You are on page 1of 8

TUGAS PRAKTIKUM 9 BLOK 5

SPEKTROFOTOMETRI

Sesi 1 (Selasa, 4 April 2022)

Instruktur: dr. Siti Rohani, M.Biomed

Pelaksana: dr. Nyayu Fitriani, M.Biomed

DISUSUN OLEH:

Farra Nabila Salsabil

NIM: 702021043

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
Tugas Praktikum Spektro

1. Teknik spektrofotometri UV-Vis berkerja berdasarkan prinsip interaksi cahaya radisasi


elektromagnetik dengan materi. Jelaskanlah bagaimana metode tersebut dapat digunakan
untuk menentukan jumlah suatu senyawa kimia khususnya zat besi di dalam sampel
biologis yakni darah?
Jawaban:
Cara mengukur senyawa kimia dalam suatu larutan bisa menggunakan intensitas cahaya
yang merupakan aplikasi dari spektrofotometri, kadar cahaya yang di serap oleh larutan
dapat di hitung, dan angkat akan menghitung jumlah atau konsentrasi suatu senyawa
dalam suatu larutan. Cahaya yang diteruskan ke larutan disebut sebagai Transmitan, dan
cahaya yang diserap oleh larutan tersebut disebut Absorban, Absorban ini lah angka yang
mewakili jumlah atau konsentrasi suatu senyawa dalam larutan

2. Ketika larutan sampel memiliki konsentrasi yang sangat tinggi maka yang harus
dilakukan adalah penurunan konsentrasi sampel. Jika dalam kasus larutran uji dalam
pengujian kadar glukosa dalam darah di aliquote sampel darah sebanyak 2 mL dan
kemudian didestruksi dengan asam sulfat pekat sebanyak 5 mL, kemudian larutan
dimasukan kedalam labu takar 50 mL. Pengujian kadar glukosa dalam darah terlarut yang
sudah diencerkan tersebut memberikan respon hasil nilai konsentrasi sebesar 4.467
mg/dL. Jika berpanduan terhadap keputusan WHO terkait kadar gula maksimum pada
darah yakni berkisar pada 70-100 mg/dL. Apakah sampel tersebut dikategorikan pasien
hyperglikemia?
Jawaban:
Sampel tersebut tidak bisa dikategorikan ke hyperglikemia. Hal itu dikarenakan sampel
mempunyai konsentrasi yang sangat tinggi sebelumnya yang berarti konsentrasi atau
kadar glukosa di dalam darah tersebut sebenarnya tinggi. Hasil nilai konsentrasi sebesar
4.467 mg/dL itu disebabkan mengalami penurunan konsentrasi sampel.

3. Jelaskan mengenai keberlakuan dari hukum lambert and beer’s!


Jawaban:
Hukum Lambert-Beer mengatakan hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan
linear (A≈C) apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 atau sering disebut sebagai
daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang diperoleh lebih besar maka
hubungan absorbansi tidak linear lagi. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan:

- Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu
larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk
warna.
- Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun
kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
- Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau
sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan
kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

4. Jika pada pembuatan kurva kalibrasi pada eksperimen tidak menunjukan hubungan linier
antara konsentrasi dan nilai absorbansi, maka kesalahan yang terjadi dapat disinyalir
bersumber dari apa saja?
Jawaban:
Menurut saya kesalahan tersebut bisa kesalahan tersebut bisa berasal dari
Spektrofotometri yang masih terdapat serapan elektromagnetik dan tidak stabil sehingga
menganggu perhitungan.

5. Diberikan sederet set data eksperimental pengujian besi pada air sumur warga:
Absorbansi Sampel Air A = 0,421
Absorbansi Sampel Air B = 0,872
Absorbansi Sampel Air C = 0,588
Absorbansi Sampel Air D = 0,321
Absorbansi Sampel Air E = 0,311
Diketahui kurva kalibrasi dari larutan standar besi adalah :

Konsentrasi (mg.L-1) Absorbansi


0 0
1 0.162
2 0.332
3 0.522
4 0.708
5 0.850
Berdasarkan data tersebut tentukan lah nilai konsentrasi dari masing-masing sampel dan
berdasarkan studi kelayakan air untuk aktifitas CMDK yang menyatakan kadar besi
maksimum pada air olahan yakni 3 mg.L -1 manakah air yang layak untuk digunakan.
Sertakan pula plot kurva kalibrasi yang anda gunakan (NOTE: Gunakan Ms. Excel tau
WPS Spreedsheet)

Jawaban:

Langkah 1 :

- Bangun plot kalibrasi absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi pada sumbu x
untuk solusi standar.
- Poin data harus berada di sepanjang garis yang cukup lurus. Dua titik data
mewakili minimum absolut, dan lebih banyak lebih baik.
Langkah 2 :

- Gambarlah garis lurus paling pas melalui titik data dan perpanjang garis untuk
memotong sumbu y.
- Pilih dua titik acak, bukan titik data, di garis dan tentukan koordinat x dan y
mereka.
- Beri label koordinat ini sebagai (x1, y1) dan (x2, y2).

Langkah 3 :

- Hitung kemiringan, m, garis sesuai dengan rumus m = (y1 - y2) / (x1 - x2).
- Tentukan y-intersep, disingkat b, dengan mencatat nilai-y di mana garis
melintasi sumbu y. Misalnya, untuk dua titik acak pada garis pada koordinat
(0,050, 0,105) dan (0,525, 0,315), kemiringan diberikan oleh: m = (0,105 -
0,315) / (0,050 - 0,525) = 0,440. Jika garis memotong sumbu y pada 0,08,
maka nilai ini mewakili intersepsi y.

Langkah 4 :

- Tuliskan rumus garis plot kalibrasi dalam bentuk y = mx + b.


- Melanjutkan contoh dari Langkah 3, persamaannya adalah y = 0,440x +
0,080. Ini mewakili persamaan kurva kalibrasi.

Langkah 5 :

- Gantikan absorbansi larutan dengan konsentrasi yang tidak diketahui ke dalam


persamaan yang ditentukan sebagai y dan pecahkan untuk x, di mana x
mewakili konsentrasi.
- Jika, sampel air A menunjukkan absorbansi 0,421, persamaan akan
menghasilkan: x = (y - 0,080) / 0,440 = (0,421 - 0,080) / 0,440 = 0,775 mol
per liter.
- Jika, sampel air B menunjukkan absorbansi 0,872, persamaan akan
menghasilkan: x = (y - 0,080) / 0,440 = (0,872 - 0,080) / 0,440 = 1,8 mol per
liter.
- Jika, sampel air C menunjukkan absorbansi 0,588, persamaan akan
menghasilkan: x = (y - 0,080) / 0,440 = (0,588 - 0,080) / 0,440 = 1,154 mol
per liter.
- Jika, sampel air D menunjukkan absorbansi 0,321, persamaan akan
menghasilkan: x = (y - 0,080) / 0,440 = (0,321 - 0,080) / 0,440 = 0,547 mol
per liter.
- Jika, sampel air E menunjukkan absorbansi 0,311, persamaan akan
menghasilkan: x = (y - 0,080) / 0,440 = (0,311 - 0,080) / 0,440 = 0,525 mol
per liter.
Berdasarkan hasil yang didapat dan jika dibandingkan dengan studi kelayakan air untuk
aktifitas CMDK, maka semua air layak digunakan. Namun, sampel E adalah yang paling
layak dibandingkan keempat sampel lainnya karena memiliki Sampel Konsentrasi (mg.L-
1) Absorbansi A 0.775 0.421 B 1.8 0.872 C 1.154 0.588 D 0.547 0.321 E 0.525 0.311
Sampel Air 0 0.45 0.9 1.35 1.8 0.421 0.872 0.588 0.321 0.311 Konsentrasi (mg.L-1)
konsentrasi terendah yakni sebesar 0,525. Setelah sampel E, diikuti sampel D (0,547),
sampel A (0,775), sampel C (1,154), dan yang terakhir adalah sampel B sebesar 1,8.
DAFTAR PUSTAKA

Silverstein et al. 1981. Spectrometric Identification of Organic Compounds. John Willey.

Muthawali, D. I. 2018. Penetapan Kadar Biuret dalam Pupuk Urea Prill dengan Metode
Spektrofotometri. Saintek ITM, 31(2), hh. 78-87.

You might also like