Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
dr. NOVI RISTA ANANDA
NIP 19921122 202012 2 018
COACH:
DESIRIZTA SARI STEVIANI, S.E.Ak. MS.Ak
NIP. 19841204 201101 2 002
Menyetujui,
Coach Mentor
i
BERITA ACARA
Pada hari ini Kamis tanggal tujuh belas bulan Juni tahun dua ribu dua puluh satu
jam 10.15 WIB bertempat di BPSDM Provinsi Sumatera Barat telah diseminarkan
Laporan Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XIX
Tahun 2021.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan aktualisasi dan
penyusunan laporan. Aktualisasi yang berjudul “Aktualisasi Penggunaan Memo
Pad Sebagai Media Edukasi Penerapan Pola Hidup dan Pengaturan Diet pada
Pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pariaman” merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III Tahun 2020.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H Jefrinal Arifin, SH, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat
2. Ibu dr. Indria Veluntina, MARS selaku Direktur RSUD Pariaman,
3. Bapak Zuliwarman, SE selaku Direktur Pelatihan Latsar CPNS Gol III Angkatan
XIX
4. Ibu Ns. Rahmawati, S.Kep selaku mentor dan yang telah membimbing dan
memberikan dukungan kepada penulis selama habituasi.
5. Ibu Desirizta Sari S, SE.Ak, MS. Ak selaku coach yang telah membimbing dan
memberikan dukungan kepada penulis.
6. Bapak Ns. Syahrudin, S.Kep selaku Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat
(IGD) RSUD Pariaman dan teman sejawat yang bertugas di IGD RSUD
Pariaman yang membantu dalam kegiatan edukasi.
7. Bapak dan Ibu Widyaiswara BPSDM Provinsi Sumatera Barat yang memberikan
ilmu dan pengalaman berharga kepada penulis.
8. Rekan-rekan Latsar CPNS Golongan III Angkatan XVIII dan XIX
9. Mama, Papa, dan suami penulis Fadhil Rahman, S.H serta keluarga tercinta yang
menjadi motivasi terbesar yang selalu menguatkan selama pendidikan.
10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
iii
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam
penyusunan Laporan Aktualisasi ini. Kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga Laporan
Aktualisasi ini bermanfaat bagi pembaca. Aamin ya Rabb.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR SKEMA/GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur sipil negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah
untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. PNS wajib menjalani
masa percobaan melalui proses diklat terintegrasi, masa percobaan dilaksanakan
selama 1 tahun dan tujuannya yaitu untuk membangun integritas, moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadiaan unggul
dan bertanggung jawab serta memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang.
(Heriyanto, 2019)
Tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia salah satunya adalah mewujudkan derajat kesehatan
setinggi-tingginya. Tujuan nasional tersebut diharapkan dapat dicapai dengan
keterlibatan ASN yang bekerja di ranah kesehatan. Peran ASN di bidang kesehatan
adalah melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan professional di semua
sektor pelayanan kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu unit terpenting di
rumah sakit adalah Instalasi Gawat Darurat sebagai tempat masuk pertama kali pasien
untuk selanjutnya dilakukan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke
rumah sakit)/lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain)
sesuai dengan tingkat kegawatannya. Selain Instalasi Gawat Darurat, poli spesialistik
dan umum juga merupakan tempat pelayanan pasien. (Pelayanan Kegawatdaruratan,
2018)
IGD RSUD Pariaman secara umum melakukan tiga kegiatan. Pertama,
menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan menangani kondisi
1
akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan pasien. Kedua, menerima pasien
rujukan yang memerlukan penanganan lanjutan/defenitif dari fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Ketiga, merujuk kasus-kasus gawat darurat apabila rumah sakit
tersebut tidak mampu melakukan layanan lanjutan. Mengingat beban kerja dan
stressor yang tinggi, sering terjadi kesalahpahaman antara pasien, keluarga pasien dan
tenaga medis yang bekerja hingga ujung-ujungnya terjadi perbuatan yang tidak
menyenangkan dan menjadikan tenaga medis sebagai sasaran amarah pasien maupun
keluarga pasien.UU Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan UU No. 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit sudah mengatur tentang perlindungan tenaga medis
dari kekerasan saat sedang melaksanakan tugas, namun dalam realisasinya masih ada
tenaga medis yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari pasien maupun
keluarga pasien. Beberapa kondisi yang sering menyebabkan kesalahpahaman adalah
kurangnya koordinasi antara pasien, keluarga pasien dan petugas medis. Pada pasien
dengan resiko jatuh yang tinggi, misalnya pasien yang gelisah atau sulit
mengendalikan diri, dibutuhkan koordinasi ekstra dan kerjasama antara keluarga
pasien dan petugas medis untuk menghindari kejadian terjatuhnya pasien dari tempat
tidur pemeriksaan. Prosedur pemasangan gelang khusus pada pasien dengan resiko
jatuh sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Akreditasi Rumah Sakit, namun dalam
penerapannya masih belum optimal. (Rialdi, 2019)
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman memiliki banyak variasi penyakit
pasien, mulai dari yang mengancam jiwa hingga yang hanya memerlukan penanganan
awal sederhana untuk selanjutnya dapat kontrol ke poli atau berobat jalan. Salah satu
penyakit yang banyak dijumpai di IGD adalah Dispepsia. British Society of
Gastroenterology (BSG) menyatakan bahwa dispepsia merupakan kumpulan gejala
yang mengarah pada gangguan saluran pencernaan atas dengan gejala berupa nyeri
epigastrium dan rasa terbakar (60-70%), perut terasa penuh setelah makan (80%),
mudah merasa kekenyangan (60-70%), distensi dari bagian epigastrium (80%), mual,
dan muntah (60 dan 40%), serta sendawa yang sifatnya berulang atau kronik.
(Salsabila, 2020)
Sebagian besar pasien dispepsia yang datang ke Instalasi Gawat Darurat
mengeluhkan adanya nyeri atau rasa terbakar di ulu hati dan sekitar perut bagian atas.
2
Pada beberapa kasus disertai dengan mual, muntah, dan lemas. Penanganan awal
yang dapat dilakukan di IGD Rumah Sakit adalah dengan pemberian obat-obatan
yang dapat membantu menurunkan tingkat asiditas lambung. Namun banyak pasien
yang belum mengetahui bahwa pemberian obat tanpa disertai perubahan pola hidup
dan perbaikan diet tidak akan memberikan output maksimal untuk kesembuhan
pasien. Dengan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun Rancangan
Aktualisasi ini dengan judul “Aktualisasi penggunaan memo pad sebagai media
edukasi penerapan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.” Judul ini berkaitan
dengan materi agenda tiga mengenai Pelayanan Publik, dimana ASN yang baik
memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui media
edukatif.
B. Identifikasi Isu
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka isu-isu yang penulis temukan di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman yaitu:
1. Belum maksimalnya observasi pada pasien dengan resiko jatuh di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman
Pasien dengan resiko jatuh belum terobservasi dengan optimal baik dari pihak
keluarga maupun petugas kesehatan, sehingga dibutuhkan optimalisasi
penggunaan gelang khusus untuk membedakan pasien yang memerlukan
observasi khusus agar tidak terjadi kecelakaan (jatuh) di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman (RSUD) Pariaman
2. Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga pasien mengenai pentingnya proteksi
terhadap tenaga kesehatan dari kekerasan dalam melakukan tugas di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman.
Hal ini terlihat dari masih adanya kasus kekerasan terhadap tenaga medis dalam
menjalankan tugasnya
3
3. Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.
Didasari dari masih banyaknya pasien yang belum mengetahui bagaimana
menu makanan yang sehat dan sesuai untuk pasien Dispepsia, terlihat dari
masih banyaknya pasien yang kembali datang dengan keluhan yang sama. Hal
ini berakibat pada tingginya angka kekambuhan pasien Dispepsia yang kembali
mengunjungi IGD dengan gejala yang sama, bahkan dalam beberapa kasus
mengarah kepada komplikasi yang lebih serius dan mengancam nyawa.
4
Tabel 1.1 Teori USG (Urgency, Seriousness dan Growth)
No. Masalah U S G Jumlah Ranking
1 Belum maksimalnya observasi pada pasien 4 3 2 9 III
dengan resiko jatuh di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pariaman
2 Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga 4 3 5 12 II
pasien mengenai pentingnya proteksi terhadap
tenaga kesehatan dari kekerasan dalam
melakukan tugas di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pariaman
3 Belum tersedianya media edukasi yang 5 5 4 14 I
dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan
diet yang sesuai pada pasien Dispepsia
Berdasarkan analisa isu yang telah dilakukan dengan menggunakan teori USG, maka
isu yang dipilih adalah “Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu
pasien untuk menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada
pasien Dispepsia”. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya angka kekambuhan
pasien akibat belum maksimalnya pemulihan penyakit. Selain itu jika dibiarkan
berlanjut, dapat mengakibatkan timbulnya komplikasi yang lebih serius bahkan
sampai mengancam nyawa. Untuk itu pendekatan yang relevan dalam pelaksanaan
aktualisasi ini adalah Pelayanan Publik.
5
RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN
Identifikasi Isu : 1. Belum maksimalnya observasi pada pasien dengan resiko jatuh di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman
2. Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga pasien mengenai pentingnya
proteksi terhadap tenaga kesehatan dari kekerasan dalam melakukan tugas
di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pariaman
3. Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia di IGD RSUD Pariaman
Isu Yang Diangkat : Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di
IGD RSUD Pariaman
Gagasan Pemecahan Isu : Pemberian edukasi mengenai penerapan pola hidup dan pengaturan diet kepada
pasien menggunakan memo pad di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Pariaman
6
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1. Melapor kepada Terlaksananya Whole of Government Bertemu mentor Kegiatan
mentor mengenai penyampaian untuk berdiskusi
kegiatan yang rancangan aktualisasi membicarakan dengan sopan
akan dilakukan dan diskusi dengan kegiatan edukasi dan santun
mentor
penggunaan memo merupakan
pad pada pasien penguatan
1. Membuat janji Foto Dalam membuat janji dispepsia yang akan nilai “ramah
pertemuan dengan Screenshoot media dengan mentor, saya dilakukan sebagai dan
mentor komunikasi akan efektif dengan bentuk pencapaian melayani”.
cara menggunakan misi pertama RSUD
media Whatsapp Pariaman yaitu
(Komitmen Mutu) “Meningkatkan
Mutu Pelayanan
Kesehatan
Rujukan”
Saat menemui mentor
2. Menemui mentor dan Foto
dan menyampaikan
mendiskusikan Video
rancangan aktualisasi rancangan aktualisasi,
saya akan menggunakan
metode diskusi
(Nasionalisme)
7
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
3. Mencatat saran – Foto Saat berdiskusi dengan
saran yang diperoleh Catatan notulensi mentor, saya akan
dari hasil diskusi mencatat semua hasil
bersama mentor diskusi dengan tekun
(Etika Publik)
8
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
2. Mengindentifikasi Foto Saat megidentifikasi dan Mutu Pelayanan
dan memilih Catatan analisis memilih informasi Kesehatan
informasi tentang referensi tentang manajemen Rujukan”.
manajemen Dispepsia, saya akan
Dispepsia professional dengan
menyesuaikan informasi
yang didapat dengan
profesi kedokteran dan
kebutuhan pasien (Etika
Publik)
3. Membuat konsep Foto Saat membuat
pelaksanaan kegiatan Jadwal (time table) rancangan dan jadwal
terkait pelaksana, pelaksanaan kegiatan, saya akan
tempat, waktu, kegiatan tanggung jawab sesuai
rancangan jadwal dengan rancangan
(time table) dan kegiatan dan jadwal
mekanisme yang sudah
pelaksanaan edukasi direncanakan
di IGD (Akuntabilitas)
3. Membuat media Terbentuknya media Pelayanan Publik Kegiatan pembuatan Kegiatan
edukasi berbentuk edukasi berbentuk memo pad sebagai pembuatan
memo pad memo pad bentuk pencapaian banner dan
1. Membuat rancangan Foto Saya akan efektif dalam misi pertama RSUD gelang triase
memo pad Desain memopad merancang desain
9
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
memo pad dengan Pariaman yaitu merupakan
menggunakan tulisan “Meningkatkan bentuk
yang jelas dan rapi Mutu Pelayanan penguatan
(Komitmen Mutu) Kesehatan nilai “cepat,
Foto Saat menghubungi Rujukan”. ramah dan
Video pihak percatakan, saya melayani”
2. Menghubungi pihak akan bersikap santun
percetakan dengan bertutur kata
yang baik (Etika
Publik)
10
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
5. Mengambil pesanan Foto Saat mengambil pesanan
memo pad Bukti memopad, saya akan
pembayaran/kwitansi jujur dengan membayar
tagihan sesuai dengan
kwitansi yang diberikan
(Anti korupsi)
4. Melakukan Pasien dan keluarga Pelayanan Publik Kegiatan edukasi Kegiatan
edukasi kepada pasien memahami mengenai pola edukasi
pasien dan penerapan pola hidup hidup dan pemilihan mengenai
keluarga pasien dan pemilihan diet diet sebagai bentuk Dispepsia
mengenai yang sesuai untuk
pencapaian misi merupakan
Dispepsia di IGD pasien Dispepsia
pertama RSUD bentuk
1. Melapor kepada Foto Kerika melapor kepada
Pariaman yaitu penguatan
kepala ruangan IGD Video kepala ruangan IGD,
Saya akan koordinasi “Meningkatkan nilai “cepat,
dengan meminta izin Mutu Pelayanan ramah dan
kepada kepala ruangan Kesehatan melayani”
sebelum kegiatan Rujukan”.
dilaksanakan
(Nasionalisme)
11
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
akan membangun
kepercayaan pasien
dengan melakukan
hubungan terapeutik
yang baik antara dokter
dan pasien
(akuntabilitas)
12
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
sumber informasi
setelah pulang dari
Rumah Sakit
(Anti Korupsi)
13
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
pengetahuan pasien dengan cara berinisiatif Mutu Pelayanan ramah dan
dan keluarga pasien menghubungi pasien Kesehatan melayani”
melalui kegiatan menggunakan media Rujukan”.
wawancara telepon atau Whatsapp
(Etika Publik)
14
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. Deskripsi Umum
1. Gambaran Umum Instansi
a. Profil RSUD Pariaman
RSUD Pariaman adalah rumah sakit milik Provinsi Sumatera Barat
yang bertugas untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
RSUD Pariaman terletak di wilayah administatif Kota Pariaman, beralamat di
Jl. Prof. M. Yamin, SH. No. 5, Kampung Baru, Kec. Pariaman Tengah, Kota
Pariaman. (Rialdi, 2019)
15
bangsal wanita untuk semua jenis penyakit. Dr. Basyaruddin digantikan dr.
Leu Ciong Tek (1965). (Rialdi, 2019)
RS dan Dinas Kesehatan (Dinkes) masih bergabung (1967), dr.Liu
digantikan oleh dr.Hirawan Supran yang dibantu oleh dr. Khaidir Isya. RS
Pariaman dipimpin oleh dr. Khaidir Isya dibantu dr. Asrida kemudian
digantikan oleh dr. H. Asnir (1969). RS dan Dinkes berpisah dan lokasi
berdampingan (1973). (Rialdi, 2019)
Dibawah pimpinan dr.Yasnil (1977-1983) RS terpisah dari Dinkes dan
berdasarkan SK Menkes RI No.134/Menkes/SK/LU/1978 RSUD Pariaman
menjadi Rumah Sakit kelas D. (Rialdi, 2019)
RS resmi menjadi RS Tipe C, SK Menkes RI No.233/Menkes/
SK/IV/1983 di bawah pimpinan Dr. Mushar (1984-1989), diresmikan menjadi
RSU Pariaman tanggal 12 November 1984 oleh menteri kesehatan dr
Suarjono Suryaningrat Sp.OG. Pada saat ini ditambah gedung untuk rawat
inap dan penambahan alat-alat medis modern seperti Rontgen. (Rialdi, 2019)
RSU dipimpin berurut oleh dr.Nurdin HS (1989-1996) dengan kelas
tipe C dilanjutkan dr. Zachlul Adly M.Kes (1996-2004), drg. Rahmat Syah
Mansur, M.Kes (2004-2008), dr. Asmaliza, M.Kes (2008-2010). Nama RSU
Pariaman diubah menjadi RSUD Pariaman (2010) perda no.6/2010. dipimpin
oleh dr H.Syahrial Haroes, Sp.M, kemudian digantikan oleh dr. Lila Yanwar,
MARS (2011-2015) dengan kelas tipe C. Tahun 2015 s/d Sekarang RSUD
Pariaman dipimpin oleh dr. Indria Velutina, MARS. Pada Maret 2016 RSUD
Pariaman ditetapkan sebagai RS tipe B berdasarkan Keputusan Gubernur
No.445-304-2015 tentang izin operasional penyelenggaraan RS kelas B
Rumah Sakit Pariaman di Kota Pariaman. (Rialdi, 2019)
c. Letak Geografis
RSUD Pariaman terletak di pusat Kota Pariaman, 2 -35 meter diatas
permukaan laut dengan luas daratan 73,36 km² dengan panjang pantai ± 12,7
km dan terletak 000 33’ 00” – 000 40’43” LS dan 100004’46” – 100010’55”
16
BT. RSUD Pariaman berada pada daerah padat penduduk. Rata-rata mata
pencarian penduduk kota pariaman nelayan, petani dan berdagang. Adapun
batas wilayah RSUD Pariaman adalah :
Sebelah utara berbatasan dengan sungai air pampan
Sebelah selatan berbatasan dengan M.Yamin
Sebelah barat berbatasan dengan Tanah adat Mak etek amin CS
Sebelah timur berbatasan dengan jalan M.Djamil
3. Motto :
Cepat, Ramah dan Melayani
17
2. Struktur Organisasi
18
B. Deskripsi Khusus
1. Program dan Kegiatan Saat Ini
Pada saat ini penulis ditempatkan sebagai dokter jaga di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) dan dokter jaga bangsal. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 139/KEP/M.PAN/11/2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya dijelaskan bahwa bagian tugas
dari Dokter Umum Ahli Pertama Pangkat Penata Muda Tingkat I/ Gol IIIB
adalah:
a. Melakukan pelayanan medik umum
b. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana
c. Melakukan tindakan darurat medik/P3K tingkat sederhana
d. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat
e. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
f. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
g. Membuat catatan medik pasien rawat inap
h. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
i. Melakukan visum tingkat sederhana
j. Melakukan tugas jaga ditempat/RS
Kegiatan yang akan dilakukan saat habituasi selama 30 hari kerja dari
tanggal 26 April sampai 18 Juni 2021 adalah sebagai berikut :
1. Melapor kepada mentor mengenai kegiatan yang akan dilakukan
2. Mencari referensi dan melakukan studi terkait materi yang akan
digunakan dalam penyusunan edukasi berbentuk memo pad
3. Membuat media edukasi berbentuk memo pad
4. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
Dispepsia di IGD RSUD Pariaman
5. Melakukan evaluasi kegiatan
19
2. Role Model
Role Model merupakan seseorang yang sikap dan perilakunya dapat
menggambarkan sosok pegawai yang ideal, memiliki karakter kepribadian dan
kompetensi yang dibutuhkan di tempat kerja sehingga layak untuk dijadikan
teladan. Pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan penyusunan laporan, penulis
menetapkan role model Bapak dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV.
Dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV merupakan dokter ahli
bedah kelahiran Padang, 16 April 1946 yang mendirikan Rumah Sakit Apung
(floating hospital) pertama di Indonesia. Beliau memberikan pelayanan kesehatan
kepada public secara cuma-cuma kepada masyarakat di daerah miskin dan
terpencil di Indonesia yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan secara
regular. Beliau sosok pelayan publik yang professional, inovatif, dan bersedia
mengabdikan ilmu dan tenaga untuk kesehatan masyarakat Indonesia di daerah
terpencil.
20
BAB III
REALISASI AKTUALISASI
21
mentor secara langsung untuk mendiskusikan kapan waktu yang tepat untuk
mentor dan penulis mendiskusikan rencana aktualisasi. Mentor menyanggupi
untuk bertemu pada tanggal 5 Mei 2021 pukul 14.00. (Etika Publik)
Pada saat menemui mentor dan menyampaikan rancangan aktualisasi, penulis
menerapkan metode diskusi dan bertukar pendapat dengan mentor
(Nasionalisme). Penulis menyampaikan rancangan aktualisasi yang akan
dilaksakan selama masa habituasi yaitu aktualisasi penggunaan memo pad
sebagai media edukasi penerapan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai
pada pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum
Pariaman (RSUD) Pariaman.
22
eksemplar agar menghemat dana mengingat proses pencetakan yang
menggunakan dana pribadi penulis. Jika nantinya memo pad sudah habis
dibagikan kepada pasien, penulis dapat memberikan soft copy memo pad
kepada pasien dengan cara dikirimkan melalui media online agar dapat
dimanfaatkan oleh pasien lainnya. Teknis edukasi sebaiknya dengan
menjelaskan langsung isi memo pad kepada pasien dengan tidak lupa
mendokumentasikan kegiatan berbentuk video. Selanjutnya video tersebut
dapat dikoordinasikan dengan pihak PKRS agar dapat ditampilkan juga di
website RSUD Pariaman atau lini masa lainnya dan menjadi salah satu program
promosi kesehatan dan edukasi RSUD Pariaman. Semua saran dan masukan
dari Mentor, penulis catat dengan tekun. (Etika Publik).
Gambar 3.2 Tekun dalam mencatat saran dari mentor (Etika Publik)
23
Gambar 3.3 Penulis menerapkan tanggung jawab dengan meminta
dukungan dari Mentor (Akuntabilitas)
24
Gambar 3.4 Efektif dalam mencari referensi dan literatur tentang
Dispepsia (Komitmen Mutu)
25
Tabel 3.3 Kegiatan 3. Membuat Media Edukasi Berbentuk Memo Pad
Kegiatan 3 Membuat media edukasi berbentuk memo pad
Waktu Pelaksanaan Selasa, 11 Mei 2021 – 5 Juni 2021
Bukti Fisik Foto, video, desain memo pad
Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan
Penulis membuat rancangan dan desain memopad dengan efektif, menggunakan
tulisan yang jelas dan rapi agar mudah dibaca oleh pihak percetakan pada
tanggal 11 Mei 2021. Penulis awalnya berencana membuat desain dengan
menggunakan komputer, namun pihak percetakan meminta desain cukup berupa
tulisan saja yang dapat dibaca, untuk selanjutnya desain dan penambahan
lainnya yang dianggap perlu akan didiskusikan lagi dengan menggunakan
media Whatsapp. (Komitmen Mutu)
26
diawali dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan selanjutnya
berkenalan dengan pihak percetakan (Etika Publik). Penulis menemui
karyawan percetakan yang bernama Kak Sari dan selanjutnya berdiskusi
mengenai memo pad.
Kemudian penulis musyawarah dengan melakukan diskusi mengenai
rancangan memo pad bersama pihak percetakan (Nasionalisme). Pihak
percetakan menyarankan pencetakan memo pad sebaiknya berukuran 6 x 10 cm
agar mudah disimpan dalam kantong. Untuk kertas sebaiknya menggunakan
kertas yang tebal dan mengkilat agar menarik minat pembaca dan tahan lama.
Sedangkan untuk jenis jilidnya, terdapat keterbatasan jenis bahan jilid yang
dimiliki oleh pihak percetakan. Awalnya penulis ingin menggunakan jilid
dengan bahan besi, namun stok jilid besi sedang tidak ada di toko percetakan
sehingga disepakatilah untuk jenis jilid menggunakan bahan plastik dan bagian
cover depan akan dilengkapi laminating agar tampilan semakin menarik.
Setelah diskusi mengenai desain memo pad, penulis dan pihak percetakan
sepakat untuk mencetak memo pad sesuai desain yang sudah didiskusikan
27
dengan catatatn bila desain dari pihak percetakan sudah selesai, pihak
percetakan akan terlebih dulu menghubungi penulis melalui pesan Whatsapp.
Pihak percetakan menyadari adanya kemungkinan semakin lama proses
pencetakan diakibatkan seminggu selama Hari Raya Idul Fitri, percetakan akan
tutup untuk sementara waktu. Penulis paham mengenai keterbatasan tersebut
dan bersedia untuk menunggu. Selanjutnya penulis menanyakan berapa
perkiraan pembayaran dan apakah perlu untuk memberikan uang DP terlebih
dahulu sebagai bentuk tanggung jawab dan keseriusan penulis dalam bekerja
sama dengan pihak percetakan, namun pihak percetakan belum dapat
memberikan harga yang konkrit karena akan berdiskusi dulu dengan editor, dan
selanjutnya pihak percetakan akan menghubungi kembali penulis melalui pesan
Whatsapp. Penulis juga meminta nomor telepon yang bisa dihubungi agar
komunikasi dapat berjalan optimal tanpa penulis harus datang ke kantor
percetakan. Kak Sari memberikan nota bon transaksi yang dilengkapi dengan
nomor telepon yang dapat dihubungi, disertai dengan menawarkan untuk
menyimpan juga nomor kontak lain yang dapat dihubungi dan tertulis di atas
meja. (Akuntabilitas).
Penulis kembali menghubungi pihak percetakan pada tanggal 25 Mei 2021
melalui pesan whatsapp ke nomor yang tertera di nota bon, namun tidak ada
balasan. Penulis mencoba untuk menghubungi nomor telepon yang lain dan
tetap tidak ada balasan. Pada tanggal 28 Mei 2021 penulis berinisiatif
mendatangi kembali pihak percetakan untuk konfirmasi ulang apakah memo
pad sudah selesai cetak. Dari pihak percetakan meminta maaf atas kesalahan
teknis karena memo pad masih dalam tahap desain diakibatkan pegawai
percetakan (Kak Sari) sudah tidak bekerja lagi di percetakan dan sementara
waktu pekerjaan yang ditangani oleh Kak Sari belum dilanjutkan oleh karyawan
lainnya. Pihak percetakan meminta maaf dan menjanjikan memo pad akan siap
dalam jangka waktu seminggu. Penulis dan pihak percetakan sepakat bahwa
28
memo pad akan siap sebelum tanggal 5 Juni 2021.
Pada tanggal 5 Juni 2021 penulis kembali mengujungi pihak percetakan untuk
menanyakan kelanjutan proses pencetakan memo pad. Penulis bertemu dengan
karyawan pihak percetakan yang bernama pak Angga. Pak Angga menyebutkan
bahwa memo pad sudah siap cetak dan sudah bisa diambil. Penulis menanyakan
harga proses pencetakan dan meminta bon, lalu membayar sesuai dengan
nominal yang tertera di bon.
Gambar 3.8 Jujur dalam membayar tagihan sesuai kwitansi yang
diberikan (Anti Korupsi)
29
Penulis memulai kegiatan edukasi mengenai Dispepsia di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman dengan terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan meminta izin dari Kepala Ruangan IGD
sebelum kegiatan edukasi dilaksanakan. Penulis menemui Bapak Ns. Syahrudin,
S.Kep pada tanggal 7 Juni 2021 jam 09.00 WIB dan menjelaskan rencana
aktualisasi dan edukasi yang akan penulis lakukan di IGD. Bapak Ns.
Syahrudin, S.Kep memberi izin penulis untuk melakukan kegiatan dan
memberikan dukungan agar proses edukasi dan aktualisasi berjalan lancar
(Nasionalisme).
30
Penulis mengawali hubungan terapeutik antara dokter dan pasien dengan
membangun hubungan kepercayaan dengan pasien dan menyadari bahwa
pasien dan keluarga pasien memiliki hak yang harus dihormati. Penulis
meyakinkan pasien dan keluarga pasien bahwa hasil dokumentasi akan
digunakan untuk kepentingan aktualisasi dan tidak akan disalahgunakan.
(Akuntabilitas).
Pasien dan keluarga pasien menyetujui untuk mendapatkan penjelasan
mengenai penyakit Dispepsia dan bersedia untuk direkam. Penulis lalu
menjelaskan mengenai penyakit Dispepsia dengan diawali senyum, salam, sapa
dan bersikap ramah kepada pasien. Penulis juga menawarkan pasien dan
kelaurga pasien untuk konsul dengan penulis melalui telepon atau pesan
Whatsapp jika kedepannya terdapat keluhan. (Etika Publik)
Setelah menjelaskan mengenai dispepsia dengan menitikberatkan pada pola
hidup dan pengaturan diet, penulis memberikan memo pad kepada ibu pasien
agar dapat menjadi bahan informasi pasien dalam mengobati penyakit
Dispepsia. Penulis memberikan memo pad dengan adil tanpa membeda-
bedakan status pasien. Pasien ini memiliki gangguan mental (gangguan autistik)
sehingga kurang kooperatif saat penulis jelaskan mengenai penyakitnya. Pasien
cenderung menyangkal saat penulis tanya mengenai pola makannya yang
kurang baik, namun dengan bantuan orang tua pasien sebagai jembatan
penghubung antara pasien dan penulis, akhirnya komunikasi dapat berlangsung
dengan baik. (Anti Korupsi)
Selanjutnya pasien meminta kesediaan pasien dan keluarga pasien untuk
dimintai tanggapan mengenai perkembangan penyakit pasien dan pengaruh
edukasi dan memo pad terhadap perubahan pola hidup dan pengaturan diet
pasien. Penulis meminta izin untuk menyimpan nomor telepon pasien atau
keluarga untuk selanjutnya penulis follow up melalui telepon. Penulis
berinisiatif untuk menghubungi pasien menggunakan telepon agar lebih efektif
31
dan tidak telalu membebani pasien dan keluarga pasien, serta terjalin
komunikasi dua arah walaupun tidak bertatap muka secara langsung. Hal ini
penulis lakukan demi menjaga penerapan protokol kesehatan dikala pandemi.
(Komitmen Mutu)
32
sikap peduli dan berinisiatif menghubungi ayah pasien melalui telepon. Ayah
pasien menyebutkan bahwa kondisi pasien saat ini sudah lebih baik walaupun
dalam penerapan pola hidup dan diet masih belum optimal. Ayah pasien
mengaku setelah konsumsi obat, kondisi sakit perut pasien jauh berkurang,
namun pasien masih belum dapat menjaga pola makan yang baik. (Etika
Publik)
Penulis selanjutnya melakukan diskusi dan meminta saran kepada pasien
mengenai kegiatan edukasi yang sudah penulis lakukan secara khusus dan
mengenai pelayanan Rumah Sakit secara umum. Penulis menghargai semua
kritik dan saran yang diutarakan ayah pasien dan akan mencatat dengan
lengkap. Ayah pasien memberikan masukan sebaiknya semua dokter dalam
memeriksa dan melayani pasien dapat lebih mendalam, lebih memperbanyak
komunikasi dan memberikan informasi terkait penyakit pasien, memberikan
interaksi dan pelayanan yang lebih komprehensif karena hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan pasien mempengaruhi sugesti pasien untuk sembuh
lebih cepat. Penulis mencatat semua masukan pasien dan berterima kasih atas
masukan tersebut, selanjutnya akan berusaha untuk menjadi sosok dokter yang
diharapkan oleh pasien. (Nasionalisme)
33
Setelah merangkum masukan dari pasien dan keluarga pasien, penulis kembali
menjumpai mentor untuk melaporkan tahapan kegiatan yang sudah selesai
dikerjakan, untuk selanjutnya meminta masukan dari mentor mengenai jalannya
kegiatan aktualisasi. Penulis menjumpai mentor dan menjelaskan mengenai
kendala yang dihadapi penulis, dan mendapatkan saran dari mentor untuk
melanjutkan tahapan kegiatan hingga selesai. Penulis juga mendapatkan
dukungan dari mentor bahwa hasil kegiatan dan media edukasi sudah cukup
bagus. Penulis melaporkan kegiatan yang sudah dilakukan dengan transparans
dan apa adanya tanpa ada yang ditutupi. (Akuntabilitas)
34
2. Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan staf IGD yang sangat
mendukung dan mampu bekerja sama dengan baik dalam membantu penulis
menyelesaikan tahapan kegiatan edukasi
3. Pihak percetakan yang sangat mendukung dalam mendesain dan mencetak
memo pad untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi
pada pasien Dispepsia
4. Pasien dan keluarga pasien yang kooperatif dan bersemangat dalam
mendengarkan penjelasan penulis.
35
D. Analisa Dampak
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA
1 Melapor Kepada Membuat janji pertemuan Dalam membuat janji dengan Tanpa membuat janji via
Mentor terkait dengan dengan mentor mentor, saya akan efektif whatsapp dengan mentor
kegiatan yang akan dengan menghubungi mentor terlebih dahulu penulis tidak
dilakukan melalui pesan whatsapp dapat bertemu mentor mengingat
(Komitmen Mutu) jadwal mentor yang padat,
namun realisasinya, akibat
kegiatan mentor yang padat,
mentor jarang melihat pesan
Whatsapp dan lebih mudah
untuk dijumpai langsung
Menemui mentor dan Saat menemui mentor dan Tanpa menerapkan metode
mendiskusikan rancangan menyampaikan rancangan diskusi 2 arah antara penulis dan
aktualisasi aktualisasi, saya akan mentor, kegiatan aktualisasi
menggunakan metode diskusi tidak dapat berjalan dengan
(Nasionalisme) optimal sesuai kebutuhan
instansi dan kemampuan penulis
Mencatat saran – saran yang Saat berdiskusi dengan Jika penulis tidak mencatat saran
diperoleh dari hasil diskusi mentor, saya akan mencatat hasil diskusi dari mentor dengan
bersama mentor semua hasil diskusi dengan tekun, tahapan aktualisasi
tekun (Etika Publik) selanjutnya tidak sesuai dengan
36
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA
kebutuhan instansi
Meminta dukungan mentor Saya akan tanggung jawab Jika penulis tidak meminta tanda
dalam meminta dukungan dari tanga mentor, maka kegiatan
mentor dengan cara meminta aktualisasi sulit untuk dikerjakan
tanda tangan mentor dengan maksimal dan
(Akuntabilitas). dipertanggung jawabkan
2 Mencari referensi Mencari referensi dan Dalam mencari referensi dan Tanpa menggunakan internet
terkait materi yang akan literatur tentang Dispepsia literatur tentang Dispepsia, dan aplikasi Medscape, referensi
digunakan dalam dari jurnal kedokteran saya akan efektif dengan tentang Dispepsia yang aktual
penyusunan memo pad menggunakan teknologi dan update serta dapat dipercaya
internet melalui aplikasi dari jurnal kedokteran sulit
Medscape (Komitmen untuk didapatkan
Mutu)
37
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA
Membuat konsep Saat membuat rancangan dan Jika penulis tidak membuat
pelaksanaan kegiatan terkait jadwal kegiatan, saya akan rancangan kegiatan (time table),
pelaksana, tempat, waktu, tanggung jawab sesuai maka sulit bagi penulis untuk
rancangan jadwal (time table) dengan rancangan kegiatan melakukan tahapan aktualisasi
dan mekanisme pelaksanaan dan jadwal yang sudah dengan sistematis dan sesuai
edukasi di IGD direncanakan (Akuntabilitas) target
Membuat media Membuat rancangan memo Saya akan efektif dalam Jika tidak menulis rancangan
edukasi berbentuk pad merancang desain memo pad dengan tulisan yang jelas dan
memo pad dengan menggunakan tulisan rapi, pihak percetakan tidak
yang jelas dan rapi dapat membaca rancangan
(Komitmen Mutu) memo pad dan akan
menghambat proses pencetakan
38
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA
Mencetak desain memo pad Dalam mencetak desain Jika tidak terdapat kerjasama
memo pad, saya akan yang baik dengan berlandaskan
tanggung jawab dengan cara kepercayaan dan tanggung
mencetak sesuai desain yang jawab, maka memo pad tidak
telah dibuat dapat diproduksi
4 Melakukan edukasi Melapor kepada kepala Ketika melapor kepada kepala Jika penulis tidak koordinasi
kepada pasien dan ruangan IGD ruangan IGD, Saya akan terlebih dulu dengan kepala
keluarga pasien mengenai koordinasi dengan meminta ruangan, maka kegiatan edukasi
Dispepsia di IGD izin kepada kepala ruangan selanjutnya sulit untuk
sebelum kegiatan dilaksanakan
dilaksanakan (Nasionalisme)
Meminta kesediaan pasien Saya akan membangun Jika tidak profesional dalam
dan keluarga pasien (kepercayaan) dengan bekerja, maka pasien dan
melakukan hubungan keluarga pasien akan menolak
39
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA
Melakukan edukasi Saya akan bersikap ramah Jika penulis tidak ramah, maka
mengenai pola hidup dan dengan cara 3S (Senyum, pasien enggan untuk
pengaturan diet terhadap Salam, Sapa) kepada pasien mendengarkan edukasi tentang
pasien Dispepsia di IGD (Etika publik) Dispepsia
Memberikan memo pad Saya akan memberikan memo Jika penulis tidak adil dalam
kepada pasien pad kepada pasien dengan memberikan memo pad kepada
adil tanpa membeda-bedakan pasien, maka informasi
status pasien agar dapat mengenai Dispepsia tidak
menjadi sumber informasi merata didapatkan oleh semua
setelah pulang dari Rumah pasien yang membutuhkan
Sakit (Anti Korupsi)
Meminta tanggapan pasien Saya akan efektf dalam Jika penulis tidak menyimpan
meminta tanggapan pasien nomor kontak pasien yang bisa
dengan meminta izin untuk dihubungi, maka penulis tidak
menyimpan nomor Hp pasien dapat mengevaluasi manfaat
untuk selanjutnya akan di memo pad dalam manajemen
follow-up menggunakan pasien Dispepsia
40
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA
5 Melakukan evaluasi Melakukan follow-up Dalam mengumpulkan Jika penulis tidak berinisiatif
kegiatan yang sudah mengenai pemahaman dan informasi dan evaluasi, saya menghubungi pasien, maka
dilakukan pengetahuan pasien dan akan peduli dengan cara kegiatan evaluasi untuk
keluarga pasien melalui berinisiatif menghubungi mengetahui perubahan pola
kegiatan wawancara pasien menggunakan media hidup dan diet pasien Dispepsia
telepon atau Whatsapp (Etika tidak dapat dilakukan
Publik)
Melakukan diskusi dan Saat melakukan diskusi dan Sebagai salah satu alat evaluasi,
meminta saran kepada pasien meminta saran kepada pasien saat diberi kritik dan saran
dan keluarga pasien jika ada dan keluarga pasien, saya penulis akan menghargai dengan
masukan untuk perbaikan akan menghargai dengan cara menulis saran agar dapat
kedepannya mencatat semua saran yang menjadi acuan dalam evaluasi
diberikan (Nasionalisme) kedepannya
Membuat laporan hasil Saya akan transparans dalam Penulis harus melaporkan
kegiatan membuat laporan hasil kegiata apa adanya kepada
kegiatan dengan cara mentor secara transparan agar
membuat laporan sesuai menjadi data yang akuntabel dan
dengan hasil pelaksanaan dapat dipertanggung jawabkan
kegiatan (Akuntabilitas)
41
E. Jadwal Realisasi Aktualisasi
No. Kegiatan Rencana Pelaksanaan Aktualisasi
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7
(26 April – (3 – 8 Mei 10 – 15 Mei (17 – 23 (24 – 29 (31 Mei – 5 (7 – 12
1 Mei 2021) 2021) 2021) Mei 2021) Mei 2021) Juni 2021) Juni 2021)
1. Melapor kepada Penulis Penulis Penulis
mentor mengenai Cuti Cuti Cuti
rancangan
Alasan Alasan Alasan
kegiatan
aktualisasi yang Penting Penting Penting
akan dilakukan di
Instalasi Gawat
Darurat RSUD
Pariaman
2. Mencari referensi
dan melakukan
studi terkait
materi yang akan
digunakan dalam
penyusunan
edukasi berbentuk
memo pad yang
akan dilakukan di
Instalasi Gawat
42
Darurat RSUD
Pariaman
3. Membuat media
edukasi berbentuk
memo pad dengan
melibatkan pihak
percetakan
4. Melakukan
edukasi
menggunakan
media memo pad
kepada pasien
Dispepsia di IGD
RSUD Pariaman
5. Melakukan
evaluasi
43
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpuan yang dapat penulis ambil dalam proses pelaksanaan kegiatan
aktualisasi meliputi :
1. Nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang meliputi nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
(ANEKA) menjadi acuan dasar penulis dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi ASN di instansi. Nilai dasar yang disertakan dengan penerapan peran
dan kedudukan ASN seperti manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan World
of Government (WoG) dapat menjadi pondasi dasar bagi ASN dalam upaya
menjadi contoh teladan di lingkungan sehari-hari.
2. Kegiatan aktualisasi di RSUD Pariaman dengan judul “Aktualisasi
Penggunaan Memo Pad sebagai Media Edukasi Penerapan Pola Hidup dan
Pengaturan Diet pada Pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman” ini telah terlaksana sesuai
dengan rancangan yang dibuat. Meskipun ada beberapa hambatan yang
membuat proses aktualisasi tidak maksimal tapi secara keseluruhan realisasi
aktualisasi ini berjalan dengan baik.
3. Penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya memo pad yang berisikan
edukasi mengenai penyakit Dispepsia, dirasakan manfaatnya oleh pasien dan
keluarga pasien dalam upaya mengurangi keluhan dan memperbaiki kualitas
hidup pada pasien Dispepsia.
B. SARAN
Dari kesimpulan diatas, Penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada segenap aparatur di RSUD Pariaman untuk senantiasa
menerapkan nilai- nilai ANEKA dan menerapkan peran serta kedudukan
ASN seperti manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan World of Government
44
(WoG) dengan baik sehingga RSUD Pariaman bisa menjadi contoh teladan
yang baik.
2. Diharapkan dengan adanya memo pad yang diberikan kepada pasien
Dispepsia, dapat menjadi bahan informasi bagi pasien dan keluarga pasien
dalam menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang tepat sehingga
keluhan yang dirasakan pasien dapat berkurang dan kualitas hidup pasien
semakin baik.
3. Diharapkan adanya memo pad mengenai penerapan pola hidup dan
pengaturan diet pada pasien Dispepsia dapat dikembangkan lagi kedepannya
sebagai media edukasi dan promosi kesehatan di lingkungan RSUD
Pariaman.
45
DAFTAR PUSTAKA
Rialdi, Dina. 2019. Sosialisasi Paper Marker insulin pada pasien DM Tipe II
pengguna insulin di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD Pariaman.
Padang : BPSDM Provinsi Sumatera Barat
46
LAMPIRAN 1
SURAT PERNYATAAN
47
SURAT PERNYATAAN
48
LAMPIRAN 2
KEGIATAN 1 MELAPOR KEPADA
MENTOR
Screenshoot Whatsapp
Foto
Catatan Saran
Surat Pernyataan Dukungan
49
1. Efektif dengan menghubungi mentor via Whatsapp (Komitmen Mutu)
50
3. Tekun dalam mencatat saran dari mentor (Etika Publik)
51
52
LAMPIRAN 3
KEGIATAN 2 MENCARI
REFERENSI TERKAIT MATERI YANG
AKAN DIGUNAKAN DALAM
PENYUSUNAN MEMO PAD
Foto
Dokumen Referensi
Catatan Analisis Referensi
Time Table
53
1. Efektif dalam mencari referensi dan literatur tentang Dispepsia dari jurnal
kedokteran (Komitmen Mutu)
54
2. Profesional dalam mengidentifikasi dan memilih informasi tentang
manajemen Dispepsia
3.
55
4. Tanggung jawab dengan membuat time table (Akuntabilitas)
Yang
Jenis Kegiatan Terlibat Waktu Alat yang disipakan
26 april - 1 Surat pernyataan dukungan, draf
Menemui Mentor Penulis mei aktualisasi
Kartu Bimbingan, alat tulis, kartu
Mentor bimbingan
Mencari Referensi Penulis 3-8 Mei Laptop
Membuat time table Penulis 3 - 8 Mei Laptop
Membuat desain memo pad Penulis 3 - 8 Mei Laptop, alat tulis
Mengunjungi pihak
percetakan Penulis 10 - 15 mei Desain memo pad, alat tulis
Mencetak memo pad Percetakan 10-29 Mei
Mengambil pesanan Penulis 24-29 mei Uang
31 mei - 5
Melapor kepada kepala IGD Penulis Juni Memo pad
Kepala IGD
31 mei - 5
Edukasi kepada pasien Penulis Juni Memo pad
Pasien
Follow up pasien Penulis 7 - 12 juni Handphone, alat tulis
Melapor kepada mentor Penulis 7 - 12 Juni Memo pad, alat tulis, kartu bimbingan
Mentor
56
LAMPIRAN 4
KEGIATAN 3 MEMBUAT MEDIA
EDUKASI BERBENTUK MEMO PAD
Foto
Kwitansi
Desain Memo pad
57
1. Efektif dalam membuat rancangan memo pad (Komitmen Mutu)
58
2. Santun dalam menghubungi pihak percetakan (Etika Publik)
59
4. Tanggung jawab dalam mencetak desain memo pad sesuai yang disepakati
60
LAMPIRAN 5
KEGIATAN 4 EDUKASI KEPADA
PASIEN DAN KELUARGA PASIEN
MENGENAI DISPEPSIA
MENGGUNAKAN MEMO PAD
Foto
Screenshoot Media
61
Koordinasi dengan melapor kepada kepala ruangan IGD sebelum
melakukan edukasi (Nasionalisme)
62
Adil dalam memberikan memo pad kepada pasien dan keluarga pasien
63
LAMPIRAN 6
KEGIATAN 5 MELAKUKAN
EVALUASI KEGIATAN YANG SUDAH
DILAKUKAN
Foto
Catatan Saran
64
Peduli dengan melakukan follow-up kepada pasien melalui kegiatan
wawancara (Etika Publik)
65
Transparan dalam melaporkan hasil kegiatan (Akuntabilitas)
66
LAMPIRAN 7
MATRIKS HABITUASI
67
MATRIKS HABITUASI
68
LAMPIRAN 8
MATRIKS VISI MISI DAN TATA
NILAI ORGANISASI
69
MATRIKS VISI MISI DAN TATA NILAI ORGANISASI
70
LAMPIRAN 9
Matriks Kedudukan dan Peran ASN
71
Matriks Kedudukan dan Peran ASN
KETERKAITAN DENGAN KEDUDUKAN DAN PERAN KEGIATAN
ASN 1 2 3 4 5 TOTAL
MANAJEMEN ASN
PELAYANAN PUBLIK 3
72
LAMPIRAN 10
KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI
COACH DAN MENTOR
73
Lampiran Bimbingan Aktualisasi
Coach
74
KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI COACH
75
menghubungi mentor melalui
pesan whatsapp
2. Nasionalisme
Saat menemui mentor dan
menyampaikan rancangan aktualisasi,
saya akan menggunakan metode
diskusi
3. Etika Publik
Saat berdiskusi dengan mentor,
saya akan mencatat semua hasil
diskusi dengan tekun
4. Akuntabilitas
Saya akan tanggung jawab
dalam meminta dukungan dari
mentor dengan cara meminta
tandatangan mentor
76
rancangan jadwal(time
table) dan mekanisme
pelaksanaan edukasi di IGD
Kontribusi TerhadapVisi-Misi
Organisasi;
Meningkatkan Mutu Pelayanan
77
Kesehatan Rujukan
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan berdiskusi dengan
sopan dan santun merupakan
penguatan nilai “ramah dan
melayani”
Keterkaitan Substansi
Matapelatihan;
1. Komitmen Mutu
Saya akan efektif dalam
merancang desain memo pad
dengan menggunakan tulisan
yang jelas dan rapi
2. Etika Publik
78
Saat menghubungi pihak
percatakan, saya akan bersikap
santun dengan bertutur kata
yang baik
3. Nasionalisme
Saat mengunjungi percetakan,
saya akan musyawarah
dengan melakukan diskusi
mengenai rancangan memo
pad
4. Akuntabilitas
Dalam mencetak desain memo
pad, saya akan tanggung
jawab dengan cara mencetak
sesuai desain yang telah
dibuat
5. Anti Korupsi
Saat mengambil pesanan
memo pad, saya akan jujur
dengan membayar tagihan
sesuai kwitansi yang diberikan
79
Kegiatan 4 Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Pariaman
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
Tahapan Kegiatan;
1. Melapor kepada kepala
ruangan IGD
2. Meminta kesediaan pasien
dan keluarga pasien
3. Melakukan edukasi mengenai
pola hidup dan pengaturan diet
terhadap pasien Dispepsia di
IGD
4. Memberikan memo pad
kepada pasien
5. Meminta tanggapan pasien
80
melakukan hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan
pasien.
3. Etika Publik
Dalam meminta kesediaan
pasien dan keluarga pasien,
saya akan professional dengan
melakukan hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan
pasien
4. Anti Korupsi
Saya akan memberikan memo
pad kepada pasien dengan adil
tanpa membeda-bedakan status
pasien agar dapat menjadi
sumber informasi setelah
pulang dari Rumah Sakit
5. Komitmen Mutu
Saya akan efektif dalam
meminta tanggapan pasien
dengan meminta izin untuk
menyimpan nomor Hp pasien
untuk selanjutnya akan di
follow-up menggunakan
telepon atau pesan Whatsapp
81
Kegiatan 5 Melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan
82
semua saran yang diberikan.
3. Akuntabilitas
Saya akan transparans
dalam membuat laporan
hasil kegiatan dengan
cara membuat laporan
sesuai dengan hasil
pelaksanaan kegiatan
83
KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI MENTOR
84
Mentor, saya akan Efektif dengan
menghubungi mentor melalui
pesan whatsapp
2. Nasionalisme
Saat menemui mentor dan
menyampaikan rancangan aktualisasi,
saya akan menggunakan metode
diskusi
3. Etika Publik
Saat berdiskusi dengan mentor,
saya akan mencatat semua hasil
diskusi dengan tekun
4. Akuntabilitas
Saya akan tanggung jawab
dalam meminta dukungan dari
mentor dengan cara meminta
tandatangan mentor
85
pelaksana, tempat, waktu,
rancangan jadwal(time
table) dan mekanisme
pelaksanaan edukasi di IGD
Kontribusi TerhadapVisi-Misi
Organisasi;
86
Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Rujukan
Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan berdiskusi dengan
sopan dan santun merupakan
penguatan nilai “ramah dan
melayani”
87
Saat menghubungi pihak
percatakan, saya akan bersikap
santun dengan bertutur kata
yang baik
3. Nasionalisme
Saat mengunjungi percetakan,
saya akan musyawarah
dengan melakukan diskusi
mengenai rancangan memo
pad
4. Akuntabilitas
Dalam mencetak desain memo
pad, saya akan tanggung
jawab dengan cara mencetak
sesuai desain yang telah
dibuat
5. Anti Korupsi
Saat mengambil pesanan
memo pad, saya akan jujur
dengan membayar tagihan
sesuai kwitansi yang diberikan
88
Kegiatan 4 Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Tahapan Kegiatan;
1. Melapor kepada kepala
ruangan IGD
2. Meminta kesediaan pasien
dan keluarga pasien
3. Melakukan edukasi mengenai
pola hidup dan pengaturan diet
terhadap pasien Dispepsia di
IGD
4. Memberikan memo pad
kepada pasien
5. Meminta tanggapan pasien
89
melakukan hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan
pasien.
3. Etika Publik
Dalam meminta kesediaan
pasien dan keluarga pasien,
saya akan professional dengan
melakukan hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan
pasien
4. Anti Korupsi
Saya akan memberikan memo
pad kepada pasien dengan adil
tanpa membeda-bedakan status
pasien agar dapat menjadi
sumber informasi setelah
pulang dari Rumah Sakit
5. Komitmen Mutu
Saya akan efektif dalam
meminta tanggapan pasien
dengan meminta izin untuk
menyimpan nomor Hp pasien
untuk selanjutnya akan di
follow-up menggunakan
telepon atau pesan Whatsapp
90
Kegiatan 5 Melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
Tahapan Kegiatan;
1. Melakukan follow-up
mengenai pemahaman dan
pengetahuan pasien dan
keluarga pasien melalui
kegiatan wawancara
2. Melakukan diskusi dan
meminta saran kepada pasien
dan keluarga pasien jika ada
masukan untuk perbaikan
kedepannya
3. Membuat laporan hasil
kegiatan
91
3. Akuntabilitas
Saya akan transparans
dalam membuat laporan
hasil kegiatan dengan
cara membuat laporan
sesuai dengan hasil
pelaksanaan kegiatan
92