Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kel. 3 Ilmu Pendidikan
Makalah Kel. 3 Ilmu Pendidikan
Disusun Oleh :
Hairunnisa : 220101010485
Norminawati : 220101010631
Fauzan Hakim : 180101010952
KATA PENGANTAR
الرحِ يْم
الر ْح َم ِن ه
َّللا ه
س ِم ه
ْ ِب
Puji syukur selalu tercurah kehadirat Allah Swt., karena hanya kepada-Nyalah
kita persembahkan segala bentuk pujian. Dia telah memberikan kita beribu-ribu
nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Sehingga dengan iringan rahmat dan hidayah
Allah Swt., lah, pembuatan karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad Saw. Karena dari beliaulah kita semua bisa mengetahui hukum-hukum
Allah Swt., sehingga kita bisa membedakan diantara perkara yang hak dan yang
batil dan perkara yang halal dan haram serta bisa mengetahui perkara yang diridhai
dan dimurkai Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini memang jauh dari kata
kesempurnaan, maka sudilah kiranya siapa saja yang membaca karya tulis ilmiah
ini dan saran bagi para pembaca sangat terbuka lebar demi kemajuan akan suatu
karya sastra ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
PEMBAHASAN .....................................................................................................3
PENUTUP ............................................................................................................ 20
A. Kesimpulan .............................................................................................. 20
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang harus dilaksanakan
oleh pemerintah dalam kondisi apa pun agar tujuan pendidikan nasional dapat
tercapai. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003
pasal 3 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah: Berkembangnya
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Secara ideal
rumusan tujuan pendidikan nasional kita sudah mencerminkan tiga domain
yakni meliputi domain apektif, psikomotor, dan cognitive Manusia tidak bisa
lepas dari ilmu. Ilmu sendiri sulit didapatkan tanpa adanya pendidikan atau
pembelajaran. Dalam proses pendidikan, diperlukan suatu strategi atau metode
agar peserta didik dapat menggali dan mengembangkan suatu potensi dalam
dirinya yang disebut dengan sistem pendidikan. Sebagai warga bangsa tentu kita
semua merasa beruntung secara normatif pembangunan pendidikan telah
menyeimbangkan antara tiga domain tersebut. Tiap negara memiliki sistem
pendidikan yang berbeda-beda menyesuaikan tipe peserta didik dari negara
masing-masing. Seperti Jepang yang terkenal dengan menerapkan sistem
pendidikan berbasis teknologi. Finlandia yang dikatakan sebagai negara dengan
patokan sistem pendidikan untuk sarjana. Sedangkan Indonesia menggunakan
Sistem Pendidikan Nasional semenjak keluarnya UU No. 20 Tahun 2003,
sebagai perwujudan untuk mengembangkan masyarakat menjadi manusia
berkualitas seiring menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kebijakan Pendidikan Nasional ?
2. Apa Saja Karakteristik Dari Kebijakan Pendidikan Nasional ?
3. Bagaimana Landasan Yuridis Kebijakan Pendidikan Nasional ?
4. Bagaimana Perumusan Kebijakan Pendidikan Nasional ?
5. Bagaimana Sistem Pendidikan Nasional ?
6. Apa Saja Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional ?
7. Bagaimana Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Sistem Pendidikan Nasional.
2. Mengetahui Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional.
3. Mengetahui Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional.
4. Mengetahui Perumusan Kebijakan Pendidikan Nasional.
5. Mengetahui Sistem Pendidikan Nasional.
6. Mengetahui Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional.
7. Mengetahui Pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional.
3
PEMBAHASAN
1
Syafaruddin, Efektivitas Kebijakan Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 75.
2
Abidin, Kebijakan Publik, (Jakarta: Suara Bebas, 2006), 17.
3
Mujianto Solichin, “Implementasi Kebijakan pendidikan dan peran birokrasi”, Religi, Jurnal
Studi Islam. 6 (2), 2015, 148-178.
4
4
Agustinus Hermanto, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2013), 137.
5
5
Angelika Bule Tawa, KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL DAN IMPLEMENTASINYA PADA
SEKOLAH DASAR, (2018), h. 111, e-journal.stp.ipi.ac.id
6
6
Angelika Bule Tawa, KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL. 112, e-journal.stp.ipi.ac.id
7
Arif Rohman, Politik Ideologi Pendidikan, Yogyakarta: Laksbang Mediatama Yogyakarta,
2009), 114
8
b. Manpower Approach
Manpower approach terlihat sangat berbeda dengan social demand
approach. Pendekatan perumusan kebijakan ini menitik beratkan pada
pertimbangan rasional dan visioner dalam menciptakan ketersediaan
sumber daya manusia (human resources) yang memadai di masyarakat.
Keberhasilan manpower approach ini akan tergantung pada kemampuan
dari seorang pemimpin dari sudut pandang pengambil kebijakan. Hal
yang terpenting dalam manpower approach adalah factor dari seorang
pemimpin yang baik yang dapat menjalankan fungsi-fungsi
kepemimpinan dan memiliki visi-misi yang jelas. Seorang pemimpin
tidak hanya menjalankan rutinitas kepemimpinannya akan tetapi juga
harus memiliki pandangan dan cita-cita yang akan dicapai bersama
masyarakatnya serta cara-cara mencapainya. Man power approach lebih
bersifat otoriter. Pendekatan inikurang menghargai proses demokratis
dalam perumusan kebijakan pendidikan. Pendekatan lebih otoriter
terbukti dengan peran pemimpin yang dominan dalam perumusan suatu
kebijakan. Perumusan kebijakan tidak diawali dari adanya aspirasi dan
tuntutan masyarakat, tetapi langsung saja dirumuskan sesuai dengan
tuntutan masa depan sebagaimana dilihat oleh pemimpin yang visioner.
Kalaupun sangat terkesan otoriter, tetapi ada sisi positifnya, yaitu proses
perumusan kebijakan pendidikan lebih berlangsung efektif dan efisien.8
8
Arif Rohman, Politik Ideologi Pendidikan. 118.
9
9
Abdul Rozak, KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA, Journal of Islamic Educatioan ,3
(2), 2021. 203
10
10
Abdul Rozak, KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA. 204
11
11
Widya Sari , Andi Muhammad Rifki & M/ila Karmila, ANALISIS KEBIJAKAN
PENDIDIKAN TERKAIT IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA MASA
DARURAT COVID 19, Jurnal Mappesona, 3 (2), 2020, https://jurnal.iain-
bone.ac.id/index.php/mappesona/article/view/830.
12
12
Hazairin Habe, Ahiruddin, SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL, 2017, hal. 44
13
Tabrani .ZA, Sistem pendidikan di indonesia-antara solusi dan ilusi, 2017,
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.21465.62569
13
karena anak Anda tidak mau sekolah, atau karena keluarga Anda tidak
mampu bersekolah karena negara wajib membiayai.
c. Karakteristik Tujuan
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan manusia dalam
kehidupannya. Kehidupan orang-orang cerdas adalah kehidupan
masyarakat dalam segala aspek, termasuk politik, ekonomi, keamanan,
dan kesehatan. Lebih kuat dan lebih berkembang dari sebelumnya,
untuk menghadirkan keadilan dan kemakmuran bagi semua warga
negara dan bangsa dan untuk bertahan dari semua kekacauan. Tujuan
kedua adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, manusia baik
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Memiliki
pengetahuan dan keterampilan. Memiliki kesehatan dalam pikiran dan
tubuh. Kepribadian yang stabil dan mandiri, rasa tanggung jawab dan
kebanggaan dalam masyarakat. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan, membentuk watak dan peradaban bangsa
yang baik, mencerdaskan kehidupan bangsa, menumbuhkembangkan
potensi anak didik, menumbuhkan keimanan dan keimanan. keyakinan.
Takut akan Tuhan Yang Maha Esa. Menjadi warga negara yang
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan
bertanggung jawab. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
manusia dalam kehidupannya. Kehidupan orang-orang cerdas adalah
kehidupan masyarakat dalam segala aspek, termasuk politik, ekonomi,
keamanan, dan kesehatan. Lebih kuat dan lebih berkembang dari
sebelumnya, untuk menghadirkan keadilan dan kemakmuran bagi
semua warga negara dan bangsa dan untuk bertahan dari semua
kekacauan. Tujuan kedua adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya, manusia baik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Memiliki pengetahuan dan keterampilan. Memiliki
kesehatan dalam pikiran dan tubuh. Kepribadian yang stabil dan
mandiri, rasa tanggung jawab dan kebanggaan dalam masyarakat. Pasal
15
14
Edi Elisa, Karakteristik Sistem Pendidkan Nasional Indonesia, 2021,
https://educhannel.id/blog/artikel/karakteristik-sistem-pendidkan-nasional-indonesia.html
15
Munirah, SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA: antara keinginan dan realita. Sistem Pendidikan Di
Indonesia, 02 (36) . (2015), h. 233
16
Syaifullah, KONSEP PENDIDIKAN JERMAN DAN AUSTRALIA (Kajian Komparatif dan Aplikatif
terhadap Mutu Pendidikan Indonesia), Jurnal Ilmiah Peuradeun, 2014, h. 260–286.
17
Riyan Arthur, Santoso Sri Handoyo, & Daryati, Pendampingan dalam pengembangan penilaian autentik
untuk meningkatkan kinerja guru di wilayah binaan tangerang, 2019, https://doi.org/10.21009/sarwahita.161.01
17
18
I.K. Sudarsana, PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING :
POLICIES , PRACTICES , AND PROGRAMS ( Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia ),
2016, h. 10, http://www.ejournal .ihdn.ac.id/index.php/JPM/article/view/71.
19
Maulana Amirul Adha, dkk, Analisis Komparasi Sistem Pendidikan Indonesia dan Finlandia, Jurnal studi
manajemen Pendidikan, 3(2), (2019), h. 145–160,
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/JSMPI/article/view/1102/pdf
20
Jamal Bake & Rola Pola Anto, Public Services Model in Vocational High School at, International Journal
of Science and Research, 4(12), (2015), h. 558–566, https://www.ijsr.net/archive/v4i12/NOV151907.pdf.
21
Abdullah M. Al-Ansi, Reforming Education System in Developing Countries, International Journal of
Education and Research 5(7), (2017), h. 349–366,
https://www.researchgate.net/publication/338257320_Reforming_Education_System_in_Developing_Countr
ies
22
Lukas Lui Uran, EVALUASI IMPLEMENTASI KTSP DAN KURIKULUM 2013 PADA SMK
SEKABUPATEN BELU, NUSA TENGGARA TIMUR, 22(1), (2018), h. 1–11,
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/view/13309.
18
23
Dahlia Sibagariang, Hotmaulina Sihotang, and Erni Murniarti, “Peran Guru Penggerak Dalam
Pendidikan,” Dinamika Pendidikan 14 (2), (2021), h. 88–99,
https://ejournal.fkipuki.org/index.php/jdp/article/view/53.
24
Akello Specia and Ahmed A. Osman, “Education as a Practice of Freedom: Reflections on Bell
Hooks.,” Journal of Education and Practice, 6, (17), (2015), h. 195–99, www.iiste.org.
25
Yuna Mumpuni Rahayu, Pengaruh perubahan kurikulum 2013 terhadap perkembangan peserta
didik, XVIII(3), (2016), h. 222–242, https://jurnal.ugj.ac.id/index.php/logika/article/view/216.
19
26
Istaryatiningtias, Silviana, and Hidayat, “Management of the Independent Learning Curriculum during the
Covid-19 Pandemic,” Journal of Education Research and Evaluation 5 (2), (2021), h. 176,
https://doi.org/10.23887/jere.v5i2.32998.
20
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Kebijakan (policy) secara etimologi (asal kata) diturunkan dari
bahasa Yunani, yaitu “Polis” yang artinya kota (city). Dalam hal ini, kebijakan
berkenaan dengan gagasan pengaturan organisasi dan merupakan pola formal
yang samasama diterima pemerintah/lembaga sehingga dengan hal itu mereka
berusaha mengejar tujuannya. Menurut H.A.R Tilaar kebijakan pendidikan
merupakan rumusan dari berbagai cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, diwujudkan atau dicapai melalui lembaga-lembaga sosial (social
institutions) atau organisasi sosial dalam bentuk lembaga-lembaga pendidikan
formal, nonformal, dan informa. Sistem pendidikan nasional adalah suatu
sistem dalam suatu negara yang mengatur pelaksanaan pendidikan di negaranya
agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan tercipta kesejahteraan umum
dalam masyarakat. Dapat di simpulakan bahwa kebijakan merupakan tahap
awal sebelum terlaksananya sistem Pendidikan.
21
DAFTAR PUSTAKA