You are on page 1of 5

ASURANSI

Kelompok 5
Anggota:
1. Putranti Elok W. (22)
2. Qori Nuh Avivah (23)
3. Refa Liyana (24)
4. Rofi Laeli Yanti (25)
5. Sabrina Zahra L. (26)

SMA NEGERI 1 KARANGANYAR


I. Pendahuluan
Berdasarkan pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), disebutkan
asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
penggantian kepadanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu.
Tiap persetujuan pertanggungan harus didasarkan pada dokumen yang disebut surat
perjanjian asuransi atau umum disebut polis. Isi polis antara lain nomor polisi, nama dan
alamat tertanggung, uraian risiko, jumlah pertanggungan, jangka waktu pertanggungan, dan
besar premi.

II. Rumusan masalah


1. Bagaimana cara memilih asuransi yang tepat?
2. Bagaimana perusahaan asuransi menentukan besaran premi?
3. Apa yang terjadi jika polis tidak diberikan kepada pihak tertanggung?

III. Pembahasan Masalah

1. Cara memilih asuransi yang tepat


Memilih asuransi yang tepat sangat penting untuk perlindungan diri di masa
depan. Namun, sebaiknya cermat memilih asuransi supaya tidak menyesal di
kemudian hari. Karena itu, sebelum memilih asuransi, sebaiknya harus paham
terlebih dahulu produk asuransi yang ditawarkan.
Berikut ini cara memilih asuransi yang tepat:
1) Pilih produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, bukan
karena tertarik kepada promo dan hadiah yang ditawarkan atau karena
terpaksa.
2) Pastikan perusahaan asuransi sudah memiliki izin OJK dan agen asuransi yang
digunakan adalah agen profesional yang memiliki sertifikasi keagenan dan
mampu membantu, menjelaskan secara detil, dan mengurus keperluan asuransi
di kemudian hari.
3) Kenali kualitas layanan perusahaan asuransi yang akan akan dipilih, terutama
terkait dengan pelayanan klaim. Cari tahu melalui studi internet atau dari
informasi kerabat dan teman.
4) Ketika sudah memilih produk dan perusahaan, pastikan mengisi data dengan
lengkap, jujur, dan jelas di Surat Permintaan/Permohonan Pertanggungan
Asuransi (SPPA) atau Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ) dan tidak
menandatanganinya dalam kondisi kosong atau tidak lengkap.
5) Tanyakan secara rinci mengenai manfaat yang diberikan, kondisi yang
dipersyaratkan, dan pengecualian jaminannya. Hal ini bisa menjadi alasan
penolakan pengajuan klaim oleh pihak asuransi.
2. Menentukan besaran premi
Jumlah premi yang akan dibayarkan oleh tertanggung kepada pihak penanggung
akan disesuaikan dengan cara mempertimbangkan kondisi serta beberapa hal lainnya
yang terdapat pada tertanggung. Hal ini akan bervariasi, tertanggung pada ketentuan
yang ditetapkan oleh pihak perusahaan asuransi selaku penanggung.
Beberapa faktor yang akan mempengaruhi besaran premi yang ditetapkan oleh
perusahaan asuransi yaitu:
a. Usia Tertanggung
Semakin tua usia nasabah atau tertanggung, maka semakin rentan pula ia
mengalami gangguan kesehatan yang mengharuskannya menjalani
pengobatannya. Maka tak heran jika usia nasabah atau tertanggung menjadi salah
satu faktor utama yang menentukan besaran premi dari asuransi kesehatan.
Semakin tua usianya, maka semakin besar pula premi yang harus dibayarkannya. 

b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan seseorang juga akan sangat mempengaruhi besaran premi
yang harus dibayarkan. Seseorang dengan riwayat penyakit tertentu umumnya
akan membayar premi lebih besar, walaupun usianya masih tergolong muda. Data
mengenai riwayat penyakit ini sendiri atau pun kondisi kesehatan, akan menjadi
syarat yang wajib dilampirkan saat ingin membeli asuransi kesehatan.  

c. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan dengan risiko kecelakaan kerja yang tinggi ini, umumnya akan
menetapkan nilai premi yang besar pula. Premi yang terbilang besar ini, secara
umum dibayarkan oleh tiap perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja.

d. Masa Perlindungan Asuransi


Asuransi kesehatan, termasuk jenis asuransi lainnya, memiliki masa
perlindungannya tersendiri. Asuransi kesehatan misalnya, ada yang hanya
memberikan perlindungan hingga usia 65 tahun, serta ada juga yang memberikan
jaminan biaya kesehatan hingga usia 99 tahun. Semakin lama masa perlindungan
yang ditawarkan, maka premi yang dibayarkan juga akan semakin besar. 

3. Polis yang tidak diberikan


Jika polis asuransi tidak diberikan, hal ini berhubungan dengan ketentuan Pasal 54
POJK 23/2015, yaitu:
1) Perusahaan wajib menyampaikan polis asuransi kepada pemegang polis,
tertanggung, atau peserta dalam bentuk hardcopy atau digital/elektronik.
2) Dalam hal polis asuransi disampaikan dalam bentuk digital/elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bagian polis asuransi yang berupa
ikhtisar polis tetap wajib disampaikan dalam bentuk hardcopy.
Pelanggaran terhadap pasal di atas, akan dikenakan sanksi administratif berupa:
1) Peringatan tertulis;
2) denda;
3) kewajiban bagi direksi atau yang setara untuk menjalani penilaian kemampuan
dan kepatutan ulang;
4) pembatasan kegiatan usaha; dan/atau
5) pencabutan izin usaha.
Selain itu, perlu diketahui bahwa OJK dapat mengumumkan pengenaan sanksi
administratif tersebut kepada masyarakat.
OJK dapat memerintahkan perusahaan asuransi untuk menghentikan pemasaran
produk asuransi, jika:
1) Produk asuransi yang dipasarkan berbeda dengan produk asuransi yang telah
memperoleh surat persetujuan atau surat pencatatan dari OJK; dan/atau
2) produk yang dipasarkan tidak lagi memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas, pihak tertanggung berhak untuk mendapatkan
polis asuransi yang dimaksud. Oleh karenanya, pihak tertanggung disarankan untuk
menghubungi pihak bank atau perusahaan asuransi terkait. Jika masih tidak diberikan,
pihak tertanggung dapat mengadukan hal ini ke kantor OJK terdekat.

IV. Penutup
1. Kesimpulan
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Pada dasarnya, asuransi
dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa
aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil,
polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan
dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu
meningkatkan kegiatan usaha.

2. Saran
Alangkah baiknya, apabila di dalam KUHD yang mengatur tentang
pertanggungan jiwa, ditambahkan pasal yang mengatur mengenai pengertian asuransi
jiwa yang lebih lengkap dan dapat mencakup semua unsur-unsurnya, hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh kesatuan pengertian, sehingga dapat menghindari
kesalahan penafsiran.
DAFTAR PUSTAKA

Nur Haliza
https://www.academia.edu/28936674/Perusahaan_Asuransi

Anggie Ariesta (2021)


https://www.inews.id/finance/bisnis/7-tips-memilih-asuransi-yang-tepat-dari-ojk

Bernadheta Aurelia Oktavira


https://www.hukumonline.com/klinik/a/sanksi-jika-polis-asuransi-tak-kunjung-diberikan-
lt5f32a4a171ece

Hairunnisa
https://lifepack.id/pengertian-dan-cara-bayar-premi-asuransi/

You might also like