu, pengurusannya berbeda sekali. Gembala memimpin domba-dombanya dari hadapan.
Domba-domba akan mendengar suaranya dan mengikut, selamat di dalam kehadirannya itu. Apabila domba-
domba berasa selamat, mereka akan meragut rumput seolah-olah dalam keadaan mengelamun dan berjalan-
jalan ke sana-sini tanpa menghiraukan sekitaran mereka.

Domba melihat, mendengar, berfikir dan belajar seperti binatang-binatang lain. Setiap binatang mempunyai
tahap kebijaksanaan yang berlainan, sama seperti manusia. Tidak semua daripada binatang itu yang dapat
mempelajari kelakuan yang diajarkan daripada mereka. Ada domba yang mengambil masa yang lebih lama
untuk maju; ada pula yang belajar pantas. Biasanya ia bergantung pada pengalaman-pengalaman
sebelumnya dengan manusia serta pengalaman-pengalaman di dalam batas sekitaran latihan mereka.

Lazimnya, lebih besar keinginannya, lebih kuat lagi azam binatang itu untuk belajar dan dengan itu
mendapatkan ganjarannya dalam bentuk makanan yang sedap. Oleh itu, berbahagialah sesiapa yang lapar
dan mendahagakan kebenaran.
 

Menarik juga untuk memerhatikan bahawa domba yang terlatih, apabila dimasukkan di dalam suatu
kawanan domba, disebabkan pertumbuhannya, akan menjadi satu pemimpin di dalam kawanan tersebut dan
yang lain akan mengikutinya. Oleh itu, kita menjadi penjala manusia.

Daripada ini kita dapat simpulkan bahawa kambing domba adalah sensitif, bersikap pemerhati dan berjaga-
jaga. Mereka mempunyai kebolehan ingatan yang tidak disangkakan, dan seekor domba yang lebih pandai
dapat mempelajari banyak tugas.

Domba adalah binatang herbivor dan kerana itu bukan pemangsa binatang-binatang lain. Mereka cukup
senang di dalam sekitaran yang selamat, tidak berbahaya dan tidak mengganggu. Keperluan mereka sedikit
sahaja dan mereka akan hanya berbuat bising apabila lapar atau takutkan bahaya.

Alkitab memperkatakan tentang kambing domba yang mendengar dan menurut suara gembala (Yohanes
10:3) dan para gembala dapat memanggil domba-domba mereka dengan nama (lihat karya Dia Memanggil
Mereka menurut Nama: Suara Kajian Mazmur 23 [018]).

Memahami sifat domba membolehkan kita memahami dengan lebih dalam lagi fungsi serta kepentingan
tugas gembala.

Budaya Ibrani yang menggembalakan domba dibenci oleh ketetapan fikiran Mesir. Cara fikiran Mesir
diketahui daripada Alkitab, sebagai suatu proses fikiran anti-Tuhan. Orang-orang Mesir merupakan suatu
bangsa pedagang yang kaya. Mereka merupakan kapitalis yang menginginkan kekayaan dan kemakmuran
dalam bentuk benda-benda fizikal. Gaya fikiran sebegini mendorong mereka memperhambakan Israel.

Daripada Alkitab kita tahu bahawa Yesus Kristus adalah Gembala kita dan kita adalah kawanan dombanya.
Namun begitu, kita juga ditakdirkan untuk menjadi gembala-gembala sepertimana Kristus adalah seorang
gembala. Ini digariskan di dalam Roma 8:17. Dari sini, kita dapat simpulkan bahawa ianya tanggungjawab
kita sekarang untuk belajar bagaimana menjadi seorang gembala sepertimana Yesus adalah seorang
gembala.

Dalam ertikata sebenar, tugas-tugas asas seorang pengurus ladang dari segi menjaga binatang ternakannya
terletak pada dua kategori utama; pemberian makanan dan air; melindungi dan menyembuh. Ini pernah, dan
masih adalah, tugas para gembala. Pemberian makanan kepada domba merupakan tanggungjawab terpenting
gembala.

Alkitab jelas tentang peranan gembala. Gembala haruslah mencari padang rumput serta air untuk
kawanannya (Mazmur 23:3; Yehezkiel 34:2,9,13).

Tugas utama Kristus adalah memberi makan kepada dombanya. Kita ketahui ini daripada Yohanes 21:15-
17. Kristus tegas mengenai pemberian makanan kawanan dombanya. Di sinilah pelayanan diperintahkan
untuk menyebarkan firman kebenaran sepertimana yang dinyatakan Alkitab. Sepertimana gembala-gembala
yang baik diwajibkan memupuk kawanan, begitu juga para pelayan [jemaat] diwajibkan menyebarkan
kebenaran itu sebagai penyubur kawanan umat. Jika kita tidak mengajar kebenaran yang diperintahkan
Tuhan, kita adalah seumpama pencuri (Yohanes 10:1; 10:10).

Pencuri tersebut sedia ada di situ untuk menipu serta mencuri mahkota kita agar kita tidak bersama dengan
Kristus di dalam kebangkitan pertama itu dan dengan itu melepaskan kedudukan kita sebagai sebahagian
daripada umat-umat pilihan.

Tugas terbesar seorang gembala adalah perlindungan kawanan dombanya. Hari ini, kita mempunyai
kemudahan teknologi seperti bahan-bahan pemagaran, senapang untuk membunuh binatang-binatang liar,
lampu sorot untuk memeriksa binatang-binatang itu pada waktu malam dan suatu dunia yang mempunyai
lebih ramai penduduk dengan sempadan-sempadan tetap di dalam suatu sistem yang lebih tersusun.

 
Sewaktu zaman-zaman Alkitab, pada setiap malam para gembala akan memimpin kambing domba ke dalam
kandang (Kejadian 31:39; 1Samuel 17:34). Gua-gua juga digunakan sebagai kandang (Yesaya 24:3). Pintu
masuk gua-gua tersebut biasanya dijaga oleh gembala itu sendiri (Yohanes 10:7,9).

Perintah jelas yang kita ada adalah untuk menggembalakan domba-domba Tuhan. Kita dihakimi menurut
bagaimana kita menjaga kepentingan sesama sendiri, sebagai gembala dan sebagai domba. Setiap satu kita
adalah gembala dan juga domba. Marilah kita mengasihi sesama sendiri sepertimana gembala kita mengasihi
kita.

KARAKTER KEHIDUPAN KRISTEN: DOMBA DI TENGAH-TENGAH SERIGALA

Matius 10:16-25

Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik
seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan
menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan
karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi
mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah
kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan
dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh
Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh,
demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan
akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang
bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.

Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah
datang. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah
bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama
seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.
Prinsip keselamatan

Hari ini, kita melanjutkan pembahasan Firman Allah di Matius 10:16-31. Di pesan yang lalu kita telah
melihat apa artinya menjadi layak; kita melihat bahwa kelayakan adalah anugrah Tuhan yang memampukan
kita menerima berkat keselamatan Allah. Kita juga melihat di ayat-ayat 11-13 bahwa mereka yang tidak
layak tidak akan menerima berkat. Sekalipun berkat itu sudah diucapkan para murid disuruh untuk
mengambilnya kembali jika ternyata orang yang menerima itu terbukti tidak layak. "Salammu itu kembali
kepadamu," perintah Yesus pada mereka. Ini adalah peringatan keras bagi kita.

Anda mungkin sudah berada di sini dan berkat Allah siap untuk diberikan kepada Anda, akan tetapi jika
Anda terbukti tidak layak, Anda bukan sekadar tidak menerimanya, tetapi apa yang sudah diberikan akan
diambil dari Anda. Ini berarti bahwa kemurahan dan kasih karunia Allah itu diberikan kepada Anda secara
cuma-cuma tetapi jika Anda tidak layak, maka apa yang pernah diberikan akan diambil kembali dari Anda.
Itu adalah kata-kata dari Yesus, bukan dari saya. Demikianlah perintah-Nya, "Sekalipun engkau telah
mengucapkan salammu kepadanya, salammu itu akan kembali padamu jika mereka tidak layak." Karena itu
sangatlah penting bagi kita untuk memahami apa itu sikap yang layak di hadapan Allah.

Pada Hari Penghakiman nanti, akan ada banyak orang Kristen yang mendapati dirinya berada di sisi yang
salah. Banyak dari ajaran Tuhan yang memperingatkan kita akan pokok ini. Bacalah baik-baik
perumpamaan tentang hamba yang tidak mau mengampuni. Hamba yang tidak mau mengampuni ini
sebenarnya telah diampuni hutangnya yang berjumlah sangat besar. Akan tetapi karena dia menolak untuk
mengampuni hutang temannya yang hanya berjumlah kecil, hutangnya yang tadinya telah diampuni
kemudian dibebankan lagi kepadanya kembali. Dengan kata lain, pengampunan telah ditarik kembali
darinya. Pertimbangkanlah hal ini, hutangnya sendiri telah diampuni, akan tetapi karena terbukti bahwa dia
tidak layak menerima pengampunan itu, dia lalu dituntut untuk melunasi segenap hutangnya.

Ini adalah firman yang keras yang sangat tidak nyaman di telinga kita. Anda mungkin tidak suka
mendengarkannya akan tetapi inilah ajaran dari Tuhan, bukan dari saya. Saya tidak punya kewenangan
untuk mengubah gambarannya. Akan tetapi banyak orang Kristen sekarang ini yang tampaknya mengira
bahwa mereka berwenang untuk mengubahnya. Tetapi jika kita berbicara tentang kebenaran sebagaimana
yang Tuhan ajarkan, kita yang dipermasalahkan. Akan tetapi saya tidak akan goyah dalam menyatakan
kebenaran. Jadi saya ingatkan sekali lagi tentang ajaran Yesus - damai sejahtera-Nya, keselamatan-Nya akan
datang kepada Anda akan tetapi Anda harus terbukti layak untuk itu. Itulah faktanya.

Di pesan yang lalu tentang hal kelayakan, saya menyampaikan tentang ilustrasi nyata dari pengalaman John
Sung tentang seorang penatua di sebuah gereja yang meminta didoakan. Penatua yang menyimpan dosa di
dalam hidupnya memintanya John Sung untuk mendoakan kakinya yang lumpuh. Dan kali pertama John
Sung berdoa baginya, dia tidak sembuh. Doa yang kedua kalinya bukan sekadar tidak menyembuhkannya
tetapi ia malah jatuh mati! Walaupun setelah itu John Sung membangkitkan dia kembali, akan tetapi kakinya
yang lumpuh itu tidak sembuh. Karena dia tidak layak, dia tidak bisa menerima berkat dari Allah. Orang itu
bukan sekadar tidak menerima berkat, tetapi dia bahkan hampir masuk ke dalam kutuk; dia nyaris
kehilangan nyawanya!

Ilustrasi di atas memberikan kita satu peringatan yang keras: jangan main-main dengan Allah yang hidup.
Allah adalah Allah yang hidup. Berhati-hatilah jika Anda berurusan dengan-Nya. Kebaikan-Nya tidak
terbatas, akan tetapi kekerasan-Nya juga sangat hebat. Kekerasan-Nya sangat hebat terhadap mereka yang
menginginkan berkat dari Tuhan tapi tetap mau bertahan di dalam dosa. Seperti yang kita lihat di dalam
Roma 11:22, kemurahan Allah diimbangi dengan kekerasan-Nya terhadap mereka yang bertahan di dalam
dosa.

Mengebaskan debu: membebaskan si pemberita dari tanggungjawab ketika Injil ditolak

Di ayat-ayat 14 dan 15, Yesus berkata bahwa jika seseorang tidak menerimamu, maka kebaskanlah debu
dari kakimu. Apakah artinya? Itu adalah tanda bahwa tidak ada lagi hubungan di antara Anda dengan orang
itu. Saya tidak punya kaitan apa-apa lagi denganmu. Saya bahkan tidak mau kaki saya terkena debu dari
rumahmu dan juga dari jalan-jalanmu.

Lalu apa arti dari putusnya hubungan ini? Ini berarti mulai dari sekarang saya tidak bertanggungjawab atas
apa yang akan terjadi padamu. Saya telah berseru kepada Anda untuk bertobat. Saya telah menyampaikan
panggilan untuk menerima keselamatan Allah, tetapi kamu tidak mau menerima kabar baik ini, maka saya
tidak lagi bertanggung jawab atas dirimu karena kamu telah menolak Injil. Itulah makna simbolik dari
mengebaskan debu di ayat 14.

Semua ini menunjukkan kepada kita bahwa karakter Allah sangtalah seimbang. Ada orang yang selalu
membayangkan Allah sebagai pribadi yang sangat menyayangi dan tidak dapat bertindak keras. Ada juga
yang membayangkan Allah sebagai pribadi yang sangat keras dan tidak tahu bagaimana mengasihi. Akan
tetapi Allah adalah keduanya karena Dia adalah kasih dan kekudusan sekaligus. Allah adalah Pribadi yang
seimbang, tidak seperti kepribadian manusia yang cenderung berat ke satu sisi. Di dalam Allah kekerasan
atau perlunya kekudusan itu selalu diimbangi oleh kasih yang sempurna. Anda tidak akan menemukan
pribadi semacam ini di dunia. Demikianlah, Allah sangat peduli dengan keselamatan kita sehingga Dia
memperingatkan kita tentang apa akibatnya jika kita tidak menerima keselamatan itu. Dia memberitahu kita
bahwa menerima atau menolak kasih-Nya bukanlah tanpa akibatnya. Meninggalkan kasih Allah atau
berpaling dari kasih Allah berarti kita akan binasa di dalam dosa.

Di zaman ini, seorang penginjil berada dalam posisi yang sangat menentukan. Orang dapat melihat besarnya
kasih Allah dan juga melihat betapa mengerikannya dosa itu. Dosa pasti akan membinasakan Anda, sama
halnya dengan penyakit kanker, dan di sini ada Dokter Agung yang dengan senang hati ingin menolong
Anda. Jika saya mengasihi Anda, saya akan mengungkapkan kasih saya sama dengan cara Allah
menyatakan diri-Nya. Saya akan berkata kepada Anda, "Datanglah kepada Dokter Agung ini dan Dia akan
menyembuhkan kanker Anda. Tetapi jika Anda tidak mau datang, izinkan saya untuk memperingatkan
Anda, saya tidak bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi pada Anda. Anda akan binasa oleh kanker
Anda. Anda akan mati dalam kepedihan yang tak terkirakan. Saya mohon agar Anda percaya akan apa yang
saya katakan. Semua itu tidak perlu terjadi atas diri Anda. Datanglah kepada Allah dan Dia akan
menyembuhkan penyakit Anda."

Saya harus mengatakan keduanya. Saya harus berkata, "Datanglah kepada Allah dan sembuhlah. Tetapi jika
Anda tidak datang kepada Allah, maka Anda akan binasa di dalam penderitaan." Dan saya akan melakukan
segala sesuatu untuk menarik perhatian Anda akan persoalan ini. Saya akan melakukan semua yang harus
saya lakukan untuk menanamkan ke benak Anda tentang akibat yang mengerikan dari penolakan Anda.

Hal inilah yang sedang dikerjakan oleh para murid. Mereka sedang berkata kepada orang-orang,
"Bertobatlah. Jika kamu tidak bertobat, akibatnya sangatlah mengerikan. Aku tidak bertanggung jawab lagi.
Aku telah membersihkan debu dari kakiku." Mengebaskan debu bukan berarti bahwa mulai sekarang, saya
tidak mau peduli lagi dengan Anda. Maknanya adalah bahwa saya tidak bertanggung jawab lagi. Saya
sangat peduli pada Anda akan tetapi saya tidak bisa bertanggung jawab atas penyakit Anda karena tanggung
jawab itu terletak di tangan Anda sendiri. Inilah cara menginjili yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-
Nya.

Seandainya saja para penginjil zaman sekarang bisa menginjil dengan rasa tanggung jawab seperti itu! Ini
sebabnya mengapa saya tidak bisa mengentengkan persoalan di saat saya sedang memberitakan Injil. Jika
saya menyampaikan sesuatu yang tidak benar kepada Anda, maka tanggung jawab atas keadaan Anda di
masa kekal nanti berada di tangan saya. Jadi saya harus menyampaikan kebenaran kepada Anda sekalipun
Anda tidak suka mendengarkannya. Seorang dokter akan tetap berkata kepada Anda, "Anda mengidap
kanker," sekalipun Anda mungkin tidak ingin mendengarnya. Sukacita apa yang didapat dari menyampaikan
hal semacam itu? Seperti doktor itu, saya harus menyampaikan kebenaran kepada Anda. Saya tidak mau
merayu orang masuk gereja dengan menyampaikan kepada mereka hal-hal yang mau mereka dengarkan
saja. Saya tidak ingin menginjili dengan muslihat ataupun tipuan karena pada Hari itu, saya harus
pertanggung jawabkan semuanya kepada Allah yang hidup, bukannya kepada Anda. Bagaimana saya akan
menjawab jika Dia bertanya, "Mengapa tidak kau sampaikan kebenaran sebagaimana yang telah
Kuperintahkan padamu?" Kita harus selalu menginjil dengan penuh tanggung jawab.

Pikirkanlah tanggung jawab Anda kepada orang lain: Anda tahu penyakit yang sedang membuat orang-
orang sekarat di luar sana; Anda tahu jawaban bagi penyakit tersebut; Anda tahu siapa yang bisa
menyembuhkan mereka; jika mereka binasa tanpa sempat Anda beritahu, maka siapakah yang bertanggung
jawab atas kebinasaan mereka itu? Bagaimana jika teman sekolah Anda, atau teman di kantor Anda berkata
kepada Anda di Hari Penghakiman, "Mengapa engkau yang tahu tentang penyembuhan bagi penyakitku,
ternyata tidak pernah memberitahukan kepadaku jalan bagi kesembuhanku? Kau tidak pernah
memberitahukan bahwa Yesus bisa menyembuhkanku. Engkau tahu bahwa aku akan binasa di dalam dosa,
tetapi engkau tidak pernah memberitahukan kepadaku?" Bagaimana perasaan Anda pada Hari itu? Debunya
akan ada di sepatu Anda. Dia berhak menuntut Anda: "Bukti bahwa terdapat debu di sepatumu adalah bukti
bahwa engkau mengenalku. Dan haruskah aku binasa walaupun aku tidak pernah menolak Injil? Aku tidak
pernah menolaknya karena aku tidak pernah tahu tentang Injil." Bagaimana perasaan Anda pada hari itu?
Inilah makna penting dari debu di kaki Anda itu. Mengebaskan debu berarti membebaskan seseorang dari
tanggungjawab.

Orang-orang Kristen harus layak bagi kasih karunia keselamatan Allah

Saya telah menyampaikan kebenaran kepada mereka yang berkata, "Tak peduli seperti apapun cara hidupku,
betapa berdosanya aku, aku akan tetap selamat." Orang-orang Kristen ini akan mendengar dari Tuhan nanti,
"Aku tidak kenal siapa kamu. Menjauhlah dariKu," Orang-orang ini tidak akan memiliki klaim ke atas saya.
Saya sudah memperingatkan mereka bahwa hal ini akan terjadi. Saya sudah memberitakan Firman Yesus
Kristus. Jadi saya peringatkan sekali lagi: jadilah layak bagi kasih karunia keselamatan-Nya.

Kata 'layak' muncul sebanyak 41 kali di dalam Perjanjian Baru, dan sebagian besar muncul di dalam surat-
surat Paulus. Paulus sudah berulang kali berkata, "Aku minta agar kalian menjalani hidup yang layak bagi
Injil, agar kalian orang-orang Kristen tidak mempermalukan Injil Yesus Kristus"? Apakah Anda pikir bahwa
di saat Paulus memperingatkan mereka, maka maksudnya adalah, "Nah, jika kalian menjalani hidup yang
tidak layak bagi Injil, hal itu tidak menjadi masalah, jangan khawatir"? Ini sama sekali bukan maksud
Paulus! Paulus sedang memperingatkan, "Jika kalian tidak hidup layak bagi Injil, maka kalian akan
menghadapi masalah besar dengan Allah!"

Tetapi di zaman sekarang ini, Gereja dipenuhi oleh orang-orang yang percaya bahwa mereka boleh hidup
sesuka hati mereka dan sekali mereka diselamatkan maka mereka akan tetap selamat. Mereka boleh berbuat
dosa sebanyak yang mereka mau, dan tidak akan ada masalah. Dan saya adalah orang yang menyampaikan
hal yang berbeda. Bukalah Alkitab Anda, dan biarlah mereka yang berkeyakinan seperti itu membantah saya
dengan fakta-fakta dari Alkitab.

Namun sekalipun mereka tidak membuka Alkitabnya, saya benar-benar tidak bisa memahami bahwa mereka
bisa membayangkan bahwa Allah akan mengizinkan orang-orang Kristen untuk hidup sesuka hati mereka,
untuk berbuat dosa sebanyak yang mereka mau dan akan tetap diselamatkan. Allah macam apakah yang
Anda percayai itu? Allah macam apakah yang Anda imani itu? Apakah Anda ingin memberitahu saya
bahwa Dia akan memasukkan orang non-Kristen ke neraka akibat dosa-dosa mereka tetapi akan tetap
menyelamatkan orang Kristen tanpa peduli akan dosa-dosa mereka? Tak heran jika orang-orang non-Kristen
berkata bahwa orang-orang Kristen hanya membualkan omong kosong saja. Allah semacam itu tidak layak
untuk dipercayai. Dan seluruh simpati saya dalam hal ini tertuju pada orang non-Kristen.
Izinkan saya untuk menyakinkan orang non-Kristen bahwa Allah adalah Allah yang adil. Jika orang Kristen
berbuat dosa, maka Dia akan menghukum orang Kristen. Dan Dia akan menghukum orang Kristen sama
kerasnya dengan orang non-Kristen, bahkan lebih keras lagi. Orang tidak memperoleh surat izin untuk
berbuat dosa karena ia seorang Kristen. Yesus menyatakan hal itu dengan sangat jelas.

Karakter kehidupan Kristen

Dalam sisa waktu selanjutnya, kita akan melihat pengajaran Tuhan tentang karakter kehidupan Kristen.
Sekarang ini, cara Injil diberitakan begitu ngawur sehingga orang bingung apa sebenarnya seorang Kristen.
Lalu orang non-Kristen berkata, "Nah, aku menjalani hidup sebaik orang Kristen. Untuk apa aku menjadi
orang Kristen?" Pertanyaan yang bagus! Dan apakah tanggapan dari orang Kristen? Mereka mengajukan
alasan yang lemah, "Nah, caraku menjalani hidup bukanlah masalah. Ini semua bergantung pada kemurahan
dan kasih karunia Allah."

Jika demikian, lalu apa artinya dilahirkan kembali? Apa artinya menjadi ciptaan baru jika Anda masih
berada dalam belenggu dosa seperti sebelumnya? Bagaimana mungkin Anda menjadi ciptaan baru kalau
Anda sendiri tidak lebih baik daripada orang non-Kristen? Atau kalau Anda masih egois, mementingkan diri
sendiri, dan sama angkuhnya dengan Anda yang dahulu? Dan Anda berkata bahwa Anda adalah ciptaan
baru? Apa kemuliaan yang Allah dapatkan dari ciptaan baru semacam ini?

Tetapi apa yang akan Anda lihat dari dalam Kitab Suci sangatlah berbeda. Yesus mau agar orang mengamati
Anda dan melihat kualitas hidup Anda dan memberi kemuliaan bagi Allah. Kasih karunia dari Allah tidak
memperkenankan Anda untuk terus berbuat dosa. Kasih karunia dari Allah adalah agar Anda diubah dan
mampu mengalahkan dosa. Jika tidak, dengan cara apa lagi Gereja dapat menjadi terang bagi dunia?
Pertimbangkanlah hal ini: bukan sekadar tidak benar bahwa orang Kristen itu sama saja dengan keadaannya
yang dahulu, tetapi pengajaran Yesus menggambarkan betapa berbedanya seseorang itu setelah ia menjadi
seorang Kristen yang sejati. Dan jika Anda adalah orang Kristen sejati, seharusnya Anda tahu itu.

Apakah Dunia melihat kuasa keselamatan Allah? 

Izinkan saya menyampaikan sebuah cerita kepada Anda. Ada seseorang yang memiliki banyak padang
gembalaan, lalu ada segerombolan serigala datang dan menyerobot padang-padang gembalaan tersebut. Para
serigala itu menyukai lahan ini dan menetap di sana. Nah, orang ini lalu mencari jalan untuk membebaskan
padang gembalaannya dari kawanan serigala itu. Setelah memikirkan hal tersebut, dia lalu mengambil
keputusan. Dia mengumpulkan sekawanan domba dan mengutus mereka ke tengah-tengah serigala, dia
berharap dengan cara ini ia bisa menjinakkan serigala dan mendorong mereka keluar sehingga dia bisa
menguasai lagi padang gembalaannya. Menurut Anda, apa yang akan terjadi pada domba-domba ini ketika
mereka pergi ke tengah-tengah serigala? Nah, para serigala itu akan mengepung domba-domba dan mulai
mencabik dan memangsa mereka. Dan setelah memakan sebagian domba, ada beberapa serigala yang
menjadi jinak dan sangat lembut. Dan banyak serigala itu yang mengalami perubahan.  

Bagaimana Anda menilai cerita ini? Cerita yang sangat konyol! Saya tidak pernah mendengar hal yang
seaneh ini! Bukan itu caranya untuk menangani serigala. Anda tidak mengirimkan domba-domba ke tengah-
tengah serigala! Nah, hal itulah yang dikerjakan oleh Yesus. "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke
tengah-tengah serigala." Anda mungkin berkata, "Wah, ini sungguh luar biasa! Apa sebetulnya yang sedang
Yesus kerjakan?" Kita begitu terbiasa sekadar mendengarkan kalilmat ini sehingga karakter yang luar biasa
dari kata-kata tersebut luput dari telinga kita. 

Nah, jika Anda ingin mengatasi gerombolan serigala tersebut, hal terakhir yang akan Anda lakukan adalah
mengutus domba ke tengah-tengah mereka. Mungkin Anda akan mengirim beberapa harimau atau singa ke
tengah-tengah mereka, bukannya domba. Serigala adalah hewan yang buas dan bahkan harimau atau singa
juga akan kesulitan jika berhadapan dengan mereka, karena mereka menyerang secara berkelompok. Macan
tutul sekalipun enggan untuk berada terlalu dekat dengan kawanan serigala. Jadi, jika hewan-hewan yang
sangat kuat saja akan kesulitan mengatasi serigala, apakah gunanya mengutus domba ke tengah-tengah
mereka? Tentunya, dilihat dari sudut pandang manusia ini adalah hal paling bodoh yang dapat dilakukan.

Seharusnya Yesus berkata, "Aku akan mengubah kalian menjadi sekawanan singa." Dan tidak akan ada
banyak kesulitan bagi singa untuk menghadapi serigala. Nah, jika kita bisa mengubah orang menjadi singa
atau harimau, saya yakin inilah hal yang akan kita katakan, "Aku akan menjadikan kamu singa-singa yang
perkasa dan kalian akan mengelilingi dunia dan menaklukkannya." Pernahkah terlintas di dalam benak
manusia untuk melawan serigala dengan mengandalkan domba? Tentunya, Anda akan berkata, "Mengutus
domba ke tengah-tengah serigala sama saja dengan mengirim mereka pada kematian yang sudah pasti."  

Apa yang dapat kita pahami dari ajaran ini? Bagaimana kita bisa memahami hal semacam ini? Akankah
berhasil? Menurut perhitungan manusia, saya pikir Anda tidak perlu menjadi seorang jenius untuk melihat
bahwa tindakan ini akan gagal. Cara Yesus mengerjakan sesuatu pasti akan gagal! Oh, kita sangat cerdik!
Kita merasa bahwa kita lebih tahu cara yang lebih baik: "Kamu tidak bisa mengerjakan hal itu dengan cara
seperti ini. Tunggu sampai aku turun tangan. Aku akan mengatasi masalah itu dengan senjata lengkap."

Seringkali di dalam sejarah Gereja, Gereja memandang dirinya lebih pandai daripada Yesus. Jika Anda
belum belajar tentang sejarah Gereja, Anda perlu melakukannya sewaktu-waktu. Kadang-kadang hal itu
cukup untuk membuat Anda menangis. Di tengah Gereja, akan selalu ada orang yang mengira bahwa dia
lebih pandai daripada Yesus, begitu menurut perkiraan mereka. Maaf kalau saya sampai berkata seperti itu,
tetapi hal ini juga merupakan peringatan bagi diri saya sendiri juga agar saya sendiri tidak memandang diri
ini terlalu pandai.
Karena kepandaian kita, lalu kita memutuskan untuk menghadapi dunia dengan pedang. Kita berkata,
"Laskar Kristen bangkit!" Pikirkanlah, jika suatu hari nanti kita semua orang Kristen bangkit sebagai satu
angkatan perang, astaga! Tak akan ada angkatan perang yang sanggup menghadapi kita. Kita kumpulkan
semua orang Kristen dan mempersenjatai mereka dengan senapan mesin. Kita akan berbaris maju dan
menyapu semua angkatan perang karena mungkin jumlah kita sekitar 100 juta orang. Tak ada angkatan
perang yang sanggup menghadapi kita. Sekalipun kita berperang secara gerilya di setiap negara, tak akan
ada angkatan perang yang sanggup menghadapi kita.

Dan di dalam sejarah, Gereja berkata, "Mari, kita akan memerangi musuh dengan pedang!" Dan prajurit
perang salib lalu mengibarkan panji bergambar salib, dan mereka maju bertempur di dalam nama Allah.
Nah, kita perlu memaafkan kelakuan orang-orang itu, mereka telah lalai. Mereka tidak diajar oleh Firman
Allah. Sangat banyak pertempuran berdarah yang terjadi atas nama salib karena orang-orang bodoh ini, yang
tidak mengerti ajaran Yesus lalu mereka dengan ceroboh maju berperang dan mempermalukan nama-Nya!
Mereka berkata, "Mustahil! Engkau tak akan bisa menghadapi serigala dengan domba!" Demikianlah, para
domba kemudian memutuskan untuk menjadi serigala juga, mengadu taring dan pedang. Setiap kali kita
tidak mengikuti ajaran Yesus, kita akan menghadapi masalah. Akan tetapi memang sangat susah mengikuti
ajaran Yesus karena memang sangat mustahil! Dia mengutus domba untuk melawan serigala. Bagi manusia,
ini adalah hal yang mustahil.

Yesus mengajar kita untuk melakukan hal yang tak masuk akal itu karena di saat domba menaklukkan
serigala, maka kemuliaan itu buat Allah, bukan buat domba. Singa bisa membunuh serigala bukanlah hal
yang mengejutkan. Kemuliaan itu buat singa. Serigala bisa membunuh serigala lainnya juga tidak terlalu
mengejutkan. Kemuliaan itu bagi serigala pemenang. Akan tetapi, hal domba dapat mengalahkan serigala
tidak pernah terjadi di dalam sejarah manusia! Dan inilah hal yang ingin Yesus lakukan. Saat domba
berangkat dan menaklukkan serigala, setiap mata akan memandang terbelalak! Jika Anda menyaksikan
domba mengalahkan serigala, saya pikir Anda akan terbelalak kagum! Anda akan berkata, "Mustahil! Hal
ini hanya dapat dilakukan dengan kuasa Allah!" Itulah pokok utama Injil.

Jika kita, sebagai Gereja, bisa menghantam dunia sebagai serigala melawan serigala, itu bukanlah suatu
kejutan. Jika para tentara perang salib bisa mengalahkan pasukan Muslim, apanya yang mengejutkan? Akan
tetapi jika domba bisa mengalahkan serigala, itu baru mukjizat! Hanya dengan cara itu kita dapat melihat
apa yang Allah kerjakan! Kita belum sampai pada pemahaman bahwa rencana Allah menaklukkan dunia
akan dijalankan dengan kuasa-Nya dan bukan dengan kekuatan kita! Itulah hal yang ingin dikerjakan oleh
Yesus yaitu untuk membuat dunia melihat mukjizat.

Semakin dimangsa semakin bertambah jumlah domba

Yesus juga akan menunjukkan mukjizat lainnya: semakin dimangsa akan semakin bertambah jumlah domba.
Hal itulah yang disaksikan oleh Kekaisaran Roma. Mereka tak dapat mempercayai apa yang mereka
saksikan! Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk menjelajahi seluruh kekaisaran Roma yang merupakan
kerajaan terbesar di dunia saat itu dengan angkatan perang yang tak terkalahkan. Pasukan Roma
memperoleh kemenangan di mana-mana. Para serigala ini tidak terkalahkan oleh siapapun. (Lambang kota
Roma adalah gambar seekor serigala yang sedang menyusui beberapa bayi.)

Dan Yesus mengutus domba-domba itu ke tengah-tengah serigala. Kekaisaran Roma memang mampu untuk
membinasakan domba-domba itu. Mereka membunuh banyak orang Kristen akan tetapi mukjizat terus
terjadi. Semakin banyak domba (orang Kristen) yang mereka bunuh, semakin meningkat jumlah domba.
Kemudian dunia melihat keajaiban! Serigala tunduk kepada domba, pada abad ke-4, kaisar Roma,
Konstantin, menyerahkan pedangnya pada Gereja dan berkata bahwa Gereja telah menaklukkannya.
Serigala dikalahkan oleh domba! Pernahkah Anda mendengar hal yang seajaib itu? Begitu banyak serigala
yang diubah oleh kuasa Allah dan menjadi domba. Gereja mula-mula tidak pernah mengangkat pedang
melawan Kekaisaran Roma. Akan tetapi, Gereja mengalahkan Kekaisaran Roma dalam waktu 300 tahun, hal
yang tidak dapat dicapai oleh musuh duniawi Roma. Bukankah ini suatu hal yang istimewa?

Kebodohan Allah lebih cerdik dari kepandaian manusia

Apakah Anda pikir ajaran Yesus itu suatu kebodohan? Dengarlah ucapan dari rasul Paulus di dalam 1
Korintus 1:25. Di sana dia berkata, "Yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia."
Apakah Anda pikir bahwa Allah itu sangat bodoh? Nah, kebodohan-Nya jauh lebih cerdik daripada
kepandaian Anda. Saya bermegah di dalam Injil justru karena ia adalah sesuatu hal yang tak pernah
terbayangkan oleh manusia. Injil adalah sesuatu yang tak mungkin diciptakan oleh manusia karena tak
mungkin terlintas di dalam benak manusia untuk mengerjakan hal tersebut dengan cara ini. Tak ada satu
manusia pun di dunia ini yang mau membayangkan akan melakukan apa yang Tuhan lakukan. Tak satu
manusia pun yang bermimpi untuk mengutus domba ke tengah-tengah serigala untuk menaklukkan para
serigala itu. Jika Anda punya mata untuk melihat, maka Anda bisa melihat bahwa Injil itu berasal dari Allah;
bahwa manusia tak akan pernah berpikir seperti itu karena baginya hal itu adalah mustahil untuk
menjalankan hal ini. Akan tetapi, justru inilah yang Allah kerjakan, hal yang dinilai manusia sebagai yang
mustahil.

Orang Kristen berbeda dari orang non-Kristen seperti domba berbeda dari serigala

Inilah ajaran Yesus: orang Kristen berbeda dari orang non-Kristen seperti domba berbeda dari serigala.
Akan tetapi ada yang berkata bahwa menjadi orang Kristen hanya sekadar masalah menerima kasih karunia
dari Allah. Tidak ada perbedaan yang mendasar dengan orang non-Kristen. Ini adalah suatu penyangkalan
terhadap ajaran Yesus. Dia berkata, "Dulu kamu adalah serigala tetapi sekarang Aku telah mengubahmu:
kamu telah menjadi manusia baru; kamu telah menjadi domba." Tak ada penjelasan yang lebih tepat untuk
menggambarkan sistem duniawi ini selain dari menggambarkannya memakai istilah gerombolan serigala.
Saya tidak punya waktu untuk menjelaskan tentang masyarakat serigala, akan tetapi jika Anda membaca
artikel dari ensiklopedia tentang serigala, Anda akan tertegun melihat kemiripan di antara masyarakat
manusia dan kehidupan kelompok serigala. Anda akan melihat bahwa serigala, sama seperti manusia,
bekerja secara berkelompok. Mereka bukan makhluk individual. Mereka senang mengelompok; mereka
senang berkumpul bersama. Kekuatan mereka terletak pada kelompok. Dan di dalam kelompok ini, ada
seekor serigala yang menjadi pemimpin. Bagaimana Pemimpin itu dipilih? Dia harus bertarung untuk
membuktikan bahwa ia serigala yang paling kuat, paling licik dan paling agresif di dalam kelompok itu.

Jadi kita melihat bahwa hal itu mirip dengan masyarakat kita, ada yang berkuasa dan ada yang harus tunduk.
Nah, serigala tidak selalu saling membunuh. Mereka bergabung dalam kelompok mereka untuk melawan
kelompok yang lain, sama seperti manusia, bangsa melawan bangsa. Dalam semua aspek ini, mereka sangat
mirip dengan manusia duniawi.

Namun ketika kita sudah menjadi Kristen, Yesus mengubah karakter kita. Dari karakter serigala yang egois
dan agresif, kita diubah menjadi karakter domba yang lemah lembut dan mengasihi. Kita menjadi serupa
dengan Anak Domba Allah. Yesus selalu digambarkan sebagai Anak Domba Allah karena Dia adalah
Pribadi yang lemah lembut dan memberi diri.

Hal lain yang perlu kita perhatikan lagi adalah bahwa perubahan ini dikerjakan oleh kuasa Allah. Anda tidak
akan bisa mengubah karakter seseorang tanpa kuasa Allah. Itulah kemuliaan Injil. Ia tidak sekadar menyuruh
Anda untuk menjadi religius, menjadi baik dan sebagainya, akan tetapi Injil memberitahu kita bahwa kita
akan diubah oleh kuasa Allah.

Memang mudah menyuruh orang menjadi orang yang baik dan ramah, tetapi jika itu bukan wataknya, ia
tidak akan dapat melakukannya. Sama halnya dengan memberitahu seorang narapidana yang berada di
dalam penjara, yang telah merampok dan membunuh, "Kamu tidak seharusnya melaukan semua itu."
Nasehat ini tidak ada gunanya buat dia. Hanya jika penjahat itu diubah baru dia dapat menjadi orang yang
baik. Percuma saja memberi dia banyak nasehat. Saya kenal seorang penjahat di New York. Saya melihat
bagaimana dia diubahkan secara total dan menjadi manusia baru. Jika Anda mendengar penjahat itu
menyampaikan kesaksiannya, Anda akan berkata, "Tuhan, sungguh ajaib jalan-Mu! Serigala berubah
menjadi domba!"

Namun sebelum Anda bisa diubah, Anda sendiri harus punya hasrat untuk diubah. Ada banyak orang yang
mencintai cara hidup serigala. Mereka senang berkeliling menggigit orang; hal itu menyenangkan mereka
dan mereka menikmatinya. Jika mereka sendiri yang digigit, jelas mereka tidak suka itu. Akan tetapi
memang banyak orang yang sangat mirip dengan serigala dan nyaman dalam sifat serigala mereka itu.

Siapa yang dapat menikmati keadaan menjadi domba? Setiap orang menginjak kepala Anda. Jika Anda
punya taring yang tajam, Anda akan berkata, "Kalau kamu gigit aku, akan kutunjukkan seberapa tajam
taringku. Panjangnya sekitar dua inci. Kalau kamu ganggu aku, akan kutunjukkan kekuatanku." Namun
domba, hewan malang ini tidak bisa berbuat seperti itu! Tidak. Aku tidak mau menjadi domba. Sama sekali
tidak ada pertahanan! Setidaknya sebagai serigala aku punya dua taring. Kalau aku menjadi orang Kristen,
aku akan kehilangan taringku! Apa yang akan terjadi jika aku menjadi domba? Jadi, kita semua lebih suka
menjadi serigala.

Mengapa kita ingin berubah? Menurut Anda, apakah alasannya? Saya mendapati bahwa sebelum kita
melihat kemuliaan Allah dalam rupa Yesus Kristus, kita tak akan pernah mau berubah. Sebelum saya
melihat pesona Yesus, saya sangat senang menjadi serigala. Namun ketika saya melihat Anak Domba Allah
di dalam pesona-Nya, dan ketika saya melihat wajah serigala saya di cermin, dengan taring-taring besar dan
panjang yang mencuat keluar, saya benar-benar merasa malu dengan taring-taring saya itu. Taring saya
begitu jelek. Dan saya melihat betapa cantiknya Anak Domba itu.

Anak Domba memiliki kuasa yang besar

Mungkin Anda akan berkata, "Baiklah, kedengarannya bagus. Tetapi yang kita bicarakan ini bukan masalah
kecantikan. Ini masalah kekuatan." Jika demikian halnya, maka Anda masih belum memahami kuasa Anak
Domba. Kita akan melihatnya sebentar lagi.

Mari kita perhatikan kata-kata luar biasa di dalam Wahyu 17:14 yang menyebutkan, "...Anak Domba akan
mengalahkan mereka..." Kita melihat kuasa Anak Domba. Tahukah Anda kuasa Anak Domba?

Wahyu pasal 17 berbicara tentang beberapa binatang yang sangat mengerikan, binatang yang sangat besar
kuasanya. Binatang-binatang yang mengerikan itu melambangkan negara-negara yang sangat berkuasa. Lalu
ada juga Anti-Kris, tokoh yang sangat berkuasa. Para musuh, binatang-binatang yang sangat kuat ini,
ditaklukkan oleh Anak Domba. Itu berarti bahwa menjadi anak domba itu bukanlah menjadi lemah tanpa
kekuatan. Menjadi anak domba berarti memiliki kuasa Allah di dalam hidup Anda. Inilah poin yang harus
Anda pahami. Serigala melambangkan kekuatan duniawi, kuasa duniawi, kuasa Roma, kekuatan pedang,
kekuatan senjata. Itulah kekuatan duniawi. Serigala melambangkan kekuatan semcam itu.

Tetapi domba mewakili kuasa Allah di dalam dunia. Hal inilah yang tidak disadari oleh mereka. Jadi
pilihannya adalah apakah Anda mau memiliki kuasa duniawi atau kuasa Allah. Domba itu sangatlah
berkuasa. Anda sekarang dapat mengerti mengapa Yesus berkata, "Aku mengutusmu sebagai anak-anak
domba ke tengah-tengah serigala." Namun kita yang duniawi berkata, "Tidak ada harapan menang! Ini
tindakan yang mustahil!" Memang mustahil jika dilihat dari sudut pandang manusia.

Tetapi Yesus berkata, "Aku memberimu kuasa." Apakah Anda memperhatikan hal itu di saat kita membaca
Matius 10:27? Dia memberi mereka kuasa yang maha besar. Dia melengkapi mereka dengan kuasa untuk
menyembuhkan di ayat 8. Dia memberi mereka kuasa mengatasi kuasa setan-setan. Dia berkata, "Aku
memberimu kuasa yang mengatasi kuasa musuh." Bahkan kuasa untuk membangkitkan orang mati! Itulah
kuasa Allah, bukan kuasa manusia. Anda adalah anak domba dan Anda baru bisa memiliki kuasa itu jika
Anda menjadi anak domba.

Selama Anda masih serigala, Allah tidak akan pernah memberi Anda kuasa-Nya. Tetapi jika Anda bersedia
menjadi domba, Dia akan melengkapi Anda dengan kuasa-Nya. Jadi ini bukanlah domba-domba yang
berkeliaran tanpa arah di tengah-tengah serigala. Mereka itu adalah domba-domba Allah dan kuasa Allah
ada pada mereka. Dan Allah menjaga mereka. Itu sebabnya mengapa di akhir bagian ini dikatakan bahwa
bahkan rambut di kepala Anda terhitung di hadapan-Nya. Allah menjaga Anda. John Chrysostom, pengajar
besar di gereja mula-mula berkata, "Tuhan adalah Gembala dan Gembala memimpin domba, bukannya
serigala." Jika Anda masih serigala, Dia bukanlah Gembala Anda. Hanya jika Anda adalah domba maka Dia
menjadi Gembala Anda.

Kekristenan bukanlah tempat pelarian

Perhatikanlah poin yang lain lagi: Yesus berkata, "Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah
serigala." Bukan sekadar ke sekitar tempat tinggal serigala, melainkan Anda diutus langsung ke tengah-
tengah serigala. Menjadi seorang Kristen bukanlah semacam pelarian. Jika Anda berpikir bahwa menjadi
orang Kristen itu adalah semacam pelarian dari masalah-masalah Anda di dunia, maka Anda datang ke
tempat yang salah.

Tempat bagi orang Kristen bukan ketika Anda duduk di gereja terisolasi dari dunia luar, atau ketika Anda
sedang dalam kelompok persekutuan Anda. Anda baru berfungsi sebagai orang Kristen ketika Anda berada
di kampus atau di kantor Anda. Di sanalah Anda mulai berfungsi sebagai orang Kristen. Anda baru
berfungsi sebagai orang Kristen ketika Anda berada di tengah-tengah musuh; bukannya di tengah-tengah
para kawan. Tidak mudah menjadi orang Kristen.

Apa artinya menjadi domba?

Seperti apa karakter domba itu? Domba, seperti yang Anda ketahui, dipersembahkan sebagai korban
persembahan. Mengapa Yesus disebut sebagai Anak Domba Allah? Karena Dia akan mempersembahkan
diri-Nya sebagai korban penebus dosa dunia. Mengapa kita disebut domba seperti Dia? Karena Anda dan
saya akan dikorbankan. Kita semua, akan dikorbankan jika kita ingin berfungsi sebagai orang Kristen.

Siapkah Anda menjadi korban persembahan? Jangan menjadi domba kalau Anda tidak mau dikorbankan.
Domba memang hewan korban. Adakah orang yang berkata bahwa menjadi orang Kristen itu mudah? Jika
saya tidak mau dijadikan korban, maka saya tidak akan mau membuang-buang waktu saya dengan menjadi
orang Kristen. Karena saya hanya akan menjadi pengunjung gereja saja. Saya hanya akan menjadi orang
yang religius saja. Saya hanya akan menjadi salah satu orang religius penganut salah satu agama di dunia.
Itu bukanlah panggilan yang Yesus berikan kepada kita. Perhatikanlah baik-baik untuk apa Yesus
memanggil kita. Dia memanggil kita untuk menjadi domba. Tanyakanlah pada diri Anda: apa yang akan
terjadi pada domba-domba yang pergi ke tengah-tengah kawanan serigala? Kebanyakan dari mereka akan
mati.

Beberapa dari antara kita memang bersedia untuk mati. Beberapa dari antara kita, seperti Paulus, bersedia
untuk dikorbankan sebagai persembahan. Dan kematian kita terjadi lewat berbagai macam cara. Kita tidak
sekadar mati secara jasmani. Lagi pula, tidak ada yang istimewa dengan hal tersebut. Kita semua akan mati,
Kristen atau non-Kristen. Jadi menghadapi kematian bukanlah suatu kemuliaan yang besar. Yang penting
adalah kesediaan untuk mati bagi Dia bukan hanya secara jasmani. Bagaimanapun juga, mati lebih mudah
ketimbang menjalani hidup sebagai persembahan yang hidup.

Pikirkan tentang hidup sebagai persembahan yang hidup, yaitu hidup di tengah-tengah serigala. Hanya
diperlukan satu atau dua detik bagi domba tersebut untuk mengalami kematian. Serigala-serigala itu hanya
perlu menggigit leher Anda dan memutuskan urat nadi Anda, maka berakhirlah semuanya! Akan tetapi
hidup sebagai domba di tengah-tengah serigala, setiap kali Anda menoleh maka yang Anda lihat adalah
serigala lain yang sedang memelototi Anda, setiap saat Anda merasa seolah-oleh taring mereka siap
menghunjam, saya pikir hidup bagi Kristus jelas lebih berat ketimbang mati bagi Kristus. Banyak dari antara
kita yang akan berhasil menjadi martir, akan tetapi tidak akan banyak yang berhasil hidup bagi Kristus. Dan
apa yang menjadi panggilan Yesus bagi kita adalah menjalani hidup yang penuh pengorbanan sebagai
seorang murid, di mana kita bersedia untuk pergi ke dunia dengan dilengkapi oleh kuasa-Nya tetapi juga
dengan kesiapan untuk menderita.

Kita harus menerima konsekuensi berada di tengah dunia sebagai domba

Sekarang perhatikanlah bahwa tidak disebutkan bahwa Tuhan berjanji untuk melepaskan kita dari
penderitaan dan kematian. Dia tidak menjanjikan hal itu. Namun hal yang memalukan adalah ketika seorang
Kristen mengalami penderitaan, ia akan mengeluh dan menggerutu. Orang-orang ini sangat memalukan
Gereja Kristus! Mereka menggerutu mengapa Allah berlaku seperti itu kepada mereka, mengapa keluarga
mereka tidak sejahtera, mengapa neneknya sakit-sakitan dan sebagainya. Mereka adalah noda bagi Gereja!
Perhatikanlah ajaran Tuhan. Tak sekalipun Dia menjanjikan untuk menyelamatkan domba-domba-Nya dari
penderitaan dan kematian. Malah Dia berkata, "Kamu akan menderita. Aku mengutus kamu untuk
menderita. Dan beberapa dari antara kamu akan mati." Malahan, Dia menyampaikan hal itu lebih dari sekali.

Di dalam Lukas 21:16 Dia berkata, "...dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh." Dia
menyampaikan kepada mereka secara gamblang. Dia berkata, "Aku tidak akan menyembunyikan kebenaran
darimu. Aku mengutus kamu untuk menderita. Jika kamu tidak mau menderita, jangan jadi murid-Ku."
Inilah alasan mengapa Dia sering berkata di dalam pengajaran-Nya, Barangsiapa tidak memikul salibnya
dan mengikut Aku, dia tidak dapat menjadi muridKu. "Aku beritahu yang sebenarnya kepadamu. Kalau
kamu tidak mau memikul salibmu, kalau kamu tidak mau menderita; jikamu tidak bersedia mati, kamu tidak
dapat menjadi muridKu." Dan ketika penderitaan itu datang, Dia tidak menjanjikan untuk mengeluarkan
Anda dari penderitaan itu.

Jika saya berdiri di depan regu tembak, Tuhan tidak berkata, "Aku akan menyuruh malaikat berdiri
menghadang peluru-peluru itu agar tidak mengenaimu." Sudah pasti, peluru-peluru itu akan menembus
tubuh saya, dan saya siap untuk itu. Jika saya tidak siap untuk itu, maka saya, tidak akan menjadi orang
Kristen, saya tidak mau menjadi orang Kristen gampangan. Saya tidak mau menjadi 50% Kristen, karena
Allah tidak menerima orang Kristen semacam itu, jadi saya tidak mau membuang-buang waktu. Pilihannya
adalah semua atau tidak sama sekali.

Demikianlah, Allah tidak berjanji untuk melepaskan saya dari kematian. Jadi jika saya menjadi orang
Kristen dan saya menjadi domba, saya akan berangkat dengan kesadaran bahwa penderitaan akan menimpa
saya dan saya bersedia menerimanya. Nah, ucapan Yesus ini ditujukan bukan hanya kepada yang 12 orang
dan bukan juga hanya kepada yang 72 orang itu, tetapi kepada semua murid-Nya. Sabda yang sama Dia
sampaikan kepada semua murid-Nya, "Pikullah salibmu dan melangkahlah bersamaKu." Jadi kita harus
berangkat ke dunia ini sebagai domba.

Jangan takut menderita

Yesus berkata, "Jangan takut" sebanyak tiga kali di ayat 26, 28 dan 31. Dia tahu bahwa domba-domba akan
ketakutan. Paulus berkata, "Apakah aku tidak lemah?" Tentu saja saya lemah. Apakah saya tidak takut pada
gigi-gigi serigala? Apakah saya tidak takut nanti punggung saya dikoyak? Saya juga merasa kesakitan sama
seperti orang lain. Apakah saya tidak ketakutan ketika berhadapan dengan moncong senjata? Akan tetapi
Yesus berkata, "Jangan takut." Bukan saja Dia tidak berjanji melepaskan mereka dari kematian, Dia juga
menyuruh kita untuk tidak takut. Di dalam ayat 28, "Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat
membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa." Jika Anda perlu merasa takut, maka takutlah
kepada Allah karena Dia dapat membinasakan tubuh dan jiwa di dalam neraka. Janganlah takut pada
kawanan serigala. Mereka bisa membinasakan tubuh Anda dan tak lebih dari itu saja. Tetapi takutlah kepada
Allah! Dia tidak sekadar bisa membinasakan tubuh Anda, melainkan juga jiwa Anda. Itulah hal yang akan
terjadi pada para serigala. Dan segenap isi Alkitab mengingatkan kita bahwa kita ini adalah domba-domba di
tengah kawanan serigala.

Di dalam Kisah 14:22, rasul Paulus mengingatkan para murid bahwa mereka harus melewati banyak
kesukaran sebelum masuk ke dalam Kerajaan Allah. Hal ini bukan karena Allah ingin agar kita menderita
atau karena Dia senang melihat kita menderita, melainkan karena karakter dunia itulah yang membuat kita
pasti menderita. Jadi ingatlah bahwa bukan karena Allah ingin kita menderita atau Dia senang melihat kita
menderita. Dia berkata, "Seperti inilah dunia. Dunia ini adalah dunia para serigala. Karena mereka adalah
serigala dan kalian adalah domba, kalian telah diubah, kalian akan menderita." Tetapi perhatikanlah hal ini:
Apa tujuan dari penderitaan kita? Inilah tugas mulia bagi kita! Tugas kita adalah menggenapkan pekerjaan
besar Allah di dunia. Dan satu-satunya cara bagi kita untuk menyelesaikannya adalah dengan menjadi
domba.

Bersediakah Anda menjadi domba yang menderita?

Terakhir kita akan melihat bagaimana Allah melakukan penaklukkan lewat domba-domba. Sama seperti
ketika Allah menaklukkan Kekaisaran Roma lewat Gereja, Dia juga akan menjungkir-balikkan dunia ini
melalui kita. Gereja akan menjungkirbalikkan dunia melalui penderitaan dan kematian. Persis seperti yang
Yesus katakan di dalam Yohanes 12:24, jika benih tidak mati, maka ia akan tetap sendiri saja, tetapi jika
benih itu mati, maka ia akan menghasilkan banyak buah. Demikianlah orang-orang Roma menyiksa dan
membunuh orang Kristen. Dan semakin banyak yang mereka bunuh, semakin banyak yang menjadi Kristen.
Mereka mendapati bahwa kuasa Allah sedang diwujudkan melalui domba-domba itu.

Dan ada satu hal lagi. Paulus berkata di dalam Filipi 3:10, "...dan persekutuan dalam penderitaan-Nya." Dan
di dalam Filipi 1:29, dia berkata, "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada
Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia." Demikianlah, di dalam penderitaan kita beroleh
persekutuan dengan Yesus. Kemudian kita mengalami kuasa-Nya, yaitu kuasa Anak Domba. Ada begitu
banyak orang Kristen tanpa kuasa sekarang ini karena mereka masih belum menjadi domba. Dan karena
mereka masih belum menjadi domba, maka mereka belum memperoleh persekutuan dengan Anak Domba.
Anak Domba hanya bersekutu dengan para domba, bukannya dengan serigala. Akibatnya para serigala tidak
mengalami kuasa Allah.

Di Filipi 3:10, Paulus berkata, "Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan
persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,."
Bersediakah Anda menjadi korban persembahan? Bersediakah Anda menjadi domba-Nya? Bersediakah
Anda memikul salib Anda? Dengan kata lain, bersediakah Anda menjadi orang Kristen, yaitu seorang murid
sejati? Jika bersedia, maka Anda akan mengalami kuasa ajaib dari Allah dan menjadi alat-Nya, yaitu domba-
Nya, untuk menaklukkan serigala. Itu adalah suatu keajaiban yang besar!
Belajar kepada Domba
Kenapa kita perlu belajar pada domba ? Domba disebutkan pada Mat 25:31-46

Tuhan pilih domba – pasti ada pengertian penting didalamnya

31  "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia,

maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 32  Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di

hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala

memisahkan domba dari kambing, 33  dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan

kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 34  Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-

Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia

dijadikan. 35  Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum;

ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 36  ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian;

ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 37  Maka orang-orang

benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau

makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 38  Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing,

dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 39  Bilamanakah kami

melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 40  Dan Raja itu akan menjawab mereka:

Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku

yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 41  Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di

sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal

yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42  Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku

makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43  ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku

tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu

tidak melawat Aku. 44  Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau

lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani

Engkau? 45  Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak

kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 46  Dan

mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

Belajar pd domba   -Nov  2006  


REFERENSI

 Domba jika mau dipindah , Kita hrs persiapkan kandang yg bersih

     krn sifat domba suka kebersihan , kalau tidak biasanya domba tsb akan

     stress  Lambang : Menjaga kekudusan

2) Domba adalah umat gembalaan .

    Lambang : Kristen yg tak suka keluyuran  - berdiam pada gereja lokal

    Maz 95:7  Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan
tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!

3) Domba mempunyai karakter suka dipangku oleh gembalanya :

    Lambang : Suka ber saat teduh .

    Yes 40:11  Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya

dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-

hati.

4) Domba selalu tahu & dengar-dengaran thd suara gembalanya

    Lambang : Dapat mendengar suara Tuhan – ciri khas Kristen domba

    Yoh 10:16  Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu
harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu

kawanan dengan satu gembala.

5) Saat digunting bulunya di tempat pembantaian : domba tak mau buka mulutnya

    Lambang : Dlm kesesakan – emosinya terkontrol

   Yes 53:7  Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti
anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang

menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. 


5 KARAKTER DOMBA 
1) Menjaga bulunya tetap putih

2) Suka digembalakan

3) Suka digendong

4) Mengetahui komando gembalanya

5) Sikapnya Tenang jika dekat dgn gembalanya

Belajar pd domba   -Nov  2006  

REFERENSI

Luk 6:45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan

orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang

diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

Yak 3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam

perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. 3  Kita

mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita

dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. 4  Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan

digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak

jurumudi. 5  Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan

perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. 6 

Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-

anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan

kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka. 7  Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta

binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat

manusia, 8  tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas,

yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. 9  Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita;
dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 10  dari mulut yang satu

keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. 11  Adakah sumber

memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

Maz 38:14  ya, aku ini seperti orang yang tuli tidak mendengar, yang tak ada bantahan dalam

mulutnya. 15   Sebab kepada-Mu, ya TUHAN, aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya

Tuhan, Allahku.

Yes 42:19  Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh?

Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN?

I Pet 3:9   dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki,

tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk

memperoleh berkat. Sebab: 10  "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia

harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. 11  Ia

harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha

mendapatkannya. 

Karakter ke Lima : Sikap tenang  


*) Sikap yg tenang : tercermin dari mulut kita

    Sebab : Perkataan merupakan cermin Roh kita  ( Luk 6:45)

                  Perkataan lambang Penguasaan diri ( Yak 3:2)

                  Berlagak tuli terhadapa kesesakan ( Maz 38:14) ( Yes 42:19)

                     Suka berdamai dgn org yg menganiaya ( I Pet 3:9-11) 


 

Belajar pd domba   -Nov  2006  


Sekali-sekali perhatikanlah domba. Binatang ini sedemikian penting eksistensinya. Dari berbagai kisah
kaum padri dan pendidikan agama, kita ketahui, domba dipilih Tuhan sebagai hewan kurban pengganti nabi
Ismail alaihissalam. Perisnya, ketika nabi Ibrahim, memperoleh perintah Ilahi melaksanakan kurban,
mengekspresikan takwa kepada-Nya.

Dari kisah para padri dan kitab suci, kita juga memperoleh informasi ihwal keberadaan domba dalam
konteks keberadaan Isa alaihissalam dan Rasulullah Muhammad SAW. Kedua insan utama ini, mengalami
proses ‘leadership training course’ menjadi para penggembala domba.

Kalau mau dipikir-pikir, sangat relevan, ketika domba menjadi obyek proses pelatihan kepemimpinan. Tidak
hanya karena domba dicipta Tuhan sebagai potret makhluk Tuhan yang ngeyel, juga karena domba
seringkali dijadikan sebagai metafora makhluk Tuhan yang mudah diadu, dijerumuskan ke dalam konflik.

Mau tahu bagaimana ngeyel-nya domba? Cobalah sekali-sekali ajak domba ke sungai untuk dimandikan -
kalau perlu pakai sabun mandi paling mahal yang pernah dipakai manusia –, pasti dia akan ngeyel. Kakinya
akan kukuh kuat mempertahankan diri, untuk ‘ogah dimandikan’ meski hal itu untuk kepentingan mencapai
kualifikasi diri sebagai makhluk yang bersih.  Domba akan menolak dimandikan. Dia lebih suka dengan bau
tak sedap alias prengus, melekat di tubuhnya.

Tapi, coba lepaskan domba di padang lepas. Boleh padang savana, padang rumput yang hijau, atau bebaskan
dia sesuka hati masuk ke kebun tetangga, domba akan senang dan bersukacita. Tak hanya rumput dan
dedaunan hijau yang akan dilahapnya. Tanaman paling bergengsi dan mahal harganya - misalnya pohon
gelombang cinta atau Jemani — pun akan dia lahap dengan suka cita.

Lantas, bawalah domba ke arena pertarungan adu domba, seperti yang biasa dilakukan sejumlah orang di
tatar Garut atau Sumedang. Ukh… dengan sukacita domba-domba akan pasang badan, menyediakan batok
kepala dan tanduknya untuk tarung.

Mengurus domba sebagaimana pernah dilakukan Isa AS dan Muhammad SAW, sesudah direnungkan lebih
dalam, memang merupakan bagian dari proses leadership yang luar biasa. Paling tidak, sebagai tolok ukur
pertama mengurus dan memimpin manusia. Saya bisa menerima pandangan yang menyatakan, bahwa
menjadi gembala domba, merupakan bagian dari skenario Tuhan untuk menggembala manusia.

Dalam banyak hal, karakter domba ditemukan pada manusia. Enggan dengan yang bersih-bersih alias
enggan berfikir - bersikap - bertindak positif, ngeyel, dan mudah dijerumuskan ke kubangan friksi dan
konflik.. Karena, itu wajar sekali bila lagu Adu Domba karya Rhoma Irama, sangat populer dan mampu
mendulang rupiah selama bertahun-tahun. Bahkan Camelia Malik mendendangkannya dengan sangat
atraktif. Padahal, manusia diciptakan Tuhan sebagai ‘sebaik-baiknya makhluk’, yang harus hidup tidak
hanya berdasarkan naluri dan indria belaka.
Manusia diciptakan Tuhan sebagai khalifah-Nya di atas muka bumi. Karena itu, kepada manusia, Ia
memberikan tugas dan fungsi gembala (leadership) yang sedemikian terhormat. Manusia tak boleh
merendahkan dirinya sebagai domba, karena mengubah fungsi dari gembala menjadi domba, sama halnya
dengan penghinaan atas eksistensi manusia sebagai masterpiece ciptaan Tuhan. Dalam konteks ini, kita
menempatkan mereka yang terbiasa atau gemar meng-”adu domba”, sebagai bagian dari kaum yang anti
kemanusiaan.

Sebagai manusia, sebagai gembala, kita tak boleh terjebak, meski hanya sekejap, pada situasi atau kondisi
dehumanitas semacam itu. Untuk itu pula, kita tak boleh menjadi para ‘domba’.

Nasihat 
*) Saat ada kesesakan :

     Larilah kepada Tuhan , biarlah kamu digendong  oleh DIA

     Hatimu akan percaya bhw Tuhan selalu menyertaimu 


 

REFERENSI

Maz 56:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari

Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat.  Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak

aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku!

 Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan

sombong.

 Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;

 kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang

dapat dilakukan manusia terhadap aku?

 Sepanjang hari mereka mengacaukan perkaraku; mereka senantiasa bermaksud jahat terhadap aku.

 Mereka mau menyerbu, mereka mengintip, mengamat-amati langkahku, seperti orang-orang yang ingin

mencabut nyawaku.

 Apakah mereka dapat luput dengan kejahatan mereka? Runtuhkanlah bangsa-bangsa dengan murka-Mu,

ya Allah!
 Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah

semuanya telah Kaudaftarkan?

 Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku yakin, bahwa Allah memihak kepadaku.

 Kepada Allah, firman-Nya kupuji, kepada TUHAN, firman-Nya kupuji,

 kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?

 Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan korban syukur akan kubayar kepada-Mu.

 Sebab Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, bahkan menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung;

maka aku boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

 I Am The Way
 Yoh 13:13-!4:14

 Sungguh menarik melihat claim yang dibuat oleh Tuhan Yesus semasa
 pelayananNya di bumi ini. Salah satunya ialah pada saat Ia berkata, "I am
 the Way..." Kalimat ini keluar dari mulut Tuhan kita pada saat
 murid-muridNya sedang gelisah (14:1). Mereka gelisah karena sebentar lagi
 mereka akan ditinggalkan oleh Guru mereka.

 Yesus berkata Dia akan pergi ke rumah Bapa untuk menyediakan
 tempat bagi mereka. Bahkan Dia berjanji Dia akan datang kembali menjemput
 mereka dan membawa mereka ke sana. Satu janji yang luar biasa! Saya
 tertegun ketika membaca janji ini. Saya percaya Yesus mempersiapkan tempat
 bagi saya. Doa saya kiranya Tuhan juga mempersiapkan saya
 mulai dari sekarang untuk memasuki tempat yang kudus itu.

 Lalu Tomas dengan polosnya bertanya, "Tuhan, bagaimana kami pergi
 ke sana kalau kami tidak tahu ke mana engkau pergi?" Pertanyaan ini
 mendapat jawaban yang menurut saya ada di luar dugaan Tomas. "Akulah
 jalan" demikian jawab Yesus. Disinilah Yesus menguatkan iman
 murid-muridNya. Disinilah esensi dari iman. Percaya Yesus karena SIAPA Dia
 - Mesias, Tuhan, Jalan, dll - bukan karena APA yang Dia lakukan.
 Penting untuk mengingat bahwa Yesus bukan hanya pergi ke suatu tempat yang
 bernama surga. Dia akan pergi ke satu pribadi, Allah Bapa. Seluruh
 pelayanan Yesus adalah untuk menunjukkan dan membawa orang kepada Bapa.

 Pada saat kita memikirkan Yesus sebagai "the Way". Ada beberapa hal
 menarik yang dapat kita renungkan

 1. Bahwa Dia bukan hanya Jalan menuju ke surga dan untuk lepas dari
 neraka.Tetapi Dia adalah Jalan untuk mengenal dan mempunyai hubungan dengan
 Bapa di surga. Dimana bedanya? Jika kita menganggap Yesus hanya jalan
 menuju ke surga, berarti kita melihat hubungan dengan Tuhan sebagai
 sesuatu yang terjadi di masa depan dan tidak dapat kita nikmati saat ini.
 Padahal pada momen kita mengambil keputusan menerima Yesus, pada momen
 itulah kita memulai satu hubungan yang baru dengan Tuhan.

 2. Dia bukan salah satu jalan menuju ke surga. Dia SATU-SATUNYA Jalan.
 Inilah yang mungkin membuat kita kecut hati untuk penginjilan. Yesus
 satu-satunya Jalan? Seorang mengatakan, Jangan kuatir. Katakan saja Yesus
 satu-satunya Jalan. Toh bukan kita yang mengatakan. Itu claim Yesus sendiri.
 Kalau Dia berani mengatakan, tentu ada sesuatu yang berbeda yang terdapat
 pada Manusia ini yang tidak dimiliki oleh pemimpin agama lain. (For
 further reference, read "More Than A Carpenter" by Josh McDowell)

 3. Dia bukan si penunjuk jalan. Dia Jalan itu sendiri. Ini sungguh
 berbeda. Pemimpin agama lain berusaha untuk menunjukkan jalan menuju
 kekekalan namun mereka sendiri belum tahu ke sana. Yesus lain. Dia Jalan
 itu sendiri. Dia tahu tempat itu. Dia berasal dari Bapa. Dialah yang
 memberi jaminan pasti.

 Adakah di antara kita yang belum mengetahui Jalan itu?


 I Am The Good Shepherd
 Yohanes 10:1-33

 Setelah Yesus mengatakan, "Akulah pintu", Dia meneruskan perumpamaanNya
 dengan membuat satu claim lagi dengan "Akulah Gembala yang baik" Jika kita
 membaca nats Alkitab di atas, kita akan memahami sifat kebergantungan
 total dari domba-domba terhadap gembala mereka. Domba adalah binatang yang
 bodoh dan penurut. Kalau kita dapat melepaskan burung dara bermile-mile
 jauhnya dari rumah kita dan ia dapat pulang, tidak demikian halnya dengan
 domba. Coba lepaskan satu domba beberapa belas meter saja dan ia tidak
 akan pernah bisa pulang.

 Domba tidak pernah tahu dimana ada air yang tenang atau makanan yang
 segar. Dia tidak tahu dimana ada bahaya mengancam. Jikalau bahaya
 tiba-tiba datang, mereka akan segera binasa karena mereka tidak mempunyai
 perlindungan diri (ular punya bisa, anjing bergigi tajam, dsb) dan tidak
 mempunyai sense adanya bahaya. Mereka sangat lemah. Kalau dipikir-pikir,
 karakter domba ini mirip sama dengan manusia. Di jaman ini, kita sulit
 membedakan mana yang bahaya mana yang tidak. Kalau kita mau jujur
 mengakui, kita lemah. Dan kita juga bergantung total kepada Gembala kita.

 Yesus lalu membedakan diriNya dengan orang upahan yang menjaga domba.
 Orang upahan ini hanya tertarik pada gaji yang mereka akan terima, bukan
 pada kawanan domba yang dijaganya. Para gembala pada jaman perjanjian lama
 pun berani mengambil resiko untuk menyelamatkan dombanya. Daud adalah
 salah satu contoh. Apabila datang singa atau beruang yang hendak menerkam
 dombanya, maka Daud dengan berani "mengejar, menghajar, dan melepaskan
 domba itu dari mulutnya." (1 Sam 17:34) Namun bedanya dengan Yesus, Daud
 tentu berharap dia dapat bertahan hidup melawan binatang buas itu. Tapi
 Yesus berkata, "Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya"
 (ay 11). Bahaya dan "serigala" jenis apakah yang mengancam hidup kita?
 Jangan lupa, Tuhan adalah Gembala kita, yang akan melindungi kita dengan
 caraNya yang unik. Kita akan merasa aman dan tidak kekurangan (Mzm 23)

 Di ayat 16, Yesus menyebutkan adanya "domba-domba lain". Namun Ia akan
 menuntun mereka juga supaya menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
 Inilah berita sukacita. Berita keselamatan tidak lagi hanya diberikan
 kepada orang Yahudi, namun kepada setiap suku bangsa. "Domba-domba lain"
 inilah saudara-saudara kita yang belum mengenal Tuhan Yesus. Yang kepada
 mereka Yesus akan menuntun juga. Ia ingin semua manusia diselamatkan.
 "...karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya
 semua orang berbalik dan bertobat" (2 Petrus 3:9b) Inilah hati Allah kita.

 Satu hal yang indah dari nats ini adalah hubungan interaksi antara si
 gembala dan domba-dombanya. Si gembala "memanggil domba-dombanya
 masing-masing menurut namanya dan domba-domba mengenal suaranya" (ay 4-5).
 Sungguh saya merasa ada hubungan yang hangat dan intim di antara mereka.
 Yang menjadi pertanyaan, bagaimana mereka dapat membedakan suara gembala
 mereka dan suaraorang asing? Rupanya mereka mengenali suara gembala mereka
 melalui komunikasi yang terjadi setiap hari. Si gembala memanggil nama
 mereka dan menuntun mereka keluar. Semakin mereka dekat dengan si gembala,
 semakin mereka kenal dengan suaranya.

 Dunia kita dengan teknologi yang semakin canggih membuat kita sulit untuk
 tetap mendengar suara Tuhan. Suara TV, radio, computer, professor, partner
 business, boss, pacar, dan bahkan kekasih kita mungkin dapat mengalihkan
 perhatian kita dari suara Tuhan. Kalau kawanan domba itu semakin kenal
 suara si gembala karena mereka makin dekat, demikian juga dengan kita
 halnya. Dekat dengan Tuhan. Itulah kuncinya bagi kita untuk peka akan
 suaraNya.

You might also like