You are on page 1of 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN ISLAM DI MALAYSIA

Disusun Oleh:
Mita Amalia

XII- Keagamaan 2

MAN 2 KUTAI KARTANEGARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, Sehingga berkat dan karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Islam di Malaysia”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa saya ucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga saya mengharap kritik
dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah selanjutnya.

Tenggarong, 20 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………..................…………..……….

Daftar Isi……………………………………………………………....................………...

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………….….….....................

1.2 Rumusan Malasah..……………………….....………………….…......................

1.3 Tujuan Penulisan..………………………...…………………….…......................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masuknya Islam di Malaysia……………………….................................

2.2 Proses dan Sistem Masuknya Islam ke Malaysia.........…….….....…………….....

2.3 Perkembangan dan Pengaruh Islam di Malaysia......................….…………….....

2.3.1 Masa Kemerosotan Islam Malaysia......................................................

2.3.2 Masa Kebangkitan Islam Malaysia.......................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………….…...........................

3.2 Saran..........………………………………………………….…...........................

Daftar Pustaka…………………………………………………………….…........................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah merupakan kajian tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitan sesuatu
peristiwa dengan manusia. Dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi di masa lampau atau asal usul atas silsilah. Dengan belajar sejarah kita dapat mengetahui
nilai atau pesan yang terdapat pada kejadian dan peristiwa masa lampau.

Salah satu sejarah yang sangat penting untuk dipelajari adalah sejarah islam di dunia
khususnya di kawasan Asia Tenggara. Seperti mempelajari dengan mengetahui kejadian dan
peristiwa yang terjadi semasa perkembangan islam di Asia Tenggara. Di lihat dari beberapa
negara yang ada di Asia Tenggara sangat menarik untuk mempelajari perkembangan islam di
negara yang banyak penduduk bermayoritas pengikut muslim. Salah satunya adalah Malaysia
“Si Negeri Jiran”. Walaupun negara ini adalah sebuah negara dengan peduduk bermacam
kebudayaan serta agama, namun agama terbanyak adalah islam. Terdapat 19.5 juta pengikut
muslim atau 61.3% dari jumlah populasi. Dari hal ini sudah dapat diketahui mengapa islam
dapat menjiwai segenap aspek kehidupan masyarakat Malaysia.

Seiring perkembangan waktu dan dikarenakan sangat berpengaruhnya agama islam pada
masyarakatnya. Malaysia menjadikan agama islam sebagai “agama Federasi”. Dengan
menetapkan kebijakan negara yang bernilai islam. Hal ini terlihat dari berbagai hari libur islam
seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan 1 Muharam dideklarasikan sebagai hari libur nasional di
negara tersebut. Negara yang memiliki tiga belas negeri ini dan dominan masyarakatnya adalah
muslim, namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal datangnya
islam di sana dan bagaimana pola perkembangnya. Peningkatan perkembangan islam di
Malaysia juga ditandai dengan tumbuhnya institusi-institusi yang lebih memiliki kesadaran
beragama. Dengan pemerintah yang menerapkan kebijakan berlandaskan nilai-nilai agama
islam.

Tidak hanya sampai disitu, Islam akan terus berkembang di “Negeri Jiran” ini dengan
adanya penetapan visi negara pada tahun 2020 mencita-citakan agar terwujudnya sebuah
negara maju yang berlandaskan nilai islam. Dalam hal ini islam akan memperoleh
keistimewaan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Ini juga mencakup upaya
penanaman nilai-nilai dan identitas islam serta membuka hubungan lebih luas dengan dunia
islam.

Begitu pentingnya mengetahui serta mempelajari sejarah untuk membentuk manusia yang
memiliki etos kerja yang tinggi dan rasa menghargai peningalan sejarah serta mengamalkan
pesan-pesan sejarah dari peristiwa lampau. Namun, kondisi kekinian justru menjadikan kita
mudah lupa akan sejarah. Karena sejarah dianggap barang kuno, usang, dan ketinggalan zaman.
Oleh Karena itu saya mengangkat materi sejarah “Islam di Negeri Jiran (Malaysia)” sebagai
judul terbaik untuk makalah saya.

1.2 Rumusan Masalah

Saya telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dalam pembahasan pada bab selanjutnya. Beberapa masalah tersebut adalah :

a. Bagaimana sejarah masuknya islam di Malaysia ?

b. Bagaimana proses dan sistem masuknya islam di Malaysia ?

c. Bagaiamana perkembangan islam serta pengaruh islam di Malaysia ?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk memahami sejarah serta proses masuknya islam di Malaysia.

b. Untuk mengetahui pengaruh dan perkembangan islam di Malaysia.

b. Untuk memenuhi salah satu tugas kuliah sejarah islam Asia Tenggara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masuknya Islam di Malaysia

Sejarah masuknya islam ke Malaysia tidaklah jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada
negara Indonesia. Yaitu tidak lepas dari peran kerajaan-kerajaan yang ada di Malaysia.
Kebanyakan kerajaan di Malaysia merupakan kerajaan melayu yang mana kerajaan ini sudah
ada jauh sebelum Inggris datang di negara Malaysia. Namun sejarah mencatat hampir seluruh
kerajaan yang ada dahulu merupakan kerajaan hindu yang beralih ke islam. Masuknya agama
islam dimulai oleh para pedagang Gujarat dan Arab melalui daerah kerajaan-kerajaan. Sebab
malaysia adalah negara yang berada di jalur perdagangan dunia yang menghubungkan
kawasan-kawasan di Arab dan India dengan wilayah China, dan dijadikan sebagai tempat
persinggahan dan pusat perdagangan yang amat penting. Agama dan keyakinan ini pun telah
mempengaruhi susunan dan tatanan sosial, budaya, ekonomi, dan politik di wilayah Malaysia.

Banyak pendapat-pendapat dari pakar sejarah yang menyatakan tentang sejarah


masuknya islam di Malaysia diantaranya Wan Hussein Azmi, dalam kitabnya Islam di
Malaysia (Abad 7-20 M), berargumen bahwa Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad
ke 7 M. Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa pada pertengahan abad tersebut
pedagang Arab sudah sampai pada gugusan pulau-pulau Melayu, dimana Malaysia secara
geografis tidak dapat dipisahkan darinya. Para pedagang Arab yang singgah dipelabuhan
dagang Indonesia pada paruh ketiga abad tersebut, menurut Azmi tentu juga singgah di
pelabuhan-pelabuhan dagang di Malaysia.

Sejalan dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam kitabnya
Perspektif Islam di Malaysia, menegaskan bahwa para pedagang Arab singgah di pelabuhan-
pelabuhan sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan ada diantara mereka
yang singgah di pelabuhan-pelabuhan tanah melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka.
maka bolehlah dikatakan bahwa islam telah masuk di tanah Melayu pada abad ke-7 M. Namun
pendapat/teori ini masih sangat meragukan karena hipotesis tersebut terlalu umum dan masih
dapat diperdebatkan.
Pendapat lain dikemukakan oleh S.Q Fatimi, dalam bukunya Islam Comes To Malaysia,
menjelaskan bahwa Islam masuk ke Malaysia sekitar abad ke 8 H (14 M). Ia berpegang pada
penemuan batu bersurat di daerah Trengganu yang bertanggal 702 H (1303 M). Batu bersurat
tersebut di tulis dengan aksara Arab. Pada sebuah sisinya memuat pernyataan yang
memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada keyakinan Islam
dan ajaran Rasulullah Saw. Dan pada sisi lainnya memuat 10 aturan dan mereka yang
melanggarnya akan mendapat hukuman.

Namun pendapat S. Q Fatimi juga tidak dapat diterima, karena ada bukti yang lebih kuat
yang menunjukkan bahwa Islam telah sampai ke Malaysia jauh sebelum itu yakni pada ke 3 H
(abad 10 M). Pendapat terakhir ini berdasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Ingris,
Kedah pada tahun 1965. Pada batu nisan tersebut tertulis nama Syekh Abdu Al Qadir Ibnu
Husayn syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut sejarawan, Syekh Abdu Al
Qadir adalah seorang Da'i keturunan Persia. Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam
telah datang ke Malaysia pada sekitar abad ke 3 H (10 M).

Tanjung Ingris Kedah tempat ditemukannya batu nisan tersebut merupakan daerah yang
tanahnya lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Lebih strategis dan layak dijadikan sebagai tempat
persinggahan pedagang- pedagang. Disekitar makam tersebut juga terdapat banyak batu nisan
dan ini memperlihatkan bahwa tempat tersebut merupakan sebuah perkampungan lama bagi
orang Islam dan menjelaskan bahwa Tanjung Ingris Kedah adalah tempat persinggahan
pedagang- pedagang Arab dan Persia.

2.2 Proses dan Sistem Masuknya Islam ke Malaysia

Mengenai proses masuknya para pedagang gujarat dan arab pada abad ke-7 ini ke
Malaysia menurut Prof.DR. Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) bahwa ada tiga isu
masuknya islam di Malaysia yaitu perbincangan tentang proses yang membawa kepada
penyebaran islam ke tanah melayu ini mengenai isu tarikhnya. Isu- isu ini membincangkan
tentang manakah asal-usul pendakwah yang menyebarkan agama tersebut dan bagaimana
proses penyebarannya.
Isu yang pertama, Hamka cenderung mengatakan dalam tulisan nya bahwa agama islam
telah masuk ke tanah melayu sejak awal abad hijriah atau pada abad ketujuh masehi. Pendapat
ini di kemukan beliau berdasarkan yang dilakukannya dengan sumber yang merujuk ke China.
Arab merupakan pedagang yang unggul dan hampir tidak tercabar dalam menjalankan kegiatan
perdagangan di daerah timur. Islam masuk ke Malaysia pada abad pertama hijriah dibawa oleh
para pedagang India, Persia,dan Arab melalui suatu proses yang damai dan secara cepat
diterima oleh masyarakat karena mampu berbaur dengan adat dan kebudayaan masyarakat
tempatan. Namun pendakwahan dan perkembangan agama islam baru di mulai pada abad
kesembilan masehi.

Isu yang kedua, para penyebar islam tersebut menurut T.W. Arnold tidak datang sebagai
penakluk dengan kekuatan pedang untuk menyebarkan islam, sebagaimana yang terjadi di
Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika. Mereka juga tidak mengusai hak-hak penguas
tempatan untuk menekan rakyat, sebaliknya mereka hanya sebagai pedagang yang
memanfaatkan kepintaran dan peradaban mereka yang tinggi yaitu dengan memperkenal
toleransi dan persamaan antara manusia. Yang mana sebelum wilayah ini tersentuh islam ,
agama hindu telah terlebih dahulu masuk ke wilayah ini, yang mana agama hindu mengajarkan
sistem kasta. Namun agama islam sebagai agama baru yang mereka kenali sangat menarik
perhatian masyarakat dikarenakan ajaran yang mengajarkan bahwa seluruh manusia itu
memiliki kesamaan derajat. Itulah sebabnya penerimaan islam di tanah melayu berkaitan erat
dengan keluhuran agama tersebut.

Isu yang ketiga, islam dan kebudayaan di Malaysia pada saat itu dapat menjadi
penghubung dari kedua bentuk pandangan itu, karna keduanya memiliki titik-titik kesamaan.
Dan keduanya membentuk suatu kebudayaan baru. Bukan hanya dari segi kebudayaan
penduduk Malaysia, tapi ajaran mistik ini ternyata menemukan banyak titik kesamaan dengan
ajaran hindu dan banyak disebarkan oleh pedagang india yang beragama islam. Dari hal hal
seperti ini islam memiliki banyak kesesuian dengan budaya masyarakat tempatan. Titik yang
memiliki kesamaan adalah unsur ajaran tasawuf yang telah ada di masyarakat tempatan dan
menjadi aspek dominan dalam proses islamisasi di wilayah ini.

2.3 Perkembangan dan Pengaruh Islam di Malaysia.


Menyangkut penyebaran Islam di Malaysia, peranan Malaka sama sekali tidak dapat
dikesampingkan. Karena konversi Melayu terjadi terutama selama periode kesultanan Malaka
pada abad ke 15 M, dari sekitar tahun 1402 hingga 1511 M. Malaka dalam sejarah di nukilkan
bahwasanya pembentukan dan pertumbuhannya ada kaitannya dengan perang saudara
dikerajaan Majapahit setelah kematian Hayam Wuruk (1360-1389 M). Pada tahun 1401 M
meletus perang saudara untuk merebut tahta kerajaan antara Wira Bumi dengan raja Wikrama
Wardhana. Dalam perang tersebut Parmewara (Putra Raja Sriwijaya dari Dinasti Seilendra)
turut terlibat karena ia menikahi salah seorang putri Majapahit. Oleh karena pihak yang ia
bantu mengalami kekalahan maka parmewara dan pengikutnya melarikan diri kedaerah
Temasek (singapura) yang berada di bawah kekuasaan empair Siam pada saat itu.

Temasek pada masa itu lebih merupakan sebuah perkampungan kaum nelayan, diperintah
oleh seorang wakil raja Siam yang bernama Tamagi. Oleh karena inginkan kekuasaan akhirnya
Parmewara membunuh Tamagi dan berhasil menjadi penguasa di Temasek. Peristiwa
terbunuhnya Tamagi diketahui oleh raja Siam yang kemudian memutuskan untuk menuntut
balas atas kematian Tamagi. Parmewara dan para pengikutnya mengundurkan diri ke Muar dan
akhirnya sampai ke Malaka. Sesampainya di Malaka, Parmewara dilantik menjadi penguasa
oleh pengikut-pengikutnya dan penduduk asli disana, dan kemudian mendirikan kerajaan
Malaka pada tahun 1402 M.

Berdasarkan faktor-faktor yang ada, Malaka tumbuh dengan pesat terutama dalam bidang
perdagangan. Dengan berkembangnya Malaka sebagai daerah pelabuhan yang bertaraf
internasional, secara tidak langsung telah mengundang orang-orang Arab dan khususnya para
pedagang dari bangsa tersebut untuk masuk ke daerah tersebut dan melakukan transaksi
perdagangan. Dan puncaknya Islam mendapatkan tempat di Malaka tak kala seorang ulama
dari Jeddah yang Syeikh Abdul Aziz berhasil mengislamkan Parmewara pada tahun 1414 M
(abad ke 15).

Setelah Parmewara masuk islam, ia mengganti namanya dengan Sultan Megat Iskandar
Shah. Kitab sejarah Melayu menceritakan bahwa Raja Malaka Megat Iskandar Shah adalah
orang pertama kali di kerajaan tersebut yang memeluk agama Islam. Selanjutnya ia
memerintahkan segenap warganya menjadi muslim. Dalam proses Islamisasi berikutnya, para
Sultan memberi dukungan yang besar dengan turut meningkatkan pemahaman tentang Islam
dan berpartisipasi dalam pengembangan wacana, kajian dan pengamalan Islam.
Dalam sejarah di nukilkan bahwasanya para sultan Malaka mulai dari sultan pertama dan
sultan yang berkuasa belakangan sangat berminat terhadap ajaran Islam. Banyak di antara
mereka yang berguru kepada ulama-ulama yang terkenal. Sebagai contoh Sultan Muhammad
Shah berguru kepada Maulana Abdul Aziz, Sultan Mansur Syah berguru kepada Kadi Yusuf
dan Maulana Abu Bakar. Dengan adanya para Sultan tersebut belajar Islam dengan para ulama-
ulama yang ada saat itu dan telah memiliki pengetahuan agama yang luas maka para sultan
tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh A.C Milner dalam bukunya Islam and The
Muslim State menjelaskan, bahwasanya Sultan Malaka sebagai orang yang telah mengajarkan
pengetahuan Agama Islam kepada para raja di negeri-negeri melayu lainnya.

Respon sultan dan rakyat Malaka yang antusias terhadap kedatangan Islam telah
mengangkat posisi Malaka sebagai pusat kegiatan berdakwah. Selain rakyat Malaka
menyebarkan dakwah keluar negeri, banyak pula orang luar yang datang ke Malaka untuk
menuntut ilmu. Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga contohnya, dua ulama terkenal di pulau
Jawa ini menamatkan pengajiannya di Malaka. Peran Malaka yang begitu penting dalam upaya
Islamisasi makin berkembang setelah Sultan Muzzafar Shah yang berkuasa sekitar tahun 1450
M menyatakan Islam sebagai agama resmi kerajaan Malaka, Sultan Muzzafar shah juga telah
menyusun perundang-undangan di negerinya yang sebagian isinya diambil dari ajaran Islam,
yang mana undang-undang tersebut dikenal dengan nama Hukum kanun Malaka. Hukum kanun
Malaka tersebut menjadi kitab sumber hukum dalam menangani beberapa pekara hukum di
kesultanan Malaka. Dengan demikian, Malaka dapat dianggap sebagai kerajaan Melayu
pertama yang menyusun perundangan yang mempunyai unsur-unsur syari'ah Islam.

Perkembangan islam di wilayah Malaysia ini, terdapat dua pola perkembangan. Pertama,
islam diterima terlebih dahulu oleh masyarakat lapisan bawah, kemudian berkembang dan
diterima atau merambah ke bagian atas atau elite penguasa kerajaan. Kedua, islam diterima
langsung oleh elite penguasa kerajaan lalu disosialisasikan pada masyarakat bagian bawah.
Dengan pola seperti ini islam berkembang sangat pesat sampai dengan sekarang di tanah
melayu.

Dilihat dari jalur penyebaran islam. Jalur perkembangan islam yang sangat berpengaruh
adalah jalur perdagangan dan ekonomi yang melibatkan orang dari berbagai etnik dan ras yang
berbeda-beda bertemu dan berinteraksi, serta bertukar pikiran tentang masalah perdagangan,
politik, sosial, dan keagamaan. di tengah kemajemukan inilah islam semakin berkembang
megikuti jaringan-jaringan yang terbina sejak dahulu dengan banyaknya informasi tentang
islam tersebarkan. Seiring pola jalur ini berjalan pola kedua juga mulai berjalan menyebar di
jalur politik. Penyebaran yang dilakukan oleh penguasa- penguasa dimana istana sebagai pusat
kekuasaan berperan di bidang politik dan penataan kehidupan sosial, tentunya dengan bantuan
dan dukungan ulama-ulama yang terlibat langsung didalamnya. Ditandai dengan adanya hukum
islam yang dirumuskan dan ditetapkan kerajaan dan juga kitab-kitab para ulama sebagai bentuk
perkembangan nilai –nilai islam.

2.3.1 Masa Kemerosotan Islam Malaysia

Kolonialisasi tanah Melayu telah menyebabkan nilai-nilai dan tatanan Islam dalam
kehidupan masyarakat tradisional Melayu mengalami kemerosotan. Kebijakan kolonial
portugis selama 130 tahun sejak 1511 M cenderung mencegah penyebaran Islam dan
perkembangan usaha dagang Muslim. Namun Portugis gagal dalam usaha ini terutama karena
terus menerus mendapat perlawanan orang Melayu. Belanda yang datang setelah mengalah
Portugis pada tahun 1641 M agak lebih toleran kepada para penguasa Melayu. Pada tahun 1795
M Belanda dapat ditaklukan oleh kekuasaan Inggris. Di bawah kolonialisasi Inggris,
perkembangan ajaran agama Islam dan pengaruhnya pada kehidupan Melayu menjadi terbatas.

Ada beberapa aspek yang dapat dicatat mengenai intervensi kolonial sehingga ruang
gerak, perkembangan, dan pelaksanaan Islam menjadi terbatas, antara lain menyangkut hukum
Islam, paradigma politik Islam serta munculnya permasalahan terkait dengan demografi
penduduk. Pertama, berkaitan dengan perkembangan hukum Islam. Sebagaiman dijelaskan
sebelumnya hukum Islam menempati posisi dasar dikesultanan-kesultanan Melayu. Namun
demikian, setelah kekuasaan kolonial mulai kokoh melalui perjanjian pihak Inggris berhasil
menekan para penguasa Melayu untuk menerima semua usulan Inggris dalam berbagai hal,
termasuk yang berkaitan dengan hukum Islam. Pada saat yang sama, kolonial Inggris
memperkenalkan dan menerapkan sistem hukum dan admistrasi hukum sipil yang berbeda
dengan sistem hukum dan pengadilan Islam.

2.3.2 Masa Kebangkitan Islam Malaysia

Perkembangan islam yang cepat juga di perlihatkan pada abad ke-19 dimana Malaysia
masih dalam masa pemerintahan Inggris, Pengamalan islam menjadi lebih tampak jelas
terutama setelah kebangkitan Islam di Malaysia yang terjadi pada tahun 1970-an. Dan
mencapai puncaknya pada tahun 1980-an. Gerakan kebangkitan islam juga terlihat dikalangan
mahasiswa di kampus-kampus Malaysia. Dikalangan mahasiswa terdapat sekelompok-
sekelompok pengajian yang dikenal dengan 'dakwah'. Mereka secara aktif mengadakan
pengajian, puasa bersama, shalat malam bersama, dan tidak jarang juga mengadakan zikir dan
renungan malam bersama. Hal yang sama juga terjadi di kalangan mahasiswa yang belajar
diluar negeri, baik yang belajar di Inggris maupun di Amerika.

Perkembangan islam di jalur pendidikan juga berkembang dengan ditandai adanya


program pengenalan islam pada anak-anak dari usia dini melalui sekolah agama di setiap
wilayah. Di pandang dari seluruh perkembangannya, Malaysia lebih banyak memainkan peran
penguasa untuk mengembangkan islam pada masyarakat dan juga peranan pedagang arab dan
ulama. Pada tahun 1980-an mulailah perkembangan islam secara besar-besaran dengan di
semarakannya kegiatan dakwah dan kajian islam oleh kaum intelektual dan menyelenggarakan
kegitan internasional tilawtil Al–Quran yang diikuti oleh negara islam lainnya di Asia tenggara
salah satunya Indonesia. Begitu cepat dan pesatnya pembanguna masjid-masjid yang dilakukan.
Tidak terelakan pula kerjasama antara Malaysia dan Arab Saudi dalam penyelengaraan jamaah
haji yang begitu baik. Dengan tidak banyak memiliki menghadapi hambatan, perkembangan
islam di Malaysia termasuk perkembangan tercepat jika dibandingkan dengan negara lain.

Banyak pengaruh didapatkan oleh masyarakat Malaysia dengan berkembangnya islam di


tanah melayu mereka, salah satunya islam berpengaruh sebagai identitas Melayu artinya islam
merupakan bagian budaya melayu bukan lagi dari bagian budaya yang terpisah. Di bidang
politik juga terdapat konsepsi dan pemikiran politik yang dipengaruhi oleh ajaran islam. Dan
dalam hal kebiasaan serta gaya hidup masyarakat yang lebih sopan akibat pengaruh ajaran
islam.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sejarah adalah hal yang sangat penting dipelajari untuk menumbuhkan sifat menghargai
suatu peristiwa atau kejadian masa lampau walaupun kejadian tersebut tidak melibatkan kita
yang ada di masa sekarang. Satu hal yang harus kita sadari bahwa tanpa adanya sejarah
mungkin tidak ada pula peradaban di masa sekarang. Begitu pula lah sejarah islam yang wajib
kita ketahui paling tidak di kawasan terdekat kita yaitu Asia Tenggara. Salah satu negara yang
sangat kental akan sejarah islam yaitu malaysia. Masuknya islam di tanah melayu sudah
dimulai saat abad pertama hijriah atau aba ke-7 Masehi. Namun penyebaran islam itu sendiri
baru dimulai pada abad ke-9. Memang waktunya agak sedikit terlambat jika dibandingkan
masuknya islam ke negara Indonesia.

Dari proses penyebaran islam di Malaysia terdapat 3 isu yang mengatakan bahwa islam
disebarkan melalui 2 pola yaitu pertama, penyebaran melalui masyarakat lapisan bawah lalu
seiring waktu di terima oleh lapisan atas dan pola yang kedua yaitu penyebaran diterima
langsung oleh lapisan atas selanjutnya di sosialisasikan ke pada lapisan bawah. Penyebaran
ajaran ini sangatlah cepat dikarenakan islam masuk dengan damai tanpa memberi tekanan
terhadap masyarakat. Dari pola-pola tersebut perkembangan islam lebih melekat pada jalur
perdagangan dan ekonomi. Tapi tidak tertutup kemungkinan ada juga dari bidang politik,
sosial, dan pendidikan. Seiring waktu, penyebaran islam telah mencapai titik puncak, di abad
ke-19 secara besar-besaran di Malaysia. Ditandai dengan banyaknya tatanan kehidupan
masyarakat yang dibangun dengan berdasarkan nilai-nilai islam.

3.2 Saran

Melalui makalah ini saya sangat berharap besar kepada pembaca agar lebih
l9meningkatkan rasa ingin tahu untuk mempelajari sejarah islam agar sejarah tersebut tidaklah
hilang dari ilmu pengetahuan.

Daftar Pustaka

www.kompasiana.com/pentingnya-belajar-sejarah/ diakses pada tanggal 16 April 2019


id.m.wikipedia.org/wiki/sejarah diakses pada tanggal 16 April 2019
en.m.wikipedia.org/wiki/malaysia diakses pada tanggal 16 April 2019
m.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/islam-digset/10/01/20/101546-islam-di-
malaysia-sinergikan-islam-dan-kemajuan/ diakses pada tanggal 16 April 2019
www.google.com/amp/s/irfanskusmaran.wordpress.com/2010/08/02/sejarah-islam-di-
malaysia/amp/ diakses pada tanggal 16 April 2019
reins96.blogspot.com/2017/06/sejarah-islam-di-malaysia.html?m=1 diakses pada tanggal
16 April 2019
gudangteknikpengetahuan.blogspot.com/2015/04/makalah-sejarah-masuknya-islam-
di.html?m=1 diakses pada tanggal 16 April 2019
Dardiri, Dkk. 2006. Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru: Institute for Southeast
Asian Islamic Studies (ISAIS) dan Alif Riau.
Gusrianto. 2012. Diktat Sejarah dan Perkembangan Islam di Asia Tenggara. Pekanbaru.
http://ivaruzpoetra.blogspot.co.id/2015/01/makalah-masuknya-islam-dan.html diakses
pada tanggal 23 April 2019.
tugas-makalah.blogspot.co.id/2012/06/islam-di-malaysia.html diakses pada tanggal 23
April 2019.
http://makalahnih.blogspot.co.id/2014/09/makalah-perkembangan-islam-di-asia.html
diakses pada tanggal 23 April 2019.

BIODATA
Nama : Mita Amalia

Kelas : XII AGAMA 2

TTL : Tenggarong, 22 Januari 2005

Cita cita : Membahagiakan diri sendiri dan orang tua

Moto : "Berjalan ke depan, jangan melihat ke belakang"

You might also like