You are on page 1of 3

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL IMUNOLOGI (PME-IM) LEMBAGA

PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA (LPMLKI) TAHUN 2022

I. PENANGANAN BAHAN KONTROL

1. Bahan kontrol yang dikirimkan berupa 1 (satu) paket yang terdiri paramater VDRL/TPHA, HbsAg,
Anti HIV dan Anti HCV untuk paket B sedangkan Paket A tanpa parameter HCV. Masing-masing
parameter terdiri dari 3 buah tabung cryotube, untuk paket B terdapat 12 (dua belas) buah
tabung cryotube bertutup kuning yang berisi bahan kontrol untuk pemeriksaan VDRL/ TPHA
Label Hijau (T2201, T2202, T2203), HBsAg label Biru (B2201, B2202, B2203), Anti HCV Label
Kuning (C2201, C2202, C2203) dan Anti HIV Label Merah (H2201, H2202, H2203) sedangkan
Imunologi paket A tanpa Anti HCV jadi hanya 9 (sembilan) buah tabung cryotube.
2. Cek kondisi tabung sampel setelah bahan kontrol dikeluarkan dari pembungkusnya dan
simpanlah bahan kontrol tersebut pada suhu 2 - 8 0C hingga waktu pemeriksaan. (Jangan
dimasukkan ke dalam Freezer / jangan dibekukan)
3. Sebelum bahan kontrol diperiksa, biarkan bahan kontrol tersebut pada suhu kamar selama 30
menit, kemudian disentrifugasi / putar dengan kecepatan 3.000 rpm selama 5 menit.

PERHATIAN : Bahan kontrol berasal dari manusia dan infeksius, oleh karena itu kerjakan dengan hati-
hati dengan memperhatikan keamanan kerja laboratorium

II. PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dilakukan oleh tenaga teknis yang bertugas pada hari tersebut, bukan oleh tenaga khusus
yang ditunjuk untuk pemeriksaan PME, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan bahan kontrol dilakukan secara serentak pada tanggal 22 – 27 Juni 2022.
2. Apabila bahan kontrol diterima setelah tanggal pemeriksaan serentak yang tercantum di atas,
harap segera menghubungi kami di WA no 0816782751
3. Pemeriksaan bahan kontrol dilakukan dengan menggunakan reagen dan metode yang
digunakan pada pemeriksaan rutin laboratorium Saudara.
4. Pemeriksaan bahan kontrol untuk parameter Anti-HIV mengikuti standar pemeriksaan Anti- HIV
diagnostik (strategi III) sesuai dengan Permenkes Nomor 15 tahun 2015 Tentang Pelayanan
Laboratorium Pemeriksa HIV Dan Infeksi Oportunistik, yaitu :
a. Reagensia yang dipakai dapat menggunakan prinsip Enzyme Immunoassay (EIA) atau
prinsip Simple/rapid assay (S/R). Menggunakan kombinasi 3 reagen yang berbeda.
Reagensia yang dipakai untuk pemeriksaan didasarkan pada sensitivitas dan spesifisitas tiap
jenis reagensia dengan ketentuan, sebagai berikut :
 Reagensia pertama memiliki sensitivitas tertinggi, > 99%
 Reagensia kedua memiliki spesifisitas > 98% serta lebih tinggi dari spesifisitas reagensia
pertama
 Reagensia ketiga memiliki spesifisitas > 99% serta lebih tinggi dari spesifisitas reagensia
pertama atau kedua
 Preparasi antigen atau prinsip tes dari reagen 1,2,dan 3 harus berbeda.
 Prosentase hasil kombinasi 2 reagensia pertama yang tidak sama (discordant) kurang
dari 5 %.

Untuk Mengetahui sensitivitas dan spesifisitas reagen, lihat hasil evaluasi reagen lab. Rujukan
RSUPN Cipto Mangunkusumo (terlampir).

b. Alur pemeriksaan Alur pemeriksaan bahan kontrol mengacu pada strategi III untuk
menegakkan diagnosis, seperti gambar di bawah ini.

Bila hasil pemeriksaan Anti HIV tes 1 (pertama) menunjukkan hasil NON REAKTIF, maka
pemeriksaan TIDAK DILANJUTKAN.
Bila hasil pemeriksaan Anti HIV tes 1 (pertama) menunjukkan hasil REAKTIF, maka DILANJUTKAN
dengan tes ke 2 dan ke 3 dengan menggunakan urutan reagen, berdasarkan Sensitivitas dan
Spesifisitas Hasil Evaluasi Reagen Lab Rujukan Nasional RSUPN Cipto Mangunkusumo.

4. Tabung sampel untuk pemeriksaan Syphilis digunakan untuk pemeriksaan parameter VDRL/RPR dan
TPHA dengan Metode Aglutinasi dan dilakukan pengenceran (titer).

5. Pemeriksaan Syphilis, HBsAg, Anti HCV menggunakan 1 macam metode yang biasa/ lebih sering
digunakan oleh laboratorium Saudara.

III. PENGISIAN FORMULIR HASIL


Isilah hasil pemeriksaan secara online pada web LPMLKI sesuai petunjuk pengisian dan jadwal
pengisian hasil PME.

You might also like