You are on page 1of 2

Bab 1 Islam dan Pembentukan Akhlaqul Karimah

Pengantar Pembelajaran. Peran Akhlaq dalam kehidupan Islam dan Akhlaqul Karimah
1. Sebutkan akar kata dari kata akhlak yang saudara ketahui
 Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai,
atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh
sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan. Menurut istilahnya,
akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan
sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan.
2. Seberapa pentingkah akhlak pada setiap diri manusia sehingga dakwah Rasulullah dalam
mengemban tugas kenabiannya menjadikan akhlak sebagai modal utamanya. Jelaskan!
 Karakter akhlak dalam jiwa itu timbul lantaran perbuatan-perbuatan tertentu yang
dilakukan setiap orang. Imam Al-Ghazali membagi akhlak ke dalam dua syarat, yakni
stabilitas dan spontanitas. Adapun stabilitas akhlak merupakan karakter yang
memungkinkan pelakunya melakukan perbuatan baik yang konsisten, permanen, serta
berkelanjutan. Sedangkan akhlak yang sifatnya spontan hadir di saat muncul kesempatan
dan juga dilakukan tanpa paksaan. Menurut beliau, orang yang berakhlak setidaknya dapat
mengendalikan empat hal yang cukup sulit dikendalikan di berbagai aspek hidup, antara
lain nafsu, amarah, pengetahuan, dan keadilan. Dengan demikian, akhlak bukanlah hanya
mengatur laku kata, namun juga laku sikap.
3. Bagaimana pula efektifitas dakwah Nabi yang dengan akhlak agung beliau, melahirkan
tumbuh suburnya kepercayaan orang-orang yang didakwahinya akan kebenaran Islam sebagai
agama tauhid!
 Pertama, adanya kefasihan dan bicara (fashahah) yang bersumber dari kecerdasan beliau
sebagai utusan Allah (fathanah). Setiap Rasul, dalam menyampaikan ajarannya, harus
menghadapi perdebatan dengan orang-orang yang menentangnya, harus menjawab
pertanyaan para pengikutnya yang beraneka ragam, atau menghadapi pemikiran dan
pelecehan para penyebar keragu-raguan. 
Kedua, karena bayan atau ajaran yang Beliau sampaikan mengandung kebenaran mutlak.
Secerdas apa pun orang dan sefasih apa pun ia berbicara, tidak akan bernilai dan tahan
lama bila yang diungkapkannya tidak mengandung kebenaran. Salah satu
kesuksesan dakwah Rasulullah SAW adalah kesempurnaan ajaran yang dibawanya. Ajaran
yang tidak benar (tidak sempurna), argumennya tidak akan jelas, lemah, dan selalu mentah.
Ketiga, semua kata-kata Rasulullah SAW keluar dari hati yang bersih (qalbun saliim); hati
yang penuh kasih sayang, hati yang damai, dan bersih dari kotoran dosa. Tak heran bila
kata-kata beliau memiliki "ruh" yang bisa melembutkan hati sekeras batu. Kepintaran,
kefasihan bicara, dan kebenaran ajaran, hanya akan menyentuh aspek akal. Hati hanya bisa
disentuh dengan kata-kata yang keluar dari hati yang bersih pula.
4. Bagaimana peran serta akhlak dalam kehidupan saudara sebagai mahasiswa muslim/ah
ditengah-tengah komunitas masyarakat yang majemuk dan modern
 Melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang positif agar dapat membebaskan dirinya dari
pengaruh kehidupan dunia ,sehingga tercermin akhlak yang mulia dan dekat dengan Allah
SWT.
5. Tulis dan jelaskan ayat al-Quran yang berbicara tentang akhlak!
٢١﴿ ‫ُول اللَّـ ِه ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو اللَّـهَ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر اللَّـهَ َكثِيرًا‬
ِ ‫لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرس‬

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian contoh yang baik bagi orang yang
mengharap pertemuan dengan Allah dan  hari akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang
banyak.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

ِ َّ‫اَل تَ ْعبُ ُدونَ ِإاَّل اللَّـهَ َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن ِإحْ َسانًا َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِكي ِن َوقُولُوا لِلن‬
‫اس ُح ْسنًا‬
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang “
tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang
baik kepada manusia” (QS. Al-Baqarah [2]: 83)
‫فَقُواَل لَهُ قَوْ اًل لَّيِّنًا لَّ َعلَّهُ يَتَ َذ َّك ُر َأوْ يَ ْخ َش ٰى‬

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lenbut,
mudah-mudahan dia sadar atau takat.” (QS. Thaha [20]: 44)

You might also like