You are on page 1of 61
ABSTRAK Perbandingan Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton Normal dan Beton serat Dengan Penambahan Serat bambu IRAWAN DWI RIANTO SQURAWAN DWI RIANTO. 15.222.01.1.072 Beton merupakan bahan kontruksi yang sering di gunakan di indonesia, namun bahan penyusun yang digunakan semakin terbatas, Dengan adanya perkembangan teknologi material kususnya teknologi beton. Utuk dapat memperbaiki sifat-sifat beton muncul ide salah satunya dengan menambahkan serat bambu yang diharapkan dapat memperbaiki sifat beton. Sebab bambumemiliki kenggulan yaitu dapat meningkatkan kuat lentur beton. Pada penelitian ini, objek yang diamati yakni, silinder dan dan balok. Kedua jenis benda uji ini masing-masing di beri presentase variasi serat sebesar 0,75%,1,20%,dan 1,95%. Masing-masing silinder dan balok menggunakan 3 benda uji untu silinder dan 2 benda uji untuk balok. Untuk menguji benda uji di lakukan setelah benda uji berumur 28 hari. Hasil kuat tekan silinder mengalami penurunan nilai kuat tekan dari beton normal yakni dari presentasi 0,78%,1,20% dan 1,95% muncul kuat tekan sebesar 10,73Mpa,11,84Mpa dan 11,10Mpa.sedangkan hasil kuat lentur balok mengalami kenaikan dari nilai kuat lentur normal yakni dari presentasi variasi 0,78%, 1,20% dan 1,95% muncul kuat lentur sebesar 17,41Mpa, 15,69 Mpa dan8,59Mpa dari kuat lentur normal sebesar 19,73 Mpa. Dan dari hasil pengujian kuat tekan dan kuat Jentur dapat di simpul kan bahan penambahan serat bambu tidak dapan meningkatkan kuat tekan beton akan tetapi beton dengan penambahan serat bambu dapat meningkatkan hasil kuat lentur pada beton dari beton normal sebesar 0% serat bambu. Kata kunci: Beton serat bambu, kuat tekan dan kuat lentur BABL PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di indonesia beton memiliki kuat tekan yang tinggi. Mudah di bentuk sesuai keinginan dan kebutuhan, perawatan yang murah, dan dapat memanfaatkan bahan-bahan Jokal. Meskipun demikian, karena sifatnya yang getas dan praktis tidak mampu menahan gaya tarik yang baik, maka bahan tersebut memiliki keterbatasan dalam penggunaanya. Beton mempakan batuan buatan yang dibuat dari campuran semen, air, dan agregat, baik agregat halus (pasir) maupun agregat kasar (kerikil). Selain itu, kadang-kadang dalam campuran beton juga diberi bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non kimia pada perbandingan tertentu, Campuran tersebut apabila dituang ke dalam cetakan kemudian dibiarkan akan mengeras seperti batuan. Pengerasan tersebut terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara air dan semen sebagai perekat dengan agregat sebagai bahan pengisi, sehingga butiran-butiran agregat saling terckat dengan kuat dan terbentuklah massa yang kuat. Seiring dengan perkembangan jaman, penggunaan beton dituntut untuk semakin meningkat dari segi mutu/kualitasnya, sehingga dibutuhkan suatu cara untuk meningkatkan kekuatan beton, khususnya kuat tekan. Salah satu cara untuk meningkatkan kuat tekan beton adalah dengan cara memberikan bahan tambah seperti mikrosilika sebagai bahan pozzoland. Pada penelitian ini digunakan bahan tambah kulit bambu ori sebagai fibber, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kekuatan beton. Ide dasar penggunaan serat bambu ini adalah banyaknya limbah serat bambu di pengrajin tampah dan pengrajin anyaman bambu. Pemanfaatan limbah serat bambu ini berkontribusi positif dalam pemanfaatan limbah serat bambu yang selama ini belum di manfaatkan. 1.2 Rumusan Masalah 1, Berapa nilai kuat tekan dan kuat lentur beton normal dan beton serat dengan penambahan sserat bambu? 2. Berapa presentase penambahan serat bambu yang paling optimal meningkatkan kuat tekan dan kuat lentur? 1,3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetshui nilai penambahan serat bambu dalam campuran beton terhadap peningkatan hasil kuat tekan dan kuat lentur. 2. Agar dapat mengetahui presentase penambahan serat bambu yang baik dan paling optimal. 1.4 Batasan Masalah 1. Untuk Menguji nilai kuat tekan beton 28 hari 2. Untuk Menguji nilai Kuat Lentur beton 28 hari 3. Penelitian di kerjakan pada beton dengan kuat tekan dan kuat lentur awal (°c) 20Mpa pada usia 28 hari. 4. Metode pencampuran adukan beton mengacu pada SNI-032834-2012 1.5 Manfaat Penelitian 1, Adapun manfaat dari penelitian ini untuk membuat inovasi baru dalam hal campuran beton yang bermanfaat bagi pembaca. 2. Upaya pemanfaatan limbah serat bambu. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika pada penulisan proposal tugas akhir yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan memuat : latar belakang, permusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, serta sistematika penelitian / penyusunan (penulisan) Tugas Akhir. Serupa dengan usulan peneliitan Proposal Tugas Akhir. BAB 2 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian/ analisis yang didapat oleh peneliti terdahulu dan yang da hubugnannya dengan analisis produktivitas alat berat . BAB 3 Metodologi Penelitian Pada metode penclitian teripat uraian terinci tentang : bahan atau materi peneliitan, alat, langkah-langkah penelitian, analisis hasil dan kesultian-kesulitan serta cara pemecahannya. BAB 4 Hasil dan pembahasan Bab ini memuat uraian dan pembahasan data yang terkumpul, hasil penelitian dan pembahasannya yang sifatnya terpadu dan tidak dipccah menjadi sub judui tersendiri, BAB 5 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan saran harus dinyatakan secara terpisah. Kesimpulan merupakan rangkuman hassil dan pembahasan pada bab IV. Saran merupakan gagasan rekomendasi pemecahan masalah pada hasil dan pembahasan bab IV ditujukan pada para pencliti yang ingin mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan Saran tidak merupakan suatu keharusan. BABII LANDASAN TEORI 2.4 Tinjauan umum Beton dapat digunakan sebagai struktur dalam teknik sipil bisa juga dapat di manfaat kan dalam banyak hal misalnya untuk bangunan kontruksi gedung, pondasi.kolom,balok dan palet. Selain itu beton juga bisa digunakan untuk membuat bangunan air seperti bendungan dan drainase serta bisa juga untuk perkerasan jalan (Rigit).maka beton hampir selalu dipakai dalam seluruh aspek pembangunan teknik sipil. 2.1.1 Beton Dalam kontruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen portland yang terdiri aggregat mineral ( biasanya krikil dan pasir)semen dan air. Biasanya di percayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan perletakan, Sebenamya beton tidak menjadi padat karena air menguap.tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainya bersama dan akhimya membentuk material seperti batu. Beton di peroleh dengan cara mencampurkan semen, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan (Admixture) tertentu. Material pembentuk beton tersebut di campur dengan merata dengan komposisi tertentu menghasilkan suatu campuran yang plastis sehingga dapat di tuang dalam cetakan untuk di bentuk sesuai keinginan. Campuran tersebut bila di biarkan akan mengalami pengerasan sebagai akibat reaksi Kimia antara semen dan air yang berlangsung selama jangka waktu yang panjang atau dengan kata lain campuran beton bertambah keras sejalan dengan umumya. (Wicaksono, 2005) Beton di bentuk dari pencampuran bahan batuan yang di ikat dengan bahan perekat semen. Bahan batuan yang umumnya di gunakan untuk menyusun beton umumnya di bedakan menjadi 2 yaitu agregat kasar (krikiV/batu pecah) dan agregat halus (pasit). Agregat halus dan Agregat kasar merupakan komponen utama penyusun beton. Beton memiliki beberapa kelebihan di banding material lain, di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Beton termasuk bahan yang mempunyai kuat tekan yang tinggi serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan dan tahan terhadap kebakaran. eS 4 ~ Harga relatif murah karena menggunakan bahan dasar dari local, kecuali semen Portland 3. Beton segar dapat dengan mudah di cetak sesuai keinginan dan kehutuhan, 4 Beton termasuk tahan aus dan kebakaran, schingya biaya perawatan relatif murah. 5. Beton segar dapat di tambalkan pada beton lama yang retak, Maupun di isikan kke dalam cetakan beton pada saat perbaikan. Adapun kelemahan beton adalah sebagai berikut : 1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, Schingga mudah retak 2. Beton scgar mengalami susut pada saat pengeringan, dan beton segar mengembang jika basah 3. Beton keras mengeras dan menyusut apabila terjadi perubahan suhu. 4. Beton sulit kedap air secara sempurna, sehingea selalu dapat di masuki air dan air yang mempunyai kandungan garam dapat merusak tulangan beton. 2.1.2 Beton Serat Beton serat (fiber reinfoerced concrete) merupakan salah satu pengembangan teknologi beton dengan menambahkan serat pada campuran beton. Jenis beton ini merupakan salah satu solusi dalam perbaikan mutu beton. Pemilihan bambu sebagai bahan bangunan dapat didasarkan pada harga yang rendah, serta kemudahan untuk memperolchnya. Penggunaan kulit bambu sebagai bahan serat beton didasarkan pada pertimbangan bahwa kuat tekannya cukup tinggi, pembuatan dari bahan baku menjadi serat cukup mudah, serta populasi bambu yang cukup banyak dan tersebar sehingga mudah diperoleh. Bambu sebagai salah satu jenis bambu di Indonesia tepatnya di daerah Rokan Hulu, meskipun jarang dibudidayakan secara khusus, namun banyak tumbuh di Jahan-lahan liar seperti di tepi sungai, tebing-tebing dan sebagainya. Bambu jenis tersebut juga jarang dimanfaatkan sebagai bahan pokok bangunan, schingga harga di pasaran relatih murah. Dalam sifat beton,penambahan serat dapat menimbulkan perubahan tethadap sifat beton normal. Dibandingkan dengan beton yang bermutu sama tanpa serat, makan beton yang menggunakan serat dapat membuat beton lebih kaku sehingga memperkecil nila slump serta membuat ikat waktu awal lebih cepat juga.beton dengan menggunakan ed 5 tambahan serat_memiliki kelebihan dan kekurangan, Adapun kelebihan dan kekuranganya beton serat sebagai berikut. > Kelebihan menggunakan serat sebagai tambahan beton adalah : 1. Mampu meningkatkan kuat lentur 2. Tahan terhadap benturan 3. Beton menjadi lebih kaku 4, Retakan yang terjadi dapat di reduksi 5. Dapat meningkatkan kuat tarik,kuat tekan dan kuat lentur > Kekurangan menggunakan serat sebagai tambahan beton adalah : 1. Anggaran biayan menjadi lebih mahal karena adanya penambahan material serat tersebut. 2. Proses pengerjaanya menjadi agak lama kama pengerjaan yg sulit dibanding beton biasa. 2.2 Semen portland Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan menghaluskan Klinker terutama terdiri dari atas silikat kalsium yang bersifat hidrolis, dengan gips sebagai bahan tambahnya. Semen portland diperoleh dengan membakar secara bersamaan suatu campuran dari calcareous (yang mengandung kalsium karbonat atau batu gamping) dan argillaceous (yang mengandung alumina) dengan perbandingan tertentu. Secara mudahnya kandungan semen portland adalah kapur, silika, dan alumina. Ketiga bahan tadi dicampur dan dibakar dengan suhu 1550°C dan menjadi Klinker. Setelah itu kemudian dikeluarkan, didinginkan, dan mekanis sambil ditambahkan gips atau kalsium sulfat (CaSO4) kira-kira 2-4% sebagai bahan pengontrol waktu pengikatan. Bahan tambah lain kadang ditambahkan untuk membentuk semen khusus (Tjokrodimuljo, 1996). Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi suatu masa yang padat. Semen yang dimaksudkan untuk konstruksi beton bertulang adalah bahan yang jadi dan mengeras dengan adanya air atau disebut juga semen hidraulis (hidraulis cement). Walaupun terdapat sejumlah semen Portland standar, kebanyakan beton untuk gedung- gedung terbuat dari semen standar atau semen biasa tipe I (untuk beton dimana kekuatan kritis dibutuhkan dalam jangka waktu 28 hari) atau dari semen dengan kuat awal yang tinggi tipe II] yaitu untuk beton dimana kekuatan diperlukan dalam jangka waktu beberapa hari saja. (Murdock, 1999). Perubahan komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah prosentase empat komponen utama semen dapat menghasilkan beberapa tipe semen yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya, semen portland di Indonesia (PUBI, 1982) dibagi menjadi 5 (lima) jenis seperti yang terlihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.1 Jenis-jenis semen Portland menurut ASTM C.150 Jenis | Sifat Kadar Senyawa (%) Kehalusan Blaine (m*/kg) Seme | Pemakaian Kuat 1 Hari (kg/om?) Panas Hidrasi (J/kg) C38 [C28 ] C3A | C4Af | I Normal 50 24 1 8 350 1000 | 330 I Modifikasi 42 33 5 13 350 900 250 i Kekuatan 60 13 $ 8 450 2000 | 500 IV Awal Tinggi | 25 50 5 12 300 450 210 Hidrasi v Rendah 40 40 9 2. 350 500 250 Tahan sulfat ‘Sumber: Antoni dan Nugraha (2007) Keterangan dari pada jenis semen di Tabel 2.1 adalah sebagai berikut ini. 1. Jenis I adalah semua semen portland untuk tujuan umum, biasa tidak xv » memerlukan sifat-sifat khusus misalnya, gedung, trotoar, jembatan, dl. Jenis Hl semen portland yang tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang dan ketahanan terhadap sulfat lebih baik, penggunaannya pada pir (tembok di laut dermaga), dinding tahan tanah tebal dll . Jenis II] adalah semen portland dengan kekuatan awal tinggi. Kekuatan dicapai umumnya dalam satu minggu. Umumnya di pakai ketika acuan harus dibongkar secepat mungkin atau ketika struktur harus cepat dipakai. . Jenis IV adalah semen Portland dengan panas hidrasi rendah. Dipakai untuk kondisi dimana kecepatan dan jumlah panas yang timbul harus minimum. Misalnya pada bangunan masif seperti bendungan grafitasi yang besar. Pertumbuhan kekuatannya lebih lambat daripada Kelas I. 5. Jenis V adalah semen portland tahan sulfat, dipakai untuk beton dimana menghadapi aksi sulla yang panas. Umumnya dimana tanah atau air tanah mengandung kandungan sulfat yang tinggi. 2.2.1 Semen Portland Pozolan (PPC) Suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan pozolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa semen portland pozolan (SNI 15-0302-2004). Jenis dan penggunaan semen portland pozolan adalah sebagai berikut. 1, Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton. 2. Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang. 3. Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi. 4, Jenis P-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah. 2.2.2 Pozolan Bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang tidak ‘mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen. Kelebihan dan Kekurangan Semen PPC Berdasarkan penjelasan di atas, pada semen portland pozolan terdapat bahan tambahan antara 6% - 40% kadar pozolan. Maka dengan adanya bahan tambahan dalam semen tersebut, semen jenis ini memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut: 1. Kelebihan semen portland pozolan adalah sebagai berikut ini. a. Kuat awal semen portland pozolan tergantung dari produsen menggunakan seberapa banyak bahan tambah dalam semen tersebut, yang artinya semakin banyak bahan tambah pozolan dalam semen, maka beton akan 8 e d. mempunyai kuat tekan awal dan kuat tekan akhir yang lebih baik dibandingkan dengan semen PC. Semen portland pozolan memiliki perkembangan kuat tekan akhir yang baik karena pengaruh dari senyawa SiO2, dimana senyawa tersebut sangat mempengaruhi kuat tekan akhir pada beton. Biasanya semakin tinggi bahan tambah silika, maka kuat tekan akhir yang dihasilkan oleh semen portland pozolan sangat baik diatas umur 28 hari. Berdasarkan SNI 03-2915-2004 semen portland pozolan dapat digunakan untuk beton di daerah sulfat Memiliki panas hidrasi yang lebih rendah dibandingkan semen PC 2. Kekurangan semen portland pozolan adalah sebagai berikut ini. a Jika yang lebih Dengan jumlah semen yang sama dengan semen PC, maka nilai kuat tekan awal pada umur 28 hari dibawah dari penggunaan semen PC. Kuat tekansemen portland pozolan akan mencapai optimum pada umur diatas 28 hari,bisa 56 hari atau 90 hari tergantung dari jumlah bahan tambah pozolan yang ditambahkan ke dalam semen. Konsistensi beton sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak bahan tambah pozolan yang terdapat pada semen portland pozolan. Untuk mengejar kuat tekan yang sama pada umur 28 hari, maka biasanya penggunaan semen portland pozolan lebih banyak dibandingkan dengansemen PC. Kuat tekan beton dengan semen portland pozolan pada umur awal Jebih rendah dibanding semen PC, tetapi pada umur lama akan semakin tinggi karena masih terjadi reaksi antara silika aktif pozolan dengan Ca(OH)2 membentuk senyawa CSH dibandingkan dengan portland cement (PC) yang merupakan semen hidrolis Tipe J, umumnya di pergunakan secara Juas untuk konstruksi umum atau bangunan yang tidak membutuhkan persyaratan khusus. Semen tipe ini memiliki kadar silika yang terbesar d ibandingkan dengan semen Tipe PPC ataupun PCC. Dari segi kekuatan lekatan yang ada pada semen Tipe I PC, memiliki kekuatan lekatan awal besar daripada semen Tipe II PPC. Hal tersebut di karenakan kandungan silika yang ada pada semen Tipe 1 PC lebih banyak. Namun, semen tipe PC ini jarang ditemui langsung di pasaran atau toko bangunan lainnya melainkan harus memesan Jangsung ke pabrik atau ke provider ready mix yang memiliki batching plan terdekat. ———— 9 Tipe semen yang tersedia di pasaran, khususnya dengan merek Semen Gresik hanya memproduksi (PPC) yang di kategorikan ke dalam semen Tipe Il. Kemudian, harga semen PC Tipe I juga lebih mahal di bandingkan dengan harga semen PPC Tipe 11. 2.3 Agregat Agregat yaitu butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan penambah dalam campuran beton. Agregat menempati 70-75% dari total volume beton, maka kualitas agreggat akan sangat mempengaruhi kualitas beton.berdasar kan butiranya agregat di bedakan menjadi dua jenis yaitu agregat halus dan agregat kasar. 2.3.1 Agregat Halus ‘Agregat halus merupakan agregat yang lolos ayakan 4,75 mm. Agregat halus pada beton dapat berupa pasir alam atau pasir buatan. Pasir alam didapatkan dari hasil disintegrasi alami dari batu-batuan (pasir gunung atau pasir sungai). Pasir buatan adalah pasir yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu atau diperoleh dari hasil sampingan dari stone crusher. Pasir (fine aggregate) berfungsi sebagai pengisi pori- pori yang ditimbulkan oleh agregat yang lebih besar (agregat kasar/coarse aggregate). Kualitas pasir sangat mempengaruhi kualitas beton yang dihasilkan. Oleh karena itu, sifat-sifat pasir harus diteliti terlebih dahulu sebelum pasir tersebut digunakan dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan agregat halus (pasit) menurut PBI 1971 Bab 3.3. adalah sebagai berikut ini. 1. Terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Butir-butimya harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan 2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar Jumpur melampaui 5% maka agregat halus harus dicuci. ‘Agregat halus tidak bolch mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak yang harus dibuktikan dengan percobaan wama dari Abram-Harder (dengan larutan NaOH). Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besamya dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam Pasal 3.5 ayat (1), » a harus memenuhi syarat-syara —_——_ 10 a. sisa diatas ayakan 4mm harus minimal 2% berat, b. sisa diatas ayakan Imm harus minimal 10% berat, dan ¢, sisa diatas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80% dan 90% berat. 5. Pasir laut tidak bolch dipakai scbagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan bahan yang diakui 2.3.2 Agregat Kasar Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm (SNI 03-2847-2012). Agregat ini harus memenuhi syarat kekuatan, bentuk, tekstur maupun ukuran. Agregat kasar yang baik bentuknya bersudut dan pipih (tidak bulat/blondos). Menurut PBI 1971 Bab 3.4. agregat kasar/split harus memenuhi syarat sebagai berikut ini. 1 ne Agregat kasar terdiri dari butir-buti keras dan tidak berpori. Kerikil yang berpori akan menghasilkan beton yang mudah ditembus air. Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butirannya tidak melebihi 20% berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar_tersebut harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. ‘Agregat kasar tidak bolch mengandung lumpur lebih dari 1% apabila lebih dari 1% maka agregat harus dicuci terlebih dahulu. Agregat kasar tidak mengandung zat-zat yang merusak beton, seperti zatzat yang reaktif dengan alkali. Kekerasan dari butir- butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudellof, atau dengan mesin pengaus Los Angeles dimana tidak boleh kchilangan berat lebih dari 50%. Agregat kasar (erdiri dari butir-butir yang berancka ragam besarnya atau bergradasi baik. Besar butiran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat, atau 3/4 dari jarak bersih minimum antar tulangan yang ada. 2.4 Air Kualitas air sangat mempengaruhi kekuatan beton Jkualitas air erat kaitanya deangan bahan-bahan yang terkandung dalam air tersebut. Air diusahakan agar tidak membuat rongea pada beton, tidak membuat retak pada beton, tidak membuat retak pada beton dan tidak —membuat korosi pada tulangan yang mengakibatkan beton menjadi rapuh. Pada percobaan beton, kebanyakan tukang mengira, semakin encer beton, semakin mulus, tanpa ada rongga padahal dengan kelebihan air mutu beton akan menjadi anjlok sangat jauh. Ini di sebabkan faktor air semen yang sangat tinggi dalam beton menyebabkan banyak setelah air mengering, banyak hal-hal lain yangb bisa berdampak pemakaian air,berikut ini uraianya : 1. Air tidak mengandung lumpur lebih dari 2 gram /liter karena dapat mengurangi daya lekat atau bisa juga mengembang (pada saat pengecoran karena bercampur dengan air) dan menyusut (pada saat beton mengeras karena air yang terserap lumpur menjadi berkurang) 2. Air tidak mengandung garam lebih dari 15 gram karena resiko tethadap korosi semakin besar. 3.Air tidak mengandung khlorida lebih dari 0,5 gramvliter karena bisa menyebabkan Korosi pada tulangan 4. Air tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gramv/liter karena dapat menurunkan mutu beton schingga akan rapuh dan lemah. 5.Air tidak mengandung minyak lebih dari 2% dari berat semen Karena akan mengurangi kuat tekan beton sebesar 20%, 6. Air tidak menggunakan gula lebih dari 2% dari berat semen karena mengurangi kuat tekan beton 7. Ai tidak mengandung bahan organik seperti rumput/lumut yang terbawa air karena akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat danmenimbulkan rongga pada beton. Syarat air menurut SK SNI 03-2847 -2012 adalah sebagai berikut: 1. Air yang di gunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan- bahan merusak yang mengandung oli,asam,alkaligaram,bahan organik, atau bahan-bahan lainya yang merugikan terhadap beton atau tulangan. 2. Air pencampuran yang di gunakan pada beton pratengan atau pada beton yang di dalamya tertanam loam almunium, termasuk air bebas yang terkandung seed 12 dalam agregat,tidak boleh mengandungion klorida dalam jumlah yang membahayakan, . Air tidak dapat di minum tidak bolch digunakan pada beton, kecuali pemilihan w proposi_campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama dan hasilpengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji montar yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sam dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupan,kecuaki pada air pencampur, yang di buat dan diuji sesuai dengan “ metode uji kuat tekan, 2.5 Bahan tambahan 2.5.1 Serat kulit bambu Bambu merupakan tanaman ordo bambooidae yang pertumbuhanya cepat dan dapat dipanen pada umur 3 tahun, Pada massa pertumbuhanya, bambu dapat tumbuh vertikal Sem perjam atau 120 cm perhari (Morisco,1996). Umur panen yang relatif singkat tersebut memberikan optimisme bahwa pemakaian bambu untuk bargian keperluan dapat dengan mudah tercukupi. Morico 1996 menyatakan adanya serabut Skerelin di dalam batang bambu menyebabkan bambu mempunyai kekuatan dan dapat digunakan sebagai campuran bahan bangunan. Kekuatan bambu umumnya dipengaruhi oleh jumlah serat sklerenkin dan slusola di dalam bambu. Kekuatan bambu bagian luar jauh lebih tinggi dibanding bambu bagian dalam. Penelitian Morisco (1999) pada bambu ori kering tungku menunjukan kuat tarik sebesar 4170 kg/cm pada bambu bagian luar dan 1640 Kg/Cm pada bambu bagian dalam . Penggunaan kulit bambu ori sebagai bahan serat beton di dasarkan pada pertimbangan bahwa jenis bambu di indonesia banyak tumbuh dilahan-lahan liar seperti di tepi sungai,tebing-tebing dan sebagainya.bambu jenis tersebut juga jarang di manfaatkan sebagai bahan pokok bangunan schingga harga di pasaranrelatif lebih murah, Serat-serat untuk campuran beton dalam penelitian ini dibuat dari bahan bambu bagian luar dan dalam tanpa buku yang di serut menjadi ukuran 2 Cm x Imm x Imm. Serat-serat tersebut kemudian dikeringkan. —EE ere 13 2.6 Karakteristik Beton ‘Tjokrodimuljo (1996) menyatakan bahwa beton mempunyai kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya. Kuat tarik beton antara 9%-15% dari kuat tckannya. Oleh scbab itu, pada bagian elemen struktur yang mengalami tarik diperkuat dengan memberi baja tulangan, sehingga terbentuk suatu bahan struktur komposit yang disebut beton bertulang. Beton tanpa tulangan disebut beton polos (plain concrete). Selanjutnya, menurut Wang dan Salmon (1990), beton memiliki berbagai macam karakteristik, karakteristik beton adalah sebagai berikut, 1, Mempunyai tegangan hancur tekan yang tinggi serta tegangan hancur tarikyang rendah, 2. Beton tidak dapat dipergunakan pada elemen konstruksi yang memikul momen lengkung atau tarikan. 3. Beton sangat lemah dalam menerima gaya tarik, sehingga akan terjadi retak yang semakin lama akan makin besar. 4. Proses kimia pengikatan semen dengan air menghasilkan panas dan dikenal dengan proses hidrasi. 5. Air berfungsi juga sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antar butiran sehingga beton dapat dipadatkan dengan mudah. 6. Kelebihan air dari jumlah yang dibutuhkan akan menyebabkan butiran semen berjarak semakin jauh sehingga kekuatan beton akan berkurang. 7. Dengan perkiraan komposisi (mix design) dibuat rekayasa untuk memeriksadan mengetahui perbandingan campuran agar dihasilkan kekuatan beton yangtinggi. 8. Selama proses pengerasan campuran beton, kelembaban _beton harusdipertahankan untuk mendapatkan hasil yang direncanakan. 9. Setelah 28 hari, beton akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksiakan mampu memikul beban luar yang bekerja padanya. 10, Untuk menjaga keretakan yang lebih lanjut pada suatu penampang balok, maka di pasang tulangan baja pada daerah yang tertarik. 11. Pada beton bertulang memanfaatkan sifat beton yang kuat dalam menerima gaya tekan serta (ulangan baja yang kuat menerima gaya tarik. 12. Dari segi biaya, beton menawarkan kemampuan tinggi dan harga yang relative rendah. eS 14 Pada penelitian ini slump yang digunakan untuk beton normal digunakan nilai slump sebesar 7,5-15 cm. Namun untuk beton mutu tinggi slump yang digunakan adalah sebesar 0-10 cm. Hal ini didasarkan karena untuk mencapai nilai kuat tekan yang lebih tinggi dibutuhkan nilai sfump yang Iebih rendah. Namun penggunaan nilai slump yang rendah berakibat pada menurunnya tingkat workability 2.8 Kuat Tekan Kuat tekan ialah gambaran tentang mutu beton. Menurut SNI yang dimaksut dengan kuat tekan beton adalah besamya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji beton remuk atau hancur apabila dibebani dengan kuat tekan beton.Beton kuat tekan di bagi menjadi beberapa jenis, antara lain ialah sebagai berikit. 1.Beton sederhana,dapat digunakan untuk bagian-bagian non setruktur seperti dinding dan tidak bisa digunakan untuk penahan tembok,kuat tekan f’¢ <100Mpa. 2.Beton normal,di gunakan untuk beton bertulang atau struktur penahan beban misalnya seperti kolom dan blok kuat tekan fc <30Mpa 3.Beton pretengan untuk blok pretengan yaitu blok baja tulang,kuat tekan f'c<40Mpa 4.Beton kuat tekan tinggi dan sangat tinggi dipakai pada struktur spesial atau struktur khusus,contohnya gedung pencakar langit atau gedung bertingkat, kuat tekanf’c <80Mpa. (Tjokrodimulyo,1995) (SNI 1974:2011) Dengan; Fe’ =Kuat tekan beton yang didapat dari benda uji (Mpa) Pmax = Beban tekan maksimal(N) A = Luas permukaan benda uji (mm?) 16 Gambar 2.1 Alat Kuat Tekan 2.9 Kuat Lentur Kuat lentur beton adalah balok beton yang diletakan pada dua tumpuan untuk menahan gaya beban dengan arah tegak lurus sumbu benda uji,yang diberikan padanya. Sampin benda yang di uji retak atau patah dan dinyatakan dalam Mega Pascal (Mpa) gaya setiap satuan luas (SNI 03-4431-1997). > Jika beton patah pada bagian tengah makan menggunakan rumus: (SNI 4431: 2011) pxl Onn (2.2) Dengan pengertian: Oj = Adalah kuat lentur benda uji(Mpa) P= adalah beban tertingi yang terbaca pada mesin uji ( pembacaan kolom pada ton sampai 3 angka di belakang koma) L = adalah jarak (bentang) antara garis perletakan (mm) b= adalah lebar tampang lintang patah arah horizontal (mm) h=adalah lebar tampang lintang patah arah vertikal (mm) a = adalah jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tampang lintangtumpuan luar yang terdekat,diukur pada 4 tempat pada sudut dari bentang (mm) Sumber: (SNI 4431: 2011) Cara uji kuat lentur beton normal dengan 2 titik pembebanan 7 ; Gambar 2.2 keruntuhan pada pusat 1/3 balok > Jika beton patah pada bagian di luar tengah batang ae One 2.3) Dengan perhitungan: O} = Adalah kuat lentur benda uji(Mpa) P= adalah beban tertingi yang terbaca pada mesin uji ( pembacaan kolom pada ton sampai 3 angka di belakang koma) L = adalah jarak (bentang) antara garis perletakan (mm) b= adalah lebar tampang lintang patah arah horizontal (mm) h= adalah lebar tampang lintang patah arah vertikal (mm) a= adalah jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tampang lintangtumpuan luar yang, terdekat,diukur pada 4 tempat pada sudut dari bentang (mm) ‘Sumber: (SNI 4431: 2011) Cara uji kuat lentur beton normal dengan 2 titik pembebanan Gambar 2.3 Keruntuhan di luar 1/3 bentang (L) dan garis patah <5% bentang (L) > Jika beton patah pada bagian di luar 1/3 febar pusat pada bagian tarik hasil pengujian tidak di gunakan Sumber; SNI 4431: 2011 Cara uji kuat lentur beton normal dengan 2 titik pembebanan 18 ‘Sumber: ( SN1 4431; 2011) Cara uji kuat lentur beton ‘normal dengan 2 titik pembebanan Gambar 2.4 keruntuhan di luar 1/3 bentang (L.) dan garia >5% bentang (L) 2.10 Daya Serap Air Daya serap ait adalah kemampuan beton dalam menyerap air pada saat di rendam di dalam air sehingga memiliki massa jenub, itu tandanya beton tidak dapat menyerap air lagi sebab sudah penuh. Besar kecilnya penyerapan pada beton sangat di pengaruhi oleh pori-pori atau berongga. Semakin banyak pori-pori pada beton maka semakin pula Penyerapan aimya sehingga ketahanananya semakin berkurang.dalam menghitung besar Penyerapan air pada beton dapat di hitung pada rumus sebagai berikut. WA = MJ-** 100%.. (2.3) Keterangan: Mk = Massa semple kering (kg) Mj = Massa jenuh air (kg) Wa = Daya serap air (%) 2.11 Campuran Beton Atau Mix Design Pencampuran beton atau (Mix Design) di kerjakan dari hasil pengujian bahan yang akan di gunakan dalam pencampuran beton, Perencanaan dalam penelitian ini di Jakukan sesuai dengan (SNI-03-7656-2012). 2.12 Convert Umur Beton Beton normal tanpa perlakuan khusus akan mengalami pengerasan secara sempuma pada umur 28hari, Secara teori beton akan mencapai kekuatan puncaknya pada umur 28hari tersebut dan siap menerima beban rencana, Oleh sebab itu benda uji yang di ambil sctelah pengecoran, baru bias kita ketahui pada saat beton umur 28hari, Lama sekali bukan? Padahal proyek harus berjalan terus, Karena kalau terlambat kita eee 19 kena denda, Untuk mengatasi hal ini pelaku konstruksi biasanya tidak mengetes beton pada umur 28 hari saja, Melainkan pada umur 3hari, Thari, 14hari, 21hari. Hal ini di karenakan pada saat pelaksanaan proyek perlukan Tabel konversi umur beton 3, 7, di harapkan cepat selesai. Untuk itu di 14, 21 ke 28 hari, Adapun tabel konversi umur beton bias di lihat pada tabel 2.4 Konversi umur beton. fabel 2.3 Konversi L Jmur beton a an a 4 1 8 K onversi 40 65 (88 95 00 M | utu 55 75 90 95 00 tinggi Sumber: PBI 1971 2.13 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah hasil penelitian sebelumya dengan pembahasan,topik dan masalah yang hampir sama untuk mempermudah memperoleh informasi tentang penelitian sejenis atau yang ada kaitanya dengan penelitian yang sama. Adapun perbandingan tentang penelitian yang sama pembaca bisa melihat dari tabel 2.4 berikut ini: Tabel 2.4Penelitian terdahulu No. Judul Nama/Tahun Hasil Penelitian 1. | Pengaruh M.Edwar Penelitian yang di lakukan M.edwar hidyat Penambahan Hidayat, dan kawan-kawan ini membahas tentang Serat Kulit | Ismeddiyanto, | sifat_ mekanika yang dapat di perbaiki bambu terhadap | Alex Kumiawan | dengan serat adalah daklilitas,serapat energi sifat mekanika ketahanan kuat tekan dan lentur dan beton sebagainya. Hasil penelitian tersebut adalah: L.workability menurut setelan ditambahkan serat kulit bambu kama air yang di resap oleh serat bambu nilai slump9,5em, dan nilai slump beton dengan serat kulit beton 20 BAB IIL METODOLOGI P) ITIAN 3.1 Jenis Penclitian Metode penelitian ini menggunakan langkah-langkah umum atau metode yang digunakan dalam penelitian suatu masalah ,kusus,fenomena atau yang lainya secara ilmiah untuk mendapatkan hasil yang baik atau rasional, Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dan dikerjakan di Laboratorium Fakultan Teknik Universitan Bojonegoro. Dan objek penelitian ini ialah Beton Normal dan Beton Serat Bambu sebagai material utama dengan panjang serat bambu 1-2 em yang presentasi sebesar 0,78%, 1,20%, 1,95% dari berat beton normal pada umumnya. 3.2 Metode Analisa Data Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa komparatif Laboratorium. Sesudah bahan uji dan sampel telah selesai dibuat, maka siap untuk di uji sesuai prosedur penelitian. Hasil dari pengujian Laboratorium berupa data-data Properties lalu di lanjut dengan mix design sesuai dengan peraturan SNI-7656-2012 supaya untuk menghasilkan dan mengetahui perbandingan antara satu pengujian dengan Pengujian lainnya.dari pengujian-pengujian yang akan di kerjakan nantinya akan mengetahui hasil data-data dari kedua sampel tersebut. Setelah itu akan di teliti tentang perbedaaan dan perbandingan dari kedua sampel tersebut. 3.3 Jenis Data Data adalah hasil dari penelitian,pengukuran atau pengamatan suatu objek variable yang hasilnya dapat berupa kata-kata alaupun angka. Pada penelitian ini saya menggunakan 2 jenis data yaitu: 1. Data Primer yang di peroleh dari Leb laboratorium teknik sipil universitas bojonegoro berupa data properties yang berupa material penyusun beton, kuat tekan dan kuat Jentur. 2. Data sekunder di peroleh dari berbagai aspek seperti buku, jurnal ataupun penelitian Terdahulu, variasi 1% di dapatkan sebesar 6,5cm 2. Kuat tekan beton naik ketika ditambahkan serat kulit bambubeton tanpa kulit bambu nilai_kuat tekanya sebesar 26,97 Mpa sedangkan beton dengan penambahan serat 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1% nilaikuat tekanya 2.59 Mpa, 2,90 Mpa, 3.30 Mpa, 2,24 Mpa dan 2,12 Mpa. Dari beton normal 3. Kuat Lentur beton mengalami perubahan setelah di tambahkan serat sebesar 5,20 Mpa sedangkan balok beton yang di tambahkan serat sebesar 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1% kuat lentur berturut-turut sebesar 4,23 Mpa,4,32Mpa, 5,39 Mpa, 4,03 Mpa dan 4,00 Mpa. 2. | Kajian Pengaruh Penambahan Serat Bambu Ori Terhadap kuat tekan beton Mudji Suhardiman Penelitian yang di lakukan oleh Mudji Suhardiman mengenai dampak penambahan serat bambu terhadap kuat tekan dan tarik beton. Lpenambahan erat bambu ori pada campuran beton sampai sejumlah 2% dari berat semen mampu meningkatkan kuat tarik beton tanpa serat 2.Pada penambahan serat sebayak 2% kelecekan beton menurun cukup besar schingga pelaksanaan pencapuran,percetakan dan pemampatanya agak mengalami kesulitan. 3.4 Variabel Penclitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua (2) macam variabel yaitu > Variabel Bebas: yaitu Beton Normal dan Beton dengan penambahan variasi ‘erat bambu, > Variabel Terikat: yaitu kuat Tekan dan kuat Lentur dengan penambahan variasi serat bambu, 3.5 Teknik Pengumputan data Proses pengumpulan data ini peroleh_ melalui beberapa aspek seperti. penelitian, Pengujian, wawancara, dokumentasi dil. dengan beberapa cara yaitu: 1. Uji di Laboratorium Uji Laboratorium di perlukan untuk memperolch data properties bahan Ppenyusun beton, yang di butuhkan untuk membuat beton dan data pengujian kuat tekan dan kuat lentur. 2. Studi Literatur Studi literature di gunakan sebagai pedoman atau bahan acuan dalam melakukan penelitian ini. 3.6 Benda Uji Pada penelitian yang akan di kerjakan ini, benda uji yang digunakan berbentuk Balok dan silinder. Balok dengan ukuran panjang 50 cm, tingginya 15cm dan lebamya 15 cm sedangkan silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tingginya 300mm, Dan jumlah sempel balok dan silinder beton pada pengujian ini berjumlah 14 sempel benda uji yang dibuat dalam 3 variasi_ campuran yang terdiri dari sempel silder 9 bahan uji dan balok 6 benda uji supaya lebih jelas bisa di lihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Benda uji dengan variasi rm Komposisi Serat Jumiah No. Kode Benda Uji Bambu) searpel 1_| Beton Normal Silinder 0% 6 2 | Beton Serat Silinder Variasi 0.75 % 3 1 = = [ 3 | Beton Serat Silinder Variasi 1,20% 3 2 t 23 7 [Be Scrat Silinder Variasi a 5_| Beton Normal Balok 0% 2 6 [Beton Se lok Variasi 1 0,75% ZI 7 at B ariasi 120% 2 8 | Beton Serat Balok Variasi 3 | 1,95% 2 Total jumiah sampel 23 Sumber: Hasil perencanaan penguji 2019 3.7 Material Penyusun beton Material penelitian yang akan di pergunakan dalam proses pembuatan benda uji_pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Semen yang di pergunakan dalam Penelitian ini adalah semen portland (PPC) merek Holcim tipe I. N Agregat di bedakan menjadi dua yaitu agregat halus dan agregat kasar. » Agregat halus yang di gunakan berasal dari pasir sungai Bengawan solo yang lebih tepatnya di Desa Glagah Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. > Agregat kasar yang di gunakan bisa di beli di toko material terdekat . Air yang digunakan dalam pembuatan sampel benda uji berasal dari air yang berada di area (Universitas Bojonegoro) 4. Pada penelitian ini, serat bambu di gunakan sebagai bahan tambah pada beton. Menggunakan Persentase serat sebesar 0%, 0,78%, 1,20% dan 1,95% yang berupa potongan-potongan kecil dengan panjang serat sabut kelapa 1-2 em. Serat bambu yang di gunakan di peroleh dari Limbah pengerajin anyaman bambu yang sudah tidak di butuhkan. Metode pengeringan serat bambu dengan cara menjemur serat bambu di terik sinar matahari sampai kering setelah itu di » potong-potong kecil-kecil berukura 1-2 cm. 3.8 Peralatan Penelitian Peralatan yang di gunakan dalam metode penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ember Ember di perlukan untuk menampung Airagregat halus, agregat kasar,dan semen yang di perlukan. 24 2. Gerobak Dorong (Arco) Gerobak dorong digunakan untuk memudahkan dalam mengangkut material yang akan digunakaan, 3. Ayakan Agregat Ayakan agregat digunakan untuk mengayak agregat halus dan agregat kasar. 4.Cetakan Silinder Cetakan silinder digunakan untuk mencetak benda uji untuk pengujian kuat Tekan 5. Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk menguku banyak sedikitnyar takaran air 6. Kerucut Abrams Kerucut abrams digunakan pada pengujian slump campuran beton 7. Sendok Semen Sendok semen digunakan untuk memasukkan dan meratakan campuran beton ke dalam cetakan silinder 8. Sekop Sekop digunakan untuk mengaduk dan memasukkan agregat ke dalam mixer beton 9. Timbangan ‘Timbangan digunakan untuk menimbang takaran bahan uji 10. Tongkat Penumbuk Tongkat penumbuk digunakan untuk menumbuk dan memadatkan benda uji. 11. Compressing Test Machine (CTM) Compressing Test Machine (CTM) adalah alat yang berfungsi untuk menguji kuat tekan beton. 12. Kaliper Kaliper digunakan untuk mengukur dimensi benda uji 13, Gelas ukur kaca 1000 ce Berfungsi untuk menguji kadar lumpur 14, Piknometer Di gunakan untuk mengukur berat jenis pasir yang akan di gunakan untuk penelitian berkapasitas 500ml 15. Oven er di gunakan untuk memanaskan pasir dan koral 16. Mesin penggetar (Shieve sheker) Di gunakan untuk menggetarkan ayakan agregat kasar maupun ayakan agregat halus, 17. Cangkul Di gunakan untuk alat mengaduk bahan campuran pembuatan benda uji. 18. Cetakan Balok Di gunakan untuk mencetak balok untuk sempel kuat letur. 3.9 Pengujian Agregat Tujuan dari Pengujian agregat untuk mengetahui karakteristik agregat tersebut. Pengujian ini penting dilakukan, supaya kita bisa mengetahui kualitas dan mutu agregat yang baik karena pengujian ini menentukan kualitas kekuatan pada beton. Pada penelitian ini uji agregat yang di lakukan adalah: Uji kadar air, kadar lumpur, berat jenis (SSD) dan uji ayakan. 3.9.1 Pengujian Kadar air A. Peralatan 1, Timbangan . 2. Oven 3. Alat pengaduk 4. Cawan B. Benda uji. Pasir seberat 576 gram. C. Langkah kerja. 1. Menimbang dan mencatat berat cawan (W)) 2. Benda uji dimasukan kedalam cawan dan beratnya ditimbang (W>) 3. Hitung berat benda uji (W3= W2- Wi) 4. Kemudian Benda uji di taruh ke cawan lalu dikeringkan dalam oven dengan suhu (110°C + 5°C) sampai beratnya tetap. 5. Setelah itu timbang dan catat berat benda uji beserta talam (W,). 6. Hitunglah berat benda uji kering (Ws = Wa W) D. Perhitungan (SNI 1969-2008) 1. Kadar air agregat halus ae x 100% Dengan NN OE 26 Wi = berat benda uji semul, la = 592 gram Wor berat benda uji kering > $76 gram Kadar air agregat halus = = 100% ~ 2,78 % . Kadar Air = Wiew aeregat kasar = 1 x 199% Dengan Wie Berat awal koral W2= Berat koral oven Kadar Air Agregat Kasar = 5202-4960 ¥ 499 0% 4960 =0,8% Hasil pengujian kadar air agregat halus dan agregat kasar adalah sebagai berikut Tabel 3.2. Hasil Uji Kadar Air Agregat ‘Agregat Pasir Koral Berat Awal W1 (g) 592 5000 Berat Setelah Oven W2 (g) [ 576 4960 Kadar Air (%) 2.78% 08% ‘Sumber: Hasil pengujian Laborotorium (Universitas Bojonegoro) 3.9.2 Pengujian Kadar lumpur a. Peralatan 1, Timbangan digital 2. Wadah 3. Gelas Ukur 4. Penggaris b. Metode pengujian . Masukkan pasir sampai setinggi 250ml kedalam gelas ukur . Masukkan air suling sampai tinggi 500 sesuai ketentuan 1 2. 3. Masukan Tawas secukupnya 4. Kemudian kocok bahan tersebut kerung lebih 10 menit 5, . Diamkan 24 jam sampai lumpur muncul 27 6. Ukur tinggi lumpur (By) 7. Ukur tinggi pasir (2) ©. Pethitungan(SNI 03-48-1997) 1 Ba 5 ~B, * 100%... Keterangan : B! = berat pasir kering (gram) B?= berat pasir kering (gram) Dari hasil percobaan Tinggi pasir + lumpur (H,) = 48mm Tinggi Lumpur (H) = 2mm Tinggi pasir (Hs) = 43mm ¢ Sampel I Pasir di Desa Njetis kecamatan Rengel kabupaten Tuban. - HH" 100% Kadar lumpur H1 = 8x 100% ag 100% =x 100% 10,4% (Tidak Lolos) Sampel 1 Pasir di Desa Njetis Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban. Tabel 3.3 Hasil Uji Kadar Lumpur Pasir dengan Berat Tinggi Pasir + Lumpur (mm) 8 Tinggi Lumpur (mm) 3 Kadar Lumpur (%) 10,4 GAGAL Lebih Besar Dari 5% sumber: Hasil pengujian Laboratorium (Universitas Bojonegoro) ‘© Sampel 2 pasir Desa Glagah soko di hitung dengan volume Tinggi pasir + lumpur (H,) = 45mm Tinggi Lumpur (A) = 2mm. Tinggi pasir (Hs) = 43mm. 28 Kadar Lumpur = ei 100% 45-43 == x 100% -%x 100% = 4.4% (Lolos) Sampel 2 Pasir Bengawan Solo Desa Glagah Kecamatan Soko ‘Tabel 3.4 Hasil Uji Kadar Lumpur Pasir dengan Volume Tinggi Pasir + Cumpur (mm) 5 Tinggi Lumpur (mm) 2 Kadar Lumpur (%) 44% OK Kurang dari 5% Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium (Universitas Bojonegoro) 3.9.3 Pengujian kadar organik pasir (SNI 2816:2014) 1. Tujuan pereobaan Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kadar Zat organik yang derdapat dalam pasir,Zat organik di dalam pasir dapat diketahui dari perubahan warna setelah pasir di beri zat NAOH. 2. Peralatan 1. Timbangan 2. Gelas ukur kaca 3. Mistar. 4. Standart wama gardner. 3. Bahan 1. Pasir yang sudah dikering di dalam oven 2. NaOH cair sebayak 300mili. 4. Prosedur percoban 1. Ambil pasir secukupnya. 2. Setelah itu Sampel dimasukkan ke dalam wadah gelas ukur kaca setinggi + dari dasar botol. 3. Tambahkan NaOH eS 29 4. Larutan pasir dan NaoH Kemudian diaduk 5. Campuran didiamkan selama 24 jam, 6. Kemudian Lih; é ihat perubahan wama menggunkan standar warna gardner. 5. Rumus. Hasil Perubal i — than wama yang di bolehkan menurut standar warna Gardner adalah standar wi i wama no 3. Apabila perubahan wara yang terjadi tidak sesuai atau melampaui . paul standar wama no 3 maka, pasir tersebut mengandung terlalu banyak bahan onganik, 6. Hasil wama Wama kuning muda (standar no 2), memenuhi persyaratan. Jika Hasil pengujian kadar organik menunjukan bahwa hasilnya adalah berwarna Jemih sehingga pasir ini sangat sedikit untuk bahan organik yang terkandung, bisa di lihat pada gambar dibawah ini Gambar3.1Hasil uji Kadar Organik pasir Desa Glagah Soko 3.9.4 Uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus dan kasar. 1. Agregat Halus a. Alat: 1, Alat penimbang. 2. Gelas ukur atau Piknometer dengan kapasitas 500 ml. 3. Kerucut terpancung, diameter bagian atas (4043) mm, diameter bagian bawah (9023) mm dan tinggi (7523) mm dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm. 4, Batang penumbuk 5. Saringan No. 4 yang diametemya (4,75 mm). BS sehen den eS 30 Oven, + Alat Pengukuran suhu (thermometer) Talam. ex 9. Panci besi atau Bejana tempat air, 10. tungku, IL. Desikator, . Benda uji Agregat halus atau Pasir sebanyak 2500 gram. . Langkah kerja + Keringkan benda uji di dalam oven pada suhu (110°C + 5°C), sampai beratnya tetap. Yang dimaksut tetap adalah berat benda uji semula dengan berat benda uji yang telah mengalami 3 kali proses penimbangan dan pemanasan di dalam oven. 2. Kemudian pasir direndam dalam air selama (24+ 4) jam. 3. Buang air perendam dengan hati-hati, jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agregat diatas talam, keringkan di udara panas dengan cara membalik-balikan benda uji, lakukan pengeringan sampai_tercapai keadaan kering permukaan jenuh. 4. meriksaan keadaan jenuh kering muka dilakukan dengan memasukkan Pasir ke dalam kerucut dan dipadatkan dengan cara menumbuk sebanyak 25 kali dengan tinggi jatuh 5 cm. Kerucut diangkat. Pasir jenuh kering muka akan runtuh akan tetapi bentuknya masih tampak seperti kerucut. 5. setelah mencapai keadaan jenuh kering maka masukkan 50 gram dalam piknometer, masukkan air suling sampai mencapai 100% isi piknometer, putar sambil di kocok sampai tidak terlihat gelembung udara di dalamnya. 6. Kemudian piknometer di rendam dalam air untuk penyesuaian hitungan suhu standard. 7. Tambahkan air sampai ke tanda batas. 8. Timbang piknometer yang telah beri air dengan benda uji. —=—==—nhr? kee 9. Setelah itu Keluarkan benda uj, dengan suhu (110°C & 59 benda uj keringkan kembali kedalam dalam oven ‘C) sampai beratnya tetap, kemudian dinginkan 10. Setelah benda uji dingin Lalu timbang kembali (B). 11. Kemudian ukur kembali berat piknometer berisi air penuh dan ukur suhu air gunakan penyesuaian dengan suhu standar 25°C. d. Hasil pengujian (By )= 484 gram (B.)= 1041 gram (B = 763 gram ¢. Hasil Perhitungan (SNI 1970:2008) wg Bk 484 1. Berat =k eee B+500-Bt 763+500—108 ~ 27! 80 gram. rare 500 500 2. Berat =—500____s0o___ . erat jenis kering muka B4¥500-Bt 7634500-1001 77> ST". ae _ Bk 3. Berat jenis semu = 2 — = 2,35 gram. _ _ 500- 4. Penyerapan air = X 100% = 3,31% Dari data di atas kemudian di hitung dan menghasilkan data sebagai berikut Tabel 3.5 Hasil Uji SSD dan Serapan Air Agregat ‘Agregat Pasir Batu Hitam Berat Jenis Curah 2,18 28,02 Berat Jenis Jenuh Kering Muka 2.25 28,46 Berat Jenis Semu 2,35 49,60 Penyerapan Air 331 1,55 Sumber : Hasil Pengujian Laborotorium(Universitas Bojonegoro) —_—_—_—_—_—_—:? eee 2. Agregat Kasar a. Alat : 1. Timbanga 2. oven 3. Talam 4. ayakan atau kerancang kawat $. Wadah untuk air 6.Pengukur Suhu atau Thermometer b. Bahan : Batu koral yang berasal dari toko bangunan terdekat. c. Langkah Pengerjaan : 1. Batu koral di cuci untuk menghilangkan debu atau kotoran yang menempel pada batu. 2. Setelah di siram masukan koral kedalam oven sampai beratnya tetap. 3. kemudian dinginkan koral yg sudah di oven 4, Jalu timbang 5 Setelah di timbang rendam kembali benda uji selama 24 jam. 6.Ambil benda uji dari dalam air kemudian lap sampai bersih dari butiran- butiran air hingga permukaanya kering. 7. Timbang koral yang sudah kering 8. Masukan koral kedalam keranjang kawat lalu gerak-gerakan supaya batuanya tertangkap keluar. 4. Hasil Perhitungan : (SNI 1969-2008) Berat Koral yang sudah dikering di Oven (Bk) = 4980 Berat Koral SSD (Bj) = 5037 Berat Koral Didalam Air (Ba) = 3075 Berat Koral Awal = 5000 4980 —Bk_ __ 480 __9 53 Gram Bj-Ba_ 5037-3075 33 a. Berat jenis curah b. Borat jenis kerin By 5037 " g Muka = ——A_ — __5037_ Bj-fa Soa7—s075 256 Gram c. Berat jenis s = Sk 4990 jenis semu = 7A = 2.61 Gram kK-B 4980-3075. d. Berat jenis Pen: in = BICBk 037-4980 is Penyerapan air = 2/-Bk fy = 3037-8980 =3,11% Be 100% 2580 x100% =3,1 Dari data di atas kemudian di hitung dan menghasilkan data sebagai berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji SSD dan Serapan Air Agregat Kasar Agregat Kasar/Koral Berat jenis Curah 2,53 Berat jenis kering 2,56 1 Berat jenis semu 2,61 ‘Berat jenis penyerapan air 3 sumber: Hasil pengujian Laborotorium (Universitas Bojonegoro) 3.9.5 Perhitungan Satuan Gembur dan Padat Agregat 1. Berat Gembur Agregat Halus/Pasir Berat Wadah (W,) = 1150 Berat agregat Halus= 4323 Berat agregat halus + Wadah (2) = 5473 Ws = W2- Wy = 5473 -1150= 4323 Volume Wadah (cm*) =x rx t =3,14 x 7,5°x 16 = 2826 = Berat satuan gembur = 2. Berat padat Agregat Halus/Pasir Berat Wadah (W,) = 1150 Berat agregat halus = 4792 TY 34 Berat agregat halus + Wadah( W,) = 5943 Volume Wadah(em’) = RxPxt =314x7.5?x 16 = 2826 Ws= W2~ Wi = 59421159 = 4792 W3 _ 4792 Berat satuan = “3 _ 4792 u ¥ 2a26~ 170 gin 3. Berat Gembur Agregat kasar/Koral Berat Wadah (W;) = 1150 gram Berat agregat kasar = 3874 gram Berat agregat kasar + Wadah (W,) = 5024 gram Ws = W2— Wi = 5024-1150 = 3874 V=axPxt=2826 w3 Berat satuan = == _ 3874 © 2826 = 1,371 g/m? 4, Berat padat agregat kasar/Koral Berat Wadah (W))= 1150 gram Berat agregat kasar = 4497 Berat agregat kasar + Wadah (Wo) = 5647 W3= W2- Wi = 5647 — 1150 = 4497 Volume Wadah (cm*) = ax xt =3,14 x 7,5?x 16 = 2826 w3 Berat satuan = - —_—e.eese 4497 5 2azg 1591 gem Dari perhitungan diataskita dapat mengetahui hasil uji berat jenis satuan agregat yang dapat dilihat pada tabel 37 Tabel 3.7 Hasil Uji Berat Satuan Agregat [ Agregat Halus Kasar | Berat Satuan Gembur 1530 giem® 137igem* Berat Satuan Padat 1,70 g/m? 1,591 g/em*® sumber: Hasil pengujianLaboratorium (Universitas Bojonegoro) 3.9.6 Analisa saringan agregat Analisis saringan agregat ialah penentuan presentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan kemudian angka-angla presentase di gambarkan pada grafik. Tujuan analisis gradasi (pemeriksaan gradasi) pasir berikut ini adalah untuk 1. Memperoleh distribusi besaran atau jumlah presentase butiran. 2. Menentukan modulus kehalusan (fineness modulus) agregat halus. 1, Analisa saringan agregat halus a. alat Timbangan dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji. 2. Oven, yang di lengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110+ 5°C). . Mesin penggetar ayakan (sieve shaker). |. Alat pemisah contoh, |. Talam-talam. Ayakan standard. Alat pemisah (sample splitter). Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya. SNA yaw ». Benda uji pasir Pasir dari desa Glagah kecamatan soko kabupaten tuban. ev) 36 c. Langkah kerja. 1. Persiapan benda ji 2. Pelaksanaan benda uji 1) Benda uji dikeringkan didalam o ven dengan suhu ( 110°C + 5°C) sampai beratnya konstan, 2) Susun ayakan menurut susunan dengan lubang ayakan yang terbesar ke yang terkecil, ‘Susunan ayakan ditaruh diatas alat Penggetar. 4) Masukkan benda uji kedalam ayakan paling atas. 5 3) Hidupkan mesin shieve shaker (pengguncang) selama 10 menit. 6) Benda uji yang tertahan dalam maisng-masing ayakan dipindahkan ketempat bejana untuk ditimbang, Laporan hasil percobaan bisa di lihat pada tabel 3.8 Fabel 3.8 Hasil Gradasi Ayakan Pasi Desa Glagah Soko Seringan | Borat | Berat Komulatit | Tertahan % | Lolos % (mm) 95 0 0 0,00 100 475 102 10408 95,92 2,36 168 270 10,80 | 89,20 | __ 1.18 219 489 19,56 80,44 06 376 865 34,60 65.40 | 731 1596 63,84 36,16 769 2365 94,60 5,40 135 2500 100,00 0,00 ~Jumlah 2500 FM 2,27 Sumber: Hasil Pengujian Laborotorium (Universitas Bojonegoro) 37 Grafik 3.1 Hasil Gradasi Agregat Halus pasir Gradasi Agre; t Pasir Glagah Soko 190 7 Komulatif Lolos % 38638 y ° 95 475 236 418 06 03 O15 Lubang Ayakan sires Batas Atas Hast = — — potas Bawah Grafik 3.2 Analisa saringan agregat halus 2.Analisa saringan Ageregat Kasar 1. Alat 1. Timbangan 2. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (11045) °C 3. Mesin penggetar/pengguncang ayakan (sieve shaker) 4. Alat pemisah 5. Talam-talam 6. Ayakan standard : ayakan ukuran 1 4”, 1”, 4”, 3/8”, 4”, dan Pan, 7. Alat pemisah (“sample splitter”) 8. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya, 2. Bahan Batu koral dari toko bangunan 3. Langkah-langkah 1. Mengeringkan benda uji didalam oven dengan subu (110#5)°C sampai beratnya konstan. 2. Menyusun ayakan menurut susunan dengan lubang ayakan yang terbesar ditaruh diatas kemudian lubang yang lebih kecil dibawahnya. 3. Susunan ayakan ditaruh diatas alat penggetar. ——$$——— rr 4, Memasukkan benda a Uji kedalam ayakan yang paling atas dengan berat 2. 5. Menghid i " a idupkan mesin shieve shaker/pengguncang dan benda uji akan disaring selama 10 menit, 6 Benda uji yang tertahan didalam masing-masing ayakan dipindahkan Ketempat lain agar tidak ada benda ang tertahan dalam ayakan maka ayakan dibersihkan dengan sikat lembut. Kemudian menimbang benda uji dalam langkah ini harus hati-hati agar tidak ada butir agregat yang hilang, 7. Hasil analisa ayakan dapat di lihat pada Tabel 3.9 Tabel 3.9 Hasil Gradasi Agregat Kasar Batu Hitam Latang Berat (g) | Be Komulatif yakan rat rat Komulatif| (am) 2 omulat(®) | rerahan (%) | Lotos %) 37,50 0,00 0,00 0,00 100,00. | 19,00 1653,00 1653,00 33,07 66,93 9,50 2403,00, 4056,00 81,15 18,85 475 917,00 4973,00 99,50 0,50 Pan 25,00 4998,00 100,00 0,00 Jumiah | 4998,00 Sumber: Hasil Pengujian Laborotorium (Universitas Bojonegoro) Grafik Analisa Gradasi Agregat Kasar Batu é§ 8 8 Komulgtif Lolog % » ° a8 9 9s 475 = = batas sawan Lubans ya... gatas atas Grafik 3.3 Hasil Gradasi Agregat Kasar Batu Hitam 39 3.9.7 Uji kadar Air dan Berat Jenis Serat 1, kadar Air Serat Kadar air merupakan kandungan yang terdapat di dalam serat hambu, Perhitungan kadar air scrat bambu scbagai berikut : wi-w2 Wai = aI * 100% W1= berat awal = 151 gram Wo= berat akhir = 110 gram Waie = kadar air (%) Perhitungan : wi-w2 War “100% EE + 100% =27,15 % 2. Berat Jenis Serat Berat jenis mempunyai hubungan yang terbalik dengan kadar air,sebab semakin tinggi berat jenis semakin kecil pula kadar air serat bambu. Berikut ini adalah cara perhitungan berat jenis serat bambu : w2 Berat jenis => +02) W2= berat akhir = 110 gram Wair = kadar air (%) = 27,15 % V = volume = 2873 Perhitungan : 110 Berat jenis = 72713, ona) (14555 2873) = 0,140 —_—_———————— 3.10 Tahap-tahap Pembuatan Benda Uji Tahap Pembuatan benda uji di kerjakan di Bojoncgoro,berikut ini adalah langkah-langk 1, Tahab pertama ads Pertama adalah perencanaan pembuatan mix desing supaya memperoleh campuran Kebutuhan material yang tepat 2. Setelah itu menyiapkan material yang akan digunakan seperti Semen.agregat halus, Agregat kasar, Air dan bahan tambahan serat bambu. 3. Kemudian menyiapkan wadah untuk tempat pencampuran material + Campur semen.pasir;koral dan air lalu di aduk secara mera. we - Setelah teraduk secara merat kemudian hasif adukan siap untuk di tes Slump untuk mengukur berapa nilai slum yang di peroleh, 6. Setelah itu masukan material bahan tambahan serat bambu menurut presentasi variasi 7. Pengujian hasil slum di lakukan dengan alat kerucut abrams dengan diameter atas 10cm,diameter bawah 20cm dan diameter tinggi 30cm. pengukuran slump dilakukan dengan memasukkan adukan secara bertahap sebesar 1/3 isi cetakan. Setiap hasil adekan di tumbuk sebanyak 25 kali secara merata, setelah selesai penumbukan hasil slump di tunggu 30 detik kemudian di angkat secara perlahan-perlahan dan kita dapat melihat hasil slump yang di dapat. 8. Kemudian siapkan cetakan silinder yang sebelumya telah di olesi oleh oli supaya hasil adukan tidak menempel ke cetakan silinder. 9. Masukan hasil bahan adukan kedalam silinder secara sediki demi sediki lalu tumbuk secara merata supaya benda uji tidak berongga setelah jadi, 10. Setelah selesai membuat tunggu benda uji selama 24jam dan di beri penanda supaya tidak tertukar. 11. Setelah 24jam, benda uji siap di lepas dari cetakan silinder, 12. Kemudian benda uji di rendam kedalam kolam samapai 26 hari kemudian diangkat dan di keringkan selama 2 hari agar benda uji menjadi kering. 13, Setelah itu benda uji siap utuk di lakukan pengetesan kuat tekanya. ———— 3.11 Perawatan Benda Uji Perawatan benda uji dimaksutkan untuk menghindari hal yang tidak di inginkan, kita harus menjaga supaya benda uji selalu dalam keadaan lemhab agar benda uji bisa a ee ik a a penelitian ini Pengerjaan merawat benda uji di lakukan di kolam yang berada Laborotorium Teknik Sipil Universitas bojonegoro. VS Langkah-Langkah Penclitian Tuan penetition = Pengyjian Kuat eka Nila tasit Uji Kua Fekan Beton OD BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN NASIL DAN 4.1 Perhitungan (Mix design) BABIV BATLASAN Tabel 4.1 Hasil Dari Perhitungan (Mix desing) Im* [Re a kes ees i [| Kuattehan yang direncan eae aa 1 20 hari Ditetapkan | fe 20 Mpa | 2. | Nilai Slump Ditetapkan [75-100 | 75-100 mm 3. | Ukuran Agregat nominal Ditetapkan — { Tabel 3.10 | 37,5 mm | Perkiraan air pencampur dan | a Ditetapkan | Tabel2.3- } 181 kg/m? dan 1% 5. | Penentuan rasio air semen | Dihitung Tabel24 | 061 6. | Perhitungan kadar semen Dihitung, no.4/n0.5 | 296,72 kgm? 7. | Perkiraan kadar agregat kasar | Ditetapkan | - 1196,79 kg/m 8. | Perkiraan kadar agregat halus | Ditetapkan | - 736,53 ke? 9 | Kandungan air Ditetapkan | - 181,12 kg, ‘Air = 181,12kg. Semen= 262.319 to | Petkiraan campuran untuk | : Age Kasar=1215.22kg Ag. Halus= 770.93kg, —————— ne | ‘Semen = 2.780 ny | Pevkirwan untuk 3 benda uji Ag. Kasar=12.878kg silinder Dinitung |. Age. Halus =8.170kg Total berat= 25.748kg ‘Air 4.890kg Semen= 7.083kg yo | Petkirsan untuk 2 benda ji Age. Kasar~ 32.81 kg ae Dihitung Agg. Halus= 20.815kg Total berat= 65.599kg, Sumber: Hasil pengujian Laborotorium (Universitas Bojonegoro) 4.1.1 Hasil Dari Variasi Penambahan Serat Bambu dari total berat beton (Silinder) 1. Penambahan Serat bambu variasi 0,75% Untuk 3 Beton Silinder (0,78% : 100 x 25,748) = 0,201 kg 2. Penambahan serat bambu variasi 1,20% Untuk 3 Beton Silinder (1,20% : 100 x 25,748) = 0,309 kg 3. Penambahan serat bambu variasi 1,95% Untuk 3 Beton uji Silinder (1,95% : 100 x 25,748) =0,502 kg, 4.1.2 Hasil Dari Variasi Penambahan Serat bambu dari total berat beton (Balok) a. Penambahan serat bambu variasi 0,78% untuk 2 Beton Balok (0.78% : 100 x 65.599 ) = 0,512kg b. Penambahan serat bambu variasi 1,20% untuk 2 Beton Balok (1,20% : 100 x 65.599 ) = 0,787kg 45 c, Penambahan serat bambu Variasi 1,95% untuk 2 Heton Balok cton Balol (1.95%: 100 65.599) = 1.27049 4.2 Hasil Pengujian Beton Basah 4.2.1 Hasil Pengujian Slump Slump merupakan Test yang di @ di lakukan unt ; i masing-masing, advkan beten, ‘Ni untuk mengetahui hasil campuran lai slump di Perlukan untuk mengetahui hasil tingkat (Workability) dari campuran beton, Ada, i none ng) . . Adapun hasil pengujian $ a di lihat dari Tabel 4.2: ee mene Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Nifai Slump Nilai slump 9 8 75 70 (mm) Presentase serat ca 0% | 0,78% | 1,20% | 1,95% (%) Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium (Universitas Bojonegoro) Supaya Lebih mudah mengetahui perbedaan nilai Slump yang satu dngan yang lainya bisa di lihat di tabel grafik 4.1 Grafik 4.1 nilai Slump. 1000% 9 } | i} 8 800% ue 70 | oom | | | | 400% | 200% | | | ox, 0,78%| 1,20%] 1,95%] | om \ ; 5 i | \ | mPresentase serat bambu (%) Nitai slump (mm) Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium (Universitas Bojonegoro) ee disa di ketahuy penambahan serat bambu semakin Kee pula a lan § serat bambu dapat menyerap air, Jika semakin banyak presentasi lump, Kesimpulanya penambahan 4.2.2 Hasil uji berat jenis beton hasah Pa Penelitian ini adukan di dapat dari Perhitungan berat beton basah di Jakukan sekali untuk 3 benda uji. Hasil Pengujian sesuai dengan tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan berat jenis beton basah Presentase Berat beton Berat wadah_ | Volume wadah Berat jenis penambahan basah (kg) (kg) (m’) basah (kg/m?) a aeeeae O @ ® OHO) 0% 7,827 1,150 0,002826 2362,7 0,78%% 7,786 1,150 0,002826 2348,2 1,20% 7,780. 1,150 0,002826 2346,1 1,95%% 7751 1,150 0002826. | 23358 ‘Sumber: Hasil Pengujian Laboratorium (Universitas Bojonegoro) Untuk memudahkan dalam membaca tabel di atas maka hasil perhitungan tersebut di sajikan dalam Grafik 4.2 Grafik 4.2 Berat jenis beton basah 0,05. Yang artinya hipotesa di terima atau dengan kata lain Tidak ada Hubungan Lemah/Tidak ada pengaruh Variabel X (Penambahan serat bambu) Terhadap variable ¥ (Kuat Tekan) Tabel 4.9 Output Spss Coefficients" ‘Standardized | Coefficients Unstandardized Coefficients (Constant) Variasi serat bambu @. Dependent Variable: Kuat Tekan Pada tabel Coefficients" Kolom di ketahui Nitai Constant aenapeaoe stant (a) = 11.796 Nilai ( sehingga Persamaan Tegresi dapat dj tuli: i = a ulis sebagai berikut: Y = 11.769 + (-222x) ~ Konstanta sebesar 11,796 mengandung arti X(Penambahan serat sabut kelapa) adalah sebesar % Koefisien regresi X sebesar (0.292) menyat, bambu sebesar 0,78% maka nilai Kuat Tekan bahwa nilai Konsisten Variabel 11.796 pengaruh variable X(Variasi Penambahan adalah bemilai Negatif| + UjiT serat bambu) terhadap Y (Kuat Tekan) Berdasarkan nilai T di ketahui T hitung sebesar 0,415 < 222814, Schingga dapat di simpulkan bahwa variable X(Variasi penambahan serat bambu) Tidak berpengaruh/Hubungan Lemah terhadap Variabel Y(Kuat Tekan) Cara mencari T tabel: T tabel: (a/2 : n- k -1) + (0,05/2 : 12-1-1) + (0,025 : 10) lihat di Lampiran 18 22,228 % Uji signifikan’ Berdasarkan Nilai signifikansi dari Tabel Coefficients’ di peroleh Nilai signifikansi sebesar 0,688 > dari nilai probabilitas 0,05, Schingga dapat di simpulkan bahwa Penambahan serat bambu (X) Tidak Berpengaruh/Hubungan Lemah Terhadap Kuat Tekan (Y). Agar lebih mudah dalam membaca Output Spss Persamaan Regresi maka di sajikan dalam bentuk grafik bias di i pada Grafik 4.6 Persamaan Hasil Regresi Kuat Tekan dapat di lihat di bwah ini Grafik 4.6 Persamaan Nasil Regresi Kuat Tekan s Kuat Tekan 1004 9004 ‘oto 00 10 ib Th Variasi penambahan serat bambu ‘Sumber : Hasil autput Spss Dari Grafik 4.6 di atas dapat di ketahui bahwa penambahan serat bambu tidak mempunyai pengaruh/Hubungan lemah dalam meningkatkan kuat lentur beton. Variasi penambahan serat bambu yang optimal adalah variasi 0,50%. 4.6 Hasil Analisa Regresi Linear (Kuat Lentur) Tabel 4.10 Hasil output spss model summary? ‘Adjusted R | Std. Error of Square Sumber: fasil output spss a. Predictors: (Constant), Variasi penambahan serat bambu - 8 h Catatan: Jika Nilai R 0,00 - 0,25 = Tidak ada hubungan/Hubungan Lemal 0,26 - 0,50 = Hubungan sedang 0,51 - 0,75 = Hubungan kuat 0.76 ~ 1,00 = Hubungan sangat kuat Ya nilai koretasi (Hubun @ (Hubungan Sangat ku si) = RPM penambahan serat bambu (X) Terhadap : Menjelaskan besam VMempen gar : ean). Pada tabel 4.10 di atas Nilai adalah 0,358 yang antiny: R - Wada pengaruhy R square adalah (Koe enjelaskan scberapa besar pengaruh kuat Lentur beton ¢Y; i y ). Pada tabel di atas Nilai R square adalah 0,128 yang men, : : 0.128%. Sedangkan sisanya di Pengaruhi oleh variable lain di luar penelitian, Tabel 4.11 Output Spss model Anova fl Regression ]1.149 1 1.149, 295 |.642* 7.792 2 [3.896 8.941 3 Sumber: Hasil output Spss Residual Total a. Predictors: (Constant), Variasi penambahan serat bambu b, Dependent Variable: kuat lentur Dari tabe) di atas di ketahui bahwa nilai F hitung = 0,295 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,642 > 0,05. Yang artinya hipotesa di tolak atau dengan kata lain Tidak ada Hubungan Lemah/ Tidak ada pengaruh Variabel X (Penambahan serat bambu) Terhadap variable Y (Kuat lentur) Tabel 4.12 Output Spss Coefficients Unstandardized Coefficients Std. 2 Model B — 18.602 1.69: 10.991 | J 3 543 | 642 Variasi penambahan | _ 769 1399 -358 serat bambu i Sumber: Hasil output Spss a. Dependent Variable: kuat lentur (Constant) ¢ Pada tabel Coeticents* Kolom B di ketahui nia ital (6) ~ (0,760). Sehingga persamaan resect * yeatbx Bresi dapat d y= 18.602 + (-0,760) 18.602 sedangkan i tulis sebagai berikut 4 Konstanta sebesar 18.602 mengandung arti bahwa apabila nilai Konsi X(Penambahan serat bambu) adalah scbesar 18,602 oe Ye fisien regresi X sar (-( is ‘ 4 Koefisien regresi X sebesar (-0,760) artinya koefisien Tegresi negatif (berlawanan) besar (-0,760) % s . A ” maka nilai Kuat lentur (¥) akan menurun sebesar (-0,760)MPa, Koefisien regres! tersebut bemilai negatif sehingga dapat di katakan bahwa arah pengaruh variable Xi variable X(Vari Penambahan serat bambu) terhadap Y (Kuat Tekan) adalah bemilai bambu. a © UjiT : menyatakan bahwa setiap penambahan serat bambu se Berdasarkan nilai T di ketahui T hitung sebesar 10.991 > 2,22814, Schingga dapat di simpulkan bahwa variable X(Variasi_penambahan serat bambu) Tidak berpengaruh/Hubungan Lemah terhadap Variabel Y(Kuat Lentur) Cara mencari T tabel: T tabel: (a2 : n- k -1) 2 (0,05/2 : 4-1-1) + (0,025 : 2) lihat di Lampiran 11 Distribusi nilai T tabel 24,303 % Uji signifikan* Berdasarkan Nilai signifikansi dari Tabel Coefficients" di peroleh Nilai signifikansi sebesar 0,642 > dari nilai probabilitas 0,05, Schingga dapat di simpulkan bahwa Penambahan serat bambu (X) Tidak Berpengaruh/Hubungan Lemah Terhadap Kuat lentur (¥). Agar lebih mudah dalam membaca Output Spss Persamsan Regresi maka di sajikan dalam bentuk grafik bias di lihat pada Grafik 4.7 Persamaan Hasil Regresi Kuat Lentur dapat di lihat. Grafik 4.7 sa Persamaan Hasit Regresi Kuat 1 entur 3000" ° 1” ° 1800 2 — s & ° 3 = 17004 1600 ° PSatnew #0128 1500 + 000 050 700 al Th Variasi penambahan serat bambu Sumber: Hasil output Spss Dari Grafik 4.7 di atas dapat di ketahui bahwa penambahan serat bambu mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kuat lentur beton,. Variasi penambahan serat sabut kelapa yang optimal adalah variasi 0%. BAB V PENUTUP BABY PENUTUP gt. Kesimpulan Dari hasil pengujian dan pembahasan, di ahasan, didapati kesimpulan sebagai berikut: 1, Dari hasil pengufian kuat (ckan, Nii kuat tckan ratarata be ‘rata beton Normal sebesat 12,21 Mpa. Sedangakn Nilai kuat lentur beton varias penambah: 7nambahan serat bambu 0% sebsar 19.73 Mpa.hasil kuat tekan Variasi penambahan serat 3% eee iets etna hes Va Penambahan serat bambu 1,20% Penambahan serat bambu 1,95% sebesar 41,10Mpa dan hasil kuat lentur variasi penambahan serat bambu 0,78% sebesar 17,41 Mpa sedangkan variasi penambahan serat bambu 1,20% sebesar 15,69 Mpa dan variasi penambahan serat bambu 1,95% sebesar 18,59 Mpa. 2. Nilai kuat tekan beton yang optimal dalam menignkatkan kuat tekan adalah variasi 1,20% memiliki nilai kuat tekan rata-rata sebesar 11,84Mpa. Sedangkan Variasi penambahan serat bambu yang paling optimal dalam meningkatkan kuat lentur adalah variasi 1,95% sebesar 18,59 Mpa. 5.2 Saran Berdasarkan hasil pengujian yang telah di lakukan selama pengujian ini. Maka diberikan beberapa saran sebagai berikut = 1. Dalam pengerjaan membuat beton harus memiliki ketelitian yang baik, perlu di perhatikan dalam pembuatan beton yaitu saat proses pengadukan dan penubukan sebab iika sempel benda uji akan mengalami pengadukan dan penumbukan tidak merata en ee = kerusakan atau keropos dan akan berdapak mengurangi hasil mutu beton. 2. Penambahan bahan atau material yan ! 2 baik sesui SNI agar mendapatkan hasil yang - hen ett at gkan di rasa kuang balk i karenakan uat tekan pada serat bambu di tinggi,supaya mendapatkan sempel yang jg akan digunakan juga harus seimbang 3. Penambahan serat bambu utuk uji ku: . yurangi beton dengan penambahan serat bambu dapat meng! ae beton sedangkan untuk kuat Jentur beton dengan penam| . sur pada beton. rasa cukub baik sebab dapat meningkatiae at lent

You might also like