You are on page 1of 37

Pzenulis : Markus

Tema : Yesus, Sang Putra-Hamba


Tanggal Penulisan: 55-65 M
Latar Belakang
Di antara keempat Injil, Injil Markus merupakan kisah yang paling singkat tentang "permulaan Injil
tentang Yesus" (Mr 1:1). Sekalipun nama penulis tidak disebut dalam kitab itu sendiri (berlaku bagi
semua Injil), dengan suara bulat gereja yang mula-mula memberi kesaksian bahwa Yohanes Markus
adalah penulis Injil ini. Ia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen
(Kis 12:12). Markus memiliki kesempatan yang unik karena berhubungan dengan pelayanan tiga
orang rasul PB: Paulus (Kis 13:1-13; Kol 4:10; File 1:24), Barnabas (Kis 15:39) dan Petrus (1Pet
5:13). Menurut Papias (sekitar 130 M) dan beberapa bapak gereja abad kedua, Markus memperoleh
isi Injilnya dari hubungannya dengan Petrus. Ia menulisnya di Roma untuk orang Romawi yang
percaya. Sekalipun saat penulisan Injil ini tidak jelas, sebagian besar sarjana menetapkan
tanggalnya sekitar tahun 50-60 M; mungkin Injil ini yang pertama-tama ditulis.
Tujuan
Pada tahun 60-an M, orang percaya diperlakukan secara kejam oleh masyarakat dan banyak di
antaranya disiksa bahkan dibunuh di bawah pemerintahan kaisar Nero. Menurut tradisi, di antara
para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Petrus dan Rasul Paulus. Selaku salah seorang
pimpinan gereja di Roma, Yohanes Markus digerakkan oleh Roh Kudus untuk menulis Injil ini sebagai
suatu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalaan terhadap masa penganiayaan
ini. Tujuannya ialah memperkuat dasar iman dalam orang percaya di Roma, dan jikalau diperlukan,
mendorong mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada
mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, Tuhan mereka.
Survai
Dalam suatu kisah yang bergerak dengan cepat, Markus memperkenalkan Yesus sebagai Putra Allah
dan Mesias, hamba yang menderita. Titik yang menentukan dalam kitab ini adalah episode di
Kaisarea Filipi, yang disusul oleh peristiwa pemuliaan Yesus (Mr 8:27--9:10), ketika identitas dan
misi penderitaan Yesus dinyatakan dengan jelas kepada kedua belas murid-Nya. Bagian pertama
kitab Injil ini memusatkan perhatian terutama kepada mukjizat luar biasa yang dilakukan Yesus dan
pada kuasa-Nya atas penyakit dan setan-setan sebagai tanda bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Akan tetapi, di Kaisarea Filipi itu Yesus memberitahukan dengan terus terang kepada para murid
bahwa Dia harus "menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari" (Mr 8:31). Banyak ayat dalam kitab ini
menyebut penderitaan sebagai harga kemuridan (mis. Mr 3:21-22,30; Mr 8:34-38; Mr 10:33-
34,45; Mr 13:8,11-13). Namun setelah mereka menderita karena Dia maka Allah akan menyatakan
bahwa Ia berkenan kepada mereka, sebagaimana ditunjukkan dalam kebangkitan Yesus.
Ciri-ciri Khas
Empat ciri utama menandai Injil Markus:

1. (1) Injil ini penuh kegiatan, yang lebih menekankan apa yang dilakukan Yesus daripada apa
yang diajarkan oleh-Nya (Markus mencantumkan 18 mukjizat Yesus dan hanya empat
perumpamaan-Nya);
2. (2) Injil ini khususnya untuk orang Romawi, serta menjelaskan adat-istiadat Yahudi,
meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan istilah Latin
dan menerjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram;
3. (3) Injil ini bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari
episode yang satu kepada episode yang lain, dengan menggunakan 42 kali kata keterangan
Yunani yang diterjemahkan dengan "seketika itu juga".
4. (4) Injil ini ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam
kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari
seorang pujangga.
Penulis : Matius
Tema : Yesus, Raja Mesianis
Tanggal Penulisan: Tahun 60-an TM
Latar Belakang
Injil ini dengan tepat sekali ditempatkan pertama sebagai pengantar PB dan "Mesias, Anak Allah
yang hidup" (Mat 16:16). Walaupun nama pengarang tidak disebutkan dalam nas Alkitab, kesaksian
semua bapa gereja yang mula-mula (sejak kira-kira tahun 130 M) menyatakan bahwa Injil ini ditulis
oleh Matius, salah seorang murid Yesus.
Jikalau Injil Markus ditulis untuk orang Romawi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL MARKUS" 08165) dan
Injil Lukas untuk Teofilus dan semua orang percaya bukan Yahudi (Lihat "PENDAHULUAN INJIL
LUKAS" 08169), maka Injil Matius ditulis untuk orang percaya bangsa Yahudi. Latar Belakang Yahudi
dari Injil ini tampak dalam banyak hal, termasuk

1. (1) ketergantungannya pada penyataan, janji, dan nubuat PL untuk membuktikan bahwa
Yesus memang Mesias yang sudah lama dinantikan;
2. (2) hal merunut garis silsilah Yesus, bertolak dari Abraham (Mat 1:1-17);
3. (3) pernyataannya yang berulang-ulang bahwa Yesus adalah "Anak Daud" (Mat 1:1; Mat
9:27; Mat 12:23; Mat 15:22; Mat 20:30-31; Mat 21:9,15; Mat 22:41-45);
4. (4) penggunaan istilah yang khas Yahudi seperti "Kerajaan Sorga" (yang searti dengan
"Kerajaan Allah") sebagai ungkapan rasa hormat orang Yahudi sehingga segan menyebut
nama Allah secara langsung dan
5. (5) petunjuknya kepada berbagai kebiasaan Yahudi tanpa memberikan penjelasan apa pun
(berbeda dengan kitab-kitab Injil yang lain).

Sekalipun demikian, Injil ini tidak semata-mata untuk orang Yahudi. Seperti amanat Yesus sendiri,
Injil Matius pada hakikatnya ditujukan kepada seluruh gereja, serta dengan saksama menyatakan
lingkup universal Injil (mis. Mat 2:1-12; Mat 8:11-12; Mat 13:38; Mat 21:43; Mat 28:18-20).
Tanggal dan tempat Injil ini berasal tidak dapat dipastikan. Akan tetapi, ada alasan kuat untuk
beranggapan bahwa Matius menulis sebelum tahun 70 M ketika berada di Palestina atau Antiokia di
Siria. Beberapa sarjana Alkitab percaya bahwa Injil ini merupakan Injil yang pertama ditulis,
sedangkan ahli yang lain beranggapan bahwa Injil yang ditulis pertama adalah Injil Markus.
Tujuan
Matius menulis Injil ini

1. (1) untuk memberikan kepada sidang pembacanya kisah seorang saksi mata mengenai
kehidupan Yesus,
2. (2) untuk meyakinkan pembacanya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Mesias yang
dinubuatkan oleh nabi PL, yang sudah lama dinantikan, dan
3. (3) untuk menunjukkan bahwa Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dan melalui Yesus Kristus
dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Matius ingin sekali agar pembacanya memahami bahwa

1. (1) hampir semua orang Israel menolak Yesus dan kerajaan-Nya. Mereka tidak mau percaya
karena Ia datang sebagai Mesias yang rohani dan bukan sebagai Mesias yang politis.
2. (2) Hanya pada akhir zaman Yesus akan datang dalam kemuliaan-Nya sebagai Raja segala
raja untuk menghakimi dan memerintah semua bangsa.

Survai
Matius memperkenalkan Yesus sebagai penggenapan pengharapan Israel yang dinubuatkan. Yesus
menggenapi nubuat PL dalam kelahiran-Nya (Mat 1:22-23), tempat lahir (Mat 2:5-6), peristiwa
kembali dari Mesir (Mat 2:15) dan tinggal di Nazaret (Mat 2:23); Ia juga diperkenalkan sebagai
Oknum yang didahului oleh perintis jalan Sang Mesias (Mat 3:1-3); dalam hubungan dengan lokasi
utama dari pelayanan-Nya di depan umum (Mat 4:14-16), pelayanan penyembuhan-Nya (Mat 8:17),
peranan-Nya selaku hamba Allah (Mat 12:17-21), ajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan (Mat
13:34-35), peristiwa memasuki Yerusalem dengan jaya (Mat 21:4-5) dan penangkapan-Nya (Mat
26:56).
Pasal 5-25 (Mat 5:1--25:46) mencatat lima ajaran utama yang disampaikan oleh Yesus dan lima
kisahan utama mengenai perbuatan-Nya yang besar sebagai Mesias. Lima ajaran utama itu adalah:

1. (1) Khotbah di Bukit (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);


2. (2) pengarahan bagi orang yang diutus untuk berkeliling memberitakan Kerajaan itu
(pasal 10; Mat 10:1-42);
3. (3) perumpamaan tentang Kerajaan Allah (pasal 13; Mat 13:1-30);
4. (4) sifat seorang murid sejati (pasal 18; Mat 18:1-35) dan
5. (5) ajaran di Bukit Zaitun mengenai akhir zaman (pasal 24-25; Mat 24:1--25:46).

Lima kisah utama dalam Injil ini adalah:

1. (1) Yesus mengerjakan tanda ajaib dan mukjizat, yang menegaskan tentang realitas
kerajaan itu (pasal 8-9; Mat 8:1--9:38);
2. (2) Yesus mempertunjukkan lebih lanjut adanya kerajaan (pasal 11-12; Mat 11:1--12:50);
3. (3) Pengumuman kerajaan menimbulkan bermacam-macam krisis (pasal 14-17; Mat 14:1--
17:27);
4. (4) Yesus berjalan ke Yerusalem dan tinggal di situ pada minggu terakhir (Mat 19:1--26:46);
5. (5) Yesus ditangkap, dihakimi, disalibkan dan bangkit dari antara orang mati (Mat 26:47--
28:20). Tiga ayat yang terakhir dari kitab Injil ini mencatat "Amanat Agung" Yesus.

Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai Injil ini.

1. (1) Kitab ini merupakan Injil yang mencolok sifat ke-Yahudiannya.


2. (2) Ajaran dan pelayanan Yesus di bidang penyembuhan dan pelepasan disajikan secara
paling teratur. Karena hal ini, maka pada abad kedua gereja sudah mempergunakan Injil ini
untuk membina orang yang baru bertobat.
3. (3) Kelima ajaran utama berisi materi yang terluas di dalam keempat Injil yang mencatat
pengajaran Yesus
1. (a) selama pelayanan-Nya di Galilea dan
2. (b) mengenai hal-hal terakhir (eskatologi).
4. (4) Injil ini secara khusus menyebutkan peristiwa dalam kehidupan Yesus sebagai
penggenapan PL jauh lebih banyak daripada kitab lain di PB.
5. (5) Kerajaan Sorga\Kerajaan Allah disebutkan dua kali lebih banyak daripada kitab lain di
PB.
6. (6) Matius menekankan
1. (a) standar-standar kebenaran dari Kerajaan Allah (pasal 5-7; Mat 5:1--7:29);
2. (b) kuasa kerajaan itu atas dosa, penyakit, setan-setan, dan bahkan kematian; dan
3. (c) kejayaan kerajaan itu di masa depan dalam kemenangan yang mutlak pada akhir
zaman.
7. (7) Hanya Injil ini yang menyebutkan atau menubuatkan gereja sebagai suatu wadah yang
menjadi milik Yesus di kemudian hari (Mat 16:18; Mat 18:17).

Penulis : Lukas
Tema : Yesus, Juruselamat yang Ilahi dan Manusiawi
Tanggal Penulisan: Tahun 60-63 M
Latar Belakang
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama
Teofilus (Luk 1:1,3; Kis 1:1). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut,
kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri
menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.
Rupanya Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis
sebuah kitab di dalam Alkitab. Roh Kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus (artinya,
"seorang yang mengasihi Allah") guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri dari
orang bukan Yahudi akan kisah yang lengkap mengenai permulaan kekristenan. Kisah ini terdiri atas
dua bagian:

1. (1) kelahiran, kehidupan dan pelayanan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus (Injil
Lukas), dan
2. (2) pencurahan Roh di Yerusalem dan perkembangan selanjutnya dari gereja mula-mula
(Kitab Kisah Para Rasul). Kedua kitab ini merupakan lebih dari seperempat bagian dari
seluruh PB.

Dari surat-surat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang kekasih ...
seorang dokter" (Kol 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2Tim 4:11; File 1:24; bd.
perikop-perikop "kami" di Kisah Para Rasul, lihat "PENDAHULUAN KISAH PARA RASUL" 08177). Dari
penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang
terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang diilhami. Ketika ia menulis Injilnya, agaknya
gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus.
Matius menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil
yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan Yahudi yang berbahasa Yunani memang
memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus yang diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari
tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (lih. Luk 1:1-4). Jadi, Lukas
mulai menyelidiki segala peristiwa itu dengan saksama "dari asal mulanya" (Luk 1:3). Barangkali ia
mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis
23:23--26:32), dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di
Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16).
Tujuan
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang
lengkap dan cermat "tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, sampai pada hari
Ia terangkat" (Kis 1:1-2). Lukas yang menulis dengan ilham Roh Kudus, menginginkan agar Teofilus
dan para petobat bukan Yahudi serta orang-orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan
mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan
(Luk 1:3-4). Kenyataan bahwa tulisan Lukas ini ditujukan kepada orang-orang bukan Yahudi tampak
dengan jelas di seluruh kitab Injil ini; misalnya, ia merunut silsilah Yesus sebagai manusia sampai
_kepada Adam_ (Luk 3:23-38) dan tidak hanya _sampai Abraham_ seperti yang dilakukan oleh
Matius (bd. Mat 1:1-17). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai Juruselamat yang
ilahi-insani yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan
keselamatan.
Survai
Injil Lukas mulai dengan kisahan masa bayi yang paling lengkap (Luk 1:5--2:40) dan satu-satunya
pandangan sekilas di dalam Injil-Injil mengenai masa pra remaja Yesus (Luk 2:41-52). Setelah
menceritakan pelayanan Yohanes Pembaptis dan memberikan silsilah Yesus, Lukas membagi
pelayanan Yesus ke dalam tiga bagian besar:

1. (1) pelayanan-Nya di Galilea dan sekitarnya (Luk 4:14--9:50),


2. (2) pelayanan-Nya pada perjalanan terakhir ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27), dan
3. (3) minggu terakhir-Nya di Yerusalem (Luk 19:28--24:43).

Walaupun mukjizat-mukjizat Yesus dalam pelayanan-Nya di Galilea cukup mencolok di dalam


tulisan Lukas, fokus utama Injil ini ialah pengajaran dan perumpamaan-perumpamaan Yesus selama
pelayanan-Nya yang luas dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem (Luk 9:51--19:27). Bagian ini
mengandung himpunan materi terbesar yang unik dalam kitab Lukas, dan mencakup banyak kisah
dan perumpamaan yang sangat digemari. Ayat terpenting (Luk 9:51) dan ayat kunci (Luk 19:10) dari
Injil ini terdapat pada permulaan dan menjelang akhir materi Lukas yang khusus ini.
Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan yang utama menandai Injil Lukas:

1. (1) Injil ini adalah yang terlengkap catatannya mengenai peristiwa di dalam kehidupan
Yesus sejak menjelang kelahiran sampai kenaikan-Nya, dan juga kitab yang terpanjang
dalam PB.
2. (2) Kitab ini mempunyai kesusastraan terbaik dari semua Injil, menunjukkan gaya penulisan
dan isi yang luar biasa, kosa kata kaya dan penguasaan bahasa Yunani yang baik sekali.
3. (3) Lukas menekankan cakupan universal dari Injil - bahwa Yesus datang untuk membawa
keselamatan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.
4. (4) Perhatian Yesus terhadap orang yang serba kekurangan ditekankan, termasuk para
wanita, anak-anak, orang miskin, dan kelompok yang dianggap sampah masyarakat;
5. (5) Injil Lukas menekankan kehidupan doa Yesus dan pengajaran-Nya mengenai doa.
6. (6) Gelar yang terutama untuk Yesus dalam kitab ini adalah "Anak Manusia".
7. (7) Tanggapan sukacita menandai mereka yang menerima Yesus dan berita-Nya.
8. (8) Roh Kudus diberikan peranan terpenting dalam kehidupan Yesus dan umat-Nya (mis. Luk
1:15,41,67; Luk 2:25-27; Luk 4:1,14,18; Luk 10:21; Luk 12:12; Luk 24:49).

Penulis : Yohanes
Tema : Yesus, Putra Allah
Tanggal Penulisan: 80-95 M
Latar Belakang
Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan
Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan
dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak
langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2;Yoh 21:7,20). Kesaksian
tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa
penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota
kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus).
Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di
Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal
suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang
Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu
pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus
Kristus.
Tujuan
Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-
Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani
yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai
mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes
bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya
kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk
menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu,
dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3).
Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya
mendukung yang kedua sebagai tujuan utama.
Survai
Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias
Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung
termasuk:

1. (1) tujuh tanda (Yoh 2:1-11; Yoh 4:46-54; Yoh 5:2-18; Yoh 6:1-15; Yoh 6:16-21; Yoh 9:1-
41; Yoh 11:1-46) dan tujuh ajaran (Yoh 3:1-21; Yoh 4:4-42; Yoh 5:19-47; Yoh 6:22-59; Yoh
7:37-44; Yoh 8:12-30; Yoh 10:1-21) sebagai penyingkapan Yesus tentang identitas-Nya yang
sebenarnya;
2. (2) tujuh pernyataan "Aku adalah" (Yoh 6:35; Yoh 8:12; Yoh 10:7; Yoh 10:11; Yoh 11:25; Yoh
14:6; Yoh 15:1). Dengan pernyataan ini Yesus menyatakan secara kiasan peranan-Nya dalam
penebusan umat manusia.
3. (3) Kebangkitan tubuh-Nya dari antara orang mati sebagai tanda terakhir dan puncak
pembuktian bahwa Dia memang "Kristus, Anak Allah" (Yoh 20:31).

Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.


1. (1) Pasal 1-12 (Yoh 1:1--12:50)yang menyajikan kisah penjelmaan dan pelayanan umum
Yesus. Sekalipun tujuh tanda yang meyakinkan, tujuh ajaran yang berbobot, dan tujuh
pernyataan "Aku adalah" yang menakjubkan, orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai
Mesias mereka.
2. (2) Setelah ditolak oleh umat perjanjian yang lama yaitu Israel, Yesus (pasal 13-21; Yoh
13:1--21:25) memusatkan perhatian pada murid-murid-Nya sebagai inti dari umat perjanjian
yang baru (yaitu: gereja yang didirikan oleh-Nya). Pasal-pasal ini mencantumkan perjamuan
terakhir (pasal 13; Yoh 13:1-20), ajaran terakhir (pasal 14-16; Yoh 14:1--16:33), dan doa-
Nya yang terakhir (pasal 17; Yoh 17:1-25) untuk murid-murid-Nya dan semua orang percaya.
Kemudian perjanjian baru diresmikan dan ditegakkan oleh kematian (pasal 18-19;Yoh 18:1--
19:42) dan kebangkitan-Nya (pasal 20-21; Yoh 20:1--21:25).

Ciri-ciri Khas
Delapan penekanan utama menandai Injil ini.

1. (1) Keilahian Yesus sebagai "Anak Allah" ditekankan. Dari prolog Yohanes dengan pernyataan
yang luar biasa, "kita telah melihat kemuliaan-Nya" (Yoh 1:14) sampai akhirnya dengan
pengakuan Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yoh 20:28), Yesus adalah Putra Allah yang
menjadi manusia.
2. (2) Kata "percaya" yang dipakai sebanyak 98 kali adalah sama dengan menerima Kristus (Yoh
1:12) dan meliputi tanggapan hati (bukan saja mental) yang menghasilkan suatu komitmen
dari seluruh kehidupan kepada Dia.
3. (3) "Hidup kekal" adalah konsep kunci dari Yohanes. Konsep ini bukan hanya menunjuk
kepada suatu keberadaan tanpa akhir, tetapi lebih mengarah kepada perubahan mutu
kehidupan yang datang melalui persatuan dengan Kristus. Hal ini mengakibatkan baik
kebebasan dari perbudakan dosa dan setan-setan maupun pengenalan dan persekutuan yang
makin bertumbuh dengan Allah.
4. (4) Pertemuan pribadi dengan Yesus diutamakan dalam Injil ini (tidak kurang dari 27).
5. (5) Pelayanan Roh Kudus memungkinkan orang percaya mengalami kehidupan dan kuasa
Yesus secara terus-menerus setelah kematian dan kebangkitan Kristus.
6. (6) Injil ini menekankan "kebenaran" -- Yesus adalah kebenaran, Roh Kudus adalah Roh
Kebenaran, dan Firman Allah adalah kebenaran. Kebenaran membebaskan orang (Yoh 8:32),
menyucikan mereka (Yoh 15:3) serta berlawanan dengan kegiatan dan sifat Iblis (Yoh 8:44-
47,51).
7. (7) Angka tujuh sangat menonjol: tujuh tanda, tujuh ajaran, dan tujuh pernyataan "Aku
adalah" menegaskan siapa Yesus itu (bd. menonjolnya angka tujuh di dalam kitab Wahyu
oleh penulis yang sama).
8. (8) Kata-kata dan konsep lainnya yang utama dari Yohanes adalah: "firman", "terang",
"daging", "kasih", "kesaksian", "tahu", "kegelapan", dan "dunia".

Penulis : Lukas
Tema : Penyebaran Injil yang Penuh Keberhasilan Melalui
Kuasa Roh Kudus
Tanggal Penulisan: Sekitar 63 T.M.
Latar Belakang
Kitab Kisah Para Rasul, seperti halnya Injil Lukas, dialamatkan kepada seorang yang bernama
"Teofilus" (Kis 1:1). Sekalipun nama pengarangnya tidak disebutkan dalam kedua kitab itu,
kesaksian kekristenan mula-mula dengan suara bulat, serta bukti intern yang mendukung dari kedua
kitab ini menunjuk kepada satu orang penulis yaitu Lukas "tabib ... yang kekasih" (Kol 4:14).
Roh Kudus mendorong Lukas untuk menulis kepada Teofilus supaya mengisi keperluan dalam gereja
orang Kristen bukan Yahudi, akan kisah yang lengkap mengenai awal kekristenan --

1. (1) "dalam bukuku yang pertama" ialah Injil tentang kehidupan Yesus, dan
2. (2) buku yang kemudian ialah laporannya dalam Kisah Para Rasul tentang pencurahan Roh
Kudus di Yerusalem serta perkembangan gereja yang berikutnya.

Jelas Lukas adalah seorang penulis yang unggul, sejarawan yang cermat dan seorang teolog yang
diilhami.
Kitab Kisah Para Rasul secara selektif meliput tiga puluh tahun pertama dalam sejarah gereja.
Sebagai sejarawan gereja, Lukas menelusuri penyebaran Injil dari Yerusalem hingga ke Roma sambil
menyebutkan sekitar 32 negara, 54 kota dan 9 pulau di Laut Tengah, 95 orang yang berbeda dengan
nama serta beberapa pejabat dan administrator pemerintah dengan gelar jabatan yang tepat. Ilmu
purbakala makin menguatkan ketepatan Lukas dalam semua detail. Selaku seorang teolog, Lukas
dengan cerdas melukiskan makna beberapa pengalaman dan peristiwa dalam tahun-tahun mula-
mula gereja.
Pada tahap awal, Alkitab PB terdiri atas dua kumpulan:

1. (1) keempat Injil dan


2. (2) surat-surat Paulus.

Kisah Para Rasul memainkan peranan yang penting sebagai penghubung di antara kedua kumpulan
itu dan tempatnya benar dalam urutan kanonik adalah benar. Pasal 13 (Kis 13:1-28) memberikan
latar belakang sejarah yang diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam pelayanan dan
surat-surat Paulus. Bagian ayat-ayat dalam kitab ini di mana Lukas menggunakan istilah "kami" (Kis
16:10-17; Kis 20:5--21:18; Kis 27:1--28:16) menunjukkan keikutsertaannya dalam perjalanan Paulus.
Tujuan
Di dalam mengisahkan permulaan berdirinya gereja, Lukas setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan.

1. (1) Lukas menunjukkan bahwa Injil bergerak dengan kemenangan dari perbatasan Yudaisme
yang sempit ke dunia kafir kendatipun tentangan dan penganiayaan.
2. (2) Dia mengungkapkan peranan Roh Kudus dalam kehidupan dan misi gereja, menekankan
baptisan Roh Kudus sebagai persediaan Allah dalam memperkuat gereja untuk
memberitakan Injil dan melanjutkan pelayanan Yesus.

Lukas secara eksplisit mengisahkan tiga kali bahwa baptisan dengan Roh Kudus disertai bahasa lidah
(Kis 2:4; Kis 10:45-46; Kis 19:1-7). Konteks dari bagian-bagian ini menunjukkan bahwa pengalaman
ini adalah normatif dalam kekristenan mula-mula dan merupakan pola Allah yang tetap bagi gereja.
Survai
Dalam Injil karangannya Lukas mencatat "segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis
1:1), tetapi kitab ini menerangkan apa yang selanjutnya diperbuat dan diajar oleh Yesus setelah
naik ke sorga, melalui kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam dan melalui murid-murid-Nya dan
jemaat mula-mula. Ketika Yesus naik ke sorga (Kis 1:9-11), instruksi terakhir kepada murid-murid-
Nya ialah menunggu di Yerusalem hingga mereka dibaptiskan dengan Roh Kudus (Kis 1:4-5). Ayat
kunci kitab ini (Kis 1:8) berisi ringkasan padat yang teologis dan geografis dari kitab ini: Yesus
berjanji bahwa mereka akan menerima kuasa ketika Roh Kudus dicurahkan atas mereka -- kuasa
untuk menjadi saksi-Nya

1. (1) "di Yerusalem" (pasal 1-7; Kis 1:1--7:60),


2. (2) "di seluruh Yudea dan Samaria" (pasal 8-12; Kis 8:1--12:25), dan
3. (3) "sampai ke ujung bumi" (pasal 13-28; Kis 13:1--28:31).

Kisah Para Rasul mengisahkan perpaduan tindakan ilahi dengan tindakan manusia. Seluruh gereja,
bukan hanya para rasul, ikut "menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil" (Kis 8:4).
Para diaken seperti Stefanus dan Filipus (Kis 6:1-6) menjadi perkasa di dalam Roh Kudus dan iman,
"mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda di antara orang banyak" (Kis 6:8) bahkan sampai
menggoncangkan beberapa kota dengan Injil (lih. Kis 8:5-13). Umat yang saleh berdoa dengan
tekun, melihat malaikat-malaikat, mendapatkan penglihatan, menyaksikan tanda dan mukjizat
yang ajaib, mengusir setan-setan, menyembuhkan yang sakit serta memberitakan Injil dengan
keberanian dan kekuasaan. Sekalipun di dalam gereja ada persoalan, seperti ketegangan antara
orang Yahudi dan bukan Yahudi (pasal 15; Kis 15:1-41), dan kendatipun penganiayaan terus-
menerus dari luar gereja oleh pemimpin agama dan penguasa sipil, nama Tuhan Yesus Kristus
dimuliakan dalam perkataan dan tindakan dari kota yang satu ke kota yang lain.
Dalam pasal 1-12 (Kis 1:1--12:25) pusat utama dari penjangkauan gereja adalah Yerusalem. Di
situlah Petrus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil. Dalam
pasal 13-28 (Kis 13:1--28:31) pusat utama penjangkauan gereja adalah Antiokhia di Siria; di situlah
Paulus menjadi orang terkemuka yang dipakai Allah untuk menyebarkan Injil kepada orang yang
bukan Yahudi. Kitab Kisah Para Rasul berakhir tiba-tiba dengan Paulus di Roma, sedang menunggu
pengadilannya di depan Kaisar. Walaupun hasil pengadilan tertangguh, kitab ini diakhiri dengan
nada kemenangan. Paulus masih tertawan, namun ia tetap memberitakan Kerajaan Allah dan
mengajar tentang Tuhan Yesus dengan berani tanpa rintangan (Kis 28:31).
Ciri-ciri Khas
Sembilan ciri utama menandai surat ini.

1. (1) Gereja: kitab ini menyatakan sumber kuasa dan sifat sejati dari misi gereja, bersama
beberapa prinsip yang harus menguasai gereja pada setiap angkatan.
2. (2) Roh Kudus: oknum ketiga dari Trinitas disebut secara khusus lima puluh kali; baptisan
dalam dan pelayanan Roh Kudus memberikan kuasa ilahi (Kis 1:8), keberanian (Kis 4:31),
ketakutan yang kudus akan Allah (Kis 5:3,5,11), kebijaksanaan (Kis 6:3,10), bimbingan (Kis
16:6-10) dan karunia-karunia Roh (Kis 19:6).
3. (3) Amanat gereja mula-mula: Lukas dengan cermat mencatat khotbah-khotbah yang
diilhamkan yang disampaikan oleh Petrus, Stefanus, Paulus, Yakobus dan orang lain yang
memberikan pengetahuan tentang gereja mula-mula yang tidak terdapat dalam kitab-kitab
PB lainnya.
4. (4) Doa: Gereja mula-mula mengabdikan diri kepada doa yang tetap dan sungguh-sungguh;
kadang-kadang sepanjang malam sehingga hasilnya luar biasa.
5. (5) Tanda-tanda, keajaiban-keajaiban dan mukjizat-mukjizat: penyataan ini menyertai
pekabaran Injil di dalam kuasa Roh Kudus.
6. (6) Penganiayaan: pekabaran Injil dengan kuasa terus-menerus membangkitkan
pertentangan dan penganiayaan, baik dari pihak agama maupun yang sekular.
7. (7) Urutan Yahudi -- bukan Yahudi: sepanjang kitab ini Injil pertama-tama disampaikan
kepada orang Yahudi, baru kepada bangsa-bangsa lainnya.
8. (8) Wanita: keterlibatan wanita disebutkan secara khusus dalam pelaksanaan pelayanan
gerejani.
9. (9) Kemenangan: tembok pemisah (nasional, keagamaan, budaya, atau suku) dan
pertentangan serta penganiayaan tidak dapat menahan meluasnya Injil.

Prinsip Hermeneutis
Beberapa penafsir memandang kitab Kisah Para Rasul seolah di bawah suatu perjanjian PB yang lain
daripada melihatnya sebagai patokan Allah bagi gereja dan kesaksiannya selama seluruh periode
yang disebut PB "hari-hari terakhir" (bd. lihat cat. --> "Kis 2:17"). [atau ref. Kis 2:17] Kisah Para
Rasul bukan saja buku sejarah dari gereja mula-mula, melainkan menjadi buku pedoman bagi
kehidupan Kristen dan untuk gereja yang dipenuhi Roh. Orang percaya seharusnya mendambakan
dan menantikan, sebagai norma atau patokan gereja masa kini, semua unsur pelayanan dan
pengalaman gereja PB (kecuali penulisan PB); semuanya ini dapat dicapai apabila gereja bergerak
dalam kuasa Roh yang penuh. Tidak ada sesuatu dalam Kisah Para Rasul atau PB yang mengatakan
bahwa tanda-tanda, keajaiban-keajaiban, mukjizat-mukjizat, karunia-karunia rohani atau tolok
ukur rasuli bagi kehidupan dan pelayanan gereja pada umumnya akan berhenti secara mendadak
atau untuk selama-lamanya pada akhir masa para rasul. Kisah Para Rasul mencatat apa yang
seharusnya gereja perbuat di dalam setiap generasi selama ia melanjutkan pelayanan Yesus dalam
kuasa Pentakosta dari Roh Kudus (lihat cat. --> "Kis 7:44"). [atau ref. Kis 7:44]

Chapman, Adina, PENGANTAR PERJANJIAN BARU, Bandung, Yayasan Kalam Hidup,


1995

Diktat Pneumatologi (retyping)
DOKTRIN TENTANG ROH KUDUS
A.  Pendahuluan
Manusia memiliki dua kebutuhan dasar rohani yang setiap saat menjadi jeritan hati untuk
dipenuhi, yaitu kebutuhan akan pengampunan dan kebaikan (hidup yang berarti/produktif).
Jeritan terhadap dua kebutuhan dasar ini telah dijawab oleh Tuhan melalui jalan yang telah
disediakan. Alkitab telah memberitahukan bahwa pengorbanan Anak Allah diatas kayu salib
adalah jaminan pengampunan bagi dosa manusia (2 Kor 5:21; Kol 2:13-14; 1 Pet 2:24; 1Yoh
2:2) dan sesudah itu Ia juga menyediakan karunia Roh Kudus bagi orang-orang milikNya,
agar mereka hidup dalam kemenangan, bukan dalam kekalahan atau keputusasaan.
Kepada murid-murid yang sedang gelisah, karena menyadari bahwa Guru mereka akan
segera berpisah dengan mereka, Tuhan Yesus menghibur dengan berkata:
“... Adalah lebih berguna bagi kamu (murid-murid), jika Aku pergi. Sebab jika Aku tidak
pergi, Penghibur (Roh Kudus) itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jika Aku pergi, Aku
akan mengutus Dia kepadamu. ... Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan
memimpin kamu kedalam seluruh kebenaran. ...” (Yoh 16:7, 13).

B.  Kepribadian Roh Kudus


Roh Kudus adalah pribadi atau oknum:
1.      Dibuktikan oleh ciri-cirinya
a.       Ia memiliki akal (1 Kor 2:10-11)
b.      Ia memiliki perasaan (Ef 4:30)
c.       Ia memiliki kehendak/kemauan (1 Kor 12:11)

2.      Dibuktikan melalui karyaNya


a.       Mengajar (Yoh 14:26)
b.      Membimbing (Rm 8:14)
c.       Mengutus (Kis 13:4)
d.      Memberi perintah kepada orang percaya (Kis 8:29)
e.       Berdoa syafaat (Rm 8:26)
f.       Berkata-kata (Yoh 15:26; 2 Pet 1:21)

3.      Dibuktikan oleh perasaan dan kepribadianNya


a.       Ia dapat ditaati (Kis 10:19-21)
b.      Ia dapat didustai/ manusia dapat berdusta kepadaNya (Kis 5:3)
c.       Ia dapat ditolak (Kis 7:51)
d.      Ia dapat dihormati (Maz 51:11)
e.       Ia dapat dihujat (Mat 12:31)
f.       Ia dapat didukacitakan (Ef 4:30)
g.      Ia dapat dihina (Ibr 10:29)

4.      Dibuktikan melalu tata bahasa yang tidak biasa. Biasanya bahasa Yunani untuk roh adalah
dalam jenis neuter (netral) beberapa kali kata ganti maskulin dipakai untuk menggantikan
kata benda neuter, kontradiksi denga aturan tata bahsa yang normal, tapi menunjukkan bahwa
Roh Kudus itu pribadi (Yoh 16:13-14; 15:26; 16:7-8)
C.  Keilahian Roh Kudus
Roh Kudus itu Ilahi, melalui bukti-bukti dibawah ini :
1.      Bukti melalu namaNya
a.       Nama yang sejajar dengan Pribadi lainnya dalam Tritunggal (1 Kor 6:11; Mat 28:19)
b.      Nama yang menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan hanyalah dapat dilakukan oleh
Allah (Rm 8:15; Yoh 14:16)

2.      Bukti melalui atribut-atributNya. Roh Kudus memiliki atribut-atribut Ilahi:


a.       Maha tahu (1 Kor 2:10-11)
b.      Maha hadir (Maz 139:7)
c.       Maha kuasa (Kej 1:2)
d.      Kebenaran (1 Yoh 5:6)
e.       Kekudusan (Luk 11:13)
f.       Kehidupan (Rm 8:2)
g.      Hikmat (Yes 40:13)

3.      Bukti melalui karya-karyaNya


a.       Menciptakan (Kej 1:2)
b.      Mengilhami (2 Pet 1:21)
c.       Memperanakan Kristus (Luk 1:35)
d.      Menginsyafkan manusia (Yoh 16:8)
e.       Melahirkan secara baru (Yoh 3:3,5)
f.       Menghibur (Yoh 14:16)
g.      Berdoa syafaat (Rm 8:26-27)
h.      Menguduskan (2 Tes 2:13)
i.        Merencanakan (Kej 1:26)

4.       Bukti melalu kesamaan dengan Pribadi-pribadi lainnya dalam Tritunggal ( Kis 5:3-5; Mat
28:19; 2 Kor 13:14)

D.  Prosesi Roh Kudus


1.      Definisi. Prosesi adalah upaya menjelaskan hubungan yang kekal antara Roh Kudus dan
Pribadi-pribadi lainnya dalam Tritunggal. Ia keluar dari Bapa dan Anak, dan tanpa ada
perubahan dari sifat Allah.

2.      Sejarah. Konsep ini dirumuskan dalam pengakuan Konsili Konstantinopel pada tahun 381 m.
Pada tahun 589 M, Sinode Toledo menambah ungkapan filique, yang menyatakan bahwa Roh
Kudus keluar dari Bapa dan Anak.

3.      Nas Alkitab. Yohanes 15:26 mengemukakan dengan jelas bahwa Roh Kudus keluar dari
Bapa sedangkan gagasan bahwa Ia keluar dari Anak terdapat dalam Galatia 4:6; Roma 8:9
dan Yohanes 16:7
E.  Tipe dan Gambaran tentang Roh Kudus
Ada beberapa deskripsi dalam Alkitab, yang menunjuk kepada Roh Kudus untuk
melukiskan tentang pribadiNya dan karyaNya. Lukisan-lukisan tersebut dapat disebut sebagai
tipe atau simbol-simbol pribadi kudus ini:

1.        “Pakaian” (Luk 24:49).


Kata ini diterjemahkan dari enduo, yang berarti “pakaian, atau memakaikan seseorang”.
Kata kerja pasif mengindikasikan bahwa seseorang tidak bisa memakaikan dirinya sendiri.
Jadi Allahlah yang melakukan itu, yaitu memperlengkapi murid-murid dengan kuasa di
dalam Roh Kudus.

2.         “Merpati” (Mat 3:16; Mk 1:10; Luk 3:22; Yoh 1:32).


“langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atasNya” (Mk 1:10), “... Roh
turun dari langit seperti merpati ...” (Yoh 1:32). Fakta-fakta menegaskan bahwa Roh Kudus
datang dari hadirat Allah di surga, mengurapi dan memenuhi Anak Allah dengan kuasa untuk
pelayanan publikNya. “Merpati” menyimbolkan ketulusan (Mat 10:16), juga sebagai
lambang kedamaian.

3.        “Jaminan” (2 Kor 1:22; Ef 1:14; 4:30).


Kata Yunaninya, arrabon, yang berarti “uang panjar” (down payment). Artinya Roh
Kudus yang didalamnya orang-orang percaya telah dimeteraikan (Ef 1:13), menjadi jaminan
untuk keselamatan sepenuhnya (glorifikasi) yang akan datang (Ef 1:14). Penebusan kita
menunjuk pada finalnya dimasa datang, dan Roh Kudus dijadikan jaminan tentang kepastian
tersebut.

4.        “Api” (Kis 2:3).


Fenomena yang terlihat adalah “lidah-lidah seperti nyala api ... hinggap pada mereka
masing-masing”. Peristiwa tersebut menunjukkan kehadiran Allah (bdg Kel 3:2). Api tersebut
juga merupakan simbol dari penghakiman Allah (bdg Im 10:2). Orang-orang yang tidak
percaya di hari Pentakosta, kemudian hari mengalami kenyataan yang sangat memilukan di
tahun 70 M (Khusu bagi orang-orang Yahudi yang bersikap menolak Mesias mereka).

5.        “Minyak”.
Dalam perjanjian Lama, minyak dipakai untuk mengurapi raja dan nabi, simbol kepada
Roh Kudus. Dalam Zakhariah 4:1-14, mengilustrasikan minyak sebagai tipe, yang menunjuk
kepada kuasa Roh Kudus yang menguatkan Yosua dan Zerubabel untuk memimpin umat
menyelesaikan pembangunan Bait Suci pada tahun 515 SM. Mengalirnya minyak dari kandil
kepada kedua orang tersebut (ay. 2, 3, 14), ditafsirkan dalam ayat 6, yang berbunyi: ”Bukan
dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan rohKu, firman Tuhan
semesta alam”.
Dalam 1 Sam 10:1, Samuel mengurapi Saul sebagai raja Israel, Pengurapan itu
menyatakan Roh Kudus yang turun ke atas Saul untuk memimpin bangsanya (1 Sam 10:6,
10).
Minyak sebagai tipe Roh Kudus
Makna Nas
Roh Kudus diberikan untuk pelayanan Keluaran 40:9-16;
Kisah Para Rasul 1:8
Roh Kudus mengiluminasi Keluaran 27:20-21;
1 Yohanes 2:20
Roh Kudus menyucikan dan menguduskan Imamat 8:30; 14:17; Roma 8:2-3

6.        “Materai” (2 Kor 1:22; Ef 1:13; 4:30).


Berarti “terlindungi” (bdg Mat 27:66). Secara figuratif, “diberi tanda milik” sehingga
maksudnya: (1) orang-orang percaya adalah milik Allah. (2) Juga berarti aman atau dijamin
artinya keselamatan orang percaya dijamin. (3) materai itu menunjukkan tanda wewenang
Allah terhadap orang peraya. Banding materai yang dibuat oleh pemerintah Romawi atas
kubur Tuhan Yesus.

7.        “Air”.
Pada puncak perayaan Tibernakl imam membawa air dari kolam Siloam dan
mencurahkannya dalam corong asap disamping mezbah di tengah0tengah nyanyian dari para
penyembah. Peristiwa ini penuh sukacita, dalam mengantisipasi pemerintah yang penuh
kemuliaan dari Mesias (Zakh 14:16-21). Selama peristiwa tersebut, Tuhan Yesus
menyerukan: “Barangsiapa yang haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa
percaya kaepadaKu seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aloran air hidup” (Yoh 7:37-38). Ayat berikut engatakan bahwa yang
dimaksudkan adalah Roh Kudus (7:39).
Berapa poin patut diperhatikan: Air sebagai lambang dari Roh Kudus menyatakan hidup
kekal (Yoh 4:14; 7:37-39). Air menyatakan penerimaan/sambutan terhadap Roh Kudus (Yeh
36:25-27; Yoh 7:39).

8.        “Angin”.
Angin memang lebih tepat sebagai representatif terhadap Roh Kudus, karena kata “roh”
dalam bahasa Yunani, pneuma bisa diterjemahkan “angin” juga “roh”. Dalam penjelasan
tentang kelahiran baru kepada Nikodemus, Tuhan Yesus membandingkan kelahiran baru oleh
Roh Kudus dengan angin (Yoh 3:8). Sama seperti tiupan angin terhadap pohon-pohon, adalah
pekerjaan Allah yang berdaulat, demikian juga kelahiran baru oleh Roh Kudus juga adalah
pekerjaan Allah yang hendaknya berdaulat. Roh Kudus melakukan sesuai apa yang
dikehendakiNya, tidak seorangpun yang mengdikte Roh Kudus, sama seperti tidak
seorangpun dapat melakukan hal seperti itu terhadap angin (bdg 1 Kor 12:11).

F.   Karya Roh Kudus dalam Perjanjian Lama


Sepanjang Perjanjian Lama terlihat nyata karya-karya Roh Kudus. Karya-karya tersebut
dapat dilihat:
1.      Dalam penciptaan Roh Kudus memberikan:
a.       Kehidupan (Maz 104:30; Ayub 33:4)
b.      Ketertiban/keteraturan (Yes 40:12,13;  Ayub 26:13)
c.       Dandanan (maz 33:6; Ayub 26:13)
d.      Pemeliharaan (Maz 104:30)

2.      Dalam manusia
a.       Kelahiran baru. Apakah Roh Kudus juga mengerjakan kelahiran baru dimasa Perjanjian
Lama? Yeheskiel 36 merupakan nas paralel dengan Yohanes 3, karena kedua nas tersebut
berbicara tentang air dan roh. Dalam Yeheskiel 11:19 dan 36:25-27, Allah menjanjikan
kepada Israel tentang pengalaman kelahiran baru dalam Milenium. Allah akan memberikan
kepada mereka hati yang baru dan roh yang baru. Ia akan menaruh RohNya dalam mereka.
Walaupun bagian nas ini lebih menunjuk kepada masa depan, orang-orang percaya PL juga
seharusnya mengalami kelahiran baru. Dalam yeheskiel 18:31 umat diperintahkan untuk
“perbaharuilah hatimu dan rohmu”. Jadi Yeheskiel 36:25-27 adalah paralel dengan Yohanes
3:5, yang mengindikasikan bahwa umat PL juga mengalami pengalaman kelhiran baru ini
(bdg Maz 51:10)
b.      Pendiaman yang selektif.
Dalam Yohanes 14:16-17, Tuhan Yesus mengindikasikan bahwa mulai dari hari
pentakosta, Roh Kudus memulai pelayanan yang baru bagi orang-orang percaya, yang tidak
sama seperti di PL. Penekanan dalam paragraf tersebut bahwa pelayanan yang baru itu
adalahpendiaman (Roh Kudus), dan juga permanen. Sementara itu janji dalam Yohanes 14
itu adalah untuk semua orang percaya, sedangkan dalam PL pendiaman Roh Kudus
secara selektif dantemporal. Contoh Roh Kudus mendiamin Yosua (Bil 27:18), Daud (1 Sam
16:12-13).
Pendiaman tersebut adalah untuk satu tugas tertentu, misalnya Roh Kudus turun atas
Otniel (Hak 3:10), Gidion (6:34), Yefta (Hak 11:29) atas Simson (14:6). Bila diteliti,
penguasaan tersebut adalah berhubungan dengan kegiatan fisik, tidak ada kaitannya dengan
keselamatan dari dosa atau hal-hal rohanu. Yefta adalah anak seorang perempuan sundal,
hidup dalam lingkungan percabulab. Simson seorang yang hidup menurut nafsu daging,
hidup hanya bagi kepuasan dirinya.
       Roh Kudus juga memenui beberapa orang percaya PL. Contoh Allah memenuhi Bezalel
dengan Roh hikmat (Kel 31:2-5), hubungan dengan pekejaan Tabernakel.
       John Walvoord membuat tiga observasi: (1) Roh kudus mendiami hidup seseorang (PL),
tanpa syarat kondisi kerohanian orang tersebut. (2) Pendiaman Roh Kudus adlah pekerjaan
kedaulatan Allah dalam seseorang untuk melaksanakan sesuatu tugas khusus, misalnya dalam
hal membebaska orang Israel dari peperangan atau dalam hal membangun kemah pertemuan.
(3) Pendiaman Roh Kudus adalah untuk temporal. Contoh Roh Allah datang kepada Saul,
tetapi juga kemudian meninggalkan dia (1 Sam 10:10; 16:14). Daud sangat takut dan
memohon agar Roh Allah jangan diambil dari padanya (Maz 51:11).
3.      Pencegahan terhapa dosa
Dalam kejadian 6:3 ada petunjuk bahwa Roh Kudus melakukan pencegahan terhadap dosa,
namun terbats karena manusia menolak untuk mengindahkan pelayan Roh Kudus ini. Sesuai
konteks akhirnya Tuhan menghukum manusia dengan air bah. Bagi pemeluk
pandangan pretribulation rapture, dapat terlihat suatu paralel antar PL dan PB, sebagai
berikut:
Penghukuman Paralel:
Air Bah dan Tribulasi
Nas Alkitab Pecegahan Oleh Pencegahan Roh Paralel Hukuman
Roh Diakhiri Allah
Kejadian 6:3 Pelayanan Nuh Nuh Disingkirkan Air bah
2 Tesalonika 2:7-8 Pelayanan Gereja Gereja Tribulasi
disingkirkan

G. Karya Roh Kudus dalam Pewahyuan dan Inspirasi


1.      Definisi. “Pewahyuan atau penyataan” (Yunani: apokalypsis) berarti “pengungkapan”.
Hubungan dengan kebenaran Alkitab, “pernyataan” berarti Allah menyatakan kepada
manusia sesuatu yang tadinya tersembunyi (bdg Yeh 2:2; 8:3). Pewahyuan berhubungan
dengan “materi atau bahan”.
Inspirasi adalah “Pengawasan Allah terhadap penulis-penulis manusia, sehingga melalui
kepribadian masing-masing, mereka menyusun atau menulis tanpa salah pernyataan Allah
dalam kata-kata dari naskah asli”. “Inspirasi” berhubungan dengan “cara atau metode”. Kata
“inspirasi” diterjemahkan dari kata Yunani, theopneustos yang berarti “Allah
menghembuskan keluar” (2 Tim 3:16).

2.      Saluran-saluran dari Pernyataan


a.       Nabi-nabi PL. Berita yang disampaikan oleh nabi PL tidaklah berasal dari diri mereka. Para
nabi adlah alat yang melalui mereka Allah berbicara kepada manusia. Ia dipimpin oleh Roh
kudus ketika menyampaikan pesan mereka (bdg Yer 1:2, 4, 9, 11, 17).
b.      Roh Kudus. Roh Kuduslah yang membimbing para penulis dalam Kitab Suci. 2 Petrus 1:21
menyataja Roh Kuduslah yang mebjaga para nabi/penulis dari kata-kata yang salah.
2 Samuel 23:2 – Daud dikuasi Roh Kudus
Kisah Para Rasul 4:25; Matius 22:43
Yeheskiel 2:2; 3:24; 8:3; 11:24 – Roh Kudus memampukan nabi melalui visi yang
diperolehnya.
Mikha 3:8 – Roh Kudus memampukan nabi untuk berkata-kata kepada bangsanya.

3.      Cara Penyataan diberikan


Allah menyatakan diri melalui berbagai cara dalam PL
a.       Melalui kata-kata yang diucapkan. Ia berbicara kepada Abraham (Kej 18:13, 17). Ia
berbicara kepada Musa supaya umat mau mendengar (Kel 19:9; 20:1 dst). Ia berbicara kepda
Yesaya (6:8)
b.      Melalui mimpi. Komunikasi khusu kepada orang-orang kafir seperti kepada Abimelekh (Kej
20:3), Nebukadnezar (Dan 2). Tetapi juga kepada Yakub (Kej 31:10-13), dan Yusuf (Kej
37:5-9)

4.      Melalui penglihatan-penglihatan. Penglihatan-penglihatan kelihatannya merupakan kategori


yang lebih tinggi dalam hal penyataan, karena erat kaitannya dengan kedewasaan rohani.
Nabi-nabi sering menerima penglihatan-penglihatan. Salah satu nama untuk nabi adlah
“pelihat” seer, yang berarti “melihat”. Contoh: Abraham (Kej 15:1), Nathan (1 Taw 17:15),
Yeheskiel (Yeh 1:1), Daniel (8:1).

5.      Theophani-theophani. Penampakan diri Allah dalam PL merupakan suatu manifestasi


fisik.Theophani berasal dari kata: theos (Allah), phanein (penampakan diri).
Jadi theophani berarti “penampakan diri Allah”. Kelihatannya penampakan tersebut terkait
erat dengan orang-orang yang telah dewasa rohani, sebagai suatu hak istimewa, contoh
Abraham (Kej 18), Yosua (Yos 5:14), dan Daniel (Dan 6:22).

6.      Pengilhaman Perjanjian Lama


Roh Kudus sendiri adalah Pemberi wahyu dari seluruh Kitab Suci, termasuk PL. Beberapa
catatan tentang fakta ini:
a.       Para penulis PL sadar bahwa Roh Kudus telah membimbing mereka dalam menulis (2 Sam
23:2-3) Empat kali disebutkan dalam bagian ini bahwa Allah berfirman kepada Daud.
b.      Kristus mengajar bahwa para penulis PL dituntun oleh Roh Kudus (MK 12:36). Dengan
mengutip Mazmur 110, Yesus menjelaskan bahwa Daud mengucapkan kata-kata oleh Roh
Kudus. Artinya Yesus mendasarkan argumentasiNya pada kata-kata Daud sebagai ilham Roh.
c.       Rasul-rasul mengajar bahwa para penulis PL dituntun oleh Roh Kudus (Kis 1:16; 4:24-25;
28:25). Dalam menjelaskan tentang kematian Yudas Iskariot, Petrus menegaskan bahwa hal
itu terjadi karena sudah dinubuatkan oleh Roh Kudus melalui Daud (Kis 1:16)

7.      Pengilhaman Perjanjian Baru


Disamping paragraf yang menjadi dasar pengilhamanKitab Suci (2 Tim 3:16), juga terdapat
bagian-bagian lainnya yang menunjuk pada pengilhaman PB.
a.       Kristus mengesahkan pengilhaman PB. Tuhan Yesus meprediksikan bahwa para rasul akan
dijaga dalam tulisan mereka, yang memampukan mereka menulis tanpa salah, sesuai dengan
apa yang mereka dengar daripadaNya (Yoh 14:26; 16:14). Ini menegaskan bahwa Yohanes
masih tetap mengingat semua diteil tentang kehidupan Yesus pada waktu ia menulis kitab
Injilnya beberapa tahun kemudian. Pada waktu itu Tuhan mengajar bahwa mereka belum
sanggup memahami semua yang disampaikan saat itu, tetapi sesudah itu Roh Kudus akan
memampukan mereka untuk mengerti (Yoh 16:12-15).
Roh Kudus membimbing para penulis PB melalui cara-cara sebagai berikut: (1) Ia menolong
para penulis untuk mengingat fakta-fakta tentang ajaran Kristus. (2) Ia memampukan mereka
untuk memahami secara teologis tentang apa yang mereka sedang menulis. (3) Ia menjamin
kekompletan dari keseluruhan PB. The ”all things” (semua hal) yang terdapat dalam
Yohanes 14:26, menunjuk kepada semua kebenaran rohani yang perlu bagi manusia, dalam
hal ini selaras dengan kanon PB yang telah lengkap.

b.      Para penulis PB menyadari bahwa mereka sedang menulis Kitab Suci. Dalam 1 Korintus,
Paulus mengecam orang-orang Korintus tentang beberapa hal yangs alah dan memberikan
kepada mereka koreksi terhadap kesalahan-kesalahan tersebut. Selanjutnya Ia tegaskan: “apa
yang kutuliskan kepadamu adalah perintah tuhan” (1 Kor 14:37) Paulus menyadari bahwa ia
sedang menulis firman dari Tuhan kepada orang-orang Korintus. Beberapa kesimpulan yangd
apat diambil hubungan tulsian dan ajaran Paulus, sebagai berikut:
(1)   Ajaran Paulus diberikan kepadanya melalui penyataan langsung (Gal 1:12)
(2)   Ajaran Paulus disampaikan kepadanya oleh Roh Kudus (1 Kor 2:13)
(3)   Ajaran Paulus adalah perintah Allah karena itu bebas dari kesalahan (1Kor 14:37; 1 Tes
4:2,15)
(4)   Ajaran Paulus diakui sebagai firman dari Allah oleh Gereja Mula-mula (1 Tes 2:13)
c.       Para penulis PB saling mengakui tulisan-tulisan mereka sebagai yang diilhamkan. Dalam 1
Timotius 5:18 Paulus memulai pernyataannya dengan mengatakan: “Kitab Suci berkata,”
kemudian ia mengutip Ulangan 25:4 dan Lukas 10:7. Dengan mengutip baik PL maupun PB
menunjukkan bahwa Paulus mengakui kewewenangan keduanya. Dalam 2 Petrus 3:16 Petrus
menyamakan tulisan-tulisan Paulus sebagai Bagian dari Kitab Suci.
Lihat seksi ganda tetang otoritas Alkitab dalam 2 Petrus 3:2

Otoritas Seksi
“kamu harus ingat ...” “perkataan-perkataan yang dahulu telah
disampaikan oleh nabi-nabi yang kudus”
(Perjanjian Lama)
“perintah dari Tuhan dan Juruselamat,
disampaikan oleh Rasul-rasulmu”
(Perjanjian Baru)

H. Karya Roh Kudus dalam Hidup kristus


Yesaya telah menubuatkan bahwa Roh Kudus akan ditaruh diatas Mesias (42:1), yang
memberi hikmat, kekuatan/kuasa, dan pengetahuan dalam pelayananNya (11:2-3). Kisah
dalam Injil merefleksikan kuasa Roh Kudus atas Tuhan Yesus dalam pelayananNya sebagai
penggenapan atas nubuat Yesaya. Bukan berarti bahwa Kristus tidak memiliki kuasa didalam
diriNya sendiri, karena Ia juga memiliki (Yoh 10:18). Fakta bahwa Kristus melayani di dalam
kuasa Roh Kudus, menekankan tentang kesatuan dalam Trinitas (bdg Yoh 5:31-44; 6:29;
8:18; 10:37-38; dll)

1.      Dalam kandungan seorang perawan. Baik Matius, maupun Lukas menegaskan tentang
pelayan Roh Kudus dalam menyebabkan kandungan Maria. “dari (Yunani: ek) Roh Kudus”
(Mat 1:20). “Roh Kudus akan turun atasmu”(Luk 1:35), dan “menaungi...”. kata “turun
atasmu” dari eperchomaidipakai juga dalam Kisah Para Rasul 1:8. Kata “menaungi”
menegaskan tentang kehadiran kuasa Allah yang turun ke atas Maria, agar supaya ia dapat
mengandung seorang bayi, yang akan disebut Anak Allah.
Hasilnya. (1) Sifat kemanusiaan Kristus menjadi eksis. Walaupun demikian, bukan Kristus
baru eksis, karena sesungguhnya eksistensi Kristus sudah sejak kekal. Namun demikian
kemanusiaanNya baru mulai dalam kandungan Maria. (2) Sifat kemanusiaan Kristus tidak
berdosa. Walaupun kemanusiaanNya seratus persen sejati, namun Ia tidak dicemari oleh
dosa. Walaupun Ia dikandung oleh ibu manusia, namun konsepsinya adalah oleh Roh Kudus
yang menjamin ketidak berdosaan Kristus. Ini doktrin yang penting, sebab kalau tidak
demikian maka Kristus tidak beda dengan manusia lainnya. Rasul Yohanes menyatakan: “di
dalam Dia tidak ada dosa” (1 Yoh 5:3). (3) Sifat kemanusiaan Yesus menyebabkan
keterbatasan-keterbatasan. Walaupun Kristus tanpa dosa, Kristus juga secara manusia lelah
(Yoh 4:6); Ia menjadi haus (Yoh 4:7); Ia tidur (Mat 8:24), Ia menangis (Yoh 11:35). Ia
menyerahkan diri secara rela kepada keterbatasan-keterbatasan manusia.
2.      Dalam hidup dan pelayanan Kristus
a.       Roh Kudus mengurapi Kristus (Luk 4:18; Kis 10:38).
Ini merupakan Penggenapan dari Yesaya 61:1. Pengurapan tersebut memberi arti:
(1)   Penetapan Yesus sebagai Mesias dan Raja Israel. Dalam Yohanes 1:31 Yohanes Pembaptis
menyatakan Yesus kepada bangsa Israel. Ini sebagai cara yang biasa dilakukan dalam PL (1
Sam 16:6-13)
(2)   Pengurapan memperkenalkan Yesus kepada pelayanan publikNya (Kis 10:38). Sesudah
pembaptisanNya Ia memulai pelayananNya, mengajar dan melakukan mijizat-mijuzat.
(3)   Pengurapan menyebabkan Yesus dipenuhi dengan kuasa bagi Yesus untuk pelayanan
pubulikNya (Luk 4:18). Walaupun Ia sendiri memiliki kuasa dari diriNya sendiri, namun hal
itu menyatakan kesatuan dalam ke Tritunggalan Allah, dan saling ketergantungan Yang Satu
tehadap yang lainnya dalam ketritunggalan itu.
(4)   Pengurapan itu adalah otentitas Ilahi tentang Yesus. Di saat pembaptisanNya pernyataan
yang bersifat otentitas dari Allah Bapa: “Inilah AnakKu yang kekasih, kepadaNya Aku
berkenan” (Mat 3:17)

b.      Roh Kudus memenuhi Kristus.


Dalam Lukas 4:1. Berkata: “Yesus ... penuh dengan Roh Kudus ... dibawah oleh Roh
Kudus ...” Bentuk kata kerjanya imperfect tense menjelaskan kegiatan yang berlanjut. Yesus
sejak saat itu dan seterusnya dibawah tuntunan Roh Kudus. Dalam Makrus 1:12 berkata:
“Roh Kudus membawa Dia ke padang gurun”. Kata “membawa” (imple) menegaskan:
seluruh hidup kemanusiaanNya dan kebangkitanNya. Ini juga merupakan penggenapan dari
Yesaua 11:2 dan 42:1 bahwa Kristus secara terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus.

c.       Peranan Roh Kudus, hungan dengan kematian Yesus.


Tidak saja Roh Kudus bertanggungjawab untuk membawa kemanusiaan Kristus eksis di
bumi dan memenuhiNya untuk pelataranNya di bumi, tetapi jga Roh Kudus memainkan
peranan penting dalam hubungan kematianNya (Ibr 9:14). Rupanya konsep kematian Yesus
sangat mempengaruhi pikiran penulis Ibrani ketika menulis kitabnya. Kalau demikian, berarti
Roh kudus yang turun keatas Hamba dalam Yesaya 42:1, itulah juga Roh Kudus yang
mimpin Hamba itu agar memikul dosa banyak orang (Yes 52:13-53:12)

d.      Peranan Roh Kudus, hubungan dengan kebangkitan Kristus


Catatan Alkitab mengindikasikan bahwa setiap pribadi dari ketritunggalan Allah mengambil
bagian dalam kegiatan besar dari kebangkitan Kristus. Kristus dibangkitkan oleh kuasa Allah
BAPA (Ef 1:19-20; Maz 16:10). Tetapi Kristus  juga memiliki kuasa untuk membangkitakan
diriNya sendiri (Yoh 10:18). Roh kudus juga terlibat secara efektif dalam kebangkitan
Kristus (Rm 1:4; 8:11; 1Pet 3:18).

I.    Dosa melawan Roh Kudus 


1.      Latar belakang sejarah
Walaupun dalam Kitab Suci dinyatakan tentang dosa-dosa melawan Roh Kudus, dsisebut
“memadamkan” (1 Tes 5:19), dan “mendukacitakan” (Ef 4:30), namun selalu dalam pikiran
orang bahwa dosa melawan Roh Kudus adalah hanyalah “menghujat”.
Perlu memahami konteks tentang dosa penghujatan yang dilakukan terhadap Roh Kudus
(Mat 12:31-32). Yesus sudah menyatakan diri kepada bangsa Israel melalui ajaran-ajaranNya
(mat 5-7) dan mujizat-mujizatNya (Mat 8-10). Jadi tanda-tanda kemisiasanNya telah
ditunjukkan ditengah bangsa ini. Kemudian para pemimpin adama bertanya-tanya, “Siapakah
Kristus?” (Luk 5:14 dengan 5:17). Apakah Dia Mesiah? Apa yang mereka katankan tentang
mujizat-mujizatNya? Kesimpulan puncak yang mereka ambil adalah pada Matius 12 itu,
sebagai kulminasi (puncak) dosa mereka dengan jalam melwan Roh Kudus. Dalam Matius
12:22, seorang anak yang dirasuk setan disembuhkan oleh Tuhan. Dalam ayat 23, orang
banyak takjub dan berkata: “Ia ini agaknya Anak Daud”. Namun para pemimpin agaman
menjawab dengan berkata: “Dengan Baalzebul, penguhulu setan, Ia mengusir setan”.
Orang, yang ke atasNya Allah menaruh RohNya kepadaNya (Mat 12:18), dikatakan oleh
orang-orang Farisi bahwa Ia melakukan pekerjaanNya dengan kuasa setan. Dan dalam
konteks ini, Yesus menegaskan bahwa menghujat Roh Kudus, tidak akan pernah diampuni.

2.      Penjelasan. Dosa melawan Kristus. Para pemimpin agama telah mendengar ajaran Yesus,
dan telah melihat mujizat-mujizatNya, tetapi evaluasi mereka tentang Kristus ialah bahwa
Kristus melakukan mujizatdengan bantuan kuasa setan. Inilah dosa melawan Kristus,
seharusnya mereka mengakui Dia sebagai Mesias, ebaliknya mereka mengatakan Yesus
melakukan mujizat dengan kuasa setan. Mereka tidak menyangkal mujizat yang dilakukan
oleh Yesus, tetapi menyangkal sumber dari mujizat tersebut yang sesungguhnya dari Allah.
Orang yang sesungguhnya diutus untuk membebasakan Israel baik secara rohani, maupun
secara nasional ditolak bahkan dituduh melakukan konspirasi dnegna setan. Penolakan
tersebut adalah dasar dari dosa melawan Roh Kudus.
Dosa melawan Roh Kudus. Allah berkata: “Aku akan menaruh RohKu ke atasNya” (Mat
12:18), tetapi para pemimpin agama berkata: “Orang ini mengusir setan dengan Beelzebul,
penghulu setan”. (Mat 12:24). Orang-orang Farisi telah melihat pekerjaan Yesus, tetapi
menyebut pekerjaan Yesus itu adalah pekerjaan setan. Dosa melawan Roh Kudus adalah
final, karena mereka adalah saksi-saksi mata terhadap kata-kata dan pekerjaan Yesus. Mereka
diampuni ketika berdosa melawan Krisrus, tetapi mereka tidak mempercayai kesaksian Roh
Kudus, yang adalah kesaksian final, maka mereka tidak akan pernah diampuni. Tidak ada lagi
kesaksian selanjutnya yang akan diberikan. Jadi dosa melawan Roh Kudus adalah kekal (Mat
12:31-32). Tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat, sehingga tidak akan ada pengampunan.

3.      Pertayaan. Apakah dosa melawan Roh Kudus dapat dilakukan pada masa sekarang? Dari
peristiwa yang terdapat dalam Matius 12:22 dstnya dosa menghujat Roh Kudus itu adalah
berkaitan dengan melihat Yesus secara langsung dan menanggai mijizat yang dibuatnya
sebagai  pekerjaan setan. Perlu disadarihal menghujat Roh Kudus itu tidak sama dengan
ketidakpercayaan. Tidak ada indikasi dalam Kitab Suci jika bahwa seorang pernah menolak
percaya kepda Injil, maka ia tidak akan pernah lagi mendapatkan keseempatanuntuk percaya,
atau tidak ada dosa pada hari ini yang tidak diampuni. Seseorang yang pertama mendengar
Injil menolak tetapi kemiduan hari ia berubah dan percaya. Kecuali seseorang membuat
penolakan secara permanen dan terus dalam ketidakpercayaan.

J.      Karya Roh Kudus dalam Keselamatan


1.      Menginsyahkan (Yoh 16:8-11)
a.       Definisi. “Menginsyafkan” artinya menempatkan kebenaran Injil begitu jelas di hadapan
orang yang belum diselamatkan sehingga diakuinya sebagai kebenaran, apakah Kristus akan
diterima sebagai Juruselat, atau ditolak.
b.      Menginsyafkan tentang “
“dosa”. Kenyataan dosa adalah karena tidak percaya
“kebenaran”. Diinsyafkan tentang kebenaran Kristus, karena Ia telah naik ke surga.
“penghakiman”. Roh Kudus menginsyafkan tentang penghukuman, karena setan (musuh
terbesar) telah terhukum.

2.      Melahirkan Baru (Titus 3:5; Yoh 3:5)


a.       Definisi. “Kelahiran baru” adalah tindakan Allah melahirkan baru seseorang ketika
mempercayai Kristus sebagai Juruselamatnya, dengan jalan mengaruniakan hidup kekal
kedalam kehidupan orang itu.
b.      Cara. Ini pekerjaan Allah khususnya Roh Kudus (Yoh 3:3-7; Tit 3:5). Iman adalah
persyaratan yang dituntut dari manusia yang memungkinkan Roh Kudus melakukan kelahiran
baru dan firman Allah yang menjadi isi dari iman itu.
c.       Ciri-cirinya
(1)   Terjadinya seketika, bukan proses
(2)   Tidak tergantung pada pengalaman emosi, walupun ada keterlibatan mosi.
d.      Hasil/akibat:
(1)   Ciptaan baru (2 Kor 5:17)
(2)   Hidup baru (1 Yoh 2:29)

3.      Roh Kudus Mendiami


a.       Ayat kunci yang menjelaskan tentang pelayanan Roh Kudus ini adalah Yohanes 14:16,
dimana Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan mendiami orang-orang percaya, dan bahwa
pendiaman itu adalah permanen.
b.      Roh Kudus adalah karunia. Roh Kudus dikaruniakan kepada semua orang percaya dalam
Yesus tanpa terkecuali, tidak ada syarat yang lain kecuali iman kepada Kristus (Yoh 7:37-
39). Beberapa ayat yang menyinggung tentang kebenaran ini dapat direnungkan: 2 Korintus
1:22; 1 Tesalonika 4:8; dan 1 Yohanes 4:13. Karena Roh Kudus diberikan sebagai suatu
kaunia, maka tidak hal yang dapat diperbuat oleh seseorang kecuali menerimanya.
c.       Roh Kudus diberikan pada waktu diselamatkan. Pernyataan ini menegasakan bahwa orang
yang belum diselamatkan tidak memiliki Roh Kudus. Efesus 1:13 mengatakan bahwa Roh
Kudus diberikan pada saat seseorang diselamatkan. Dan pada saat yang sama orang percaya
dimateraikan sebagai tanda milik sah dari Allah.
d.      Orang yang tidak memiliki Roh Kudus bukanlah orang percaya. Roma 8:9 menekankan:
“Jika seorang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus”. Yudas menunjuk kepada
orang-orang yang tidak percaya sebagai orang-orang “tanpa Roh Kudus”. (Yud 19)
e.       Roh Kudus mendiami orang-orang percaya yang duniawi. Orang-orang Kristen Korintus
yang sedang terjerumus dalam perbuatan-perbuatan yang sumbang, yang membawa
saudaranya ke pengadilan serta dosa lainnya, ereka tetap didiami Roh Kudus (1 Kor 6:19).
Jika hanya orang-orang Kristen tertentu saja yang didiami oleh Roh kudus, maka tentu orang-
orang Kristen Korintus itu akan dikatakan tidak didiami oleh Roh Kudus.
f.       Roh Kudus mendiami orang percaya secara permanen. Bukan saja Roh Kudus mendiami
orang percaya, tetapi bahwa pendiaman tersebut adlah bersifat permanen (Yoh 14:16). Roh
Kudus diberikan kepada orang-orang percaya sebagai “jaminan” (down payment) suatu
verivikasi masa depan mereka yang penuh kemuliaan (2 Kor 1:22; Ef 1:14; 4:30).

4.      Roh Kudus membaptis


a.       Definisi. Pembatisan Roh kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang melalinya orang percaya
ditempatkan dalam kesatuan dengan Kristus dan kesatuan dengan sesama orang percaya
dalam tubuh Kristus (1 Kor 12:13)
b.      Penjelasan
(1)   Pembatisan Roh Kudus adalah unik, dalam masa Gereja. Karena peristiwa ini tidak pernah
terjadi dalam PL, dan ini hanya terjadi pada masa Gereja.
(2)   Pembaptisan Roh Kudus melibatkan semua orang percaya dalam masa Gereja ini. Kata
“semua” dalam 1 Korintus 12:13 menegaskan bahwa kebenaran tersebut. Dalam Galatia
3:27-28, mengindikasikan, “semua kamu” dibaptis dalam Kristus, dan menjadi “satu dalam
Kristus”, tidak menjadi soal apakah mereka orang Yahudi, Yunani, budak, orang merdeka,
perempuan, atau laki-laki, semua disatukan dalam Kristus dan denga satu dengan yang lain.
Penting diperhatikan juga bahwa kehidupan orang Kristen yang masih duniawi, seperti orang-
orang Korintus, bukanlah halangan untuk menjadi satu dalam pembaptisan ini.
(3)   Baptisan Roh Kudus bukanlah pengalaman. Semenjak pekerjaan ini adalah dibuat terhadap
orang-orang percaya dan bukan oleh orang percaya, dan juga bahwa baptisan Roh Kudus
terjadi pada saat seorang diselamatkan, maka ini bukanlah pengalaman.
(4)   Baptisan Roh Kudus dilakukan oleh Roh Kudus. Tidak ada dua baptisan Roh Kudus.
Sebagian orang Kristen berkata, bahwa 1 Korintus 12:13 berkata “oleh Roh Kudus” (by one
Sprit), yang menempatkan orang percaya kedalam Tubuh, dan Kisah Para rasul 1:5,
menggunakan “dengan Roh Kudus” (with the Spirit), yang diartikan sebagai kuasa untuk
pelayanan.

5.      Roh Kudus memateraikan


a.       Definisi. Pemateraian oleh Roh Kudus adalah salah dari karya Allah untuk
menjaminkeselamatan orang-orang yang telah diselamatkan (2 Kor 1:22; Ef 1:13-14; 4:30).
Dalam 2 Korintus 1:22, dikatakan: Allah “memateraikan kita dan memberikan RohNya
dalam hati kita sebagai jaminan”. Dalam PL materai dipakai dalam berbagai cara:
menunjukkan sebuah dokumen otentik (mis. Perkawinan), keaslian dari peralihan kekuasaan
dari seorang penguasa kepada penguasa yang lain, dipakai juha sebagai penutup untuk
menjamin sesuatu, juga dipakai untuk mengveriviksi perceraian. Jadi Roh Kudus diberikan
kepada orang yang percaya kepada Kristus sebagai materai, mengindentifikasikan bahwa
orang percaya tersebut adalah milik Allah.
b.      Penjelasan. Ide utamadari pemateraian itu adlah “pemilikan” (ownership). Orang percaya
dimateraikan dengan Roh Kudus membuktikan bahwa orang percaya itu milik Allah.
Menyelar lembu merupakan suatu yang paralel. Seorang peternak membubuh selar pada anak
sapinya sebagai tanda bahwa ank sapi itu adalah miliknya. Allah menaruh materainya, yaitu
Roh Kudus dalam orang percaya menyatakanbahwa orang percaya itu milikNya.

K. Pemenuhan Roh Kudus


Pemenuhan Roh Kudus berbeda dengan pelayanan-pelayanan lainnya dari Roh Kudus.
Pendiaman, baptisan Roh Kudus, kelahiran baru, dan pemeteraian tidak menekankan tentang
pengalaman emosional, dan terjadi pada saat pertobatan. Sedangkan pemenuhan Roh Kudus
adalah pengalaman dan dapat terjadi berulang-ulang.

1.      Definisi. Nas yang menjadi dasar pemenuhan Roh Kudus adalah Efesus 5:18. “Hendaklah
kamu penuh dengan Roh Kudus”. Perintah ini diberikan dengan kontras terhadap larangan,
“Jangan mabuk anggur”. Pemabukan oleh anggur menyebabkan seseorang tidak dapat
mengontrol atau mengendalikan dirinya. Sedang sifat dari kehidupan Kristen adalah kontras
dnegan pemabukan yang tidak dapat dikontrol. Kata “penuh” (dipenuhi – kata kerja pasif),
dari kata plereusthe, yang berarti “dikontrol”. Jadi yang dimaksudkan adalah Roh Kudus
terus menerus mengontrol dan mendominasi kehidupan orang percaya. Contoh lain dapat
dilihat dalam 1 Korintus 2:9-3:4. Orang duniawi yang hidup dalam kuasa daging, sesuai
dengan pendiktean oleh daging, sedang orang rohani adalah orang yang hidup oleh kuasa Roh
Kudus.

2.      Penjelasan. Dipenuhi oleh Roh Kudus didasarkan pada dua alasan:


a.       Pertumbuhan kehidupan rohani, agar makin menyerupai Kristus (Gal 5:22-23; bdg Rm 8:29).
Dalam 1 Korintus 3:1-3, Paulus menyebutkan orang-orang Kristen Korintus, “manusia
duniawi” (sarkikos), dikontrol oleh kedagingan. Jalan untuk mengatasinya hidup yang
dikontrol (dipenuhi) oleh Roh Kudus.
b.      Penting untuk pelayanan orang percaya (Kis 4:31; 9:17,20). Dalam Kisah Para Rasul 4:31,
terlihat kaitan yang erat antara pemenuhan Roh Kudus yang menyebabkan orang percaya
beroleh keberanian untuk menyampaikan firman Tuhan. Pada waktu Paulus dipenuhi Roh
Kudus, ia memulai memberitakan bahwa Yesus adalah Anak Allah (Kis 9:17, 20)
Dalam Efesus 5:18, ada tiga faktor, kaitan dengan dipenuhi Roh Kudus:
(1)   Pemenuhan tersebut adalah perintah. Dimana-mana tidak terdapat perntah untuk didiami atau
dimaterai dengan Roh Kudus, tapi untuk dipenuhi Roh Kudus merupakan perintah.
Hendaklah kamu terus dipenuhi Roh Kudus, untuk kedewasaan rohani dan pelayanan.
(2)   Pemenuhan tersebut adalah bersyarat, namun untuk dipenuhi adalah bersyarat. Persyaratan
itu adalah ketaatan terhadap perintah itu.
(3)   Pemenuhan itu diulang-ulangi. Kata kerja “dipenuhi” (pasif), dalam kala ini (present
tense).Hal itu memberikan arti bahwa pemenuhan Roh Kudus bukanlah pengalaman satu kali,
sebaliknya peristiwa ini berulang kali.

3.      Persyaratan. Walaupun Efesus 5:18 berisi perintah untuk dipenuhi oleh Roh Kudus, namun
ada persyaratan-persyaratan, yang berkaitan dengan pemenuhan Roh Kudus. Beberapa
peringatan di bawah ini perlu disimak:
a.       Jangan mendukacitakan Roh Kudus (Ef 4:30). Konteks nas ini berkaitan dengan dosa.
Orang-orang percaya diperingatkan agar tidak berdusta (4:25), jangan marah berkepanjangan
(4:26), jangan menyimpan kepahitan/ tidak memaafkan (4:31-32). Pada waktu orang-orang
percaya melakukan hal diatas, mereka sedang mendukacitakan Roh Kudus dan dosa
mencegah pemenuhan Roh Kudus.
b.      Jangan memadamkan Roh Kudus (1 Tes 5:19). Konteks pada ayat ini, berkaitan dengan
pelayanan. Orang percaya dihimbau agar berdoa denga tidak berkeputusan (5:17), mengucap
syukur (5:18), dna jangan meremehkan nubuat-nubuat (5:20)
c.       Hiduplah oleh Roh (Gal 5:16). “Hidup” (walk) berarti dipimpin oleh Roh, dan tidak
dikontrol/didominasi oleh sifat lama. Orang-orang percaya dinasihati untuk hidup dalam
kuasa Roh. Hal-hal yang berhubungan dengan tantangan di atas adalah: perlu pengakuan dosa
(1 Yoh 1:9), serta penyerahan diri kepada Allah (Rm 6:13; 12:1-2).
d.      Hasil/akibat. Hasil dari kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah buah Roh yang
dihasilkan (Gal 5:22,23). Tambahan pula orang-orang percaya mudah menerima engajaran
dari Roh Kudus (1 Kor 2:9-13; Yoh 16:12-15), orang percaya kan memperlihatkan sukacita,
kesatuan, ucapan syukur dalam jemaat (1 Tes 5:19-20), akan dipersatukan dalam pelayanan
(1 Tes 5:17-22), dan akan menunjukan penyerahan diri kepada Allah serta tidak mengikuti
pola hidup dunia (Rm 12:1-2)

L.  Karunia-karunia Roh
1.      Pengertian istilah. Ada dua istilah Yunani dipakai untuk menjelaskan karunia-karunia rohani.
Pertama, pneumatikos yang berarti “hal-hal rohani” (Spiritual things), atau hal-hal yang
bertalian deng Roh. Kata ini menekan tentang sifat rohani dan asal karunia-karunia rohani;
Karunia-karunia itu bukan talenta, tetapi lebih bersumber pada Roh Kudus, karunia-
karuniaitu secara adikodrati diberikan kepada orang percaya oleh Roh Kudus (1 Kor 12:11).
Kedua, kata yang sering dipakai juga adalah charisma berarti “pemberian anugerah”(grace
gift). Kata ini menekankan bahwa karunia rohaniadalah pemberian dari Allah, ini bukan suatu
pengembangan kemampuan, tapi pemberian dari Allah, ini bukan suatu pengembangan
kemampuan, tapi pemberian yang dikaruniakan kepada orang percaya (1 Kor 12:4). Dalam
Roma 12, Paulus juga menjelaskan bahwa karunia-karunia rohani adalah diterima melalui
pemberian anugerah kepada orang percaya (12:3,6). Definisi yang sederhana adalah
“pemberian Ilahi yang berupa kemampuan yang khusus kepada anggota-anggota tubuh
Kristus untuk pelayanan”.

2.      Penjelasan. Dua konsep tentang karunia-karunia rohani:


a.       Karunia rohani kepada seorang individu (orang percaya) untuk memampukan dia untuk
pelayanan rohani (1 Kor 12:11)
b.      Karunia rohani kepada gereja adalah orang yang secara unik diperlengkapi untuk
pembangunan dan pendewasaan gereja (Ef 4:11-13).
Konsep yang salah adalah, bahwa karunia rohani itu adalah tempai melayani. Misalnya
seseorang dianggap mempunyai karunia rohani untuk melayani ditempat kumuh. Atau orang
mengatakan bahwa ia diberi karunia untuk melayani diantara pelajar/siswa. Karunia rohani
tidak sama dengan talenta alamiah. Mungkin ada hbungan, namun talenta/bakat adalah
sesuatu yang dibawa sejak lahir, kemudian dikembangkan, sedangkan karunia rohani
diberikan secara supranatural oleh Allah pada saat seseorang bertobat. Perbandingan dibawah
ini dapat menolong :

COMPARISON OF NATURAL AND


SPIRITUAL ABILITIES
Comparisons Natural Talents Spritual Gift
Source: From God From God
Through parents Independent of parents
Possessed: From birth Probably from conversion
Purpose: To benefit mankind on the natural To benefit mankind on the
level spritual level
Process: Must be recognized, developed, Must be recognized,
exercised developed, exercised
Function: Ought to be dedicated by believers Ought to be used to God’s
to God for His use and glory glory

3.      Deskripsi tentang karunia-karunia rohani.


a.       Rasul (Ef 4:11).
Perbedaan penting perlu dibuat antara karunia rohani dan jabatan. Rasul sebagai jabatan
sangat terbatas, yaitu hanya kepada 12 murid dan Paulus. Dalam Lukas 6:13, Tuhan Yesus
memanggil murid-murid kepada diriNya sendiri dan Tuhan memilih mereka sebagai rasul-
rasul. Kepada kedua belas murid Tuhan memberikan otoritas unik yang hanya terbatas bagi
mereka yang ada dalam jabatan tersebut (Luk 9:1; Mat 10:1). Kualifikasi-kualifikasi bagi
jabatan rasul jelas di dalam Kisah Para Rasul 1:21-22; mereka yang menjadi rasul adllah yang
berjalan bersama Tuhan dari saat baptisan Yojanes sampai kenaokan Tuhan Yesus ke sorga.
Paulus sebagai rasul adalah unik, ia menyebut dirinya sebagai anak yang lahir sebelum
waktunya (1 Kor 15:8-9).
Karunia rasul disebutkan dalam 1 Korintus 12:28, dan juga Efesus 4:11. Kata “rasul”
dariapostie, yang berasal dari apo artinya “dai” dan stello artinya “mengirim”.
Sehingga apostieberarti orang yang “diutus dari” (sent from). Penggunaan kata tersebut baik
secara teknis maupun arti secara umum. Dalam arti teknis, rasul adalah kedua belas orang
ayng dipilih Tuhan yang memiliki jabatan kerasulan, tetapi juga sebagai karunia. Dalam
pengertian ini para rasul itu diberi karunia untuk meletakkan dasar Gereja (Ef 2:20). Dan
ketika gereja telah diletakkan maka karunia ini tidak diperlukan lagi, sama seperti keduabelas
rasul itu tidak ada lagi, karena tidak seorangpun sesuadah itu memenuhi persyaratan yang
disebutkan dalam Kisah Para Rasul 1:21-22 itu.
Kata “rasul” juga dipakai dalam arti secara umum, yaitu dalam pengertian sebagai
“utusan” (messenger) atau sesirang yang diutus lantaran Kristus. Dalam pengertian ini,
“rasul” bukanlah mempunyai posisi jabatan, dan juga bukan karunia seperti yang dimiliki
para rasul. Jadi kata “rasul” ini dipakai dalam pnegertian non teknis, yang berarti “utusan”
(messenger).

b.      Nabi (Rm 12:6).


Karunia nabi disebutkan dalam Roma 12:6; 1 Korintus 12:10, dan Efesus 4:11). Rasul
juga menerima informasinya langsung melalu penyataan dari Allah, juga nabi Agabus
mengumumkan kelaparan yang akan datang menimpa seluruh dunia (Kis 11:28),
dan penawanan paulus di Yerusalem (Kis 21:10-11). Melalui penyataan langsung nabi
menerima pengetahuan Ilahi yang “misteri” (1 Kor 13:2), yang tentu saja manusia tidak
memahaminya. Sebelum kompletnya kanon, karunia nabi adalah penting untuk edifikasi
gereja (1 Kor 14:3). Nabi menerima penyataan langsung dari Allah dan mengajar umat bagi
edifikasi (pembangunan), doronganm dan konsolasi (penghiburan) (1 Kor 14:3). Karena
penyataan itu langsung datang dari Allah, maka penyataan itu benar; kesejatian nabi
diperlihatkan melalui akurasi nubuatannya (bdg Ul 18:20, 22) nubuat melibatkan baik
lamaran tentang peristiwa-peristiwayag akan terjadi di masa depan, maupun tentang
kebenaran Allah yang berkaitan dengan nasihat dan instruksi/pengajaran. Karunia nabi juga
berkaitan dengan fondasi gereja yang telah diletakkan (Ef 2:20). Mengingat dasar gereja
tekah diletakkan, dan kanon (PB) telah komplit, maka tidak diperlukan lagi karunia nabi.

c.        Mujizat (1 Kor 12:10).


Mujizat tidak di demonstrasikan secara serampangan di seluruh Alkitab, tetapi hanya
terjadi dalam tiga periode utama: pada zaman Musa dan Yosua, pada zaman Elia dan Elisa,
dan pada zaman Kristus dan rasulNya. Ada mujizat-mujizat yang diseleksi oleh waktu.
Mujizat-mujizat diberikan untuk membuktikan keaslian berita, dan dalam tiap periode Allah
memampukan utusan-utusanNya untuk melakukan mujizat-mujizat yang luar biasa untuk
menguatkan berita yang mereka sampaikan. Bagaimana sekarang? Ada yang mengatakan
bahwa firman Allah sendiri memiliki otoritas dari dirinya sendiri jika itu diberitakan.
Karunia mujizat (1 Kor 12:10, 28), adalah memiliki pengertian yang lebih luas dari
karunia kesembuhan. Kata “mujizat” berarti “kuasa” (power) atau pekerjaan yang disertai
kuasa. Contoh, ketika Petrus menghukum Ananias dan Safira (Kis 5:3,5), dan Paulus
menghukum Elimas, penyihir, dengan kebutaan (Kis 13:8-11). Kata ini juga dipakai untuk
melukiskan mujizat-mujizat Kristus (Mat 11:20, 21, 23; 13:54).
Perlu dibedakan antar mujizat dan karunia mujizat. Walaupun karunia mujizat –
kemampuan dari seseorang melakukan aksi-aksi yang ajaib – berakhir pada masa rasul-rasul.
Tidak berarti mujizat itu telah berhenti sekarang. Allah bisa saja langsung menjawab doa
seorang percaya dan melakukan mujizat dalam hidupnya. Allah bisa menyembuhkan seorang
yang sedang mengalami penyakit terminal dengan jalan menjawab doa, tetapi Ia tidak
melakukan itu melalui medium.

d.      Kesembuhan (1 Kor 12:9).


Aspek yang sempit dari karunia mujizat adalah karunia kesembuhan (1 Kor 12:9, 28,
30). Kata ini dipakai dalam bentuk jamak (Yunani, iamaton artinya kesembuhan-
kesembuhan). Dalam 1 Korintus 12:9 menyebutkan “berbagai kelompok penyakit yang
berbeda disembuhkan”. Karunia kesembuhan melibatkan kemampuan seseorang untuk
mendatangkan kesembuhan bagi seorang yang lain yang mengalami berbagai penyakit.
Penelitian terhadap PB, kesembuhan-kesembuhan yang dilakukan oleh Kristus dan rpara
rasul perlu disimak. Kesembuhan-kesembuhan tersebut adalah: instan/seketika (Mk
1:42), komplit (Mat 14:36);permanen (Mat 14:36); terbatas (Mk 1:40); tanpa syarat –
termasuk orang tidak percaya yang tidak memilki iman, bahkan yang tidak mengenal
siapakah Yesus (Yoh 5:25), atas dasar permohonan (Luk 5:15, 16), subordinasi – artinya
sesudah firman Allah disampaikan (Luka 9:6), signifikan – untuk konfirmasi tentang
pribadiNya dan rasul-rasul sebagai utusan-utusan Allah dan kata-kata mreka berasal dari
Allah (Yoh 3:2; Kis 2:22; Ibr 2:3), penuh sukses – kecuali kasus dimana murid-murid kurang
iman sehingga gagal (Mat 17:20), dan insklusif – demonstrasi yang unggul dalam
membangkitkan orang mati (Mk 5:39-43; Luk 7:14; Yoh 11:44; Kis 9:40).
Perlu dibedakan antara “karunia kesembuhan” dan kesembuhan itu sendiri. Sama seperti
karunia mujizat, karunia kesembuhan juga dianggap telah berhenti sesudah kanon Kitab Suci
menjadi komplit. Namun Allah bisa saja mendengarkan doa dengan jalan mengaruniakan
kesembuhan kepada seseorang yang sedang sakit, tanpa elalui agen seorang khusus. Ada
beberapa kasus dalam Alkitab yang memberitahukan bahwa Allah memutuskan untuk tidak
menyembuhkan (2 Kor 12:8-9; 1 Tim 5:23).

e.       Bahasa Roh (1 Kor 12:28)


Dalam beberapa tempat di Alkitab, ditemukan tentang karunia ini.
1)      Dalam Kisah Para Rasul menyatakan bahwa “bahasa Roh” adalah languages (Kis 2:6,8,11).
Pada waktu orang-orang Yahudi asal luar mengunjungi Yerusalem pada hari pentakosta,
mereka mendengar rasul-rasul berbicara dalam bahasa mereka.
2)      Bahasa Roh di Kisah Para Rasul dan Korintus adalah sama. Tidak ada bukti tongues di
Korintus berbeda, atau bahwa di Korintus adalah bahasa malaikat – tidak ada bukti (1 Kor
13:1)
3)      Tongues adalah karunia yang lebih rendah (1 Kor 12:28), Karunia-karunia yang sangat
mendasar yang diberikan untuk pembangunan gereja adalah: rasul, nabi, pemberita Injil,
gembala-pengajar, dan guru (1 Kor 12:28; Ef 4:11). Bahasa Roh disebut terakhir
mengindikasikan bahwa bahasa roh itu bukan karunia utama.
4)      Bahasa roh bersifat temporal (1 Kor 13:8). Frase yang berbunyi: “they will cease” dalam
bentuk middle voice, menekankan bahwa bahasa roh itu “akan berhenti dnegan sendirinya”.
Implikasinya adalah bahwa “bahasa roh” tidak akan diteruskan samapai “yang sempurna itu
tiba” – waktunya ketika pengetahuan dan nubuat berakhir jika penggunaannya berakhir.
Jiaktongue akan berlanjut sampai “yang sempurna tiba”, maka kata kerja yang dipakai
seharusnya dalam bentuk pasif. Nampaknua bahasa roh adalah yanda yang diberikan pada
orang percaya Korintus yang kanak-kanak secara rohani (1 Kor 13:10-11;
14:20). Tonguedipakai bagi orang Yahudi yang tidak percaya, dengan pengertian sebagai
penginjilan (1 Kor 12:21-22). Pada waktu orang Yahudi yang tidak percaya memasuki
pertemuan dan orang-orang berbicara dalam bahasa asing, maka itu akan menjadi tanda bagi
mereka (Yes 28:11-12), sehingga tanda itu akan memimpin mereka percaya kepada Kristus,
sebagai Mesias mereka.

f.       Menafsirkan bahasa roh (1 Kor 12:10).


Karunia ini menuntut kemampuan supranatural dari seseorang dalam pertemuan jemaat
untuk menafsirkan bahsa asing, yang disampaikan oleh seseorang yang berkarunia bahasa
roh.

g.      Penginjilan (Ef 4:11)


Kata euanggelistas, diterjemahkan dalam bahasa Inggris, evangelists  berarti, “seseorang
yang memeberitakn kabar baik”. Definisinya: “Karunia untuk memeberitakan kabar baik
tentang keselamatan secara efektif sehingga orang menanggapinya dalam pertobatan dan
dimuridkan”.
Beberapa hal, hubungan dengan karunia penginjilan ini:
1)      Terkadung di dalamnya beban terhadap jiwa-jiwa yang terhilang. Orang yang memiliki
karunia ini memiliki kerinduan besar untuk melihat orang lain diselamatkan.
2)      Melibatkan pemberitaan kabar baik. Seorang pemberita Injil adalah seorang patut
memberitakan kabar baik, misalnya seperti Billy Graham. Penginjilan itu baik terhadap masa
yang besar, maupun terhadap orang per orang.
3)      Melibatkan prestasi Injil secara jelas. Seorang yang berkarunia peninjilan memiliki
kemampuan untuk mempresentasikan injil secara simple, jelas (mudah dimengerti). Ia
memberitakan kebutuhan dasar dari keselamatan: dosa, Kristus yang telah mengganti kita,
iman, pengampunan, pendamaian, dengan begitu rupa, sehingga pendengar yang tidak
memiliki latar belakang pemanhaman tentng Alkitan dapat memahami Injil.
4)      Terkandung didalamnya respon terhadap proklamasi Injil. Orang yang berkarunia
penginjilan melihat respons terhadap pemberitaan Injil; ituah indikasi bahwa ia memiliki
karunia tersebut.
5)      Ada kesukacitaan melihat orang yang datang kepada Kristus. Karena inilah beban hatinya,
maka ia begotu bersukacita melihat jiwa-jiwa yang mengambil keputusan untuk mempercayai
Kristus.        
Walaupun hanya beberapa orang saja yang diberi karunia penginjilan, namun orang-
orang percaya lainnya memiliki tanggung jawab juga dalam hal pemberitaan Injil. Semua
orang percaya patut mengambil bagian dalam pemberitaan Injil (2 Tim 4:5)
.
h.      Gembala-Pengajar (Ef 4:11).
Ini kelihatannya satu karunia bukan dua. Kata pastor (Yunani, poimenas) secara literal
berarti shepherd, hanya dipakai kini sebagai karunia. Memang kata ini dipakai bagi Kristus
yang adalah “Gembala yang Baik” (Yoh 10:11,14,16; Ibrani 13:20; 1 Pet 2:25) dan menunjuk
pada pengembalaan rohani, yang diberikan kepada orang yanga adalah Gembala-Pengar.
Pekerjaan seorang gembala adalah melakukan kepdeulian terhadap domba-domba (umat
gembalaannya). Ia membimbing, menjaga, melindingi, dan memperhatika kebutuhan-
kebutuhan yang digembalakan. Dalam Kisah Para Rasul 20:28, rasul Paulus memberikan
nasihat kepada para penatua Efesus, untuk mengembalakan jemaat Allah. Harus dilakukan
dengan sukarela, bukan karena mencari keuntungan materi, juga tidak patut untuk
memerintah, tetapi sebaliknya menjadi teladan dari kerendahan hati (1 Pet 5:2-5).
Aspek kedua dari karunia ini adalah kemampuan untuk mengajar. Mengajar tidak dapat
dipisahkan dari seorang gembala, karena dengan membimbing, menjaga, melindungi, dll
adlah dengan jalan mengajar. Sedang seornag pengajar lebih menekankan pada cara/metode
yang melaluinya hembala melakukan pekerjaannya. Pekerjaan ini penting bagi pendewasaan
warga gereja. Seperti halnya Paulus mendorong Timotius, agar setia dalam hal mengajar
firman (1 Tim 1:3,5; 4:11; 6:2,17).
Ada beberapa istilah yang terkait. Elder (penatua) – Titus 1:5, menunjuk pada jabatannya;
sedangkan overseer (penilik) menunjuk pada fungsinya (1 Tim 3:2). Pastor (gembala)
menunjuk pada karunia serta menekankan pekerjaan pengembalaan termasuk didalamnya
mengajar. Teacher (guru) – Roma 12:7; 1 Korintus 12:28. Gembala juga adalah pengajar,
namun guru tidak selamanya menjadi seorang gembala.
Ada cukup banyak fakta yang menunjukkan tentang orang yang berkarunia sebagai
guru/pengajar. Ia memiliki perhatian yang tinggi terhadap firman Allah dan menyerahkan diri
untuk berlajar/studi firman. Ia mempunyai kemampuan untu mengkomunikasikan firman
secara jelas dan memberikan aplikasi-aplikasi yang tepat bagi kehidupan mereka yang diajar.
Bahkan orang-orang yang sesederhana pun dapat memahami pengajarannya. Melalui
pelayanan ini umat dapat dibawa kepada kedewasaan iman (Kis 2:42; 4:2; 5:42; 11:26; 13:1;
18:11, dan ayat lainnya).

Dua hal patut diperhatikan hubungan dengan mengajar.


1)      Hal mengajar menuntut pengembangan diri. Seorang bisa memiliki karunia mengajar, tetapi
untuk penggunaan secara efektif menuntut keseriusan dalam studi dan kesetiaan dalam
menggunakan karunia tersebut.
2)      Mengajar bukanlah sama dengan talenta/bakat alamiah. Seringkali guru sekolah umum
diberikan posisi mengajar di greja lokal. Tidak selalu cocok, karena mengajar firman Allah
adalah karunia rohani dan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang kepadanya telah
dipercayakan karunia tersebut. Kemampuan alamiah tidak sama dengan kemampuan rohani
yang diberikan untuk hal-hal rohani.

i.        Melayani (Rm 12:7).


Kata “melayani” diterjemahkan dari diakonia suatu kata yang memiliki pengertian secara
umum, termasuk dalam melayani oranglain. Contoh: Timotius dan Erastus melayani Paulus
di Efesus (Kis 19:22); Paulus melayani orang-orang percaya Yerusalem dengan jalan
membawa mereka kepada persembahan (Rm 15:25), Oniseforus melayani di Efesus (2 Tim
1:18); Onisimus melayani Paulus di penjara (Fil 13); orang-orang percaya Ibrani
menunjukkan kebaikan hati mereka (Ibr 6:10). Dari contoh-contoh ini menyatakan bahwa
sangat penting memeberi bantuan/melayani orang-orang lain yang sedang membutuhkan,
termasuk kebutuhan fisik.

j.        Memberi pertolongan (1 Kor 12:28).


Kata yang sering dipakai: antilempsis yang berarti “perbuatan-perbuatan yang
mendatangkan pertolongan” atau “memberi bantuan”. Kata ini hanya digunakan di PL. Ada
hubungan dengan kata antilambanesthai yang mucul juga di Lukas 1:54; Kisah Para Rasul
20:35; 1 Timotius 6:2. Kata tersebut berarti to take firm hold to some one, in order to help.
Pertolongan yang dimaksud dapat diberikan kepada: orang miskin, janda, anak yatim piatu,
orang asing, orang yang mengadakan perjalanan.

k.      Iman (Rm 12:9).


Sebagai orang Kristen memiliki iman yang memiliki iman yang menyelamatkan (Ef 2:8),
mereka juga patut memiliki iman untuk menopang kehidupan rohani mereka (Ibr 11).
Karunia iman diberikan kepada hanya sebagian orang percaya. “Karunia iman adalah iman
yang memanifestasikan diri dalam perbuatan-perbuatan yang luar biasa”. Orang yang
demikian memilki kapasitas untuk melihat sesuatu yang perlu terjadi dan percaya bahwa
Allah akan melakukan melalui dia meskipiun kelihatannya mustahil. Stefanus memiliki
kapasitas ini, seperti yang dikatakan, “penuh dengan imman” (Kis 6:5). Orang-orang seperti
George Mueller dan Hudson Taylor adalah contoh-contoh terkemuka dari karunia iman ini.

l.        Menasehati (Rm 12:8).


“Menasehati” diterjemahkan dari parakalon yang berarti called alongside to help.
Bentuk kata benda digunakan untuk Roh Kudus (Yoh 14:16, 26). Seorang penasihat adalah
seorang yang diberi kemampuan untuk menyatakan kepada kehendak seseorang utnuk
bertindak. Karunia menasihati sering kali berduaan denan karunia mengajar (1 Tim 4:13;
6:2), dan ditunjukkan kepada kesadaran dan hati. Pelayanan ini ditujukan kepada seseorang
sedang mengalami pencobaan atau tragedi yang sungguh memerlukan penghiburan.

m.    Membedakan bermacam-macam roh (1 Kor 12:10)


Dalam gereja mula-mula, sebelum kanon ada Allah memberikan penyataan langsung
kepada pribadi-pribadi yang dapat mengkomunikasikan penyataan rersebut kepada gereja.
Tetapi bagaimana Gereja tau penyataan tersebut benar atau palsu? Bagaimana mereka dapat
memberitahukan bahwa itu berasal dari Allah atau bukan? Untuk menyetahui keaslian
penyataan tersebut, Allah memberikan karunia untuk membedakan roh. Mereka yang
memiliki karunia tersebut, memiliki kekuatan supranatura untuk memastikan penyaatan
tersebut datang dari Allah atau palsu. Nasihat rasul Yohanes, “menguji semua roh” (1 Yoh
4:1). Demikian juga ketika dua atau tiga orang berbicara tentang penyatan Allah dalam
pertemuan jemaat, mereka yang diberi karunia ini patut menyatakan apakah itu dari Allah
atau bukan (1 Kor 14:29; bdg 1 Tes 5:20-21). Oleh karena penyataan langsung berhenti
dengan adanya kanon yang sudah tersedia, dan juga karena karunia membedakan roh
bergantung pada penyataan langsung dari Allah, maka karunia ini telah berhenti.

n.      Menunjukkan kemurahan (Rm 12:8).


Menunjukkan “kemurahan” diterjemahkan dari kata eleon (Yunani), berari “merasa belas
kasihan”. Dalam kehidupan Tuhan Yesus, menunjukkan kemurahan: menyembuhkan orang
buta (Mat 9:27), menolong anak perempuan wanita kanaan (Mat 15:22), menyembuhkan
orang yangs akit ayan (Mat 17:15), dan mentahirkan orang-orang kusta (Luk 17:13).
Pelayanan ini meliputi: menolong orang miskin, yang sakit, yang berkesusahan, dan orang-
orang yang menderita. Pelayanan ini haruslah dilakukan dengan sukacita. Orang yang
memiliki karunia ini, haruslah melakukannya dengan kegembiraan, bukan dengan tanpa
semangat.

o.      Memberi (Rm 12:8).


Kata memberi diterjemahkan dari matadidous yang artinya membagi dengan seseorang.
Dengan itu karunia memberi ini adlah kemampuan yang luar biasa yang didasarkan kepada
kerelaan membagi apa yang menjadi miliknya dengan sukarela. Ini menunjukkan pada
yangan dan hati yang terbuka memberi dengan belas kasihan dengan satu tujuan, bukan
karena ambisi. Jemaat Filipi melatih diri mereka untuk memberi untuk menyokong rasul
Paulus dan pelayanannya.

p.      Memeberi pimpinan/administrasi (Rm 12:8; 1 Kor 12:28).


Dalam Roma 12:8, Paulus menyebut tentang orang yang memberi pimpinan. Dari kata
Yunani, prohistmi yang artinya to stand before (berdiri didepan). Kata ini dipakai untuk para
penatua dalam 1 Tesalonika 5:12 dan 1 Timotius 5:17. Dalam 1 Korintus 12:8, dipakai kata
“administrasi” yang diterjemahkan dari kubernesis, yang artinya to steer a
ship (mengemudikan kapal). Walaupun kata tersebut digunakan hubungan dengan para
penatua, yang tentu maksudnya adalah memimpin umat, namut istilah tersebut memiliki
pengertian yang lebih dari itu, misalnya mengajdi pengawas Sekolah Minggu, emjadi
pimpinan perguruan tinggi Kristen atau seminari.

q.      Hikmat (1 Kor 12:28).


Karunia ini tentu sangat penting. Paulus emjelaskan karunia hikmat ini secara lebih detail
dalam 1 Korintus 2:6-12, bahwa karunia ini sangat berhubungan erat dengan penyataan
(wahyu), sehingga menjadi karakteristik dari para rasul, yang menerima wahyu langsung dari
Allah. Orang yang memiliki karunia ini adalah mempunyai kapasitas untuk menerima
kebenaran yang dinyatakan oleh Allah dan memberikan itu kepada umat. Dengan kata lain
karunia hikmat adalah kemampuan untuk menjelaskan/menguraikan maksud Allah dalam
Kristus, sehingga umat yang menerimanya dapat mengerti.

r.        Pengetahuan (1 Kor 12:28).


a.       Karunia ini sangat berdekatan dengan karunia hikmat. Ini menunjukkan pada kemampuan
untuk mengerti secara tepat kebenaran-kebenaran yang dinyatakan kepada rasul dan nabi.
Ada yang berkata karunia ini sudah tidak berlaku lagi sega kanon tersedia, yang didasarkan
pada 1 Kor 13:8. Perlu diskusi lebih lanjut.

4.      Bagaimana mengenal karunia rohani? Beberapa saran dibawah ini:


a.       Syarat mutlak ialah pertama penyerahan hidup kepada Allah, agar RohNya dapat bekerja
dengan leluasa dalam diri kita (Rm 12:1-2)
b.      Perlu ada pemikiran yang wajar/sehat mengenai distribusi karunia Allah (Rm 12:3). Harus
ada gagasan yang patut tentang Allah dan tentang diri sendiri.
c.       Memanfaatkan pikiran yang telah dikuduskan, untuk: (1) mengenal berbagai karunia rohani.
(2) Menilai diri sendiri dengan wajar. (3) Memulai melayani dalam gereja dalam berbagai
fungsi, jangan terlalu cepat mengesampingkan satu kemungkinan. (4) Berkonsultasi dengan
orang Kristen yang lebih matang secara rohani, dan yang sanggup menolong, dan (5)
Perkembangkan karunia yang ada misalnya karunia mengajar dengan jalan studi.
Catatan: Orang yang memiliki karunia rohani, belum tentu adalah orang Kristen yang rohani,
contoh jemaat Korintus.

M.    Buah Roh
1.      Pendahuluan
Buah Roh dalam Galatia 5:22-23 adalah dalam bentuk tunggal, sedangkan perbuatan daging
adalah jamak. Ada yang mengatakan bahwa buah Roh adalah KASIH (bdg 1 Kor 131:8),
sedangkan delapan lainnya adalah aspek-aspeknya (bdg sebuah intan).
Istilah “buah” menunjukkan kepada kebaikan-kebaikan yang dihasilkan oleh orang-orang
percaya, yang semuanya merupakan produk Roh Kudus. Buah ini menyatakan
unsur proses (sesuatu yang terus menerus seumur hidup).

2.      Pembagian. Buah Roh ini terbagi atas tiga kelompok:


      Kelompok 1:
-          “Kasih” adalah kebaikan-kebaikan yang bernilai, tekanannya adalah pada pengorbanan dan
usaha untuk kebaikan/keuntungan obyek.
-          “Sukacita” karena hubungan kita dengan Allah didalam Kristus maka kita dapat memiliki
buah ini, yang kemudian dapat berkembang dalam kehidupan (1 Pet 1:8; FIL 4:4)
-          “Damai Sejahtera” Damai dengan Allah baru sesudah itu damai sejahtera itu dapat
dipantulkan dalam hidup dengan sesama.
      Kelompok 2:
-          “Kesabaran” – kesediaan untuk menanggung beban, misalnya perlakuan orang (1 Kor 13:4)
-          “Kemurahan” (kindness) Mengandung arti sikap bersahabat, sopan santun, rasa punya
perhatian terhadap orang lain (concern)
-          “Kebaikan” Kesediaan utuk berbuat baik kepada orang lain termasuk berbuat baik terhadap
masyarakat.
      Kelompok 3:
-          “Kesetiaan” adalah tinfakan dimana orang dengan sabar melakukan pekerjaan Allah
-          “Lemah Lembut” artinya tidak sombong, tidak kasar.
-          “Penguasaan Diri” seperti ada kuasa dari dalam diri untuk mengontrol/ mengendalikan diri.
Bila diperhatikan ketiga kelompok ini, maka dapat dikatakan sbb:
Kelompok 1, buah, hubungan dengan Allah
Kelompok 2, buah, hubungan dengan sesama manusia
Kelompok 3, buah, hubungan dengan diri sendiri.
 PUSTAKA: Diktat Pneumatologi dan Ekklesiologi, Librecth Anthony, D. Min (Yogyakarta,
Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia, 2000)

BAB 6
DOKTRIN ROH KUDUS (PNEUMATOLOGI)

Kalau Kristus adalah Pribadi kedua Allah Trinitas, maka Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Allah
Trinitas yang “yang keluar dari Bapa” (Yohanes 15:26). Sejarah gereja menyatakan banyaknya
penyimpangan mengenai Doktrin Roh Kudus. Di dalam buku Theologia Sistematika, Prof. Dr. Louis
Berkhof tidak membahas Doktrin Roh Kudus, begitu juga banyak buku theologia sistematika tidak
membicarakan doktrin ini, karena banyaknya pertentangan dan kebingungan gereja dalam
menentukan sikap dan ajaran sesuai Alkitab. Oleh karena itu, sudah seharusnya
iman Kristen khususnya di dalam perspektif theologia Reformed membahas dan menyoroti doktrin
ini secara bertanggungjawab.

6.1 Pribadi Roh Kudus adalah Allah


Siapakah Roh Kudus ? Seperti yang telah dijelaskan bahwa Roh Kudus adalah Pribadi ketiga Allah
Trinitas. Dengan kata lain, Roh Kudus adalah Allah sendiri yang keluar dari Bapa dan diutus oleh
Bapa dan Anak untuk mengefektifkan karya penebusan Kristus di dalam hati umat pilihan-Nya. Apa
makna bahwa Roh Kudus “keluar dari” Bapa di dalam Yohanes 15:26 ?
a) Roh Kudus tidak dicipta
b) Roh Kudus memiliki esensi yang sama dengan Bapa dan Anak
c) Menunjukkan hubungan yang khusus dan unik antara Roh Kudus dan Bapa
d) Menyatakan perbedaan dengan istilah “dilahirkan dari”.

Sebagai bukti bahwa Roh Kudus adalah Allah, Alkitab memberikan tiga bukti bahwa semua
pekerjaan Allah digenapi dan Roh Kudus turut serta di dalamnya :
a) Allah Pencipta : Kejadian 1:2 (Roh Allah melayang-layang)
b) Allah Penebus : Yohanes 3:3-5 (Roh Kudus menggerakkan, memperanakkan kembali, memberikan
hidup setelah Kristus menggenapkan keselamatan dalam tiap pribadi manusia) ; 1 Petrus 1:2 (Roh
Kudus berperan menguduskan umat pilihan-Nya yang telah ditebus oleh Kristus)
c) Allah Pengwahyu : 2 Petrus 1:20-21 (Roh Kudus berperan untuk mewahyukan Allah dan
memberikan kebenaran kepada manusia yaitu dengan inspirasi (Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru) dan iluminasi/pencerahan)

Lalu, atribut-atribut Roh Kudus yang membuktikan bahwa Roh Kudus adalah Allah sebagai berikut,
a) Ibrani 9:14 : kekal
b) Lukas 1:35 : Mahatinggi
c) Mazmur 139:7 : Mahahadir
d) 1 Korintus 2:10-11 : Mahatahu.

Setelah mengerti tentang atribut, maka kita harus mengerti juga tentang karakter Roh Kudus yang
adalah Allah, yaitu
a) Roh Allah : Kejadian 1:2
b) Roh Kekekalan : Ibrani 9:14
c) Roh Kebajikan : 1 Korintus 6:19 (karakter moral => goodness)
d) Roh Kemuliaan => Allah dimuliakan melalui pekerjaan Roh Kudus
e) Roh Kebenaran : Yohanes 14:17
f) Allah : Kisah Para Rasul 5:4
g) Tuhan : 2 Korintus 3:17-18
h) Roh : 1 Korintus 2:10

Roh Kudus juga adalah Pribadi, maka tentu Dia juga memiliki karakter seorang Pribadi. Adapun
karakter-karakter Roh Kudus sebagai Pribadi adalah : Roh Kudus dapat sedih. Karakter yang
mengakibatkan Roh Kudus sedih ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu menghujat Roh Kudus,
mendukakan Roh Kudus dan memadamkan Roh Kudus. Mari kita akan mempelajari satu per satu.
Pertama, menghujat Roh Kudus. Beberapa prinsip Alkitab mengenai hal ini adalah :
a) Matius 12:31 :
(1) dilakukan pada saat orang belum percaya atau dilakukan hanya oleh orang yang belum percaya
(2) pernah menolak penawaran kebenaran Kristus yang terus-menerus dari Roh Kudus untuk selama-
lamanya (penolakan kesaksian Roh Kudus yang menyatakan bahwa Kristus adalah Anak Allah dan
hanya Kristus yang dapat menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita).
(3) Pengharapan hanya apabila dengan segera bertobat dan membiarkan Roh Kudus bekerja dalam
hatinya.
b) Kisah Para Rasul 7:51 => infeksi dosa yang membawa maut dalam hati orang yang belum
dilahirkan kembali akan selalu menyebabkan orang tersebut menentang Roh Kudus (pernyataan Dr.
Billy Graham).
Kedua, mendukakan Roh Kudus. Alkitab mengatakan, “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus
Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.” (Efesus 4:30) Kata
“mendukakan Roh Kudus” di dalam Perjanjian Lama dijumpai di dalam Yesaya 63:10. Di dalam
kedua ayat ini dapat dijelaskan beberapa prinsip antara lain
a) Mendukakan hati hanya dapat dilakukan oleh orang yang mengasihi kita.
b) Adalah segala kelakuan kita, baik perbuatan, perkataan maupun watak kita tidak serupa Kristus.
c) Roh Kudus membuat kita sedih hingga kita berpaling kembali kepada Kristus dengan hati yang
hancur, kesedihan dan pengakuan.

Ketiga, memadamkan Roh Kudus. Prinsip ini di dalam 1 Tesalonika 5:19, “Janganlah padamkan
Roh,” berarti kita sedang mematikan, mengecilkan api Roh Kudus (Roh Kudus sebagai api).

6.2 Karya-karya Roh Kudus


Setelah kita melihat tentang Pribadi Roh Kudus, mari kita mengerti karya Roh Kudus.
6.2.1 Empat Prinsip Penting Pekerjaan Roh Kudus
Berikut adalah empat prinsip penting pekerjaan Roh Kudus :
1. Memuliakan Kristus :
a) Menyatakan Kristus
b) Mempersatukan kita dengan Kristus dan dengan sesama menjadi satu tubuh Kristus (mystical
union with Christ) karena Roh Kudus tinggal dalam hati orang percaya yang diperbaharui hidupnya
oleh Roh Kudus.
2. Menginsyafkan dosa manusia
3. Memimpin manusia ke dalam kebenaran :
a) Memperbaharui jiwa
b) Memimpin kepada pertobatan
c) Memimpin manusia melatih iman
4.Memberikan penghiburan kepada anak-anak Tuhan.

6.2.2 Tiga Pekerjaan Utama Roh Kudus


Selain itu, ada tiga pekerjaan utama Roh Kudus :
1. Menurunkan Firman :
a) 2 Petrus 1:20-21 : Roh Kudus memberikan inspirasi dan menggerakkan para nabi dan rasul untuk
menulis Kitab Suci :
(1) Roh Kudus mewahyukan Kebenaran (diri Allah)
(2) Roh Kudus dan Firman Kebenaran tidak boleh dipisahkan :
Ø 1 Yohanes 5:6 => Roh Kudus adalah Kebenaran
Ø Yohanes 14:16-17 => Roh Kudus adalah Kebenaran
Ø Yohanes 14:6 => Kristus adalah Kebenaran
Ø Yohanes 17:17 => Firman adalah Kebenaran
b) Yohanes 16:13 => Roh Kudus memberikan iluminasi/pencerahan.
2. Memberikan hidup (suatu proses peranakan/kelahiran kembali) kepada manusia penerima Firman
:
a) Roh Kudus mencerahkan rasio ® Yohanes 14:26 (Roh Kudus mengajar dan mengingatkan)
b) Roh Kudus mencerahkan emosi :
(1) Emosi diubah sehingga mencintai kebenaran, karena cinta kebenaran akan memotivasi kita
untuk hidup dalam kebenaran dan menceritakan kebenaran kepada orang lain.
(2) Pengudusan emosi.
(3) Mengarahkan hati kepada Tuhan.
c) Roh Kudus mencerahkan kehendak :
(1) Takluk kepada kebenaran (menyangkal diri).
(2) Mencari prinsip-prinsip kebenaran yaitu Kristus :
· Roma 9:8-10 => Roh Kudus masuk ke dalam hati manusia untuk menjadi Tuhan
· 1 Korintus 6:19 => tubuh manusia menjadi bait Allah
· 2 Korintus 6:16 => Allah dan umat-Nya
· Efesus 2:10 => relasi interpersonal antara Allah dan manusia.
3. Sebagai Parakletos (Penghibur) :
a) Yohanes 14 => Roh Kudus setia dan konsisten
b) Roma 8:26-27 => Roh Kudus melakukan doa syafaat.

6.3 Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus


Kemudian, kita akan mengerti tentang baptisan dan kepenuhan Roh Kudus dalam prinsip Alkitab
yang ketat.
6.3.1 Referensi-referensi Alkitab Tentang Baptisan Roh Kudus
a) Matius 3:11 ; Markus 1:8 ; Lukas 3:16 => membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api
b) Yohanes 1:31-37
c) Kisah Para Rasul 1:5 => baptisan Roh Kudus pada waktu dekat
d) Kisah Para Rasul 11:16
e) 1 Korintus 12:13 => kita semua baik Yahudi, Yunani, budak, orang merdeka dibaptis dalam satu
Roh dan diberi minum dari 1 Roh.

6.3.2 Prinsip Alkitab Tentang Baptisan Roh Kudus


a) 1 Korintus 12:13 => kita dibaptis menjadi satu tubuh dengan Kristus, diberi minum dari 1 Roh.
b) Kita dibaptis dengan Roh Kudus (oleh Tuhan Yesus) :
& secara status : pada hari Pentakosta (hari turunnya Roh Kudus)
& secara pengalaman : pada saat menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
c) Empat kali turunnya Roh Kudus :
& Kisah Para Rasul 2:38 => di Yerusalem (disertai bahasa roh)
& Kisah Para Rasul 8:14-17 => di Samaria (tidak disertai bahasa roh)
& Kisah Para Rasul 10:44 => kepada Kornelius (disertai bahasa roh)
& Kisah Para Rasul 19:1-6 => di Efesus (disertai bahasa roh dan bernubuat)

6.3.3 Aspek-aspek Kepenuhan Roh Kudus


a) Efesus 5:17-21 => takut akan Kristus
b) 1 Korintus 12-14 => tentang kasih dan menjadi berkat.

6.3.4 Ciri-ciri Orang yang Dipenuhi Roh Kudus


a) Taat kepada Roh
b) Hidup kudus
c) Menjunjung tinggi Firman Tuhan (Yohanes 14:26)
d) Mengabarkan Injil (Kisah Para Rasul 1:8)
e) Berani dipimpin Roh Kudus untuk menjalankan kehendak Allah (Kisah Para Rasul 16:9-40)
f) Menghasilkan buah Roh :
ÿ Kisah Para Rasul 13:52 => terus-menerus
ÿ Efesus 5:18

6.3.5 Perbedaan Antara Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus :


a) Baptisan Roh Kudus terjadi satu kali di dalam kehidupan orangKristen untuk selama-lamanya
(tidak ada pengulangan), sedangkan kepenuhan Roh Kudus terjadi berulang kali di dalam perjalanan
kehidupan keKristenan.
b) Di dalam baptisan Roh Kudus, Roh Kudus masuk di dalam hati orang percaya, sedangkan di dalam
kepenuhan Roh Kudus, Roh Kudus mencerahkan dan memimpin orang percaya menuju kepada
kesempurnaan hidup seperti Kristus (Roh Kudus tidak masuk untuk kedua kalinya di dalam hati
orang percaya).

6.4 Karunia-karunia Roh Kudus


Adapun karunia-karunia Roh Kudus yang dipaparkan di dalam Alkitab yang meliputi :
1. Karunia jabatan (Efesus 4:11 ; 1 Korintus 12:28) :
a) rasul (KJV : apostles)
b) nabi (KJV : prophets)
c) penginjil (KJV : evangelists)
d) penggembala (KJV : pastors)
e) pengajar (KJV : teachers).
2. Karunia pelayanan : karunia untuk berkata-kata dengan hikmat (menyelidiki segala sesuatu dan
mengetahui bagaimana harus bertindak) dan dengan pengetahuan. Macam-macam karunia
pelayanan (1 Korintus 12-14) :
a) Pelayanan
b) Karunia iman (KJV : faith) : iman dikaitkan dengan pekerjaan Tuhan (Kristus)
c) Karunia menyembuhkan (KJV : gifts of healing)
d) Karunia mukjizat (KJV : the working of miracles)
e) Karunia bernubuat (KJV : prophecy) :
(1) Penyampaian Firman dari Allah (1 Korintus 14:19)
(2) Membangun, menasehati dan menghibur (1 Korintus 14:3)
f) Karunia membedakan bermacam-macam roh (KJV : discerning of spirits) (2 Korintus 11:14 ;
Matius 24:24)
g) Karunia berbahasa lidah (KJV : tongues)
h) Karunia menafsirkan bahasa lidah (KJV : interpretation of tongues)
i) Karunia untuk mengajar (Roma 12:7 ® KJV : teach ; 1 Korintus 12:28 ® KJV : teachers)
j) Karunia untuk memimpin (KJV : governments) (menasehati, membagi-bagi)
k) Karunia untuk menginjili (2 Timotius 4:5 ; Roma 12:3-6)
l) Karunia kerasulan (2 Korintus 12:12 ; Kisah Para Rasul 13:11)

6.5 Prinsip-prinsip Alkitab Tentang Bahasa roh


Salah satu karunia Roh Kudus yang selalu menjadi perdebatan gereja adalah tentang bahasa roh.
Untuk itu, marilah kita dengan rendah hati mempelajari apa kata Alkitab tentang bahasa roh di
dalam 1 Korintus 14:1-40.

Sebagai permulaan, 1 Korintus 12-14 merupakan satu kesatuan di mana semuanya adalah karunia
Roh Kudus, dan di dalam 1 Korintus 14 yang khusus membahas tentang Karunia Roh, itu merupakan
penjabaran dari 1 Korintus 12. Oleh karena itu, sebelum masuk ke dalam 1 Korintus 14, maka kita
perlu mempelajari beberapa prinsip tentang karunia Roh Kudus di dalam 1 Korintus 12 dan 13, yaitu
: pertama, karunia Roh Kudus dimaksudkan untuk menyatakan kemuliaan Kristus (1 Korintus 12:3).
Kedua, Roh Kudus yang satu memberikan karunia-karunia kepada orang-orang pilihan-Nya secara
beraneka ragam, sehingga tidak boleh ada pemaksaan (1 Korintus 12:4-6). Ketiga, karunia-karunia
Roh Kudus dipergunakan untuk membangun komunitas jemaat Tuhan/bersama di dalam satu tubuh
Kristus (1 Korintus 12:7,12-30). Keempat, karunia-karunia Roh Kudus diberikan kepada masing-
masing orang pilihan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya (1 Korintus 12:11), sehingga tidaklah benar
jika ada gereja yang mengajarkan jemaatnya untuk meminta “Roh Kudus” untuk memberikan
karunia bahasa roh ! Kelima, semua karunia Roh Kudus harus tunduk di bawah Kasih, karena yang
lebih utama dari karunia Roh Kudus adalah kasih (1 Korintus 12:31-13:13)

Setelah itu, mari kita masuk ke dalam pembahasan 1 Korintus 14:1-40 tentang penggunaan bahasa
roh. Ada beberapa prinsip penggunaan bahasa roh di dalam pasal 14 ini dan prinsip ini BUKAN
“membatasi” Roh Kudus, tetapi membiarkan Roh Kudus bekerja dengan bebas dengan mengikat
diri-Nya sendiri. Artinya, Roh Kudus sejati tidak mungkin menyangkali apa yang telah Dia wahyukan
melalui Alkitab ! Mari kita memperhatikan beberapa prinsip tentang penggunaan bahasa roh ini :
Pertama, karunia Roh yang penting BUKAN berbahasa lidah/roh tetapi bernubuat (ayat 1).
“Bernubuat” tidak boleh langsung diidentikkan dengan karunia menyatakan hal-hal yang akan
datang. Nubuat bisa berarti menyatakan hal-hal yang telah, sedang dan akan terjadi. Sehingga
“bernubuat” identik dengan “berkhotbah atau menyampaikan Firman Allah.” Mengapa bernubuat
ini lebih penting daripada bahasa roh ? Karena di dalam ayat 2-4, Paulus mengatakan bahwa bahasa
roh itu hanya membangun diri sendiri, sedangkan karunia bernubuat membangun Jemaat. Orang
yang terlalu mementingkan bahasa roh berarti orang itu EGOIS, karena tidak mementingkan apakah
orang lain mengerti atau tidak !

Kedua, karunia bahasa roh harus ditafsirkan/diterjemahkan (ayat 5-13). Mengapa bahasa roh perlu
ditafsirkan ? Karena bahasa roh hanya membangun diri dan hanya dapat membangun Jemaat ketika
bahasa roh itu diterjemahkan supaya orang lain dalam Jemaat Tuhan mengerti artinya. Jika tidak
diterjemahkan, Paulus mengatakan bahwa kata-kata itu sia-sia diucapkan di udara (ayat 9-10).

Ketiga, karunia bahasa roh harus berisi penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau
pengajaran (ayat 6). Ini berarti ada sesuatu yang Allah ingin sampaikan kepada manusia melalui
bahasa lidah YANG DITERJEMAHKAN. Pikirkanlah kalau bahasa roh tidak diterjemahkan, bagaimana
bisa manusia menangkap apa yang hendak Allah sampaikan itu ?!

Keempat, bahasa manusia biasa lebih penting daripada beribu bahasa roh tanpa arti (ayat 18-19).
Ayat 18 sering dipotong oleh banyak “hamba Tuhan” gerakan Karismatik/Pentakosta (salah satunya
“Pdt.” Abraham Alex Tanuseputra dari Bethany) lalu mengajarkan bahwa orang Kristen harus
berbahasa roh karena Paulus juga berbahasa roh. Ayat ini memang sengaja dilepaskan dari ayat 19
(supaya cocok dengan doktrin Karismatik/Pentakostanya) yang mengatakan, “Tetapi dalam
pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar
orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.” Jadi, bahasa yang dapat dimengerti
lebih penting dipergunakan di dalam Jemaat ketimbang menggunakan bahasa roh yang tidak
berarti.

Kelima, karunia bahasa roh adalah tanda untuk orang-orang yang beriman anak-anak/tidak
beriman, sedangkan karunia menyampaikan Firman/bernubuat adalah tanda untuk orang-orang
yang beriman (ayat 22). Jangan membalik atau memelintir arti ayat ini seperti pengajaran dari
buku “Pdt.” Abraham Alex Tanuseputra dari Bethany ! Ayat ini sangat amat jelas dan berkaitan
dengan ayat 20-21, di mana Allah memakai lidah-lidah asing untuk menghukum bangsa Israel, tetapi
kenyataan mereka tetap tidak mau mendengarkan-Nya. Jadi, bahasa roh cocok untuk orang
“Kristen” yang beriman dan bermental anak-anak yang ingin dimanja terus, sedangkan
orang Kristen sejati yang beriman dewasa tidak lagi perlu minum susu, tetapi makan makanan yang
keras melalui khotbah dan pengajaran Firman Tuhan.

Keenam, bahasa roh harus disertai dengan karunia Roh lainnya (ayat 26) untuk membangun tubuh
Kristus. Mementingkan karunia bahasa roh dan membuang karunia Roh lainnya adalah suatu ciri
kesesatan di dalam gereja Tuhan !

Ketujuh, bahasa roh yang dipergunakan di dalam Jemaat harus diucapkan maksimal tiga orang,
bergiliran dan harus diterjemahkan (ayat 27). Diucapkan maksimal tiga orang dan bergiliran, supaya
bahasa roh sejati itu tidak liar dan tidak dipakai setan untuk mengacaukan jemaat ! Lalu, bahasa
roh perlu diterjemahkan (lihat ciri/prinsip kedua) agar Jemaat Tuhan boleh dibangun imannya.
Jadi, bahasa roh yang banyak dipergunakan di banyak gereja Karismatik/Pentakosta MUTLAK
PALSU, mengapa ? Karena melanggar prinsip Alkitab ini, yaitu maksimal tiga orang, bergiliran dan
harus diterjemahkan.

Kedelapan, bahasa roh yang tidak memenuhi prinsip ayat 27 tidak boleh diucapkan di dalam Jemaat
(ayat 28). Entah ajaran dari mana ketika ada seorang song leader berani mengajarkan atau
mengajak jemaatnya untuk bersama-sama berbahasa roh, padahal Alkitab tidak mengajarkan
adanya pengucapan bahasa roh secara serentak atau berupa ajakan ! Ceklah Alkitab !

Kesembilan, prinsip penggunaan bahasa roh harus sopan dan teratur, karena ALLAH TIDAK
MENGHENDAKI KEKACAUAN (ayat 33 dan 40). Jadi, dapat disimpulkan, setiap kebaktian dan gereja
yang melanggar atau memelintir prinsip 1 Korintus 14 tentang penggunaan bahasa roh sejati ini
adalah kebaktian yang mengacaukan dan jelas bukan berasal dari Allah (mungkin dari diri
sendiri/halusinasi atau sangat mungkin sekali dari setan) ! Berhati-hatilah terhadap jemaat yang
masih gemar beribadah di dalam kebaktian yang banyak bersifat entertainment tersebut !

6.6 Buah Roh Kudus


Terakhir, kita akan mengerti tentang prinsip buah Roh Kudus.
Di dalam prinsip Alkitab, buah Roh Kudus adalah merupakan ekspresi anugerah Tuhan dan berkaitan
dengan karakter (1 buah 9 rasa), di mana kata “buah” di sini menggunakan bentuk tunggal (bukan
jamak).

Seorang theolog Reformed terkemuka abad 20 ini, Rev. Dr. John R. W. Stott membagikan buah Roh
(Galatia 5:22-23a) ke dalam tiga rasa :
1. 3 rasa yang I (hubungan dengan Allah) :
a) Kasih
b) Sukacita
c) Damai sejahtera
2. 3 rasa yang II (hubungan dengan sesama) :
a) Kesabaran
b) Kemurahan
c) Kebaikan
3. 3 rasa yang III (hubungan dengan diri sendiri) :
a) Kesetiaan
b) Kelemahlembutan
c) Penguasaan diri

Ev. Ir. Miko Liendiawaty, M.C.S. di dalam kuliah Doktrin Roh Kudus di Sekolah Theologia Reformed
Injili Surabaya (STRIS) Andhika menjabarkan penjelasan kesembilan rasa buah Roh Kudus ini :
1. kasih (KJV : love) => diwujudkan kepada Allah dan manusia
2. sukacita (KJV : joy) => sebagai respon terhadap anugerah Allah
3. damai sejahtera (KJV : peace) => keselarasan hubungan dengan Allah dan dengan manusia
4. kesabaran (KJV : longsuffering) => bertahan dalam kondisi tertekan/penderitaan
5. kemurahan (KJV : gentleness) => menghibur orang lain (dengan karakter yang baik)
6. kebaikan (KJV : goodness) => memberikan dengan segenap hati (kebajikan)
7. kesetiaan (KJV : faith) => bisa diandalkan
8. kelemahlembutan (KJV : meekness) => rendah hati, sikap/cara bersikap yang baik untuk
menolong sesama (moral/excellence in character)
9. penguasaan diri (KJV : temperance) => menguasai keinginan diri dan nafsu/hasrat diri.

You might also like