You are on page 1of 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELA X IPS SMA NEGERI 7 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELARAN 2022/2023
(Proposal)

Oleh:
Fatima Azahra
20150009

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG

i
2022/2023
KATA PENGANTAR

Penulis mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat yang dilimpahkan-Nya serta usaha yang penulis lakukan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEN BASED LEARNING)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL
BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 7 BANDAR
LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2022/2023”
Penulis menyadari masih banyak kekeliruan dalam penyusunan Proposal
ini, oleh sebab itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna perbaikan Proposal ini. Dalam kesempatan ini juga penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian proposal ini.

Bandar Lampung, 3 Maret 2023


Penulis,

Fatima Azahra

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................1
B. Identifikasi Permasalahan.......................................................................2
C. Pembatasan Masalah...............................................................................3
D. Rumusan Masalah...................................................................................3
E. Tujuan Penelitian....................................................................................3
F. Manfaat Penelitian..................................................................................4
BAB II LANDASAN PUSTAKA.....................................................................5
A. Kajian Pustaka........................................................................................5
B. Hasil Penelitian Yang Relevan..............................................................15
C. Hipotesis Tindakan................................................................................15
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................16
A. Setting Penelitian...................................................................................16
B. Subjek dan objek Penelitian...................................................................16
C. Metode dan Prosedur Penelitian............................................................16
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.............................................19
E. Indikator Keberhasilan Tindakan...........................................................21
F. Teknik Analisis Data..............................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan
pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara. undang-undang (uu)
No. 22 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional.
"Mutu pendidikan yang. baik diperlukan penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran yang baik untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang baik
diperlukan suatu lembaga yang mengatur tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran disekolah dalam hal ini sekolah adalah lembaga formal yang
memegang peranan penting dalam pengembangan potensi yang dimiliki anak-
anak agar mereka mampu menjelaskan tugas-tugas kehidupan.. sebagai
manusia, baik secara individu maupun masyarakat. Kegiatan utama dalam
proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar (KBM), dapat
dikatakan KBM adalah proses aktif bagi siswa dan guru untuk
mengembangkan potensi siswa yang terlibat dalam proses belajar mengajar
diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan
pemahaman, keterampilan nilai dan sikap.
Pendidikan merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan suatu
negara, di mana tujuan utamanya adalah untuk menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat global. Dalam
konteks pendidikan, kemampuan berfikir kritis merupakan salah satu
keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa, terutama dalam
menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis.
Di Indonesia, salah satu mata pelajaran yang memegang peran penting
dalam pengembangan kemampuan berfikir kritis adalah mata pelajaran
ekonomi. Namun, kenyataannya, masih banyak siswa yang kesulitan dalam
memahami konsep-konsep ekonomi dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif
dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar ekonomi
siswa. Salah satu model pembelajaran yang banyak digunakan dan terbukti

1
efektif dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa adalah model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung, yang
merupakan salah satu sekolah menengah atas di Kota Bandar Lampung. SMA
ini memiliki program studi IPS yang mencakup mata pelajaran ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan berfikir
kritis dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 7 Bandar
Lampung.
Dan hasil pembelajaran yang dilakukan guru mata pelajaran ekonomi kelas
X IPS SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun pelaran 2022/2023 masih
banyak siswa yang belum mencapai hasil belajar yang baik, dapat dilihat dari
hasil belajar siswa kelas X yang berjumlah 67 siswa dari 3 kelas yang
nilainya dibawah kkm yaitu 61% yaitu 41 siswa, dan siswa yang memenuhi
kkm sebesar 39% yaitu 26 siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa kelas X kurang maksimal.
Adapun factor yang diduga sebagai penyebab rendahnya hasil belajar
siswa yaitu masalah rendahnya kemampuan berfikir kritis siswa, masalah
kurangnya penerapan model pemebelajaran yang efektif, sehingga siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran
yang kurang bervariasi akan menimbulkan kebosanan pada proses
pembelajaran.
Siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran akan mengalami
kesulitan dalam pemahaman yang menyebabkan kurangnya keaktifan siswa
terhadap pelajaan ekonomi yang berdampak pada hasil belajar yang rendah.
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi
bagi pengembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa dan hasil belajar di mata pelajaran ekonomi.
Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para guru dan
pengambil keputusan di bidang pendidikan dalam memilih model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.

B. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

2
1. Hasil belajar siswa kelas X IPS SMA Negeri 7 Bandar Lampung mata
pelajaran ekonomi Masih kurang maksimal.
2. Kurangnya kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa di bidang
ekonomi, serta potensi model pembelajaran berbasis masalah (Problem
based learning) sebagai model pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 7 Bandar Lampung
masih perlu ditingkatkan.
2. Pembelajaran yang diterapkan di kelas X IPS SMA Negeri 7 Bandar
Lampung masih menggunakan model pembelajaran konvensional.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa kelas X IPS SMA Negeri
7 Bandar Lampung dalam pembelajaran ekonomi?
2. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat
mempengaruhi hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 7
Bandar Lampung?
3. Adakah factor yang mempengaruhi keefektifan penerapan model
pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan berfikir
kritis dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 7 Bandar
Lampung?

E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa kela X IPS
SMA Negeri 7 Bandar Lampung dalam pembelajaran ekonomi.
2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran berbasis
masalah dapat mempengaruhi hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS
SMA Negeri 7 Bandar Lampung.

3
3. Untuk mengetahui adakah factor yang mempengaruhi keaktifan
penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan
kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS
SMA Negeri 7 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini diantaranya adalah:
1. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengalaman tentang cara pembelajaran ekonomi dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
2. Bagi guru/calon guru ekonomi, dapat memberikan alternatif dalam
memilih model pembelajaran yang tepat untuk siswa yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa.
3. Bagi siswa, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif
dalam pembelajaran ekonomi

4
BAB II
LANDASAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Belajar dan Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses
belajar karena adanya suatu pengalaman. Perubahan sebagai hasil
dari proses belajar karena adanya suatu pengalaman, perubahan
tingkah laku tersebut dapat berupa perubahan keterampilan,
kebiasaan, sikap, pengetahuan, dan pemahaman. Adapun
pengalaman dalam proses belajar ialah bentuk interaksi antara
individu dengan lingkungan.
Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan,
perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan ajar. Dalam
belajar tersebut individu menggunakan ranah-ranah kognitif, afektif
dan psikomotor (Dimyati dan Mudjino,2006:18)
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan. (Slameto,2013:2)
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar
(Slamet,2013:2) yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan terjadi secara sadar.
2. Perubahan perilaku relative permanen.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman.

Dari pendapat diatas maka penulis menyimpulkan bahwa belajar


merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan
keterampilan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari latihan yang
terjadi setelah belajar untuk memperoleh pengetahuan.

b. Pengertian Hasil Belajar


Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah
laku yang diinginkan pada diri siswa sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan
psikomotorik (Nana Sudjana,2009:3)

5
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan
mengajar, disisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan evaluasi
hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan puncak
proses belajar. (Dimyati,Mudjiono,2009:3)

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil dari
interaksi antara beberapa factor yang dapat mempengaruhinya agar
siswa dapat memperoleh hasil belajar yang diharapkan, perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini
(Slameto,2013:54-72) menguraikan faktor-faktor itu sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, faktor itu meliputi :
a) Faktor Jasmani
 Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik bebas dari
penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
proses belajar. Proses belajar akan terganggu bila
kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia
akan cepat Lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, dan ngantuk jika badannya lemah. Agar
seseorang dapat belajar dengan baik haruslah
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjaga
dengan cara selalu mengidahkan ketentuan-ketentuan
tentang belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga,
rekreasi, dan ibadah.
 Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh akan mempengaruhi belajar,
jika hal tersebut terjadi hendaknya siswa tersebut
belajar pada Lembaga Pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatannya.
 Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang paling
mendasar dalam diri individu, pada dasarnya pada
setiap individu memiliki psikologis yang berbeda
beda yang akan mempengaruhi hasil belajarnya
diantaranya ada inteligens, perhatian, minat bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.

6
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar
individu. Faktor eksternal yang mempengaruhi terhadap
hasil belajar dapat dikelompokkan maenjadi 3 faktor
yaitu:
 Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa cara orang tua mendidik, hubungan
antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga. Faktor keluarga
merupakan faktor pertama dan utama yang
menentukan kepribadian siswa disekolah.
 Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
merupakan metode mengajar, kurikulum, hubungan
guru dengan siswa disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah, keadaan Gedung serta tugas rumah.
Lingkungan sekolah yang mendukung proses belajar
adalah lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk
proses belajar.
 Faktor Masyarakat
merupakn factor eksternal yang juga berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pengaruh ini terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat
masyarakat yang membentuk perilaku dan kebiasaan
siswa lingkungan masyarakat yang baik akan
membentuk kepribadian yang penuh kerja keras dan
factor factor yang mempengaruhi hasil belajar
tersebut sangat wajar jika prestasi belajar siswa
bervariasi anatara satu individu dan individu lainnya

2. Ekonomi

a. Pengertian Ekonomi
Secara umum ekonomi ini memiliki pengertian sebagai ilmu yang
mempelajari bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
Segala bentuk usaha dan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidup tersebut dalam rangka untuk mendapatkan kesejahteraan
hidup.

7
Ekonomi merupakan hal yang vital bagi kehidupan manusia.
Dapat dikatakan, pada ekonomilah bertumpu bangunan kehidupan
manusia lainnya, seperti politik, sosial, hukum, budaya, teknologi,
dsb. Apabila sifat ekonomi itu eksploitatif, maka dapat dipastikan
bangunan sosialnya, politiknya, hukumnya, budayanya, dan bahkan
peradabannya pun bersifat eksploitatif pula. Sebaliknya apabila sifat
ekonominya adil, bebas, dan mengutamakan kepentingan
persaudaraan secara umum ketimbang kepentingan perseorangan,
maka bangunan sosialnya, politiknya, hukumnya, budayanya, dan
peradabannya pun akan berwarna persaudaran, kebebasan dan
keadilan. Saat ini, yang disebut pertamalah yang menjadi sifat
ekonomi nasional, regional maupun global.
Hakikat ekonomi ialah pertukaran, pertukaran kebutuhan yang
satu dengan yang lain. Dalam pertukaran itu terkandung permintaan
dan penawaran.
Tindakan ekonomi dilakukan dengan memperhatikan kaidah yang
disebut sebagai prinsip ekonomi. Terdapat dua prinsip dasar dalam
melakukan tindakan ekonomi. Pertama, ekonomi dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan sebanyak mungkin dengan
memperhatikan pengeluaran sebagai bagian dari perhitungan
keuntungan. Kedua, keuntungan yang diperoleh sebisa mungkin
hanya memerlukan pengeluaran sesedikit mungkin. Kedua prinsip ini
dijadikan sebagai pedoman umum untuk melakukan tindakan
ekonomi. Hasil dari penerapan prinsip ekonomi dapat diamati
melalui tingkat efisiensi yang diukur melalui perbandingan antara
keuntungan yang diperoleh dan pengeluaran yang diperlukan selama
kegiatan ekonomi berlangsung. Suatu tindakan ekonomi dikatakan
efisien bila suatu hasil dicapai dengan pengorbanan yang paling
sesuai dan diserta dengan penghematan biaya.

b. Pembelajaran Ekonomi
Pembelajaran ekonomi ialah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Menurut
Adam Smith, secara sistematis ilmu ekonomi mempelajari tingkah
laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber-sumber
daya yang terbatas guna mencapai tujuan tertentu. Ini yang banyak
dikenal sebagai teori ekonomi klasik. Dalam analisisnya, Adam
Smith banyak menggunakan istilah-istilah normatif seperti: nilai
(value), kekayaan (welfare), dan utilitas (utility) berdasarkan asumsi
berlakunya hukum alami.
Menurut Prof. P.A. Samuelson, seorang ahli ekonomi
mengemukakan definisi ilmu ekonomi secara rinci, yaitu: “Ilmu
Ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang-orang dan

8
masyarakat membuat pilihan, dengan cara atau tanpa penggunaan
uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tetapi dapat
digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis
barang dan jasa dan mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi
sekarang dan di masa mendatang, kepada berbagai orang dan
golongan masyarakat. Ilmu Ekonomi menganalisis biaya dan
keuntungan dan memperbaiki corak penggunaan sumber-sumber
daya.”

c. Tujuan Pembelajaran Ekonomi


Tujuan pembelajaran ekonomi dalam kegiatan belajar mengajar
di SMA adalah selain memahami konsep-konsep ekonomi, siswa
juga dituntut mampu menggunakan metode ilmiah yang diandasi
oleh sikap Ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Dari tujuan pembelajaran ekonomi SMA di atas, dapat dipahami
bahwa, dalam mengajarkan ekonomi di SMA guru diminta dapat
mengembangkan faktafakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsipyang
berhubungan dengan ekonomi Pembelajaran Ekonomi di sekolah
hendaknya tidak diarahkan semata-mata menyiapkan anak didik
untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Pengertian Model Pembelajaran


Jocyce dan weil menyatakan model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendisain pola
pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan
materi atau perangkat pembelajaran termasuk didalamnya
(Ngalimun,2014:27)
Adapun soekarno buku aris shoimin.2014:23 mengemukakan maksud
dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melakukan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar dan fungsi sebagai fedoman bagi para
pengajar dalam merencakan aktivitas belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat para ahh di atas menyimpulkan bahwa model
maka penulis pembelajaran merupakan rencana tahapan tahapan dan
pedoman dalam kegiatan pembelajaran yang diterapakan oleh guru dalam
proses pembelajaran.

9
4. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning)
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah
suatu pendekatan pembelajaran bagi peserta didik untuk belajar
tentang bagaimana cara berfikir kritis dan keterampilan dalam
memecahkan masalah didunia nyata, pembelajaran ini berbasis
masalah digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi, serta
memperoleh pengetahuan dan konsep yang densial dari materi
pelajaran.
Menurut wira sanjaya (2009), pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) merupakan salah satu model pembelajran
yang berasosiasi dengan pembelajaran konstekstual. Pembelajaran
artinya dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan
melalui pemecahan masalah, melalui masalah tersebut siswa belajar
keterampilan - keterampilan yang lebih mendasar.
Pembelajaran berdasarkan masalah meruapakan suatu model
pembelajaran yang dikhususkan untuk melatih siswa dalam
mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan keterampilan dalam
memecahkan suatu masalah, belajar pernanan orang dewasa yang
autentik serta menjadi pelajar mandiri. Pembelajaran berdasarkan
masalah dirancang utnuk membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan cara berpikir dalam memecahkan masalah dan
keterampilan intelektual, belajar menjadi peran orang dewasa melalui
keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata dan menjadi
pembelajaran yang mandiri.
Kemendikbud (2013) dalam Abidin (2014:159) memandang
model PBL suatu model pembelajaran yang menantang peserta sisik
untuk belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin
tahu pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada
peserta didik sebelum peserta didik sebelum mempelajari konsep
atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan.

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran berbasis masalah memiliki potensi yang besar
untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih aktif, menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik. Belajar berbasis masalah memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Peserta didik bekerja sama memecahkan suatu masalah yang
tidak memiliki jawaban yang pasti.

10
b. Peserta didik merencanakan proses yang akan dilakukan untuk
mendapatkan solusi.
c. Peserta didik dituntut untuk berfikir kritis dalam memecahkan
masalah dan bekerja sama.
d. Peserta didik memiliki tanggung jawab dalam mengelola
sendiri informasi yang telah dikumpulkan.
e. Penilaian dilakukan secara terus mnerus selama proses
pemecahan masalah berlangsung.
f. Hasil akhir dari proyek dipersentasikan di depan umum.

c. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning


Prinsipnya pembelajaran problem based learning ini melatih
peserta didik pada masalah dunia nyata sebagai bahan pembelajaran
dan merupakan model pembelajaran inovatif yang mampu
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Adapun tujuan dari model
pembelajaran problem based learning yaitu :
a. Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berfikir
krits dan keterampilan memecahkan masalah
b. Melatih diri menjadi orang dewasa yang otentik
c. Menjadi peserta didik yang mandiri
d. Menambah wawasan dan pengetahuan baru
e. Mengembangkan pemikirian kritis dan keterampilan kreatif
f. Meningkatkan motivasi belajar
g. Peserta didik mampu mentransfer atau menerapkan dengan
situasi baru
h. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

d. Prinsip-prinsip dalam Penerapan Problem Based Learning.


Pembelajaran berbasis masalah secara khusus melibatkan peserta
didik bekerja pada masalah dalam kelompok kecil yang terdiri dari
lima orang dengan bantuan asisten sebagai tutor. Masalah disiapkan
sebagai konteks pembelajaran baru. Analisis dan penyelesaian
terhadap masalah itu memperoleh pengetahuan dan keterampilan
pemecahan masalah. Permasalahan dihadapkan sebelum semua
pengetahuan relevan diperoleh dan tidak hanya setelah membaca teks
atau mendengar ceramah tentang materi subjek yang melatar
belakangi masalah tersebut. Hal inilah yang membedakan antara
PBL dan metode yang berorientasi masalah lainnya. Tutor berfungsi
sebagai pelatih kelompok yang menyediakan bantuan agar interaksi
pembelajar menjadi produktif dan membantu peserta didik
mengidentifikasi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah.
Hasil dari proses pemecahan masalah itu adalah, peserta didik
membangun pertanyaan-pertanyaan (isu pertanyaan) tentang jenis
pengetahuan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah?
Setelah itu, peserta didik melakukan pemecahan pada isu-isu

11
pembelajaran yang telah diidentifikasi dengan menggunakan
berbagai sumber. Proses pembelajaran disediakan waktu yang cukup
untuk belajar mandiri. Proses ini akan menjadi lengkap apabila
peserta didik melaporkan hasil atau mempersentasikan solusi pada
pertemuan berikutnya. Tujuan pertama dari penerapan ini ialah untuk
menunjukan hubungan antara pengetahuan baru yang telah diperoleh
dengan masalah yang dikuasai peserta didik, yang kedua ialah untuk
bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat
kemungkinan transfer pengetahuan baru.

e. Keunggulan dan Kelemahan Model Problem Based Learning.


a. Keunggulan Model Problem Based Learning
Model pembelajaran problem based learning memilik
keunggulan yaitu :
1) Peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan
tertantang menyelesaikannya tidak hanya didalam proses
pembelajaran tetapi juga dalam masalah dikehidupan nyata.
2) Meningkatkan solidaritas karena terbiasa berdiskusi dengan
teman sekelasnya.
3) Mampu meningkatkan keakraban guru dengan siswa
4) Karena ada kemungkinan jika suatu masalah harus
diselesaikan siswa melalui eksperimen hal ini juga akan
membiasakan siswa dalam menerapkan motede eksperimen.

b. Kelemahan Model Problem Based Learning


Walaupun model pembelajaran ini terlihat begitu baik dan
sempurna dalam meningkatkan kemampuan serta kreatifitas
siswa, tetapi tetap saja memiki kelemahan diantaranya:
1) Sebagian guru tidak mampu membantu siswa kepada
pemecahan masalah.
2) Diperlukannya biaya dan waktu yang panjang.
3) Kegiatan yang dilakukan diluar sekolah sulit dipantau oleh
guru.

f. Hubungan Model Problem Based Leaning (PBL) pada


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Proses belajar mengajar sebagai upaya mengembangkan potensi
dasar yang dimiliki peserta didik sehingga mampu menolong dirinya
sendiri dan mampu menciptakan lingkungan yang positif. Salah satu
model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk aktif
dalam masalah dunia nyata adalah model pembelajaran problem
based learning karena model pembelajaran based learning melatih
peserta didik untuk dapat mengatasi masalah atau kesulitan peserta
didik dalam menguasai konsep dan mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran problem based learning

12
digunakan untuk merangsang berpikir kritis dalam menemukan
solusi-solusi terhadap masalah yang dihadapinya. Apabila terbentuk
kebiasaan bagi peserta didik dalam kehidupannya (suriansyah,2010).

g. Hubungan Model Problem Based Learning dengan Hasil Belajar


Siswa.
Hal yang paling penting dari pengajaran Ekonomi adalah
perlunya dikembangkan dan diciptakan situasi dan kondisi yang
memungkinkan anak didik memahami dan sekaligus menghayati dan
pada akhirnya dapat mengamalkan setelah menyerap nilai-nilai yang
telah diajarkan dalam suatu proses belajar mengajar Ekonomi.
Menurut dimyati dan mudjiono (2006;4), dengan berakhirnya
suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar dan
jadi hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan
tindakan mengajar. Hasil belajar sangat penting dalam kegiatan
pembelajaran karena dapat mengetahui sejauh mana seseorang siswa
dapat menguasai materi pelajaran sehingga dengan mengetahui hasil
belajar dari kegiatan pembelajaran,maka guru dapat mengevaluasi
kegiatan pembelajaran lebih lanjut. Untuk dapat meningkatkan
keaktifan siswa yang dapat menunjang hasil belajar, dapat digunakan
model tambahan dengan menggunakan model problem based
learning (PBL).
Keunggulan model pembelajaran based learning adalah dapat
menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa, membangtu siswa untuk
bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata serta mengembangkan pengetahuan
barunya dean bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka
lakukan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis melihat bahwa
pembelajaran problem based learning mempunyai hubungan yang
positif dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, sehubungan
dengan hal tersebut diatas kiranya kita memiliki pola pikir yang
sama bahwa metode ini sangat baik untuk diterapkan dalam suatu
pelajaran ekonomi. Dengan model pembelajaran problem based
learning cara berpikir siswa dalam mengembangkan kemampuan
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk
menyesuaikan dengan penghetahuan baru.

5. Berpikir Kritis
a. Kemampuan Berpikir Kritis
Sebagai manusia kita telah dikaruniai potensi untuk
berpikir. Melalui pembinaan yang tepat, pendidikan, pembelajaran
dan pengamatan kita dapat berkembang dan berpikir dengan baik.

13
Karena itu jangan samapai potensi yang ada ini tidak
dikembangkan sehingga kita tidak dapat melakukan tugas dan
tanggung jawab sebagai kahlifah di bumi.
Richard W. Paul (1990), seorang pakar psikologi
mengatakan, “Hanya ketika kita mengembangkan anak-anak untuk
berpikir secara kritis terhadap materi pelajaran, penggunaan
bahasa, informasi yang mereka terima, keadaan lingkungan, dan
prasangka yang dianggap sebagai suatu kebenaran; hanya ketika
kita mendidik anak-anak untuk menguji struktur logika berpikir
secara kritis, menguji kebenaran ilmu pengetahuan dengan
pengalaman, menguji pengalaman dari berbagai aspek; hanya
ketika kita memberikan ganjaran kepada mereka yang memikirkan
diri mereka, yang menunjukkan kemandirian intelektual, keberanian,
kesopanan dan keimanan: hanya ketika kita memiliki
kesempatan yang sebernarnya bahwa anak-anak tersebut pada
akhirnya akan menjadi orang dewasa yang bermoral dan
bertanggung jawab, dan melalui komitmen mereka dapat
terciptanya masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral.”
Dalam rangka mengetahui bagaimana mengembangkan
berpikir kritis pada diri seorang, R.H. Ennis (1991) memberikan
sebuah definisi, “ berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan
dan reflektif dengan menkankan pembuatan keputusan tentang apa
yang harus dipercayai atau dilakukan.” Berpikir kritis dapat dicapai
dengan lebih mudah apabila seseorang itu mempunyai disposisi 23
dan kemampuan yang dapat dianggap sebagi sifat dan karakteristik
pemikiran yang kritis.
Belajar berpikir secara kritis merupakan tugas yang tidak
ringan. Mereka yang dapat mempertahankan dirinya melakukan
tugas ini akan termotivasi oleh dorongan yang bersifat ekstrinsik
dan intrinsik yang bermula dari sebuah harapan bahwa kemajuan
akan tercapai dengan berpikir secara kritis.

b. Manfaat Berpikir Kritis


1) Berkontribusi pada tim lewat ucapan dan tindakan
2) Mengembangkan solusi terbaik untuk masalah
3) Mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang motif orang lain
4) Memberi argumen yang bagus, untuk menciptakan komitmen
terhadap sebuah ide
5) Mengidentifikasi topik penting dengan tetap terfokus pada masalah
yang ada
6) Menulis dan berbicara dengan pengaruh yang kuat

14
B. Hasil Penelitian Yang Relevan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Jummiati “ Pengaruh model project based
learning dengan brainstorming terhadap kemampuan berfikir kritis dan
kreatif pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI di SMA Nurul Falah
Pekanbaru” telah terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa dari 60% pada siklus 1 menjadi 75% pada siklus II. Penerapan
model problem based learning dapat meningkatkan ketuntasan hasil
belajar kognitif siswa yaitu dari 65% pada siklus I, dan 80% pada siklus II.
2. Penelitian ini dilakukan oleh Feni Novianti “penerapan model
pembelajaran problem based learningi untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar ekonomi kelas X SMK
PGRI Pekanbaru” telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar
siswa yaitu pada siklus I (80%) dan siklus II (90%).

C. Hipotesis Tindakan.
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara ada permasalahan
penelitian, hingga terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan
pendapat di atas, maka penulis dapat memahami bahwa yang dimaksud
dengan hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari masalah yang ada
dalam penelitian dimana peneliti harus membuktikan kebenerannya dari
dugaan tersebut saat melakukan kelapangan penelitian. Hipotesis yang penulis
rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha : Ada pengaruh Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) terhadap kemampuan berfikir dan hasil belajar siswa kelas X
pada mata pelajaran ekonomi tahun pelajaran 2022/2023.
Ho : Tidak ada pengaruh Model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) terhadap kemampuan berfikir dan hasil belajar siswa
kelas X pada mata pelajaran ekonomi tahun pelajaran 2022/2023.
Hipotesis Penelitiann ini adalah “Ada pengaruh Model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning) terhadap kemampuan berfikir dan
hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi tahun pelajaran
2022/2023.”

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Setting penelitian dalam penelitian ini meliputi :
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada saat semester ganjil tahun pelajaran
2022/2023

B. Subjek dan Objek Penelitian


1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS SMA Negeri 7
Bandar Lampung yang berjumlah 67 siswa dari 3 kelas.

2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan berfikir kritis dan hasil
belajar Berbasis Masalah (Problem basewd learning) pada siswa kelas X.

C. Metode dan Prosedur Penelitian


1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan kelas (PTK). Adapun
jenis tindakan yang diteliti adalah hasil belajar ekonomi peserta didik.
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS
SMA Negeri 7 Bandar Lampung.

2. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut
Arikunto (2010:135) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas
atau sekolah di tempat guru mengajar dengan dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran dengan tujuan
memperbaiki mutu hasil belajar ekonomi pada siswa kelas X IPS SMA
Negeri 7 Bandar Lampung.

16
Siklus Penelitian Tindakan

IDENTIFIKASI MASALAH

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN
SIKLUS I

PENGAMATAN

PERMASALAHAN
BARU HASIL REFLEKSI

PERBAIKAN PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

Bagan Desain Siklus PTK Metode Kemmis S dan Mc. Taggat


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan melalui dua
siklus, dengan setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Observasi
4. Refleksi

17
Tahapan-tahanpan dari siklus yang dilaksanakan diuraikan sebagi
berikut.
a) Siklus 1
1. tahapan perencanaa
pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan
meliputi:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
2) Mempersiapkan materi yang diberikan kepada
peserta didik pada saat pembelajara
3) Mempersiapkan lembar observasi yang mengamati
aktivitas selama pembelajaran
4) Membuat lernbar catatan lapangan
5) Mempersiapkan perangkat tes

2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan


Tahapan pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan
metode pembelajaran Problem Based Leaming Meliputi:
1) Penyajian kelas
2) Menumbuhkan rasa percaya diri siswa, misalnya
dengan mengatakan kalian pasti bisa
mengerjakannya
3) Mengemukakan manfaat atau relevansi yang akan di
peroleh setelah mempelajari materi dalam kehidupan
sehari-hari
4) Sedikit memberikan kesan humor dalam
pembelajaran adara peserta didik tidak merasa bosan,
dan minat belajar peserta didik akan tetap tumbuh
dan terjaga.
5) Mengadakan evaluasi yang objektif dan adil terhadap
siswa

3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
dan guru sebagai teman kolaborasi Observasi dilakukan
terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran.

4. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis
terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan
proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan

18
dilaksanakan serta dan rencana bagi tindakan pada siklus
berikutnya.

b) Siklus 2
1. Tahap Perencanaan
Guru membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil
refleksi pada siklus pertama.

2. Tahap Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan Tencana
pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

3. Tahap Observasi
Guru dan kolabolator melakukan pengamatan terhadap
motivasi siswa dalam pembelajaran.

4. Tahap Refleksi
Guru memberikan refleksi terhadap pelaksanaan siklus
kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan
atas pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tindakan dalam
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan data
Untuk memperoleh suatu data dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1) Teknik Khusus
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik
pengumpulan data menggunakan tes yang terdiri dari tes
pilihan ganda dan essay teknik ini digunakan untuk
memperoleh data yang dilaksanakan setelah pembelajaran mata
pelajaran ekonomi, sehingga dengan demikian penulis dapat
mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam mata
pelajaran ekonomi.

2) Teknik Pelengkap
Teknik pelengkap yang dilakukan penulis pada penelitian ini
adalah:
a) Metode Observasi

19
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode observasi.menurut basrowi
dan suwandi (2008.h 93) Observasi ialah metode atau
cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara
langsung keadaan dilapangan agar peneliti memperoleh
gambaran yang luas tentang permasalahan yang akan
diteliti.

b) Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari sumber tertulis atau dokumen-
dokumen. baik berupa buku buku ataupun sebagainya.
Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh
informasi tentang sejarah berdirinya sedolah, keadaan
gedung, fasilitas sekolah, jumlah guru, data nilai, dan jumlah
siswa yang ada di SMA Negeri 7 Bandar Lampung tahun
pelajaran 2022/2023.

2. Instrumen Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, anatar lain:
a) Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan
pengamat yang dilakukan untuk memperoleh data dari suatu
penelitian. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan metode pembelajaran
Problem Based Leaming. Pengamatan dilakuka terhadap
motivasi peserta didik secara individu dengan menggunakan
lembar observasi aktivitas peserta didik dengan memberi
tanda cheklist (√) pada indikator yang dilakukan peserta didik

b) Tes
Tes diberikan setiap akhir siklus untuk mengetahui hasl
belajar yang telah dicapai setelah dilakukan pembelajaran
dengan menerapkan metode pembelajaran Problem Based
Leaming. Bentuk tes yang digunakan adalah pilihan jamak
yaitu siswa diminta mengerjakan soal sesuai materi yang
telah dipelajari.

20
E. Indikator Kerbahasilan Tindakan
Penelitian tidakan kelas diasumsikan bila dilakukan tindakan perbaikan
kualitas pembelajaran, sehingga akan berdampak terhadap perbaikan hasil
belajar. Urutan indikator secara logika ilmiah disusun kembali menjadi:
1. Indikator keberhasilan hasil belajar ekonomi peserta didik meningkat
sebanyak 80% dengan mendapat nilai > 75 pada akhir siklus setelah
diterapkannya metode pembelajaran Problem Based Learning.
2. Setiap siklusnya terjadi peningkatan keatifan peserta didik dalam
pembelajaran ekonomi. Dilihat dari hasil pengamatan denggan

F. Teknik Analisis Data


1. Analisis Data Aktivitas Siswa
Selama pembelajaran berlangsung aktivitas siswa yang sesuai dengan
indicator dicatat dalam lembar observasi. Setelah dilakukan observasi
dihitung jumlah aktivitas yang dilakukan oleh setiap peserta didik pada
setiap pertemuan. Untuk menilai hasil peningkatan terhadap analisis atau
aktivitas peserta didik maka dapat dikatakan bahwa siswa yang telah
diajar telah mengalami proses peningkatan baik dari segi tes maupun
tugas.

Digunakan rumus

Na% =
∑ k × 100 % (Sudjana,
m
2002:245)

Keterangan:

Na% = persentasi nilai motivasi siswa

∑k = jumlah motivasi yang dilakukan siswa

M = jumlah seluruh aktivitas

Dengan kriteria:

0% - 25% :Termasuk kategori kurang aktif

26%-50% : Termasuk kategori kurang aktif

21
51% -75% : Termasuk kategori cukup aktif

76%-100% : Termasuk kategori aktif

Untuk mencari presentasi rata-rata nilaipeserta didik yang aktif:

A%=
∑ N a ×100 %
N

Keterangan:

A% = persentasi siswa aktif

∑ Na = motivasi siswa yang aktif


m = jumlah seluruh motivasi

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa


Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah di terapkan pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning
maka di ambil rata-rata test yang diberikan setelah tindakan selesai
yangdilakukan pada setiap akhir siklus dengan rumus :

Pada tiap akhir siklus dengan rumus :

Xs=
∑ Ns
N

(Sudjana, 2002:245)

Keterangan:

Xs = nilai rata-rata kelas

∑ Na = jumlah nilai tes seluruh kelas


N = jumlah siswa

Untuk menghitung presentasisiswa yang memperoleh nilai diatas KKM


≥75 digunakan rumus:

22
Xp =
∑ Np ×100 %
N

Keterangan:
Xp = presentasi siswa yang memperoleh nilai > 75

∑ Np = banyak siswa yang memperoleh nilai ≥ 75


N = jumlah seluruh siswa

Nilai kemampuan hasil belajar yang diperoleh dari perhitungan


kemudian di kualifikasikan sesuai dengan table berikut:

Tabel 1
Kualifikasi Kemampuan Hasil Belajar Ekonomi siswa.
Nilai Kualifikasi
85,00-100 Sangat Baik
75,00-84,99 Baik
70,00-74,99 cukup
60,00-69,99 kurang
0-54,99 Sangat Kurang

23
DAFTAR PUSTKA

Huda, Miftahul. 2019. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar)

Janah, Siti Noor, Ria Mayasari, Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa MTs di Kecamatan Paringin
Selatan Pada Konsep Ekosistem, Jurnal Pendidikan Hayati, Vol.5 No.1,
(2019).

Jiwandono, Nahnu Robid. Kemampuan Berpikir Kritis (Critical thinking)


mahasiswa semester 4 (empat) pada Mata Kuliah Psikolinguistik. Jurnal
Ed-Humanistics. Vol.4 No.1 (2019).

Musa Pelu, Application of Problem Based Learning Model with Variation in the
Condition of Learning Environment (Seating) to Increase Student
Learning Activity and Critical Thingking Ability, Jurnal Historika, Vol.22
No.2, (Oktober 2019).

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Kombinasi, R&D dan Penelitian Pendidikan). Bandung :
Alfabeta.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

24

You might also like