You are on page 1of 6

BAB IV

HUKUM-HUKUM TERMODINAMIKA

Pada bab ini akan dibahas tentang Hukum-hukum Termodinamika, dan beberapa soal
tang terkait dengan hukum-hukum tersebut. Pada termodinamika, terdapat 4 hukum yang
berlaku secara universal , yaitu :

4.1. Hukum Termodinamika ke-0

Hukum termodinamika ke-0 menjelaskan kesetimbangan termal berlaku universal,


dengan kata lain apapun zat atau materi benda akan memiliki kesetimbangan termal bila
disatukan atau dicampur. Untuk menuju kesetimbangan termal memerlukan waktu yang
berbeda-beda setiap sistem

“Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka
berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain”

Contoh : Es massanya 2 kg bersuhu -3oC dicampur dengan air 4 kg bersuhu 90oC, maka kedua
zat tersebut akan mencapai kesetimbangan thermal pada suhu tertentu. (lihat sub bab Azaz
Black).

Gambar 4.1 Skema Hukum termodinamika ke Nol

1
Gambar 4.2. Perumpamaan hukum Termodinamika ke Nol

4.2. Hukum Termodinamika I

Hukum Termodinamika 1 sering disebut sebagai Hukum Kekekalan Energi. Kata “


kekekalan ini bisa diganti kesetaraan “. Arti lainnya, adalah Jumlah energi sebelum dan
sesudah proses termodinamika adalah tetap.

Gambar 4.3 Skema alat percobaan Joule untuk kesetaraan Kalor dan Usaha (work)

Ketika benda bermassa m dilepas, maka akan menghasilkan usaha, usaha ini akan
memutar blde yang ada di dalam tabung, karena blede berputar, maka fluida yang ada di dalam
tambung temperaturnya naik yang berarti ada energi panas (Q) yang masuk.

2
“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan hanya bisa diubah
bentuknya saja”

“ Jumlah Energi sebelum dan sesudah proses, jumlahnya TETAP, hanya mungkin berubah
bentuknya “

Contoh yang sering dipakai untuk kasus ini adalah proses pembakan bahan bakar
dalam torak silinder. Ketika terjadi proses pembakaran/ledakan dalam torak silinder adalah :
ada energi panas bahan bakar yang masuk (Q) , akibat ledakan ini piston terdorong dari arah
TMA kearah TMB (W) , disamping ledakan bahan bakar bisa mendorong piston , bahan bakar
juga memanasi sekelilingnya, berarti energi-dalam naik (ΔU)
Persamaan matematik yang menjelaskan hukum ini, yaitu:

Q = W + ΔU (4-1)

Misalnya : 100 J (energi panas) = 80 J ( work) + 20 J (energi panas)

Dimana Q adalah energi panas yang diterima/dilepas (J), W adalah energi/usaha (work)
(J), dan ΔU adalah perubahan energi-dalam (J). J adalah satuan internasional untuk energi atau
usaha, yaitu Joule. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh energi panas atau
kalor yang diterima atau dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditambahkan dengan
perubahan energi-dalam.

Dalam perhitungan, nilia : Q , ΔU dan W bisa positip atau negatip, gambar dibawah
ini akan menerangkan apa srti dari nilai positp atau negatip.

Gambar 4.4. Makna dari (+) dan (-) pada rumus hukum Termodinamika I ( Ralat untuk
gambar di atas, Sistem menerima Usaha W nya bertanda negatif)

3
Gambar 4.5. Kerja (work) yang dilakukan oleh energi ledakan bahan bakar

4
4. 3. Hukum Termodinamika II

Hukum II termodinamika menunjukkan kondisi alami dari alur kalor suatu objek
dengan sistem.

“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin; kalor tidak akan
mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa dilakukan usaha”

“ Orang tidak mungkin bisa membuat suatu mesin, yang bekerja dari suhu rendah ke suhu
tanpa usaha apa-apa “

Juga bisa diartikan : Suatu sistem mekanikal, misalnya sistem transmisi, bila diberi
energi 100 kJ, maka sistem tersebut, tidak mungkin bisa mengeluarkan energi lebih besar dari
100 kJ. Aplikasi dari hukum ini sering dipakai untuk menjelaskan venomena yang terjadi pada
pompa dan turbin (yang akan dibahas pada Bab Siklus Rankine.

4.4. Hukum Termodinamika III

“Entropi dari suatu kristal sempurna pada temperature absolut nol atau (-273 oC) adalah
sama dengan nol,”

Pada suhu nol absolut (0 oK) atau -273oC, tidak hanya entrophi (s) , tetapi juga
entalphinya (h) sama dengan nol. Masih ingat suhu absolut dan suhu relative / ukur. ?
Contoh : Suhu benda diukur dengan thermometer menunjukkan suhu 40 oC, maka berapkah
suhu relatifnya dan suhu absolutnya.
Jawab : suhu relatifnya adalah 40 oC dan suhu absolutnya adalah 313 oK

Soal-soal
1. a. Gambarkan sebuah sistem torak-silinder yang didalamnya ada Q masuk dan W keluar.
b. Bila nergi masuk sebesar 300 kkal dan usaha keluar sebesar 240 kkal, berapa kenaikan
energi-dalamya, dan berapa efisiensi proses tersebut.

2. Pada sebuah sistem Torak-silinder. Energi masuk sebesar 300 kkal dan usaha keluar sebesar
240 kkal, berapa kenaikan energi-dalamya. Dan berapa efisiensi proses tersebut.

3. a. Gambarkan sebuah sistem torak-silinder yang didalamnya ada Q masuk dan W keluar.
b. Bila nergi masuk sebesar 300 kkal dan usaha keluar sebesar 240 kkal, berapa kenaikan

5
energi-dalamya, dan berapa efisiensi proses tersebut.

You might also like