Professional Documents
Culture Documents
LP Rds ICU
LP Rds ICU
Disusun oleh:
TELAH DISAHKAN
OLEH
VISI:
“Menjadi Program Studi yang Menghasilkan Tenaga Ners yang Expert, Inovatif,
Enterpreneur dan Berdaya Guna di Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan
Bencana dalam Mewujudkan Masyarakat Sehat, Produktif dan Berkeadilan pada
Tahun 2022”
MISI:
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang expert, inovatif dan
entrepreneur di bidang keperawatan gawat darurat dan bencana.
b. Mengembangkan penelitian berbasis inovatif di bidang keperawatan gawat
darurat dan bencana.
c. Menyelenggarakan dan meningkatkan pengabdian masyarakat yang berdaya
guna di bidang keperawatan gawat darurat dan bencana dalam mewujudkan
masyarakat sehat, produktif dan berkeadilan.
d. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, institusi pendidikan dan
lembaga pelayanan kesehatan dalam bidang keperawatan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
VISI DAN MISI PRODI PROFESI NERS ...................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
LAPORAN PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Konsep Penyakit Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) ........... 5
B. Konsep Asuhan Keperawatan Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS) .................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 21
LAPORAN KASUS ............................................................................................ 22
Lampiran
LAPORAN PENDAHULUAN
ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (ARDS)
1. Bersihan Jalan Napas Setelah dilakulakan intervensi Intervensi Utama : Manajemen Jalan Napas
Tidak Efektif selama 1x24 jam bersihan Observasi
Definisi: jalan napas Meningkat dengan a. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Ketidakmampuan kriteria hasil : b. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,
membersihkan secret a. Batuk efektif meningkat wheezing, ronchi kering)
atau obstruksi jalan b. Produksi sputum menurun c. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
nafas untuk c. Wheezing menurun Terapeutik
mempertahankan jalan d. Dispnea menurun a. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan headtilt dan
nafas tetap paten e. Gelisah menurun chin-lift (jawthrust jika curiga trauma servical)
f. Frekuensi napas membaik b. Posisikan semi-fowler atau fowler
g. Pola napas membaik c. Berikan minum hangat
d. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
b. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
c. Keluarkan sumbatan benda pada dengan forsep McGill
Edukasi
a. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
Kontraindikasi
b. Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakulakan intervensi Intervensi Utama : Manajemen Energy
Definisi: selama 1x24 jam Toleransi Observasi
Ketidakcukupan Aktivitas Meningkat dengan a. Dentifikasi gangguan fungsi tubuh yang kan
energi untuk kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
melakukan aktivitas a. Frekuensi nadi Meningkat b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
sehari hari b. Saturasi oksigen c. Monitor pola dan jam tidur
meningkat d. Monitor lokasi dari ketidaknyamanan selama melakukan
c. Kemudahan dalam aktivitas
b. melakukan aktivitas Terapeutik
sehari-hari Meningkat a. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
a. Kecepatan berjalan (mis.cahaya, suara, kunjungan)
meningkat b. Lakukan latihan rentang gerak pasifdan/ atau aktif
c. Jarak berjalan c. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
meningkat d. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
a. Kekuatan tubuh bagian berpindah atau berjalan
atas meningkat Edukasi
d. Kekuatan tubuh bagian a. Anjurkan tirah baring
bawah meningkat b. Anjurkan melaksanakan aktivitas secara bertahap
c. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
d. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan
3. Pola Napas Tidak Setelah diberikan intervensi Intervensi Utama : Manajemen Jalan Napas
Efektif selama 1x24 jam pola napas Observasi
Definisi : Inspirasi membaik dengan kriteria a. Monitor posisi selang endotrakheal (ETT), terutama setelah
dan/atau ekspirasi hasil: mengubah posisi
yang tidak a. Frekuensi napas membaik b. Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8 jam
memberikan ventilasi b. Kedalaman napas b. Monitor kulit area stoma trakheostomi (Mis. Kemerahan,
adekuat membaik drainase, perdarahan)
c. Ekskursi dada membaik Terapeutik
a. Kurangi tekanan balon secara periodik setiap shift
b. Pasang orofaringheal airway (OPA) untuk mncegah ETT
tergigit 1
c. Cegah ETT terlipat (Kinking)
d. Berikan oksigenasi 100% selama 30 detik (3-6kali
ventilasi) sebelum dan setelah Penghisapan
e. Berikan volume preoksigenasi (bagging atau ventilasi
mekanik) 1,5 kali volme tidal
f. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 1,5 detik jika
diperlukan (bukan secara berkala/rutin)
g. Ganti fiksasi ETT Setiap 24 jam
h. Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri dan kanan) tutup
setiap 24 jam
i. Lakukan perawatan mulut (mis.dengan sikat gigi, kasa,
pelembab bibir)
j. Lakukan perawatan stoma trakeostomi
Edukasi
a. Jelaskan pada pasien dan keluarga tujuan dan prosedur
pemasangan jalan napas bauatan.
Kolaborasi
a. Kolaborasi intubasi ulang jika terbentuk mucous plug yang
tidak dapat dilakukan penghisapan
4. Gangguan Pertukaran etelah deberikan intervensi Intervensi Utama : Pemantauan Respirasi
Gas selama 1x24 jam Observasi
Definisi: Kelebihan pertukaran pertukaran gas a. Monitor frekuensi, irama, kedalam dan upaya napas
atau kekurangan meningkat dengan kriteria b. Monitor pola napas (seperti bradipneu, takipneu,
oksigenasi dan atau hasil : hiperventilasi, kusmaul, cheynestokes, biot, ataksik)
eleminasi a. Tingkat kesadaran(5) c. Monitor kemampuan batuk efektif
karbondioksida pada b. Dispneu (1) d. Monitor adanya produksi sputum
membran alveolus- c. Bunyi napas tambahan (1) e. Monitor adanya sumbatan jalan napas
kapiler d. Pusing (1) f. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
e. Penglihatan kabur (1) g. Auskultasi bunyi napas
f. Diaforesis (1) h. Monitor saturasi oksigen
g. Gelisah (1) i. Monitor nilai AGD
h. Napas cuping hidung (1) j. Monitor hasil x/ray toraks
i. PCO2 (5) Terapeutik
j. PO2 (5) a. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
k. Takikardia (5) b. Dokumentasikan hasil pemantauan
l. pH arteri (5) Edukasi
m. Sianosis (5) a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Informasikan
n. Pola napas (5) pemantauan, jika perlu
o. Warna kulit (5) Terapi Oksigen
Observasi
a. Monitor kecepatan aliran oksigen
b. Monitor posisi alat terapi oksigen
c. Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi
yang diberikan cukup
d. Monitor efektifitas terapi oksigen (mis. Oksimetri, analisa
gas darah), jika perlu
e. Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan
f. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
g. Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan aktelektasi
h. Monitor timgkat kecemasan akibat terapi oksigen
i. Monitor integritas hidung akibat pemasangan oksigen
Terapeutik
a. Bersihkan sekret pada mulut, hidung dan trakhea, jika
perlu
b. Pertahankan kepatenan jalan napas
c. Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen
d. Berikan oksigen tambahan, jika perlu
e. Tetap berikan oksigen saat pasein di transportasi
f. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi
a. Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
a. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
b. Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan tidur
4. Implementasi Keperawatan CKD
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi
(Dinarti & Muryanti, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan CKD
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan
dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall.2000. Buku Saku Diagnosa Kep Buku Saku Diagnosa
Keperawatan erawatan. Edisin 8. Jakarta : EGC.