You are on page 1of 16

MAKALAH

TENTANG GASTRITIS

Ns. Hardin, S.Kep.M.Kep

DI SUSUN OLEH :
NAMA : ASRULLAH AMIL
NIM : 2020.007
KELAS : CARDIO

DIII KEPERAWATAN AKPER SAWERIGADING PEMDA LUWU


TAHUN AJARAN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata΄ala, karena berkat

rahmat-nya kami dapat menyelesaikan MAKALAH GASTRITIS.Makalah ini disusun untuk

memenuhi tugas KMB 1.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu sehingga

makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.Makalah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi

masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Palopo, 24 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I KONSEP MEDIS..........................................................................................

a. Pengertian.......................................................................................................

b. Etiologi...........................................................................................................

c. Patofisiologi...................................................................................................

d. Manifaestasi klinis.........................................................................................

e. Test diagnostic................................................................................................

f. Penatalaksanaan.............................................................................................

BAB II KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................

a. Pengkajian......................................................................................................

b. Diagnosa keperawatan...................................................................................

c. Luaran dan intervensi keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I

KONSEP MEDIS

A. Pengertian
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan
ini dapat mennyebabkan pembengkakan pada mukosa lambung sampai terlepasnya
epitel gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya
proses inflamasi pada lambung (r & adwan, 2013).
Gastritis akut adalah suatu peradangan yang terjadi pada permukaan mukosa
lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superfisial (muttaqin & sari,
2013).

B. Etiologi
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa jenis obat,
alkohol, bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau intoksikasi dari bahan
makanan dan minuman, garam empedu, iskemia, dan trauma langsung.
1. Obat-obatan, seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS (Indometasin,
Ibuprofen, dan Asam Salisilat), Solfonamide, Stoeriid, Kokain, agen kemoterapi
(Mitomisin, 5-fluoro-2- deoxyuridine), Salisilat, dan Digitalis bersifat mengiritasi
mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol; seperti whisky, vodka, dan gin.
3. Infeksi bakteri; seperti H.pylori (paling sering), H.heilmanii, Streptococci,
Staphylococci, Proteus species, Clostridium species, E.coli, Tuberculosis, dan
secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus.
5. Infeksi jamur; seperti Candidiasis, Histoplasmosis, dan Phycomycosis.
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal
napas, gagal ginjal, kerusakan sususan saraf pusat, dan refluks usus lambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman
dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen penyebab iritasi
mukosa lambung.
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu (komponen penting
alkali untuk aktivasi ensim-ensim gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa
lambung sehingga menimbulkan respon peradangan mukosa
9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke lambung.
10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan
mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan
respon peradangan pada mukosa lambung. (Muttaqin & Sari, 2013)

Selain itu berbagai kasusu yang terjadi pada gastritis bisa juga disebabkan oleh hal-
hal sebagai berikut :
1. Banyak merokok
Asam nikotinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang
berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke
lambung mengalami penuruanan. Penurunan ini dapat berdampak pada penurunan
produksi mucus yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi.
Selain itu CO yang dihasilkan oleh rokok lebih mudah diikat Hb daripada oksigen
sehingga memungkinkan penurunan perfusi jaringan pada lambung. Kejadian
gastritis pada perokok juga dapat dipicu oleh pengaruh asam nikotinat yang
menurunkan rangsangan pada pusata makan, perokok menjadi tahan lapar
sehingga asam lambung dapat langsung mencerna mukosa lambung, bukan
makanan karena tidak ada makanan yang masuk.
2. Pemberian obat
kemoterapi Obat kemoterapi memounyai sifat dasar merusak sel yang
pertumbuhannya abnormal, kerusakan ini ternyata dapat juga mengenal selminang
pada tubuh manusia. Pemberian kemoterapi dapat juga mengakibatkan kerusakan
langsung pada epitel mukosa lambung.
3. Uremia
Ureum pada darah dapat mempengaruhi proses metabolism di dalam tubuh
terutama saluran pencernaan (gastrointestinaluremik). Perubahan ini dapat
memicu kerusakan pada epitel mukosa lambung.
4. Infeksi sistemik
Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikrob akan merangsang
peningkatan laju metabolic yang berdampak pada peningkatan aktifitas lambung
dalam mencerna makanan. Peningkatan HCl lambung dalam kondisi seperti ini
dapat memicu timbulnya luka pada lambung.
5. Konsumsi
kimia secara oral yang bersifat asam atau basa Konsumsi asam maupun basa
yang kuat seperti etanol, obat-obatan serangga dan hama tanaman. Jenis kimia ini
dapat merusak lapisan mukosa dengan cepat sehingga sangat beresiko terjadi
pendarahan (R & Adwan, 2013)

C. Patofisiologi
Secara patofisiologi, ada beberapa factor yang dapat menyebabkan kerusakan
mukosa lambung, meliputi: (1) kerusakan mukosa barier, yang meyebabkan difusi
balik ion H+ meningkat; (2) perfusi mukosa lambung yang terganggu; dan (3) jumlah
asam lambung yang tinggi.
Faktor-faktor tersebut biasanya tidak berdiri sendiri, contohnya, stress fisik akan
menyebabkan perfusi mukosa la,,bung terganggu sehingga timbul daerah-daerah
infark kecil, selain itu sekresi asam lambung juga terpacu. Mucosal barrier pada
pasien stress fisik biasanya tidak terganggu. Hal tersebut yang membedakannya
dengan gastritis erosive karena bahan kimia atau obat. Pada gastritis refluks, gastritis
karena bahan kimia dan obat menyebabkan mucosal barier rusak sehingga difusi balik
ion H+ meninggi.
Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan
mucisal barier oleh cairan usus. Gastritis erosive akut (disebut juga gastritis reaktif)
dapat terjadi karena pajanan beberapa factor atau agen termasuk OAIMS, Kookain,
refluks garam empedu, iskemia, radiasi yang mengakibatkan kondisi hemoragi, erosi,
dan ulkus. Akibat pengaruh gravitasi, agen ini akan berada pada distal atau yang
terdekat dengan area akumulasi agen. Mekanisme utama dari injuri adalah penurunan
sintesis prostaglandin yang bertanggung jawab memproduksi mukosa dari pengaruh
asam lambung. Pengaruh pada kondisi lama akan menyebabkan terjadinya fibrosis
dan striktur pada bagian distal.
Infeksi bakteri merupakan penyebab lain yang dapat meningkatkan peradangan
pada mukosa lambung. Helycobacter pylori merupakan bakteri utama yang paling
sering menyebabkan terjadinya gastritis akut. Prevalensi terjadinya infeksi oleh H.
pylori pada individu tergantung dari factor usia, sosioekonomi, dan ras. Pada beberapa
studi di Amerika Serikat, didapatkan infeksi H .pylori pada anak-anak sebesar 20%,
pada usia 4o tahunan sebesar 50%, dan pada usia lanjut sebesar 60%. Hal ini
menggambarkan bahwa , semakin meningkatnya usia, maka akan semakin meningkat
pula rasio mengalami infeksi H. pylori. Proses bagaimana bakteri ini melakukan
transmisi pada manusia masih belum diketahui secara pasti, tetapi pada beberapa studi
dipercaya bahwa transmisi bakteri antara individu satu ke individu lain dapat terjadi
melalui rute oral-fekal, selain itu, dapat juga karena mengonsumsi air atau makanan
yang terkontaminasi. Kondisi ini sering terjadi pada pasien dengan golongan ekonomi
rendah, akibat buruknya sanitasi dan buruknya status hygiene nutrisi.
Gastritis akut akibat infeksi H. pylori biasanya bersifat asimtomatik. Bakteri yang
masuk akan memproteksi dirinya dengan lapisan mucus. Proteksi di lapisan ini akan
menutupi mukosa lambung dan melindungi dari asam lambung. Penetrasi atau daya
tembus bakteri ke ;apisan mukosa menyebabkan terjadinya kontak dengan selsel
epithelial lambung dan terjadi adhesi (perlengketan) sehingga menghasilkan respon
peradangan melalui penngaktifan enzim untuk mengaktifkan IL-8. Hal tersebut
menyebabkan fungsi barier lambung terganggu dan terjadilah gastritis akut (Muttaqin
& Sari, 2013).

D. Manifestasi Klinis
Gejala gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah, perasaan perut penuh.
Beberapa gejala gastritis di antaranya:
a. Nyeri epigastrium
b. Mual
c. Muntah
d. Perut terasa penuh
e. Muntah darah
f. Bersendawa

Gambaran klinis pada gastritis yaitu:


a. Gastritis akut, gambaran klinis meliputi:
1) Dapat terjadi ulserasi diagnostik dan dapat menimbulkan hemoragik.
2) Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan
anoreksia. Disertai muntah dan cegukan.
3) Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak dimuntahkan.
b. Gastritis kronis Pada gastritis kronis terjadi anoreksia (nafsu makan menurun),
nyeri ulu hati setelah makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah
(Lewis, dkk. 2011). Beberapa penderita gastritis bisa tidak merasakan gejala-gejala
diatas (asimtomatis).

E. Test diagnostik
Menurut (Muttaqin & Sari, 2013) pemeriksaan diagnostik perlu dilakukan
apabila keluhannya memanjang dan resisten terhadap program pengobatan medis.
Diagnosis gastritis akut erosif ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi biopsy mukosa lambung. Pemeriksaan
radiologi biasanya tidak mempunai arti, pemeriksaan tersebut baru dapat membantu
apabila mengguunakan kontras ganda. Pada pemriksaan endoskopi, akan tampak erosi
multiple yang biasanya sebagian tampak berdarah dan letaknya tersebar, terkadang
juga dapat dijumpai erosi yang mengelompok pada satu daerah.

F. Penatalaksanaan
Menurut (R & Adwan, 2013) penatalaksanaan umum gastritis memiliki
orientasi utama yaitu pengobatan berpaku pada obat-obatan. Onat-obatan uang
mengurangi jumlah asam di lambung dapat mengurangi gejala yang mungkin
menyertai gastritis dan memajuakan penyembuhan lapisa perut. Pengobatan ini
meliputi :
1. Antasida yang berisi alumunium dan magnesium dan karbonat kalsium dan
magnesium. Antasida meredakan mulas ringan atau dispepsia dengan cara
menetralisir asam di perut. Ion H+ merupakan struktur utama asam lambung.
Dengan pemberian alumunium hidroksida atau magnesium hidroksida maka
suasana asam dalam lambung dapat dikurangi. Obat-obat ini dapat menghasilkan
efek samping seperti diare atau sembelit karena dampak penurunan H+ adalah
penurunan rangsangan peristaltic usus.
2. Histamin (H2) blocker, seperti famotidine dan ranitidine. H2 blocker mempunyai
dampak penurunan produksi asam dengan mempengaruhi langsung pada lapisan
epitel lambung dengan cara menghambat ragsangan sekresi oleh saraf otonom pada
nervus vagus.
3. Inhibitor pompa proton (PPI), seperti omeprazole, lansoprazole, pantoprazole,
rebeplazole, esomeprazole, dan dexlansoprazole. Obat ini bekerja menghambat
produksi asam melalui penghambatan terhadap elektron yang menimbulkan
potensial aksi pada saraf otonom vagus. PPI diyakini lebih efektif menurunkan
produksi asam lambung daripada H2 blocker. Tergantung penyebab dari gastritis,
langkah-langkah tambahan atau penobatan mungkin diperlukan.
4. Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak mempengaruhi
langsung pada peningkatan asam lambung tetapi makanan yang merangsang seperti
pedas, kecut dapat meningkatkan suasana asam pada lambung sehingga dapat
meningkatkan resiko inflamasi pada lambung. Selain tidak merangsang makanan
juga dianjurkan yang tidak memperberat kerja lambung seperti maknan keras
seperti nasi yang keras.
5. Penderita juga dilatih untuk manajemen stress sebab stress dapat mempengaruhi
sekresi asam lambung melalui nervus vagus. Latihan mengendalikan stress bisa
juga diikiuti dengan peningkatan spiritual sehingga penderita dapat lebih pasrah
ketika menghadapi stress.

Selain itu modifikasi gaya hidup juga bisa dilakukan pasien harus meninggalkan
kebiasaan berbahaya seperti alkohol, tembakau, obat-obatan, dan kopi, makan dalam
jumlah, kualitas, dan jadwal yang tepat, olahraga teratur, dan manjemen stress
(Peluso, Reflections: Gastritis, Lifestyle and Proton Bomb Inhibitors, 2016).
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang dilakukan
secara sistematisdalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012).
Data tersebut berasal dari pasien (data primer), keluarga (data sekunder), dan
catatan yang ada (data tersier).
Pengkajian dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan melalui
wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan medis. Adapun data yang
diperlukan pada pasien gastritis yaitu sebagai berikut :
a. Data dasar (Identitas Klien) : Meliputi nama lengkap nama panggilan, tempat dan
tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama, bahasa yang digunakan, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, sumber dana/ biaya serta identitas orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : Nyeri ulu hati dan perut sebelah kiri bawah.
2) Riwayat kesehatan sekarang : Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala
yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau bertahap,
faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
3) Riwayat kesehatan terdahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
4) Riwayat kesehatan keluarga : Dihubungkan dengan kemungkinan adanya
penyakit keturunan, kecenderungan, alergi dalam satu keluarga, penyakit menular
akibat kontak langsung maupun tidak langsung. Pada pasien gastritis, dikaji
adakah keluarga yang mengalami gejala serupa, penyakit keluarga berkaitan erat
dengan penyakit yang diderita pasien. Apakah hal ini ada hubungannya dengan
kebiasaan keluarga dengan pola makan, misalnya minum-minuman yang panas,
bumbu penyedap terlalu banyak, perubahan pola kesehatan berlebihan,
penggunaan obat-obatan, alkohol, dan rokok.
5) Genogram : Genogram umumnya dituliskan dalam tiga generasi sesuai dengan
kebutuhan. Bila klien adalah seorang nenek atau kakek, maka dibuat dua generasi
dibawah, bila klien adalah anak-anak maka dibuat generasi keatas.
6) Riwayat psikososial : Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk
mengatasi masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien
menerima keadaannya.

Menurut Doengoes (2000), data dasar pengkajian pasien gastritis meliputi :


1) Data Subjektif
a) Keadaan umum, tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan
di kwadran epigastrik.
(1)Tanda-tanda vital
(2)B1 (Breath) : Takhipnea
(3)B2 (Blood) : Takikardi, hipotensi, distritmia, nadi perifer lemah, pengisian
perifer lambat, warna kulit pucat.
(4)B3 (Brain) : Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
(5)B4 (Bladder) : Oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
(6)B5 (Bowel) : Anemia, anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan pedas.
(7)B6 (Bone) : Kelelahan, kelemahan.
b) Kesadaran : Tingkat kesadaran dapat terganggu, rentak dari cenderung tidur,
disorientasi/ bingung, sampai koma (tergantung pada volume sirkulasi/
oksigenasi).
2) Data objektif
a) Kepala dan muka : Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut.
b) Mata : Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis (penurunan oksigen ke
jaringan), konjungtiva pucat dan kering.
c) Mulut dan faring : Mukosa bibir kering (peurunan cairan intrasel mukosa) bibir
pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
personal hygiene).
d) Abdomen
(1)Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan
bentuk abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada
sering merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
(2)Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan, dan
hipoaktif setelah perdarahan.
(3)Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan
hypertimpani (bisng usus meningkat).
(4)Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat nyeri
tekan pada region epigastik (terjadi karena distruksi asam lambung)
(Doengoes, 2000).
e) Integumen : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan
darah), kelemahan kulit/ membrane mukosa berkeringan (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respon psikologik) (Doengoes, 2000).
f) Pemeriksaan penunjang, menurut Priyanto (2009) yang ditemukan pada pasien
gastritis, yaitu :
(1)Endoscopy
(2)Pemeriksaan histopatologi
(3)Laboratorium
(4)Analisa gaster
(5)Gastroscopi.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan merupakan langkah
kedua dalam proses keperawatan yaitu mengklasifikasi masalah kesehatan dalam
lingkup keperawatan. Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis tentang
respon seorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respon klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan.
Tujuan pencacatan diagnosa keperawatan yaitu sebagai alat komunikasi
tentang masalah pasien yang sedang dialami pasien saat ini dan merupakan tanggung
jawab seorang perawat terhadap masalah yang diidentifikasi berdasarkan data serta
mengidentifikasi pengembangan rencana intervensi keperawatan (Tim Pokja SDKI
DPP PPNI, 2017).
Data yang dikelompokan, dianalisa dan dipriositaskan masalahnya maka
ditentukan beberapa kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien gastritis.
Menurut Doenges (2000), diagnosa keperawatan pada klien dengan gastritis adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisilogis

C. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, dan memecahkan masalah
yang tertulis (Bulechek, 2016).
Menurut Doenges (2000)Perencanaan adalah bagian dari fase
pengorganisasian dalam proses keperawatan yang meliputi tujuan perawatan,
penetapan pemecahan masalah dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi
masalah pasien.
Intervensi Keperawatan Nyeri Akut

Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Keperawatan


keperawatan Hasil (SLKI) (SIKI)
( SDKI )
Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Intervensi utama ;
berhubungan dengan
keperawatan selama Manajemen Nyeri
agen pencedara
3x24 jam diharapkan Observasi :
fisiologis.
nyeri akut menurun - Identifikasi lokasi, karasteristik,

dengan kriteria hasil : durasi, frekuensi, kualitas, intensitas

- Keluhan nyeri nyeri

menurun - Identifikasi skala nyeri

- Meringis menurun - Identifikasi faktor yang memperberat

- Gelisah menurun dan memperingan nyeri

- Kesululitan tidur Terapautik

menurun - Berikan Teknik nonfarmakologi

untuk mengurangi rasa nyeri ( mis,

TENS, hypnosis, akupresur, terapi

music, biofeedback, terapi pijat,

aromaterapi, Teknik imajinasi

terbimbing, kompres air

hangat/dingin, terapi bermain )

- Fasilitas istirahat dan tidur

Edukasi :

- Jelaskan penyebab, periode, dan


pemicu nyeri

- Jelaskan starategi meredakan nyeri

Kalaborasi :

- Kalaborasi pemberian analgetik, jika

perlu
DAFTAR PUSTAKA

( r & adwan, 2013). timbulnya proses inflamasi pada lambung


(muttaqin & sari, 2013).
(Lewis, dkk. 2011). mual dan muntah
(Muttaqin & Sari, 2013). terjadilah gastritis akut
Inhibitors, 2016). manjemen stress (Peluso, Reflections: Gastritis, Lifestyle and
Proton Bomb
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). intervensi keperawatan
(Bulechek, 2016). masalah yang tertulis

You might also like