You are on page 1of 6

Jurnal Delima Harapan 2022

KEAMANAN DAN KERAHASIAAN REKAM MEDIS PASIEN COVID-19


DI RSUD LEMBANG

Fuji Sri Hartini, Sali Setiatin


Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha
Jl.Jend Gatot Subroto 301 Bandung
E-mail: fshartini@piksi.ac.id

ABSTRACT
COVID-19 is respiratory tract infection that can be transmitted through droplets. Now COVID-
19 has entered the country since 2020, even until June 2021 the spread of cases is increasing and
Indonesia is ranked 2nd in the world. Thus, in the health care facilities that become one of the
vangluard is the medical record officer so that it is more at high risk in the transmission of
COVID-19. Medical records are confidential data, so they must be kept confidential and safe.
Therefore, the implementation of this research is to observe in depth about Confidentiality and
Safety of medical records of COVID-19 patients in RSUD Lembang with qualitative method and
primary source as data collection technique use observation and interview. The subjects of the
study were the head of the medical record installation and one officer of filing section. The results
stated that the policy of confidentiality and security of medical records already exists. However the
confidentiality and safety of medical records of COVID-19 victim there is no written provision in
RSUD Lembang. The quality of ink and adhesive is very good, but the quality of the map that has
not met the standards because it is easily torn. The storage room is still united with assembling and
the door of the room is not locked. So, that it has not been properly maintained the confidentiality
and security of medical records of COVID-19 and non COVID-19 victim.
Keyword : COVID- 19, Medical Record, Security and Confidentiality

ABSTRAK
COVID- 19 adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang bisa menular melalui droplet. Kini
COVID- 19 sudah masuk ke negara indonesia pada sejak tahun 2020, bahkan sampai bulan juni
2021 penyebaran kasusnya semakin meningkat dan indonesia termasuk peringkat ke-2 di dunia.
Dengan demikian, dalam sarana pelayanan kesehatan yang menjadi salah satu garda terdepan
adalah petugas perekam medis sehingga lebih beresiko tinggi dalam penularan COVID- 19. Rekam
medis adalah data yang bersifat rahasia, karena itu wajib terjaga kerahasiaan dan keamanannya.
Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini bertujuan mengamati secara mendalam mengenai
Kerahasiaan dan Keamanan rekam medis pasien COVID- 19 di RSUD Lembang dengan metode
kualitatif serta sumber primer sebagai teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan
wawancara. Subjek penelitiannya adalah kepala instalasi rekam medis dan seorang petugas bagian
filing. Hasil penelitian menyatakan bahwa kebijakan kerahasiaan dan keamanan rekam medis
sudah ada. Namun kerahasiaan dan keamanan rekam medis penderita COVID-19 belum ada
ketentuan yang tertulis di RSUD Lembang. Kualitas tinta dan perekat sudah sangat baik, namun
kualitas map yang belum memenuhi standar karena mudah robek. Ruang penyimpanan masih
bersatu dengan assembling dan pintu ruangan yang tidak terkunci sehingga belum terjaga dengan
baik kerahasiaan dan keamanan rekam medis penderita COVID-19 atau non-COVID-19.
Kata kunci : COVID- 19, Keamanan dan Kerahasiaan, Rekam medis

Volume 9 Nomor 1 Maret 2022 Page 21


Jurnal Delima Harapan 2022

PENDAHULUAN
Permenkes No 269 tahun 2008 undang-undang dan atas persetujuan pasien itu
mengemukakan rekam medis merupakan data sendiri (Ariany dan Ningsih, 2020). Rahasia
atau tulisan mengenai informasi pasien, kedokteran ialah catatan serta dokumen
pengecekan, mengobati dan layanan lainnya mengenai kesehatan pasien didapatkan oleh
yang sudah dilakukan pada pasiennya. Dari petugas saat dalam mengerjakan profesinya
sebagian pelayanan kesehatan menganggap (Permenkes, 2012). Rekam medis isinya punya
bahwa penyelenggaraan rekam medis tidak pasien yang rahasia, sehingga tidak sembarang
begitu penting, sedangkan baik buruknya orang bisa mengetahui serta membaca isinya.
pelayanan kesehatan ditentukan oleh kualitas Dengan hal ini, maka berkas rekam medis
penyelenggaraan rekam medis (Prasasti dan perlu disimpan dengan baik serta terjaga
Santoso, 2017). kerahasiaannya.
Saat ini muncullah bermacam penyakit Dalam upaya penjagaan rahasia serta
baru yang menular, tidak menular bahkan yang keamanan rekam medis maka ruangan
diakibatkan dari virus dan bakteri seperti penyimpanannya harus memenuhi ketentuan
COVID-19 ini yang sedang mendapat yang berlaku, guna melindungi rahasia serta
perhatian karena mengakibatkan hampir semua keamanannya. Mengenai ini juga menghindari
rumah sakit dijadikan sebagai rujukan segala sesuatu yang mampu mengancam
penderita COVID-19 (Rahmadiliyani dan rekam medis, seperti kelalaian,kehilangan dan
Putri, 2021). bencana alam (Siswati dan Dindasari, 2019).
WHO menyatakan COVID-19 sebagai Adapun sebab dari kerusakan rekam medis
penyakit menular yang diakibatkan corona yang dibagi menjadi dua faktor, meliputi :
virus terbaru dengan penemuan pertama pada faktor instrinsik yang bersumber dari baik atau
Wuhan, China bulan Desember 2019. Kini buruknya kertas, perekat, dan tinta. Serta
COVID-19 sudah ditetapkan sebagai pandemi faktor ekstrinsik yang bersumber dari luar,
global dan bahkan sudah menyebar ke seperti lingkungan fisik, biologis dan kimiawi
beberapa negara, salah satunya indonesia. (Valentina dan Sebayang, 2018).
Penyakit tersebut termasuk kepada penyakit RSUD Lembang menjadi RSUD rujukan
infeksi saluran pernafasan, serta memiliki untuk pasien COVID-19 pada wilayah
gejala yang mirip dengan flu, dari mulai gejala Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan hasil
ringan sampai berat, seperti demam, batuk penelitian yang dilakukan melalui wawancara
kering dan rasa lelah. Akan tetapi, COVID-19 terdapat 2-3 pasien COVID-19 yang mendaftar
akan beresiko tinggi kepada lansia serta orang dalam perhari. Namun, pengelolaan
yang mempunyai penyakit penyerta, salah penyimpanan rekam medis pasien COVID-19
satunya yaitu kanker. belum dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
Kemenkes RI menjelaskan terkait pada Sehingga, keamanan rekam medis masih
bulan juni 2021 diIndonesia kasus COVID-19 kurang dan ada kemungkinan resiko penularan
telah memecahkan rekor sejumlah dua juta COVID-19 melalui rekam medis. Adapun
kasus dan dua puluh ribu kasus harian. hasil dari observasi yang dilakukan bahwa
Ternyata, sudah terdapat 981 tenaga kesehatan ruangan penyimpanan masih bersatu dengan
yang gugur melawan virus tersebut. Maka, assembling, terdapat rekam medis yang
dengan semakin melonjaknya kasus COVID- tercecer, map robek dan seringkali pintu
19 di Rumah Sakit, semakin tinggi pula resiko ruangan penyimpanan tidak terkunci. Hal ini
penularan kepada para tenaga kesehatan. mengakibatkan tidak terjaganya kerahasiaan
Terlebih lagi bagian rekam medis sebagai rekam medis tersebut, kemungkinan juga akan
garda terdepan dalam layanan kesehatan. terjadi kebocoran data dari isi rekam medis
Rumah sakit wajib menyimpan rahasia kepada pihak yang tidak berwenang. Dengan
kedokteran. Hal ini berkaitan dengan hak demikian, dari permasalahan tersebut penulis
pasien dan kewajiban pasien, dimana rahasia bertujuan untuk mengetahui “Keamanan dan
kedokteran dapat dibuka atas dasar Kerahasiaan Rekam Medis Pasien COVID-19
kepentingan tertentu atau ketentuan peraturan di RSUD LEMBANG.”

Volume 9 Nomor 1 Maret 2022 Page 22


Jurnal Delima Harapan 2022

METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan ini memakai observasi merupakan teknik pengumpulan data
jenis metode kualitatif yang berarti metode untuk memperoleh gambaran secara nyata dan
penelitian berlandaskan filsafat langsung disuatu peristiwa atau kejadian
postpositivisme yang dipakai dalam meneliti (Kemenkes, 2017).
keadaan obyek dengan alami dan agar Analisis kualitatif sebagai metode analisis
memperoleh informasi secara lebih dalam data yang dipakai yang merupakan analisis
(Sugiyono, 2013). yang mendalam melalui tahapan metode
Teknik pengumpulan data yang diambil kualitatif seperti pereduksi data, display data,
dari sumber primer, artinya data yang verifikasi atau kesimpulan. Sumber pokok
langsung diperoleh serta dikumpulkan dari penelitian ialah kepala instalasi rekam medis
sumber aslinya. Pengumpulan data serta seorang petugasnya di bidang filing.
dilaksanakan secara observasi dan wawancara, Penelitian dilakukan di unit rekam medis
Wawancara adalah cara mengumpulkan data RSUD Lembang pada tanggal 06 April – 04
dengan pertanyaan lisan maupun cara lain Mei 2021. Penelitian ini bertujuan untuk
seperti telepon yang diajukan kepada mengamati secara mendalam mengenai rahasia
narasumber, sehingga data yang didapatkan serta keamanan dari rekam medis pasien
diperoleh secara langsung. Sedangkan, COVID-19 pada RSUD Lembang.
HASIL PENELITIAN
Kebijakan Keamanan dan Kerahasiaan
Rekam Medis Pasien COVID-19 di RSUD
Lembang
Dari wawancara yang dilaksanakan peneliti Pelaksanaan Keamanan dan Kerahasiaan
mengenai kebijakan kerahasiaan serta Rekam Medis Pasien COVID-19 di RSUD
keamanan rekam medis di RSUD Lembang Lembang
telah dimuat dalam Buku Pedoman Faktor Instrinsik
Pengelolaan Rekam Medis (BPPRM), di Berlandaskan dari hasil penelitian
dalamnya sudah mencakup beberapa kebijakan kerahasiaan serta keamanan rekam medik
yaitu pengelolaan, keamanan dan kerahasiaan, dalam faktor instrinsik terdapat beberapa unsur
bahkan hak akses data rekam medik. yaitu tinta, perekat dan map. Dilihat dari
Pengolahan rekam medis pada RSUD keseluruhan unsur bahwa tinta dan perekat
Lembang dari mulai pengambilan berkas sudah sesuai dengan standar. Dimana tinta dan
untuk didistribusikan ke poliklinik, yaitu : 1). perekat memiliki kualitas yang sangat baik dan
Sortir rekam medis sesuai dengan tujuan seragam. Tinta yang digunakan yaitu warna
poliklinik. 2). Menyiapkan rekam medis baru hitam dan jelas untuk dibaca. Namun, untuk
bagi pasien baru. 3). Distribusi rekam medis map belum memenuhi standar karena map
sesuai poliklinik tujuan. 4). Serahkan rekam terbuat dari bahan kertas brief card atau
medis kepada petugas poliklinik yang disebut kertas manila dengan berat 15 gram
bersangkutan. sehingga tidak begitu kuat dan mudah robek.
Namun meskipun telah ada aturan tersebut, Pada umumnya warna map rekam medis di
petugas seringkali kesulitan dalam RSUD Lembang yaitu berwarna kuning,
menemukan rekam medis pasien lama karena namun terdapat beberapa map rekam medis
terdapat berkas yang menumpuk dalam rak yang tidak seragam, dikarenakan dalam
penyimpanan dan terdapat pula berkas yang beberapa tahun ke belakang map tersebut
terselip ataupun terjadinya missfiling. Adapun mengalami perubahan dalam desain, sehingga
dalam pengelolaan rekam medis pasien hal tersebut menyebabkan map rekam medis
COVID-19 di RSUD Lembang, jika ruangan tidak seragam.
instalasi gawat darurat penuh oleh pasien Faktor Ekstrinsik
COVID-19 maka penyerahan rekam medis Berdasarkan data penelitian faktor
menjadi terlambat. Mengenai kerahasiaan ekstrinsik adalah ruangan penyimpanan,
serta keamanan rekam medis pasien COVID- dimana ruang penyimpanan di RSUD
19 belum ada ketentuan yang tertulis di RSUD Lembang terletak di dua tempat yaitu di depan
Lembang. lantai satu dekat poli obgyn dan di belakang
bersatu dengan assembling yang dekat dengan

Volume 9 Nomor 1 Maret 2022 Page 23


Jurnal Delima Harapan 2022

ruangan pendaftaran. Posisi ruangan kesehatan pasien her opname dan peminjaman
penyimpanan cukup strategis, karena dekat rekam medis untuk evaluasi, riset dan
dengan ruang pendaftaran. Sehingga ini keperluan hukum. Peminjam dibatasi hanya
memudahkan petugas filing dalam untuk petugas pelayanan kesehatan RSUD
mendapatkan informasi rekam medis mana Lembang, dan orang dari institusi atau badan
saja yang harus dicari. Posisi ruang yang secara hukum diizinkan sesuai dengan
penyimpanan di belakang berada di lantai satu peraturan resmi.
dan cukup jauh dengan ruangan poliklinik PEMBAHASAN
yang berada di lantai tiga sehingga Kebijakan Keamanan dan Kerahasiaan
membutuhkan waktu dalam penyerahan rekam Rekam Medis Pasien COVID-19 di RSUD
medis ke ruangan poliklinik yang akan dituju. Lembang
Adapun hasil dari penelitian mengenai Berlandaskan data penelitian yang telah
penyimpanan rekam medis penderita COVID- dilaksanakan kebijakan kerahasiaan serta
19 di RSUD Lembang tidak selaras pada keamanan rekam medis pada RSUD Lembang
prosedur, karena masih diperlakukan sama sudah ada dan dimuat dalam Buku Pedoman
dengan penyimpanan rekam medis non Pengelolaan Rekam Medis yaitu : Hak akses
COVID-19. Hanya saja baru melakukan rekam medis, pengelolaan data rekam medis,
langkah menandai rekam medis dengan stiker pelaporan rekam medis, peminjaman dan
dan menyemprotnya dengan disinfektan. penyimpanan rekam medis. Pun Standard
Adapun setelah pasien pulang, rekam medis Operating Procedure keamanan dan
tidak langsung disimpan di ruang filing. kerahasiaan rekam medis juga sudah dibuat.
Namun, disimpan dahulu di ruangan probable Kebijakan dan SOP tersebut sudah sesuai
COVID-19 yaitu di ruangan ICU. Setelah itu dengan standar. Namun, dalam penerapannya
akan diambil oleh pihak BPJS untuk belum terlaksana secara maksimal. Sebaiknya,
pengklaiman biaya, namun sebelumnya rekam petugas unit rekam medis melaksanakan
medis tersebut disemprot oleh disinfektan agar kebijakan dan SOP tersebut dengan baik.
menghindari penularan COVID-19 melalui Adapun dalam kebijakan pengelolaan
media kertas yaitu rekam medik. penyimpanan rekam medis pasien COVID-19
Berlandaskan observasi yang telah di RSUD Lembang belum dibuat. Seharusnya
dilaksanakan dalam ruangan tempat kebijakan pengelolaan penyimpanan rekam
disimpannya rekam medis di RSUD Lembang medis pasien COVID-19 ada, karena
tidak ada AC maka suhu kelembapan dalam mengingat COVID-19 termasuk kepada
ruangannya belum sesuai dengan standar, hal penyakit infeksi yang mudah menular.
ini menyebabkan tidak adanya sirkulasi udara Kebijakan tersebut penting guna menjaga
di dalam ruangan. kerahasiaan serta keamanan rekam medis
Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis penderita COVID-19.
Pasien COVID-19 di RSUD Lembang Pelaksanaan Keamanan dan Kerahasiaan
Hasil penelitian menyatakan bahwa Rekam Medis Pasien COVID-19 di RSUD
kerahasiaan serta keamanan ruangan Lembang
penyimpanan rekam medis pada RSUD Faktor Instrinsik
Lembang tidak secara baik dijaga dikarenakan Dari hasil penelitian di RSUD Lembang
ada beberapa rekam medis tercecer di lantai ditemukan bahwa kualitas tinta dan perekat
serta pintu ruang penyimpanan sering kali sudah baik. Namun, map rekam medis tidak
tidak terkunci sehingga menyebabkan ruang seragam dan kualitas kertas yang kurang baik
penyimpanan rekam medis lebih mudah untuk sehingga map mudah rusak dan robek. Dengan
diakses oleh orang yang tidak berwenang. demikian, peneliti menyarankan RSUD
Mengingat bahwa seharusnya berkas rekam Lembang memakai kualitas map yang terbuat
medis di RSUD Lembang hanya diperuntukan dari bahan kertas tebal seperti art paper atau
kepada Dokter yang merawat, Keperawatan art carton agar rekam medis lebih kuat
(Perawat), Petugas lain yang memberi sehingga tidak mudah rusak.
pelayanan langsung, dan Peneliti. Faktor Ekstrinsik
Peminjaman rekam medis di RSUD Berdasarkan hasil penelitian di RSUD
Lembang terbagi menjadi dua bagian, Lembang, terdapat ruangan penyimpanan yang
diantaranya : Peminjaman untuk pelayanan masih bersatu dengan ruangan assembling.

Volume 9 Nomor 1 Maret 2022 Page 24


Jurnal Delima Harapan 2022

Sedangkan, rekam medis akan terus bertambah baiknya agar terhindar dari serangan serangga
dalam setiap harinya sehingga jumlah rekam yang mampu memicu kerusakan dokumen.
medis yang akan disimpan semakin meningkat. Maka upaya dalam melindungi dokumen
Dengan demikian, ruang penyimpanan rekam tersebut bisa melalui dua cara yaitu dengan
medis lebih baik memiliki ruangan khusus pemeliharaan dan pengamanan dokumen
yang terpisah dengan ruangan lainnya. Adapun (Hayati, 2020).
dalam penyimpanan rekam medis pasien Keamanan dan Kerahasiaan Rekam Medis
COVID-19 tidak perlu terpisah dengan Pasien COVID-19 di RSUD Lembang
penyimpanan rekam medis non COVID-19 Berlandaskan data observasi di RSUD
dikarenakan sistem penyimpanannya tidak Lembang mengenai keamanan dan kerahasiaan
berbeda, hanya saja sebelum pasien COVID-19 rekam medis penderita COVID-19 maupun non
pulang sebaiknya rekam medisnya harus dalam COVID-19 tidak secara baik dijaga karena ada
ruangan nurse station. Sedangkan, setelah beberapa rekam medis yang mengalami
pasien dipulangkan rekam medis bisa dibawa kerusakan, tercecer serta pintu ruangan
ke ruang penyimpanan dan sebelum dibawa penyimpanan tidak terkunci. Hal ini akan
serta disatukan dengan rekam medis non memicu terjadinya kebocoran data rekam
COVID-19, maka rekam medis pasien COVID- medis kepada orang yang tidak berwenang.
19 harus dimasukan dahulu ke plastik warna Berdasarkan Permenkes No.269 tahun 2008
kuning dan diamkan selama 4-6 hari di tempat dalam pasal 10 yang intinya menyatakan
khusus. Karena COVID-19 bisa menempel di informasi mengenai diagnosa, catatan
media kertas selama 4-5 hari. pengobatan serta pemeriksaan pasien
Selama perawatan rekam medis harus tetap kerahasiaannya wajib terjaga oleh seluruh
ada di ruangan perawatan serta tidak diizinkan dokter, pimpinan sarana pelayanan kesehatan,
dibawa kedalam ruangan pasien. Adapun petugas pengelola dan tenaga kesehatan terkait.
ketika pasien dipulangkan maka ada cara dalam Pada pasal 14 yang intinya menyatakan
pemulihan rekam medis pasien COVID-19 bahwasannya pimpinan sarana pelayanan
yaitu rekam medis lebih baik dimasukan ke kesehatan memiliki tanggung jawab pada
dalam plastik berwarna kuning yang kehilangan, kerusakan, penggunaan serta
menandakan kepada penyakit infeksi, lalu pemalsuan dari badan dan orang tanpa hak
ditempatkan pada box/tempat khusus serta penggunaan rekam medis.
secara rapat tertutup, tersimpan pada wadah Dan pada pasal 4 dalam Permenkes No.36
khusus sekitar 4-6 hari dan diberi label serta tahun 2012 mengenai Rahasia Kedokteran,
tanggal oleh petugas rekam medis, lalu sampul intinya adalah menyatakan seluruh pihak dalam
rekam medis disemprot oleh cairan disinfektan melayani hal-hal kedokteran ataupun memakai
dengan jarak tertentu agar terhindar dari catatan serta dokumen pasien harus menjaga
kerusakan rekam medis (Surat Edaran rahasia kedokteran.
PORMIKI, 2020).
Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa SIMPULAN DAN SARAN
ruangan penyimpanan rekam medis di RSUD Dari data pembahasan penelitian diatas
Lembang masih terdapat debu dan kotoran lain diperoleh kesimpulan bahwa di RSUD
yang masuk ke dalam. Hal ini disebabkan Lembang mengenai Kebijakan kerahasiaan
karena temperatur suhu ruangan tidak tersedia, serta keamanan rekam medis penderita serta
seperti Air Conditioner (AC). Sehingga Standard Operating Procedure-nya sudah ada.
kelembapan udara dalam ruangan tidak baik, Namun, masih belum terlaksana seluruhnya
pada akhirnya ini akan memicu kualitas secara maksimal. Adapun untuk kebijakan
keamanan rekam medis. pengelolaan penyimpanan rekam medis
Ruangan penyimpanan harus dilengkapi COVID-19 belum ada. Dan ruangan
dengan penerangan yang baik, temperatur penyimpanan rekam medis di RSUD Lembang
ruangan sekitar 600-750F atau 22C-25C dan masih bersatu dengan assembling, serta ruang
terdapat Air Conditioner (AC). Ini berguna penyimpanan tidak terkunci, sehingga
bagi kelembapan udara dalam ruangan dan kerahasiaan serta keamanan rekam medik tidak
kelembapan udara yang baik dalam ruangan secara baik dijaga.
sekitar 50%-60% (Sugiarto dan Wahyuno, Peneliti menyarankan perlunya sosialisasi
2015). Dokumen perlu dipelihara sebaik- mendalam mengenai kebijakan dan Standard

Volume 9 Nomor 1 Maret 2022 Page 25


Jurnal Delima Harapan 2022

Operating Procedure mengenai kerahasiaan seyogianya ada tempat khusus untuk ruang
serta keamanan rekam medis pada unitnya, penyimpanan rekam medis sehingga terpisah
agar kebijakan serta standar prosedur dengan ruangan lain serta pintu ruangan
operasionalnya berjalan dengan baik secara terkunci, agar ruang penyimpanan tidak mudah
keseluruhan. Dan untuk kebijakan pengelolaan untuk di akses oleh orang yang tidak
penyimpanan rekam medis COVID-19 peneliti berwenang kecuali petugas rekam medis dan
menyarankan untuk dibuat, agar rekam medis tenaga kesehatan berijin lainnya. Dengan
tidak beresiko tinggi dalam penularan COVID- demikian, tujuannya untuk menjaga keamanan
19 yang menempel di rekam medis. Dan dan kerahasiaan rekam medis.

DAFTAR PUSTAKA
Ariany, F., & Ningsih, M. 2020. Perlindungan Medis.Jurnal Kesehatan Indonesia,
hukum terhadap identitas pasien covid- 11(3), 116-124.
19. Jurnal Sangkareang Mataram, Siswati, S., & Dindasari, D. A. 2019.Tinjauan
6(2),61-64. aspek keamanan dan kerahasiaan rekam
Departemen Kesehatan RI. 2008. Permenkes medis di Rumah Sakit Setia Mitra
RI No.269/ MENKES/ PER/ III/ 2008. Jakarta Selatan. Jurnal Rekam Medis
Jakarta : Depkes RI. dan Informasi Kesehatan, 2(2), 91-99.
Departemen kesehatan RI. 2012. Permenkes Sugiarto, A., & Wahyuno, T. 2015.
RI No. 36 tahun 2012 tentang Rahasia Manajemen Kearsipan Modern. Gava
Kedokteran. Jakarta : Depkes RI. Media:Yogyakarta.
Hayati, A.A. 2020. Pengelolaan arsip dalam Sugiyono. 2013. Metpen Kuantitatif,
meningkatkan pelayanan pada kantor Kualitatif, dan R&D. Alfabeta:Bandung.
Kelurahan Muara Jawa Ulu Kabupaten Surat edaran ketua dewan umum pimpinan
Kutai Kartanegara. pusat PORMIKI No.HM.01.01 / 002 /
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. III / 2020 tentang Prosedur Kerja
2021. Tersedia pada : Perekam Medis dan Informasi
https://www.kemkes.go.id/ (Diakses: 2 Kesehatan dalam Situasi Wabah
Juli 2021). COVID-19.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Valentina., & Sebayang, S. B.2018.Faktor
2017. Metodologi Penelitian dan Penyebab Kerusakan Dokumen Rekam
Statistik. Medis di Ruang Penyimpanan RSU
Prasasti, T. I., & Santoso, D. B. Mitra Sejati Medan.Jurnal Ilmiah
2017.Keamanan dan kerahasiaan berkas Perekam dan Informasi Kesehatan
rekam medis di RSUD Dr. Soehadi Imelda (JIPIKI), 3(1),386-393.
Prijonegoro Sragen.Jurnal Kesehatan World Health Organization 2020.
Vokasional, 2(1), 135-139. Coronavirus.Tersedia pada :
Rahmadiliyani, N. R., & Putri, N. S. https://www.int/health-
2021.Pemeliharaan dan pengendalian topics/coronavirus#tab=tab_1(Diakse: 2
pencegahan infeksi rekam medis Juli 2021).
COVID-19 oleh Petugas Rekam

Volume 9 Nomor 1 Maret 2022 Page 26

You might also like