You are on page 1of 13

No.

Dokumen :
No. Revisi :
Tgl.Terbit :

PANDUAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)

Jalan Raya Klampok No. 20Wanasari Brebes 52252


Telepon (0283)671968
Email : pusk.wanasari@gmail.com
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WANASARI
Jl. Raya Klampok No 20Wanasari Brebes 52252
Telepon (0283)671968
Email : pusk.wanasari@gemail.com

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya Panduan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Puskesmas Wanasari. Panduan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Puskesmas ini disusun sebagai Panduan bagi Penanggungjawab
Manajemen Mutu, sanitarian, penanggungjawab kebersihan lingkungan, penanggungjawab
upaya dan pelaksana kegiatan Puskesmas Wanasari dalam pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
Panduan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Puskesmas Wanasariini berlaku sebagai
acuan/pedoman pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Puskesmas Wanasari sejak
tanggal dikeluarkannya kata pengantar ini. Panduan ini memuat langkah–langkah
pelaksanaanKeselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan tersusunnya Panduan ini,
diharapkan dapat mempermudah dan meningkatkan kualitas pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PuskesmasWanasari.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim akreditasi Puskesmas Wanasari dan
Tim Mutu yang telah mempersiapkan Panduan ini dengan baik. Sumbangsih kritik dan
saran yang membangun dari semua pegawai Puskesmas Wanasari dan pihak terkait
senantiasa kami harapkan demi perbaikan Panduan ini di masa mendatang.
Semoga Panduan ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi peningkatan
kualitas manajemen dan pelayanan Puskesmas Wanasari agar visi, misi, tujuan dan tata
nilai Puskesmasdapat terwujud.
Wanasari, Maret 2017
Kepala Puskesmas Wanasari,

dr.ROFIQOH, M.M
NIP. 19680228 200701 2010

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii

Daftar Isi ....................................................................................................................... iii

BAB I DEFINISI............................................................................................................ 1

BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................... 2

BAB III TATA LAKSANA......................................................................................... 3

BAB IV DOKUMENTASI .......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

iii
BAB I

DEFINISI

K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dalam bahasa
Inggris disebut sebagai Occupational Health and Safety, disingkat OHS. K3 atau OHS
adalah kondisi yang harus diwujudkan di tempat kerja dengan segala daya upaya
berdasarkan ilmu pengetahuan dan pemikiran mendalam guna melindungi tenaga kerja,
manusia serta karya dan budayanya melalui penerapan teknologi pencegahan kecelakaan
yang dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan peraturan perundangan dan standar yang
berlaku.
SMK3 ialah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggungjawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan K3 dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Pusksmas menyangkut tenaga
kerja, cara / metode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi
peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan
non kesehatan merupakan resultante dari ketiga komponen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.
Yang dimaksud dengan :
1. Kapasitas Kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban Kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja, baik secara fisik
maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat
diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik ataupun
non fisik.
3. Lingkungan Kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja
dalam melaksanakan pekerjaannya.
Bahaya potensial di Puskesmas dapat mengakibatkan Penyakit Akibat Kerja (PAK)
dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK). Kedua bahaya potensial tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor yang antara lain adalah :
1. Faktor Biologi (virus, bakteri dan jamur).
2. Faktor Ergonomi (antiseptik, gas anestesi).
3. Faktor Fisika (cara kerja yang salah).
4. Faktor Psikologis (hubungan sesama karyawan atau atasan).
Bahaya potensial yang dimungkinkan terjadi di Puskesmas diantaranya adalah
mikrobiologik, desain / fisik, kebakaran, mekanik, kimia / gas / karsinogen, radiasi dan
risiko hukum / keamanan.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) di Puskesmas umumnya berkaitan dengan faktor
biologik (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan
dalam dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada hati),
faktor ergonomi (cara duduk yang salah, cara mengangkat pasien yang salah), faktor fisik
dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi pada sistem
reproduksi, radiasi pada sistem pemroduksi darah), faktor psikologis (ketegangan dikamar
bedah, penerimaan pasien, gawat darurat dang bangsal penyakit jiwa).
Kegawatdaruratan dapat terjadi di Puskesmas. Kegawatdaruratan merupakan suatu
kejadian yang dapat menimbulkan kematian atau luka serius bagi pekerja, pengunjung
ataupun masyarakat atau dapat menutup kegiatan usaha, mengganggu operasi,
menyebabkan kerusakan fisik lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra
Puskesmas. Sehingga Puskesmas memerlukan Sistem Tanggap Darurat sebagai bagian dari
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Puskesmas.

TUJUAN DAN MANFAAT


a. Tujuan
Terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan karyawan Puskesmas.
b. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
a) Meningkatkan mutu pelayanan.
b) Mempertahankan kelangsungan operasional Puskesmas.
c) Meningkatkan citra Puskesmas.
2. Bagi Karyawan Puskesmas
a) Melindungi karyawan dari Penyakit Akibat Kerja (PAK).
b) Mencegah terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK).
3. Bagi Pasien dan Pengunjung
a) Mutu layanan yang baik.
b) Kepuasan pasien dan pengunjung Puskesmas
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Puskesmas adalah
1. Puskesmas
2. Karyawan Puskesmas
3. Pasien dan Pengunjung Puskesmas.
.

BAB III
TATA LAKSANA

Pelaksanaan K3 di Puskesmas sangat tergantung dari rasa tanggung jawab


manajemen dan petugas terhadap tugas dan kewajiban masing – masing serta kerja sama
dalam pelaksanaan K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang
jelas. Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan
latihan serta penegakan disiplin. Ketua organisasi / satuan pelaksana K3 Puskesmas secara
spesifik harus mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 disemua tempat kerja,
merumuskan permasalahan serta menganalisis penyebab timbulnya masalah bersama unit-
unit kerja, kemudian mencari jalan pemecahannya dan mengkomunikasikannya kepada unit
-unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik. Selanjutnya, memonitor dan
mengevaluasi pelaksanaan program, untuk menilai sejauh mana program yang dilaksanakan
telah berhasil. Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu diidentifikasi
penyimpanannya serta dicari pemecahannya.
Langkah pertama membentuk tim K3 Puskesmas
1. Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas
2. Ketua K3 : Sanitarian
3. Sekretaris : TU
4. Anggota : 1. Tim Bencana
: 2. Tim Kewaspadaan Universal
Tugas dan Fungsi Organisasi/Unit Pelaksana Kesehatan dan Keselamatan Puskesmas
(K3Puskesmas)
a. Tugas Pokok
a) Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepadaKepala Puskesmas mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3).
b) Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan
prosedur.
c) Membuat program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
(K3Puskesmas).
b. Fungsi
a) Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan
yang berhubungan dengan Kesehatan dan Keselamatn Kerja (K3)
b) Membantu Kepala Puskesmas mengadakan dan meningkatkan upaya promosi
K3, pelatihan dan penelitian K3 di Puskesmas.
c) Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3.
d) Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif.
e) Koordinasi dengan unit – unit lain yang menjadi anggota K3Puskesmas.
f) Memberi nasehat tentang manajemen K3 ditempat kerja, kontrol bahaya,
mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan.
g) Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan sesuai
kegiatannya.
h) Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru, pembangunan
gedung dan proses.
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan Puskesmas. Manajemen Puskesmas
mengidentifikasi dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan, tenaga
K3 dan sarana untuk terlaksananya program K3 di Puskesmas diwujudkan dalam bentuk
wadah K3 Puskesmas dalam struktur organisasi Puskesmas.
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 Puskesmas, perlu disusun strategi
antara lain :
1. Advokasi sosialisasi program K3 Puskesmas.
2. Menetapkan tujuan yang jelas.
3. Organisasi dan penugasan yang jelas.
4. Meningkatkan sumber daya manusia (SDM) profesional dibidang K3 Puskesmas
pada setiap unit kerja di lingkungan Puskesmas.
5. Sumber daya yang harus didukung oleh manajemen puncak.
6. Kajian risiko (risk assesment) secara kualitatif dan kuantitatif.
7. Membuat program kerja K3 Puskesmas yang mengutamakan upaya peningkatan
dan pencegahan.
8. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala.
Sistem kerja Tim K3 bertanggung jawab kepada kepala Puskesmas, yang mempunyai
anggota tim bencana dan tim Kewaspadaan Universal
Dengan mekanisme Kerja
a) Ketua organisasi/unit pelaksana K3Puskesmas memimpin dan mengkoordinasikan
kegiatan organisasi/unit pelaksana K3Puskesmas.
b) Sekretaris organisasi/unit pelaksana K3Puskesmas memimpin dan
mengkoordinasikan tugas-tugas kesekretariatan dan melaksanakan keputusan
organisasi / unit pelaksana K3Puskesmas.
c) Anggota organisasi /unit pelaksana K3Puskesmas mengikuti rapat organisasi / unit
pelaksana K3Puskesmas dan melakukan pembahasan atas persoalan yang diajukan
dalam rapat, serta melaksanakan tugas- tugas yang diberikan organisasi/unit
pelaksana K3Puskesmas.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, organisasi / unit pelaksana
K3Puskesmas mengumpulkan data dan informasi mengenai pelaksanaan K3 diPuskesmas.
Sumber data antara lain dari bagian personalia meliputi angka sakit, tidak hadir tanpa
keterangan, angka kecelakaan, khususnya yang berkaitan dengan akibat kecelakaan. Dan
sumber yang lain bisa dari tempat pengobatan Puskesmas sendiri antara lain jumlah
kunjungan, P3K, dan tindakan medik karena kecelakaan, rujukan ke Rumah Sakit bila perlu
pengobatan lanjutan dan lama perawatan dan akibat lama berobat. Dari bagian teknik bisa
didapat data kerusakan akibat kecelakaan dan biaya perbaikan.
Puskesmas harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan
penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.
Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Faktor Risiko.
Puskesmas harus melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya, penilaian serta
pengendalian faktor risiko.
a. Identifikasi Sumber Bahaya
Dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
 Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya.
 Jenis Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit Akibat Kerja.
Sumber bahaya yang ada di Puskesmas harus diidentifikasi dan dinilai untuk
menentukan tigkat risiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan
terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.

Berikut bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan di Puskesmas :


N BAHAYA LOKASI PEKERJA YANG
O POTENSIAL PALING BERISIKO
1 FISIK : Gedung di pinggir jalan Karyawan yang bekerja
Bising besar, genset , mesin gigi, dilokasi tersebut.
mesin IPAL.
Getaran Ruang mesin-mesin dan Perawat, cleaning service,
peralatan yang dll.
menghasilkan getaran
(ruang gigi, dll).
Debu Genset, laboratorium gigi, Petugas sanitasi, teknisi gigi,
gudang rekam medis, petug genset, dan rekam
incenerator. medis.
Panas dapur, unit gigi. Pekerja dapur, petugas
sanitasi
Radiasi unit gigi. Petugas gigi.
2 KIMIA Semua area. Petugas kebersihan, perawat.
Disinfektan
Cytotoxics Farmasi, tempat Pekerja farmasi, perawat,
pembuangan limbah, petugas pengumpul sampah.

Formaldehyde Laboratorium, gudang petugas laboratorium dan


farmasi. farmasi.
Methyl : Ruang pemeriksaan gigi. Petugas atau dokter gigi,
Methacrylate Hg perawat.
(amalgam)
Solvents Laboratorium, semua area petugas laboratorium,
di Puskesmas. petugas pembersih.
Gas-gas anestesi Ruang operasi gigi Dokter gigi, perawat,
3 BIOLOGIK : UGD,ruang pemeriksaan Dokter, dokter gigi, perawat,
AIDS, Hepatitis B gigi, laboratorium, petugas laboratorium,
dan Non A-Non B petugas sanitasi.
Cytomegalovirus Ruang kesga, ruang anak. Perawat, dokter yang bekerja
dibagian Ibu dan Anak.
Rubella Ruang kesga Dokter dan perawat.
Tuberculosis Pemeriksaan umum, Perawat, petugas
laboratorium, laboratorium,
4 ERGONOMIK : Area pasien dan tempat Petugas yang menangani
Pekerjaan yang penyimpanan barang pasien dan barang.
dilakukan secara (gudang).
manual
Postur yang salah Semua area. Semua karyawan.
dalam melakukan
pekerjaan.
Pekerjaan yang Semua area. Dokter gigi, petugas
berulang. pembersih, fisioterapis,
sopir, operator komputer,
yang berhubungan dengan
pekerjan juru tulis.

5 PSIKOSOSIAL : Semua area. Semua karyawan.


Sering kontak
dengan pasien,kerja
bergilir, kerja
berlebih, ancaman
secara fisik.

b. Penilaian Faktor Risiko


Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan
melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan
dan keselamatan.
c. Pengendalian Faktor Risiko
Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni menghilangkan
bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralatan lain yang
tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada (engineering/rekayasa), administrasi
dan alat pelindung pribadi (APP).
2. Membuat Peraturan
Puskesmas harus membuat, menetapkan dan melaksanakan Standar Prosedur
Operasional (SPO) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai
K3 lainnya yang berlaku. SPO ini harus dievaluasi, diperbarui dan harus
dikomunikasikan serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.
3. Tujuan dan Sasaran
Puskesmas harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya
potensial dan risiko K3 yang bisa diukur, satuan / indikator pengukuran, sasaran
pencapaian dan jangka waktu pencapaian (SMART).
4. Indikator Kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian Sisem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3).
5. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS, untuk mencapai
sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan
Untuk memudahkan penyelenggaraan K3 Puskesmas, maka perlu langkah – langkah
penerapannya yaitu,
1. Tahap Persiapan
a. Menyatakan Komitmen
Komitmen harus dimulai dari kepala Puskesmas. Pernyataan komitmen oleh
manajemen puncak tidak hanya dalam kata – kata, tetapi juga harus dengan
tindakan nyata, agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan
oleh seluruh staf dan petugas Puskesmas.
b. Menetapkan Cara Penerapan K3 di Puskesmas
Bisa menggunakan jasa konsultan atau tanpa menggunakan jasa konsultan jika
Puskesmas memiliki personil yang cukup mampu untuk mengorganisasikan
dan mengarahkan orang.
c. Pembentukan Organisasi / Unit Pelaksana K3 Puskesmas
d. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan K3
Anggota kelompok kerja sebaiknya terdiri dari seorang Wakil dari setiap unit
kerja, biasanya manajer unit kerja. Peran, tanggung jawab dan tugas anggota
kelompok kerja perlu ditetapkan. Sedangkan mengenai kualifikasi dan jumlah
anggota kelompok kerja disesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas
e. Menetapkan Sumber Daya Yang Diperlukan
Sumber daya yang dimaksud disini adalah mencakup orang (mempunyai
tenaga K3), sarana, waktu dan dana.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ke semua petugas
Puskesmas.
b. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok
didalam organisasi Puskesmas. Fungsinya memproses individu dengan
perilaku tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telahditentukan
sebelumnya sebagai produk akhir dari pelatihan.
c. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku diantaranya :
a) Pemeriksaan kesehatan petugas (prakarya, berkala dan khusus).
b) Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Keselamatan Kerja.
c) Penyiapan Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Keadaan Darurat.
d) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai dengan kondisi kesehatan.
e) Pengobatan pekerja yang menderita sakit.
f) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur, melalui
monitoring lingkungan kerja.
g) Melaksanakan bilogical monitoring.
h) Melaksanakan surveilans kesehatan kerja.
3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di Puskesmas adalah salah satu fungsi
manajemen K3 Puskesmas yang berupa suatu langkah yang diambil untuk
mengetahui dan menilai sampai sejauh mana proses kegiatan K3 puskesmas itu
berjalan, dan mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu
kegiatan K3 Puskesmas dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan Evaluasi Meliputi :
a. Pencatatan dan Pelaporan K3 Terintegrasi ke dalam sistem pelaporan
Puskesmas,
b. Inspeksi dan Pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara
umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di Puskesmas dilakukan
secara berkala, terutama oleh petugas K3 puskesmas sehingga kejidian
PAK dan KAK dapat dicegah sedini mungkin. Kegiatan lain adalah
pengujian baik terhadap lingkungan maupun pemeriksaan terhadap
pekerja berisiko seperti biological monitoring (Pemantauan secara
biologis).
c. Melaksanakan Audit K3
Audit K3 meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan
pengendalian.
Tujuan Audit K3 adalah :
a) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan.
b) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai
ketentuan.
c) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta
pengembangan mutu.
Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit,
identifikasi, penilaian risiko direkomendasikan kepada manajemen
puncak.
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara
berkesinambungan untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam
pencapaian kebijakan dan tujuan K3.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan dan Pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan Puskesmas, meliputi :


 Pencatatan dan Pelaporan K3
 Pencatatan semua kegiatan K3
 Pencatatan dan pelaporan KAK
 Pencatatan dan Pelaporan PAK.

You might also like