You are on page 1of 4

Tugas Tutorial 3

Mata Kuliah Hubungan Industrial/EKMA4367

Nama : Putri Adelia


NIM : 043910086
Nama Mata Kuliah : Hubungan Industrial
Kode Mata Kuliah : EKMA4367

1. Carilah contoh kasus perselisihan hubungan industrial yang terjadi di Indonesia dan
lengkapilah dengan sumber berita yang anda kutip!

Jawab :

Contoh kasus yang saya ambil adalah kasus pada PT ARIM THREAD,

Berikut ini ada Kutipan dari kasus PT ARIM THREAD :

Kasus pada PT ARIM THREAD (Lokasi, produksi, brand, dan jumlah buruh), bahwa dasar
pembentukan serikat buruh FSB Garteks SBSI di PT. ARIM THREAD bertujuan untuk
menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara Buruh dan perusahaan, namun dalam
kenyataan yang ada, serikat buruh dipandang seperti duri atau benalu yang ada di dalam
perusahaan. Pada tanggal 11 November 2014 telah terjadi kesepakatan bersama antara pihak
perusahaan PT. ARIM THREAD dengan pihak buruh, dengan isi kesepakatan diantaranya
perusahaan siap menjalankan UMK 2014, Perhitungan upah lembur, hak cuti, BPJS, sesuai
peraturan perundang undangan yang berlaku, serta akan mempekerjakan kembali pengurus
maupun anggota yang sebelumnya ditolak bekerja.

Namun dengan berjalanya waktu perusahaan dengan terang –terangan menurunkan jabatan
terhadap pengurus komisariat di tingkat perusahaan dan memutus hubungan kerja 2 (Dua)
anggota FSB Garteks SBSI PT ArimThread dengan alasan habis kontrak. Pemutusan
Hubungan Kerja sepihak yang dilakukan oleh Manajemen PT. ARIM THREAD tanpa
adanya Penetapan tertulis dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
adalah hal yang sangatlah lumrah dan semakin menjamur bahkan sudah mendarah daging
dimata pengusaha nakal seperti yang dilakukan Management PT. ARIM THREAD dengan
mengkebiri UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Dengan demikian, implementasi dari hak berserikat belum mendapatkan perhatian serta
tindakan yang konkrit dari pemeritah, hal ini membuat pengusaha selalu memberikan sanksi
kepada buruhnya yang berserikat. Pada hakekatnya pengusaha mengetahui bahwa tindakan
yang dilakukan adalah bertentangan dengan norma hukum yang berlaku di Indonesia tapi
kurang tegasnya penegak hukum bahkan hukum dimainkan oleh penegak hukum itu sendiri.

Secara herarki UU lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Peraturan Perusahaan,


namun pada kenyataannya Implementasi dari UU tidak sesuai dengan tujuan dari pembuatan
UU itu sendiri agar bisa berjalan secara MUTATIS MUTANDIS, hanya retorika yang
digaungkan para penegak hukum dalam pelaksanaan UU, perubahan tak berarti.

Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh pihak perusahaan terhadap anggota kami,
yang tidak disertai dengan penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Indutrial (LPPHI) maka berdasarkan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maka
PHK tersebut batal demi hukum dan mutasi serta penurunan jabatan/tingkatan kerja
(demosi) yang dilakukan management PT. ARIM THREAD terhadap pengurus komisariat
di tingkat perusahaan, kami anggap sebagai bentuk kampanye anti serikat buruh di
perusahaan karena bertentangan dengan Pasal 28 UU No.21 Tahun 2000 jo Pasal 28 UU No.
21 Tahun 2000 tentang Serikat Buruh/Serikat Pekerja.

Pasal 28 UU No. 21 Tahun 2000 tentang SP/SB berbunyi Siapapun dilarang


menghalanghalangi atau memaksa pekerja/buruh untuk membentuk atau tidak membentuk,
menjadi pengurus atau tidak menjadi pengurus, menjadi anggota atau tidak menjadi anggota
dan/atau menjalankan atau tidak manjalankan kegiatan serikat pekerja/serikat buruh dengan
cara:
1. Melakukan pemutusan hubungan kerja, memberhentikan sementara, menurunkan
jabatan, atau melakukan mutasi ;
2. Tidak membayar atau mengurangi upah pekerja/buruh ;
3. Melakukan intimidasi dalam bentuk apapun ;
4. Melakukan kampanye anti pementukan serikat pekerja/serikat buruh.” Bagi pelanggar
Pasal 28 dikenakan sanksi Pidana paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima )
tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 ( seratus juta rupiah ) dan paling
banyak Rp. 500.000.000,00 ( lima ratus juta rupiah ) karena tindakan Pidana tersebut
diatas merupakan tindakan Pidana Kejahatan.

Disnaker Kab. Tangerang menjadwalkan untuk mengklarifikasi permasalahan


ketenagakerjaan, Pada hari senin tanggal 22 Desember 2014 bertempat di PT ARIM
THREAD Pkl. 13.00 WIB namun tidak ada satupun pengawas dari disnaker Kab. Tangerang
yang hadir pada hari dan jam tersebut, hanya seorang mediator tanpa hasil apapun.

Hukum sebab akibat mendasari kita untuk menduga, akibat pengusaha yang dimanja oleh
pemerintah menjadikan pelanggaran yang dilakukan itu tidak bermasalah. Berdasarkan
keterangan dari anggota dan pengurus beberapa kali oknum pejabat Disnaker Kab.
Tangerang hadir ke PT. ARIM THREAD namun semua ketentuan yang bersifat normative
belum ada yang dijalankan, ??? kalau sudah seperti ini seolah olah pemerintah menerima
keadaan tanpa ada tindakan berarti dalam mempresure Pengusaha Nakal yang selalu
membuat kesalahan atau melanggar hukum.

Ada apa Disnaker Kabupaten Tangerang !!!

Apabila permasalahan ini tidak segera diselesaikan maka kami dari Pihak DPC FSB
GARTEKS SBSI Tangerang Raya akan melaporkan ke permasalahan ini ke Kementerian
Tenaga Kerja RI di Jakarta terkait :

1. Kinerja Pengawas Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang


2. Dugaan telah terjadinya pelanggaran pada Pasal 28 jo Pasal 43 UU No. 21 Tahun 2000
tentang SP/SB dan UNION BUSTING di PT. ArimThread yang beralamat di Jl.
Millenium 12 Blok F. 12 No. 7 Ds. Peusar, Kec. PanonganKab. Tangerang Banten
Indonesia ke Kepolisian Republik Indonesia di Jakarta ;
3. Koordinasi dengan Konfedersai dan Afiliasi di luar negeri untuk melakukan aksi
solidaritas dan memboikot produk dari PT. ArimThread yang beralamat di Jl. Millenium
12 Blok F. 12 No. 7 Ds. Peusar, Kec. PanonganKab. Tangerang

Sumber : https://www.turc.or.id/kasus-buruh-pt-arim-thread-menggugat/

2. Identifikasi contoh kasus yang sudah anda kutip, termasuk dalam jenis perselisihan apa ?
Berikan alasan singkat!

Jawab :

Berdasarkan Kasus yang saya kutip, kasus tersebut termasuk dalam jenis perselisihan
Pemutusan Hubungan Kerja karena perusahaan (PT ARIM THREAD) dengan terang –
terangan menurunkan jabatan terhadap pengurus komisariat di tingkat perusahaan dan
memutus hubungan kerja 2 (Dua) anggota FSB Garteks SBSI PT ArimThread dengan alasan
habis kontrak. Pemutusan Hubungan Kerja sepihak yang dilakukan oleh Manajemen PT.
ARIM THREAD tanpa adanya Penetapan tertulis dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial adalah hal yang sangatlah lumrah dan semakin menjamur bahkan sudah
mendarah daging dimata pengusaha nakal seperti yang dilakukan Management PT. ARIM
THREAD dengan mengkebiri UU 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

3. Berdasarkan jenis perselisihan yang sudah anda tetapkan, bagaimana cara penyelesaian yang
sesuai dan tepat ?

Jawab :

Penyelesaian Perselisihan Kepentingan dan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja.


1. Dalam hal dalam hal perundingan tidak tercapai Kesepakatan penyelesaian maka pihak-
pihak dapat memilih penyelesaian dengan mediasi konsiliasi, atau arbitrase.
2. Jika pihak-pihak memilih mediasi atau konsiliasi dan tidak tercapai penyelesaian maka
penyelesaian selanjutnya dilakukan dengan mengajukan gugatan ke pengadilan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial (PPHI). Jika salah satu pihak tidak puas
selanjutnya putusan pengadilan PPHI ini selanjutnya dapat dimintakan kasasi ke
Mahkamah Agung.
3. Dalam hal pihak pihak sepakat memilih penyelesaian melalui arbitrase akan tetapi
putusan arbitrase ditolak (tidak diterima) oleh salah satu atau pihak-pihak yang berselisih
maka penyelesaian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengajukan upaya hukum.
Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung
4. Dalam hal pihak pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan melalui mediasi
konsiliasi, atau arbitrase maka atas kesepakatan kedua belah pihak atau atas kemauan
salah satu pihak penyelesaiannya dilakukan oleh pengadilan PPHI. Perundingan paling
lama 30 hari harus diselesaikan sejak tanggal dimulainya perundingan

Penyelesaian yang dilakukan melalui mediasi atau konsiliasi harus sudah selesai dilakukan
dalam waktu selambat-lambatnya 40 hari kerja terhitung sejak mediator atau konsiliator
menerima permintaan penyelesaian perselisihan. Dalam penyelesaian perselisihan hubungan
industrial, arbitrer wajib menyelesaikannya selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari sejak
penandatanganan penunjukan arbiter. Perpanjangan waktu penyelesaian dapat dimungkinkan
atas kesepakatan pada pihak dengan jangka waktu perpanjangan satu kali perpanjangan yaitu
selambat-lambatnya 14 Hari.

Penyelesaian perselisihan di tingkat pengadilan PPHI selambat-lambatnya 50 hari terhitung


sejak sidang pertama dilakukan. Penyelesaian di tingkat Mahkamah Agung baik dalam
proses kasasi maupun Peninjauan Kembali (PK) harus selesai selama 30 hari kerja terhitung
sejak tanggal permohonan kasasi atau peninjauan kembali. Dengan ditetapkannya Batas
Waktu penyelesaian perselisihan hubungan industrial diharapkan bahwa setiap perselisihan
telah memperoleh kepastian hukum dalam waktu maksimal 8 bulan. Dengan dihapuskannya
undang-undang tahun 1957 tentang penyelesaian perselisihan perburuhan dan digantikan
dengan undang-undang nomor 4 tahun 2004 diharapkan penyelesaiannya tidak berlarut-
larut, cepat, tepat dan murah.

You might also like