You are on page 1of 4

TUGAS I

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

NAMA MAHASISWA : JAMALUDDIN FIDMATAN

NOMOR INDUK MAHASISWA/NIM : 042758191

KODE/NAMA MATA KULIAH : MKDU4019.168/ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

MASA TUGAS I : 02 – 16 MEI 2022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS I
Indonesia terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama dan itu bagian dari kekayaan negara
kita, dengan adanya keberagaman tersebut tidak jarang memunculkan sikap etnosentrisme,
prejudis, dan diskriminasi.
1. Jelaskan bagaimana etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber
permasalahan bagi bangsa Indonesia. Berikan masing-masing contoh kasus untuk
memperjelas jawaban Anda
JAWABAN :
Bangsa Indonesia merupakan kesatuan dari banyak suku bangsa di wilayah Indonesia
yang telah mengukuhkan diri sebagai satu bangsa yang berdaulat. Dalam lingkup kebangsaan,
keseluruhan suku bangsa tersebut memiliki persamaan dan kesetaraan dalam segala bidang.
Artinya, tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah.
Persamaan dan kesetaraan tersebut perlu dihormati dan dihargai oleh setiap suku bangsa
tersebut. Tanpa adanya rasa menghormati dan menghargai antarsesama suku bangsa
tersebut, akan membuat persatuan dan kesatuan dalam bangsa Indonesia akan terganggu.
Untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia, setiap suku bangsa juga perlu menghindari
berbagai sikap yang mampu mengorek sensitivisme dalam berbudaya, salah satunya adalah
etnosentrisme, prejudis (prasangka), dan diskriminasi.
Etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi merupakan sikap yang seharusnya dihindari
oleh sebab dapat menjadi sumber permasalahan bagi bangsa Indonesia. Sikap etnosentrisme,
prejudis (prasangka), dan diskriminasi akan membuat bangsa Indonesia yang berasal dari
banyak suku bangsa akan menyebabkan munculnya rasa sentiment atas sesamanya. Hal
tersebut berakibat pada terjadinya perang dingin, bahkan perang terbuka yang menimbulkan
perpecahan dalam bangsa Indonesia.

Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk memandang budaya diri sendiri lebih baik
dibanding yang, lain, serta penggunaan standar dan nilai sendiri untuk menilai orang-orang
yang bukan anggota kelompok budayanya. Seseorang yang etnosentris melihat budayanya
sebagai yang paling benar dan lebih pantas, dibanding kelompok yang lain.
Sebenarnya etnosentrisme masih diperlukan untuk memperkuat kebudayaan sebagai
identitas diri/kelompok. Namun etnosentrisme yang berlebihan dapat memecah belah
persatuan bangsa Indonesia yang terkenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya.

Contohnya di Provinsi Papua, Penggunaan koteka bagi laki-laki dewasa di Papua. Bagi
masyarakat non Papua, penggunaan koteka mungkin merapakan hal yang memalukan.
Namun bagi masayarakat pedalaman Papua, menggunakan koteka sebagai penutup kelamin
mereka adalah hal wajar dan menjadi kebanggaan tersendiri.

Selanjutnya tentang Prejudis (Prasangka) adalah sebuah sikap (yang biasanya berupa
negative) terhadap suatu kelompok tertentu, dengan berdasarkan keanggotaan mereka
dalam kelompok tersebut. Prasangka juga dapat disebut sebagai sikap yang dapat
mempengaruhi bagaimana cara kita menginterpretasi informasi yang telah didapat dan
keyakinan (stereotypes) pada anggota kelompok, dan juga mengenai emosi kita terhadap
kelompok tersebut.
Contoh saat ini banyak sekali warga Papua yang tinggal di luar Papua, entah untuk
kepentingan pekerjaan, usaha ataupun pendidikan. Perlakuan-perlakuan yang mereka
terima selama mereka berada di luar wilayah begitu menjadi perhatian. Tindakan-tindakan
kecil yang dilakuan individu saat berhubungan dengan orang Papua yang dapat
menyebabkan tindakan Prejudis(Prasangka). Seperti kejadian yang di alami mahasiswa
Papua yang merantau ke Jakarta untuk kuliah. Mereka terkadang kesulitan mencari kos-
kosan karena tidak ada yang menerima orang Papua. Kemudian perlakuan lain yang
kurang baik adalah mengatakan bahwa orang Papua memiliki aroma badan yang kurang
enak sehingga mereka seringkali melihat mahasiswa di kampus sering menutup hidungnya
saat mahasiswa asal Papua lewat di dekat mereka.

Konsep lain yang juga penting untuk dipelajari dalam permasalahan kebudayaan
adalah diskriminasi. Pada dasarnya diskriminasi adalah pembedaan perlakuan. Perbedaan
perlakuan tersebut bisa disebabkan warna kulit, golongan atau suku, dan bisa pula karena
perbedaan jenis kelamin, ekonomi, agama, dan sebagainya.

Berbagai jenis diskriminasi yang sering terjadi di masyarakat antara lain tapi tidak
terbatas pada:
a. Diskriminasi berdasarkan suku/etnis, ras, dan agama/keyakinan
b. Diskriminasi berdasarkan jenis kelamin dan gender (peran sosial karena jenis kelamin).
c. Diskriminasi terhadap penyandang cacat.
d. Diskriminasi pada penderita penyakit berat/menular.
e. Diskriminasi karena kasta social

Contoh diskriminasi yang baru-baru ini terjadi adalah jasad perawat yang ditolak
dimakamkan di suatu wilayah. Penolakan tersebut dilakukan warga karena takut tertular.
Padahal baik dari pemerintah dan tim medis sudah melakukan perlakuan pada jenazah sesuai
dengan SOP pasien positif Covid-19. Ada juga perawat yang diusir dari kontrakannya, dan
pasien ODP yang dikucilkan masyarakat.

Ketidakpahaman masyarakat terkait penanganan Covid-19 dapat menimbulkan


diskriminasi bagi pasien ODP, PDP, dan positif Covid-19. Pemerintah dan pihak terkait harus
gencar mengadakan sosialisasi baik melalui media cetak, audio, visual, dan digital serta turun
langsung ke tengah-tengah masyarakat.

Sumber :

1. Buku Ilmu Sosial Budaya Dasar, Hertati Suandi, Dkk,Universitas Terbuka, Edisi 2
2. https://www.researchgate.net/publication/341791091_Etnosentrisme_dan_Sikap_Intol
eran_Pendatang_Terhadap_Orang_Papua
3. https://barki.uma.ac.id/2021/11/13/pengertian-dampak-dan-contoh-dari
etnosentrisme/

You might also like