You are on page 1of 16

Nama : Ike Regina Surbakti

Liem Marjuki Simatupang

Suryani Debora Damanik

Tingkat/Jurusan :IV-B/Teologia

Mata Kuliah : Metode dan Kurikulum PWG

Dosen : Dr. Tony L Hutagalung Kel 6

KONSEP KURIKULUM DALAM PEMBINAAN WARGA GEREJA BAGI PEMUDA

1. Tujuan Pembelajaran
2. Materi atau Bahan Ajar
3. Metode Pembelajaran

I. Pendahuluan
Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada
penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Kehidupan bersama itu
dibentuk oleh orang-orang yang atas pertolongan Roh Kudus menerima
dengan percaya terhadap penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Pengertian demikian menunjukkan bahwa Gereja memiliki segi ilahi dan segi
manusiawi. Segi ilahi Gereja adalah sebagai buah penyelamatan Allah, maka
Pemilik dan Penguasa Gereja adalah Allah. Segi manusiawi Gereja adalah
sebagai kehidupan bersama religius, yang oleh pertolongan Roh Kudus
diciptakan dan diselenggarakan secara lembagawi oleh manusia. Semua
pelayanan gereja adalah pembinaan warga gereja agar mampu melaksanakan
tugas panggilan Tuhan. Pembinaan merupakan usaha gereja untuk
mendewasakan warga gereja. agar melalui proses belajar dan mengalami
perubahan diri yang terus menerus. warga gereja mau dan mampu bersaksi,
bersekutu dan melayani di tengah-tengah gereja dan masyarakat. Dalam sajian
ini, kita akan membahas tentang konsep kurikulum dalam pembinaan warga
gereja.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Kurikulum Secara Umum
Kurikulum dapat diartikan sebagai rencana kegiatan belajar yang
ditempuh peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Istilah ini berasal
dari kata curere (Latin), yang berarti pacuan kuda, ada garis awal dan ada
tujuan serta garis akhir. lintasan yang ditempuh pelari dalam pertandingan,
dari awal hingga akhir. Dalam konteks sekolah, kurikulum berarti
keseluruhan kegiatan belajar yang ditempuh anak didik oleh bimbingan
peserta didik, guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan ini luas
cakupannya dan termasuk peningkatan pengetahuan. perubahan sikap.
pengembangan keterampilan.1 Kurikulum adalah alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan dan sebagai acuan di dalam
pelaksanaan pendidikan.2Kurikulum juga merupakan perangkat pendidikan
jawaban terhadap kebutuhan dan tantangan masyarakat.3
II.2. Pengertian Pemuda
Dalam kosa kata bahasa Indonesia pemuda dikenal dengan sebutan
generasi muda dan kaum muda. Dengan pengertian yang lebih khas kaum
muda memiliki defenisi yang beragam. Peran kaum muda menjadi
perhatian berbagai kalangan dan banyak kesempatan baik individu,
masyarakat, organisasi, para pendidik, hingga pemerintah. Selain daripada
itu pemuda sering diindentikan dengan beberapa hal yang berkaitan
dengan potensi, tanggungjawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri
dan cita-cita pemuda. Peran kepemudaan perlu dikembangkan sesuai
dengan karakeristik pemuda yang memiliki semangat juang, sifat kritis,
idealis, inofatif, progresif, dinamis tanpa meninggalkan akar budaya
bangsa Indonesia yang tercermin dalam khebinekaan Tunggal ika.4
Pemuda identik, dengan sosok individu berusia produktif dan
mempunyai karakter khas spesifik berjiwa revolusioner, memiliki rasa
optimis kuat, berpikir progressive dan memiliki moralitas. Sebaliknya,
pada pihak tertentu kelemahan mencolok dari pemuda adalah control diri
(dalam artian mudah emosional). Sementara pihak lainnya, kelebihan
pemuda paling menonjol ingin perubahan, baik berupa perubahan sosial

1
S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), 9-10.
2
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi (Jawa Timur: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2018), 1.
3
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 74.
4
Noer Fajrieansyah, Pemimpin Mimpi Muda, Tua Nyata, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2019), 57
maupun kultural, ingin tampil menjadi pelopor perubahan. Peran penting
dari seorang pemuda terletak pada kemampuan melakukan perubahan,
menjadi indikator keberhasilan gerakan perada, berdaya powering sangat
kuat sehingga terkadang membuat orang lain cemas. Pada pihak tertentu,
kekuatan begitu besar hingga dapat menggerakkan kinerja lebih produktif.
Keingintahuan sepadan dengan cita-cita untuk melakukan perubahan,
berjiwa optimis sesaat, dan berharap masa depan akan lebih baik."5
II.3. Peran Pemuda Bagi Bereja
Pemuda adalah orang yang dibaptis, yang sudah angkat sidi dan
diberkati melalui firman Allah yang diterimanya di dalam gereja. Ia
dididik di gereja dan dibesarkan disana. Sudah seharusnya pemuda
memiliki keaktifan yang dibangkitkan di dalam gereja adalah bakat
kepatuhan sendiri, baik secara langsung dari dirinyya sendiri, maupun
secara tidak langsung dan itu diperolehnya dari asuhan orang tua dan dari
majelis jemaat.6 Pemuda di dalam gereja bukan saja sebagai anggota yang
hanya datang ke gereja tanppa berbuat apa-apa. 7 Tetapi pemuda memiliki
peran penting dalam kedudukannya selain dari keaktifan di struktur
organisasi gereja serta sosialisasinya yang matang, keunggulan dari
pemuda adalah mau membantu dan bekerja sama Rm. 8:14 “Semua orang,
yang dipimpin Roh Allah menyinari mereka.8
Pemuda sebagai penerus masa depan gereja berperan aktif dan saling
bekerja sama untuk melakukan setiap tugas panggilan gereja untuk
mewujudkan kasih Tuhan yang mamapu mempersatukan satu dengan yang
lainnya. Dalam hal ini,, pemuda sehati sepikir dan sepenanggungan di
dalam melayani Tuhan. tidak ada saling membedakan namun
menghilangkan perbedaan yang ada. Agar dengan persekutuan pemuda
dapat dilihat kedudukan pemuda di gereja adalah untuk menjadi satu di
dalam kasih Tuhan.
II.4. Pembinaan Warga Gereja Dalam Pelayanan Pemuda
Pembinaan Warga Gereja dalam Pelayanan Pemuda yaitu Gereja harus
merancang sebuah pembinaan yang membantu pemuda untuk memenuhi
5
Hasudungan Simatupang, Pengantar Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: ANDI, 2020), 153
6
A. A. Sitompul, Di Pintu Gerbang Pembinaan Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 65-66.
7
Philip Tangdilintin, Pembinaan Gereja Muda Visi dan Latihan (Jakarta: OBOR, 1984), 37.
8
Andar Ismail, Ajarlah Mereka Melakukan (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 127.
kebutuhan tersebut. Pembinaan-pembinaan pada pemuda gereja harus
memiliki tujuan yang Alkitabiah.9 Tujuan tujuan yang dimaksudkan yaitu
penginjilan, persekutuan, ibadah, pemuridan dan pelayanan. Tujuan-tujuan
ini merupakan komponen penting dalam pembinaan pemuda sebagai dasar
untuk merancangkan kurikulum yang efektif.
Pertama, penginjilan adalah hal hal yang berkaitan dengan
membagikan kabar baik tentang Yesus Kristus pada mereka yang belum
memiliki hubungan pribadi dengan-Nya. Pada prakteknya, penginjilan
kurang diekspresikan sebagai salah satu tujuan dalam pembinaan pemuda
karena penginjilan merupakan tugas yang tidak mudah dan dianggap
sebagai ancaman untuk tidak diterima bagi pemuda yang berpartisipasi di
dalamnya. Kedua, berbeda dengan penginjilan yang dianggap sebagai
tujuan yang lemah, persekutuan biasanya menjadi tujuan utama dalam
pembinaan pemuda. Pada dasarnya Allah tidak ingin orang-orang Kristen
hidup menyendiri, tetapi hidup dan memusatkan perhatian dalam
persekutuan dengan orang-orang percaya lainnya yang dikenali sebagai
tubuh Kristus. Ketiga, Ibadah didefinisikan sebagai perayaan kehadiran
Allah dan memuliakan-Nya melalui gaya hidup setiap individu. Ibadah
diekspresikan dalam beberapa cara, seperti berdoa, puji-pujian yang
dinaikkan melalui nyanyian, mendengarkan Firman Allah, memberi
persembahan, baptis, bersaat teduh dan mengambil bagian dalam
Perjamuan Kudus. Keempat, pemuridan adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan kegiatan membangun atau menguatkan
orang-orang percaya dalam pergumulan mereka menjadi seperti Kristus.
Pemuridan dapat juga dikatakan sebagai proses seumur hidup yang dipakai
oleh Allah untuk membawa para pemuda pada kedewasaan dalam Kristus.
Tujuan terakhir, pelayanan didefinisikan sebagai upaya pemenuhan
kebutuhan dengan kasih. Ketika tujuan pembinaan pemuda diterapkan,
maka akan dihasilkan para pemuda tidak hanya mampu membuat
program-program saja akan Tetapi yang mau untuk melayani.
Tujuan-tujuan diatas merupakan hal yang penting dalam proses
perancangan kurikulum karena tujuan merupakan penentu arah dari
perkembangan pemuda. Dalam pembinaan pemuda, para pembina harus
9
Doug Fields, Purpose Driven Youth Ministry, (Jawa Timur: Gandum Mas, 2000), 64.
mengetahui tujuan yang akan dipenuhi melalui kurikulum tersebut.
Dengan demikian maka diharapkan pembinaan dapat berjalan dengan baik
dan maksimal.
Dalam mencapai tujuan ini, pembinaan pemuda gereja harus dirancang
dengan mengutamakan hubungan, sumber ide yang kreatif, kekuatan yang
melebihi kepribadian, dan kejelasan tujuan orang-orang yang akan terlibat
dalam kepemimpinan.10 Pembinaan perlu mengutamakan hubungan.
Pembinaan melalui hubungan yang baik dapat membantu menekankan dan
memperkuat komitmen untuk bertumbuh dalam suatu komunitas. Oleh
karena itu sudah seharusnya para pemimpin membangun hubungan yang
baik dengan para pemuda karena hubungan ini membuat pelayanan
menjadi lebih efektif.
Pembinaan memerlukan sumber ide yang kreatif. Inti dari penyusunan
pembinaan yang kreatif yaitu mengenai kemampuan seseorang dalam
menemukan suatu gagasan dan menyesuaikannya dengan situasi. Ada
banyak para pelayan pemuda yang kreatif tetapi tidak efektif. Oleh karena
itu, diperlukan keseimbangan antara kreativitas dan keefektifan di dalam
pelayanan kepemudaan. Dalam menciptakan pembinaan pemuda yang
kreatif, perancang dapat memperhatikan berbagai macam kecerdasan
ganda yang dimiliki oleh setiap individu pemuda.11
II.5. Karakteristik Pembinaan Warga Gereja Bagi Pemuda Secara
Alkitab
Pembinaan dapat dicapai melalui proses belajar mengajar untuk
membawa pemuda kepada tingkat pengertian yang benar akan Firman
Tuhan, sikap dan perbuatan yang sudah diperbaharui akan
menggambarkan kedewasaan kerohanian di dalam persekutuan Kristus.
Maka setiap orang percaya yang sudah lahir baru dan menjadi anggota
keluarga Allah wajib mengikuti pembinaan tanpa ada batas, supaya setiap
orang percaya tidak diombang- ambingkan dalam pengajaran-pengajaran
yang menyesatkan Efesus 4:11, sehingga menghambat pertumbuhan
kerohanian pemuda untuk melakukan pelayanan kelak.

10
Doug Fields, Purpose Driven Youth Ministry, 246.
11
Dien Sumiyatiningsih, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik, (Yogyakarta: ANDI, 2006), 139.
Wendell smith mengungkapkan 7 cara membina pemuda berdasarkan
karakteristik Alkitab;
1. Memperhatikan para pemuda.
Seorang pembina harus mengekspresikan kasihnya kepada para
pemuda seperti yang terdapat dalam Yesaya 40: 11 yang
mengatakan bahwa Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya,
dipangku-Nya dan dituntun-Nya dengan hati-hati.
2. Mendukung dan membantu pertumbuhan spiritual para
pemuda.
Mazmur 23:2, Ia membaringkan aku dipadang yang berumput hijau
3. Memberi perlindungan kepada para pemuda.
Yesaya 40:11, Akulah gembala yang baik memberikan
nyawanya bagi domba-dombaNya.
4. Memimpin para pemuda.
Para pemuda membutuhkan pahlawan dan teladan yang dapat
mereka contoh, oleh karena itu para pembina pemuda harus
memotivasi para pemuda untuk dapat memiliki gaya hidup Kristen
seperti mereka. Mazmur 23:2b, Ia membibingku ke air yang
tenang.
5. Mengoreksi dan menegur pada saat pemuda melakukan
kesalahan.
Pemimpin harus menerapkan hal tersebut atas dasar kasih.
Mazmur 23:4, gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur
aku.
6. Melakukan kunjungan.
Para pembina pemuda yang ingin mengetahui kebutuhan para
pemuda dalam komunitasnya, harus memberikan perhatian yang
khusus melakukan perkunjungan baik itu di sekolah, dirumah atau
ditempat lainnya. Yohanes 10: 14, Aku mengenal domba-
dombaKu.
7. Mengadakan konseling bagi pemuda.
Para pemuda memerlukan konseling dalam kehidupan mereka.
Para pembina pemuda harus peka dalam hal ini dengan kasih dan
pengajaran melalui Firman Tuhan. Yoh 10:3, untuk dia penjaga
membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia
memanggil domba-dombanya masing- masing menurut namanya
dan menuntunnya keluar.

Melalui 7 tahap ini pembina pemuda pasti akan lebih mengerti


bagaimana cara dalam mengatasi ketidak aktifan pemuda didalam
kegiatan-kegiatan pemuda. Majelis dalam membina para pemuda memang
sudah seharusnya mengenali para pemuda secara personal, agar majelis
juga mengetahui bagaimana perkembangan pemuda tersebut dan apa yang
dihadapi serta dibutuhkan oleh para pemudanya. Sehingga melalui
pembinaan yang dilakukan Majelis dapat membantu pemuda yang tidak
aktif menjadi aktif dengan berbagai alasan dan halangan ketidak
aktifannya.12

II.6. Tema Dalam Kurikulum Bagi Pemuda


Hendaknya gereja menerima mereka sebagaimana mereka ada, dengan
menunjukkan pengertian dan minat sejati terhadap masalah-masalah dan pergu
mulan mereka. Hendaknya pemimpin-pemimpin jemaat memberi tempat
kepada kaum pemuda itu dalam program kerja jemaat, dengan jalan
menyediakan pengajaran agama, kursus-kursus kelompok, perkumpulan-
perkumpulan dan lain-lain. Jikalau begitu, kaum pemuda tentu menjunjung
minat dan usaha itu, dan akan rela berorganisasi dan bekerja di dalam
lingkungan jemaat.
Jangan hendaknya orang dewasa anggota jemaat yang memimpin
pekerjaan pemuda itu bertindak sebagai pengatur dan pemberi perintah. Orang
muda itu enggan disuruh dan diperintah, tetapi mereka tentu akan rela
menerima pimpinan yang bijaksana, dari pemimpin yang bersikap sebagai
penunjuk jalan dan teman, lagi menunjukkan simpati dan pengertian yang
sungguh-sungguh kepada mereka.
Dalam merancangkan pengajaran agama kepada golongan ini, ada
baiknya jika pemimpin jemaat lebih dulu mencari tahu soal-soal manakah
yang paling menguasai pikiran pemuda misalnya tentang perhubungan antara
iman dan ilmu pengetahuan, tentang arti berita Alkitab bagi manusia zaman

12
https://text-id.123dok.com/document/oy8x4rk0q-pembinaan-pemuda-majelis-pemuda-dan-pembinaan-
pemuda.html
atom ini, tentang tugas orang Kristen terhadap politik dan soal-soal
internasional, tentang perhubungan antara pria dengan wanita, dan sebagainya.
Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa pimpinan gereja pada pemuda
tak boleh terbatas pada pengajaran secara teori saja, melainkan supaya mereka
belajar mempraktikkan segala pelajaran itu dalam berbagai aktivitas yang
mendatangkan faedah bagi umum.
Pokok-Pokok yang diperbincangkan dalam Kelompok Pemuda yaitu:
1. Mengenai soal-soal iman dan kesusilaan Kristen; apa yang
dipercaya oleh gereja dan bagaimanakah seharusnya penyataan
kepercayaan itu dalam kehidupan sehari-hari
2. Mengenai persekutuan orang Kristen dalam jemaat dan gerejanya
sendiri, dan dalam hubungan oikumenis yang lebih luas
3. Mengenai penyebaran Injil, baik di dalam negerinya sendiri
(evangelisasi), maupun di antara orang bukan-Kristen di benua lain
(pekabaran Injil, zending)
4. Mengenai tanggungjawab orang Kristen (penatalayanan,
stewardship).13
II.7. Tujuan Pembinaan Warga Gereja Bagi Pemuda
Tujuan Pembinaan Warga Gereja bagi pemuda yaitu gereja memberi
pendidikan dan pimpinan kepada kaum pemuda menghadapi suatu tugas
yang berat tetapi indah dan sangat perlu pula. Gereja harus menjawab
pertanyaan-pertanyaan mereka tentang isi kepercayaan Injil. Kita harus
memperdalam dan memperluas pengertian mereka tentang Allah Bapa dan
Yesus Kristus, tentang dosa dan anugerah, tentang wujud dan panggilan
gereja, tentang hidup sebagai orang Kristen di dalam dunia ini, dan segala
soal lain yang membingungkan hati kaum pemuda itu. Kita harus
menolong mereka mendapati dan mengenali maksud Tuhan bagi
kehidupan mereka sendiri, supaya mereka memandang hidup mereka
dalam terang kehendak Tuhan itu. Kita harus memberi kesempatan supaya
mereka dapat mengalami persekutuan dengan orang muda lain. Inilah hak
mereka, bahkan suatu kebutuhan yang sungguh-sungguh harus dipenuhi.
Di samping itu haruslah kita memupuk keinsafan dalam batin mereka

13
E.G. Homrighausen dan I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 2013), 145-
146.
bahwa persekutuan itu tak boleh dibatasi pada gerejanya sendiri saja. Perse
kutuan pemuda Kristen seharusnyalah bersifat oikumenis pula, supaya
mereka merasa diri tergabung dalam suatu perserikatan yang melewati
batas daerah atau negeri mereka sendiri. Kita dipanggil pula untuk
memberi penerangan kepada orang muda itu mengenai soal-soal politik
dan perekonomian berdasarkan Injil Yesus Kristus; begitu pula mengenai
segala masalah dunia yang hangat.Sangat penting juga kita membuka mata
mereka bagi arti gereja dalam hidup mereka sendiri, supaya mereka ingin
mengambil bagian dalam kebaktian jemaat dan segala aktivitasnya yang
lain.
Wajiblah kita membantu mereka supaya menjernihkan cita-cita dan
sikap mereka terhadap masalah seksual; agar mereka nanti mencapai
pernikahan yang berbahagia dan sehat pula. Hendaknya kita memberi
kesempatan kepada kaum pemuda untuk mela yani sesamanya. Dalam
berbagai-bagai usaha gereja dapatlah mereka menolong pendeta dan
pemimpin lainnya, misalnya dalam Sekolah Minggu, dalam kebak tian
pemuda, dan rupa-rupa usaha sosial.
Dengan demikian mereka dapat disiapkan menjadi pemimpin di
lapangan pekerjaan gereja kemudian. Banyak pemimpin yang diperlukan
oleh gereja, dan organisasi pemudalah yang harus menjadi persemaian
bagi bibit pemimpin baru itu. Justru jikalau gereja benar-benar memikirkan
tentang masa depan, maka ia wajib menujukan segala perhatiannya kepada
PAK bagi kaum pemuda.14
II.8. Materi Atau Bahan Ajar Bagi Pemuda
Bahan Pengajaran Menurut Gereja GBKP :
1. Alkitab
Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru Alkitab adalah
kumpulan buku-buku yang didalamnya tertulis dan tersimpan adanya
Firman Allah. Pada isi Alkitab itu perlu dipelajari dan diketahui untuk
memahami latar belakang, apa maksud dan tujuan kehendak Allah bagi
manusia dan umtuk menjadi pedoman dan tuntunan hidup bagi orang-
orang yang percaya.
2. Bidang PA Permata GBKP
14
E.G. Homrighausen dan I.H. Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 2013), 144.
Dalam PA (penelaahan Alkitab) Permata GBKP ini adalah
mengajak pemuda/i untuk memahami apa itu Alkitab dan Firman
Tuhan. Maka dari itu permata GBKP membuat adanya PA agar bisa
berdiskusi dan berbagai pengetahuan untuk Firman Allah dengan
teman sesamanya.
3. Bidang Pembinaan
Pembelajaran yang diterapkan dalam bidang ini adalah
pengembangan metode pelayanan yang lebih kreatif dan ekspresif.
Bentuk-bentuk pelayananya seperti penelaahan Alkitab (PA),
kebaktian minggu pemuda (KMP), retreat dan bilbe camp, pekan
kebaktian pemuda (PKP), kebaktian kebangunan iman, kelompok
tumbuh bersama (KTB), jam doa, pelatihan master of cerremony dan
song leader dan kemah penginjilan pemuda. Semua bidang ini
dilaksanakan dalam bentuk pelatihan bagi klasis-klasis dan renungan-
renungan.
4. Bidang Konsilidasi
Bidang konsilidasi adalah bidang yang mengkordinasi semua
bentuk program kerja yang ada dalam PERMATA (pemuda/i).
Program kerja yang dimaksud seperti: latihan kader, kepimpinan
Kristen (LK3), kunjungan pelayanan, penjemaatan P3RT dan
kelengkapan organisasi, musyawarah/sidang/rapat, pendidikan
peningkatan sumber daya manusia dan pengadaan data base dan pusat
informasi PERMATA.
5. Bidang Partisipasi
Program dalam bidang kerja ini yaitu pembentukan jaringan
kerja antar lembaga, hubungan antar agama-agama (Oikumene dan
Plutalisme), forum studi analisa/kelompok studi, aksi peduli
lingkungan, masyarakat, bangsa dan negara, aksi sosial dan partisipasi
dalam suka dan duka, pekan olahraga dan pentas seni budaya dan
pelayanan harian.15
 Contoh Materi/ Bahan Ajar dari GBKP16

15
Moderamen Gereja Batak Karo Protestan, Garis Besar Pelayanan Gereja Batak Karo Protestan 2010-
2015, (Kabanjahe: Moderamen GBKP), 75-76.
16
Bimbingan PA Permata GBKP, (Kabanjahe: PP Permata GBKP, 2021), 114.
"HUT PERMATA GBKP "

Nas : Menabur Prestasi Tema: Pengkhotbah 11:6; Matius 25:14-30

Agar PERMATA GBKP:

1. Mengetahui bahwa Tuhan memberi talenta dan harus mengembangkannya


untuk kemuliaan Tuhan.
2. Tetap berkreasi dan menabur prestasi (berprestasi) di segala kondisi.

Metode : Sharing

I. Pendahuluan
II. Isi
III. Aplikasi
Bagaimana caranya agar kita mampu semakin sering
berprestasi dan menaburkannya di tempat di mana kita diutus Allah?
Prestasi dapat kita hasilkan dengan ketekunan dan kerja keras. Melalui
suara yang merdu, kepiawaian dalam mencipta harmoni nada, buah
pikir yang cemerlang, sentuhan yang melipur lara, kemampuan
berkomunikasi, keahlian dalam pengelolaan teknologi informasi,
hingga diri yang selalu mau dipakai untuk mengerjakan bagian-bagian
yang dianggap tidak mulia adalah cara kita untuk berprestasi. Apa
yang kita tabur adalah penghayatan yang kita miliki. Ketika kita
menabur prestasi, maka kita juga akan semakin terbiasa untuk
menampilkan "The best version of us". Orang yang berprestasi adalah
orang yang bermanfaat bagi seluruh ciptaan Allah.
IV. Sharing
1. Bentuklah kelompok kecil yang hanya terdiri dari 3-4 orang.
2. Setiap anggota menyebutkan hal apa yang disenangi untuk
dilakukan dan bermanfaat bagi orang lain.
3. Setiap anggota menanggapi secara positif anggota lainnya terkait
nomor 2 dengan menyampaikan apa yang dapat dilakukan rekan
satu kelompoknya tersebut untuk berprestasi dari hal yang ia
senangi
V. Usulan Lagu
1. KEE No. 255:1-4 "Talenta"
2. KJ No. 424:1-4 "Yesus Menginginkan Daku"
3. Bagaikan Bejana Siap Dibentuk

INI BAGIANMU, KERJAKANLAH SEBAIK-BAIKNYA. KAU


DAPAT MELIHAT ORANG SUKSES (BERPRESTASI)
KARENA DIA MENGERJAKAN BAGIANNYA DENGAN
SEBAIK-BAIKNYA.

II.9. Metode Pembelajaran Pembinaan Warga Gereja Bagi Pemuda


Metode yang sering digunakan atau ditentukan oleh materi yang
diajarkan, memperhatikan timbul sebuah permasalahan dalam kehidupan
bagi pemuda. Maka gereja sudah seharusnya melakukan adanya usaha-
usaha suatu pembinaan yang diharapkan untuk dapat mengurangi
kemungkinan timbulnya suatu permasalahan antara lain:
a. Indikutif
Dalam metode ini perlunya suatu pengajaran menentukan
sebuah bahan (contohnya bahan PA), pengajaran memberikan
kesempatan kepada pemuda-pemudi untuk mengajukan pertanyaan.
Pada hal ini pemuda-pemuda akan lebih mendalami adanya pokok
bahasan dengan tidak membosankan bagi mereka.
b. Diskusi
Dalam metode ini ditekankan untuk menentukan bahan yang
akan didiskusikan dan juga membagi kelompok berdasarkan materi
yang sudah ditentukan, bahkan juga setia kelompok mendiskusikan
materi yang telah diberikan oleh pengajar. Pada hal ini menjelaskan
bahwa mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain dan
juga merangsang kreativitas pemuda-pemuda dalam bentuk adanya
ide, gagasan-prakarsa dan terobosan baru dalam pemecahan suatu
masalah.
c. Sosiodrama
Dalam metode ini juga dijelaskan terlebih dahulu menentukan
judul drama yang akan dipraktekkan oleh pemuda, dan juga
memberikan evaluasi terhadap setiap peran yang dilaksanakan oleh
pemuda. Pada hal ini menjelaskan bahwa bakat yang terdapat pada
pemuda dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau
tumbuh bibit seni drma.
d. Demontrasi
Metode ini juga menjelaskan bahwa memberikan suatu bahan
kepada pemuda (contoh bahan bisa berupa gambar, bagian foto
atau alat-alat tertentu), dan juga suatu pengajar kembali
memberikan penjelasan terhadap bahan yang diberikan kepada
pemuda. Dalam hal ini menjelaskan bahwa membuat pengajaran
menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau
kalimat).
e. Karyawisata
Pada metode ini juga menjelaskan pengajar memberikan thema
terhadap perkunjungan wisata yang mereka lakukan, dan juga
kepada pemuda diberikan adanya kesempatan untuk melakukan
penelitian sesuai dengan thema yang ditentukan.
f. Tanya Jawab
Dalam metode ini pengajar/pimpinan Jemaat akan memberikan
suatu soal yang akan dibahas dan Pemuda di wajibkan untuk
memberikan jawaban setiap soal yang diberikan oleh Pimpinan
Jemaat, dan Pemuda kembali memberikan pertanyaan atau
sanggahan seputar soal yang diberikan pengajar.
g. Latihan
Metode latihan ini memberikan sesuatu untuk dilakukan
pemuda seperti bermain seruling, bermain gitar, keyboad,dll.
Pemuda harus secara terus menerus melakukannya sampai mereka
memahaminya dan dapat melakukankannya dan pengajar mencoba
atau menyuruh anak didiknya untuk mempraktekan dari hal apa
yang sudah diketahui oleh Pemuda.
h. Ceramah
Dalam metode ini Pimpinan Jemaat menjelaskan atau mencoba
mempersiapkan bahan yang akan dibawakannya, dan juga
memaparkan dari bahan yang diberikannya itu dan
menerangkannya secara terperinci. Pimpinan Jemaat menjawab
dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh Pemuda sehingga
pemuda lebih memahami dari ceramah yang diberikan oleh
Pimpinan.
i. Diskusi Kelompok
Dalam Metode ini, Pimpinan Jemaat memberikan suatu bahan ,
membagi kelompok dan juga memberikan pengarahan terhadap hal
apa saja yang akan didiskusikan oleh pemuda. Agar dalam diskusi
kelompok ini pemuda bisa memahami atau bekerja sama dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
j. Permainan
Dalam metode ini Pimpinan Jemaat menentukan sebuah
permainan atau sebuah games yang akan dilakukan oleh pemuda,
dan juga dalam metode ini mengajarkan pemuda untuk bersama-
sama melakukan games. Melalui game ini akan mengajarkan
kepada mereka kekompakan.
k. Sharing
Metode ini menjelaskan bahwa memberikan suatu pokok
permasalahan yang sering dihapadi oleh pemuda, dan juha
diberikan oleh pengajar itu harus ditanggapi setiap pemuda.
l. Renungan
Dalam metode Pimpinan Jemaat menyuruh pemuda untuk
menjelaskan apa saja yang sudah direnungkan atau dirasakan
pemuda terhadap nats yang diberikanya itu, dan juga memberikan
penjelasan apa saja yang akan dilakukan oleh pemuda terhadap
nats yang diberikan. Dalam hal ini juga menjelaskan agar pemuda
dapat menghayati karya dan Firma Allah.
m. Meditasi
Dalam metode ini mengajarkan bahwa pemuda harus fokus
untuk berdoa kepada Tuhan, dan juga pada meditasi pemuda harus
lebih fokus atau sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan. Dalam
metode meditasi ini menjelaskan bahwa mendalami diri dan juga
membuka diri membantu untuk menemukan Allah dan
menghadirkan Allah dengan sungguh-sungguh.17
III. Kesimpulan
Pembelajaran atau pendidikan Kristen merupakan usaha mendidik atau
membelajarkan warga gereja dalam segala kelompok usia yang ada, tidak
terkecuali kelompok usia dewasa (pemuda). Kurikulum pembelajaran
pendidikan Kristen bagi pemuda dan juga merupakan konten atau muatan,
pengalaman belajar, maupun perencanaan pembelajaran yang tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu, gereja perlu memberi perhatian serius berkenan
dengan pengembangan serta desain kurikulum pembelajaran pendidikan
Kristen bagi orang pemdua yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks gereja
lokal tertentu. Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat
pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus. Kehidupan bersama itu
dibentuk oleh orang-orang yang atas pertolongan Roh Kudus menerima
dengan percaya terhadap penyelamatan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Pengertian demikian menunjukkan bahwa Gereja memiliki segi ilahi dan segi
manusiawi.
IV. Daftar Pustaka
Bimbingan PA Permata GBKP, Kabanjahe: PP Permata GBKP, 2021.
Enklaar & E. G Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2012.
Enklaar, E.G. Homrighausen dan I.H, Pendidikan Agama Kristen, Jakarta:
Gunung Mulia, 2013.
Fajrieansyah, Noer, Pemimpin Mimpi Muda, Tua Nyata, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2019.
Fields, Doug, Purpose Driven Youth Ministry, Jawa Timur: Gandum Mas,
2000.
Ismail, Andar, Ajarlah Mereka Melakukan, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2008.
Lismina, Pengembangan Kurikulum Di Sekolah dan Perguruan Tinggi, Jawa
Timur: Uwais Inspirasi Indonesia, 2018
Moderamen Gereja Batak Karo Protestan, Garis Besar Pelayanan Gereja
Batak Karo Protestan 2010-2015, Kabanjahe: Moderamen GBKP.
17
E. G Homrighausen & Enklaar, Pendidikan Agama Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 92.
Nasution, S, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1989.
Philip, Tangdilintin, Pembinaan Gereja Muda Visi dan Latihan, Jakarta:
OBOR, 1984.
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Simatupang, Hasudungan, Pengantar Pendidikan Agama Kristen, Yogyakarta:
ANDI, 2020.
Sitompul, A. A, Di Pintu Gerbang Pembinaan Gereja, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1997.
Sumiyatiningsih, Dien, Mengajar Dengan Kreatif dan Menarik, Yogyakarta:
ANDI, 2006.

Sumber Lain
https://text-id.123dok.com/document/oy8x4rk0q-pembinaan-pemuda-majelis-
pemuda-dan-pembinaan-pemuda.html

You might also like