You are on page 1of 100

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

AKTUALISASI PENGGUNAAN MEMO PAD SEBAGAI MEDIA EDUKASI


PENERAPAN POLA HIDUP DAN PENGATURAN DIET PADA PASIEN
DISPEPSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH (RSUD) PARIAMAN

DISUSUN OLEH :
dr. NOVI RISTA ANANDA
NIP 19921122 202012 2 018

COACH:
DESIRIZTA SARI STEVIANI, S.E.Ak. MS.Ak
NIP. 19841204 201101 2 002

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XIX
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI SUMATERA BARAT
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

NAMA : dr. NOVI RISTA ANANDA


NIP : 199211222020122018
NDH : 09
JABATAN : DOKTER UMUM AHLI PERTAMA
INSTANSI : RSUD PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

“AKTUALISASI PENGGUNAAN MEMO PAD SEBAGAI MEDIA EDUKASI


PENERAPAN POLA HIDUP DAN PENGATURAN DIET PADA PASIEN
DISPEPSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PARIAMAN”

Disetujui untuk disampaikan pada Evaluasi Aktualisasi


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan XIX
dilaksanakan pada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera
Barat

Padang, 17 Juni 2021


Diajukan Oleh,
Peserta

dr. NOVI RISTA ANANDA


NIP. 19921122 202012 2 018

Menyetujui,
Coach Mentor

DESIRIZTA SARI S,S.E.Ak.MS.Ak Ns. RAHMAWATI, S.Kep


NIP. 19841204 201101 2 002 NIP. 19690518 198903 2 002

i
BERITA ACARA

SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI


PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XIX
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Pada hari ini Kamis tanggal tujuh belas bulan Juni tahun dua ribu dua puluh satu
jam 10.15 WIB bertempat di BPSDM Provinsi Sumatera Barat telah diseminarkan
Laporan Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XIX
Tahun 2021.

JUDUL : AKTUALISASI PENGGUNAAN MEMO PAD


SEBAGAI MEDIA EDUKASI PENERAPAN POLA
HIDUP DAN PENGATURAN DIET PADA PASIEN
DISPEPSIA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD
PARIAMAN
DISUSUN OLEH : dr. NOVI RISTA ANANDA
NIP : 199211222020122018
NDH : 09
JABATAN : DOKTER AHLI PERTAMA
INSTANSI : RSUD PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Disetujui, Diajukan oleh,


Coach Peserta

DESIRIZTA SARI S, S.E.Ak.MS.Ak dr. NOVI RISTA ANANDA


NIP. 19841204 201101 2 002 NIP. 19921122 202012 2 018
Diketahui,
Narasumber/Penguji Mentor

DEWI RIA, S.Sos, M.M Ns. RAHMAWATI, S.Kep


NIP 19681115 198902 2 001 NIP. 19690518 198903 2 002

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan aktualisasi dan
penyusunan laporan. Aktualisasi yang berjudul “Aktualisasi Penggunaan Memo
Pad Sebagai Media Edukasi Penerapan Pola Hidup dan Pengaturan Diet pada
Pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pariaman” merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III Tahun 2020.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H Jefrinal Arifin, SH, M.Si selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Barat
2. Ibu dr. Indria Veluntina, MARS selaku Direktur RSUD Pariaman,
3. Bapak Zuliwarman, SE selaku Direktur Pelatihan Latsar CPNS Gol III Angkatan
XIX
4. Ibu Ns. Rahmawati, S.Kep selaku mentor dan yang telah membimbing dan
memberikan dukungan kepada penulis selama habituasi.
5. Ibu Desirizta Sari S, SE.Ak, MS. Ak selaku coach yang telah membimbing dan
memberikan dukungan kepada penulis.
6. Bapak Ns. Syahrudin, S.Kep selaku Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat
(IGD) RSUD Pariaman dan teman sejawat yang bertugas di IGD RSUD
Pariaman yang membantu dalam kegiatan edukasi.
7. Bapak dan Ibu Widyaiswara BPSDM Provinsi Sumatera Barat yang memberikan
ilmu dan pengalaman berharga kepada penulis.
8. Rekan-rekan Latsar CPNS Golongan III Angkatan XVIII dan XIX
9. Mama, Papa, dan suami penulis Fadhil Rahman, S.H serta keluarga tercinta yang
menjadi motivasi terbesar yang selalu menguatkan selama pendidikan.
10. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

iii
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam
penyusunan Laporan Aktualisasi ini. Kritik dan saran yang membangun penulis
harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga Laporan
Aktualisasi ini bermanfaat bagi pembaca. Aamin ya Rabb.

Padang, Juni 2021


Penulis

dr. Novi Rista Ananda

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKTUALISASI…….….……….... i


BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI…..……...…… ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...... iii
DAFTAR TABEL ………………………………….…………….………… iv
DAFTAR SKEMA/GAMBAR…………….…………….…………….…… v
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………... 1
B. Identifikasi Isu…………………….……………………………...... 3
C. Perumusan dan Penetapan Isu….…………………………………... 3
BAB II. DESKRIPSI LOKUS
A. Deskripsi Umum……...……………………………………….…... 5
1. Gambaran Umum Instansi……………………………………. 5
2. Struktur Organisasi ..…………………………………………. 9
B. Deskripsi Khusus………………………………………….………. 10
1. Program dan Kegiatan Saat Ini……………………………….. 10
2. Role Model…………………………………………………… 11
BAB III. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN
OUTPUT YANG DIHARAPKAN………………………………… 12
A. Laporan Aktualisas……..……………………………….………. 12
B. Jadwal Rencana Aktualisasi …….…………………………… 25

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Alat Analisis USG ……………………………………………...... 4

Tabel 3.1. Rancangan Kegiatan …………………………………………..... 13


Tabel 3.2. Jadwal Rencana Aktualisasi………………………...................... 25

vi
DAFTAR SKEMA/GAMBAR

Gambar 2.1. RSUD Pariaman Provinsi Sumatera Barat………………………….. 6


Gambar 2.2. Peta Administratif Kota Pariaman Prov Sumatera Barat………....... 8
Gambar 2.3. Struktur Organisasi RSUD Pariaman ………………………...…...... 9
Gambar 2.4. Role Model dr. Lie Dharmawan …….….…………………..…… 11

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur sipil negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah. Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah
untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS. PNS wajib menjalani
masa percobaan melalui proses diklat terintegrasi, masa percobaan dilaksanakan
selama 1 tahun dan tujuannya yaitu untuk membangun integritas, moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadiaan unggul
dan bertanggung jawab serta memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang.
(Heriyanto, 2019)
Tujuan nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia salah satunya adalah mewujudkan derajat kesehatan
setinggi-tingginya. Tujuan nasional tersebut diharapkan dapat dicapai dengan
keterlibatan ASN yang bekerja di ranah kesehatan. Peran ASN di bidang kesehatan
adalah melaksanakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan professional di semua
sektor pelayanan kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Pelayanan kesehatan di
rumah sakit meliputi pelayanan kuratif dan rehabilitatif. Salah satu unit terpenting di
rumah sakit adalah Instalasi Gawat Darurat sebagai tempat masuk pertama kali pasien
untuk selanjutnya dilakukan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke
rumah sakit)/lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan lain)
sesuai dengan tingkat kegawatannya. Selain Instalasi Gawat Darurat, poli spesialistik
dan umum juga merupakan tempat pelayanan pasien. (Pelayanan Kegawatdaruratan,
2018)
IGD RSUD Pariaman secara umum melakukan tiga kegiatan. Pertama,
menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan menangani kondisi

1
akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau kecacatan pasien. Kedua, menerima pasien
rujukan yang memerlukan penanganan lanjutan/defenitif dari fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya. Ketiga, merujuk kasus-kasus gawat darurat apabila rumah sakit
tersebut tidak mampu melakukan layanan lanjutan. Mengingat beban kerja dan
stressor yang tinggi, sering terjadi kesalahpahaman antara pasien, keluarga pasien dan
tenaga medis yang bekerja hingga ujung-ujungnya terjadi perbuatan yang tidak
menyenangkan dan menjadikan tenaga medis sebagai sasaran amarah pasien maupun
keluarga pasien.UU Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan UU No. 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit sudah mengatur tentang perlindungan tenaga medis
dari kekerasan saat sedang melaksanakan tugas, namun dalam realisasinya masih ada
tenaga medis yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari pasien maupun
keluarga pasien. Beberapa kondisi yang sering menyebabkan kesalahpahaman adalah
kurangnya koordinasi antara pasien, keluarga pasien dan petugas medis. Pada pasien
dengan resiko jatuh yang tinggi, misalnya pasien yang gelisah atau sulit
mengendalikan diri, dibutuhkan koordinasi ekstra dan kerjasama antara keluarga
pasien dan petugas medis untuk menghindari kejadian terjatuhnya pasien dari tempat
tidur pemeriksaan. Prosedur pemasangan gelang khusus pada pasien dengan resiko
jatuh sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Akreditasi Rumah Sakit, namun dalam
penerapannya masih belum optimal. (Rialdi, 2019)
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman memiliki banyak variasi penyakit
pasien, mulai dari yang mengancam jiwa hingga yang hanya memerlukan penanganan
awal sederhana untuk selanjutnya dapat kontrol ke poli atau berobat jalan. Salah satu
penyakit yang banyak dijumpai di IGD adalah Dispepsia. British Society of
Gastroenterology (BSG) menyatakan bahwa dispepsia merupakan kumpulan gejala
yang mengarah pada gangguan saluran pencernaan atas dengan gejala berupa nyeri
epigastrium dan rasa terbakar (60-70%), perut terasa penuh setelah makan (80%),
mudah merasa kekenyangan (60-70%), distensi dari bagian epigastrium (80%), mual,
dan muntah (60 dan 40%), serta sendawa yang sifatnya berulang atau kronik.
(Salsabila, 2020)
Sebagian besar pasien dispepsia yang datang ke Instalasi Gawat Darurat
mengeluhkan adanya nyeri atau rasa terbakar di ulu hati dan sekitar perut bagian atas.

2
Pada beberapa kasus disertai dengan mual, muntah, dan lemas. Penanganan awal
yang dapat dilakukan di IGD Rumah Sakit adalah dengan pemberian obat-obatan
yang dapat membantu menurunkan tingkat asiditas lambung. Namun banyak pasien
yang belum mengetahui bahwa pemberian obat tanpa disertai perubahan pola hidup
dan perbaikan diet tidak akan memberikan output maksimal untuk kesembuhan
pasien. Dengan alasan tersebut di atas maka penulis menyusun Rancangan
Aktualisasi ini dengan judul “Aktualisasi penggunaan memo pad sebagai media
edukasi penerapan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.” Judul ini berkaitan
dengan materi agenda tiga mengenai Pelayanan Publik, dimana ASN yang baik
memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui media
edukatif.

B. Identifikasi Isu
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka isu-isu yang penulis temukan di
Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman yaitu:
1. Belum maksimalnya observasi pada pasien dengan resiko jatuh di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman
Pasien dengan resiko jatuh belum terobservasi dengan optimal baik dari pihak
keluarga maupun petugas kesehatan, sehingga dibutuhkan optimalisasi
penggunaan gelang khusus untuk membedakan pasien yang memerlukan
observasi khusus agar tidak terjadi kecelakaan (jatuh) di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Pariaman (RSUD) Pariaman
2. Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga pasien mengenai pentingnya proteksi
terhadap tenaga kesehatan dari kekerasan dalam melakukan tugas di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman.
Hal ini terlihat dari masih adanya kasus kekerasan terhadap tenaga medis dalam
menjalankan tugasnya

3
3. Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman.
Didasari dari masih banyaknya pasien yang belum mengetahui bagaimana
menu makanan yang sehat dan sesuai untuk pasien Dispepsia, terlihat dari
masih banyaknya pasien yang kembali datang dengan keluhan yang sama. Hal
ini berakibat pada tingginya angka kekambuhan pasien Dispepsia yang kembali
mengunjungi IGD dengan gejala yang sama, bahkan dalam beberapa kasus
mengarah kepada komplikasi yang lebih serius dan mengancam nyawa.

C. Perumusan dan Penetapan Isu


Berdasarkan identifikasi isu-isu yang telah dilakukan, maka dilakukan penetapan
isu dengan menggunakan teori Urgency, Seriousness dan Growth (USG).
1. Urgency, dilihat dari seberapa mendesaknya suatu masalah harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti.
2. Seriousness, dilihat dari seberapa seriusnya masalah harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan.
3. Growth, dilihat dari seberapa cepat pertumbuhan masalah tersebut jika tidak
ditangani dengan segera.
Tingkat urgency, seriousness dan growth ini kemudian diukur menggunakan
Skala Likert yang terdiri dari rentang nilai 1-5 dengan ketentuan sebagai berikut :
1 = Sangat kecil
2 = Kecil
3 = Sedang
4 = Besar
5 = Sangat besar
Adapun penetapan isu organisasi menggunakan teori USG dapat dilihat pada
Tabel 1.1

4
Tabel 1.1 Teori USG (Urgency, Seriousness dan Growth)
No. Masalah U S G Jumlah Ranking
1 Belum maksimalnya observasi pada pasien 4 3 2 9 III
dengan resiko jatuh di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pariaman
2 Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga 4 3 5 12 II
pasien mengenai pentingnya proteksi terhadap
tenaga kesehatan dari kekerasan dalam
melakukan tugas di Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pariaman
3 Belum tersedianya media edukasi yang 5 5 4 14 I
dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan
diet yang sesuai pada pasien Dispepsia

Berdasarkan analisa isu yang telah dilakukan dengan menggunakan teori USG, maka
isu yang dipilih adalah “Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu
pasien untuk menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada
pasien Dispepsia”. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya angka kekambuhan
pasien akibat belum maksimalnya pemulihan penyakit. Selain itu jika dibiarkan
berlanjut, dapat mengakibatkan timbulnya komplikasi yang lebih serius bahkan
sampai mengancam nyawa. Untuk itu pendekatan yang relevan dalam pelaksanaan
aktualisasi ini adalah Pelayanan Publik.

5
RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN

Unit Kerja : Instalasi Gawat Darurat RSUD Pariaman

Identifikasi Isu : 1. Belum maksimalnya observasi pada pasien dengan resiko jatuh di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman
2. Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga pasien mengenai pentingnya
proteksi terhadap tenaga kesehatan dari kekerasan dalam melakukan tugas
di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Pariaman
3. Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien
Dispepsia di IGD RSUD Pariaman

Isu Yang Diangkat : Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu pasien untuk
menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di
IGD RSUD Pariaman
Gagasan Pemecahan Isu : Pemberian edukasi mengenai penerapan pola hidup dan pengaturan diet kepada
pasien menggunakan memo pad di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Pariaman

6
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
1. Melapor kepada Terlaksananya Whole of Government Bertemu mentor Kegiatan
mentor mengenai penyampaian untuk berdiskusi
kegiatan yang rancangan aktualisasi membicarakan dengan sopan
akan dilakukan dan diskusi dengan kegiatan edukasi dan santun
mentor
penggunaan memo merupakan
pad pada pasien penguatan
1. Membuat janji  Foto  Dalam membuat janji dispepsia yang akan nilai “ramah
pertemuan dengan  Screenshoot media dengan mentor, saya dilakukan sebagai dan
mentor komunikasi akan efektif dengan bentuk pencapaian melayani”.
cara menggunakan misi pertama RSUD
media Whatsapp Pariaman yaitu
(Komitmen Mutu) “Meningkatkan
Mutu Pelayanan
Kesehatan
Rujukan”
 Saat menemui mentor
2. Menemui mentor dan  Foto
dan menyampaikan
mendiskusikan  Video
rancangan aktualisasi rancangan aktualisasi,
saya akan menggunakan
metode diskusi
(Nasionalisme)

7
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
3. Mencatat saran –  Foto  Saat berdiskusi dengan
saran yang diperoleh  Catatan notulensi mentor, saya akan
dari hasil diskusi mencatat semua hasil
bersama mentor diskusi dengan tekun
(Etika Publik)

4. Meminta dukungan  Foto  Saya akan tanggung


mentor  Video jawab dalam meminta
 Surat Pernyataan dukungan dari mentor
Dukungan Mentor dengan cara meminta
tanda tangan mentor
(Akuntabilitas).
2. Mencari referensi Tersedianya referensi Pelayanan publik Kegiatan mencari Kegiatan
terkait materi yang yang berdasarkan referensi dan mencari dan
akan digunakan evidence based dan melakukan studi memetakan
dalam penyusunan sesuai dengan terkait hal-hal informasi
memo pad kebutuhan pasien
penting yang akan sebagai
1. Mencari referensi  Foto  Dalam mencari referensi
dijadikan edukasi bentuk
dan literatur tentang  Dokumen referensi dan literatur tentang
sebagai bentuk penanaman
Dispepsia dari Dispepsia, saya akan
jurnal kedokteran efektif dengan teknologi pencapaian misi nilai “cepat
internet melalui aplikasi pertama RSUD dan tepat”
Medscape (Komitmen Pariaman yaitu
Mutu) “Meningkatkan

8
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
2. Mengindentifikasi  Foto  Saat megidentifikasi dan Mutu Pelayanan
dan memilih  Catatan analisis memilih informasi Kesehatan
informasi tentang referensi tentang manajemen Rujukan”.
manajemen Dispepsia, saya akan
Dispepsia professional dengan
menyesuaikan informasi
yang didapat dengan
profesi kedokteran dan
kebutuhan pasien (Etika
Publik)
3. Membuat konsep  Foto  Saat membuat
pelaksanaan kegiatan  Jadwal (time table) rancangan dan jadwal
terkait pelaksana, pelaksanaan kegiatan, saya akan
tempat, waktu, kegiatan tanggung jawab sesuai
rancangan jadwal dengan rancangan
(time table) dan kegiatan dan jadwal
mekanisme yang sudah
pelaksanaan edukasi direncanakan
di IGD (Akuntabilitas)
3. Membuat media Terbentuknya media Pelayanan Publik Kegiatan pembuatan Kegiatan
edukasi berbentuk edukasi berbentuk memo pad sebagai pembuatan
memo pad memo pad bentuk pencapaian banner dan
1. Membuat rancangan  Foto  Saya akan efektif dalam misi pertama RSUD gelang triase
memo pad  Desain memopad merancang desain

9
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
memo pad dengan Pariaman yaitu merupakan
menggunakan tulisan “Meningkatkan bentuk
yang jelas dan rapi Mutu Pelayanan penguatan
(Komitmen Mutu) Kesehatan nilai “cepat,
 Foto  Saat menghubungi Rujukan”. ramah dan
 Video pihak percatakan, saya melayani”
2. Menghubungi pihak akan bersikap santun
percetakan dengan bertutur kata
yang baik (Etika
Publik)

 Foto  Saat mengunjungi


 Video percetakan, saya akan
3. Mengunjungi musyawarah dengan
percetakan melakukan diskusi
mengenai rancangan
memopad (Nasionalime)

 Foto  Dalam mencetak memo


 Desain Memo pad pad, saya akan tanggung
4. Mencetak desain yang sudah jadi jawab dengan cara
memo pad mencetak sesuai desain
desain yang telah dibuat
(Akuntabilitas)

10
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
5. Mengambil pesanan  Foto  Saat mengambil pesanan
memo pad  Bukti memopad, saya akan
pembayaran/kwitansi jujur dengan membayar
tagihan sesuai dengan
kwitansi yang diberikan
(Anti korupsi)
4. Melakukan Pasien dan keluarga Pelayanan Publik Kegiatan edukasi Kegiatan
edukasi kepada pasien memahami mengenai pola edukasi
pasien dan penerapan pola hidup hidup dan pemilihan mengenai
keluarga pasien dan pemilihan diet diet sebagai bentuk Dispepsia
mengenai yang sesuai untuk
pencapaian misi merupakan
Dispepsia di IGD pasien Dispepsia
pertama RSUD bentuk
1. Melapor kepada  Foto  Kerika melapor kepada
Pariaman yaitu penguatan
kepala ruangan IGD  Video kepala ruangan IGD,
Saya akan koordinasi “Meningkatkan nilai “cepat,
dengan meminta izin Mutu Pelayanan ramah dan
kepada kepala ruangan Kesehatan melayani”
sebelum kegiatan Rujukan”.
dilaksanakan
(Nasionalisme)

2. Meminta kesediaan  Foto  Dalam meminta


pasien dan keluarga  Video kesediaan pasien dan
pasien keluarga pasien, saya

11
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
akan membangun
kepercayaan pasien
dengan melakukan
hubungan terapeutik
yang baik antara dokter
dan pasien
(akuntabilitas)

3. Melakukan edukasi  Foto  Dalam melakukan


mengenai pola hidup  Video edukasi mengenai pola
dan pengaturan diet hidup dan pengaturan
terhadap pasien diet terhadap pasien
Dispepsia di IGD Dispepsia di IGD, saya
akan bersikap ramah
dengan cara 3S
(Senyum, Salam, Sapa)
kepada pasien (Etika
publik)
4. Memberikan memo  Foto  Saya akan memberikan
pad kepada pasien  Video memo pad kepada
pasien dengan adil
tanpa membeda-
bedakan status pasien
agar dapat menjadi

12
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
sumber informasi
setelah pulang dari
Rumah Sakit
(Anti Korupsi)

5. Meminta tanggapan  Foto  Saya akan efektf


pasien  Screenshoot media dalam meminta
 Video tanggapan pasien
dengan meminta izin
untuk menyimpan
nomor Hp pasien untuk
selanjutnya akan di
follow-up
menggunakan telepon
atau pesan whatsapp
(komitmen mutu)
5. Melakukan Terciptanya hasil Pelayanan Publik Kegiatan Kegiatan
evaluasi kegiatan evaluasi, monitoring dan monitoring
yang sudah mengumpulkan evaluasi merupakan dan evaluasi
dilakukan tanggapan dan saran bentuk pencapaian merupakan
dari pasien
misi pertama RSUD bentuk
1. Melakukan follow-up  Foto Dalam mengumpulkan
Pariaman yaitu penguatan
mengenai  Video informasi dan evaluasi,
“Meningkatkan nilai “cepat,
pemahaman dan saya akan peduli

13
Tabel 3.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil terhadap Visi-Misi Nilai
Mata Pelatihan
Organisasi Organisasi
pengetahuan pasien dengan cara berinisiatif Mutu Pelayanan ramah dan
dan keluarga pasien menghubungi pasien Kesehatan melayani”
melalui kegiatan menggunakan media Rujukan”.
wawancara telepon atau Whatsapp
(Etika Publik)

2. Melakukan diskusi  Foto  Saat melakukan diskusi


dan meminta saran  Video dan meminta saran
kepada pasien dan  Catatan kepada pasien dan
keluarga pasien jika keluarga pasien, saya
ada masukan untuk akan menghargai
perbaikan dengan mencatat semua
kedepannya saran yang diberikan
(Nasionalisme)

3. Melaporkan hasil  Foto  Saya akan transparans


kegiatan  Video dalam melaporkan hasil
kegiatan dengan apa
adanya tanpa ada yang
ditutupi
(Akuntabilitas)

14
BAB II
DESKRIPSI LOKUS

A. Deskripsi Umum
1. Gambaran Umum Instansi
a. Profil RSUD Pariaman
RSUD Pariaman adalah rumah sakit milik Provinsi Sumatera Barat
yang bertugas untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.
RSUD Pariaman terletak di wilayah administatif Kota Pariaman, beralamat di
Jl. Prof. M. Yamin, SH. No. 5, Kampung Baru, Kec. Pariaman Tengah, Kota
Pariaman. (Rialdi, 2019)

Gambar 2.1. RSUD Pariaman Prov Sumatera Barat

b. Sejarah RSUD Pariaman


RSUD Pariaman berawal dari balai pengobatan (1951), terletak di
Desa Gelombang dengan tenaga kesehatan 1 orang Mantri. Balai pengobatan
dirubah menjadi Rumah Sakit (RS) yang terletak di Kampung Nieh dipimpin
oleh dr. A. Ricci dari Italia (1953-1954). RS pindah ke Desa Kampung Baru,
dipimpin dr. Ricci (1955). dr. Ricci digantikan dr. Basyarudin (1960) dibantu
oleh dr. H. Arifin. Ruangan perawatan ada 2 bangsal yaitu bangsal pria dan

15
bangsal wanita untuk semua jenis penyakit. Dr. Basyaruddin digantikan dr.
Leu Ciong Tek (1965). (Rialdi, 2019)
RS dan Dinas Kesehatan (Dinkes) masih bergabung (1967), dr.Liu
digantikan oleh dr.Hirawan Supran yang dibantu oleh dr. Khaidir Isya. RS
Pariaman dipimpin oleh dr. Khaidir Isya dibantu dr. Asrida kemudian
digantikan oleh dr. H. Asnir (1969). RS dan Dinkes berpisah dan lokasi
berdampingan (1973). (Rialdi, 2019)
Dibawah pimpinan dr.Yasnil (1977-1983) RS terpisah dari Dinkes dan
berdasarkan SK Menkes RI No.134/Menkes/SK/LU/1978 RSUD Pariaman
menjadi Rumah Sakit kelas D. (Rialdi, 2019)
RS resmi menjadi RS Tipe C, SK Menkes RI No.233/Menkes/
SK/IV/1983 di bawah pimpinan Dr. Mushar (1984-1989), diresmikan menjadi
RSU Pariaman tanggal 12 November 1984 oleh menteri kesehatan dr
Suarjono Suryaningrat Sp.OG. Pada saat ini ditambah gedung untuk rawat
inap dan penambahan alat-alat medis modern seperti Rontgen. (Rialdi, 2019)
RSU dipimpin berurut oleh dr.Nurdin HS (1989-1996) dengan kelas
tipe C dilanjutkan dr. Zachlul Adly M.Kes (1996-2004), drg. Rahmat Syah
Mansur, M.Kes (2004-2008), dr. Asmaliza, M.Kes (2008-2010). Nama RSU
Pariaman diubah menjadi RSUD Pariaman (2010) perda no.6/2010. dipimpin
oleh dr H.Syahrial Haroes, Sp.M, kemudian digantikan oleh dr. Lila Yanwar,
MARS (2011-2015) dengan kelas tipe C. Tahun 2015 s/d Sekarang RSUD
Pariaman dipimpin oleh dr. Indria Velutina, MARS. Pada Maret 2016 RSUD
Pariaman ditetapkan sebagai RS tipe B berdasarkan Keputusan Gubernur
No.445-304-2015 tentang izin operasional penyelenggaraan RS kelas B
Rumah Sakit Pariaman di Kota Pariaman. (Rialdi, 2019)

c. Letak Geografis
RSUD Pariaman terletak di pusat Kota Pariaman, 2 -35 meter diatas
permukaan laut dengan luas daratan 73,36 km² dengan panjang pantai ± 12,7
km dan terletak 000 33’ 00” – 000 40’43” LS dan 100004’46” – 100010’55”

16
BT. RSUD Pariaman berada pada daerah padat penduduk. Rata-rata mata
pencarian penduduk kota pariaman nelayan, petani dan berdagang. Adapun
batas wilayah RSUD Pariaman adalah :
Sebelah utara berbatasan dengan sungai air pampan
Sebelah selatan berbatasan dengan M.Yamin
Sebelah barat berbatasan dengan Tanah adat Mak etek amin CS
Sebelah timur berbatasan dengan jalan M.Djamil

Gambar 2.2. Peta Administratif Kota Pariaman Prov Sumatera Barat

d. Visi dan Misi


1. Visi RSUD Pariaman :
Rumah Sakit Regional yang berstandar internasional dengan nilai islami.

2. Misi RSUD Pariaman :


 Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan
 Meningkatkan tingkat kemandirian Rumah Sakit

3. Motto :
Cepat, Ramah dan Melayani

17
2. Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi RSUD Pariaman Prov Sumatera Barat

18
B. Deskripsi Khusus
1. Program dan Kegiatan Saat Ini
Pada saat ini penulis ditempatkan sebagai dokter jaga di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) dan dokter jaga bangsal. Berdasarkan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 139/KEP/M.PAN/11/2003 Tentang
Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya dijelaskan bahwa bagian tugas
dari Dokter Umum Ahli Pertama Pangkat Penata Muda Tingkat I/ Gol IIIB
adalah:
a. Melakukan pelayanan medik umum
b. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana
c. Melakukan tindakan darurat medik/P3K tingkat sederhana
d. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat
e. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
f. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
g. Membuat catatan medik pasien rawat inap
h. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
i. Melakukan visum tingkat sederhana
j. Melakukan tugas jaga ditempat/RS

Kegiatan yang akan dilakukan saat habituasi selama 30 hari kerja dari
tanggal 26 April sampai 18 Juni 2021 adalah sebagai berikut :
1. Melapor kepada mentor mengenai kegiatan yang akan dilakukan
2. Mencari referensi dan melakukan studi terkait materi yang akan
digunakan dalam penyusunan edukasi berbentuk memo pad
3. Membuat media edukasi berbentuk memo pad
4. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai
Dispepsia di IGD RSUD Pariaman
5. Melakukan evaluasi kegiatan

19
2. Role Model
Role Model merupakan seseorang yang sikap dan perilakunya dapat
menggambarkan sosok pegawai yang ideal, memiliki karakter kepribadian dan
kompetensi yang dibutuhkan di tempat kerja sehingga layak untuk dijadikan
teladan. Pada pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan penyusunan laporan, penulis
menetapkan role model Bapak dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV.
Dr. Lie A. Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV merupakan dokter ahli
bedah kelahiran Padang, 16 April 1946 yang mendirikan Rumah Sakit Apung
(floating hospital) pertama di Indonesia. Beliau memberikan pelayanan kesehatan
kepada public secara cuma-cuma kepada masyarakat di daerah miskin dan
terpencil di Indonesia yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan secara
regular. Beliau sosok pelayan publik yang professional, inovatif, dan bersedia
mengabdikan ilmu dan tenaga untuk kesehatan masyarakat Indonesia di daerah
terpencil.

Gambar 2.4 Role Model dr. Lie Dharmawan

20
BAB III
REALISASI AKTUALISASI

A. Realisasi Kegiatan dan Output


Berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah penulis susun dan laksanakan di
instansi tempat Penulis bertugas, maka dapat Penulis jelaskan realisasi aktualisasi
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kegiatan 1. Melapor kepada Mentor terkait kegiatan yang akan
dilakukan
Melapor kepada Mentor terkait kegiatan yang
Kegiatan 1
akan dilakukan
Waktu Pelaksanaan 3 Mei 2021, 5 Mei 2021
Foto, Video, Screenshoot Whatsapp, Catatan Saran
Bukti Fisik
dan Surat Pernyataan Dukungan
Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan
Setelah melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil on
campus dari tanggal 5 April – 24 April 2021, penulis kembali ke instansi untuk
melaksanakan habituasi. Tahapan kegiatan pertama adalah membuat janji
dengan mentor. Penulis merencanakan untuk bertemu mentor pada minggu
pertama off campus, namun karena ketidaksesuaian jadwal dinas penulis yang
sistem shift belum dengan jadwal mentor, maka penulis menunda pertemuan
dengan mentor hingga minggu kedua.
Sebelum menemui mentor, penulis terlebih dahulu membuat janji dengan
mentor untuk menentukan hari dan jam berapa akan bertemu. Penulis bersikap
efektif dengan menghubungi mentor menggunakan pesan Whatsapp pada
tanggal 3 Mei 2021 pukul 15.14 (Komitmen Mutu). Namun akibat faktor
banyaknya kegiatan, mentor belum sempat memberikan respon melalui pesan
Whatsapp. Penulis berinisiatif dan bersikap peduli dengan cara menjumpai

21
mentor secara langsung untuk mendiskusikan kapan waktu yang tepat untuk
mentor dan penulis mendiskusikan rencana aktualisasi. Mentor menyanggupi
untuk bertemu pada tanggal 5 Mei 2021 pukul 14.00. (Etika Publik)
Pada saat menemui mentor dan menyampaikan rancangan aktualisasi, penulis
menerapkan metode diskusi dan bertukar pendapat dengan mentor
(Nasionalisme). Penulis menyampaikan rancangan aktualisasi yang akan
dilaksakan selama masa habituasi yaitu aktualisasi penggunaan memo pad
sebagai media edukasi penerapan pola hidup dan pengaturan diet yang sesuai
pada pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum
Pariaman (RSUD) Pariaman.

Gambar 3.1 Penulis melakukan diskusi dengan mentor dalam merancang


kegiatan aktualisasi (Nasionalisme)

Setelah penyampaian ide pembuatan memo pad disetujui, penulis meminta


saran kepada Mentor mengenai jumlah pencetakan memo pad, dan teknis
edukasi kepada pasien. Mentor memberikan saran untuk pembuatan memo pad
sebaiknya singkat, padat, dan jelas agar mudah dimengerti oleh pasien, serta
tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pencetakan mengingat
keterbatasan waktu. Disepakati jumlah pencetakan memo pad sebanyak 10

22
eksemplar agar menghemat dana mengingat proses pencetakan yang
menggunakan dana pribadi penulis. Jika nantinya memo pad sudah habis
dibagikan kepada pasien, penulis dapat memberikan soft copy memo pad
kepada pasien dengan cara dikirimkan melalui media online agar dapat
dimanfaatkan oleh pasien lainnya. Teknis edukasi sebaiknya dengan
menjelaskan langsung isi memo pad kepada pasien dengan tidak lupa
mendokumentasikan kegiatan berbentuk video. Selanjutnya video tersebut
dapat dikoordinasikan dengan pihak PKRS agar dapat ditampilkan juga di
website RSUD Pariaman atau lini masa lainnya dan menjadi salah satu program
promosi kesehatan dan edukasi RSUD Pariaman. Semua saran dan masukan
dari Mentor, penulis catat dengan tekun. (Etika Publik).

Gambar 3.2 Tekun dalam mencatat saran dari mentor (Etika Publik)

Setelah didapatkan kesepakatan mengenai rancangan aktualisasi yang sesuai,


penulis meminta dukungan Mentor dengan menyertakan Surat Persetujuan
Mentor yang ditandatangani oleh Mentor. Ini sebagai bentuk komitmen penulis
untuk tanggung jawab dalam melakukan kegiatan aktualisasi dengan sebaik-
baiknya.(Akuntabilitas)

23
Gambar 3.3 Penulis menerapkan tanggung jawab dengan meminta
dukungan dari Mentor (Akuntabilitas)

Tabel 3.2 Kegiatan 2. Mencari Referensi dan Melakukan Studi Terkait


Materi yang akan Digunakan dalam Penyusunan Edukasi
Berbentuk Memo Pad
Kegiatan 2 Mencari referensi dan melakukan studi terkait
materi yang akan digunakan dalam penyusunan
edukasi berbentuk memo pad
Waktu Pelaksanaan Senin, 10 Mei 2021
Bukti Fisik Foto, Dokumen Referensi, Catatan Analisis
Referensi, Time Table
Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan
Saat mencari referensi dan literatur mengenai Dispepsia, penulis bersikap
efektif dengan mencari sumber edukasi menggunakan internet melalui aplikasi
Medscape yang sumbernya jelas dan terpercaya, serta menjadi bahan acuan
jurnal ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan. Penggunaannya juga tidak
sulit karena berbasis aplikasi tanpa bayar.(Komitmen Mutu)

24
Gambar 3.4 Efektif dalam mencari referensi dan literatur tentang
Dispepsia (Komitmen Mutu)

Selanjutnya, penulis dengan profesional menelaah jurnal mengenai Dispepsia


dan menyesuaikan isi jurnal dengan kebutuhan isi memo pad yang akan
diberikan kepada pasien. Penulis menyesuaikan informasi yang akan diambil
mengenai seputar pola hidup dan pengaturan diet pada pasien Dispepsia dengan
bahasa yang mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh pasien dan sesuai
dengan ilmu kedokteran. (Etika Publik)
Setelah merangkum informasi mengenai pola hidup dan pengaturan diet pada
pasien Dispepsia, penulis membuat konsep pelaksanaan kegiatan terkait
pelaksana, tempat, waktu, rancangan jadwal (time table) yang kemudian
menjadi acuan penulis dalam melakukan kegiatan aktualisasi. Penulis bersikap
tanggung jawab dan berusaha mengikuti kegiatan sesuai target dalam time
table. (Akuntabilitas)

Gambar 3.5 Tanggung jawab dengan membuat time table agar


pelaksanaan kegiatan aktualisasi berlangsung sistematis (Akuntabilitas)

25
Tabel 3.3 Kegiatan 3. Membuat Media Edukasi Berbentuk Memo Pad
Kegiatan 3 Membuat media edukasi berbentuk memo pad
Waktu Pelaksanaan Selasa, 11 Mei 2021 – 5 Juni 2021
Bukti Fisik Foto, video, desain memo pad
Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan
Penulis membuat rancangan dan desain memopad dengan efektif, menggunakan
tulisan yang jelas dan rapi agar mudah dibaca oleh pihak percetakan pada
tanggal 11 Mei 2021. Penulis awalnya berencana membuat desain dengan
menggunakan komputer, namun pihak percetakan meminta desain cukup berupa
tulisan saja yang dapat dibaca, untuk selanjutnya desain dan penambahan
lainnya yang dianggap perlu akan didiskusikan lagi dengan menggunakan
media Whatsapp. (Komitmen Mutu)

Gambar 3.6 Efektif dalam membuat rancangan memo pad (Komitmen


Mutu)

Setelah membuat desain memo pad, penulis menghubungi pihak percetakan


dengan cara mendatangi langsung toko percetakan pada tanggal 11 Mei 2021
pukul 15.00 dan langsung membawa desain memo pad. Saat menghubungi
pihak percetakan, penulis bersikap santun dengan bertutur kata yang baik

26
diawali dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan selanjutnya
berkenalan dengan pihak percetakan (Etika Publik). Penulis menemui
karyawan percetakan yang bernama Kak Sari dan selanjutnya berdiskusi
mengenai memo pad.
Kemudian penulis musyawarah dengan melakukan diskusi mengenai
rancangan memo pad bersama pihak percetakan (Nasionalisme). Pihak
percetakan menyarankan pencetakan memo pad sebaiknya berukuran 6 x 10 cm
agar mudah disimpan dalam kantong. Untuk kertas sebaiknya menggunakan
kertas yang tebal dan mengkilat agar menarik minat pembaca dan tahan lama.
Sedangkan untuk jenis jilidnya, terdapat keterbatasan jenis bahan jilid yang
dimiliki oleh pihak percetakan. Awalnya penulis ingin menggunakan jilid
dengan bahan besi, namun stok jilid besi sedang tidak ada di toko percetakan
sehingga disepakatilah untuk jenis jilid menggunakan bahan plastik dan bagian
cover depan akan dilengkapi laminating agar tampilan semakin menarik.

Gambar 3.7 Musyawarah dan diskusi dengan pihak percetakan


(Nasionalisme)

Setelah diskusi mengenai desain memo pad, penulis dan pihak percetakan
sepakat untuk mencetak memo pad sesuai desain yang sudah didiskusikan

27
dengan catatatn bila desain dari pihak percetakan sudah selesai, pihak
percetakan akan terlebih dulu menghubungi penulis melalui pesan Whatsapp.
Pihak percetakan menyadari adanya kemungkinan semakin lama proses
pencetakan diakibatkan seminggu selama Hari Raya Idul Fitri, percetakan akan
tutup untuk sementara waktu. Penulis paham mengenai keterbatasan tersebut
dan bersedia untuk menunggu. Selanjutnya penulis menanyakan berapa
perkiraan pembayaran dan apakah perlu untuk memberikan uang DP terlebih
dahulu sebagai bentuk tanggung jawab dan keseriusan penulis dalam bekerja
sama dengan pihak percetakan, namun pihak percetakan belum dapat
memberikan harga yang konkrit karena akan berdiskusi dulu dengan editor, dan
selanjutnya pihak percetakan akan menghubungi kembali penulis melalui pesan
Whatsapp. Penulis juga meminta nomor telepon yang bisa dihubungi agar
komunikasi dapat berjalan optimal tanpa penulis harus datang ke kantor
percetakan. Kak Sari memberikan nota bon transaksi yang dilengkapi dengan
nomor telepon yang dapat dihubungi, disertai dengan menawarkan untuk
menyimpan juga nomor kontak lain yang dapat dihubungi dan tertulis di atas
meja. (Akuntabilitas).
Penulis kembali menghubungi pihak percetakan pada tanggal 25 Mei 2021
melalui pesan whatsapp ke nomor yang tertera di nota bon, namun tidak ada
balasan. Penulis mencoba untuk menghubungi nomor telepon yang lain dan
tetap tidak ada balasan. Pada tanggal 28 Mei 2021 penulis berinisiatif
mendatangi kembali pihak percetakan untuk konfirmasi ulang apakah memo
pad sudah selesai cetak. Dari pihak percetakan meminta maaf atas kesalahan
teknis karena memo pad masih dalam tahap desain diakibatkan pegawai
percetakan (Kak Sari) sudah tidak bekerja lagi di percetakan dan sementara
waktu pekerjaan yang ditangani oleh Kak Sari belum dilanjutkan oleh karyawan
lainnya. Pihak percetakan meminta maaf dan menjanjikan memo pad akan siap
dalam jangka waktu seminggu. Penulis dan pihak percetakan sepakat bahwa

28
memo pad akan siap sebelum tanggal 5 Juni 2021.
Pada tanggal 5 Juni 2021 penulis kembali mengujungi pihak percetakan untuk
menanyakan kelanjutan proses pencetakan memo pad. Penulis bertemu dengan
karyawan pihak percetakan yang bernama pak Angga. Pak Angga menyebutkan
bahwa memo pad sudah siap cetak dan sudah bisa diambil. Penulis menanyakan
harga proses pencetakan dan meminta bon, lalu membayar sesuai dengan
nominal yang tertera di bon.
Gambar 3.8 Jujur dalam membayar tagihan sesuai kwitansi yang
diberikan (Anti Korupsi)

Tabel 3.4 Kegiatan 4 Melakukan Edukasi kepada Pasien dan Keluarga


Pasien Mengenai Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman
Kegiatan 4 Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga
pasien mengenai Dispepsia di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pariaman
Waktu Pelaksanaan 7 Juni 2021
Bukti Fisik Foto, Video
Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan

29
Penulis memulai kegiatan edukasi mengenai Dispepsia di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman dengan terlebih
dahulu melakukan koordinasi dengan meminta izin dari Kepala Ruangan IGD
sebelum kegiatan edukasi dilaksanakan. Penulis menemui Bapak Ns. Syahrudin,
S.Kep pada tanggal 7 Juni 2021 jam 09.00 WIB dan menjelaskan rencana
aktualisasi dan edukasi yang akan penulis lakukan di IGD. Bapak Ns.
Syahrudin, S.Kep memberi izin penulis untuk melakukan kegiatan dan
memberikan dukungan agar proses edukasi dan aktualisasi berjalan lancar
(Nasionalisme).

Gambar 3.9 Koordinasi dengan Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD)


RSUD Pariaman (Nasionalisme)

Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala ruangan IGD, penulis menemui


pasien Dispepsia yang sedang mendapatkan penanganan di IGD. Pada tanggal 7
Juni 2021 pukul 23.00 penulis menemui pasien (Tn. F) dan keluarga yang
sedang diobservasi setelah mendapatkan penanganan awal Dispepsia berupa
suntikan intravena. Penulis memperkenalkan diri telebih dahulu dan
menyampaikan tujuan untuk melakukan edukasi menggunakan memo pad dan
meminta kesediaan pasien dan keluarga pasien untuk direkam berbentuk video.

30
Penulis mengawali hubungan terapeutik antara dokter dan pasien dengan
membangun hubungan kepercayaan dengan pasien dan menyadari bahwa
pasien dan keluarga pasien memiliki hak yang harus dihormati. Penulis
meyakinkan pasien dan keluarga pasien bahwa hasil dokumentasi akan
digunakan untuk kepentingan aktualisasi dan tidak akan disalahgunakan.
(Akuntabilitas).
Pasien dan keluarga pasien menyetujui untuk mendapatkan penjelasan
mengenai penyakit Dispepsia dan bersedia untuk direkam. Penulis lalu
menjelaskan mengenai penyakit Dispepsia dengan diawali senyum, salam, sapa
dan bersikap ramah kepada pasien. Penulis juga menawarkan pasien dan
kelaurga pasien untuk konsul dengan penulis melalui telepon atau pesan
Whatsapp jika kedepannya terdapat keluhan. (Etika Publik)
Setelah menjelaskan mengenai dispepsia dengan menitikberatkan pada pola
hidup dan pengaturan diet, penulis memberikan memo pad kepada ibu pasien
agar dapat menjadi bahan informasi pasien dalam mengobati penyakit
Dispepsia. Penulis memberikan memo pad dengan adil tanpa membeda-
bedakan status pasien. Pasien ini memiliki gangguan mental (gangguan autistik)
sehingga kurang kooperatif saat penulis jelaskan mengenai penyakitnya. Pasien
cenderung menyangkal saat penulis tanya mengenai pola makannya yang
kurang baik, namun dengan bantuan orang tua pasien sebagai jembatan
penghubung antara pasien dan penulis, akhirnya komunikasi dapat berlangsung
dengan baik. (Anti Korupsi)
Selanjutnya pasien meminta kesediaan pasien dan keluarga pasien untuk
dimintai tanggapan mengenai perkembangan penyakit pasien dan pengaruh
edukasi dan memo pad terhadap perubahan pola hidup dan pengaturan diet
pasien. Penulis meminta izin untuk menyimpan nomor telepon pasien atau
keluarga untuk selanjutnya penulis follow up melalui telepon. Penulis
berinisiatif untuk menghubungi pasien menggunakan telepon agar lebih efektif

31
dan tidak telalu membebani pasien dan keluarga pasien, serta terjalin
komunikasi dua arah walaupun tidak bertatap muka secara langsung. Hal ini
penulis lakukan demi menjaga penerapan protokol kesehatan dikala pandemi.
(Komitmen Mutu)

Gambar 3.10 Ramah dalam memberikan edukasi tentang Dispepsia


kepada keluarga pasien (Etika Publik)

Tabel 3.5 Kegiatan 5 Melakukan Evaluasi Kegiatan yang Sudah Dilakukan


Kegiatan 5 Melakukan evaluasi kegiatan yang sudah
dilakukan
Waktu Pelaksanaan 10 - 13 Juni 2021
Bukti Fisik Foto dan Video
Penjelasan Realisasi Tahapan Kegiatan
Penulis selanjutnya melakukan follow-up kondisi pasien dan mengevaluasi
pemahaman dan pengetahuan pasien dan keluarga pasien dengan cara
menghubungi langsung keluarga pasien melalui telepon. Pasien menerapkan

32
sikap peduli dan berinisiatif menghubungi ayah pasien melalui telepon. Ayah
pasien menyebutkan bahwa kondisi pasien saat ini sudah lebih baik walaupun
dalam penerapan pola hidup dan diet masih belum optimal. Ayah pasien
mengaku setelah konsumsi obat, kondisi sakit perut pasien jauh berkurang,
namun pasien masih belum dapat menjaga pola makan yang baik. (Etika
Publik)
Penulis selanjutnya melakukan diskusi dan meminta saran kepada pasien
mengenai kegiatan edukasi yang sudah penulis lakukan secara khusus dan
mengenai pelayanan Rumah Sakit secara umum. Penulis menghargai semua
kritik dan saran yang diutarakan ayah pasien dan akan mencatat dengan
lengkap. Ayah pasien memberikan masukan sebaiknya semua dokter dalam
memeriksa dan melayani pasien dapat lebih mendalam, lebih memperbanyak
komunikasi dan memberikan informasi terkait penyakit pasien, memberikan
interaksi dan pelayanan yang lebih komprehensif karena hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan pasien mempengaruhi sugesti pasien untuk sembuh
lebih cepat. Penulis mencatat semua masukan pasien dan berterima kasih atas
masukan tersebut, selanjutnya akan berusaha untuk menjadi sosok dokter yang
diharapkan oleh pasien. (Nasionalisme)

Gambar 3.11 Peduli dengan melakukan Follow-up kepada keluarga pasien


(Etika Publik)

33
Setelah merangkum masukan dari pasien dan keluarga pasien, penulis kembali
menjumpai mentor untuk melaporkan tahapan kegiatan yang sudah selesai
dikerjakan, untuk selanjutnya meminta masukan dari mentor mengenai jalannya
kegiatan aktualisasi. Penulis menjumpai mentor dan menjelaskan mengenai
kendala yang dihadapi penulis, dan mendapatkan saran dari mentor untuk
melanjutkan tahapan kegiatan hingga selesai. Penulis juga mendapatkan
dukungan dari mentor bahwa hasil kegiatan dan media edukasi sudah cukup
bagus. Penulis melaporkan kegiatan yang sudah dilakukan dengan transparans
dan apa adanya tanpa ada yang ditutupi. (Akuntabilitas)

Gambar 3.12 Transparans dalam melaporkan kegiatan yang telah


dilakukan kepada mentor (Akuntabilitas)

B. Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi


Selesainya semua kegiatan dan laporan ini tentu tidak lepas dari peran serta
berbagai pihak, diantaranya:
1. Kasi Pelayanan medik selaku atasan langsung dan Mentor, yang telah
memberikan izin dan memberikan dukungan agar Penulis bisa
menyelasaikan masalah yang Penulis temukan

34
2. Kepala Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan staf IGD yang sangat
mendukung dan mampu bekerja sama dengan baik dalam membantu penulis
menyelesaikan tahapan kegiatan edukasi
3. Pihak percetakan yang sangat mendukung dalam mendesain dan mencetak
memo pad untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi
pada pasien Dispepsia
4. Pasien dan keluarga pasien yang kooperatif dan bersemangat dalam
mendengarkan penjelasan penulis.

C. Faktor Penghambat Realisasi Aktualisasi


Dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah Penulis laksanakan, ada beberapa hal
yang Penulis rasa dapat memperlambat bahkan menghambat pelaksanaan
rencana kegiatan:
1. Kurangnya koordinasi penulis dengan pihak percetakan
Karena hal ini, penulis menunda jadwal pelaksanaan edukasi karena memo
pad mengalami penundaan pencetakan sehingga target pasien yang
mendapatkan memo pad berkurang.
2. Kondisi Instalasi Gawat Darurat yang kurang kondusif
Pada saat penulis melakukan kegiatan edukasi, suasana IGD sedang banyak
pasien lainnya sehingga waktu penulis untuk mengedukasi pasien terbatas
mengingat lingkungan yang kurang kondusif dan banyak orang lalu lalang di
lingkungan IGD
3. Penulis izin cuti alasan penting sebanyak 14 hari, sehingga kegiatan
aktualisasi mengalami penundaan selama 14 hari

35
D. Analisa Dampak
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA

1 Melapor Kepada Membuat janji pertemuan Dalam membuat janji dengan Tanpa membuat janji via
Mentor terkait dengan dengan mentor mentor, saya akan efektif whatsapp dengan mentor
kegiatan yang akan dengan menghubungi mentor terlebih dahulu penulis tidak
dilakukan melalui pesan whatsapp dapat bertemu mentor mengingat
(Komitmen Mutu) jadwal mentor yang padat,
namun realisasinya, akibat
kegiatan mentor yang padat,
mentor jarang melihat pesan
Whatsapp dan lebih mudah
untuk dijumpai langsung

Menemui mentor dan Saat menemui mentor dan Tanpa menerapkan metode
mendiskusikan rancangan menyampaikan rancangan diskusi 2 arah antara penulis dan
aktualisasi aktualisasi, saya akan mentor, kegiatan aktualisasi
menggunakan metode diskusi tidak dapat berjalan dengan
(Nasionalisme) optimal sesuai kebutuhan
instansi dan kemampuan penulis

Mencatat saran – saran yang Saat berdiskusi dengan Jika penulis tidak mencatat saran
diperoleh dari hasil diskusi mentor, saya akan mencatat hasil diskusi dari mentor dengan
bersama mentor semua hasil diskusi dengan tekun, tahapan aktualisasi
tekun (Etika Publik) selanjutnya tidak sesuai dengan

36
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA

kebutuhan instansi

Meminta dukungan mentor Saya akan tanggung jawab Jika penulis tidak meminta tanda
dalam meminta dukungan dari tanga mentor, maka kegiatan
mentor dengan cara meminta aktualisasi sulit untuk dikerjakan
tanda tangan mentor dengan maksimal dan
(Akuntabilitas). dipertanggung jawabkan

2 Mencari referensi Mencari referensi dan Dalam mencari referensi dan Tanpa menggunakan internet
terkait materi yang akan literatur tentang Dispepsia literatur tentang Dispepsia, dan aplikasi Medscape, referensi
digunakan dalam dari jurnal kedokteran saya akan efektif dengan tentang Dispepsia yang aktual
penyusunan memo pad menggunakan teknologi dan update serta dapat dipercaya
internet melalui aplikasi dari jurnal kedokteran sulit
Medscape (Komitmen untuk didapatkan
Mutu)

Mengidentifikasi dan Saat mengidentifikasi dan Tanpa memilih informasi


memilih informasi tentang memilih informasi tentang tentang Dispepsia yang sesuai
manajemen dispepsia Dispepsia, saya akan profesi kedokteran dengan
professional dengan kebutuhan pasien, maka pasien
menyesuaikan informasi yang sulit untuk memahami poin
didapat dengan profesi edukasi dalam memo pad akibat
kedokteran dan kebutuhan terlalu luasnya cakupan

37
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA

pasien (Etika Publik) pembahasan penyakit

Membuat konsep Saat membuat rancangan dan Jika penulis tidak membuat
pelaksanaan kegiatan terkait jadwal kegiatan, saya akan rancangan kegiatan (time table),
pelaksana, tempat, waktu, tanggung jawab sesuai maka sulit bagi penulis untuk
rancangan jadwal (time table) dengan rancangan kegiatan melakukan tahapan aktualisasi
dan mekanisme pelaksanaan dan jadwal yang sudah dengan sistematis dan sesuai
edukasi di IGD direncanakan (Akuntabilitas) target

Membuat media Membuat rancangan memo Saya akan efektif dalam Jika tidak menulis rancangan
edukasi berbentuk pad merancang desain memo pad dengan tulisan yang jelas dan
memo pad dengan menggunakan tulisan rapi, pihak percetakan tidak
yang jelas dan rapi dapat membaca rancangan
(Komitmen Mutu) memo pad dan akan
menghambat proses pencetakan

Menghubungi pihak Saat menghubungi pihak Jika penulis tidak bersikap


percetakan percetakan, saya akan santun, maka tidak terjalin
bersikap santun dengan kerjasama yang baik antara
bertutur kata yang baik (Etika penulis dan pihak percetakan
Publik) sehingga menghambat kegiatan
aktualisasi

38
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA

Mengunjungi percetakan Saat mengunjungi percetakan, Jika penulis tidak mendiskusikan


saya akan musyawarah dan musyawarah dulu dengan
dengan melakukan diskusi pihak percetakan, maka memo
mengenai rancangan pad yang dihasilkan tidak sesuai
memopad (Nasionalime) dengan kebutuhan pasien

Mencetak desain memo pad Dalam mencetak desain Jika tidak terdapat kerjasama
memo pad, saya akan yang baik dengan berlandaskan
tanggung jawab dengan cara kepercayaan dan tanggung
mencetak sesuai desain yang jawab, maka memo pad tidak
telah dibuat dapat diproduksi

4 Melakukan edukasi Melapor kepada kepala Ketika melapor kepada kepala Jika penulis tidak koordinasi
kepada pasien dan ruangan IGD ruangan IGD, Saya akan terlebih dulu dengan kepala
keluarga pasien mengenai koordinasi dengan meminta ruangan, maka kegiatan edukasi
Dispepsia di IGD izin kepada kepala ruangan selanjutnya sulit untuk
sebelum kegiatan dilaksanakan
dilaksanakan (Nasionalisme)

Meminta kesediaan pasien Saya akan membangun Jika tidak profesional dalam
dan keluarga pasien (kepercayaan) dengan bekerja, maka pasien dan
melakukan hubungan keluarga pasien akan menolak

39
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA

terapeutik yang baik antara untuk diberikan edukasi


dokter dan pasien
(Akuntabilitas)

Melakukan edukasi Saya akan bersikap ramah Jika penulis tidak ramah, maka
mengenai pola hidup dan dengan cara 3S (Senyum, pasien enggan untuk
pengaturan diet terhadap Salam, Sapa) kepada pasien mendengarkan edukasi tentang
pasien Dispepsia di IGD (Etika publik) Dispepsia

Memberikan memo pad Saya akan memberikan memo Jika penulis tidak adil dalam
kepada pasien pad kepada pasien dengan memberikan memo pad kepada
adil tanpa membeda-bedakan pasien, maka informasi
status pasien agar dapat mengenai Dispepsia tidak
menjadi sumber informasi merata didapatkan oleh semua
setelah pulang dari Rumah pasien yang membutuhkan
Sakit (Anti Korupsi)

Meminta tanggapan pasien Saya akan efektf dalam Jika penulis tidak menyimpan
meminta tanggapan pasien nomor kontak pasien yang bisa
dengan meminta izin untuk dihubungi, maka penulis tidak
menyimpan nomor Hp pasien dapat mengevaluasi manfaat
untuk selanjutnya akan di memo pad dalam manajemen
follow-up menggunakan pasien Dispepsia

40
Keterkaitan Substansi Mata Dampak Tidak Diterapkan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan
Pelatihan Nilai-Nilai ANEKA

telepon atau pesan whatsapp


(komitmen mutu)

5 Melakukan evaluasi Melakukan follow-up Dalam mengumpulkan Jika penulis tidak berinisiatif
kegiatan yang sudah mengenai pemahaman dan informasi dan evaluasi, saya menghubungi pasien, maka
dilakukan pengetahuan pasien dan akan peduli dengan cara kegiatan evaluasi untuk
keluarga pasien melalui berinisiatif menghubungi mengetahui perubahan pola
kegiatan wawancara pasien menggunakan media hidup dan diet pasien Dispepsia
telepon atau Whatsapp (Etika tidak dapat dilakukan
Publik)
Melakukan diskusi dan Saat melakukan diskusi dan Sebagai salah satu alat evaluasi,
meminta saran kepada pasien meminta saran kepada pasien saat diberi kritik dan saran
dan keluarga pasien jika ada dan keluarga pasien, saya penulis akan menghargai dengan
masukan untuk perbaikan akan menghargai dengan cara menulis saran agar dapat
kedepannya mencatat semua saran yang menjadi acuan dalam evaluasi
diberikan (Nasionalisme) kedepannya

Membuat laporan hasil Saya akan transparans dalam Penulis harus melaporkan
kegiatan membuat laporan hasil kegiata apa adanya kepada
kegiatan dengan cara mentor secara transparan agar
membuat laporan sesuai menjadi data yang akuntabel dan
dengan hasil pelaksanaan dapat dipertanggung jawabkan
kegiatan (Akuntabilitas)

41
E. Jadwal Realisasi Aktualisasi
No. Kegiatan Rencana Pelaksanaan Aktualisasi
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7
(26 April – (3 – 8 Mei 10 – 15 Mei (17 – 23 (24 – 29 (31 Mei – 5 (7 – 12
1 Mei 2021) 2021) 2021) Mei 2021) Mei 2021) Juni 2021) Juni 2021)
1. Melapor kepada Penulis Penulis Penulis
mentor mengenai Cuti Cuti Cuti
rancangan
Alasan Alasan Alasan
kegiatan
aktualisasi yang Penting Penting Penting
akan dilakukan di
Instalasi Gawat
Darurat RSUD
Pariaman
2. Mencari referensi
dan melakukan
studi terkait
materi yang akan
digunakan dalam
penyusunan
edukasi berbentuk
memo pad yang
akan dilakukan di
Instalasi Gawat

42
Darurat RSUD
Pariaman
3. Membuat media
edukasi berbentuk
memo pad dengan
melibatkan pihak
percetakan
4. Melakukan
edukasi
menggunakan
media memo pad
kepada pasien
Dispepsia di IGD
RSUD Pariaman
5. Melakukan
evaluasi

43
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpuan yang dapat penulis ambil dalam proses pelaksanaan kegiatan
aktualisasi meliputi :
1. Nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang meliputi nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
(ANEKA) menjadi acuan dasar penulis dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsi ASN di instansi. Nilai dasar yang disertakan dengan penerapan peran
dan kedudukan ASN seperti manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan World
of Government (WoG) dapat menjadi pondasi dasar bagi ASN dalam upaya
menjadi contoh teladan di lingkungan sehari-hari.
2. Kegiatan aktualisasi di RSUD Pariaman dengan judul “Aktualisasi
Penggunaan Memo Pad sebagai Media Edukasi Penerapan Pola Hidup dan
Pengaturan Diet pada Pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman” ini telah terlaksana sesuai
dengan rancangan yang dibuat. Meskipun ada beberapa hambatan yang
membuat proses aktualisasi tidak maksimal tapi secara keseluruhan realisasi
aktualisasi ini berjalan dengan baik.
3. Penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya memo pad yang berisikan
edukasi mengenai penyakit Dispepsia, dirasakan manfaatnya oleh pasien dan
keluarga pasien dalam upaya mengurangi keluhan dan memperbaiki kualitas
hidup pada pasien Dispepsia.

B. SARAN
Dari kesimpulan diatas, Penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada segenap aparatur di RSUD Pariaman untuk senantiasa
menerapkan nilai- nilai ANEKA dan menerapkan peran serta kedudukan
ASN seperti manajemen ASN, Pelayanan Publik, dan World of Government

44
(WoG) dengan baik sehingga RSUD Pariaman bisa menjadi contoh teladan
yang baik.
2. Diharapkan dengan adanya memo pad yang diberikan kepada pasien
Dispepsia, dapat menjadi bahan informasi bagi pasien dan keluarga pasien
dalam menerapkan pola hidup dan pengaturan diet yang tepat sehingga
keluhan yang dirasakan pasien dapat berkurang dan kualitas hidup pasien
semakin baik.
3. Diharapkan adanya memo pad mengenai penerapan pola hidup dan
pengaturan diet pada pasien Dispepsia dapat dikembangkan lagi kedepannya
sebagai media edukasi dan promosi kesehatan di lingkungan RSUD
Pariaman.

45
DAFTAR PUSTAKA

Heriyanto, Novenda Agriyanto. 2019. Kurang Optimalnya Observasi Pasien Rawat


Inap di IGD RSUD Sultan Iskandar Muda. Banda Aceh : BPSDM Provinsi
Aceh

Rialdi, Dina. 2019. Sosialisasi Paper Marker insulin pada pasien DM Tipe II
pengguna insulin di Instalasi Rawat Jalan Penyakit Dalam RSUD Pariaman.
Padang : BPSDM Provinsi Sumatera Barat

Salsabila, Annisa. 2020. Kecemasan dan Kejadian Dispepsia Fungsional. Bandar


Lampung : Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 47 tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.
Jakarta :Berita Negara Republik Indonesia

46
LAMPIRAN 1
SURAT PERNYATAAN

47
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini ;


Nama : dr. Novi Rista Ananda
NIP : 19921122 202012 2 018
Jabatan : Ahli Pertama - Dokter
Instansi : RSUD Pariaman

Dengan ini menyatakan bahwa dengan sungguh-sungguh akan menerapkan sikap


perilaku bela negara, nilai-nilai dasar pegawai negeri sipil dan peran kedudukan
pegawai negeri sipil di lingkungan RSUD Pariaman
Pariaman, 15 Juni 2021
Diketahui oleh, Yang menyatakan
Mentor, Peserta

Ns. Rahmawati, S. Kep dr. Novi Rista Ananda


NIP.19690518 198903 2 002 NIP.19921122 202012 2 018

48
LAMPIRAN 2
KEGIATAN 1 MELAPOR KEPADA
MENTOR
 Screenshoot Whatsapp
 Foto
 Catatan Saran
 Surat Pernyataan Dukungan

49
1. Efektif dengan menghubungi mentor via Whatsapp (Komitmen Mutu)

2. Diskusi dalam merancang kegiatan aktualisasi (Nasionalisme)

50
3. Tekun dalam mencatat saran dari mentor (Etika Publik)

4. Tanggung jawab dengan meminta dukungan dari mentor (Akuntabilitas)

51
52
LAMPIRAN 3
KEGIATAN 2 MENCARI
REFERENSI TERKAIT MATERI YANG
AKAN DIGUNAKAN DALAM
PENYUSUNAN MEMO PAD
 Foto
 Dokumen Referensi
 Catatan Analisis Referensi
 Time Table

53
1. Efektif dalam mencari referensi dan literatur tentang Dispepsia dari jurnal
kedokteran (Komitmen Mutu)

54
2. Profesional dalam mengidentifikasi dan memilih informasi tentang
manajemen Dispepsia
3.

55
4. Tanggung jawab dengan membuat time table (Akuntabilitas)

Time Table Rancangan Aktualisasi

Yang
Jenis Kegiatan Terlibat Waktu Alat yang disipakan
26 april - 1 Surat pernyataan dukungan, draf
Menemui Mentor Penulis mei aktualisasi
Kartu Bimbingan, alat tulis, kartu
Mentor bimbingan
Mencari Referensi Penulis 3-8 Mei Laptop
Membuat time table Penulis 3 - 8 Mei Laptop
Membuat desain memo pad Penulis 3 - 8 Mei Laptop, alat tulis
Mengunjungi pihak
percetakan Penulis 10 - 15 mei Desain memo pad, alat tulis
Mencetak memo pad Percetakan 10-29 Mei
Mengambil pesanan Penulis 24-29 mei Uang
31 mei - 5
Melapor kepada kepala IGD Penulis Juni Memo pad
Kepala IGD
31 mei - 5
Edukasi kepada pasien Penulis Juni Memo pad
Pasien
Follow up pasien Penulis 7 - 12 juni Handphone, alat tulis
Melapor kepada mentor Penulis 7 - 12 Juni Memo pad, alat tulis, kartu bimbingan
Mentor

56
LAMPIRAN 4
KEGIATAN 3 MEMBUAT MEDIA
EDUKASI BERBENTUK MEMO PAD
 Foto
 Kwitansi
 Desain Memo pad

57
1. Efektif dalam membuat rancangan memo pad (Komitmen Mutu)

58
2. Santun dalam menghubungi pihak percetakan (Etika Publik)

3. Musyawarah dan diskusi dalam mendesain memo pad (Nasionalisme)

59
4. Tanggung jawab dalam mencetak desain memo pad sesuai yang disepakati

5. Jujur dalam membayar kwitasni memo pad

60
LAMPIRAN 5
KEGIATAN 4 EDUKASI KEPADA
PASIEN DAN KELUARGA PASIEN
MENGENAI DISPEPSIA
MENGGUNAKAN MEMO PAD
 Foto
 Screenshoot Media

61
 Koordinasi dengan melapor kepada kepala ruangan IGD sebelum
melakukan edukasi (Nasionalisme)

 Membangun kepercayaan dengan pasien dan keluarga pasien


(Akuntabilitas)

 Ramah saat melakukan edukasi mengenai pola hidup dan pengaturan


diet terhadap pasien Dispepsia di IGD (Etika Publik)

62
 Adil dalam memberikan memo pad kepada pasien dan keluarga pasien

 Efektif dalam meminta tanggapan pasien

63
LAMPIRAN 6
KEGIATAN 5 MELAKUKAN
EVALUASI KEGIATAN YANG SUDAH
DILAKUKAN
 Foto
 Catatan Saran

64
 Peduli dengan melakukan follow-up kepada pasien melalui kegiatan
wawancara (Etika Publik)

 Menghargai tanggapan pasien dan keluarga pasien jika ada masukan


untuk perbaikan kedepannya (Nasionalisme)

65
 Transparan dalam melaporkan hasil kegiatan (Akuntabilitas)

66
LAMPIRAN 7
MATRIKS HABITUASI

67
MATRIKS HABITUASI

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN


NILAI INDIKATOR 1 2 KEGIATAN 3 KEGIATAN 4 5 TOTAL
DASAR NILAI
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
Transparan 1
Akuntabilitas Kepercayaan 1
Tanggung Jawab 3
Menghargai 1
Musyawarah 1
Nasionalisme
Diskusi 2
Koordinasi 1
Santun 2
Tekun 1
Etika Publik Profesional 1
Peduli 2
Ramah 1
Komitmen
4
Mutu Efektif
Jujur 1
Anti Korupsi
Adil 1

68
LAMPIRAN 8
MATRIKS VISI MISI DAN TATA
NILAI ORGANISASI

69
MATRIKS VISI MISI DAN TATA NILAI ORGANISASI

KETERKAITAN KEDUDUKAN VISI MISI KEGIATAN


TOTAL
DAN TATA NILAI ORGANISASI 1 2 3 4 5
Rumah Sakit Regional yang
VISI
berstandar international dengan nilai islami.
Meningkatkan Mutu Pelayanan kesehatan rujukan 5
MISI
Meningkatkan tingkat Kemandirian Rumah Sakit
TATA Cepat 3
NILAI Ramah 5
Melayani 5

70
LAMPIRAN 9
Matriks Kedudukan dan Peran ASN

71
Matriks Kedudukan dan Peran ASN
KETERKAITAN DENGAN KEDUDUKAN DAN PERAN KEGIATAN
ASN 1 2 3 4 5 TOTAL
MANAJEMEN ASN

PELAYANAN PUBLIK 3

WHOLE OF GOVERNMENT (WOG) 2

72
LAMPIRAN 10
KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI
COACH DAN MENTOR

73
Lampiran Bimbingan Aktualisasi
Coach

74
KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI COACH

Nama : dr. Novi Rista Ananda


NIP : 19921122 202012 2018
UnitKerja : RSUD Pariaman
Jabatan : Ahli Pertama - Dokter
Isu : Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu
pasien untuk menerapkan pola hidup dan pengaturan
diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pariaman
Gagasan : Aktualisasi Penggunaan Memo Pad sebagai Media
Edukasi Penerapan Pola Hidup dan Pengaturan Diet
pada Pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman

Kegiatan 1 Melapor kepada Mentor terkait dengan kegiatan yang


akan dilakukan

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


 Tahapan Kegiatan;
1. Membuat janji dengan Mentor
2. Menemui Mentor dan menyampaikan
rancangan aktualisasi
3. Mencatat saran mentor
4. Meminta dukungan dari mentor

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Terlaksananya pertemuan dengan
mentor
2. Foto, Video, Screenshot WA, Catatan
saran dari mentor

 Keterkaitan Substansi Mata pelatihan;


1. Komitmen Mutu.
Dalam membuat janji dengan
Mentor, saya akan Efektif dengan

75
menghubungi mentor melalui
pesan whatsapp
2. Nasionalisme
Saat menemui mentor dan
menyampaikan rancangan aktualisasi,
saya akan menggunakan metode
diskusi
3. Etika Publik
Saat berdiskusi dengan mentor,
saya akan mencatat semua hasil
diskusi dengan tekun
4. Akuntabilitas
Saya akan tanggung jawab
dalam meminta dukungan dari
mentor dengan cara meminta
tandatangan mentor

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi;


Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan berdiskusi dengan sopan dan
santun merupakan penguatan nilai“ramah
dan melayani”

Kegiatan2 Mencari referensi dan melakukan studi terkait materi yang


akan digunakan dalam penyusunan edukasi berbentuk
memo pad
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
 Tahapan Kegiatan;
1. Mencari referensi dan
literatur tentang Dispepsia
dari jurnal kedokteran
2. Mengidentifikasi dan
memilih informasi tentang
manajemen Dispepsia
3. Membuat konsep
pelaksanaan kegiatan terkait
pelaksana, tempat, waktu,

76
rancangan jadwal(time
table) dan mekanisme
pelaksanaan edukasi di IGD

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Tersedianya referensi yang
berdasarkan evidence based
dan sesuai dengan
kebutuhan pasien
2. Foto, Dokumen referensi,
Catatan analisis referensi,
time table

 Keterkaitan Substansi Mata


pelatihan;
1. Komitmen Mutu dalam
mencari referensi dan literature
tentang Dispepsia, saya akan
efektif dengan menggunakan
teknologi internet melalui
google schoolar
2. Etika Publik
Saat mengidentifikasi dan
memilih informasi tentang
manajemen Dispepsia, saya
akan professional dengan
menyesuaikan informasi yang
didapat dengan profesi
kedokteran
3. Akuntabilitas
Saat membuat rancangan dan
jadwal kegiatan, saya akan
tanggung jawab sesuai
dengan rancangan kegiatan dan
jadwal yang sudah
direncanakan

 Kontribusi TerhadapVisi-Misi
Organisasi;
Meningkatkan Mutu Pelayanan

77
Kesehatan Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan berdiskusi dengan
sopan dan santun merupakan
penguatan nilai “ramah dan
melayani”

Kegiatan 3 Membuat media edukasi berbentuk memo pad

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


 Tahapan Kegiatan;
1. Membuat rancangan dan
desain memo pad
2. Menghubungi pihak
percetakan
3. Mengunjungi percetakan
4. Mencetak desain memo pad
5. Mengambil pesanan memo
pad

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Terbentuknya media edukasi
berbentuk memo pad
2. Foto, video, desain memo
pad, bukti
pembayaran/kwitansi

 Keterkaitan Substansi
Matapelatihan;
1. Komitmen Mutu
Saya akan efektif dalam
merancang desain memo pad
dengan menggunakan tulisan
yang jelas dan rapi
2. Etika Publik

78
Saat menghubungi pihak
percatakan, saya akan bersikap
santun dengan bertutur kata
yang baik
3. Nasionalisme
Saat mengunjungi percetakan,
saya akan musyawarah
dengan melakukan diskusi
mengenai rancangan memo
pad
4. Akuntabilitas
Dalam mencetak desain memo
pad, saya akan tanggung
jawab dengan cara mencetak
sesuai desain yang telah
dibuat
5. Anti Korupsi
Saat mengambil pesanan
memo pad, saya akan jujur
dengan membayar tagihan
sesuai kwitansi yang diberikan

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi


Organisasi;
Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi:
Kegiatan pembuatan video
edukasi dan memo merupakan
bentuk penguatan nilai “Cepat,
ramah, dan melayani”

79
Kegiatan 4 Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Pariaman
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach
 Tahapan Kegiatan;
1. Melapor kepada kepala
ruangan IGD
2. Meminta kesediaan pasien
dan keluarga pasien
3. Melakukan edukasi mengenai
pola hidup dan pengaturan diet
terhadap pasien Dispepsia di
IGD
4. Memberikan memo pad
kepada pasien
5. Meminta tanggapan pasien

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Pasien dan keluarga
memahami penerapan pola
hidup dan pemilihan diet
yang sesuai untuk pasien
Dispepsia
2. Foto, Video

 Keterkaitan Substansi Mata


pelatihan;
1. Nasionalisme
Ketika melapor kepada kepala
ruangan IGD, Saya akan
koordinasi dengan meminta
izin kepada kepala ruangan
sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Akuntabilitas
Dalam meminta kesediaan
pasien dan keluarga pasien,
saya akan professional dengan

80
melakukan hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan
pasien.
3. Etika Publik
Dalam meminta kesediaan
pasien dan keluarga pasien,
saya akan professional dengan
melakukan hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan
pasien
4. Anti Korupsi
Saya akan memberikan memo
pad kepada pasien dengan adil
tanpa membeda-bedakan status
pasien agar dapat menjadi
sumber informasi setelah
pulang dari Rumah Sakit
5. Komitmen Mutu
Saya akan efektif dalam
meminta tanggapan pasien
dengan meminta izin untuk
menyimpan nomor Hp pasien
untuk selanjutnya akan di
follow-up menggunakan
telepon atau pesan Whatsapp

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi


Organisasi;
Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi :
Kegiatan sosialisasi mengenai
persiapan pasien merupakan
bentuk penguatan nilai “cepat,
ramah, dan melayani”

81
Kegiatan 5 Melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan

Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Paraf Coach


 Tahapan Kegiatan;
1. Melakukan follow-up
mengenai pemahaman dan
pengetahuan pasien dan
keluarga pasien melalui
kegiatan wawancara
2. Melakukan diskusi dan
meminta saran kepada pasien
dan keluarga pasien jika ada
masukan untuk perbaikan
kedepannya
3. Membuat laporan hasil
kegiatan

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Terciptanya hasil evaluasi,
mengumpulkan tanggapan
dan saran daripasien
2. Foto, Video, laporan hasil
kegiatan

 Keterkaitan Substansi Mata


pelatihan;
1. Anti Korupsi
Dalam mengumpulkan
informasi dan evaluasi, saya
akan peduli dengan cara
berinisiatif menghubungi
pasien menggunakan media
telepon atau Whatsapp.
2. Nasionalisme
Saat melakukan diskusi dan
meminta saran kepada pasien
dan keluarga pasien, saya akan
menghargai dengan mencatat

82
semua saran yang diberikan.
3. Akuntabilitas
Saya akan transparans
dalam membuat laporan
hasil kegiatan dengan
cara membuat laporan
sesuai dengan hasil
pelaksanaan kegiatan

 Kontribusi Terhadap Visi-


Misi Organisasi;
Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan monitoring dan
evaluasi merupakan bentuk
penguatan nilai “cepat, ramah,
dan melayani”

83
KARTU BIMBINGAN AKTUALISASI MENTOR

Nama : dr. Novi Rista Ananda


NIP : 19921122 202012 2018
UnitKerja : RSUD Pariaman
Jabatan : Ahli Pertama - Dokter
Isu : Belum tersedianya media edukasi yang dapat membantu
pasien untuk menerapkan pola hidup dan pengaturan
diet yang sesuai pada pasien Dispepsia di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Pariaman
Gagasan : Aktualisasi Penggunaan Memo Pad sebagai Media
Edukasi Penerapan Pola Hidup dan Pengaturan Diet
pada Pasien Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman

Kegiatan 1 Melapor kepada Mentor terkait dengan kegiatan yang


akan dilakukan

Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor


 Tahapan Kegiatan;
1. Membuat janji dengan Mentor
2. Menemui Mentor dan menyampaikan
rancangan aktualisasi
3. Mencatat saran mentor
4. Meminta dukungan dari mentor

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Terlaksananya pertemuan dengan
mentor
2. Foto, Video, Screenshot WA, Catatan
saran dari mentor

 Keterkaitan Substansi Mata pelatihan;


1. Komitmen Mutu.
Dalam membuat janji dengan

84
Mentor, saya akan Efektif dengan
menghubungi mentor melalui
pesan whatsapp
2. Nasionalisme
Saat menemui mentor dan
menyampaikan rancangan aktualisasi,
saya akan menggunakan metode
diskusi
3. Etika Publik
Saat berdiskusi dengan mentor,
saya akan mencatat semua hasil
diskusi dengan tekun
4. Akuntabilitas
Saya akan tanggung jawab
dalam meminta dukungan dari
mentor dengan cara meminta
tandatangan mentor

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi Organisasi;


Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan
Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan berdiskusi dengan sopan dan
santun merupakan penguatan nilai“ramah
dan melayani”

Kegiatan 2 Mencari referensi dan melakukan studi terkait materi yang


akan digunakan dalam penyusunan edukasi berbentuk
memo pad
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan Kegiatan;
1. Mencari referensi dan
literatur tentang Dispepsia
dari jurnal kedokteran
2. Mengidentifikasi dan
memilih informasi tentang
manajemen Dispepsia
3. Membuat konsep
pelaksanaan kegiatan terkait

85
pelaksana, tempat, waktu,
rancangan jadwal(time
table) dan mekanisme
pelaksanaan edukasi di IGD

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Tersedianya referensi yang
berdasarkan evidence based
dan sesuai dengan
kebutuhan pasien
2. Foto, Dokumen referensi,
Catatan analisis referensi,
time table

 Keterkaitan Substansi Mata


pelatihan;
1. Komitmen Mutu dalam
mencari referensi dan literature
tentang Dispepsia, saya akan
efektif dengan menggunakan
teknologi internet melalui
google schoolar
2. Etika Publik
Saat mengidentifikasi dan
memilih informasi tentang
manajemen Dispepsia, saya
akan professional dengan
menyesuaikan informasi yang
didapat dengan profesi
kedokteran
3. Akuntabilitas
Saat membuat rancangan dan
jadwal kegiatan, saya akan
tanggung jawab sesuai
dengan rancangan kegiatan dan
jadwal yang sudah
direncanakan

 Kontribusi TerhadapVisi-Misi
Organisasi;

86
Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan berdiskusi dengan
sopan dan santun merupakan
penguatan nilai “ramah dan
melayani”

Kegiatan 3 Membuat media edukasi berbentuk memo pad


Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan Kegiatan;
1. Membuat rancangan dan
desain memo pad
2. Menghubungi pihak
percetakan
3. Mengunjungi percetakan
4. Mencetak desain memo pad
5. Mengambil pesanan memo
pad

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Terbentuknya media edukasi
berbentuk memo pad
2. Foto, video, desain memo
pad, bukti
pembayaran/kwitansi

 Keterkaitan Substansi Mata


pelatihan;
1. Komitmen Mutu
Saya akan efektif dalam
merancang desain memo pad
dengan menggunakan tulisan
yang jelas dan rapi
2. Etika Publik

87
Saat menghubungi pihak
percatakan, saya akan bersikap
santun dengan bertutur kata
yang baik
3. Nasionalisme
Saat mengunjungi percetakan,
saya akan musyawarah
dengan melakukan diskusi
mengenai rancangan memo
pad
4. Akuntabilitas
Dalam mencetak desain memo
pad, saya akan tanggung
jawab dengan cara mencetak
sesuai desain yang telah
dibuat
5. Anti Korupsi
Saat mengambil pesanan
memo pad, saya akan jujur
dengan membayar tagihan
sesuai kwitansi yang diberikan

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi


Organisasi;
Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi:
Kegiatan pembuatan video
edukasi dan memo merupakan
bentuk penguatan nilai “Cepat,
ramah, dan melayani”

88
Kegiatan 4 Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai Dispepsia di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan Kegiatan;
1. Melapor kepada kepala
ruangan IGD
2. Meminta kesediaan pasien
dan keluarga pasien
3. Melakukan edukasi mengenai
pola hidup dan pengaturan diet
terhadap pasien Dispepsia di
IGD
4. Memberikan memo pad
kepada pasien
5. Meminta tanggapan pasien

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Pasien dan keluarga
memahami penerapan pola
hidup dan pemilihan diet
yang sesuai untuk pasien
Dispepsia
2. Foto, Video

 Keterkaitan Substansi Mata


pelatihan;
1. Nasionalisme
Ketika melapor kepada kepala
ruangan IGD, Saya akan
koordinasi dengan meminta
izin kepada kepala ruangan
sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Akuntabilitas
Dalam meminta kesediaan
pasien dan keluarga pasien,
saya akan professional dengan

89
melakukan hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan
pasien.
3. Etika Publik
Dalam meminta kesediaan
pasien dan keluarga pasien,
saya akan professional dengan
melakukan hubungan terapeutik
yang baik antara dokter dan
pasien
4. Anti Korupsi
Saya akan memberikan memo
pad kepada pasien dengan adil
tanpa membeda-bedakan status
pasien agar dapat menjadi
sumber informasi setelah
pulang dari Rumah Sakit
5. Komitmen Mutu
Saya akan efektif dalam
meminta tanggapan pasien
dengan meminta izin untuk
menyimpan nomor Hp pasien
untuk selanjutnya akan di
follow-up menggunakan
telepon atau pesan Whatsapp

 Kontribusi Terhadap Visi-Misi


Organisasi;
Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi :
Kegiatan sosialisasi mengenai
persiapan pasien merupakan
bentuk penguatan nilai “cepat,
ramah, dan melayani”

90
Kegiatan 5 Melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
 Tahapan Kegiatan;
1. Melakukan follow-up
mengenai pemahaman dan
pengetahuan pasien dan
keluarga pasien melalui
kegiatan wawancara
2. Melakukan diskusi dan
meminta saran kepada pasien
dan keluarga pasien jika ada
masukan untuk perbaikan
kedepannya
3. Membuat laporan hasil
kegiatan

 Output kegiatan terhadap


pemecahan isu;
1. Terciptanya hasil evaluasi,
mengumpulkan tanggapan
dan saran daripasien
2. Foto, Video, laporan hasil
kegiatan

 Keterkaitan Substansi Mata


pelatihan;
1. Anti Korupsi
Dalam mengumpulkan
informasi dan evaluasi, saya
akan peduli dengan cara
berinisiatif menghubungi
pasien menggunakan media
telepon atau Whatsapp.
2. Nasionalisme
Saat melakukan diskusi dan
meminta saran kepada pasien
dan keluarga pasien, saya akan
menghargai dengan mencatat
semua saran yang diberikan.

91
3. Akuntabilitas
Saya akan transparans
dalam membuat laporan
hasil kegiatan dengan
cara membuat laporan
sesuai dengan hasil
pelaksanaan kegiatan

 Kontribusi Terhadap Visi-


Misi Organisasi;
Meningkatkan Mutu Pelayanan
Kesehatan Rujukan
 Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan monitoring dan
evaluasi merupakan bentuk
penguatan nilai “cepat, ramah,
dan melayani”

92

You might also like