You are on page 1of 3

Bahasa merupakan sarana komunikasi yang mengandung unsur

pokok yaitu sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan, untuk


mengekspresikan sikap, dan untuk berpikir. Manusia dapat berpikir
dengan baik, karena dia mempunyai bahasa sebagai alat komunikasi yang
dipakai dalam kegiatan berpikir, agar pikiran-pikirannya tersebut dapat
disampaikan pada orang lain.1
Mengemukakan pendapat menjadi bagian penting dari manusia di
dalam kehidupan sosialnya, dan ini merupakan Hak Asasi Manusia (HAM).
HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta yang bersifat kodrati, yang menyebabkan tidak ada satu
kekuasaan pun yang dapat mencabutnya. Meski demikian, kepemilikan hak
pribadi itu tidak dapat menjadi alasan pembenar ketika seseorang
melanggar hak asasi orang lain. Ketika seseorang melakukan suatu
perbuatan yang dapat dikategorikan melanggar hak asasi orang lain, maka
pelanggar tersebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.2
Teknologi sebagaimana digambarkan Mc Luhan dalam bukunya
“Understanding Of Media, The Extention Of Man”, merupakan media yang
mampu mengantarkan kecepatan arus informasi menembus batas
negara. Ironis, karena kecanggihan teknologi tersebut tidak saja
berguna untuk kemaslahatan manusia. Nyatanya, perkembangan
teknologi juga seringkali dimanfaatkan oleh para pelaku tindak pidana
untuk mempermudah perbuatanya.3
Indonesia sebagai negara hukum yang demokratis merupakan
pernyataan politik hukum bangsa Indonesia yang tercermin dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat (1) Negara Indonesia
adalah Negara Hukum.4
Salah satu tugas hukum adalah melindungi kepentingan
masyarakat, karena itu hukum positif dalam suatu tempat
dipengaruhi oleh susunan dan keadaan masyarakat. Dalam

1
 Yulianah, 2011,Diktat Mata Kuliah Bahasa Indonesia Hukum, Universitas Suryakancana Cianjur, hlm.8.
2
 Henny Nuraeny, 2016, Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam Perspektif Hak Asassi Manusia, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, hlm.2.
3
Saptaning Ruju Paminto,2017, Wawasan Yuridikia, Vol.1, No.2, hlm. 176.
4
Dedi Mulyadi, 2012, Kebijakan Legislasi, Tentang Sanksi Pidana Pemilu Legislatif di Indonesia dalam
Perspektif demokrasi, Gramata Publishing, Jakarta, hlm. 1.
realita, hukum tidak selalu menjadi lawan dari ketertiban,
melainkan dapat menjadi lawan dari ketertiban itu sendiri.
Karenanya penegakan hukum dalam suatu negara berhubungan
dengan kekuasaan hukum dan kekuasan politik.5
Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa semua negara pada
prinsipnya mempunyai tujuan yang sama yakni, memberikan kesejahteraan
bagi warganya. Demikian pula Indonesia, yaitu sebagaimana yang tedapat
dalam pembukaan Undang-undanag Dasar 1945 adalah untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa atau dalam
rumusan lainnya adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.6
Fungsi dan peranan hukum dalam sebuah negara antara lain untuk (1)
Menciptakan keadilan yang merata bagi seluruh rakyat, (2) menjaga
ketertiban dan kedamaian serta ketenangan di tengah anggota masyarakat,
(3) mencegah main hakim sendiri dari anggota masyarakat, (4) melindungi
atau mengayomi masyarakat baik terhadap harta bendanya, jiwanya
maupun kehormatanya, (5) mendorong lahirnya kesadaran untuk
melaksakana hak dan kewajiban secara berimbang, dan (6) menjadikan
hukum sebagai alat rekayasa sosial mewujudkan stabilitas masyarakat. 7
Perlindungan konsumen bertujuan untuk meningkatkan
perberdayaakonsumen dalam memilih, menentukan untuk meningkatkan
perberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntukan
hak-haknya sebagai konsumen. Atas dasar itu Undang-Undang Nomor 8
tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen memberikan batasan dan
jaminan terkait peningkatan harkat dan martabat konsumen meliputi
peningkatan kesadaran, pengetahuan, kepedulian dan kemandirian
konsumen untuk melindungi dirinya, serta menumbuhkembangkan peran
pelaku usaha yang profesional dan menghargai hak dan kewajiban sebagai
pelaku usaha. Konsekuensinya adalah dalam Undang-Undang Nomor 8

5
Henny Nuraeny, 2011, Tindak Pidana Perdagangan Orang, Kebijakan Hukum Pidana dan Pencegahannya,
Sinar Grafik, Jakarta, hlm. 43,
6
Kuswandi, 2015, Model Pengelolaan Sumber Daya Alam untuk Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat, Jurnal
Mimpar Justia, Vol.I No.02 Edisi Juli/Desember, hlm.521.
7
Cucu Solihah, 2014, Negara Sejahtera Dengan Memberdayakan Zakat Melalui Fungsionalisasi Sistem
Ekonomi Islam dan Hukum Administraso Negara, Jurnal Hukum Mimbar Justicia 6(1), hlm. 248.
tahun 1999 mencatumkan mengenai hak dan kewajiban dari pelaku usaha
dan konsumen, hal tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan
terhadap konsumen dengan berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan,
keamanan, keselamatan konsumen serta kepastian hukum. 8
Era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat,
dimanfaatkan manusia untuk berkomunikasi secara online baik melalui
video, gambar, tulisan, dan lain sebagainya. Hal tersebut membawa dampak
positif dan negatif bagi penggunanya. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi akan berdampak positif jika digunakan dengan baik untuk
dijadikan sarana positif, dan berdampak negatif jika disalahgunakan untuk
memenuhi keinginan dan kepentingan yang bersifat negatif. 9
Sejak dahulu kala, para ahli hukum mencari arti negara hukum. Plato
mengartikan negara hukum dengan mengemukakan konsep nomoi yang
dapat dianggap menjadi cikal bakal negara hukum. Sementara Aristoteles
mengemukakan ide negara hukum yang dikaitkan dengan arti negara yang
perumusannya masih dikaitkan dengan polis.10
Pembangunan hukum di Indonesia pada hakikatnya menghendaki
agar hukum tidak hanya lagi dipandang sebagai perangkat norma semata.
Tetapi menjadikan hukum sebagai sarana untuk mengubah masyarakat.
Hukum tidak lagi berkembang mengikuti masyarakat, melainkan hukum
harus dapat memberikan arah kepada masyarakat sesuai dengan tahap-
tahap pembangunan yang dilaksanakan.11

8
Hesti Dwi Astuti, 2015, Kendala Penyelesaian Sengketa Konsumen Melalui Badan Penyelesaian Sengketa
Konsumen (BPSK), Jurnal Mimbar Justia,Vol.I No 02 Edisi Juli/Desember, hlm. 575.
9
Saptaning Ruju Paminto, 2017, Dehumanisasi Penjualan Organ Tubuh Manusia Berdasarkan Hukum Positif,
Wawasan Yuridika Vol.1, No.2 /September /2017, hlm.176.
10
Dedi Mulyadi, 2014, Internalisasi Nilai-Nilai Ideologi Pancasila dalam Dinamika Demokrasi dan
Perkembangan Ketatanegaraan Indonesia, Refika Aditama, Bandung, hlm.12.
11
Muladi, Dwidja Priyatno, 2010, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi, Edisi Pertama, Cetakan ke-2, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta, hlm.11.

You might also like