Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang: MR 1:1 Kis 12:12 Kis 13:1-13 Kol 4:10 File 1:24 Kis 15:39 1pet 5:13
Latar Belakang: MR 1:1 Kis 12:12 Kis 13:1-13 Kol 4:10 File 1:24 Kis 15:39 1pet 5:13
1. (1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa
yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat
perumpamaan-Nya);
2. (2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi,
meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan istilah Latin
dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;
3. (3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari
episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata keterangan
Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".
4. (4) Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam
kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari
seorang pujangga.
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah
yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian
semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis
oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan
Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL
LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi
dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk
1. (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa
Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
2. (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
3. (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat
9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
4. (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan
"Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut
nama Allah secara langsung dan
5. (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun
(berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).
Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri,
Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan
lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk
beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di
Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis,
sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini
1. (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai
kehidupan Yesus,
2. (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang
dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
3. (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus
dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
1. (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya
karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
2. (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala
raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.
Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus
menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa
kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai
Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi
utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17),
peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat
13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat
26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima
kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:
1. (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas
kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
2. (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
3. (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--
17:27);
4. (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
5. (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--
28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.
Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama
Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut,
kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri
menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.
Rupanya Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis
sebuah kitab di dalam Alkitab. Roh Kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus (artinya,
"seorang yang mengasihi Allah") guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari
orang bukan Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai permulaan kekristenan. Kisah ini terdiri atas
dua bagian:
1. (1) kelahiran, kehidupan dan pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus (Injil
Lukas), dan
2. (2) pencurahan Roh di Yerusalem dan perkembangan selanjutnya dari gereja mula-mula
(Kitab Kisah Para Rasul). Kedua kitab ini merupakan lebih dari seperempat bagian dari
seluruh PB.
Dari surat-surat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang kekasih ...
seorang dokter" (Kol 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11; File 1:24; bd.
perikop-perikop "kami" di Kisah Para Rasul, lihat "PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL" 08177). Dari
penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang
terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang diilhami. Ketika ia menulis Injilnya, agaknya
gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus.
Matius menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil
yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani memang
memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari
tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (lih. Luk 1:1-4). Jadi, Lukas
mulai menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama "dari asal mulanya" (Luk 1:3). Barangkali ia
mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis
23:23--26:32), dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di
Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16).
Tujuan
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang
lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari
Ia terangkat" (Kis 1:1-2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar Teofilus
dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan
mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan
(Luk 1:3-4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi tampak
dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah Yesus sebagai manusia sampai
_kepada Adam_ (Luk 3:23-38) dan tidak hanya _sampai Abraham_ seperti yang dilakukan oleh
Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai Juruselamat yang
ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan
keselamatan.
Survai
Injil Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap (Luk 1:5--2:40) dan satu-satunya
pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa pra remaja Yesus (Luk 2:41-52). Setelah
menceritakan pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah Yesus, Lukas membagi
pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:
1. (1) Injil ini adalah yang terlengkap catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan
Yesus sejak menjelang kelahiran sampai kenaikan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang
dalam PB.
2. (2) Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua Injil, menunjukkan gaya penulisan
dan isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani yang baik sekali.
3. (3) Lukas menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang untuk membawa
keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
4. (4) Perhatian Yesus terhadap orang yang serba kekurangan ditekankan, termasuk para
wanita, anak-anak, orang miskin, dan kelompok yang dianggap sampah masyarakat;
5. (5) Injil Lukas menekankan kehidupan doa Yesus dan pengajaran-Nya mengenai doa.
6. (6) Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak Manusia".
7. (7) Tanggapan sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-Nya.
8. (8) Roh Kudus diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan umat-Nya (mis. Luk
1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk 10:21; Luk 12:12; Luk 24:49).
Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan
Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan
dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak
langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2;Yoh 21:7,20). Kesaksian
tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa
penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota
kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di
Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal
suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang
Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu
pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus
Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-
Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani
yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai
mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes
bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk
menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu,
dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3).
Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya
mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias
Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung
termasuk:
1. (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-
41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh
7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang
sebenarnya;
2. (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh
14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam
penebusan umat manusia.
3. (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak
pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
1. (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan
yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan
pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang
menjadi manusia.
2. (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh
1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen
dari seluruh kehidupan kepada Dia.
3. (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk
kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu
kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik
kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang
makin bertumbuh dengan Allah.
4. (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
5. (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa
Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
6. (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh
Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32),
menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-
47,51).
7. (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku
adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu
oleh penulis yang sama).
8. (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang",
"daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".
Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama
"Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu,
kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua
kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja
orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --
1. (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
2. (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh
Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.
Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang
diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja.
Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil
menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan
nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu
purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas
dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-
mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:
Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan
itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan
latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan
surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis
16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.
1. (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme
yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
2. (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan
baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk
memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.
Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah
(Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman
ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis
1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah
naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan
jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-
Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat
kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus
berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa
untuk menjadi saksi-Nya
Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja,
bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4).
Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman,
"mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai
menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan
tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat
yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan
keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara
orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-
menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus
dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di
situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam
pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah
Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang
bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu
pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan
nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan
mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.
1. (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama
beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
2. (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan
dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31),
ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis
16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
3. (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang
diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang
memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab
PB lainnya.
4. (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh;
kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
5. (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai
pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
6. (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan
pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
7. (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan
kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
8. (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan
gerejani.
9. (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan
pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.
Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain
daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode
yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para
Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi
kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan
dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan
pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak
dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan
bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok
ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak
atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang
seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam
kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]
Diktat Pneumatologi (retyping)
DOKTRIN TENTANG ROH KUDUS
A. Pendahuluan
Manusia memiliki dua kebutuhan dasar rohani yang setiap saat menjadi jeritan hati untuk
dipenuhi, yaitu kebutuhan akan pengampunan dan kebaikan (hidup yang berarti/produktif).
Jeritan terhadap dua kebutuhan dasar ini telah dijawab oleh Tuhan melalui jalan yang telah
disediakan. Alkitab telah memberitahukan bahwa pengorbanan Anak Allah diatas kayu salib
adalah jaminan pengampunan bagi dosa manusia (2 Kor 5:21; Kol 2:13-14; 1 Pet 2:24; 1Yoh
2:2) dan sesudah itu Ia juga menyediakan karunia Roh Kudus bagi orang-orang milikNya,
agar mereka hidup dalam kemenangan, bukan dalam kekalahan atau keputusasaan.
Kepada murid-murid yang sedang gelisah, karena menyadari bahwa Guru mereka akan
segera berpisah dengan mereka, Tuhan Yesus menghibur dengan berkata:
“... Adalah lebih berguna bagi kamu (murid-murid), jika Aku pergi. Sebab jika Aku tidak
pergi, Penghibur (Roh Kudus) itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jika Aku pergi, Aku
akan mengutus Dia kepadamu. ... Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan
memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran. ...” (Yoh 16:7, 13).
4. Dibuktikan melalu tata bahasa yang tidak biasa. Biasanya bahasa Yunani untuk roh adalah
dalam jenis neuter (netral) beberapa kali kata ganti maskulin dipakai untuk menggantikan
kata benda neuter, kontradiksi denga aturan tata bahsa yang normal, tapi menunjukkan bahwa
Roh Kudus itu pribadi (Yoh 16:13-14; 15:26; 16:7-8)
C. Keilahian Roh Kudus
Roh Kudus itu Ilahi, melalui bukti-bukti dibawah ini :
1. Bukti melalu namaNya
a. Nama yang sejajar dengan Pribadi lainnya dalam Tritunggal (1 Kor 6:11; Mat 28:19)
b. Nama yang menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan hanyalah dapat dilakukan oleh
Allah (Rm 8:15; Yoh 14:16)
4. Bukti melalu kesamaan dengan Pribadi-pribadi lainnya dalam Tritunggal ( Kis 5:3-5; Mat
28:19; 2 Kor 13:14)
2. Sejarah. Konsep ini dirumuskan dalam pengakuan Konsili Konstantinopel pada tahun 381 m.
Pada tahun 589 M, Sinode Toledo menambah ungkapan filique, yang menyatakan bahwa Roh
Kudus keluar dari Bapa dan Anak.
3. Nas Alkitab. Yohanes 15:26 mengemukakan dengan jelas bahwa Roh Kudus keluar dari
Bapa sedangkan gagasan bahwa Ia keluar dari Anak terdapat dalam Galatia 4:6; Roma 8:9
dan Yohanes 16:7
E. Tipe dan Gambaran tentang Roh Kudus
Ada beberapa deskripsi dalam Alkitab, yang menunjuk kepada Roh Kudus untuk
melukiskan tentang pribadiNya dan karyaNya. Lukisan-lukisan tersebut dapat disebut sebagai
tipe atau simbol-simbol pribadi kudus ini:
5. “Minyak”.
Dalam perjanjian Lama, minyak dipakai untuk mengurapi raja dan nabi, simbol kepada
Roh Kudus. Dalam Zakhariah 4:1-14, mengilustrasikan minyak sebagai tipe, yang menunjuk
kepada kuasa Roh Kudus yang menguatkan Yosua dan Zerubabel untuk memimpin umat
menyelesaikan pembangunan Bait Suci pada tahun 515 SM. Mengalirnya minyak dari kandil
kepada kedua orang tersebut (ay. 2, 3, 14), ditafsirkan dalam ayat 6, yang berbunyi: ”Bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan rohKu, firman Tuhan
semesta alam”.
Dalam 1 Sam 10:1, Samuel mengurapi Saul sebagai raja Israel, Pengurapan itu
menyatakan Roh Kudus yang turun ke atas Saul untuk memimpin bangsanya (1 Sam 10:6,
10).
Minyak sebagai tipe Roh Kudus
Makna Nas
Roh Kudus diberikan untuk pelayanan Keluaran 40:9-16;
Kisah Para Rasul 1:8
Roh Kudus mengiluminasi Keluaran 27:20-21;
1 Yohanes 2:20
Roh Kudus menyucikan dan menguduskan Imamat 8:30; 14:17; Roma 8:2-3
7. “Air”.
Pada puncak perayaan Tibernakl imam membawa air dari kolam Siloam dan
mencurahkannya dalam corong asap disamping mezbah di tengah0tengah nyanyian dari para
penyembah. Peristiwa ini penuh sukacita, dalam mengantisipasi pemerintah yang penuh
kemuliaan dari Mesias (Zakh 14:16-21). Selama peristiwa tersebut, Tuhan Yesus
menyerukan: “Barangsiapa yang haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa
percaya kaepadaKu seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aloran air hidup” (Yoh 7:37-38). Ayat berikut engatakan bahwa yang
dimaksudkan adalah Roh Kudus (7:39).
Berapa poin patut diperhatikan: Air sebagai lambang dari Roh Kudus menyatakan hidup
kekal (Yoh 4:14; 7:37-39). Air menyatakan penerimaan/sambutan terhadap Roh Kudus (Yeh
36:25-27; Yoh 7:39).
8. “Angin”.
Angin memang lebih tepat sebagai representatif terhadap Roh Kudus, karena kata “roh”
dalam bahasa Yunani, pneuma bisa diterjemahkan “angin” juga “roh”. Dalam penjelasan
tentang kelahiran baru kepada Nikodemus, Tuhan Yesus membandingkan kelahiran baru oleh
Roh Kudus dengan angin (Yoh 3:8). Sama seperti tiupan angin terhadap pohon-pohon, adalah
pekerjaan Allah yang berdaulat, demikian juga kelahiran baru oleh Roh Kudus juga adalah
pekerjaan Allah yang hendaknya berdaulat. Roh Kudus melakukan sesuai apa yang
dikehendakiNya, tidak seorangpun yang mengdikte Roh Kudus, sama seperti tidak
seorangpun dapat melakukan hal seperti itu terhadap angin (bdg 1 Kor 12:11).
2. Dalam manusia
a. Kelahiran baru. Apakah Roh Kudus juga mengerjakan kelahiran baru dimasa Perjanjian
Lama? Yeheskiel 36 merupakan nas paralel dengan Yohanes 3, karena kedua nas tersebut
berbicara tentang air dan roh. Dalam Yeheskiel 11:19 dan 36:25-27, Allah menjanjikan
kepada Israel tentang pengalaman kelahiran baru dalam Milenium. Allah akan memberikan
kepada mereka hati yang baru dan roh yang baru. Ia akan menaruh RohNya dalam mereka.
Walaupun bagian nas ini lebih menunjuk kepada masa depan, orang-orang percaya PL juga
seharusnya mengalami kelahiran baru. Dalam yeheskiel 18:31 umat diperintahkan untuk
“perbaharuilah hatimu dan rohmu”. Jadi Yeheskiel 36:25-27 adalah paralel dengan Yohanes
3:5, yang mengindikasikan bahwa umat PL juga mengalami pengalaman kelhiran baru ini
(bdg Maz 51:10)
b. Pendiaman yang selektif.
Dalam Yohanes 14:16-17, Tuhan Yesus mengindikasikan bahwa mulai dari hari
pentakosta, Roh Kudus memulai pelayanan yang baru bagi orang-orang percaya, yang tidak
sama seperti di PL. Penekanan dalam paragraf tersebut bahwa pelayanan yang baru itu
adalahpendiaman (Roh Kudus), dan juga permanen. Sementara itu janji dalam Yohanes 14
itu adalah untuk semua orang percaya, sedangkan dalam PL pendiaman Roh Kudus
secara selektif dantemporal. Contoh Roh Kudus mendiamin Yosua (Bil 27:18), Daud (1 Sam
16:12-13).
Pendiaman tersebut adalah untuk satu tugas tertentu, misalnya Roh Kudus turun atas
Otniel (Hak 3:10), Gidion (6:34), Yefta (Hak 11:29) atas Simson (14:6). Bila diteliti,
penguasaan tersebut adalah berhubungan dengan kegiatan fisik, tidak ada kaitannya dengan
keselamatan dari dosa atau hal-hal rohanu. Yefta adalah anak seorang perempuan sundal,
hidup dalam lingkungan percabulab. Simson seorang yang hidup menurut nafsu daging,
hidup hanya bagi kepuasan dirinya.
Roh Kudus juga memenui beberapa orang percaya PL. Contoh Allah memenuhi Bezalel
dengan Roh hikmat (Kel 31:2-5), hubungan dengan pekejaan Tabernakel.
John Walvoord membuat tiga observasi: (1) Roh kudus mendiami hidup seseorang (PL),
tanpa syarat kondisi kerohanian orang tersebut. (2) Pendiaman Roh Kudus adlah pekerjaan
kedaulatan Allah dalam seseorang untuk melaksanakan sesuatu tugas khusus, misalnya dalam
hal membebaska orang Israel dari peperangan atau dalam hal membangun kemah pertemuan.
(3) Pendiaman Roh Kudus adalah untuk temporal. Contoh Roh Allah datang kepada Saul,
tetapi juga kemudian meninggalkan dia (1 Sam 10:10; 16:14). Daud sangat takut dan
memohon agar Roh Allah jangan diambil dari padanya (Maz 51:11).
3. Pencegahan terhapa dosa
Dalam kejadian 6:3 ada petunjuk bahwa Roh Kudus melakukan pencegahan terhadap dosa,
namun terbats karena manusia menolak untuk mengindahkan pelayan Roh Kudus ini. Sesuai
konteks akhirnya Tuhan menghukum manusia dengan air bah. Bagi pemeluk
pandangan pretribulation rapture, dapat terlihat suatu paralel antar PL dan PB, sebagai
berikut:
Penghukuman Paralel:
Air Bah dan Tribulasi
Nas Alkitab Pecegahan Oleh Pencegahan Roh Paralel Hukuman
Roh Diakhiri Allah
Kejadian 6:3 Pelayanan Nuh Nuh Disingkirkan Air bah
2 Tesalonika 2:7-8 Pelayanan Gereja Gereja Tribulasi
disingkirkan
b. Para penulis PB menyadari bahwa mereka sedang menulis Kitab Suci. Dalam 1 Korintus,
Paulus mengecam orang-orang Korintus tentang beberapa hal yangs alah dan memberikan
kepada mereka koreksi terhadap kesalahan-kesalahan tersebut. Selanjutnya Ia tegaskan: “apa
yang kutuliskan kepadamu adalah perintah tuhan” (1 Kor 14:37) Paulus menyadari bahwa ia
sedang menulis firman dari Tuhan kepada orang-orang Korintus. Beberapa kesimpulan yangd
apat diambil hubungan tulsian dan ajaran Paulus, sebagai berikut:
(1) Ajaran Paulus diberikan kepadanya melalui penyataan langsung (Gal 1:12)
(2) Ajaran Paulus disampaikan kepadanya oleh Roh Kudus (1 Kor 2:13)
(3) Ajaran Paulus adalah perintah Allah karena itu bebas dari kesalahan (1Kor 14:37; 1 Tes
4:2,15)
(4) Ajaran Paulus diakui sebagai firman dari Allah oleh Gereja Mula-mula (1 Tes 2:13)
c. Para penulis PB saling mengakui tulisan-tulisan mereka sebagai yang diilhamkan. Dalam 1
Timotius 5:18 Paulus memulai pernyataannya dengan mengatakan: “Kitab Suci berkata,”
kemudian ia mengutip Ulangan 25:4 dan Lukas 10:7. Dengan mengutip baik PL maupun PB
menunjukkan bahwa Paulus mengakui kewewenangan keduanya. Dalam 2 Petrus 3:16 Petrus
menyamakan tulisan-tulisan Paulus sebagai Bagian dari Kitab Suci.
Lihat seksi ganda tetang otoritas Alkitab dalam 2 Petrus 3:2
Otoritas Seksi
“kamu harus ingat ...” “perkataan-perkataan yang dahulu telah
disampaikan oleh nabi-nabi yang kudus”
(Perjanjian Lama)
“perintah dari Tuhan dan Juruselamat,
disampaikan oleh Rasul-rasulmu”
(Perjanjian Baru)
1. Dalam kandungan seorang perawan. Baik Matius, maupun Lukas menegaskan tentang
pelayan Roh Kudus dalam menyebabkan kandungan Maria. “dari (Yunani: ek) Roh Kudus”
(Mat 1:20). “Roh Kudus akan turun atasmu”(Luk 1:35), dan “menaungi...”. kata “turun
atasmu” dari eperchomaidipakai juga dalam Kisah Para Rasul 1:8. Kata “menaungi”
menegaskan tentang kehadiran kuasa Allah yang turun ke atas Maria, agar supaya ia dapat
mengandung seorang bayi, yang akan disebut Anak Allah.
Hasilnya. (1) Sifat kemanusiaan Kristus menjadi eksis. Walaupun demikian, bukan Kristus
baru eksis, karena sesungguhnya eksistensi Kristus sudah sejak kekal. Namun demikian
kemanusiaanNya baru mulai dalam kandungan Maria. (2) Sifat kemanusiaan Kristus tidak
berdosa. Walaupun kemanusiaanNya seratus persen sejati, namun Ia tidak dicemari oleh
dosa. Walaupun Ia dikandung oleh ibu manusia, namun konsepsinya adalah oleh Roh Kudus
yang menjamin ketidak berdosaan Kristus. Ini doktrin yang penting, sebab kalau tidak
demikian maka Kristus tidak beda dengan manusia lainnya. Rasul Yohanes menyatakan: “di
dalam Dia tidak ada dosa” (1 Yoh 5:3). (3) Sifat kemanusiaan Yesus menyebabkan
keterbatasan-keterbatasan. Walaupun Kristus tanpa dosa, Kristus juga secara manusia lelah
(Yoh 4:6); Ia menjadi haus (Yoh 4:7); Ia tidur (Mat 8:24), Ia menangis (Yoh 11:35). Ia
menyerahkan diri secara rela kepada keterbatasan-keterbatasan manusia.
2. Dalam hidup dan pelayanan Kristus
a. Roh Kudus mengurapi Kristus (Luk 4:18; Kis 10:38).
Ini merupakan Penggenapan dari Yesaya 61:1. Pengurapan tersebut memberi arti:
(1) Penetapan Yesus sebagai Mesias dan Raja Israel. Dalam Yohanes 1:31 Yohanes Pembaptis
menyatakan Yesus kepada bangsa Israel. Ini sebagai cara yang biasa dilakukan dalam PL (1
Sam 16:6-13)
(2) Pengurapan memperkenalkan Yesus kepada pelayanan publikNya (Kis 10:38). Sesudah
pembaptisanNya Ia memulai pelayananNya, mengajar dan melakukan mijizat-mijuzat.
(3) Pengurapan menyebabkan Yesus dipenuhi dengan kuasa bagi Yesus untuk pelayanan
pubulikNya (Luk 4:18). Walaupun Ia sendiri memiliki kuasa dari diriNya sendiri, namun hal
itu menyatakan kesatuan dalam ke Tritunggalan Allah, dan saling ketergantungan Yang Satu
tehadap yang lainnya dalam ketritunggalan itu.
(4) Pengurapan itu adalah otentitas Ilahi tentang Yesus. Di saat pembaptisanNya pernyataan
yang bersifat otentitas dari Allah Bapa: “Inilah AnakKu yang kekasih, kepadaNya Aku
berkenan” (Mat 3:17)
2. Penjelasan. Dosa melawan Kristus. Para pemimpin agama telah mendengar ajaran Yesus,
dan telah melihat mujizat-mujizatNya, tetapi evaluasi mereka tentang Kristus ialah bahwa
Kristus melakukan mujizatdengan bantuan kuasa setan. Inilah dosa melawan Kristus,
seharusnya mereka mengakui Dia sebagai Mesias, ebaliknya mereka mengatakan Yesus
melakukan mujizat dengan kuasa setan. Mereka tidak menyangkal mujizat yang dilakukan
oleh Yesus, tetapi menyangkal sumber dari mujizat tersebut yang sesungguhnya dari Allah.
Orang yang sesungguhnya diutus untuk membebasakan Israel baik secara rohani, maupun
secara nasional ditolak bahkan dituduh melakukan konspirasi dnegna setan. Penolakan
tersebut adalah dasar dari dosa melawan Roh Kudus.
Dosa melawan Roh Kudus. Allah berkata: “Aku akan menaruh RohKu ke atasNya” (Mat
12:18), tetapi para pemimpin agama berkata: “Orang ini mengusir setan dengan Beelzebul,
penghulu setan”. (Mat 12:24). Orang-orang Farisi telah melihat pekerjaan Yesus, tetapi
menyebut pekerjaan Yesus itu adalah pekerjaan setan. Dosa melawan Roh Kudus adalah
final, karena mereka adalah saksi-saksi mata terhadap kata-kata dan pekerjaan Yesus. Mereka
diampuni ketika berdosa melawan Krisrus, tetapi mereka tidak mempercayai kesaksian Roh
Kudus, yang adalah kesaksian final, maka mereka tidak akan pernah diampuni. Tidak ada lagi
kesaksian selanjutnya yang akan diberikan. Jadi dosa melawan Roh Kudus adalah kekal (Mat
12:31-32). Tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat, sehingga tidak akan ada pengampunan.
3. Pertayaan. Apakah dosa melawan Roh Kudus dapat dilakukan pada masa sekarang? Dari
peristiwa yang terdapat dalam Matius 12:22 dstnya dosa menghujat Roh Kudus itu adalah
berkaitan dengan melihat Yesus secara langsung dan menanggai mijizat yang dibuatnya
sebagai pekerjaan setan. Perlu disadarihal menghujat Roh Kudus itu tidak sama dengan
ketidakpercayaan. Tidak ada indikasi dalam Kitab Suci jika bahwa seorang pernah menolak
percaya kepda Injil, maka ia tidak akan pernah lagi mendapatkan keseempatanuntuk percaya,
atau tidak ada dosa pada hari ini yang tidak diampuni. Seseorang yang pertama mendengar
Injil menolak tetapi kemiduan hari ia berubah dan percaya. Kecuali seseorang membuat
penolakan secara permanen dan terus dalam ketidakpercayaan.
1. Definisi. Nas yang menjadi dasar pemenuhan Roh Kudus adalah Efesus 5:18. “Hendaklah
kamu penuh dengan Roh Kudus”. Perintah ini diberikan dengan kontras terhadap larangan,
“Jangan mabuk anggur”. Pemabukan oleh anggur menyebabkan seseorang tidak dapat
mengontrol atau mengendalikan dirinya. Sedang sifat dari kehidupan Kristen adalah kontras
dnegan pemabukan yang tidak dapat dikontrol. Kata “penuh” (dipenuhi – kata kerja pasif),
dari kata plereusthe, yang berarti “dikontrol”. Jadi yang dimaksudkan adalah Roh Kudus
terus menerus mengontrol dan mendominasi kehidupan orang percaya. Contoh lain dapat
dilihat dalam 1 Korintus 2:9-3:4. Orang duniawi yang hidup dalam kuasa daging, sesuai
dengan pendiktean oleh daging, sedang orang rohani adalah orang yang hidup oleh kuasa Roh
Kudus.
3. Persyaratan. Walaupun Efesus 5:18 berisi perintah untuk dipenuhi oleh Roh Kudus, namun
ada persyaratan-persyaratan, yang berkaitan dengan pemenuhan Roh Kudus. Beberapa
peringatan di bawah ini perlu disimak:
a. Jangan mendukacitakan Roh Kudus (Ef 4:30). Konteks nas ini berkaitan dengan dosa.
Orang-orang percaya diperingatkan agar tidak berdusta (4:25), jangan marah berkepanjangan
(4:26), jangan menyimpan kepahitan/ tidak memaafkan (4:31-32). Pada waktu orang-orang
percaya melakukan hal diatas, mereka sedang mendukacitakan Roh Kudus dan dosa
mencegah pemenuhan Roh Kudus.
b. Jangan memadamkan Roh Kudus (1 Tes 5:19). Konteks pada ayat ini, berkaitan dengan
pelayanan. Orang percaya dihimbau agar berdoa denga tidak berkeputusan (5:17), mengucap
syukur (5:18), dna jangan meremehkan nubuat-nubuat (5:20)
c. Hiduplah oleh Roh (Gal 5:16). “Hidup” (walk) berarti dipimpin oleh Roh, dan tidak
dikontrol/didominasi oleh sifat lama. Orang-orang percaya dinasihati untuk hidup dalam
kuasa Roh. Hal-hal yang berhubungan dengan tantangan di atas adalah: perlu pengakuan dosa
(1 Yoh 1:9), serta penyerahan diri kepada Allah (Rm 6:13; 12:1-2).
d. Hasil/akibat. Hasil dari kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah buah Roh yang
dihasilkan (Gal 5:22,23). Tambahan pula orang-orang percaya mudah menerima engajaran
dari Roh Kudus (1 Kor 2:9-13; Yoh 16:12-15), orang percaya kan memperlihatkan sukacita,
kesatuan, ucapan syukur dalam jemaat (1 Tes 5:19-20), akan dipersatukan dalam pelayanan
(1 Tes 5:17-22), dan akan menunjukan penyerahan diri kepada Allah serta tidak mengikuti
pola hidup dunia (Rm 12:1-2)
L. Karunia-karunia Roh
1. Pengertian istilah. Ada dua istilah Yunani dipakai untuk menjelaskan karunia-karunia rohani.
Pertama, pneumatikos yang berarti “hal-hal rohani” (Spiritual things), atau hal-hal yang
bertalian deng Roh. Kata ini menekan tentang sifat rohani dan asal karunia-karunia rohani;
Karunia-karunia itu bukan talenta, tetapi lebih bersumber pada Roh Kudus, karunia-
karuniaitu secara adikodrati diberikan kepada orang percaya oleh Roh Kudus (1 Kor 12:11).
Kedua, kata yang sering dipakai juga adalah charisma berarti “pemberian anugerah”(grace
gift). Kata ini menekankan bahwa karunia rohaniadalah pemberian dari Allah, ini bukan suatu
pengembangan kemampuan, tapi pemberian dari Allah, ini bukan suatu pengembangan
kemampuan, tapi pemberian yang dikaruniakan kepada orang percaya (1 Kor 12:4). Dalam
Roma 12, Paulus juga menjelaskan bahwa karunia-karunia rohani adalah diterima melalui
pemberian anugerah kepada orang percaya (12:3,6). Definisi yang sederhana adalah
“pemberian Ilahi yang berupa kemampuan yang khusus kepada anggota-anggota tubuh
Kristus untuk pelayanan”.
M. Buah Roh
1. Pendahuluan
Buah Roh dalam Galatia 5:22-23 adalah dalam bentuk tunggal, sedangkan perbuatan daging
adalah jamak. Ada yang mengatakan bahwa buah Roh adalah KASIH (bdg 1 Kor 131:8),
sedangkan delapan lainnya adalah aspek-aspeknya (bdg sebuah intan).
Istilah “buah” menunjukkan kepada kebaikan-kebaikan yang dihasilkan oleh orang-orang
percaya, yang semuanya merupakan produk Roh Kudus. Buah ini menyatakan
unsur proses (sesuatu yang terus menerus seumur hidup).
BAB 6
DOKTRIN ROH KUDUS (PNEUMATOLOGI)
Kalau Kristus adalah Pribadi kedua Allah Trinitas, maka Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Allah
Trinitas yang “yang keluar dari Bapa” (Yohanes 15:26). Sejarah gereja menyatakan banyaknya
penyimpangan mengenai Doktrin Roh Kudus. Di dalam buku Theologia Sistematika, Prof. Dr. Louis
Berkhof tidak membahas Doktrin Roh Kudus, begitu juga banyak buku theologia sistematika tidak
membicarakan doktrin ini, karena banyaknya pertentangan dan kebingungan gereja dalam
menentukan sikap dan ajaran sesuai Alkitab. Oleh karena itu, sudah seharusnya
iman Kristen khususnya di dalam perspektif theologia Reformed membahas dan menyoroti doktrin
ini secara bertanggungjawab.
Sebagai bukti bahwa Roh Kudus adalah Allah, Alkitab memberikan tiga bukti bahwa semua
pekerjaan Allah digenapi dan Roh Kudus turut serta di dalamnya :
a) Allah Pencipta : Kejadian 1:2 (Roh Allah melayang-layang)
b) Allah Penebus : Yohanes 3:3-5 (Roh Kudus menggerakkan, memperanakkan kembali, memberikan
hidup setelah Kristus menggenapkan keselamatan dalam tiap pribadi manusia) ; 1 Petrus 1:2 (Roh
Kudus berperan menguduskan umat pilihan-Nya yang telah ditebus oleh Kristus)
c) Allah Pengwahyu : 2 Petrus 1:20-21 (Roh Kudus berperan untuk mewahyukan Allah dan
memberikan kebenaran kepada manusia yaitu dengan inspirasi (Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru) dan iluminasi/pencerahan)
Lalu, atribut-atribut Roh Kudus yang membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sebagai berikut,
a) Ibrani 9:14 : kekal
b) Lukas 1:35 : Mahatinggi
c) Mazmur 139:7 : Mahahadir
d) 1 Korintus 2:10-11 : Mahatahu.
Setelah mengerti tentang atribut, maka kita harus mengerti juga tentang karakter Roh Kudus yang
adalah Allah, yaitu
a) Roh Allah : Kejadian 1:2
b) Roh Kekekalan : Ibrani 9:14
c) Roh Kebajikan : 1 Korintus 6:19 (karakter moral => goodness)
d) Roh Kemuliaan => Allah dimuliakan melalui pekerjaan Roh Kudus
e) Roh Kebenaran : Yohanes 14:17
f) Allah : Kisah Para Rasul 5:4
g) Tuhan : 2 Korintus 3:17-18
h) Roh : 1 Korintus 2:10
Roh Kudus juga adalah Pribadi, maka tentu Dia juga memiliki karakter seorang Pribadi. Adapun
karakter-karakter Roh Kudus sebagai Pribadi adalah : Roh Kudus dapat sedih. Karakter yang
mengakibatkan Roh Kudus sedih ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu menghujat Roh Kudus,
mendukakan Roh Kudus dan memadamkan Roh Kudus. Mari kita akan mempelajari satu per satu.
Pertama, menghujat Roh Kudus. Beberapa prinsip Alkitab mengenai hal ini adalah :
a) Matius 12:31 :
(1) dilakukan pada saat orang belum percaya atau dilakukan hanya oleh orang yang belum percaya
(2) pernah menolak penawaran kebenaran Kristus yang terus-menerus dari Roh Kudus untuk selama-
lamanya (penolakan kesaksian Roh Kudus yang menyatakan bahwa Kristus adalah Anak Allah dan
hanya Kristus yang dapat menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita).
(3) Pengharapan hanya apabila dengan segera bertobat dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam
hatinya.
b) Kisah Para Rasul 7:51 => infeksi dosa yang membawa maut dalam hati orang yang belum
dilahirkan kembali akan selalu menyebabkan orang tersebut menentang Roh Kudus (pernyataan Dr.
Billy Graham).
Kedua, mendukakan Roh Kudus. Alkitab mengatakan, “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus
Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” (Efesus 4:30) Kata
“mendukakan Roh Kudus” di dalam Perjanjian Lama dijumpai di dalam Yesaya 63:10. Di dalam
kedua ayat ini dapat dijelaskan beberapa prinsip antara lain
a) Mendukakan hati hanya dapat dilakukan oleh orang yang mengasihi kita.
b) Adalah segala kelakuan kita, baik perbuatan, perkataan maupun watak kita tidak serupa Kristus.
c) Roh Kudus membuat kita sedih hingga kita berpaling kembali kepada Kristus dengan hati yang
hancur, kesedihan dan pengakuan.
Ketiga, memadamkan Roh Kudus. Prinsip ini di dalam 1 Tesalonika 5:19, “Janganlah padamkan
Roh,” berarti kita sedang mematikan, mengecilkan api Roh Kudus (Roh Kudus sebagai api).
Sebagai permulaan, 1 Korintus 12-14 merupakan satu kesatuan di mana semuanya adalah karunia
Roh Kudus, dan di dalam 1 Korintus 14 yang khusus membahas tentang Karunia Roh, itu merupakan
penjabaran dari 1 Korintus 12. Oleh karena itu, sebelum masuk ke dalam 1 Korintus 14, maka kita
perlu mempelajari beberapa prinsip tentang karunia Roh Kudus di dalam 1 Korintus 12 dan 13, yaitu
: pertama, karunia Roh Kudus dimaksudkan untuk menyatakan kemuliaan Kristus (1 Korintus 12:3).
Kedua, Roh Kudus yang satu memberikan karunia-karunia kepada orang-orang pilihan-Nya secara
beraneka ragam, sehingga tidak boleh ada pemaksaan (1 Korintus 12:4-6). Ketiga, karunia-karunia
Roh Kudus dipergunakan untuk membangun komunitas jemaat Tuhan/bersama di dalam satu tubuh
Kristus (1 Korintus 12:7,12-30). Keempat, karunia-karunia Roh Kudus diberikan kepada masing-
masing orang pilihan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya (1 Korintus 12:11), sehingga tidaklah benar
jika ada gereja yang mengajarkan jemaatnya untuk meminta “Roh Kudus” untuk memberikan
karunia bahasa roh ! Kelima, semua karunia Roh Kudus harus tunduk di bawah Kasih, karena yang
lebih utama dari karunia Roh Kudus adalah kasih (1 Korintus 12:31-13:13)
Setelah itu, mari kita masuk ke dalam pembahasan 1 Korintus 14:1-40 tentang penggunaan bahasa
roh. Ada beberapa prinsip penggunaan bahasa roh di dalam pasal 14 ini dan prinsip ini BUKAN
“membatasi” Roh Kudus, tetapi membiarkan Roh Kudus bekerja dengan bebas dengan mengikat
diri-Nya sendiri. Artinya, Roh Kudus sejati tidak mungkin menyangkali apa yang telah Dia wahyukan
melalui Alkitab ! Mari kita memperhatikan beberapa prinsip tentang penggunaan bahasa roh ini :
Pertama, karunia Roh yang penting BUKAN berbahasa lidah/roh tetapi bernubuat (ayat 1).
“Bernubuat” tidak boleh langsung diidentikkan dengan karunia menyatakan hal-hal yang akan
datang. Nubuat bisa berarti menyatakan hal-hal yang telah, sedang dan akan terjadi. Sehingga
“bernubuat” identik dengan “berkhotbah atau menyampaikan Firman Allah.” Mengapa bernubuat
ini lebih penting daripada bahasa roh ? Karena di dalam ayat 2-4, Paulus mengatakan bahwa bahasa
roh itu hanya membangun diri sendiri, sedangkan karunia bernubuat membangun Jemaat. Orang
yang terlalu mementingkan bahasa roh berarti orang itu EGOIS, karena tidak mementingkan apakah
orang lain mengerti atau tidak !
Kedua, karunia bahasa roh harus ditafsirkan/diterjemahkan (ayat 5-13). Mengapa bahasa roh perlu
ditafsirkan ? Karena bahasa roh hanya membangun diri dan hanya dapat membangun Jemaat ketika
bahasa roh itu diterjemahkan supaya orang lain dalam Jemaat Tuhan mengerti artinya. Jika tidak
diterjemahkan, Paulus mengatakan bahwa kata-kata itu sia-sia diucapkan di udara (ayat 9-10).
Ketiga, karunia bahasa roh harus berisi penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau
pengajaran (ayat 6). Ini berarti ada sesuatu yang Allah ingin sampaikan kepada manusia melalui
bahasa lidah YANG DITERJEMAHKAN. Pikirkanlah kalau bahasa roh tidak diterjemahkan, bagaimana
bisa manusia menangkap apa yang hendak Allah sampaikan itu ?!
Keempat, bahasa manusia biasa lebih penting daripada beribu bahasa roh tanpa arti (ayat 18-19).
Ayat 18 sering dipotong oleh banyak “hamba Tuhan” gerakan Karismatik/Pentakosta (salah satunya
“Pdt.” Abraham Alex Tanuseputra dari Bethany) lalu mengajarkan bahwa orang Kristen harus
berbahasa roh karena Paulus juga berbahasa roh. Ayat ini memang sengaja dilepaskan dari ayat 19
(supaya cocok dengan doktrin Karismatik/Pentakostanya) yang mengatakan, “Tetapi dalam
pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar
orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.” Jadi, bahasa yang dapat dimengerti
lebih penting dipergunakan di dalam Jemaat ketimbang menggunakan bahasa roh yang tidak
berarti.
Kelima, karunia bahasa roh adalah tanda untuk orang-orang yang beriman anak-anak/tidak
beriman, sedangkan karunia menyampaikan Firman/bernubuat adalah tanda untuk orang-orang
yang beriman (ayat 22). Jangan membalik atau memelintir arti ayat ini seperti pengajaran dari
buku “Pdt.” Abraham Alex Tanuseputra dari Bethany ! Ayat ini sangat amat jelas dan berkaitan
dengan ayat 20-21, di mana Allah memakai lidah-lidah asing untuk menghukum bangsa Israel, tetapi
kenyataan mereka tetap tidak mau mendengarkan-Nya. Jadi, bahasa roh cocok untuk orang
“Kristen” yang beriman dan bermental anak-anak yang ingin dimanja terus, sedangkan
orang Kristen sejati yang beriman dewasa tidak lagi perlu minum susu, tetapi makan makanan yang
keras melalui khotbah dan pengajaran Firman Tuhan.
Keenam, bahasa roh harus disertai dengan karunia Roh lainnya (ayat 26) untuk membangun tubuh
Kristus. Mementingkan karunia bahasa roh dan membuang karunia Roh lainnya adalah suatu ciri
kesesatan di dalam gereja Tuhan !
Ketujuh, bahasa roh yang dipergunakan di dalam Jemaat harus diucapkan maksimal tiga orang,
bergiliran dan harus diterjemahkan (ayat 27). Diucapkan maksimal tiga orang dan bergiliran, supaya
bahasa roh sejati itu tidak liar dan tidak dipakai setan untuk mengacaukan jemaat ! Lalu, bahasa
roh perlu diterjemahkan (lihat ciri/prinsip kedua) agar Jemaat Tuhan boleh dibangun imannya.
Jadi, bahasa roh yang banyak dipergunakan di banyak gereja Karismatik/Pentakosta MUTLAK
PALSU, mengapa ? Karena melanggar prinsip Alkitab ini, yaitu maksimal tiga orang, bergiliran dan
harus diterjemahkan.
Kedelapan, bahasa roh yang tidak memenuhi prinsip ayat 27 tidak boleh diucapkan di dalam Jemaat
(ayat 28). Entah ajaran dari mana ketika ada seorang song leader berani mengajarkan atau
mengajak jemaatnya untuk bersama-sama berbahasa roh, padahal Alkitab tidak mengajarkan
adanya pengucapan bahasa roh secara serentak atau berupa ajakan ! Ceklah Alkitab !
Kesembilan, prinsip penggunaan bahasa roh harus sopan dan teratur, karena ALLAH TIDAK
MENGHENDAKI KEKACAUAN (ayat 33 dan 40). Jadi, dapat disimpulkan, setiap kebaktian dan gereja
yang melanggar atau memelintir prinsip 1 Korintus 14 tentang penggunaan bahasa roh sejati ini
adalah kebaktian yang mengacaukan dan jelas bukan berasal dari Allah (mungkin dari diri
sendiri/halusinasi atau sangat mungkin sekali dari setan) ! Berhati-hatilah terhadap jemaat yang
masih gemar beribadah di dalam kebaktian yang banyak bersifat entertainment tersebut !
Seorang theolog Reformed terkemuka abad 20 ini, Rev. Dr. John R. W. Stott membagikan buah Roh
(Galatia 5:22-23a) ke dalam tiga rasa :
1. 3 rasa yang I (hubungan dengan Allah) :
a) Kasih
b) Sukacita
c) Damai sejahtera
2. 3 rasa yang II (hubungan dengan sesama) :
a) Kesabaran
b) Kemurahan
c) Kebaikan
3. 3 rasa yang III (hubungan dengan diri sendiri) :
a) Kesetiaan
b) Kelemahlembutan
c) Penguasaan diri
Ev. Ir. Miko Liendiawaty, M.C.S. di dalam kuliah Doktrin Roh Kudus di Sekolah Theologia Reformed
Injili Surabaya (STRIS) Andhika menjabarkan penjelasan kesembilan rasa buah Roh Kudus ini :
1. kasih (KJV : love) => diwujudkan kepada Allah dan manusia
2. sukacita (KJV : joy) => sebagai respon terhadap anugerah Allah
3. damai sejahtera (KJV : peace) => keselarasan hubungan dengan Allah dan dengan manusia
4. kesabaran (KJV : longsuffering) => bertahan dalam kondisi tertekan/penderitaan
5. kemurahan (KJV : gentleness) => menghibur orang lain (dengan karakter yang baik)
6. kebaikan (KJV : goodness) => memberikan dengan segenap hati (kebajikan)
7. kesetiaan (KJV : faith) => bisa diandalkan
8. kelemahlembutan (KJV : meekness) => rendah hati, sikap/cara bersikap yang baik untuk
menolong sesama (moral/excellence in character)
9. penguasaan diri (KJV : temperance) => menguasai keinginan diri dan nafsu/hasrat diri.