You are on page 1of 14

STANDAR OPERASI PROSEDUR

RENCANA EKSEKUSI PROYEK

Doc. No:
NTI/OPS/P/001

DISIAPKAN OLEH DISETUJUI OLEH


Nama : Didik S Nama : Edwin L
Posisi : Manajer Operasional Posisi : Direktur Utama
Tanggal : 20 Januari 2021 Tanggal : 20 Januari 2021
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 2 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

CATATAN REVISI

No.Hal Rev Deskripsi Revisi Pemeriksa Tanggal


STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 3 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

DAFTAR ISI

CATATAN REVISI ..................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
2. TUJUAN .............................................................................................................. 4
3. RUANG LINGKUP ............................................................................................... 4
4. DASAR HUKUM DAN REFERENSI .................................................................... 4
5. PENANGGUNG JAWAB...................................................................................... 5
6. RENCANA STRATEGIS KONSTRUKSI .............................................................. 6
7. JADWAL IMPLEMENTASI KONSTRUKSI ........................................................... 6
8. IMPLEMENTASI PEKERJAAN PIPA ................................................................... 7
9. KONTROL PERENCANAAN DAN PENJADWALAN ........................................... 9
10. KONTROL TENAGA KERJA ............................................................................... 9
11. KONTROL KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN ............................................... 9
12. KONTROL MATERIAL ........................................................................................ 9
13. KONTROL PERALATAN KONTRUKSI.............................................................. 10
14. HUBUNGAN MASYARAKAT ............................................................................. 10
15. PENGATURAN LALU LINTAS DAN SOSIALISASI ........................................... 10
16. PRECOMMISSIONING DAN TESTING ............................................................. 13
17. COMMISSIONING ............................................................................................. 13
18. MASA PEMELIHARAAN ................................................................................... 13
19. PERIZINAN ....................................................................................................... 13
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 4 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

1. PENDAHULUAN
Tujuan dari dokumen ini untuk memastikan proyek konstruksi pipa penyaluran gas
berjalan dengan aman, memenuhi persyaratan dan sesuai jadwal. Teknik dan
peralatan konstruksi yang baik akan digunakan agar konstruksi dapat berjalan secara
efisien dan efektif.
Faktor keselamatan sangat diutamakan di konstruksi ini. Regulasi dan prosedur
keamanan akan diaplikasikan keseluruh pekerja di lokasi proyek.
Tahap konstruksi akan berdasarkan prioritas. Metode percepatan konstruksi akan
diberikan prioritas utama untuk meminimalkan pengaruh pekerjaan antar disiplin.
Metode ini akan terintegrasi dalam kegiatan pengadaan dan konstruksi, kami juga
akan mengintegrasikan metode “dari belakang ke depan” dalam kegiatan
penjadwalan. Metodologi ini diharapkan dapat memastikan progress sesuai jadwal
baik tahap konstruksi, instalasi, pre-commissioning, commissioning dan start up.

2. TUJUAN
Tujuan dari pedoman ini adalah sebagai dasar melakukan pekerjaan konstruksi
diproyek agar dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi berjalan sesuai dengan
prosedur, spesifikasi, dan aspek keselamatan.

3. RUANG LINGKUP
Pedoman ini digunakan pada pekerjaan konstruksi PT Naenty Teknologi Indonesia.

4. DASAR HUKUM DAN REFERENSI


 Keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor 84.K/38/DJM/1998
tentang Pedoman dan Tata Cara Pemeriksaan Keselamatan Kerja Atas Instalasi,
Peralatan dan Teknik Yang Dipergunakan Dalam Usaha Pertambangan Minyak
dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi.
 Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997
tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi
 SNI 3474:2009, Sistem Penyaluran dan Distribusi Pipa Gas.
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 5 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

5. PENANGGUNG JAWAB
5.1 Project Manager
Project Manager memiliki tanggung jawab secara keseluruhan termasuk: Pekerjaan
Engineering, Pengadaan, Konstruksi, Precommissioning, Commissioning, dan
Pekerjaan terkait seperti perencanaan, implementasi, scheduling, budgeting, dan
pelaporan. Akan berdiskusi dengan para manager.
Tanggung jawabnya mencakup:
- Kontrak sesuai dengan persyaratan kontrak
- Rencana anggaran pelaksanaan proyek, semua jadwal pelaksanaan dan kontrol
seluruh kegiatan proyek
- Menjadi penghubung dan berkomunikasi dengan KLIEN
- Menghadiri rapat progress proyek
- Melapor dan bertanggung jawab kepada KLIEN
5.2 Construction Manager
Construction Manager bertanggung jawab terhadap implementasi seluruh pekerjaan
konstruksi di lapangan, termasuk berhubungan dengan pihak lain yang terkait dengan
proyek ini dan pemerintah setempat. Akan melapor dan bertanggung jawab ke Project
Manager.
Tanggung jawabnya mencakup:
- Mengatur seluruh pekerjaan konstruksi di lapangan
- Mengontrol dan memonitor seluruh keuangan proyek selama waktu konstruksi
- Memonitor implementasi pekerjaan dan memberikan saran jika dibutuhkan
- Monitor dan kontrol progress pekerjaan, laporan dan pencapaian
- Membuat hubungan baik dengan seluruh pihak terkait seperti Engineer, staff KLIEN,
staff pemerintah setempat yang tekait di proyek ini.
- Melapor dan bertanggung jawab terhadap Project Manager.
5.3 QA/QC Engineer
Melapor ke Project Manager dan bertanggung jawab terhadap kualitas pekerjaan yang
tertuang di prosedur.
5.4 HSE Coordinator
Bertanggung jawab terhadap kontrol dan inspeksi keseluruhan dari faktor K3L dan
melapor ke Project Manager.
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 6 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

5.5 Seluruh Pekerja


Bekerja dengan aman dan selalu mengikuti prosedur.

6. RENCANA STRATEGIS KONSTRUKSI


Rencana strategis untuk kegiatan konstruksi merupakan salah satu kunci penting untuk
memenuhi persyaratan jadwal proyek, K3L dan kualitas sesuai dengan anggaran.
Rencana strategis untuk konstruksi terdiri dari:
a. Project Master Schedule
b. Site Organization Chart
Pekerjaan akan terbagi menjadi beberapa bagian seperti:
1. Pekerjaan pipa
2. Pekerjaan crossing dan box valve

7. JADWAL IMPLEMENTASI KONSTRUKSI


7.1 Pekerjaan Persiapan
- Persiapan Peralatan
Peralatan utama dan tambahan yang akan digunakan akan diadakan dan dimobilisasi
sudah direncanakan dan suku cadang disiapkan secukupnya untuk menghindari
perubahan jadwal konstruksi.
- Persiapan Gambar dan Prosedur
Prosedur disiapkan oleh Kontraktor sesegera mungkin dalam proses engineering.
Untuk antisipasi jadwal kerja yang padat, prioritas prosedur konstruksi dikembangkan
untuk mendukung eksekusi pengelasan pertama seperti; Survey, Partial Alignment
Sheet, Material Handling and Transportation, Penjajaran, Line-Up Welding, dan juga
WPS/PQR. Dokumen tersebut harus sudah disetujui oleh KLIEN sebelum memulai
pengelasan.
- Pengiriman Peralatan Utama dan Material Fabrikasi
Beberapa peralatan dengan dimensi yang besar seperti; Metering and Regulating
System (MRS), akan difabrikasi dan diuji di tempat fabricator untuk memfasilitasi
prosesnya juga keamanan material dan kualitas. Setelah Fabrication Acceptancce Test
(FAT) material akan dikirim dari fabricator ke lokasi proyek.
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 7 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

8. IMPLEMENTASI PEKERJAAN PIPA


8.1 Penanganan Material
Untuk pengiriman dan penyimpanan material (Free Issued dan Pengadaan),
Kontraktor akan melaksanakan sesuai prosedur baik secara internal maupun prosedur
KLIEN.
8.2 Survey Topografi
KLIEN akan melakukan survey topografi untuk menentukan garis tengah dari pipa,
stake out, cadastral, elevasi dan kontur tanah. Hasil dari survey adalah Alignment
Sheet yang akan digunakan untuk referensi instalasi pipa.
8.3 Persiapan dan Pembersihan Jalur
Setelah Alignment sheet disetujui oleh KLIEN, Kontraktor akan segera melakukan
persiapan dan pembersihan jalur. Pekerjaan pembersihan dapat dilakukan dengan alat
berat atau metode konvensional.
8.4 Penjajaran Pipa
Penjajaran pipa merupakan salah satu pekerjaan kritis, karena jika penjajaran tertunda
maka pekerjaan pengelasan akan tertunda juga. Penjajaran pipa diletakan dekat galian
tempat pipa akan diturunkan dan untuk memastikannya.
8.5 Pengelasan Line Up
Pengelasan Line Up merupakan pekerjaan lanjutan dari penjajaran pipa, jika
memungkinkan line up dan pekerjaan pengelasan diselesaikan tidak terlalu jauh dari
penggalian untuk memfasilitasi pipa yang akan diletakan di galian.
8.6 NDT (Non Destructive Test)
NDT akan menggunakan x-ray tipe directional maupun standar KLIEN.
8.7 FJC (Field Joint Coating) dan Holiday Test
Setelah pekerjaan pengelasan selesai dan lolos pengujian NDT, area sekitar field joint
harus sudah dicoating dan pekerjaan persiapan sudah harus selesai sebelum
melakukan coating.
8.8 Penggalian
Untuk memperlancar pekerjaan penggalian, maka prosedur penggalian harus tersedia
saat pekerjaan akan dilakukan.
8.9 Penurunan
Penurunan pipa akan dilakukan dengan alat berat atau metode manual.
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 8 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

8.10Tie-In
Tie-in adalah seluruh pekerjaan pengelasan pipa dimana satu bagian pipa di posisi
yang permanen dan bagian yang lain bisa disesuaikan. Pipa yang akan dilas di area
galian, Galian harus dibuat ruang untuk pekerjaan pengelasan.
8.11Proteksi Katodik
Proteksi katodik sementara dan permanen untuk casing pipa harus menggunakan
sistem anoda korban. Proteksi katodik sementara harus dipasang maksimal 6 bulan
setelah penurunan pipa.
8.12Sectional Box Valve
Sectional box valve akan dibuat dengan beton precast atau sistem beton instan dengan
mempertimbangkan lokasi pembuatan sectional box valve.
8.13Pengurugan Kembali
Setelah pipa selesai diturunkan, maka galian harus segara dilakukan pengurugan
Kembali agar tidak menimbulkan potensi bahaya bagi masyarakat sekitar.
8.14Perbaikan Kembali
Perbaikan kembali akan dilakukan setelah pekerjaan penimbunan kembali selesai,
terutama di area fasilitas umum seperti taman, jalan umum, trotoar, dll. Implementas
ini direncanakan secepat mungkin agar fasilitas tersebur dapat digunakan kembali.
8.15Penanda
Marka harus dipasang sepanjang jalur pipa dan memberikan informasi kontak darurat
termasuk nama dan simbol KLIEN.
8.16Open Cut dan Sinker
Open cut dan sinker salah satu metode instalasi pipa yang memotong jalan atau jalur
air.
8.17Crossing sungai
Metode ini adalah melakukan penggalian di sungai, di lokasi pipa akan diletakan.
Metode ini juga mengatur aliran air dari sungai, yang memungkinkan membuat jalur
sementara. Penggalian sungai tidak dapat dilakukan dengan sistem tanggul untuk
menghindari masuknya debu ke galian. Jika dibutuhkan, area kerja harus ditinggikan
atau tindakan pencegahan lainnya.
8.18Crossing jalan
Metode ini adalah melakukan penggalian di jalan, di lokasi pipa akan diletakan. Jika
memungkinkan akan dibuat jalan alternatif atau membuat jembatan sementara dan
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 9 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

area galian ditutup dengan plat untuk mencegah dari tumpahnya tanah, dengan target
tidak menggangu lalu lintas.
8.19Pipe Bridge
Jika diijinkan jembatan akan digunakan untuk crossing sungai. Instalasi seperti
jembatan penyeberangan orang dapat dijadikan pertimbangan dengan spesifikasi
proyek. Pondasi jembatan dapat didesain setelah hasil pemeriksaan tanah diterima
dari laboratorium. Struktur baja akan difabrikasi sebagian di workshop, untuk
meminimalisir waktu kerja dan menjaga kualitas kerja.

9. KONTROL PERENCANAAN DAN PENJADWALAN


Kontrol penjadwalan diimplementasikan dalam chart schedule dan jadwal 90 hari
kedepan yang dibuat dari Project Master Schedule untuk memastikan efektifitas
pekerjaan konstruksi, status tiap pekerjaan dievaluasi secara berkala. Rapat rencana
mingguan disiapkan oleh Construction Manager untuk membahas jadwal pekerjaan dan
menganalisa pekerjaan saat ini juga pekerjaan yang akan datang, potensi area
bermasalah, alokasi sumber daya atau situasi lain yang membutuhkan tindakan korektif.
Jadwal rencana dengan jadwal aktual akan diperbarui tiap minggu dan dilampirkan di
laporan progress mingguan.

10. KONTROL TENAGA KERJA


Kontrol tenaga kerja bertujuan untuk memobilisasi tenaga kerja dengan keahlian dan
jumlah yang dibutuhkan sesuai dengan rencana sumber daya tenaga kerja dan
membantu memastikan para pekerja memiliki produktivitas yang tinggi.

11. KONTROL KESELAMATAN DAN LINGKUNGAN


Mangacu ke dokumen rencana HSSE.

12. KONTROL MATERIAL


Seluruh peralatan dan material yang akan dikirim ke lapangan dikontrol oleh
Kontraktor. Kontrakator menyediakan tempat penyimpanan material. Subkontraktor
akan mengontrol material konstruksi dan consumable mereka yang telah terkirim di
gudang-gudang mereka.
Semua Material diperiksa kualitas, kuantitas, kesesuaian dengan spesifikasi, dan
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 10 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

tanda atau nomor identifikasi untuk kemudian dicatat pada kartu stok.
Laporan penerimaan barang dan, jika dapat dipakai, kelebihan, kekurangan, dan
laporan kerusakan disiapkan. Pengeluaran material yang didasarkan pada formulir
persyaratan material yang ditandatangani oleh pihak yang termasuk ke dalam daftar
terbatas orang-orang yang telah diizinkan oleh Project Construction Manager.

13. KONTROL PERALATAN KONTRUKSI


Mobilisasi dan penggunaan peralatan kontruksi dengan efektif sangat penting dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan lancar pada area terpencil.
KONTRAKTOR akan menyiapkan berbagai macam peralatan konstruksi seperti
generator, mesin pengelasan, crane, dan dapat dipinjamkan ke subkontraktor dengan
permintaan mereka. Pemiliki peralatan konstruksi atau pihak peminjam akan merawat
peralatan kontruksi mereka masing-masing.

14. HUBUNGAN MASYARAKAT


KONTRAKTOR memperhatikan dengan baik pentingnya hubungan masyarakat agar
proyek berjalan secara efisien dan lancar melalui pengalaman yang luas pada proyek
sebelumnya di Indonesia.
Sebelum memulai perkerjaan konstruksi, rapat koordinasi dengan pihak-pihak yang
berwenang akan diadakan untuk menjelaskan proyek agar didapatkan kesepahaman
terkait proyek tersebut dan untuk memastikan kooperasi dan bantuan maksimal di
segala aspek yang ada dalam pelaksanaan proyek.
Kebijakan dasar dari KONTRAKTOR untuk kepentingan bisnis perorangan dan
perekrutan sumber daya manusia setempat adalah sebagai berikut:
- Mengadakan material sebanyak mungkin, jika tersedia;
- Memberikan pekerjaan untuk Subkontraktor setempat sebanyak mungkin;
- Memperkerjakan masyarakat setempat selama masih tersedianya posisi;
- Mendukung rekreasi setempat jika memungkinkan;
- Berpartisipasi di kegiatan-kegiatan setempat. Dsb.

15. PENGATURAN LALU LINTAS DAN SOSIALISASI


Pengelolaan Konstruksi KONTRAKTOR akan dilaksanakan untuk
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 11 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

mengimplementasikan praktek pengelolaan seperti pengelolaan perizinan pekerjaan


(sesuai dengan ruang lingkup) yang dibutuhkan, penglolaan kegiatan persiapan,
pelaksanaan, dan penyelesaian pekerjaan, koordinasi dengan lembaga-
lembaga/nstitusi-institusi, dan pihak yang berkepentingan di lingkungan area proyek,
serta komunikasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintahan setempat.
Gangguan lalu lintas dapat terjadi karena pekerjaan konstruksi yang berada di tepi
jalan yang menyebabkan penyempitan jalan oleh pekerjaan penggalian. Gangguan
lalu lintas juga dapat terjadi di persimpangan jalan yang diakibatkan oleh pekerjaan
penggalian.
Perselisihan dapat terjadi selama fase pekerjaan konstruksi. Khususnya mereka yang
bekerja sebagai pedagang kaki lima (PKL) dan juga usaha-usaha lain seperti toko,
kafe, dan restoran di sepanjang tepi jalan dan sepanjang jalur pipa, yang terkena
dampak seperti sulitnya akses dari pelanggan ke lokasi usaha mereka dikarenakan
adanya pekerjaan proyek. Serta aktivitas-aktivitas lain yang terkena dampak dari
berkurangnya jumlah pelanggan karena sulitnya akses masuk.
Pembinaan masyarakat akan direncanakan pada proyek ini karena lokasi proyek
berada di area pemukiman dan pertanian. Kegiatan social diadakan untuk
menyediakan bantuan finansial dan perekrutan masyarakat sebagai pekerja sehingga
dengan adanya bantuan dan partisipasi masyarakat dalam proyek ini maka proyek ini
dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu, dibutuhkan juga pendekatan dan
sosialisasi ke lingkungan, khususnya kepada pedagang-pedangan kecil, pengusaha-
pengusaha, dan komunitas-komunitas yang terkena dampak langsung dari kegiatan
konstruksi jalur pipa gas yang kita lakukan.
Komunikasi yang akan dibangun antara lain:
- Melakukan komunikasi yang baik dengan lembaga pemerintahan setempat seperti
RT/RW, kelurahan, kecamatan, Babinsa, DLLAJ, dan menjaga hubungan baik
dengan komunitas di sekitar area proyek;
- Merekrut pekerja setempat jika dibutuhkan disekitar area proyek untuk
menyampaikan hal-hal terkait lingkungan, keselamatan, dan sebagainya;
- Penempatan material disusun berdasarkan lokasi dan per bagian untuk
memfasilitasi pelaksanaan pemasangan dengan tidak mengganggu lalu lintas dan
kendaraan/perlatan yang lewat;
- Mempersiapkan petunjuk secukupnya untuk memfasilitasi pengaturan lalu lintas;
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 12 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

- Melakukan pekerjaan di malam hari setelah jam padat lalu lintas ketika jalanan
rawan kemacetan, kemacetan pada situasi normal mulai berkurang di atas jam 10
malam dan mulai memadat kembali di atas jam 5 sore.
Kegiatan Konstruksi di Jalan Umum
- Kegiatan kontruksi di jalan umum harus dipersiapkan dan dilakukan secara baik
dan hati-hati untuk mengurangi dampaknya terhadap pekerjaan dan agar
masyarakat umum dapat memperhatikan keselamatan diri/lingkungan.
- Metode-metode dalam pengontrolan lalu lintas harus dipersiapkan untuk setiap
kegiatan yang mempengaruhi arus lalu lintas atau keselamatan publik dan harus
sesuai dengan regulasi pemerintah setempat.
- Proses perencanaan harus dilakukan dan didokumentasikan.
- Pengarahan khusus oleh HSE Coordinator harus dilakukan sebelum pekerjaan
dimulai.
- Semua pekerja yang terlibat harus memakai rompi/jaket berpemantul cahaya setiap
saat.
- Jalan umum harus dibersihkan dari kotoran sisa konstruksi.
Rambu-rambu dan pembatas jalan
- Setiap rambu harus mengikuti ketentuan dari OSHA, operator jalan tol, dan
kepolisian.
- Rambu-rambu yang tidak diperlukan harus dihilangkan untk mencegah
kebingungan pengguna jalan.
- Rencana kontrol lalu lintas harus dipersiapkan.
- Pada saat terjadi kecalakaan harus menggunakan format yang tersedia.
Keselamatan Publik
- Rambu-rambu peringatan, safety fence, rambu-rambu keselamatan, pembatas
jalan dan cones, harus dipasang untuk mengatur lalu lintas; setiap rambu harus
berada pada kondisi yang baik.
- Setiap rambu dan penempatannya harus sesuai dengan regulasi OSHA dan
kepolisian.
- Pada saat terjadinya konflik antara rambu-rambu permanen dengan rambu-rambu
sementara selama masa konstruksi maka rambu-rambu sementara tdak digunakan.
- Rambu-rambu harus terlihat oleh semua orang dan tidak terhalang oleh tiang atau
pohon atau poster-poster lain atau peralatan kontruksi.
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 13 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

- Rambu-rambu harus terpasang dengan kuat, stabil, dan tidak mudah jatuh karena
angin atau lalu lintas kendaraan.
- Rambu-rambu tidak menghalangi penglihatan setiap pengendara yang akan
memasuki area proyek.
- Tempatkan penerangan saat malam hari.

16. PRECOMMISSIONING DAN TESTING


Precommissioning dan pekerjaan testing pada jalur pipa dan stasiun Metering
Regulating System (MRS), terdiri dari:
- Tes hydrostatic untuk Sectional Valves, Future Connection dan stasiun MRS;
- Pelaksanaan N2 Purging;
- Pipeline Pigging, hydrostatic testing, Dewatering, Drying, dan N2 Purging;
- Function test untuk MR/S.

17. COMMISSIONING
Setelah fase mechanical completion telah selesai, KONTRAKTOR bersama dengan
tim proyek KLIEN akan melakukan fase Comissioning yang terdiri dari:
- Pengadaan gas in untuk jaringan pipa;
- Pengadaan Commissioning untuk proteksi katodik;
Commissioning akan dilakukan secara sebagian oleh sistem. Selama pelaksanaan
Commissioning KONTRAKTOR akan membuat laporan Commissioning Work dan
akan diberikan kepada KLIEN untuk ditandatangani dan disetujui. KONTRAKTOR
akan menginstruksikan Vendor untuk menghadiri dan memberikan dukungan yang
diperlukan selama Commissioning.

18. MASA PEMELIHARAAN


KONTRAKTOR akan melakukan trial operation selama 180 (seratus delapan puluh)
hari dan untuk hal tersebut KONTRAKTOR akan bekerja bersama dengan Vendor di
bawah pengawasan KLIEN.

19. PERIZINAN
KONTRAKTOR harus patuh dan bertanggung jawab sepenuhnya untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan hukum dan regulasi di Indonesia yang berkaitan dengan
STANDAR OPERASI PROSEDUR Hal.
RENCANA EKSEKUSI PROYEK 14 dari 14

Doc. No : Rev.
NTI/OPS/P/001 0

pelaksanaan pekerjaan, termasuk dengan memperoleh izin, lisensi, dan sertifikat yang
diterbitkan oleh pihak yang berkaitan. KONTRAKTOR harus bertanggung jawab untuk
mendapatkan semua persyaratan izin yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek,
termasuk tapi tidak terbatas dalam hal-hal seperti: surveying, berhubungan dengan
lembaga pemberi izin, kunjungan lapangan, pemotretan, persiapan gambar, prosedur
metodologi, instruksi kerja, hot work permit, cover letters, jadwal pelaksanaan kerja
dan laporan, tindakan-tindakan keselamatan dan mitigasi lingkungan, prosedur
penanggapan kondisi darurat, dan prosedur kontrol.

You might also like