Professional Documents
Culture Documents
Farmakodinamik Zinc Pada Diare
Farmakodinamik Zinc Pada Diare
organ dan sistem serta mempunyai sekitar 300 fungsi biologis. Pemahaman saat ini pada peran
dari zinc dalam diare berasal dari berbagai studi yang dilakukan pada manusia dan hewan. Ada
beberapa mekanisme interaksi independen yang bersamaan berpengaruh pada diare, diantaranya:
Integritas mukosa
Zinc diperlukan untuk integritas mukosa, terutama pada mukosa usus dan
respirasi. Mukosa usus berperan sebagai pelindung utama antara mikroba dan host. Agar
perlindungan ini menjadi kuat dan tidak dapat ditembus, maka sangat penting jika proses
proliferasi enterosit berjalan baik dan dapat diandalkan. Ada beberapa bukti untuk
menyarankan level optimum zinc untuk differensiasi dan multiplikasi enterosit. Sebagai
contoh, konsentrasi zinc yang sangat tinggi (>200 µmol/L) dapat memicu apoptosis
enterosit ketika tingkat zinc sangat rendah (< 10 µmol/L) kemungkinan menurunkan
proliferasi sel. 2 kelompok baru saja dilaporkan memiliki kemungkinan pengaruh
terhadap jalur extracellular-regulated-kinase (ERK) dalam menengahi pengaruh zinc pada
siklus sel dalam jalur sel Caco-2. Selain itu, terdapat laporan pula bahwa terdapat
peningkatan aktivitas sukrase dan lactase terhadap suplementasi zinc yang mendukung
secara tidak langsung pada pengaruh potensial zinc pada proliferasi enterosit.
Jalur lain berdampak dalam pathogenesis diare yang berpengaruh pada cylic
guanine monophosphate (cGMP). Saat ini tidak terdapat bukti untuk menganjurkan zinc
memiliki peran pada jalur ini. Mekanisme lain yang menggunakan jalur downstream
cGMP tetapi dipicu oleh nitric oxide (NO) yang berimplikasi dalam diare infeksius.
Walau zinc mungkin tidak dapat menghambat jalur cGMP, tetapi zinc dapat menghalangi
pelepasan NO yang berkaitan dengan penempelan toksin pada beberapa pathogen
(Shigella ET1, Shigella flexneri dan citrobacter sp). Kemudian, jalur ke 4 yang berkaitan
pada signal Ca2+ melalui protein kinase C adalah penjelasan mekanistik potensial lain
untuk diare. Baru-baru ini menggunakan sel Caco-2 telah didemonstrasikan bahwa
sekresi Cl- yang diinduksi oleh protein Tat pada virus HIV dapat secara efektif diblok
oleh zinc. Penemuan ini mendukung pemahaman bahwa zinc berguna menghadapi diare
yang berkaitan dengan HIV melalui jalur Ca2+. Jalur ini juga menarik karena konsentrasi
ion kalsium intraseluler diketahui untuk mengaktivasi activator gen pertukaran Na+/H+ 1
(NHE1) yang menuju pada regulasi lanjutan sekresi ion Cl-. Sebagai tambahan pada
mekanisme inisiasi diare dan peran dari zinc, terdapat laporan bahwa enterosit memiliki
reseptor yang secara khusus menarik ion zinc. Reseptor ini dan regulasinya juga
menyediakan cara lain untuk pencegahan diare dan control melalui suplementasi zinc.
Mekanisme lain
Zinc dapat mengubah ekspresi gen yang memiliki akses pada beberapa enzim
dependen zinc seperti metaloprotease dan uroguanylin. Dalam kasus defisiensi zinc,
aktivitas dari enzim ini berkurang. Lebih lanjut, zinc dapat juga memodulasi ekspresi gen
sitokin terutama interleukin-8 dan tumor necrosis factor α. Pengaruh dari zinc yang lebih
lanjut berkontribusi pada kerjanya pada sistem imun. Terakhir bahwa berlawanan dengan
mekanisme anti diare, zinc mengurangi absorbsi usus dari elemen penting lain seperti zat
besi dan tembaga. Efek ini digabungkan dengan penurunan aktivitas dari erythrocytic
superoxide dismutase dapat memberikan efek yang signifikan pada diare. Walau begitu,
efek biologis rata-rata pada diare dapat diterima.