You are on page 1of 2

Pantang dan Puasa

Makna dan tujuan pantang dan berpuasa adalah latihan rohani yang mendekatkan diri pada Tuhan
dan sesama. Dengan mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan, maka kehendak-Nya menjadi
kehendak kita. Dan karena kehendak Tuhan yang terutama adalah keselamatan dunia, maka melalui
puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia,
dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan
pengorbanan Yesus di kayu salib. Kita pun dapat mulai mendoakan keselamatan dunia dengan mulai
mendoakan bagi keselamatan orang-orang yang terdekat dengan kita: orang tua, suami/ istri, anak-
anak, saudara, teman, dan juga kepada para imam, pemimpin Gereja, pemimpin negara, dst.
Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya
dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu
hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu
dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus. Peraturan
pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa
mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa
dan orangtua hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat
wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.(KHK 1251-1252)

Jadi sebagai orang Katolik wajib berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Jadi, selama masa
Prapaskah, kewajiban puasa hanya dua hari saja. Yang wajib berpuasa adalah semua orang beriman
yang berumur antara delapan belas (18) tahun sampai awal enam puluh (60) tahun.

PUASA berarti:
makan kenyang hanya satu kali dalam sehari.
Untuk yang biasa makan tiga kali sehari, dapat memilih
• Kenyang, tak kenyang, tak kenyang, atau
• Tak kenyang, kenyang, tak kenyang, atau
• Tak kenyang, tak kenyang, kenyang

Orang Katolik wajib berpantang pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Suci. Jadi
hanya 7 hari selama masa PraPaskah.
Yang wajib berpantang adalah semua orang katolik yang berusia empat belas (14) tahun ke atas.

PANTANG berarti
• Pantang daging, dan atau
• Pantang rokok, dan atau
• Pantang garam, dan atau
• Pantang gula dan semua manisan seperti permen, dan atau
• Pantang hiburan seperti radio, televisi, bioskop, film.

Karena begitu ringannya, kewajiban berpuasa dan berpantang,


sesuai dengan semangat tobat yang hendak dibangun,
umat beriman,
baik secara pribadi, keluarga, atau pun kelompok,
dianjurkan untuk menetapkan cara berpuasa dan berpantang yang lebih berat. Penetapan yang
dilakukan diluar kewajiban dari Gereja, tidak mengikat dengan sangsi dosa.

Dalam rangka masa tobat, maka pelaksanaan perkawinan juga disesuaikan. Perkawinan tidak boleh
dirayakan secara meriah.
ARTI PUASA dan PANTANG
PUASA adalah tindakan sukarela Tidak makan atau tidak minum Seluruhnya, yang berarti sama sekali
tidak makan atau minum apapun Atau sebagian, yang berarti mengurangi makan atau minum.

Secara kejiwaan, Berpuasa memurnikan hati orang dan mempermudah pemusatan perhatian waktu
bersemadi dan berdoa.
Puasa juga dapat merupakan korban atau persembahan.
Puasa pantas disebut doa dengan tubuh, karena dengan berpuasa orang menata hidup dan tingkah
laku rohaninya.
Dengan berpuasa, orang mengungkapkan rasa lapar akan Tuhan dan kehendakNya. Ia mengorbankan
kesenangan dan keuntungan sesaat, dengan penuh syukur atas kelimpahan karunia Tuhan. Demikian,
orang mengurangi keserakahan dan mewujudkan penyesalan atas dosa-dosanya di masa lampau.
Dengan berpuasa, orang menemukan diri yang sebenarnya untuk membangun pribadi yang selaras.
Puasa membebaskan diri dari ketergantungan jasmani dan ketidakseimbangan emosi. Puasa
membantu orang untuk mengarahkan diri kepada sesama dan kepada Tuhan.
Itulah sebabnya, puasa Katolik selalu terlaksana bersamaan dengan doa dan derma, yang terwujud
dalam Aksi Puasa Pembangunan.
Semangat yang sama berlaku pula untuk laku PANTANG.
Yang bukan semangat puasa dan pantang Katolik adalah:

Berpuasa dan berpantang sekedar untuk kesehatan: diet, mengurangi makan dan minum atau
makanan dan minuman tertentu untuk mencegah atau mengatasi penyakit tertentu.
Berpuasa dan berpantang untuk memperoleh kesaktian baik itu tubuh maupun rohani.

Sikap dan tempat dalam berdoa

Bentuk-bentuk kesalehan populer apa yang mengiringi hidup Sakramental Gereja?

Cita rasa religius umat Kristen selalu terungkap dalam bermacam-macam ben-
tuk kesalehan yang mengiringi hidup Sakramental Gereja, misalnya penghormatan terhadap relikwi,
kunjungan terhadap tampat-tempat suci, ziarah, prosesi, jalan salib, dan rosario. Gereja dengan
terang iman mendukung bentuk-bentuk autentik kesalehan populer ini.

You might also like