You are on page 1of 7

Organisasi

Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Terdapat


beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada
pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi
orang-orang untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,
metode,lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara
efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

TIK(Teknologi Informasi & Komunikasi)

Teknologi informasi dan Komunikasi adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh
peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek
yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke
lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep
yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas
yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan
informasi antar media.Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer
(baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada
pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui
bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21, TIK masih terus mengalami berbagai
perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

Apa hubungan Organisasi dan TIK?

Teknologi informasi dan organisasi sering dikaitkan satu sama lain. Hubungan antara teknologi
dan organisasi telah mulai dibicarakan p ada awal tahun 70-an, yang menunjukkan bahwa
teknologi adalah salah satu komponen utama yang dapat mempengaruhi struktur dan
berfungsinya suatu organisasi (Pugh, 1969). Dari berbagai perkembangan teknologi yang ada,
saat ini yang perkembangannya sangat pesat adalah teknologi informasi. Hal ini terlihat pada
beberapa dekade ini telah terjadi revolusi dalam dunia usaha yang, mempercepat perubahan-
perubahan men-dasar dalam mengatur pengoperasian sebuah organisasi. Hal ini dapat dilihat
dari perubahan yang ada disekitar kita, misalnya fasilitasATM, phone banking, direct banking,
smartcard, CD-ROM,Bar Code, Scanner, dan lain-lain. Teknologi dalam organisasi memiliki
peranan utama dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan
teknologi terhadap struktur organisasi. Dalam teori organisasi yaitu dengan prinsip
ketergantungan (contingency), menyatakan bahwa karakteristik organisasi mempunyai
ketergantungan terhadap faktor-faktor teknologi yang pada akhirnya berkembang menjadi
pendekatan modern dalam teori organisasi.

Semua ini menunjukkan pada kita bahwa organisasi yang akan mampu bertahan dan memiliki
keunggulan bersaing adalah organisasi yang dapat mengadopsi dan mengadaptasikan
penggunaan teknologi tersebut, dan yang selanjutnya bentuk organisasi ini sering disebut
sebagai organisasi maya. Semua ini hanya dapat dipenuhi bila melakukan investasi di bidang
teknologi informasi. Investasi ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi organisasi untuk
meng-hasilkan produk yang lebih bermutu, produk yang lebih fleksibel sesuai dengan
kebutuhan konsumen, produk dengan biaya rendah, meningkatkan produktivitas kerja, mening-
katkan kreativitas dan inovasi, memperoleh keunggulan kompetitif, meningkatkan layan-an
langganan dan pembuatan keputusan yang lebih baik (Turban et. al., 1996).

TIK dan Organisasi

Teknologi informasi secara sernpit dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara teknologi
komputer dan telekomunikasi yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, database,
teknologi jaringan dan peralatan teknologi lainnya (Antaraina SF, 1995). Teknologi informasi
merupakan salah satu penyebab adanya tekanan bisnis pada setiap organisasi yang ada pada
saat ini, sebaliknya juga kebutuhan perusahaan dapat menyebab-kan perkembangan teknologi
informasi itu sendiri. Perkernbangan teknologi ini tidak hanya terfokus pada kebutuhan dalam
sistem pemrosesan data saja, tetapi juga mencakup semua aktivitas yang terdapat dalam
sebuah organisasi termasuk ir-rdustri manufaktur. Harus diyakini bahwa setiap organisasi yang
ada adalah merupakan salah satu komunitas terbesar yang menikmati dan menerima implikasi
dari perkembangan teknologi informasi itu sendiri. Pada tahap awal, pemanfaatan komputer
hanya digunakan pada sebatas aspek pengolahan data saja dan aplikasinya lebih ditujukan
untuk kegiatan akuntansi dan klerikal. Pada saat itu, sistem pengolahan data yang masih
dilakukan secara manual mulai dimbah ke sistem elektronis dengan melaiui pemanfaatan media
komputer, dan yang sering disebut sebagai EDP (Electronic Data Processing ).

Ketika suatu organisasi tumbuh semakin besar dan pola serta tingkatan operasionalnya semakin
tidak sederhana dan kompleks, maka secara alamiah tuntutan pihak manajemen akan
kebutuhan dan fungsional dari setiap sistem informasi yang adapun semakin besar, khususnya
pada fungsionalitas data, teknologi dan aplikasi. Mengelola data dan informasi agar selaras
dengan kebijakan dan strategi perusahaan dalam rangka mencapai misinya, merupakan hal
yang tidak mudah. Kegagalan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Peluang bisnis yang ada tidak dapat di manfaatkan bahkan sering terlewatkan begitu
saja.
2. Kegagalan pada integrasi sistem serta pengelolaan data dan informasi yang tidak efektif
3. Prioritas pengelolaan data dan informasi tidak berbasis pada kebutuhan bisnis
4. Perbedaan pemahaman mengenai arah kebijakan pengembangan sistem informasi dan
teknologi informasi diantara pengguna (user), manajemen dan pengembang yang
mengakibatkan kerugian pada produktifitas bisnis organisasi
Arsitektur perusahaan dari suatu organisasi adalah sebuah mekanisme untuk menjamin agar
sistem informasi dan teknologi informasi sebagai salah satu sumber daya organisasi dapat
dijalankan selaras dengan strategi pencapaian misi bisnis organisasi tersebut.

Menurut G.R Terry , ada 5 peranan mendasar teknologi informasi di sebuah organisasi, yaitu :

1. Fungsi Operasional, akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping telah
diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang
menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi
informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi
informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.
2. Fungsi Monitoring and Control, mengandung arti bahwa keberadaan teknologi
informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di
level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi
unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang
memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait.
3. Fungsi Planning and Decision, mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang
lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis
perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan
perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan
penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih
menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan
dan/atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas.
4. Fungsi Communication, secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructuredalam era
organisasi moderen dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana
atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan
berinteraksi.
5. Fungsi Interorganisational, merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu
oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau
menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau
partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada implementasi Supply Chain
Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan
sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi
informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan
kegiatan pengalihdayaan atau outsourcingsejumlah proses bisnis terkait dengan
manajemen teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya

Menurut Monger (1988), perkem-bangan teknologi dan khususnya teknologi informasi telah
membawa tiga dampak utama yang berpengaruh terhadap struktur orgatrisasi dan struktur
industri, yaitu :

 otomasi
 disintetmediasi, dan
 inte-grasi.

Otomasi dapat ditunjukkan dengan melalui penggunaan mesin-mesin otomatis, yang selama
revolusi industri secara bertahap telah mengambil alih kekuatan, pengalaman dan keterampilan
manusia. Dewasa ini otomasi ditunjukkan dengan penggunaan komputer untuk mengambil alih
pengetahuan manusia dan bahkan sedang dalam proses pengambil alihan kecerdasan manusia.
Disintermediasi adalah peniadaan proses antara yang merupakan “non value added activities”,
sehingga “throughput time” dapat dipercepat. Sedang integrasi adalah meliputi perpaduan
berbagai bidang antara lain mulai dari integrasi komputer, input, proses, output sampai ke
integrasi komunikasi. Ketiga dampak tersebut adalah merupakan wujud nyata dari pada
perkembangan sistem pendukung pengambilan keputusan berbasis jaringan terpadu
(Networked Decision Support – NDS).

Salah satu dampak negatif dengan adanya penggunaan teknologi informasi adalah penciptaan
“technostress”. Menurut Mc Partlin (i990), istilah “technostress” digunakan untuk
menggambarkan s uatu k ondisi yang m ana rr arla p ara p emakai b ekerja d engan m esin-
mesin dan berpikir maupun bertindak sebagaimana mesin sehingga menciptakan stres dan
merusak kreativitas maupun emosional pekerja. Kondisi ini muncul sebagai akibat  dari
penggunaan teknologi informasi yang mna semua kegiatannya dilakukan secara
“computerized”, hubungan dan komunikasi antar pekerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sudah sangat jarang, sosialisasi sesama pekerja sudah tidak nampak. Selain kondisi
tersebut di atas, penggunaan sistem yang “full computerized” juga dapat mengakibatkan
pekerja terisolasi dari perusahaan, kehilangan kesempatan untuk bersosialisasi dengan
lingkungan pekerjaan, kehilangan komunikasi informal, jenjang promosi menjadi kurang,
kehilangan kesempatan bekerja dalam tim, kehilangan kesempatan berpartisipasi pada
kegiatan organisasi perusahaan, dan kurang supewisi dari atasan. Jadi secara tidak langsung
penggunaan teknologi informasi telah mereduksi kehidupan sosial kita menjadi dangkal dan
miskin.
“Technostress” terjadi sebagai akibat penggunaan dari teknologi informasi yang “machine-
oriented”. Kebutuhan akan teknologi baru yang dapat mengganti peran manusia memang
sangat dibutuhkan oleh setiap organisasi yang ada pada saat ini maupun pada masa
mendatang, namun seorang manajer juga harus menyadari bahwa tidak setiap teknologi baru
khususnya teknologi informasi akan dapat memberikan manfaat maksimal pada bisnisnya.
Investasi teknologi yang berorientasi pada mesin (full computerized) seharusnya hanya
dilakukan pada tugas-tugas yang terstruktur dan bersifat rutinitas. Selain itu cara lain yang bisa
dilakukan untuk mengurangi kondisi technostress ini perlu dilakukan pengenalan terhadap
teknologi yang akan diterapkan melalui program pelatihan dan seminar untuk menciptakan rasa
“familiar”, membentuk “sosial community” dalam organisasi perusahaan, melakukan rotasi
pekerjaan secara berkala, dan membuat sebuah acara bersama antar pekerja yang dilaksanakan
secara periodik.

Pengaruh Teknologi Komunikasi dalam Organisasi

1. Sebagai Alat Bantu Komunikasi


Pengaruh teknologi dalam komunikasi organisasi yang pertama  pastinya adalah sebagai alat
bantu komunikasi. Teknologi akan membantu komunikasi berlangsung lebih efektif dan efisien
dalam komunikasi kepemimpinan . Tentunya hal ini membuktikan bahwa adanya teknologi
dalam komunikasi samgat berpengaruh positif bagi berlangsungnya komunikasi. Bisa jadi hal
inilah yang nantinya akan berpengaruh dalam keberlangsungan sebuah organisasi.

2. Mengefisiensikan Waktu
Teknologi komunikasi tentu saja mampu mengefisiensikan waktu. Sebab penggunaaan
teknologi akan semakin mempercepat sampainya informasi. Terlebij dalam sebuah organisasi
kecepatan dan ketepatan amatlah diperlukan. Sehingga hadirnya teknologi  komunikasindalam
organisasi nyatanya akan sangat bermanfaat.

3. Efisiensi Biaya
Selain waktu, kehadiran teknologi komunikasi juga berpengaruh kepada efisiensi biaya. Dalam
hal ini, organisasi tak perlunlagi mengeluarkam biaya promosi yang besar agar organisasinya
dapat dilenal. Cukup gunakan teknologi dengan bekal media sosial yang saat ini hampir
digunakan oleh setiap orang dalam proses komunikasi efektif . Selain murah dan murah bahkan
cenderung gratis, cara ini juga dinilai cukup efektif.

4. Perubahan Budaya Kerja


Ternyata teknologi komunikasi juga dapat bepengaruh pada perubahan budaya kerja
dalam komunikasi organisasi . Bagaimana tidak, sebab saat ini banyak organisasi yang
mewajibkan anggota mereka yang hadir untuk memperlihatkan kehadiran melalui foto. Jika
sudah begini maka tentu tidak ada lagi yang namanya titip-titip absensi sebagaimana saat
teknologi yang canggih belum hadir. Hal ini tentu akan membawa dampak pada perubahan
perilaku kerja sekaligus juga mendisiplikan para anggota organisasi.
5. Perubahan Prilaku
Bukan hanya perubahan budaya kerja ternyata teknologi komunikasi juga mampu berpengaruh
pada perubahan perilaku individu yang berda dalam organisasi. Perubahan ini diawali dari
tadinya mereka yang jarang muncul dalam pertemuan akan lebih disiplin untuk muncul dan
datang. Selain itu, hal ini dapat berpengaruh pada perubahan perilaku mendasar seperti sikap
ramah tamah dan lebih sering berbicara dalam forum-forum diskusi menghindari penyebab
terjadinya konflik dalam komunikasi .

6. Pola Komunikasi
Bisa dikatakan kehadiran teknolohi komunikasi pastinya akan berpengaruh pada pola
komunikasi yang digunakan. Teknologi mampu membuat anggota dalam organisasi lebih dekat
dan erat satu sama lain menjadi penyebab keberhasilan dalam komunikasi . Sebab jalinan
hubungan mereka tidak hanya terjalin di dalam forum. Mereka dapat bertukar informasi
melalui kontak person, tentunya tidak akan ada kecenderungan untuk bersikap pasif.

7. Bentuk Informasi
Penggunaan teknologi komunikasi  juga berpengaruh signifikan pada bentuk informasi yang
biasa diberikan sebagai pola komunikasi organisasi . Jika sebelumnya kita menggunakan papan
pengumunan jika ada informasi yang harus diketahui publik. Namun, kini bentuk komunikasi
yang demikian sepertinya sudah ketinggalan zaman. Organisasi akan dimudahkan dengan
teknologi jarkom yang bisa digunakan sebagai penyalur berbagai pengumuman yang bisa
dengan cepat di terima oleh para anggota.

8. Proses Lebih Cepat


Seperti yang telah disampaikam sebelumnya, teknologi sifatnya bukan menghambat namun
malah dapat mempercepat proses. Teknologi komunilasi sebagai kasalitator dalam proses
komunikasi. Dimana informasi yang sifatnya urgent atau hal-hal yang berkaitan dengan
oenanganan cepat akan bisa sampai kepada anggota dengan cepat pula. Sehingga hal ini tentu
akan berdampak pada ketepatan dan keepatan penanganan pasca informasi diterima.
TUGAS
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAERAH

NAMA : YANRI BALUBUN


NIM : 201822102
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
KELAS : B

You might also like