You are on page 1of 3

SURVEY KESTABILAN LERENG DAN EROSI

Geomorfologi mempelajari bentuk lahan dan proses yang mempengaruhi bentuk lahan,
serta menyelidiki hubungan timbal balik antara bentuk lahan dan proses di dalam susunan
keruangan. Proses pelapukan, erosi dan longsoran menjadi sasaran kajian geomorfologi yang
dipandang sebagai proses ekstemal yang berpengaruh pada evolusi bentuk lahan. Proses tersebut
terjadi karena interaksi dari berbagai faktor fisik dan biotik yang secara keruangan bervariasi
meliputi tipe, intensitas dan sebarannya. Oleh sebab itu pendekatan geomorfologi sebagai suatu
ilmu yang mempelajari bentuk lahan diperlukan dalam pendugaan kejadian – kejadian yang
menyebabkan perubahan bentuk lahan seperti kejadian erosi.
Dua penyebab utama erosi adalah erosi karena sebab alamiah dan erosi karena aktivitas
manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang
terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah
umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan
kebanyakan tanaman. Sedang erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh
terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan
kaidah – kaidah kon-servasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan
fisik tanah, antara lain pembuatan jalan di daerah kemiringan lereng besar.
Contoh penerapan geomorfologi dalam bidang survey kestabilan lereng dan erosi meliputi;
1. Membuat terasering
Terasering merupakan salah satu bentuk pencegahan erosi yang paling sering dilakukan
yakni dengan cara membuat teras demi teras (seperti tangga) pada lahan yang miring
sehingga ketika hujan turun air tidak langsung mengalir begitu saja sehingga peluang
terjadinya pengikisan tanah dapat di tekan seminimal mungkin. Dengan adanya terasering ini
masyarakat di dataran tinggi jadi mempunyai lahan untuk bercocok tanam seperti menanam
padi, sayur – sayuran dan lain sebagainya.
Masyarakat di Indonesia sudah banyak yang membuat terasering terutama diwilayah-
wilayah dataran tinggi. Salah satu contohnya adalah Terasering Panyaweuyan berlokasi di
Sukasari Kidul, Argapura, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Terasering ini terus di
kembangkan hingga saat ini dijadikan sebagai salah satu objek wisata alam yang ada di Jawa
Barat yang menawarkan keindahan alam yang memukau semua orang dengan hamparan
persawahan/perkebunan yang nan-hijau yang dapat menyejukkan mata dan sangat cocok
untuk dijadikan tempat foto – foto. Setelah terasering panyaweuyan dijadikan sebagai objek
wisata hal ini membawa dampak positif terhadap masyarakat sekitar dan pihak pengelola
lahan terasering tersebut yaitu dengan adanya pendapatan tambahan dari para pengunjung.
Gambar 1. Potret di Tengah Lahan Terasering Panyaweuyan
Dengan dibuatnya terasering seperti gambar di atas, tanah yang ada menjadi lebih stabil
sehingga erosi akibat air hujan tentunya berkurang, karena air yang mengalir dari lahan yang
lebih tinggi tidak langsung mengalir ke bawah dan langsung menggerus tanah tersebut.
Kebanyakan lahan terasering yang berada di dataran tinggi juga dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian tambahan di wilayah pegunungan yang miring, misalnya untuk perkebunan teh
seperti yang sudah saya kunjungi berlokasi di Pattapang, Tinggimoncong, Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan ini juga sudah di kembangkan menjadi tempat wisata oleh pemerintah
setempat yang dikenal dengan nama “Puncak Kebun Teh Malino”.

2. Membuat beton sepanjang aliran sungai


Daerah aliran sungai perlu dijaga salah satu upayanya dengan cara membuat beton –
beton atau tembok – tembok sepanjang aliran sungai karena merupakan salah satu cara untuk
menahan tanah supaya tidak habis terbawa aliran sungai apalagi jika sungai tersebut beraliran
deras. Jika tidak dibuatkan tembok/beton dapat membuat tanah yang ada di pinggiran sungai
habis tererosi oleh air aliran sungai, apalagi jika adanya permukiman yang di bangun di
pinggiran aliran sungai tersebut hal ini akan lebih berbahaya lagi, secara perlahan tanah akan
tererosi sedikit demi sedikit lambat laun akan terjadi longsoran yang dapat memberikan
dampak buruk serta menimbulkan kerugian besar terhadap masyarakat yang bermukim di
atas tanah tersebut.
Dengan membuat tembok/beton sepanjang aliran sungai juga belum tentu akan tidak
terjadinya erosi oleh aliran sungai melainkan akan sedikit mengurangi potensi terjadinya
erosi aliran sungai, untuk membangun tembok/beton tersebut memerlukan persiapan yang
matang supaya nantinya dapat berfungsi dengan baik (tidak membuat asal-asalan) serta
memerlukan anggaran yang sangat besar dan disinilah kita lihat peran pemerintah tiap
daerah, apakah memperhitungan tingkat bahaya erosi aliran sungai tersebut atau tidak.
Daerah yang paling rawan terhadap erosi terutama pada erosi aliran tanah yaitu daerah
pinggir aliran sungai bertipe tanah rawa yang strukturnya lembut dan basah.
Pembuatan pengaman pada pinggiran aliran sungai seperti tembok – tembok penahan
erosi hampir kita jumpai di setiap daerah sama halnya pada daerah tempat tinggal saya yaitu
Kabupaten Pangkep. Tak hanya di sepanjang aliran sungai besarnya saja, melainkan hampir
di semua aliran anak sungai yang ada di Kecamatan tempat saya tinggal sudah terdapat
tembok – tembok penahan erosi tersebut, hal ini sangat membantu untuk mengurangi potensi
terjadinya erosi oleh aliran sungai.

Gambar 2. Contoh Tembok di Daerah Aliran Sungai


Pentingnya pemerhatian terhadap pembuatan beton – beton atau tembok – tembok untuk
mencegah akan terjadinya erosi bukan hanya untuk wilayah daerah aliran sungai saja
melainkan hampir untuk semua tempat yang rentang terhadap erosi seperti, pembuatan
tembok penahan tebing dapat kita jumpai di wilayah Camba dan Malino. Dengan dibuatnya
tembok penahan tebing hal ini dapat mengurangi resiko terjadinya erosi di wilayah dataran
tinggi yang dibawahnya terdapat jalanan atau tempat yang difungsikan oleh manusia untuk
beraktifitas sehari – hari. Jika tidak dibuat tembok penahan tebing ini sewaktu – waktu
material yang ada pada tebing tersebut (batu, tanah, vegetasi) dapat runtuh atau tererosi dan
akan membahayakan manusia atau benda lainnya yang ada dibawah tebing tersebut.

You might also like