Professional Documents
Culture Documents
Makalah Perkembangan Islam Di Malaysia
Makalah Perkembangan Islam Di Malaysia
Disusun Oleh:
Mita Amalia
XII- Keagamaan 2
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, Sehingga berkat dan karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Islam di Malaysia”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa saya ucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga saya mengharap kritik
dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………..................…………..……….
Daftar Isi……………………………………………………………....................………...
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………….…...........................
3.2 Saran..........………………………………………………….…...........................
Daftar Pustaka…………………………………………………………….…........................
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah merupakan kajian tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitan sesuatu
peristiwa dengan manusia. Dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi di masa lampau atau asal usul atas silsilah. Dengan belajar sejarah kita dapat mengetahui
nilai atau pesan yang terdapat pada kejadian dan peristiwa masa lampau.
Salah satu sejarah yang sangat penting untuk dipelajari adalah sejarah islam di dunia
khususnya di kawasan Asia Tenggara. Seperti mempelajari dengan mengetahui kejadian dan
peristiwa yang terjadi semasa perkembangan islam di Asia Tenggara. Di lihat dari beberapa
negara yang ada di Asia Tenggara sangat menarik untuk mempelajari perkembangan islam di
negara yang banyak penduduk bermayoritas pengikut muslim. Salah satunya adalah Malaysia
“Si Negeri Jiran”. Walaupun negara ini adalah sebuah negara dengan peduduk bermacam
kebudayaan serta agama, namun agama terbanyak adalah islam. Terdapat 19.5 juta pengikut
muslim atau 61.3% dari jumlah populasi. Dari hal ini sudah dapat diketahui mengapa islam
dapat menjiwai segenap aspek kehidupan masyarakat Malaysia.
Seiring perkembangan waktu dan dikarenakan sangat berpengaruhnya agama islam pada
masyarakatnya. Malaysia menjadikan agama islam sebagai “agama Federasi”. Dengan
menetapkan kebijakan negara yang bernilai islam. Hal ini terlihat dari berbagai hari libur islam
seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan 1 Muharam dideklarasikan sebagai hari libur nasional di
negara tersebut. Negara yang memiliki tiga belas negeri ini dan dominan masyarakatnya adalah
muslim, namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal datangnya
islam di sana dan bagaimana pola perkembangnya. Peningkatan perkembangan islam di
Malaysia juga ditandai dengan tumbuhnya institusi-institusi yang lebih memiliki kesadaran
beragama. Dengan pemerintah yang menerapkan kebijakan berlandaskan nilai-nilai agama
islam.
Tidak hanya sampai disitu, Islam akan terus berkembang di “Negeri Jiran” ini dengan
adanya penetapan visi negara pada tahun 2020 mencita-citakan agar terwujudnya sebuah
negara maju yang berlandaskan nilai islam. Dalam hal ini islam akan memperoleh
keistimewaan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Ini juga mencakup upaya
penanaman nilai-nilai dan identitas islam serta membuka hubungan lebih luas dengan dunia
islam.
Begitu pentingnya mengetahui serta mempelajari sejarah untuk membentuk manusia yang
memiliki etos kerja yang tinggi dan rasa menghargai peningalan sejarah serta mengamalkan
pesan-pesan sejarah dari peristiwa lampau. Namun, kondisi kekinian justru menjadikan kita
mudah lupa akan sejarah. Karena sejarah dianggap barang kuno, usang, dan ketinggalan zaman.
Oleh Karena itu saya mengangkat materi sejarah “Islam di Negeri Jiran (Malaysia)” sebagai
judul terbaik untuk makalah saya.
Saya telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan pada bab selanjutnya. Beberapa masalah tersebut adalah :
b. Untuk memenuhi salah satu tugas kuliah sejarah islam Asia Tenggara.
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah masuknya islam ke Malaysia tidaklah jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada
negara Indonesia. Yaitu tidak lepas dari peran kerajaan-kerajaan yang ada di Malaysia.
Kebanyakan kerajaan di Malaysia merupakan kerajaan melayu yang mana kerajaan ini sudah
ada jauh sebelum Inggris datang di negara Malaysia. Namun sejarah mencatat hampir seluruh
kerajaan yang ada dahulu merupakan kerajaan hindu yang beralih ke islam. Masuknya agama
islam dimulai oleh para pedagang Gujarat dan Arab melalui daerah kerajaan-kerajaan. Sebab
malaysia adalah negara yang berada di jalur perdagangan dunia yang menghubungkan
kawasan-kawasan di Arab dan India dengan wilayah China, dan dijadikan sebagai tempat
persinggahan dan pusat perdagangan yang amat penting. Agama dan keyakinan ini pun telah
mempengaruhi susunan dan tatanan sosial, budaya, ekonomi, dan politik di wilayah Malaysia.
Sejalan dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam kitabnya
Perspektif Islam di Malaysia, menegaskan bahwa para pedagang Arab singgah di pelabuhan-
pelabuhan sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan ada diantara mereka
yang singgah di pelabuhan-pelabuhan tanah melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka.
maka bolehlah dikatakan bahwa islam telah masuk di tanah Melayu pada abad ke-7 M. Namun
pendapat/teori ini masih sangat meragukan karena hipotesis tersebut terlalu umum dan masih
dapat diperdebatkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh S.Q Fatimi, dalam bukunya Islam Comes To Malaysia,
menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia sekitar abad ke 8 H (14 M). Ia berpegang pada
penemuan batu bersurat di daerah Trengganu yang bertanggal 702 H (1303 M). Batu bersurat
tersebut di tulis dengan aksara Arab. Pada sebuah sisinya memuat pernyataan yang
memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada keyakinan Islam
dan ajaran Rasulullah Saw. Dan pada sisi lainnya memuat 10 aturan dan mereka yang
melanggarnya akan mendapat hukuman.
Namun pendapat S. Q Fatimi juga tidak dapat diterima, karena ada bukti yang lebih kuat
yang menunjukkan bahwa Islam telah sampai ke Malaysia jauh sebelum itu yakni pada ke 3 H
(abad 10 M). Pendapat terakhir ini berdasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Ingris,
Kedah pada tahun 1965. Pada batu nisan tersebut tertulis nama Syekh Abdu Al Qadir Ibnu
Husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut sejarawan, Syekh Abdu Al
Qadir adalah seorang Da'i keturunan Persia. Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam
telah datang ke Malaysia pada sekitar abad ke 3 H (10 M).
Tanjung Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut merupakan daerah yang
tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih strategis dan layak dijadikan sebagai tempat
persinggahan pedagang- pedagang. Disekitar makam tersebut juga terdapat banyak batu nisan
dan ini memperlihatkan bahwa tempat tersebut merupakan sebuah perkampungan lama bagi
orang Islam dan menjelaskan bahwa Tanjung Ingris Kedah adalah tempat persinggahan
pedagang- pedagang Arab dan Persia.
Mengenai proses masuknya para pedagang gujarat dan arab pada abad ke-7 ini ke
Malaysia menurut Prof.DR. Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) bahwa ada tiga isu
masuknya islam di Malaysia yaitu perbincangan tentang proses yang membawa kepada
penyebaran islam ke tanah melayu ini mengenai isu tarikhnya. Isu- isu ini membincangkan
tentang manakah asal-usul pendakwah yang menyebarkan agama tersebut dan bagaimana
proses penyebarannya.
Isu yang pertama, Hamka cenderung mengatakan dalam tulisan nya bahwa agama islam
telah masuk ke tanah melayu sejak awal abad hijriah atau pada abad ketujuh masehi. Pendapat
ini di kemukan beliau berdasarkan yang dilakukannya dengan sumber yang merujuk ke China.
Arab merupakan pedagang yang unggul dan hampir tidak tercabar dalam menjalankan kegiatan
perdagangan di daerah timur. Islam masuk ke Malaysia pada abad pertama hijriah dibawa oleh
para pedagang India, Persia,dan Arab melalui suatu proses yang damai dan secara cepat
diterima oleh masyarakat karena mampu berbaur dengan adat dan kebudayaan masyarakat
tempatan. Namun pendakwahan dan perkembangan agama islam baru di mulai pada abad
kesembilan masehi.
Isu yang kedua, para penyebar islam tersebut menurut T.W. Arnold tidak datang sebagai
penakluk dengan kekuatan pedang untuk menyebarkan islam, sebagaimana yang terjadi di
Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika. Mereka juga tidak mengusai hak-hak penguas
tempatan untuk menekan rakyat, sebaliknya mereka hanya sebagai pedagang yang
memanfaatkan kepintaran dan peradaban mereka yang tinggi yaitu dengan memperkenal
toleransi dan persamaan antara manusia. Yang mana sebelum wilayah ini tersentuh islam ,
agama hindu telah terlebih dahulu masuk ke wilayah ini, yang mana agama hindu mengajarkan
sistem kasta. Namun agama islam sebagai agama baru yang mereka kenali sangat menarik
perhatian masyarakat dikarenakan ajaran yang mengajarkan bahwa seluruh manusia itu
memiliki kesamaan derajat. Itulah sebabnya penerimaan islam di tanah melayu berkaitan erat
dengan keluhuran agama tersebut.
Isu yang ketiga, islam dan kebudayaan di Malaysia pada saat itu dapat menjadi
penghubung dari kedua bentuk pandangan itu, karna keduanya memiliki titik-titik kesamaan.
Dan keduanya membentuk suatu kebudayaan baru. Bukan hanya dari segi kebudayaan
penduduk Malaysia, tapi ajaran mistik ini ternyata menemukan banyak titik kesamaan dengan
ajaran hindu dan banyak disebarkan oleh pedagang india yang beragama islam. Dari hal hal
seperti ini islam memiliki banyak kesesuian dengan budaya masyarakat tempatan. Titik yang
memiliki kesamaan adalah unsur ajaran tasawuf yang telah ada di masyarakat tempatan dan
menjadi aspek dominan dalam proses islamisasi di wilayah ini.
Temasek pada masa itu lebih merupakan sebuah perkampungan kaum nelayan, diperintah
oleh seorang wakil raja Siam yang bernama Tamagi. Oleh karena inginkan kekuasaan akhirnya
Parmewara membunuh Tamagi dan berhasil menjadi penguasa di Temasek. Peristiwa
terbunuhnya Tamagi diketahui oleh raja Siam yang kemudian memutuskan untuk menuntut
balas atas kematian Tamagi. Parmewara dan para pengikutnya mengundurkan diri ke Muar dan
akhirnya sampai ke Malaka. Sesampainya di Malaka, Parmewara dilantik menjadi penguasa
oleh pengikut-pengikutnya dan penduduk asli disana, dan kemudian mendirikan kerajaan
Malaka pada tahun 1402 M.
Berdasarkan faktor-faktor yang ada, Malaka tumbuh dengan pesat terutama dalam bidang
perdagangan. Dengan berkembangnya Malaka sebagai daerah pelabuhan yang bertaraf
internasional, secara tidak langsung telah mengundang orang-orang Arab dan khususnya para
pedagang dari bangsa tersebut untuk masuk ke daerah tersebut dan melakukan transaksi
perdagangan. Dan puncaknya Islam mendapatkan tempat di Malaka tak kala seorang ulama
dari Jeddah yang Syeikh Abdul Aziz berhasil mengislamkan Parmewara pada tahun 1414 M
(abad ke 15).
Setelah Parmewara masuk islam, ia mengganti namanya dengan Sultan Megat Iskandar
Shah. Kitab sejarah Melayu menceritakan bahwa Raja Malaka Megat Iskandar Shah adalah
orang pertama kali di kerajaan tersebut yang memeluk agama Islam. Selanjutnya ia
memerintahkan segenap warganya menjadi muslim. Dalam proses Islamisasi berikutnya, para
Sultan memberi dukungan yang besar dengan turut meningkatkan pemahaman tentang Islam
dan berpartisipasi dalam pengembangan wacana, kajian dan pengamalan Islam.
Dalam sejarah di nukilkan bahwasanya para sultan Malaka mulai dari sultan pertama dan
sultan yang berkuasa belakangan sangat berminat terhadap ajaran Islam. Banyak di antara
mereka yang berguru kepada ulama-ulama yang terkenal. Sebagai contoh Sultan Muhammad
Shah berguru kepada Maulana Abdul Aziz, Sultan Mansur Syah berguru kepada Kadi Yusuf
dan Maulana Abu Bakar. Dengan adanya para Sultan tersebut belajar Islam dengan para ulama-
ulama yang ada saat itu dan telah memiliki pengetahuan agama yang luas maka para sultan
tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh A.C Milner dalam bukunya Islam and The
Muslim State menjelaskan, bahwasanya Sultan Malaka sebagai orang yang telah mengajarkan
pengetahuan Agama Islam kepada para raja di negeri-negeri melayu lainnya.
Respon sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap kedatangan Islam telah
mengangkat posisi Malaka sebagai pusat kegiatan berdakwah. Selain rakyat Malaka
menyebarkan dakwah keluar negeri, banyak pula orang luar yang datang ke Malaka untuk
menuntut ilmu. Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga contohnya, dua ulama terkenal di pulau
Jawa ini menamatkan pengajiannya di Malaka. Peran Malaka yang begitu penting dalam upaya
Islamisasi makin berkembang setelah Sultan Muzzafar Shah yang berkuasa sekitar tahun 1450
M menyatakan Islam sebagai agama resmi kerajaan Malaka, Sultan Muzzafar shah juga telah
menyusun perundang-undangan di negerinya yang sebagian isinya diambil dari ajaran Islam,
yang mana undang-undang tersebut dikenal dengan nama Hukum kanun Malaka. Hukum kanun
Malaka tersebut menjadi kitab sumber hukum dalam menangani beberapa pekara hukum di
kesultanan Malaka. Dengan demikian, Malaka dapat dianggap sebagai kerajaan Melayu
pertama yang menyusun perundangan yang mempunyai unsur-unsur syari'ah Islam.
Perkembangan islam di wilayah Malaysia ini, terdapat dua pola perkembangan. Pertama,
islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian berkembang dan
diterima atau merambah ke bagian atas atau elite penguasa kerajaan. Kedua, islam diterima
langsung oleh elite penguasa kerajaan lalu disosialisasikan pada masyarakat bagian bawah.
Dengan pola seperti ini islam berkembang sangat pesat sampai dengan sekarang di tanah
melayu.
Dilihat dari jalur penyebaran islam. Jalur perkembangan islam yang sangat berpengaruh
adalah jalur perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang dari berbagai etnik dan ras yang
berbeda-beda bertemu dan berinteraksi, serta bertukar pikiran tentang masalah perdagangan,
politik, sosial, dan keagamaan. di tengah kemajemukan inilah islam semakin berkembang
megikuti jaringan-jaringan yang terbina sejak dahulu dengan banyaknya informasi tentang
islam tersebarkan. Seiring pola jalur ini berjalan pola kedua juga mulai berjalan menyebar di
jalur politik. Penyebaran yang dilakukan oleh penguasa- penguasa dimana istana sebagai pusat
kekuasaan berperan di bidang politik dan penataan kehidupan sosial, tentunya dengan bantuan
dan dukungan ulama-ulama yang terlibat langsung didalamnya. Ditandai dengan adanya hukum
islam yang dirumuskan dan ditetapkan kerajaan dan juga kitab-kitab para ulama sebagai bentuk
perkembangan nilai –nilai islam.
Kolonialisasi tanah Melayu telah menyebabkan nilai-nilai dan tatanan Islam dalam
kehidupan masyarakat tradisional Melayu mengalami kemerosotan. Kebijakan kolonial
portugis selama 130 tahun sejak 1511 M cenderung mencegah penyebaran Islam dan
perkembangan usaha dagang Muslim. Namun Portugis gagal dalam usaha ini terutama karena
terus menerus mendapat perlawanan orang Melayu. Belanda yang datang setelah mengalah
Portugis pada tahun 1641 M agak lebih toleran kepada para penguasa Melayu. Pada tahun 1795
M Belanda dapat ditaklukan oleh kekuasaan Inggris. Di bawah kolonialisasi Inggris,
perkembangan ajaran agama Islam dan pengaruhnya pada kehidupan Melayu menjadi terbatas.
Ada beberapa aspek yang dapat dicatat mengenai intervensi kolonial sehingga ruang
gerak, perkembangan, dan pelaksanaan Islam menjadi terbatas, antara lain menyangkut hukum
Islam, paradigma politik Islam serta munculnya permasalahan terkait dengan demografi
penduduk. Pertama, berkaitan dengan perkembangan hukum Islam. Sebagaiman dijelaskan
sebelumnya hukum Islam menempati posisi dasar dikesultanan-kesultanan Melayu. Namun
demikian, setelah kekuasaan kolonial mulai kokoh melalui perjanjian pihak Inggris berhasil
menekan para penguasa Melayu untuk menerima semua usulan Inggris dalam berbagai hal,
termasuk yang berkaitan dengan hukum Islam. Pada saat yang sama, kolonial Inggris
memperkenalkan dan menerapkan sistem hukum dan admistrasi hukum sipil yang berbeda
dengan sistem hukum dan pengadilan Islam.
Perkembangan islam yang cepat juga di perlihatkan pada abad ke-19 dimana Malaysia
masih dalam masa pemerintahan Inggris, Pengamalan islam menjadi lebih tampak jelas
terutama setelah kebangkitan Islam di Malaysia yang terjadi pada tahun 1970-an. Dan
mencapai puncaknya pada tahun 1980-an. Gerakan kebangkitan islam juga terlihat dikalangan
mahasiswa di kampus-kampus Malaysia. Dikalangan mahasiswa terdapat sekelompok-
sekelompok pengajian yang dikenal dengan 'dakwah'. Mereka secara aktif mengadakan
pengajian, puasa bersama, shalat malam bersama, dan tidak jarang juga mengadakan zikir dan
renungan malam bersama. Hal yang sama juga terjadi di kalangan mahasiswa yang belajar
diluar negeri, baik yang belajar di Inggris maupun di Amerika.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah adalah hal yang sangat penting dipelajari untuk menumbuhkan sifat menghargai
suatu peristiwa atau kejadian masa lampau walaupun kejadian tersebut tidak melibatkan kita
yang ada di masa sekarang. Satu hal yang harus kita sadari bahwa tanpa adanya sejarah
mungkin tidak ada pula peradaban di masa sekarang. Begitu pula lah sejarah islam yang wajib
kita ketahui paling tidak di kawasan terdekat kita yaitu Asia Tenggara. Salah satu negara yang
sangat kental akan sejarah islam yaitu malaysia. Masuknya islam di tanah melayu sudah
dimulai saat abad pertama hijriah atau aba ke-7 Masehi. Namun penyebaran islam itu sendiri
baru dimulai pada abad ke-9. Memang waktunya agak sedikit terlambat jika dibandingkan
masuknya islam ke negara Indonesia.
Dari proses penyebaran islam di Malaysia terdapat 3 isu yang mengatakan bahwa islam
disebarkan melalui 2 pola yaitu pertama, penyebaran melalui masyarakat lapisan bawah lalu
seiring waktu di terima oleh lapisan atas dan pola yang kedua yaitu penyebaran diterima
langsung oleh lapisan atas selanjutnya di sosialisasikan ke pada lapisan bawah. Penyebaran
ajaran ini sangatlah cepat dikarenakan islam masuk dengan damai tanpa memberi tekanan
terhadap masyarakat. Dari pola-pola tersebut perkembangan islam lebih melekat pada jalur
perdagangan dan ekonomi. Tapi tidak tertutup kemungkinan ada juga dari bidang politik,
sosial, dan pendidikan. Seiring waktu, penyebaran islam telah mencapai titik puncak, di abad
ke-19 secara besar-besaran di Malaysia. Ditandai dengan banyaknya tatanan kehidupan
masyarakat yang dibangun dengan berdasarkan nilai-nilai islam.
3.2 Saran
Melalui makalah ini saya sangat berharap besar kepada pembaca agar lebih
l9meningkatkan rasa ingin tahu untuk mempelajari sejarah islam agar sejarah tersebut tidaklah
hilang dari ilmu pengetahuan.
Daftar Pustaka
BIODATA
Nama : Mita Amalia