You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
World Health Organization (WHO) Tahun 2019 memperkirakan setiap
hari, setiap 810 wanita meninggal karena kehamilan dan persalinan.
Preeklampsia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu
perinatal di seluruh dunia, preeeklamsia biasanya terjadi setelah 20 minggu
kehamilan. Menurut National Emergency Obstetric and Newborn Care pada
tahun 2019 sekitar 10% dari semua kematian ibu disebabkan oleh
preeclampsia. (Belay et al, 2019)
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015
memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali lipat dibandingkan target
MDGs. Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari pencatatan program
kesehatan keluarga di Kementrian Kesehatan meningkat setiap tahun. Pada
tahun 2021 menujukan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah ini menunjukan
peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627 kematian. Berdasarkan
penyebab, sebagian besar ibu kematian ibu tahun 2021 terkait COVID-19
sebanyak 2.982 kasus, perdarahan 1.330 kasus, dan hipertensi dalam
kehamilan sebanyak 1.077 kasus. (Profil Kesehatan Indonesia, 2021)
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas tahun 2020-
2021, kejadian hipertensi pada ibu hamil sebanyak …… orang. Puskesmas
Wangon I tahun 2021 dengan jumlah kasus preeklampsia sebanyak 28 ibu
hamil, Tahun 2022 bulan Januari – Agustus sebanyak 22 ibu hamil yang
mengalami preeklampsia.
Preeklampsia adalah penyakit kehamilan yang berkisar dari hipertensi
ringan sampai berat dan disertai dengan mendasari sistemik patologi yang
dapat memiliki dampak ibu dan janin yang parah. Kondisi Preeklampsia dan
eklamsia akan memberi pengaruh buruk bagi kesehatan janin akibat
penurunan perfusi utero plasenta, hypovolemia, vasopasme, dan kerusakan sel
endotel pembuluh darah janin. (Sarwono, 2016)
Preeklampsia merupakan gangguan dengan etiologi yang tidak
diketahui secara khusus pada perempuan hamil. Bentuk sindrom ini ditandai
oleh hipertensi dan proteinuria yang terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan.
Eklampsia adalah preeklampsia yang ditandai dengan adanya kejang.
Eklamsia yang tidak dikendalikan dengan baik akan dapat mengakibatkan
kecacatan menetap atau bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
(Benson R, Pernoll’s,2009).
Kejadian preeklampsia dan eklamsia berkisar 5 – 10% dari seluruh
kehamilan. Faktor risiko untuk terjadinya preeklampsia adalah usia ibu
(kurang dari 16 tahun atau lebih dari 45 tahun), primigravida, adanya
hipertensi sebelum kehamilan, kehamilan ganda, kehamilan mola, obesitas,
riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. Di antara faktor faktor
yang ditemukan, sulit ditentukan faktor yang menjadi penyebab utama dari
preeklampsia dan eklamsia. (Ahishali, 2012)
Semua wanita memiliki resiko preeklampsia selama hamil, bersalin,
dan nifas. Preeklampsia tidak hanya terjadi pada primigravida/primipara, pada
grandemultipara juga memiliki risiko untuk mengalami eklampsia. Misalnya
pada ibu hamil dan bersalin lebih dari tiga kali. Peregangan Rahim yang
berlebihan menyebabkan iskemia berlebihan yang dapat menyebabkan
preeklampsia (Suwanti, dkk, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi di
RSUD Wonosari 2014 didapatkan hasil, terdapat hubungan antara paritas
dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil. Paritas merupakan faktor
resiko terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
Obesitas kehamilan adalah kenaikan berat badan pada ibu hamil
melebihi 12 – 16 kg berat badan normal dan berdampak buruk bagi kesehatan
terutama pada ibu hamil, dimana dapat menyebabkan hipertensi,
hiperkolesterol, hiperglikemia yang terkenal dengan 3H. (Sanjaya, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh James et al menyatakan bahwa berat badan
berlebihan pada wanita hamil berhubungan dengan preeklampsia.
(Dumais,2016).
Peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul Hubungan
Obesitas dan Paritas dengan kejadian Preeklampsia pada Ibu Hamil trimester
III di Puskesmas Wangon I.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan masalah yaitu
adakah Hubungan Obesitas dan Paritas dengan Kejadian Preeklampsia pada
Ibu Hamil trimester III di Puskesmas Wangon I Tahun 2022.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan Obesitas dan Paritas dengan kejadian
Preeklampsia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Wangon I.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Obesitas pada ibu hamil trimester III di Puskesmas
Wangon I
b. Untuk mengetahui Paritas pada ibu hamil trimester III di Puskesmas
Wangon I
c. Untuk mengetahui hubungan Obesitas dengan kejadian Preeklampsia
pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Wangon I.
d. Untuk mengetahui hubungan Paritas dengan kejadian Preeklampsia
pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Wangon I.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Untuk memberikan informasi kewaspadaan ibu hamil pada faktor
resiko obesitas dan paritas terhadap terjadinya preeklampsia pada
kehamilan di Trimester III.

2. Bagi Puskesmas
a. Digunakan untuk perbaikan program dalam melakukan skrining awal
kewaspadaan preeklampsia
b. Digunakan untuk pelaksanaan program kesehatan ibu hamil dengan
resiko tinggi terhadap preeklampsia
3. Bagi Penulis
Mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan, serta
pengalaman dalam melakukan analisis tentang hubungan obesitas dan
paritas ibu hamil pada kejadian preeklampsia.
4. Bagi Ilmu Pengetahuan
Memberikan masukan mengenai hubungan faktor risiko obesitas
dan paritas terhadap kejadian preeklampsia
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang Lingkup Keilmuan
Dalam penelitian ini, ruang lingkup keilmuan adalah tentang
Preeklampsia Ibu Hamil.
2. Ruang Lingkup Masalah
Masalah yang diteliti yaitu hubungan obesitas dan paritas ibu hamil di
trimester tiga dengan kejadian preeklampsia.
3. Ruang Lingkup Sasaran
Pelaksanaan penelitian pada ibu hamil di trimester tiga
4. Ruang Lingkup Wilayah
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wangon I Kecamatan Wangon
Kabupaten Banyumas
5. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2022
F. Keaslian Penelitian

Pada keaslian penelitian, peneliti menyebutkan beberapa penelitian tentang Preeklampsia

Tabel 1.1 Penelitian Tentang Preeklampsia


No Judul Penelitian Nama Peneliti Jenis Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Hubungan Obesitas Rahmawati Kuantitatif Variabel Terdapat hubungan bermakna
dengan Wahyuni, Independen: antara obesitas deengan
Preeklampsia pada Azhari, Nursari Obesitas preeclampsia pada ibu hamil
Ibu Hamil Abdul Syukur Variabel trimester II dan III (p value =
Trimester II dan III Dependen: 0,006) dengan nilai α = 0,05.
Preeklampsia
2. Hubungan Paritas Ika Pratiwi Kuantitatif Variabel Terdapat hubungan yang
dengan Kejadian Independen: Paritas signifikan antara paritas
Preeklampsia pada Variabel dengan kejadian preeclampsia
Ibu Hamil di Dependen: pada ibu hamil di RSUD
RSUD Wonosari Kejadian Wonosari dengan CI 1,584 s/d
Preeklampsia 14,245. Nilai OR didapatkan
4,750 > 1, yang menunjukan
bahwa ibu dengan paritas
berisiko ( <2 atau ≥4) 4,750
kali lebih berisiko mengalami
preeklampsia dibandingkan
dengan paritas tidak berisiko
(2-3 kali).
No Judul Penelitian Nama Peneliti Jenis Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
3. Faktor yang Ega Senggia, Kuantitatif Variabel Didapatkan nilai p value <
berhubungan Rosa Riya Independen: 0,05 berarti terdapat hubungan
dengan Kejadian Paritas, Usia, antara variabel independen
Preeklampsia pada Riwayat penyakit yang artinya terdapat
Ibu Hamil Dependen: hubungan antara usia, paritas
Trimester III di Kejadian dan riwayat penyakit dengan
Puskesmas Talang Preeklampsia Kejadian Preeklampsia pada
Bakung Kota Jambi Ibu Hamil Trimester III di
Puskesmas Talang Bakung
Jambi pada Tahun 2020

You might also like