Professional Documents
Culture Documents
Panduan Pembelajaran Matematika Dan PJOK
Panduan Pembelajaran Matematika Dan PJOK
MATEMATIKA DAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA
DAN KESEHATAN (PJOK)
iv
KATA PENGANTAR
Salah satu keberhasilan pendidikan ditentukan oleh kurikulum pendidikan yang
disusun berdasarkan kebutuhan zaman. Pada era abad 21 ini dibutuhkan kurikulum
yang dapat mendorong pembelajaran yang menghasilkan siswa yang dapat
memiliki kemampuan untuk mempertahankan hidupnya serta mampu menghadapi
tantangan era globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya
bangsa.Kurikulum 2013 menjawab kebutuhan zaman tersebut.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan panduan ini kami
mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya.
v
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
vi
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
............................................................................................... 1
B. Tujuan
............................................................................................................ 3
C.
Sasaran
.......................................................................................................... 4
Kurikulum 2013
.............................................................................................. 5
Kurikulum 2013
.............................................................................................. 6
vii
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pendidikan salah satunya ditentukan oleh kurikulum pendidikan yang
disusun berdasarkan kebutuhan zaman. Era abad ke-21 merupakan era globalisasi.
Pada era ini dibutuhkan kurikulum yang dapat mendorong pembelajaran yang
menghasilkan siswa yang tangguh. Artinya, siswa yang dapat memiliki kemampuan
untuk mempertahankan hidupnya (human survival). Selain itu, pendidikan juga
harus menyiapkan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi tantangan era
globalisasi tanpa kehilangan nilai-nilai kepribadian dan budaya bangsa.
Pada perkembangannya, untuk kelas tinggi (IV, V, dan VI) mata pelajaran
Matematika dan PJOK dipisahkan dari Buku Tematik Terpadu. Keputusan
pemisahan mata pelajaran tersebut ada berbagai alas an, diantaranya adalah
materi/pembahasan muatan Matematika pada buku tersebut terasa dangkal. Oleh
1
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
a. PJOK memiliki karakteristik objek kajian dan metode yang berbeda dengan
mata pelajaran lain. Objek kajian PJOK berupa gerak, pembelajaran PJOK
banyak dilakukan melalui mengobservasi dan mencontoh, kemudian
melatihkannya secara berulang, tentunya dengan tidak mengabaikan
pengembangan kecakapan 4C (Critical, Creative, Colaboratif, Dan
Communication).
b. Kebermaknaan pembelajaran PJOK di SD/MI salah satunya dapat ditingkatkan
melalui pembelajaran PJOK dalam konteks dunia nyata siswa, hal ini salah
satunya dapat dilakukan melalui pembelajaran tematik.
c. Kebermaknaan pembelajaran merupakan energi bagi peningkatan motivasi
belajar siswa. Namun ketika dikaitkan dengan tema, terdapat beberapa materi
2
pembelajaran PJOK yang memiliki keterbatasan dalam mengakomodir struktur
dan konten PJOK secara utuh. Oleh karena itu, tidak semua materi yang
berkaitan dengan KD dapat diakomodir secara cukup oleh buku tematik.
d. Pembelajaran PJOK banyak dilakukan dengan gerakan anggota tubuh yang
harus dimulai dengan pemanasan terlebih dahulu, sehingga membutuhkan
waktu yang relatif lama.
e. Banyak gerakan-gerakan dalam pembelajaran PJOK yang tidak dipahami
sepenuhnya oleh guru kelas, sehingga dapat mengakibatkan cedera bagi siswa.
f. Pada umumnya pembelajaran PJOK mengakibatkan siswa berkeringat,
sehingga mengganggu proses pembelajaran lain bila terintegrasi.
g. Untuk memberdayakan keberadaan guru mata pelajaran PJOK yang tersedia
hampir di semua SD.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sudah menetapkan buku teks pelajaran yang layak digunakan dalam
proses pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika dan PJOK yang disajikan
secara terpisah dari Buku Tematik Terpadu. Oleh karena itu, diperlukan panduan
pelaksanaan pembelajaran matematika dan PJOK untuk SD/MI di kelas IV, V dan VI.
Panduan ini secara keseluruhan memuat penjelasan tentang latar belakang, tujuan,
dan sasaran diterbitkannya panduan ini; karakteristik mata pelajaran Matematika
dan PJOK; perancangan dan pembelajaran Matematika dan PJOK.
B. Tujuan
Panduan Pembelajaran Matematika dan PJOK ini bertujuan untuk
a. Membantu guru dalam mengatur alokasi waktu Matematika dan PJOK dalam
pembelajaran agar sesuai dengan struktur kurikulum;
b. Membantu guru dalam merancang pembelajaran Matematika dan PJOK yang
terpisah dari Tematik Terpadu agar tetap bermakna;
c. Membantu guru dalam proses pembelajaran Matematika dan PJOK yang
terpisah dari Tematik Terpadu agar berpusat pada siswa, kontekstual, dan
bermakna.
3
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
d. Membantu kepala sekolah, pengawas dan pihak lain yang terkait dalam
mendukung proses pembelajaran Matematika dan PJOK yang terpisah dari
Tematik Terpadu agar berpusat pada siswa, kontekstual, dan bermakna.
C. Sasaran
Buku Panduan ini disusun agar proses pembelajaran di sekolah dasar dapat berjalan
sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, sasaran pengguna buku ini adalah unsur-
unsur yang terlibat pada proses pembelajaran di sekolah dasar. Sasarannya adalah
a. Guru kelas yang mengampu pembelajaran di kelas tinggi (kelas IV, V, dan VI);
b. Guru PJOK
c. Kepala Sekolah Dasar;
d. Pengawas Sekolah Dasar
e. Dinas Pendidikan.
4
BAB II
KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DI SEKOLAH DASAR (SD)
5
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
6
dan aktif mengembangkan kapasitas untuk menjalani kehidupan yang memuaskan
dan produktif. Hal ini berdampak pada meningkatkan produktivitas dan kesiapan
untuk belajar, meningkatkan semangat, mengurangi ketidakhadiran, mengurangi
biaya perawatan kesehatan, penurunan kelakuan anti-sosial seperti bullying dan
kekerasan, mempromosikan hubungan yang aman dan sehat, dan meningkatkan
kepuasan pribadi.
1. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Usia SD
Karakteristik perkembangan gerak anak turut mempengaruhi penentuan
kompetensi mata pelajaran PJOK. Karakteristik gerak tersebut dibedakan
menurut usia anak, seperti berikut.
a. Pada usia antara 7-8 tahun, anak sedang memasuki perkembangan gerak
dasar dan memasuki tahap awal perkembangan gerak spesifik. Karakteristik
awal perkembangan gerak spesifik dapat diidentifikasi dengan makin
sempurnanya kemampuan melakukan berbagai kemampuan gerak dasar
yang menuntut kemampuan koordinasi dan keseimbangan agak kompleks.
Oleh karenanya, keterampilan gerak yang dimiliki anak telah dapat
diorientasikan pada berbagai bentuk, jenis dan tingkat permainan yang
lebih kompleks.
2. Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran PJOK Kelas IV, V, dan VI adalah Sebagai
Berikut:
a. Pola Gerak Dasar, meliputi: a) pola gerak dasar lokomotor atau gerakan
berpindah tempat, misalnya; berjalan, berlari, melompat, berguling, b) pola
gerak non-lokomotor atau bergerak di tempat, misalnya; membungkuk,
meregang, berputar, mengayun, mengelak, berhenti, c) Pola gerak
manipulatif atau mengendalikan/mengontrol objek, misalnya; melempar
7
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
8
BAB III
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI,
OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD)
9
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
10
b. Menggunakan teknologi untuk mengkomunikasikan wawasan matematika
dengan menggunakan representasi grafis dari fungsi dan data.
7. Fleksibilitas dan kemampuan adaptasi.
Menghadapi tantangan matematika berkaitan dengan peran dan
tanggungjawab dalam perubahan iklim dan perubahan prioritas, secara
individu dan berkelompok.
8. Inisiatif dan pengarahan diri.
a. Memahami permasalah, mendefinisikan, memprioritaskan, dan
menyelesaikan tugas secara mandiri dengan menyeimbangkan antara taktik
dan tujuan strategis dalam menyelesaikan, memecahkan masalah
matematika,
b. Secara kritis mampu melakukan refleksi terhadap pengalaman
memecahkan masalah matematika di masa lalu serta mengaitkan untuk
menyelesaikan tantangan matematika mendatang.
9. Ketrampilan sosial dan lintas budaya.
a. Menggunakan matematika dalam berbagai lingkup budaya, seperti
penggunaan ukuran panjang atau ukuran berat yang berbeda-beda antara
daerah atau negara,
b. Menerapkan matematika sebagai alat untuk menganalisis data statitika
untuk memahami permasalahan antar budaya.
10. Produktivitas dan akuntabilitas.
Menetapkan tujuan, prioritas, penjadwalan dan bekerja sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat.
11. Kepemimpinan dan tanggung jawab.
a. Menggunakan kemampuan interpersonal dan penyelesaian masalah untuk
menyakinkan pentingnya kebersamaan dan memecahkan masalah penting
di masyarakat,
b. Mempertimbangkan implikasi etis dalam pengambilan keputusan secara
matematis.
11
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
12
yang dirancang dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran
saintifik, yaitu:
a. Kegiatan mengamati kejadian, peristwa, situasi, pola, fenomena yang terkait
dengan matematika dan mulai dikenalkan pemodelan matematika dalam
berbagai bentuk;
b. Menanya atau mempertanyakan mengapa atau bagaimana fenomena bisa
terjadi;
c. Mengumpulkan atau menggali informasi melalui mencoba, percobaan,
mengkaji, mendiskusikan untuk mendalami konsep yang terkait dengan
fenomena tersebut;
d. Melakukan asosiasi atau menganalisis secara kritis dalam menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan menggunakan, memanfaatkan dan memilih
prosedur/algoritma yang sesuai, menyusun penalaran dan generalisasi; dan
e. Mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Selain menggunakan pendekatan saintifik, guru dapat menggunakan model
pembelajaran lain seperti: model pembelajaran kooperatif; pembelajaran
kontekstual; model pembelajaran penemuan terbimbing; pembelajaran berbasis
proyek; dan pembelajaran berbasis masalah. Dalam pembelajaran matematika hal
yang perlu ditekankan:
a. Aktivitas belajar di bawah bimbingan guru maupun mandiri dengan
menggunakan konsep dan prosedur secara benar dan sistematis.
b. Melatih kemampuan berpikir untuk membuat generalisasi dari fakta, data,
fenomena yang ada.
c. Melatih keterampilan melakukan operasi atau manipulasi matematika untuk
menyederhanakan model atau kalimat matematika dalam rangka
menyelesaikan masalah.
d. Pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Pembelajaran matematika hendaknya berangkat dari hal-hal yang bersifat konkret
menuju abstrak. Berdasarkan hal tersebut, dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar guru dituntut lebih banyak menggunakan benda kongkrit, media dan alat
peraga yang menarik yang sesuai dengan tuntutan kompetensi, atau dimulai
13
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
14
f. Menggalakkan penyelidikan (inkuiri, investigasi)
g. Mendiagnosis/memeriksa tanggapan siswa
h. Menarik perhatian siswa
i. Mengundang pertanyaan siswa
3. Teknik peragaan /demonstrasi, yaitu menunjukkan atau memperlihatkan suatu
model atau suatu proses. Teknik ini hanya efektif bila digunakan hanya sebagai
bagian dari kegiatan lain yang memberikan kemungkinan kepada siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Misalnya teknik bertanya perlu
merupakan bagian integral dari demonstrasi guru. Demonstrasi digunakan
utamanya bila (1) siswa tidak terampil menggunakannya, atau alat itu dapat
“membahayakan” siswa atau (2) karena keterbatasan banyaknya alat. Namun
ukuran bahan atau alat demonstrasi seharusnya memungkinkan siswa untuk
melihat apa yang guru demonstrasikan.
4. Percobaan (eksperimen) dengan alat secara individual atau kelompok. Di sini
siswa lebih aktif dan diharapkan mereka menemukan berbagai hal yang terkait
dengan pembelajaran baik kognitif, psikomotorik maupun afektif. Kegiatan lain
yang melibatkan kegiatan praktik atau eksperimen adalah hands on
mathematics (matematika dengan sentuhan tangan atau pengutak-atikan
obyek dengan tangan). Ini merupakan kegiatan “pengalaman belajar” dalam
rangka penemuan konsep atau prinsip matematika melalui kegiatan eksplorasi,
investigasi, dan konklusi yang melibatkan aktivitas fisik, mental dan emosional
dengan melibatkan ada aktivitas fisik.
5. Teknik pemecahan masalah, yaitu pertanyaan yang harus dijawab atau direspon
namun jawaban atau strategi untuk menyelesaikannya tidak segera diketahui.
Suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu dipandang
merupakan suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur
rutin yang sudah diketahui dan perlu diselesaikan. Cara yang sering digunakan
orang dan sering berhasil pada proses pemecahan masalah inilah yang disebut
dengan Strategi pemecahan masalah. Strategi ini akan sangat bermanfaat jika
dipelajari para siswa maupun guru agar dapat digunakan dalam kehidupan
nyata mereka didalam mereka menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Beberapa strategi yang sering digunakan adalah:
a. Membuat diagram, strategi ini berkait dengan pembuatan sketsa atau
gambar corat-coret yang membantu/mempermudah pemahaman terhadap
15
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
16
hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja.
j. Mencoba-coba, strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan
gambaran umum pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba
berdasarkan informasi yang diketahui.
6. Teknik penemuan terbimbing, dalam teknik ini, peranan guru adalah:
menyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa untuk menemukan
penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan
penggunaan lembar kerja (LK). Siswa mengikuti pertunjuk yang tersedia dalam
lembar kerja dan menemukan sendiri penyelesaiannya. Penemuan terbimbing
biasanya dilakukan berkaitan dengan bahan ajar yang pembelajarannya
dikembangkan secara induktif. Guru harus yakin benar bahwa bahan “yang
ditemukan” sungguh secara matematis dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Kedalaman tingkat pemikiran yang harus digunakan untuk isian atau jawaban
siswa, tergantung dari keadaan kelas secara umum atau tingkat kemampuan
siswa yang akan mengerjakannya. Jika siswanya berkemampuan tinggi,
pertanyaannya juga berbobot untuk memberikan rangsangan yang masih
terjangkau siswa dan tidak sangat mudah bagi mereka. Jika siswanya
berkemampuan kurang, pertanyan atau tempat kosong yang harus diisi siswa
cenderung pada hal-hal yang memerlukan tingkat pemikiran tidak terlalu tinggi.
Jika LK digunakan secara klasikal, maka pertanyaan atau tugas isian yang
bervariasi, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah tingkat kesukarannya
sehingga dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa. Untuk sebuah kelas dapat
disusun beberapa jenis tingkat kesukaran LK dengan muatan yang bertujuan
sama di titik akhirnya. Perbedaannya adalah terutama pada tingkat dan
banyaknya isian atau jawaban yang dituntut atas pertanyaannya. Setiap
kelompok siswa mengerjakan LK yang berbeda sesuai tingkat kemampuan
masing-masing.
17
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
18
keterampilan dalam proses pembelajaran serta membangun,
mengembangkan, meningkatkan sikap spiritual dan sikap sosial.
2. Satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3. Memperhatikan perbedaan individu siswa. RPP disusun dengan memperhatikan
perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan
belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan siswa.
4. Berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
siswa untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi,
kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan berbagai
pendekatan/model.
5. Berbasis konteks yang menekankan pada proses pembelajaran yang menjadikan
lingkungan sekitarnya sebagai sumber belajar.
6. Berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
7. Mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi siswa
untuk belajar secara mandiri.
8. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi. Pembelajaran pengayaan dan remidi dilakukan setelah evaluasi
terhadap hasil belajar siswa dilakukan.
9. Memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan.
RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI,
KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
10. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. RPP disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasidan komunikasisecara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Saat ini, pemerintah bersama penerbit swasta telah menghasilkan buku guru dan
buku teks untuk pembelajaran tematik, buku teks pelajaran untuk pendidikan
19
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
agama, matematika dan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dapat
diperkaya, dilengkapi dan disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan.
Untuk merancang pembelajaran yang efektif, guru perlu melakukan tahapan
analisis kompetensi dalam kurikulum, KTSP, silabus dan buku teks pelajaran sebagai
berikut:
1. Mengkaji dokumen I KTSP meliputi kajian visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
pendidikan, alokasi waktu dan beban belajar, kalender pendidikan untuk
merancang RPP yang proporsional sesuai dengan alokasi tersedia.
2. Mengkaji dokumen II KTSP yang berisi silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema
tertentu dalam pelaksanaan kurikulum. Kajian secara kontekstual, faktual dan
aktual dilakukan untuk diperkaya, dilengkapi, disesuaikan atau ditata ulang
secara kontekstual karakteristik tiap daerah, satuan pendidikan dan siswa.
3. Menentukan dan membuat pemetaan beban belajar dan alokasi waktu untuk
pembelajaran tematik terpadu, pendidikan agama dan budi pekerti, matematika
dan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk tiap minggu, semester
dan satu tahun pelajaran.
4. Materi pembelajaran dari silabus matematika dirinci ke dalam materi-materi
pembelajaran pada masing-masing RPP. Tujuannya agar keseluruhan materi dan
kompetensi dasar terbagi habis ke RPP dalam satu semester atau satu tahun
pembelajaran.
5. Mengkaji buku guru untuk diperkaya, dilengkapi, disesuaikan atau ditata ulang
secara kontekstual, faktual dan aktual sesuai kondisi, kebutuhan, potensi,
situasi, sosial ekonomi dan budaya serta karakteristik siswa, satuan pendidikan
dan daerah.
Buku guru berisi pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran
dan/atau tema pembelajaran. Materi pembelajaran matematika yang terdapat
dalam buku tematik terpadu digunakan sebagai konteks pembelajaran dengan
mengikuti struktur materi yang terdapat dalam buku teks pelajaran matematika.
6. Mengkaji buku teks pelajaran untuk siswa untuk diperkaya, dilengkapi,
disesuaikan atau ditata ulang secara kontekstual, faktual dan aktual sesuai
20
kondisi, kebutuhan, potensi, situasi, sosial ekonomi dan budaya serta
karakteristik siswa, satuan pendidikan dan daerah.
Buku siswa memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Didalamnya
memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang
harus dilakukan siswa. Buku ini mengarahkan yang harus dilakukan siswa
bersama guru untuk mencapai kompetensi tertentu, bukan buku yang materinya
dibaca, diisi, atau dihafal.
Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan
memudahkan para siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran yang ada di buku siswa lebih merupakan contoh kegiatan yang
dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi tertentu. Guru diharapkan mampu mengembangkan ide-ide kreatif
lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam
buku guru, atau mengembangkan ide-ide pembelajaran sendiri.
7. Menyusun RPP dan lampiran RPP yang meliputi: alat dan rubrik penilaian, bahan
ajar, lembar kerja, dan perangkat sumber belajar
Prinsip tersebut diwujudkan dan diimplementasikan baik dalam bentuk
pembelajaran reguler, pengayaan, maupun remedial. RPP paling sedikit memuat:
a. Identitas sekolah/madrasah, mata pelajaran atau tema, kelas/semester, dan
alokasi waktu;
b. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pencapaian kompetensi;
Indikator pencapaian kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak,
atau berperilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu dan digunakan sebagai acuan
penilaian untuk mengarahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
dan penilaian yang lebih spesifik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan indikator kompetensi adalah sebagai berikut.
1) Untuk satu KD dirumuskan minimal ke dalam dua indikator kompetensi.
Banyak dan variasi rumusan indikator disesuaikan dengan karakteristik,
kedalaman, dan keluasan KD, serta disesuaikan dengan karakteristik siswa,
tema, dan satuan pendidikan/kelompok belajar.
2) Perumusan indikator dalam bentuk kata kerja operasional yang dapat
diukur atau diamati kinerjanya melalui penilaian
21
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
22
B. Pembelajaran PJOK untuk mencapai keterampilan abad 21
23
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
24
Strategi pembelajaran sendiri melibatkan program yang ditetapkan
oleh siswa sendiri dan mengurangi peran guru sebagai penyampai
informasi. Strategi pembelajaran sendiri menyandarkan diri
sepenuhnya pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi
yang ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat dipakai untuk
memenuhi satu atau lebih, terkadang seluruhnya, fungsi
pengajaran.
6) Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)
Strategi kognitif adalah strategi pembelajaran yang dirancang
untuk melibatkan siswa secara kognitif dalam isi pelajaran melalui
penyajian tugasnya. Strategi ini meliputi gaya pemecahan masalah,
penemuan terbimbing, dan gaya lain yang memerlukan fungsi
kognitif anak, seperti pembelajaran penemuan (inquiry learning).
Semua model ini menggambarkan pendekatan yang melibatkan
siswa dalam merumuskan respons sendiri tanpa meniru apa yang
sudah diperlihatkan guru sebelumnya.
Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai dengan tingkat respons
kognitifnya.Ketika guru mengetengahkan masalah yang
memerlukan jawaban benar yang tunggal, pemecahan masalah itu
biasanya disebut convergent problem solving. Ketika masalah
tersebut bersifat terbuka dan tidak memerlukan satu jawaban
terbaik, maka pemecahan masalah tersebut disebut divergent
problem solving.
7) Pengajaran Beregu (Team teaching)
Pengajaran beregu adalah strategi pembelajaran yang melibatkan
lebih dari satu orang guru yang bertanggung jawab untuk
menyajikan pelajaran kepada sekelompok siswa iswa. Ketika
pelajaran pendidikan jasmani bersifat co-educational (melibatkan
siswa putra dan putri), banyak pendidik melihat bahwa team
teaching sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan baik putra
maupun putri yang terkelompokan secara heterogen dengan
mendapat guru pria dan wanita di saat bersamaan.
25
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
b. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran, secara umum meliputi keseluruhan cara atau
teknik dalam menyajikan bahan pelajaran kepada siswa serta bagaimana
siswa diperlakukan selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, secara
umum, pembahasan tentang metode mengajar bukan hanya
bersinggungan dengan apakah pelajaran perlu diberikan secara
keseluruhan (whole method) ataukah sebagian-sebagian (part method),
tetapi juga tentang cara memperlakukan siswa dan pengaturan waktu.
1) Latihan Terbimbing
Metode latihan terbimbing adalah teknik yang paling umum dalam
proses pembelajaran PJOK, di mana siswa dituntun dengan berbagai
cara melalui pemberian variasi gerak. Dalam penggunaannya latihan ini
mempunyai beberapa tujuan, dan yang paling utama adalah untuk
mengurangi kesalahan serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat
sudah dilakukan.
26
(distributed practice). Contoh lain dari metode ini adalah latihan dengan
interval (interval training).
27
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
28
3. Model-model Pembelajaran
Berikut beberapa model pembelajaran yang dapat menginspirasi:
29
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
30
Pendahuluan
Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan dipakai dalam
pembelajaran.
Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan memimpin doa sebelum
dimulai pembelajaran
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan teknik gerakan,
misalnya: teknik bermain sepakbola maka siswa dibagi menjadi
kelompok mengoper, menggiring, menendang, menangkap bola,
melempar ke dalam.
Inti
Siswa melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai dengan pembagian
kelompok instruksi guru sebelum pembelajaran dimulai
Guru menjelaskan keterkaitannya teknik sepakbola bagi kebugaran
jasmani
Siswa yang memiliki keterampilan lebih baik dapat dijadikan sebagai
mediator bagi siswa lain dalam kelompok tersebut.
Secara kelompok siswa berganti tempat untuk mempelajari gerakan
teknik yang berbeda dari kelompok asal.
Seluruh gerakan teknik sepakbola diawasi dan diberikan koreksi oleh
guru apabila ada kesalahan gerakan.
Siswa secara individu dan atau kelompok melakukan gerakan teknik
sepakbola sesuai dengan koreksi oleh guru.
Penutup
Secara klasikal siswa diberikan penghargaan dan motivasi berdasarkan
hasil penilaian.
Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan yang telah digunakan.
Berdoa bersama.
31
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa alokasi waktunya per minggu untuk
Matematika adalah 6 jam pelajaran. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) 4 jam pelajaran. Karena Matematika dan PJOK terpisah
dari tematik terpadu, maka pembelajarannya dibuatkan jadwal tersendiri
dengan alokasi waktu tersebut.
32
BAB IV
PENUTUP
33
Panduan Pembelajaran Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
34
35
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR
TAHUN 2016