You are on page 1of 57
ASPEK-ASPEK AUDIT KECURANGAN Disusun Oleh: Drs. Amin Widjaja Tunggal Ak, CA, CPA., MBA HARVARINDO 2016 KATA PENGANTAR Presiden Amerika Serikat yang paling terkenal karena kejujuran- nya adalah Abraham Lincoln. Ia pernah menendang seseorang keluar dari kantornya, karena orang tersebut berusaha menyuapnya. Ketika ada yang bertanya mengapa ia begitu marah, ia berkata , “Setiap orang memiliki harganya, dan ia tidak menghormati harga saya”. Penyuapan dalan kasus Abraham Lincoln di atas adalah sejenis kecurangan (fraud). Apakah fraud itu? International standards on Auditing 240 tentang the Auditor's responsilities relating to fraud in an audit of financial statements mendefinisi Fraud (kecurangan) sebagai “An intentional act by one or more individuals among management, those charged with governance, employees, or third parties, involving the use of deception to obtain an unjust or illegal adventage”. Fraud terdiri atas 3 bentuk, yaitu : a. Korupsi (corruption), seperti penyuapan, penyogokan. b. Kecurangan dalam laporan keuangan (fraudulent financial reporting), seperti manipulasi, pengubahan catatan akuntansi atau dokumentasi pendukung dari laporan keuangan. c. Penyalahgunaan aset (misappropriation of assets) seperti pencurian kas, persediaan dan aset tetap. Ada enam mitos tentang kecurangan yaitu : Mitos I: Sebagian orang tidak akan melakukan kecurangan Suatu dugaan atau pikiran bahwa sebagian besar adalah kebal untuk melakukan kecurangan adalah mitos yang paling besar dari tindakan kriminal keuangan. Pelaku kecurangan datang dari semua i ON roda kehidupan, semua keadaan ekonomi, dan semua kelompok sosial. Masyarakat umum secara keseluruhan dan termasuk akuntan mengalami kesulitan dalam mengatasi fakta kehidupan : sebagian orang bohong, sebagian orang curang dan mencuri. Sosiolog mempunyai kesan bahwa alasannya adalah bersifat naluriah yaitu kalau tidak me- nerima ya menghindari hukuman. Makin berat hukuman yang diberi- kan atau ancaman yang diberikan makin tinggi motivasi atau do-rongan untuk berbuat anti sosial. Dari sebab terjadinya kecurangan ada 3 kombinasi fakta yang mem- pengaruhinya yaitu motif kesempatan dan berkurangnya (rusak- nya) tata nilai. W. Steven Albrecht, mencatat 212 kasus kecurangan/ korupsi dan sebagian besar motifnya adalah karena ada kesempatan dan rendah integritasnya. Mitos If. Kecurangan adalah tidak bersifat material Mitos kedua tentang kecurangan bahwa hal ini tak akan bersifat material. Kecurangan memang dapat diawali dari yang bersifat tidak material tetapi akan berubah mejadi material. Prof. Albrecht menya- takan bahwa tidak ada kecurangan yang material dan hanya beberapa yang tak cukup waktu untuk berkembang. Dengan kata lain, sebagian besar orang akan mulai melakukan kecurangan dan akan menerus- kannya Mitos III. Sebagian besar kecurangan tidak dapat terdeteksi Mitos ketiga tentang kriminal internal adalah bahwa sebagian kecurangan tidak terdeteksi. Karena kecurangan bersifat dapat disembunyikan. Dari sosiolog kesulitan untuk mengukur luas atau skope kecurangan. Pada tahap awal sebagian kecurangan mungkin terjadi tanpa diketahui. Tetapi setelah berlanjut ada dua hal yang dapat terjadi. Pertama, jumlahnya menjadi besar dan kedua, si pelaku kecurangan makin sembrono tentang penyembunyiannya atau makin terang-terangan. Seorang kniminolog seperti Cressey memberi teori iv bahwa si Pelaku kriminal menerima suatu dukungan yang positif apabila kecurangan tidak dapat terdeteksi. Dan apabila kecurangan berlanjut, orang tersebut makin percaya dalam kemampuannya untuk menghindari diketemukannya kecurangan. Mitos IV. Kecurangan biasanya secara rapi disembunyikan Ada beberapa kasus menarik dari kecurangan bahwa begitu komplek tak ada akuntan yang dapat menemukannya, kasus ini adalah pengecualian bukan suatu rule atau aturan. Suatu kebenaran adalah bahwa suatu petunjuk kecurangan tidak datang dari buku tetapi datang dari si pelakunya. Dari studi Prof. Albrecht, ia mencatat bahwa se- paruh kecurangan ditemukan secara kebetulan, sepertiga datang dari pengaduan teman sekerja dan sisanya diperoleh atau ditemukan dari hasil pemeriksaan dan penemuannya serta kebetulan karena tidak di- sembunyikan secara rapi. Mitos V. Akuntan tidak dapat berbuat lebih baik dalam pe- nemuan kecurangan Ada beberapa alasan akuntan tak dapat menemukan kecurangan. Beberapa kecurangan adalah diluar skope audit. Beberapa lagi karena tapi disembunyikan dan sisanya jumlahnya terlalu kecil. Auditor mempunyai tanggung jawab untuk menemukan dan melapor- kan kesalahan dan ketidak beresan sehingga harus mengukur risiko keseluruhan dan ketidak beresan akan mempengaruhi secara material terhadap laporan keuangan. Mitos VI. Pengusutan pelaku kecurangan dapat mencegah yang lain Kriminolog menyatakan bahwa ada beberapa alasan untuk mengukur pelaku kriminal internal. Pertama, adalah pembalasan masyarakat untuk tindak kriminal. Masyarakat dipaksa pada undang- undang kriminal dan hukuman memberi kepuasan sebagai pembalasan. v Alasan lain mencakup pencegahan baik secara khusus dan umum, Pencegahan khusus berarti pemberian hukuman bagi pelaku kriming| untuk mencegah tindakan berikutnya. Pencegahan umum adalah agar mi bahwa hukuman tersebut juga berlaky supaya masyarakat memahar bagi mereka juga. Sosiolog memang sempat bertanya pencegahan secara umum dapat berfungsi secara efektif. Data memberi kejelasan bahwa orang yan& bersalah menunjuk- kan tingkat residivisme yang rendah. Hal ini karena orang tersebut biasanya pandai, pernah sekali dihukum dan hati-hati dalam kecu- rangan berikutnya. Buku ini membahas pokok-pokok audit kecurangan terutama kecurangan laporan keuangan dan penyalahgunaan aset. Semoga buku ini bermanfaat. Jakarta, 7 Januari 2016 Penyusun Kata Pengantar .... Daftar Isi BAGIAN I Tanya 1 Tanya 2 Tanya 3 Tanya 4 Tanya 5 Tanya 6 Tanya 7 Tanya 8 Tanya 9 Tanya 10 Tanya 11 : Tanya 12 : : Jelaskan kemampuan yang con dimiliki se- : Siapa yang melakukan kecurangan? se : Apa yang dimaksud dengan segitiga DAFTAR ISI : TANYA-JAWAB : Bedakan arti perampokan dan kecurangan : Bedakan kecurangan dengan kekeliruan (er- ror) .... : Apa yang dimaksud dengan kecurangan (fraud)? ........ 7 Jelaskan apakah ada Ponzi ied Scheme) : Jelaskan tanda bahaya yang " penunjaksn kecurangan : Jelaskan bentuk umum dari kecurangan....... : Sebutkan dan jelaskan lima jenis kecurangan yang berbeda orang auditor kecurangan kecurangan (fraud triangle) dan mengapa itu penting Apa yang dimaksud dengan sala cecurangan dan bagaimana hal itu dikaitkan dengan te- kanan, kesempatan, dan integritas seseorang? Apa saja hubungan jenis tekanan yang ada? 15 Tanya 13 Tanya 14 Tanya 15 : Tanya 16 : Tanya 17 : Tanya 18 : Tanya 19 : Tanya 20 : Tanya 21 : Tanya 22 : Tanya 23 : Tanya 24 : Tanya 25 : : Apa saja : Apa saja peng' faktur umum yang memberikan ke- sempatan WI endalian yang mencegah dan/ mendeteksi perilaku yang mengandung kecu- rangan Apakah lingkungan pengendalian (environment control) itu? ..... Jelaskan peranan sistem akuntansi yang baik dapat mnecnet dan/atau mendeteksi perilaku kecurangan ... Jelaskan aah aktivitas (prosedia) pengen- dalian itu Jelaskan dengan memberi contoh ketidak- mampuan untuk menilai kualitas kinerja itu . Jelaskan dengan memberi contoh kegagalan untuk memberikan sanksi tegas terhadap pe- laku kecurangan ..... Jelaskan penyebab kurangnya jejak audit Mengapa pencegahan kecurangan sangat pen- ting Sebutkan dua aktivitas dasar yang efektif untuk mencegah kecurangan Bagaimana membangun budaya jujur dan ber- etika untuk membantu mengurangai kemung- kinan terjadinya kecurangan? Bagaimana perusahaan menilai dan mengu- rangi risiko kecurangan (fraud risks) dalam suatu organisasi? Jelaskan pendekatan dalam melakukan investi- gasi kecurangan 21 22 23 27 28 33 34 36 36 37 38 43 59 Tanya 26 : Jelaskan secara detil peran seorang auditor internal dalam melakukan investigasi dan melaporkan kecurangan BAGIAN II: KUMPULAN SOAL DAN KASUS Daftar Pustaka ..., BAGIAN I TANYA - JAWAB 1. Tanya: Bedakan arti perampokan dan kecurangan Jawab : Terdapat dua metode utama untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain secara ilegal. Anda dapat memaksa secara fisik kepada seseorang untuk menyerahkan apa yang Anda inginkan (dapat dengan mengguna- kan pistol, pisau atau senjata lainnya), atau Anda dapat menipu orang atas yang mereka miliki. Tipe pertama dari pencurian disebut dengan perampokan dan tipe yang kedua disebut kecurangan. Perampokan umuminya lebih keras dan lebih bersifat traumatis daripada kecurangan dan lebih menarik perhatian media. Akan tetapi, kerugian yang di- sebabkan oleh kecurangan jauh lebih besar dibandingkan dengan ke- rugian yang disebabkan oleh perampokan. 2. Tanya: Bedakan kecurangan dengan kekeliruan (error) Jawab : Kecurangan berbeda dengan kesalahan yang tidak disengaja (error). Sebagai contoh, jika tanpa sengaja memasukkan angka yang salah pada laporan keuangan, apakah ini kecurangan? Tidak, ini bukan kecurangan karena kesalahan tersebut tidak dilakukan secara sengaja atau dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan melebihi pihak | Jain melalui dalih yang salah. Tapi, jika dalam sina yang sama, se dengan sengaja memasukkan angka yang salal pada laporan keuans® untuk melakukan tindakan mengelabui terhadap investor, maka ti, ia in tersebut adalah kecurangan! 3. Tanya: Apa yang dimaksud dengan kecurangan (fraud)? Jawab: Walaupun terdapat berbagai de: namun barangkali definisi yang palin; Kecurangan merupakan suatu istilah yang umum, day mencakup segala macam cara yang dapat digunakan dengan kelihatan tertentu, yang dipilih oleh seorang individu, untuk mendapatkan keuntungan dari pihak lain dengan melakukan representasi yang salah. Tidak ada aturan yang baku dan tetap yang bisa dikeluarkan sebagai proposisi umum dalam mendefinisikan kecurangan, termasuk kejutan, tipu muslihat, ataupun cara-cara yang licik dan tidak wajar yang digunakan untuk melakukan penipuan. Batasan satu-satunya dalam mendefinisikan kecurangan adalah hal-hal yang membatasi ketidakjujuran manusia. Kecurangan adalah penipuan yang menyertakan elemen-elemen berikut: a. Sebuah representasi, b. mengenai sesuatu yang bersifat material, c. sesuatu yang tidak benar, d. dan secara sengaja atau secara serampangan dilakukan untuk kemudian, . dipercaya, dan ditindaklanjuti oleh korban, schingga pada akhirnya korban menanggung kerugian. finisi formal terkait kecurangan g umum sebagai berikut: , moe RB ead 4, Tanya: Jelaskan apakah skema Ponzi (Ponzi scheme) itu Jawab : / Salah satu tipe kecurangan yang paling umum saat ini adalah pemipuan yang menarik dana investasi dari para korban dan kemudian membayar para korban tersebut dengan premi atau bunga yang telah dibayarkan oleh investor berikutnya. Skema kecuran gan yang paling terkenal, juga disebut sebagai skema Ponzi, berasal dari nama belakang Charles Ponzi yang telah melakukan penipuan skala besar pada awal tahun 1900-an. 5. Tanya: Jelaskan tanda bahaya yang menunjukkan kecurangan Jawab : Tanda bahaya yang menunjukkan adanya kecurangan : * Adanya hutang dalam jumlah kecil yang sering dilakukan dari pe- gawai perusahaan. * Menempatkan cek mundur atau cek tanpa tanggal dalam dana uang kecil (change fund). * Meminta orang lain untuk menunda penguangan cek. * Mengeluarkan cek pribadi untuk divangkan oleh perusahaan dan cek dikembalikan oleh bank karena tidak memenuhi syarat. * Bertanggung jawab atas penagihan dari kreditor yang muncul ke perusahaan. * Menggunakan telepon diluar batas untuk menunda kreditor. * Menutup-nutupi adanya ketidak efisienan atau menyulap angka. * * Mengkritik orang lain dengan tidak beralasan sebagai suaty ci untuk menghindari kecurigaan. Menempatkan uang muka pegawai yang belum disahkan dalam dana uang kecil atau menguasai orang yang berwenang Untuk menerima uang muka pegawai dalam pinjaman jangka Pende, yang berjumlah kecil. Menjawab pertanyaan pemeriksaan dengan keterangan yang tj dak masuk akal. Marah bila ditanya dengan baik-baik. Terlibat dalam berbagai bentuk perjudian dengan berlebih-lebihan, Minum-minuman keras secara berlebihan, sering mengunjungi night. club dan bergaul dengan orang yang agak aneh. Membeli mobil mewah serta melengkapi rumahnya dengan pera- botan yang serba modem. Hidup dengan gaya “jet-set” dan menghambur-hamburkan uang dari warisan tanpa batas. Menolak untuk meninggalkan pekerjaan pembukuan pada hari kerja; seringkali kerja lembur. Menolak untuk mengambil cuti atau kenaikan jabatan. Berpura-pura sakit atau ada anggota keluarganya yang sakit tanpa memikirkan pembayaran obatnya. Berhubungan akrab dengan rekanan. Mempunyai saldo bank dalam jumlah yang amat besar dan membeli saham dalam jumlah yang banyak. Membual tentang keberaniannya dan/atau membawa uang kas dalam jumlah sangat besar. Menulis kembali pembukuan dengan alasan kebersihan. ad 6. Tanya: Jelaskan bentuk umum dari kecurangan Jawab : Bentuk umum dari kecurangan : * Mencuri/menggelapkan prangko/benda-benda pos. Mencuri barang-barang, perkakas, perlengkapan dan peralatan. Memindahkan sejumlah kecil uang dari dana kas dan pencatatannya. * * Tidak membukukan adanya penjualan dan mengantongi hasilnya. Menciptakan kelebihan dana kas dengan mencatat jumlah yang lebih kecil daripada yang sebenarnya. Memperbanyak jumlah perkiraan biaya atau mengalihkan uang muka ke penggunaan pribadi. * Melakukan “Lapping”. Mengantongi pembayaran dari pelanggan, menuliskan tanda terima pada secarik kertas atau pada bukti penerimaan yang dirancang- nya sendiri. * Membebani akun pelanggan dan tidak melaporkan hasil pena- gihannya. * Melakukan pembebanan pada akun pelanggan dengan klaim dan pengembalian yang tidak ada dasarnya. * Pendepositoan uang ke bank tidak dilakukan setiap hari atau yang didepositokan hanya sebagian uang kas saja. * Mengubah tanggal pada bukti deposito untuk menutupi adanya pencurian. * * * * * * enbvatkan jum deposit dengan HPAL bisa ditty fendu i, ir bulan. a gaji karyawan fiktif (tidak ada orangnya) aay = kan tarip atau jam kerjanya. Membayat gaji karyawan ; Kesalahan menjumlahkan gaji; menyimpan gaji kearyavian ry lum diambil. Merusak, mengubah atau membuang kuitansi penjualan ta « mengambil vangnya. Menahan hasil penjualan kas. Memberikan potongan kas yang tidak sah. yang sudah berhenti. Menambah jumlah bukti kas kecil dan/atau jumlah Penge. Juaran. Memakai bukti pengeluaran pribadi untuk mendukung pengeluaran yang tidak benar. Menggunakan tembusan voucher asli yang sudah pernah dipakii atau menggunakan voucher dari periode sebelumnya yang sudih disetujui dengan mengganti tanggalnya. Membayar Kuitansi palsu, baik yang dibuat sendiri maupun yang diperoleh dari hasil kerja sama dengan rekanan. Menaikkan jumlah kuitansi dari rekanan dengan melakukan pe sekongkolan (collusion). ee pembelian pribadi pada perusahaan dengan ee gunakan pesanan pembeliannya. Membebankan barang yang dicuri pada fiktif. Mengirimkan fae ta! saudaranya, barang yang dicuri pada rumah karyawat * Memalsukan persediaan untuk menutupi pencurian atau kelalaian. Menambah jumlah cek i i yang dibatalkan supaya sesuai dengan pembukuan yang dipalsukan, Dengan sengaja merumitkan “posting” baik untuk buku besar maupun buku tambahan, Menjual Sisa-sisa persediaan atau barang rusak dan kemudian mengambil uang hasil penjualannya, aa kunci atau kombinasi dari lemari penyimpanan (safe atau vaults), Menciptakan saldo kredit pada buku besar dan mengkonversikan perbedaannya dalam kas. “ Memalsukan “Billof Lading” dan membagi pendapatannya dengan si pembawa. Memperoleh buku cek yang belum diisi dan memalsukan tanda tangan. Memberikan harga khusus atau hak-hak istimewa pada pelanggan tertentu dengan maksud menerima kembali umpan baliknya. Memegang cek yang dibayarkan kepada perusahaan atau rekanan. 7. Tanya: Sebutkan dan jelaskan lima jenis kecurangan yang berbeda? Jawab : Terdapat beragam cara untuk mengklasifikasikan berbagai jenis kecurangan, cara yang paling umum dan praktis adalah dengan mengelompokkan kecurangan yang ada menjadi dua kelompok utama, yakni kecurangan yang dilakukan terhadap organisasi dan kecurangan yang dilakukan atas nama organisasi. i ; contoh—kecurangan yang qi egawai, sebagal cont 8 dla. kuk Rea sonpanisasi—Korbal dan. kecurangan tersebut adalah an terhadap ebut bekerja. Di sisi lain, terkait dengan organisasi tempat pegawai tersebut | at ont laporan keuangan misalnya, para eksekutif biasanyg " » isasi ditujuk angan “atas nama orgamisasi, yang clwukan agar melakcukan kecurangt ka buat terlihat lebih bail daripada keadaay laporan keuangan yang mereka D : ! yang sebenarnya. Pada kasus ini, para eksekutif perusahaan divntung. kan karena harga saham perusahaan meningkat atau tetap tinggi dan korban dari kecurangan tersebut adalah para investor yang memiliki saham di perusahaan tersebut. Kadang-kadang, eksekutif salah me. representasikan jumlah pendapatan dengan tujuan untuk memastikan adanya bonus akhir tahun yang lebih besar. Kecurangan Japoran ke- uangan sering kali terjadi pada perusahaan yang menderita rugi atau perusahaan yang keuntungannya lebih rendah daripada yang di- ekspektasikan. Cara lain untuk mengklasifikasikan kecurangan adalah peng. gunaan definisi ACFE atas “kecurangan yang berhubungan dengan jabatan/pekerjaan (occupational fraud).” ACFE mendefinisikan jenis kecurangan ini sebagai, “Penggunaan suatu jabatan oleh seseorang untuk memperkaya dirinya melalui penyalahgunaan yang disengaja atau penyalahgunaan penggunaan aset atau sumber daya organisasi.” Occupational fraud merupakan akibat dari perbuatan tidak baik yang dilakukan oleh pegawai, manajer, atau para eksekutif. Occupa- tional fraud dapat berupa apa pun, mulai dari penyalahgunaan jam istirahat makan siang hingga skema berteknologi tinggi. The Report io the Nation on Occupational Fraud and Abuse oleh ACFE menyata- kan bahwa “Inti dari occupational fraud adalah bahwa semua aktivites (1) dilakukan secara sembunyi, (2) melalaikan kewajiban pegawai tethadap organisasi, (3) dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial bagi pegawai, baik secara langsung maupun s- cara tidak langsung, dan (4) memanfaatkan biaya penggunaan aset, pendapatan, atau cadangan perusahaan.” ACFE mengklasifikasikan occupational fraud dalam kategori utama, yakni: (1) kecurangan aset, berupa pencurian atau penyalah- gunaan aset organisasi; (2) korupsi, yaitu para pelaku kecurangan menggunakan, Pengaruhnya secara tidak sah dalam transaksi bisnis untuk memperoleh manfaat bagi kepentingan pribadi atau orang lain, bertentangan dengan kewajiban mereka terhadap pekerja lain atau hak-hak kepada pihak lain; dan laporan yang berisi kecurangan, yang biasanya berupa pemalsuan laporan keuangan suatu organisasi. Skema pengklasifikasian yang ketiga, mengelompokkan ke- curangan yang didasarkan pada korban. 1. Kecurangan dengan perusahaan atau organisasi sebagai korbannya. a. Kecurangan pegawai (employee embezzlement) : pelaku ke- Curangan adalah pegawai dan organisasi yang menjadi korban kecurangan tersebut, b. Kecurangan pemasok (vendor fraud): pelaku kecurangan ada- lah pemasok, tempat organisasi membeli barang/jasa. c. Kecurangan pelanggan (customer fraud) : pelaku kecurangan adalah pelanggan dan onganisasi yang bersangkutan. 2. Kecurangan manajemen (management fraud) : korban merupa- kan pemegang saham atau pemegang surat utang perusahaan, 3. Penipuan investasi dan kecurangan pelanggan lainnya: korban- nya adalah para individu yang tidak berhati-hati. 4. Kecurangan lainnya (miscellaneous fraud) : berbagai jenis kecu- rangan lainnya. Kecurangan yang tidak dapat dikelompokkan dalam salah satu dari tiga jenis kecurangan yang pertama dan mungkin telah dilaku- ‘i i tungan finansial in daripada keunt yang g lai iscellaneous fraud. Berbagai Scary ar berikut : Jenis kan dengan alasan se praktis diklasifikasikan dalam ” kecurangan diringkas pada gam! Gambar ; JENIS-JENIS KECURANGAN PENJEL, JENIS PELAKU KORBAN ASAN KECURANGAN | “| =e Pegawai yang menggunakar Kecurangan osh |Pegawel | Pom on untuk menganbi lay merge pegawai dalam |? yang dimiki perusahaan, ii nenpa® a jenis kecurangan yang sangat ia Kecurangan [Pemasok, | Organisasi_ tempat Pemasok memberikan tagian yan tempat orga-| pemasok menjual | berlebihan atau menyediakan barany pemasok risasi mem- | barang atau jasa. | dengan kualitas rendah atau jumish beli barang! barang lebih sedikit dari yang diseps, java, kati. Kecurangan Pelanggan | Organisasi yang | Pelanggan tidak membayar, membayr pelanggan. dan menjual kepada terlalu kecil, atau ingin mendapatkan organisasi. | pelanggan. yang lebih banyak dati organisasi mela penipuan. Kecurangan Manajemen | Pemegang saham | Manajemen memanipulasi laporan ke- manajemen perusahaan. | dan/atau pemegang | vangan untuk membuat perushaen (keourangan la- surat utang, dan | terlinat lebih baik daripada yang se poran keuangan). pembuat kebijakan | harusnya. Ini merupakan bentuk ke perusahaan (mem- | curangan yang paling mahal. bebani otortas). Penipuan inves- | Pelaku Investor yang tidak | Jenis Kecurangan yang dilakuken tasi dan kecu- | kecurangan | berhati-hati melalui internet dan secara langsut rangan pelanggan | semua pihak. serta mernperoleh kepercayaan d2" lainnya. investor untuk menginvestasikan vere nya pada skema yang tidak beria Kecurangan lain- | Semua pihak| Semu la ro a nya —(miscella- | tergantung | gantun Sioa Soe te ee ea neous fraud) ities] 19 situasi. mengambil keuntungan dan cayaan orang lain untuk menipl # melakukan kecurangari terhadaP Le orang tersebut, 8. Tanya: Jelaskan kemampuan yang perlu dimiliki seorang auditor ke curangan 10 Jawab : Pada sebagian besar universitas, tidak terdapat jurusan yang bernama “Pencegahan, Pendeteksian, dan Investigasi Kecurangan”. Namun, mahasiswa yang ingin mempersiapkan karier dalam bidang pemberantasan kecurangan, biasanya harus memilih jurusan atau mata kuliah yang menyediakan pengetahuan dan mengasah kemampuan terkait hal itu, yang akan menjadikan mereka sukses menjadi aparat penegak profesional terkait kecurangan, Berikut, beberapa kemampuan paling penting yang harus dimiliki oleh para profesional dalam pemberantasan kecurangan. * Kemampuan analitis (Analytical skills). Pendeteksian dan investigasi kecurangan merupakan proses analisis tempat in- vestigator mengindentifikasi berbagai jenis kecurangan yang dapat terjadi, berbagai indikator yang ditimbulkan oleh kecu- rangan dan cara untuk menguji dan melakukan tindak lanjut terhadap indikator yang ditemukan. Menjadi seorang investiga- tor kecurangan, mirip dengan seorang dokter. Hal itu memer- lukan sejumlah diagnosis dan eksplorasi secara signifikan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sangat tidak mung- kin seseorang bisa menjadi auditor kecurangan yang baik tanpa memiliki kemampuan analisis yang mumpuni. * Kemampuan komunikasi (Communication skills). Auditor kecurangan menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk melakukan wawancara dengan para saksi serta pihak- pihak yang dicurigai, kemudian mengomunikasikan temuan ter- sebut pada para saksi, pengadilan dan pihak-pihak lainnya. Seorang komunikator yang baik akan mengetahui bagaimana cara menekan untuk mendapatkan bukti dan pengakuan, bagaimana cara membuat pertanyaan dan poin-poin penting dalam wawancara secara terstruktur, bagaimana cara menulis laporan yang bernilai bagi pengadilan, pengacara, dan pihak- pihak lainnya. Adalah hal yang tidak mungkin untuk menjadi u Y seorang auditor kecurangan tanpa dilengkapi dengan ken ‘am. puan komunikasi yang tery}. + Kemampuan dalam bidang teknologi (Technologic, Pada waktu lalu, untuk melakukan deteksi dan inven kecurangan melibatkan lebih banyak falctor keberun Bag, dibandingkan faktor lainnya. Namun, kemajuan teknoly rea lam dua dekade terakhir membuat kita dapat mencar, indi, . kecurangan dan menemukan pelaku kecurangan S€cara ie proaktif dan membangun citra baik karena bebas Kecurap (fraud-free) maupun citra buruk karena melakukan kecuran 7 (fraudulent profiles). Teknologi yang memungkinkan audi kecurangan melakukan analisis terhadap basis data Yang sane besar dengan sangat efisien. Komputer dan berbagaj bentyy lain dari teknologi menyediakan beberapa bukti terbaik Untuk menentukan apakah seseorang bersalah atau tidak atas dugean kecurangan yang dialamatkan. Deteksi dan investigasi Kecurangin yang bersifat realtime dan bahkan post-hoc pada masa yang akan datang, akan melibatkan penggunaan teknologi. al, Skityy Kemampuan yang telah dijabarkan di atas adalah kemampuan yang sangat kritis dan paling penting, kemampuan lain juga akan sangat berguna untuk auditor kecurangan pada masa yang akan datang, di antaranya: + Beberapa pemahaman terkait akuntansi dan bisnis. Salah satu perbedaan utama antara kecurangan dengan jenis tindakan kriminal lainnya adalah bahwa kecurangan selalu melibatkan upaya untuk menyembunyikan kecurangan tersebut. Biasanya, upaya penyembunyian menyertakan pengubahat catatan dan dokumen akuntansi. Auditor yang mengerti alc tansi dan bisnis akan sangat bernilai tinggi di masa dep Pengetahuan terkait hukum perdata dan pidan% ae minologi, isu privasi, hak-hak pegawai, undang-0™ " 12 4 mengenai kecurangan dan berbagai masalah hukum lainnya terkait kecurangan, Melakukan investigasi dan menyelesai- kan kecurangan selalu melibatkan pertanyaan terkait hukum, Seperti “apakah suatu kasus akan diproses di pengadilan baik Secara perdata ataupun pidana, apakah teknik tertentu dalam pengumpulan bukti diizinkan (legal), dan kapan seharusnya penegak hukum dilibatkan?” Kemampuan untuk berbicara dan menulis dalam bahasa asing. Dengan perkembangan dan perjalanan, komunikasi dan teknologi, banyak kecurangan saat ini melibatkan individu di beberapa negara. Investigasi lintas negara bukanlah hal yang asing lagi, dan kemampuan berbicara dan menulis dalam bahasa asing seperti Cina, atau Spanyol akan sangat berharga. Pengetahuan terkait perilaku manusia, di antaranya mengapa dan bagaimana seseorang merasionalisasi ke- tidakjujuran, bagaimana mereka bereaksi ketika ter- tangkap dan cara apa yang paling efektif dalam me- nimbulkan efek jera bagi individu dalam melakukan kecurangan. Kemampuan seperti ini biasanya dipelajari pada beberapa mata kuliah terkait perilaku, seperti psikologi sosial atau sosiologi. 9. Tanya: Siapa yang melakukan kecurangan? Jawab : Penelitian menunjukkan bahwa siapa pun dapat melakukan kecurangan. Pelaku kecurangan biasanya tidak dapat dibedakan dari orang lain dengan dasar demografis atau karakteristik psikologis. Sebagian besar pelaku kecurangan memiliki profil yang tampak seperti orang yang jujur. iset dilakukan ang lalu, sebuah rise' uni fisik dari perilaku dan pelaku kecuran, ot iset ini, pelaku kecurangan ee ‘inn (1) tahanay ~ ie pata karena pelanggaran hak milil ‘dan ¢ ) sampel dalam a ipe i na, (3) mahasiswa. Latar belakang dan profil pei ay ne a in ketiga kelompok tersebut kemudian dibandingy, Bi, ors indikasil Jaku kecurangan yang dipeni He silnya mengindikasikan bahwa pel ig Penta sags S8aran j Beberapa tabu tahui karakteristik an tahanan lain yang dipenjara karena pelan, Oa dibandingkan dengan pelaku tindakan kriminay linn n mereka memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk tertangi, di tahan, dan dijatuhi hukuman. Mereka juga paling jarang men apy hukuman yang lama, Selain itu, pelaku kecurangan sering diident ik dengan seseorang yang sudah cukup umur. Hanya 2 persen pelle pelanggaran hak milik adalah wanita, sedangkan 30 Petsen pela, kecurangan adalah wanita. Pelaku kecurangan lebih berpendidiaa lebih religius, lebih sedikit memiliki catatan kriminal, lebih sedikit yang memiliki kecanduan pada alkohol, dan lebih sedikit yang menggunakey obat-obatan terlarang. Mereka juga sehat secara psikologis. Mereja memiliki lebih banyak optimisme, penghargaan terhadap diri send, kecukupan diri, pencapaian, motivasi dan harmoni dalam keluarga dibanding pelaku yang lain. Pelaku kecurangan juga tampak lebit menunjukkan keterlibatan sosial, pengendalian diri, kebaikan, dan empati dibandingkan pelaku kejahatan lain. Ketika pelaku kecurangan dibandingkan dengan mahasiswa, mereka hanya sedikit memiliki perbedaan. Pelaku kecurangan me nanggung lebih banyak luka fisik dan lebih tidak jujur, lebih indepencen, lebih dewasa secara seksual, lebih menyimpang secara sosial, dan lebih berempati dibandingkan mahasiswa. Namun, pelaku kecurangat lebih mirip dengan mahasiswa dibandingkan pelaku kejahatan lait nya. Gambar berikut mengilustrasikan perbedaan di antara tiga kelom pok ini. 14 Gambar ; PROFIL PELAKU KECURANGAN #2 Mahasiswa —Pelaku Kecurangan Pelaku Pelanggaran Hak Milk lainnya Penting untuk memahami karakteristik pelaku kecurangan ka- rena mereka tampak sangat mirip dengan kebanyakan orang yang dicari organisasi untuk dipekerjakan sebagai pegawai, diharapkan menjadi klien atau pelanggan, dan juga untuk dijadikan sebagai seorang pemasok, Pengetahuan ini membantu kita untuk memahami bahwa (1) sebagian besar pegawai, pelanggan, pemasok, dan mitra serta re- kan bisnis dapat memenuhi kriteria sebagai seorang pelaku kecurangan dan memiliki kemungkinan untuk melakukan kecurangan dan (2) sangat tidak mungkin untuk memprediksi lebih lanjut pegawai, pemasok, klien, pelanggan, dan pihak lain mana yang akan bertindak tidak jujur. Faktanya, ketika kecurangan terjadi, reaksi yang umum dalam lingkungan yang mengandung kecurangan adalah penyangkalan. Korban tidak dapat mempercayai kolega atau teman yang telah berlaku tidak jujur. 10. Tanya: Apa yang dimaksud dengan segi tiga kecurangan (fraud tri- angle) dan mengapa itu penting? Jawab : Walaupun ada ribuan cara untuk melakukan kecurangan. Ada tiga elemen penting yang umum dalam kecurangan. Yaitu mencakup (1) tekanan yang dirasakan, (2) peluang/kesempatan yang dimiliki, dan (3) beberapa cara untuk merasionalisasi bahwa kecurangan dapat diterima. Tiga elemen ini adalah apa yang kita sebut segitiga kecu- 1S ebagaimana yang disajikan pada Gambar berikut ; rangan, St SEGITIGA KECURANGAN Gambar : Pada beberapa tahun terakhir, beberapa peneliti telah menambah. kan “kapabilitas” sebagai elemen keempat pada segitiga kecurangan, yang menyatakan bahwa sifat dan kemampuan individu secara pribadi memainkan peranan penting dalam melakukan kecurangan. Oleh ki. rena itu, dalam beberapa situasi, segitiga kecurangan sering disebut sebagai The Fraud Diamond. 11. Tanya: Apa yang dimaksud dengan skala kecurangan, dan bagaiman hal itu dikaitkan dengan tekanan, kesempatan, dan integritas seseorang! Jawab : Dengan kecurangan semakin besar peluang/kesempatan yas dimiliki atau semakin kuatnya tekanan yang dirasakan, semakin sedl rasionalisasi yang akan memotivasi seseorang untuk melakukan ke curangan. Demikian juga, semakin tidak jujur seorang pelaku, serait sedikit kesempatan dan/atau tekanan yang diperlukan untuk me! kecurangan. Skala dalam Gambar berikut ini mengilustrasika" i bungan antara ketiga elemen tersebut. 16 Gambar : SKALA KECURANGAN I Rendab] 1 Tidak ada Kecurangan Rendah Tinggi 12. Tanya: Apa saja hubungan jenis tekanan yang ada? Jawab : Kecurangan dapat dilakukan untuk menguntungkan satu orang atau organisasi. Kecurangan pegawai terjadi ketika seorang pegawai berupaya melakukan penggelapan dari pemberi kerjanya, biasanya menguntungkan pelaku itu sendiri. Kecurangan manajemen terjadi ketika seorang pejabat organisasi melakukan penipuan terhadap in- vestor dan kreditur dengan memanipulasi laporan keuangan, sering kali dilakukan untuk menguntungkan organisasi yang dipimpinnya dan juga pejabat itu sendiri. Sebagian besar ahli kecurangan percaya bahwa tekanan dapat dibagi ke dalam empat kelompok utama: (a) tekanan keuangan, (b) tekanan untuk melakukan perbuatan jahat, (c) tekanan terkait pekerjaan, dan (d) tekanan lainnya. a. Tekanan Keuangan Beberapa riset menyatakan bahwa sekitar 95 persen dari semua kecurangan yang ada melibatkan tekanan keuangan ataupun tekanan untuk melakukan perbuatan jahat. Tekanan keuangan umumnya ter- kait dengan kecurangan yang menguntungkan pelaku secara langsung, 7 * My termasuk beberapa hal berikut. 1, Sifat serakah. 2. Hidup di atas rata-rata gaya hidup orang-orang pada u 3. Tagihan yang tinggi atau utang pribadi. 4, Kredit yang tidak menguntungkan. 5. Kerugian keuangan secara pribadi. 6. Kebutuhan keuangan yang tidak terduga. Tekanan ini tidak hanya terbatas pada hal tersebut dan gat harus terjadi pada saat yang bersamaan. Namun, setiap tekan, sebut terkait dengan sejumlah kecurangan. Banyak individy a melakukan kecurangan karena mereka miskin. Kecurangan lain i masuk pelaku yang memiliki gaya hidup jauh di atas gaya hidup rekay, nya. ‘aN ter, Tekanan keuangan dapat terjadi secara tiba-tiba atau dalam Jang. ka waktu yang lama. Sayangnya, sangat sedikit pelaku kecuranga, yang memberi tahu pihak lain ketika mereka memiliki masalah ke. uangan. Fakta bahwa seseorang telah menjadi seorang pegawai yang “jujur” dalam jangka waktu yang lama tampaknya tidak membut adanya perbedaan apapun ketika tekanan keuangan terjadi atau ketike seseorang merasakan adanya tekanan. Riset akhir-akhir ini menemv- kan bahwa sekitar 30 persen dari kecurangan pegawai dilakukan oltt pegawai selama tiga tahun pertama dalam pekerjaannya, 70 pes dilakukan oleh pegawai dengan pengalaman kerja 4 hingga 35 tah, dan kelompok umur 35 ~ 44 tahun merupakan kelompok umur yar melakukan kecurangan paling tinggi. Tekanan keuangan adalah tipe tekanan yang paling umum vot melakukan kecurangan, Biasanya, ketika kecurangan manajemen “n jadi, perusahaan memperbesar nilai aset pada laporan posisi keu nf a dan laba bersih pada laporan laba rugi komprehensif. Metek* Us 18 » | orang memiliki harga di mana mereka akan bertindak tidak jujur. Individu dengan integritas yang tinggi dan kesempatan yang rendah perlu tekanan yang cukup tinggi untuk bertindak tidak jujur. Sebagian besar dari kita berpikir mengenai skenario di mana kita mungkin melakukan kecurangan. Contohnya, kita kelaparan, dan kita bekerja di lingkungan kerja dengan jumlah kas di tangan yang nilainya berlebihan dan hampir tidak pernah dihitung, dan kita benar-benar yakin bahwa kita akan mengembalikan uang yang kita ambil, kita mungkin melakukan kecurangan saat itu juga. 13. Tanya: Apa saja faktor umum yang memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan? Jawab : Kesempatan yang dimiliki untuk melakukan kecurangan, me- nyembunyikannya, atau untuk menghindari adanya sanksi tegas adalah elemen kedua dari segitiga kecurangan. Sedikitnya ada enam faktor utama yang dapat meningkatkan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan kecurangan dalam organisasi. Daftar berikut belumlah lengkap, tetapi setidaknya dapat memberikan gambaran hal-hal yang penting terkait peranan kesempatan yang dimiliki dalam segitiga ke- curangan. a. Kurangnya pengendalian yang mencegah dan/atau mendeteksi perilaku kecurangan. b. Ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja. c. Kegagalan untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan. d. Kurangnya akses terhadap informasi. e. Pengabaian, sikap apatis, dan tidak adanya kapasitas yang sesuai. f. Kurangnya upaya melakukan jejak audit. 21 14, Tanya: " h dan/mend. i pen. A Apa saja pengendalian yang mencegan 2 aaa Petia kecurangan? yang mengandung Jawall: i dalian yang efektif Adanya kerangka kerja pengendalian yang elektif' muy, i y ling penting dalam organisasj agar merupakan langkah yang paling Pp cae? dy mencegah dan mendeteksi kecurangan. Organisasi yang menetapy kerangka kerja pengendalian internal yang umumnya dianut Oleh ge, bagian besar bisnis adalah Committee of Sponsoring Organization (COSO). COSO memperkenalkan lima elemen dan kerangka kerja pengendalian internal suatu organisasi. Gabungan lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan berg. gam variasi dan lima aktivitas atau prosedur pengendalian ‘Membanty mengeliminasi atau mengurangi kesempatan bagi pegawai dan Pihak Jainnya untuk melakukan kecurangan. Lingkungan pengendalian yang baik membangun atmosfer yang memungkinkan perilaku yang sesug menjadi contoh keteladanan dan memberikan citra yang baik, perekrutay pegawai yang jujur, dan semua pegawai memahami tanggung jawab pekerjaan mereka. Sistem akuntansi memungkinkan adanya penca- tatan yang membuat pelaku kesulitan untuk mendapatkan akses atas yang ip: aset, untuk menyembunyikan kecurangan, dan untuk mengonversi aset 8 curian tanpa diketahui. Secara bersamaan, tiga komponen ini mem- bentuk struktur pengendalian organisasi. Tabel berikut meringkas komponen pengendalian dan elemen dari masing-masing komponen tersebut. Sayangnya, banyak kecurangan dilakukan dalam lingkungan yang tidak mengikuti pengendalian yang seharusnya dilakukan. Tentu Saja, pengesampingan dan pengabaian keberadaan pengendalian- lah—bukan kurangnya pengendalian—yang memungkinkan di- Takukannya sebagian besar dari kecurangan, Namun, banyak faktor lainnya yang mendorong dilakukannya kecurangan. Faktor-faktor 22 tersebut antara lain ketidakmampuan untuk menilai kualitas kinerja; kegagalan untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecu- rangan; kurangnya akses untuk mendapatkan informasi; pengabaian, sikap apatis, dan tidak adanya kapasitas yang sesuai, serta tidak adanya jejak audit, TABEL: SRUKTUR PENGENDALIAN INTERNAL . Prosedur perekrutan yang efektit, . Departemen audit internal yang LINGKUNGAN PENGENDALIAN Filosofi_manajemen dan gaya operasional, dan contoh ketela- danan. Struktur organisasi yang jelas dan contoh keteladanan dan Pencitraan yang sesuai efektf SISTEM AKUNTANSI . Transaksi yang valid Otorisasi yang se- suai, Kelengkapan . Klasifikasi yang sesuai . Waktu yang se- suai, AKTIVITAS ATAU PROSEDUR 4. 5 Pemisahan tugas. PENGENDALIAN Prosedur otorisasi yang se- suai Dokumentasi dan pencatatan yang memadai Pengendalian fisik terhadap aset dan pencatatan Pengecekan independen ter- hadap kinerja 15. Tanya : Apakah lingkungan pengendalian (environment control) itu? Jawab : Lingkungan pengendalian adalah atmosfer kerja yang dibangun organisasi untuk pegawainya. Lingkungan pengendalian mencakup peranan dan contoh manajemen, komunikasi manajemen, perekrutan yang sesuai, struktur organisasi yang jelas, dan departemen audit in- ternal yang efektif. Elemen yang paling penting dalam membuat lingkungan yang sesuai adalah peranan dan contoh manajemen. Dalam berbagai kasus, ketidakjujuran atau perilaku yang tidak semestinya yang dila- kukan oleh manajemen akan dipelajari dan dicontoh oleh pegawai. Pentingnya contoh keteladanan di atas ditekankan pada Sarbanes- Oxley Act yang dikeluarkan pada tahun 2002. Peraturan ini men- syaratkan setiap perusahaan publik di Amerika Serikat untuk me- 23 miliki kode etik atau p' u dan untuk melakukan hal berikut: Komunikasi Manajemen Elemen penting kedua dalam lingkungan pengendalian adalah komunikasi manajemen. Mengomunikasikan perilaku apa saj 24 Berdasarkan persyaratan baru ini, perusahaan harus meng- ungkapkan dalam laporan tahunan apakah perusahaan memiliki kode etik atau tidak, Perusahaan juga disyaratkan untuk mengungkapkan setiap perubahan atas kode etik, atau sarat pernyataan terle i kode etik tersebut pada Formulir 8 K atau pada situs milik mereka. # ; } erilaku untuk mencegah tindakan Yang sa, , ‘al Perilaku jujur dan etis, termasuk etika ketika menanganj konnix kepentingan yang sebenarnya atau tersamar di antara hubun, secara pribadi dan profesional. ari konflik kepentingan, termasuk pengungkapan pada orang yang sesuai atau orang yang diidentifikasj dalam peraturan ini dan semua transaksi atau hubungan yang sity nya material yang diharapkan dapat mengatasi sejumlah konflig yang muncul. Pengungkapan yang sepenuhnya, wajar, akurat, tepat wakty | dan dapat dipahami dalam laporan dan dokumentasi yang diaju. kan kepada Securities and Exchange Commission (SEC) | dan dalam komunikasi publik lainnya yang dilakukan oleh, perusahaan. Kepatuhan terhadap hukum, peraturan, dan regulasi peme- rintah yang berlaku. Pelaporan internal yang cepat atau adanya dugaan pelang- | garan peraturan untuk orang yang sesuai atau orang yang di- identifikasi dalam peraturan tersebut. Akuntabilitas untuk ketaatan terhadap peraturan. ‘gan Menghind spas dati ja yang | sesuai dan perilaku apa saja yang tidak sesuai sangatlah penting. Saat orang tua mencoba mengajari anaknya untuk jujur, ia harus berko- munikasi secara jujur dan terbuka dengan mereka. Sama halnya, organisasi yang menginginkan pegawai untuk memiliki perilaku ter- tentu harus dengan jelas menyatakan perilaku apa yang dapat dite- rima dan perilaku apa yang tidak dapat diterima. Kode perilaku, pertemuan orientasi, pelatihan, diskusi antarsupervisor/pegawai, dan jenis komunikasi lainnya yang dapat membedakan antara perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima sangatlah penting. Supaya efektif dalam mencegah terjadinya kecurangan, ko- munikasi harus konsisten. Pesan yang berubah karena adanya pe- rubahan situasi dan kondisi tidak hanya membingungkan pegawai, tetapi juga mendorong rasionalisasi. Salah satu alasan mengapa banyak kecurangan terjadi dalam proyek yang tergesa-gesa adalah bahwa prosedur pengendalian yang umum tidak diikuti. Penyampaian pesan yang tidak konsisten terkait prosedur dan pengendalian sering kali terjadi. Pemogokan, merger, kebangkrutan, dan kejadian penting lain- nya biasanya mengakibatkan komunikasi yang tidak konsisten dan sangat memungkinkan untuk meningkatkan terjadinya kecurangan. Seperti pentingnya komunikasi yang baik antara manajer dan pegawai, komunikasi yang akurat dan konsisten antara organisasi dan pelanggan, pemasok, dan pemegang saham juga penting. Perekrutan yang Sesuai Elemen penting ketiga dalam membuat struktur pengendalian yang sesuai adalah perekrutan yang sesuai. Penelitian telah menunjuk- kan bahwa sekitar 30 persen dari semua orang di Amerika Serikat tidak jujur, 40 persen lainnya jujur secara situasional (terkadang jujur dan terkadang tidak jujur), dan 30 persen lainnya selalu jujur pada setiap waktu. Saat sebagian besar organisasi diyakinkan bahwa pegawai, konsumen, dan pemasok mereka termasuk dalam 30 persen orang yang jujur, hal ini biasanya tidak menjadi masalah. kecurangan lebih kecil, Dalam keadaan seperti itu, akan lebih mudah untuk menelusuri aset yang hilang dan akan lebih sulit untuk melaku- kan penggelapan tanpa tertangkap. Akuntabilitas yan; ig ketat akan kinerja sangatlah penting bagi lingkungan pengendalian yang baik. Departemen Audit Internal yang Efektif : Elemen kelima dari lingkungan pengendalian adalah departemen audit internal yang efektif, dikominasikan dengan program keamanan dan program pencegahan kerugian. Saat sebagian besar riset menyatakan bahwa auditor internal mendeteksi hanya sekitar 20 persen dari semua kecurangan pegawai (kecurangan lainnya terdeteksi melalui informasi, oleh pegawai yang selalu waspada, atau secara tidak sengaja), kehadiran auditor internal memberikan efek jera yang cukup signifikan. Auditor internal melakukan pengecekan secara independen dan menyebabkan pelaku ragu apakah mereka dapat melakukan kecurangan dan tidak tertangkap. Fungsi keamanan yang dapat dilihat dan cukup efektif, sehubungan dengan program pencegahan kecurangan yang sesuai, dapat membantu memastikan bahwa kecurangan dapat diselidiki secara benar dan kelemahan pengendalian dan pelanggaran dapat ditangani secara benar dan diberikan sanksi yang sesuai. Kelima elemen lingkungan pengendalian—{1) peranan dan contoh manajemen, (2) komunikasi manajemen, (3) perekrutan yang sesuai, (4) struktur organisasi yang jelas, dan (5) departemen audit internal yang efektif—dapat menciptakan atmosfer yang dapat mengurangi kesempatan kecurangan karena pegawai melihat bahwa kecurangan tidak dapat diterima dan ditoleransi. Ketiadaan kelima elemen ini dapat meningkatkan kesempatan terjadinya kecurangan. 16. Tanya: Jelaskan peranan sistem akuntansi yang baik yang dapat mencegah dan/atau mendeteksi perilaku kecurangan Jawab : Komponen yang lain dari struktur pengendalian adalah sistem, akuntansi yang baik. Setiap kecurangan terdiri atas tiga elemen: (1) tindakan pencurian, yaitu aset diambil, (2) penyembunyian, yaitu pe. laku berusaha untuk menyembunyikan kecurangan dari pihak lain, dan (3) konversi, yaitu pelaku menghabiskan uang atau mengubah, aset yang dicuri dalam bentuk wang, kemudian menghabiskannya, Sistem akuntansi yang efektif memberikan jejak audit yang me. mungkinkan kecurangan dapat ditemukan dan membuat penyembunyian | menjadi sulit dilakukan. Tidak seperti perampokan bank, di mana | biasanya tidak ada usaha untuk menyembunyikan tindakan pen- curian, penyembunyian adalah salah satu elemen pembeda kecu- | rangan. | Kecurangan sering kali terungkap dalam catatan akuntansi. Ca- tatan akuntansi didasarkan pada dokumen transaksi, baik kertas mau- pun elektronik. Untuk menutupi kecurangan, pendokumentasian kertas atau elektronik harus diubah, disalahgunakan, atau dibuat men- jadi suatu bentuk kecurangan. Kecurangan dapat ditemukan dalam catatan akuntansi dengan memeriksa jurnal transaksi yang tidak me- miliki dokumen pendukung atau dengan mempermasalahkan saldo laporan keuangan yang tidak masuk akal. Tanpa sistem akuntansi yang baik, membedakan antara kecurangan yang sebenarnya terjadi dan kesalahan yang tidak disengaja sering kali menjadi sulit. Sistem akuntansi yang baik harus memastikan bahwa transaksi yang tercatat telah (1) absah/sahih (valid), (2) diotorisasi secara tepat, (3) lengkap, (4) diklasifikasi dengan sesuai, (5) dilaporkan dalam periode yang sesuai, (6) dinilai secara tepat, dan (7) diringkas secara benar. 17. Tanya: Jelaskan apakah aktivitas (prosedur) pengendalian itu 28 Jawab : Salah satu dari struktur pengendalian adalah aktivitas (atau pro- sedur) pengendalian yang baik. Individu yang menjadi pemilik suatu bisnis dan individu yang merupakan satu-satunya pegawai mungkin tidak membutuhkan banyak prosedur pengendalian, Saat beberapa orang memiliki banyak kesempatan untuk melakukan kecurangan terhadap perusahaan mereka, mereka tidak memiliki dorongan untuk melakukannya, Mereka tidak akan mencuri dari diri mereka sendiri dan mereka tidak ingin memperlakukan pelanggan dengan buruk, Namun, organisasi yang melibatkan banyak pegawai harus memi- liki prosedur Pengendalian, sehingga tindakan pegawai akan sejalan dengan tujuan perusahaan atau pemilik. Selain itu, dengan prosedur pengendalian, kesempatan untuk melakukan dan/atau menyembunyikan kecurangan dapat dieliminasi atau diminimalisasi. Tidak peduli apa jenis bisnisnya, apakah bisnis pengasuhan anak; bisnis lembaga ke- uangan, supermarket, atau perusahaan Fortune 500; atau bisnis inves- tasi aset secara pribadi, lima prosedur pengendalian utama berikut sangat diperlukan. 1. Pemisahan tugas, atau pengelolaan ganda. 2. Sistem otorisasi. 3. Pengecekan independen. 4, Pengamanan fisik. 5. Dokumentasi dan pencatatan. Walaupun ribuan prosedur pengendalian diikuti oleh para pelaku bisnis, mereka menggunakan variasi dari masing-masing lima prosedur dasar ini. Upaya pencegahan dan pendeteksian kecurangan yang baik mencakup penyesuaian prosedur pengendalian yang paling efektif dengan berbagai risiko kecurangan yang ada. Pemisahan Tugas merupakan pembagian pekerjaan ke dalam dua bagian, sehingga seseorang tidak memiliki pengendalian penuh 29 da mensyaratkan dua oran b : a. Pengelolaan an ‘ 8 deka atas poker enyelesaikan suatu pekerjaan yang sama, Deng | bersama untu + dua orang mengerjakan satu pekerjaan, pS | kata lain, membuat cv8 ° engendalian prevent | pengendalian ini, seperti sebagin lessees Prevent er | : _ Sebagai contoh, tl | ae ika melibatkan kas. 5¢ nton, pen el Sieve cla kegiatan binis biasanya dilakukan of as + n pemisahan tugas. Akuntansi pener; ly org kas dipisahkan, schingga orang inal | tidak memiliki akses atas keduanya. Setidaknya, pemilik bisnis, bahkan pemilik bisnis kecil, hay menerapkan pemisaban tugas pada tiga fungsi penting, ata se | mengerjakannya sendiri. Ketiga fungsi tersebut, yaitu (1) enulis cek, (2) pembuatan setoran bank, dan (3) rekonsiliasi laporan bat Karena melibatkan dua individu, pengelolaan ganda atay py. misahan tugas biasanya merupakan yang paling mahal di antara setm | pengendalian. Biaya tenaga kerja tinggi, dan mempekerjakan duy orang untuk menyelesaikan satu pekerjaan yang sulit membuat se. bagian besar bisnis tidak yakin mereka dapat melakukannya. Dengan pengendalian ini pengorbanan berupa biaya tenaga kerja yang tinggi akan terbayar dengan semakin kecilnya peluang kesalahan dan | kecurangan. Selain mahal, pengelolaan ganda yang baik sering kali sulit dilakukan. Ketika dua individu mengerjakan pekerjaan yang sama, mereka harus berfokus pada penugasan mereka tidak terganggu oleh | percakapan, panggilan telepon, atau interupsi lainnya. Sistem Otorisasi Prosedur pengendalian internal yang kedua adalah sistem oto- risasi yang sesuai. Terdapat beberapa bentuk prosedur pengendalian | otorisasi. Kata sandi mengotorisasi seseorang untuk menggunakat | komputer dan mengakses basis data tertentu. Kartu tanda tangit mengotorisasi seseorang untuk masuk ke dalam ruangan ko! penyimpanan, untuk mencairkan cek, dan untuk melakukan fungs 30 Jain pada lembaga keuangan, Pembatasan jumlah pengeluaran meng- otorisasi individu untuk hanya mengeluarkan jumlah yang telah dite- tapkan dalam anggaran atau sesuai batasan jumlah yang telah disetujui. Ketika orang yang tidak terotorisasi melakukan aktivitas, kesempatan untuk melakukan kecurangan dapat dikurangi. Sebagai contoh, ketika individu yang tidak terotorisasi masuk ke ruangan kotak penyimpanan, mereka tidak dapat masuk dan mencuri milik orang lain. Ketika individu tidak diotorisasi untuk menyetujui pembelian, mereka tidak dapat melakukan pembelian barang untuk kepentingan pribadi dan membuat perusahaan mereka membayar semua barang tersebut. Pengecekan Independen, Teori di balik pengecekan independen adalah apabila orang yang tahu bahwa pekerjaan mereka atau akti- vitas mereka diamati oleh pihak yang lain, kesempatan untuk melakukan dan menyembunyikan kecurangan dapat dikurangi. Rotasi pekerjaan secara periodik, penghitungan atau sertifikasi kas, tinjauan supervisor, saluran pengaduan pegawai, dan penggu- naan jasa auditor adalah bentuk lain pengecekan independen. Sebuah pusat perbelanjaan besar di Eropa memiliki staf tambahan untuk melengkapi posisi pegawai di beberapa cabang yang menjadi rantai pusat perbelanjaan tersebut. Staf ini bekerja di salah satu toko saat semua pegawai yang bekerja di sana berlibur selama sebulan. Saat mereka pergi, staf pengganti ini akan mengoperasionalkan toko. Salah satu tujuan program ini adalah untuk melakukan pengecekan inde- penden secara lengkap terhadap aktivitas pegawai toko. Jika sese- orang yang melakukan kecurangan pergi selama sebulan, aktivitas ilegal sering kali ditemukan. Dalam sebuah kedai es krim atau toko ritel lainnya, cara ter- mudah untuk melakukan kecurangan adalah dengan menerima ang dari pelanggan dan kemudian tidak memasukkan uang tersebut ke dalam register kas atau memasukkannya dengan jumlah yang lebih 31 ranga jadi di kedai yang menj ‘kit, Untuk kecurangan yank terjadi di kedat yang menjuay , Hi contong es krim dapat dibuat sedikit lebih Keel Slama ha ’ 7 stra dapat dijual untuk contong jain Yang tain” ster kas, Tujuan papan di belatay mendorong pelanggan menor; schingga es krim¢ } tidak dimasukkan ke dalam reg! i i h untul kasir Baskin-Robbins adalal k : ting dan mengecek pembelian mereka. Jika pelanggan melihat tanda bintay, dalam nota pembelian mereka, nota pembelian tersebut dapat Seger, ditukarkan. Jika kasir membebankan $2 untuk contong es krim an hanya memasukkan $1 ke register kas, cepat atau lambat Pelanggan akan melaporkan upaya penggelapan tersebut. Pengamanan Fisik. Pengamanan fisik sering kali digunakan unt melindungi aset dari upaya pencurian kecurangan atau tindak keja. hatan lainnya, Pengamanan fisik, sepertt brankas, gembok, pagar, dan kunci, akan menghilangkan kesempatan untuk melakukan kecy. rangan dan membuat orang sulit untuk mengakses aset. Uang yang | dikunci dalam brankas misalnya, tidak dapat dicuri kecuali sese. orang mendapatkan akses yang tidak terotorisasi atau kecuali seseorang yang memiliki akses melanggar kepercayaan. Pengendalian fisik se- ring kali digunakan untuk memproteksi persediaan dengan me- nyimpannya dalam gudang atau tempat terkunci, memproteksi aset yang kecil seperti peralatan atau perlengkapan dengan menyim- pannya dalam file cabinet yang terkunci, dan memproteksi uang dengan menyimpannya di brankas. Dokumentasi dan Pencatatan. Prosedur pengendalian kelima adalah penggunaan dokumentasi dan pencatatan untuk membuat ca- | tatan transaksi dan jejak audit. Dokumentasi jarang digunakan se- bagai pengendalian preventif, tetapi merupakan pengendalian detektif yang sangat baik. Bank misalnya, mempersiapkan laporan dugaan adanya kiting serta laporan akivitas akun bank pegawai untuk men- deteksi penyalahgunaan yang dilakukan oleh pegawai atau pelanggan. Sebagian besar perusahaan mensyaratkan adanya bukti pesanan pelang- | gan ketika melakukan transaksi jual beli. Dalam beberapa hal keselu- | 32 4 ruhan sistem akuntansi merupakan bentuk pengendalian doku- mentasi. Tanpa dokumentasi, tidak akan ada akuntabilitas. Tanpa akuntabilitas, lebih mudah untuk melakukan kecurangan tanpa tertangkap. Terkadang organisasi memiliki dokumentasi dan pencatatan yang baik, tetapi tidak menggunakannya secara sesuai. Sebagai contoh, sebagian besar bank mengelola kotak penyimpanan yang aman untuk para nasabah mereka. Untuk memasuki area kotak penyimpanan, bank mensyaratkan nasabah untuk menandatangani kartu tanda tangan dan memberikan bukti kepemilikan kotak. Namun, dalam satu kasus, pegawai bank menemukan kesesuaian antara tanda tangan dan dokumentasi yang mendukung, tetapi ternyata membuka kotak yang salah untuk nasabah tersebut. Pegawai bank membuka kotak pe- nyimpanan di mana bank menyimpan kelebihan kas. Setelah teller meninggalkan ruangan, nasabah memasukkan kelebihan kas bank (sekitan $110.000) tersebut ke dalam tas kantornya kemudian me- ninggalkan bank. Ia tidak memasuki bank dengan niat untuk mencuri, tetapi feller bank tidak memeriksa dokumen yang berisi nomor kotak- nya dengan hati-hati sehingga membuat nasabah tersebut dengan mu- dah mengambil uang. 18. Tanya: Jelaskan dengan memberi contoh ketidakmampuan untuk me- nilai kualitas kinerja itu Jawab : Jika Anda membayar seseorang untuk membangun pagar. Anda mungkin dapat memeriksa pagar yang sudah selesai dikerjakan dan menentukan apakah kualitas pagar tersebut memenuhi spesifikasi Anda atau tidak, serta konsisten dengan kontrak yang telah disepakati. Namun, jika Anda mempekerjakan seorang pengacara, dokter, dokter gigi, akuntan, teknisi, atau 33 Y mekanik otomotif, sering kali sulit untuk mengetahui apakah And membayar jumlah yang terlalu besar atau menerima layanan atay produk dengan kualitas yang rendah. Dengan kontrak Semaca ini, akan mudah untuk menetapkan biaya yang lebih besar datipady yang seharusnya, melakukan pekerjaan yang tidak dibutuhkan, memberikan layanan dengan kualitas rendah, atau mem-bebanka, biaya untuk pekerjaan yang tidak dilakukan. Los Angeles Times baru-baru ini melaporkan dokter kulit di California yang di-dakwa karena menyimpan sampel kulit pasien dengan kanker kulit dan menggunakan jaringan kanker tersebut untuk mendiagnosis Pasien yang sehat bahwa ia menderita kanker kulit. Dokter terseby, melaku-kan ini untuk meningkatkan pembayaran sekitar $50 untuk memindah-kan jaringan kulit nonkanker menjadi $150 untuk memindahkan ja-ringan yang terkena kanker. Sayangnya, setelah menerima surat pe-rintah penggeledahan, tekanan dan rasa bersalah yang besar men-dorongnya melakukan upaya bunuh diri. Laporan yang didapatkan oleh polisi lalu lintas menyatakan bahwa dokter tersebut memarkir mobilnya dan berjalan menuju perlintasan jalan raya California. Pe-ngawal dokter tersebut menyatakan bahwa ratusan diagnosis pasien telah dipalsukan. 19. Tanya: Jelaskan dengan memberi contoh kegagalan untuk memberikan sanksi tegas terhadap pelaku kecurangan Jawab : Kriminolog umumnya setuju bahwa pemerkosa menempati peringkat tertinggi sebagai pelaku yang mengulangi tindak kejahatan- nya (residivisme) dari semua pelaku tindakan kriminal yang ada. Peringkat tertinggi kedua adalah pelaku kecurangan yang tidak di- hukum atau diberikan sanksi tegas. Individu yang melakukan kecu- rangan dan tidak mendapatkan sanksi tegas atau hanya diberhenti- 34 kan, tidak merasakan hukuman i yang signifikan dan sering kali melanjut- kan perilaku kecurangannya, Pelaku kecurangan biasanya adalah individu yang terlihat menghormati pekerjaan, komunitas, gereja, dan juga keluarganya. Jika mereka diberi sanksi yang kurang tegas atau diberhentikan, me- reka jarang menginformasikan kepada keluarga mereka dan pihak yang lain mengenai alasan sebenarnya pemberhentian mereka atau sanksi yang mereka dapatkan. Di sisi lain, jika mereka dijatuhi sanksi, mereka biasanya mendapatkan rasa malu yang cukup besar jika keluarga, teman, dan rekan bisnis mengetahui kejahatan yang mereka lakukan. Tentu saja, perasaan terhina akan efektif mencegah akti- vitas kecurangan pelaku di masa yang akan datang dibandingkan dengan faktor lain apa pun. Karena banyaknya biaya dan waktu yang diperlukan dalam proses dakwaan, banyak organisasi hanya memberhentikan pegawai yang tidak jujur. Yang tidak disadari oleh organisasi ini adalah tindakan tersebut sebenarnya kurang bijaksana. Walaupun mereka mungkin dapat menyingkirkan satu pelaku, mereka telah mengirimkan sinyal kepada pegawai yang lain dalam organisasi bahwa pelaku kecurangan tidak mendapatkan konsekuensi signifikan atas tindakan mereka. Tentu saja, kurangnya sanksi tegas dapat memberikan “kesempatan yang dimiliki” kepada orang lain yang ketika dikombinasikan dengan tekanan dan rasionalisasi, dapat menghasilkan kecurangan tambahan dalam organisasi. Kesempatan yang dimiliki dapat dihilangkan ketika ada kemungkinan yang besar bahwa pelaku akan dijatuhi sanksi, tidak hanya ditemukan. Dalam masyarakat yang memungkinkan para pekerja keluar masuk dan berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, pe- mecatan sering kali membantu pelaku membuat resume yang baik, tetapi tidak mengeliminasi kesempatan kecurangan. a | 20. Tanya : Jelaskan penyebab kurangnya jejak audit Jawab : Organisasi memiliki waktu lama untuk membuat dokumen yang akan memberikan jejak audit, sehingga transaksi dapat direkonstruksj dan dipahami. Namun, banyak kecurangan melibatkan pembayaran kas atau manipulasi catatan yang tidak dapat ditelusuri. Pelaku kecu- rangan yang cerdas memahami bahwa kecurangan mereka harus disembunyikan. Mereka juga tahu bahwa penyembunyian biasanya harus melibatkan manipulasi catatan keuangan. Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai catatan keuangan mana yang harus dimanipulasi, pelaku hampir selalu memanipulasi laporan laba rugi komprehensif, karena mereka tahu bahwa jejak audit akan segera dihapus. 21. Tanya: Mengapa pencegahan kecurangan sangat penting? Jawab : Pencegahan kecurangan secara umum merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi kerugian akihat kecurangan. Setelah kecurangan dilakukan, tidak ada pemenang. Pelaku merugi karena mereka biasanya merupakan pelaku yang baru pertama kali mela- kukan kecurangan yang akan merasa terhina dan malu apalagi ketika akan menerima konsekuensi hukum. Mereka biasanya harus mem- bayar pajak dan juga ganti rugi, dan sering kali ada sanksi secara finansial dan konsekuensi lainnya. Korban merugi karena tidak hanya aset yang dicuri, tetapi mereka juga harus membayar biaya hukum, kehilangan waktu, publisitas negatif, dan konsekuensi merugikan lainnya. Lebih lanjut lagi, jika organisasi tidak bersikap tegas t hadap para pelaku, hal itu membuat orang lain dalam organi 36 menganggap bahwa pelaku kecurangan tidak dikenal serius, sehingga memungkinkan orang lain untuk curangan. Organisasi dan individu yang mengg pencegahan kecurangan secara proaktif| biasanya me usaha pencegahan mereka dapat men ghasilkan keunt Di sisi lain, investigasi kecurangan memerlukan besar. kan sanksi yang melakukan ke- unakan metode nemukan bahwa lungan yang besar. biaya yang sangat Orang melakukan kecurangan karena kombinasi dari tiga faktor: (1) tekanan yang dirasakan, (2) peluang/kesempatan yang dimiliki, dan (3) rasionalisasi bahwa kecurangan tersebut dapat diterima, Ke- tika tekanan yang dirasakan dan/atau peluang/kesempatan yang di- miliki cukup besar, seseorang membutuhkan sedikit rasionalisasi untuk melakukan kecurangan. Ketika tekanan yang dirasakan dan/ atau peluang/kesempatan yang dimiliki kecil, seseorang membutuh- kan lebih banyak rasionalisasi untuk melakukan kecurangan. Sayang- nya, terkadang tekanan dan/atau kemampuan untuk merasionalisasi sangat besar, sehingga tidak peduli seberapa kerasnya usaha suatu organisasi untuk mencegah terjadinya kecurangan, pencurian masih saja terjadi. Tentu saja, kecurangan secara umum tidak mungkin dapat benar-benar dicegah, dan pasti memerlukan banyak biaya. Hal terbaik yang dapat dilakukan organisasi adalah dengan mengatur kerugian akibat kecurangan secara efektif. Organisasi dapat secara eksplisit mempertimbangkan risiko kecurangan dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk men- ciptakan lingkungan yang kondusif dan mengurangi terjadinya ke- curangan sebagai upaya yang cukup berhasil untuk mencegah se- bagian besar kecurangan yang terjadi. 22 Tanya: Sebutkan dua aktivitas dasar yang efektif untuk mencegah kecurangan Jawab : Pencegahan kecurangan yang efektif melibatkan dua aktivitas dasar: (1) mengambil tahapan untuk menciptakan dan mempertahan. kan budaya jujur dan beretika dan (2) menilai risiko kecurangan den mengembangkan respons yang konkrit untuk mengurangi risiko dap mengeliminasi kesempatan terjadinya kecurangan. 23. Tanya: Bagaimana membangun budaya jujur dan beretika untuk mem. bantu mengurangai kemungkinan terjadinya kecurangan? Jawab : Organisasi menggunakan beberapa pendekatan untuk mencipta- kan budaya jujur dan beretika, Lima elemen yang paling umum dan penting adalah (1) memastikan bahwa manajemen puncak memberi- kan contoh perilaku yang tepat, (2) mempekerjakan pegawai yang tepat, (3) mengomunikasikan sejumlah ekspektasi di seluruh posisi yang ada dalam struktur organisasi dan meminta konfirmasi tertulis atas penerimaan ekspektasi secara periodik, (4) menciptakan lingkungan kerja yang positif dan (5) mengembangkan dan mempertahankan kebijakan yang efektif untuk menangani kecurangan ketika hal itu benar-benar terjadi. 1. Pengaruh Manajemen Puncak (Contoh Keteladanan yang Sesuai) Penelitian terkait pengembangan moral secara tegas menyatakan bahwa kejujuran dapat diperkuat jika terdapat contoh keteladanan yang sesuai—terkadang disebut sebagai pengaruh manajemen puncak. Manajemen dalam suatu organisasi tidak dapat bertindak satu arah dan mengharapkan orang lain dalam organisasi untuk kemudian | berperilaku secara berbeda. Manajemen harus memperkuat pega wainya melalui sanksi tegas ketika perilaku tidak jujur, perilaku yang 38 pate pentane, atau perilaku tidak etis tidak dapat lagi dito- leransi. / Penelitian mengenai alasan mengapa orang berbohong (atau tidak jujur) menunjukkan bahwa ada empat alasan besar mengapa orang tersebut berbohong. Yang pertama adalah ketakutan terhadap sanksi atau konsekuensi yang buruk. Ketakutan ini bisa jadi karena mereka mengetahui bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang salah atau kinerja mereka tidak memenuhi harapan. Individu yang selalu merasakan ketakutan terhadap kemungkinan adanya sanksi akan membiasakan dirinya untuk terus berbohong, yang merupakan alasan kedua untuk berbohong. Bahkan, ketika dihadapkan dengan kebenaran, setelah mereka melakukan kebohongan, mereka biasanya tetap bersikeras bahwa kebohongan tersebut adalah kebenaran. Alasan ketiga untuk kebohongan adalah karena mereka telah belajar untuk berbohong karena melihat orang lain berbohong atau melalui contoh keteladanan yang negatif. Ketika seseorang melihat orang lain ber-bohong, terutama ketika orang tersebut tidak mendapatkan sanksi atas kebohongan yang mereka lakukan, seseorang menjadi lebih cenderung untuk terus berbohong. Pada akhirnya, orang berbohong karena mereka merasa jika mereka mengatakan kebenaran mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sayangnya, contoh keteladanan yang buruk saat ini ada di mana- mana. Terlebih lagi, dengan meningkatnya aksesibilitas terhadap in- formasi (blog, situs, PDA, jaringan koneksi, podcast, dan sebagainya), berita tentang contoh keteladanan yang buruk menjadi lebih terinci dan lebih dapat diakses dibandingkan sebelumnya. Oleh karena itu, ketika seseorang seperti Bernie Madoff diduga melakukan kecu- rangan, contoh keteladanan buruknya tidak hanya diketahui oleh orang yang ada di dalam perusahaannya dan di antara sejumlah rekan dekat- nya, tetapi juga tersebar melalui berbagai media di seluruh dunia. 39 2. Mempekerjakan Pegawai yang Tepat Elemen penting kedua dalam menciptakan budaya jujur dan beretika adalah dengan mempekerjakan pegawai yang tepat. Tidak semua orang sama-sama berlaku jujur atau memiliki kode etik pri. badi yang cukup baik. Faktanya, hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak orang, ketika dihadapkan dengan tekanan dan kesempatan yang cukup besar, akan berlaku tidak jujur daripada menghadapi “konsekuensi negatif’ dan perilaku jujur (contohnya, kehilangan reputasi atau penghargaan, tidak berhasil memenuhi sejumlah nilaj atau ekspektasi yang ditetapkan perusahaan, tereksposnya kinerja yang tidak memadai, ketidakmampuan membayar utang, dan se- bagainya). Jika suatu organisasi berhasil mencegah terjadinya ke- curangan, organisasi tersebut harus memiliki kebijakan perekrutan yang efektif yang dapat membedakan sejumlah individu marginal dengan individu yang beretika, terutama ketika melakukan perekrutan untuk posisi dengan risiko tinggi. Prosedur perekrutan secara proaktif mencakup beberapa hal, seperti melakukan investigasi latar belakang calon pegawai, mengecek referensi yang ditunjukkan calon pegawai secara mendalam, dan belajar bagaimana menginterpretasikan respons untuk sejumlah pertanyaan yang ditanyakan terkait calon pegawai, serta menguji kejujuran dan sifat-sifat calon pegawai lain- nya. Ethical values and Integrity mencakup (1) identifikasi dan kon- difikasi nilai dan etika yang sesuai, (2) pelatihan kesadaran kecurangan yang membantu pegawai memahami permasalahan yang berpotensi menimbulkan kecurangan yang mungkin dihadapi dan bagaimana menyelesaikan atau melaporkannya, dan (3) mengomunikasikan ekspektasi yang konsisten mengenai adanya sanksi bagi pelanggat. Supaya kode etik efektif, kode etik tersebut harus tertulis dan dikomunikasikan kepada pegawai, pemasok, dan pelanggan. Kode etik tersebut juga harus dikembangkan sedemikian rupa, sehingga dapat mendorong manajemen dan pegawai untuk bertindak ul 40 kode etik tersebut. Mengharuskan Pegawai untuk memberikan konfirmasi socara tertulis bahwa mereka memahami ekspektasi etik organisasi yang merupakan elemen efektif dan komu-nikasi dalam meneiptakan budaya jujur. Faktanya, banyak perusahaan yang sukses telah mendapati bahwa konfirmasi tertulis mereka san; gat efektif dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan sebelum berk: 1b: jadi yang lebih besar. embang menjadi kecurangan Selain ekspektasi mengenai perilaku etis, ekspektasi terkait adanya sanksi bagi pihak yang melakukan kecurangan juga harus di- komunikasikan dengan jelas dari manajemen puncak ke semua orang dalam organisasi. Contohnya, pernyataan jelas dari manajemen bahwa tindakan yang tidak jujur tidak akan ditoleransi dan bahwa pelanggar akan diberhentikan dan diproses secara hukum. Pernyataan tersebut membantu program pencegahan kecurangan. Jelasnya, beberapa pernyataan harus ditindaklanjuti dengan tindakan nyata ketika ter- jadi tindak kecurangan. Di Amerika Serikat, kode etik harus didasarkan pada Sarbanes- Oxley Act tahun 2002 untuk menyampaikan ekspektasi mengenai apa yang sesuai dan apa yang tidak sesuai dalam organisasi. Setiap perusahaan publik saat ini harus memiliki kode etik seperti itu untuk semua jajaran direksi dan pegawainya. 3. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif Elemen keempat dalam menciptakan budaya jujur dan beretika adalah pengembangan lingkungan kerja yang positif. Hasil pene- litian mengindikasikan bahwa kecurangan lebih jarang terjadi ketika pegawai memiliki perasaan positif terhadap organisasi, dan memiliki rasa memiliki dalam organisasi tersebut, dibandingkan ketika mereka merasa tidak diperlakukan dengan semestinya, terancam, atau diabaikan. Faktor-faktor yang dihubungkan dengan tingginya tingkat kecu- rangan dan yang mengurangi nilai dan lingkungan kerja yang positif antara lain sebagai berikut: al 3 a, Manajemen puncak yang tidak peduli atau memerhatikay Peri laku pegawai. b. Unnpan balik negatif atau berkurangnya pengakuan kinerjg dalam pekerjaan. : Adanya ketidakadilan yang dirasakan dalam organisagj, C, d. Manajemen autokrasi, bukan manajemen partisipatif, e. Loyalitas organisasi yang rendah. f£ Ekspektasi anggaran yang tidak masuk akal. g. Pembayaran dengan nilai rendah yang tidak realistis, h. Pelatihan dan kesempatan promosi yang buruk. i. Tingkat perputaran dan/atau ketidakhadiran yang tinggi, j. Kurangnya kejelasan tanggung jawab dalam organisasi, k. Komunikasi yang buruk dalam organisasi. Dengan fokus saat ini pada hasil jangka pendek, khususnya laba kuartalan per lembar saham, dan pengaruh hasil tersebut pada harga saham, banyak perusahaan mulai memperlakukan pegawai mereka lebih seperti aset yang dapat diperjualbelikan dibandingkan dengan individu yang harus dijaga dan dijadikan sebagai investasi. Meningkat- nya pemecatan dan perekrutan kembali mengakibatkan kurangnya keamanan, komitmen, dan rasa memiliki dalam perusahaan. Dengan demikian, semakin sedikitnya rasa memiliki dan komitmen terhadap perusahaan sering kali mengakibatkan peningkatan kecurangan dalam perusahaan tersebut. 4, Penanganan Kecurangan dan Pelaku Kecurangan secara Tepat ketika Terjadi Kecurangan Elemen kelima, sekaligus elemen yang terakhir dalam mencipta- kan budaya jujur dan beretika adalah penerapan kebijakan yang s suai untuk menangani kecurangan jika terjadi. Tidak peduli seberapa baik aktivitas pengendalian kecurangan suatu organisasi, seperti yang dinyatakan sebelumnya, kecurangan masih dapat terjadi. Cara organi 42 ng n, dilakukan tindakan yang tegas dan U, terdapat penilaian dan peningkatan serta komunikasi dan pelatihan yang i harus memiliki kebijakan kecurangan ; bertanggung jawab terhadap pence- gahan, pendeteksian, dan investigasi kecurangan, bagaimana insiden kecurangan akan ditangani melalui proses hukum, dan apa jenis upaya pemulihan dan pelatihan yang harus dilakukan ketika terjadi kecu- rangan. konsisten terhadap para pelaky atas risiko dan Pengendalian, terus-menerus. Setiap organisasi yang menentukan siapa yang 24, Tanya: Bagaimana perusahaan menilai dan mengurangi risiko kecu- rangan (fraud risks) dalam suatu organisasi? Jawab : Selain menciptakan budaya jujur dan beretika, pencegahan kecurangan yang efektif adalah dengan menghilangkan kesempatan terjadinya kecurangan. Baik kecurangan yang dilakukan oleh mana- jemen puncak atas nama organisasi, maupun kecurangan yang dila- kukan terhadap suatu organisasi, yang dapat terjadi tanpa adanya kesempatan untuk melakukan kecurangan. Organisasi dapat secara proaktif menghilangkan kesempatan dilakukannya kecurangan dengan (1) secara akurat mengidentifikasi sumber dan mengukurrisiko, (2) mengimplementasikan pengendalian preventif dan pengendalian detektif yang sesuai untuk mengurangi risiko tersebut, (3) membuat Ppemonitoran secara menyeluruh oleh pegawai, dan (4) memiliki audi- tor internal dan eksternal yang melakukan pengecekan independen pada kinerja. OY i, menelusuri, dan mengukur risiko kecurangan berarti bahwa organi: harus menerapkan suatu proses yang dapat menunjukkan di mana risiko kecurangan terbesar serta mengevaluasi dan menguji pengendalian yang mengurangi risiko tersebut. Dalam mengidentifikasi risiko kecurangan, organisasi seharusnya memper- timbangkan karakteristik khusus organisasional, industri, dan negara yang memengaruhi risiko kecurangan. Salah satu organisasi yang secara efektif mencegah sebagian besar kecurangan mengadakan sesi diskusi dengan pihak manajemen, audit internal, keamanan perusahaan, dan konsultan hukum dan berfokus pada pertanyaan berikut: Mengidentifik + Jika kecurangan terjadi dalam organisasi kita, di mana ke- mungkinan terjadinya kecurangan itu? Organisasi membuat daftar jenis kecurangan yang mungkin paling sering terjadi, kemudian memberi perhatian khusus pada kecurangan jenis m. * Pegawai bagian apa yang memiliki kemungkinan terbesar untuk melakukan kecurangan terhadap perusahaan? Organisasi kemudian memastikan penerapan pengendalian preventif dan detektif terhadap pegawai tersebut. + Jika masing-masing kemungkinan kecurangan terjadi dalam organisasi kita, jenis indikator apa yang akan terlihat? Setelah penilaian risiko kecurangan dilakukan, organisasi dapat mengidentifikasi proses, pengendalian, dan prosedur lain yang di- butuhkan untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi. Sistem pengendalian internal yang memadai akan menyertakan lingkungan pengendalian yang dikembangkan dengan baik, sistem akuntansi yang efektif, dan aktivitas pengendalian yang sesuai. Berukut ini disajikan kutipan ISA 240 tentang tanggungjawab auditor berhubungan dengan kecurangan dalam audit laporan keuangan dan Appendix 2 ISA 315 44 Appendix ISA 240 | THE AUDITOR'S RESPONSIBILITIES RELATING TO FRAUD IN AN AUDIT OF FINANCIAL STATEMENTS Examples of Fraud Risk Factors The fraud risk factors identified in this Appendix are examples of such factors that may be faced by auditors in a broad range of situations. Separately presented are examples relating to the two types of fraud relevant to the auditor's consideration — that is, fraudulent financial reporting and misappropriation of assets. For each of these types of fraud, the risk factors are further classified based on the three conditions generally present when material misstatements due to fraud occur: (a) incentives/pressures, (b) opportunities, and (c) attitudes/rationalizations. Although the risk factors cover a broad range of situations, they are only examples and, accordingly, the auditor may identify additional or different risk factors. Not all of these examples are relevant in all circumstances, and some may be of greater or lesser significance in entities of different size or with different ownership character- istics or circumstances, Also, the order of the examples of risk factors provided is not intended to reflect their relative importance or frequency of occurrence. Risk Factors Relating to Misstatements Arising from Fraudulent Financial Reporting The following are examples of risk factors relating to misstatements arising from fraudulent financial reporting. Incentives/Pressures Financial stability or profitability is threatened by economic, industry, or entity oper- ating conditions, such as (or as indicated by): + High degree of competition or market saturation, accompanied by declining margins. High vulnerability to rapid changes, such as changes in technology, product obsolescence, or interest rates. Significant declines in customer demand and increasing business failures in either the industry or overall economy. Operating losses making the threat of bankruptcy, foreclosure, or hostile take- over imminent. Recurring negative cash flows from operations or an inability to generate cash flows from operations while reporting earnings and earnings growth. 45 + Rapid growth or unusual profitability especially compared to that of other com. panies in the same industry. + New accounting, statutory, or regulatory requirements. Excessive pressure exists for management to meet the requirements or expecta. tions of third parties due to the following: + Profitability or trend level expectations of investment analysts, institutional inves. tors, significant creditors, or other external parties (particularly expectations that are unduly aggressive or unrealistic), including expectations created by manage- ment in, for example, overly optimistic press releases or annual report messages, ‘Need to obtain additional debt or equity financing to stay competitive — including financing of major research and development or capital expenditures. Marginal ability to meet exchange listing requirements or debt repayment or other debt covenant requirements. Perceived or real adverse effects of reporting poor financial results on significant pending transactions, such as business combinations or contract awards. Information available indicates that the personal financial situation of management or those charged with governance is threatened by the entity’s financial performance arising from the following: + Significant financial interests in the entity. + Significant portions of their compensation (for example, bonuses, stock options, and ear-out arrangements) being contingent upon achieving aggressive tar- gets for stock price, operating results, financial position, or cash flow. Manage- ‘ment incentive plans may be contingent upon achieving targets relating only to certain accounts or selected activities of the entity, even though the related accounts or activities may not be material to the entity as a whole. + Personal guarantees of debts of the entity. There is excessive pressure on management or operating personnel to meet financial targets established by those charged with governance, including sales or profitability incentive goals. Opportunities The nature of the industry or the entity's operations provides opportunities to engage in fraudulent financial reporting that can arise from the following: + Signticant related:party transactions not in the ordinary course of business or with related entities not audited or audited by another firm, ‘ A Batak financial Presence or ability to dominate a certain industry sector that al Ms e entity to dictate terms or conditions to ‘Suppliers or customers that may result in inappropriate or non-arm’s-length transactions. hae Habilt 4 revenues, or expenses based on significant estimates that involve subjective judgments or uncertainties that are difficult to corroborate. Significant, unusual, or highjy complex transactions, especially those close to period end that pose difficult ‘substance over form” questions, Significant operations located or conducted across intemational borders in ju- risdictions where differing business environments and cultures exist Use of business intermediaries for which there appears to be no clear business justification. . Significant bank accounts or subsidiary or branch operations in tax-haven juris- dictions for which there appears to be no clear business justification. The monitoring of management is not effective as a result of the following: + Domination of management by a single person or small group (in a non owner- managed business) without compensating controls. * Oversight by those charged with governance over the financial reporting process and internal control is not effective. There is a complex or unstable organizational structure, as evidenced by the following: + Difficulty in determining the organization or individuals that have controlling interest in the entity. + Overly complex organizational structure involving unusual legal entities or mana- gerial lines of authority. + High turnover of senior management, legal counsel, or those charged with governance. Internal control components are deficient as a result of the following: + Inadequate monitoring of controls, including automated controls and controls over interim financial reporting (where external reporting is required). + High turnover rates or employment of staff in accounting, information technology, or the intemal audit function that are not effective. Accounting and information systems that are not effective, including situations involving significant deficiencies in internal control. 47 Attitudes/Rationalizations Communication, implementation, support, or enforcement of the entity's values or ethical standards by management, or the communication of inappropriate values or ethical standards, that are not effective. Nonfinancial management's excessive participation in or preoccupation with the selection of accounting policies or the determination of significant estimates. Known history of violations of securities laws or other laws and regulations, or claims against the entity, its senior management, or those charged with gover- nance alleging fraud or violations of laws and regulations. Excessive interest by management in maintaining or increasing the entity's stock price or earnings trend. The practice by management of committing to analysts, creditors, and other third parties to achieve aggressive or unrealistic forecasts. Management failing to remedy known significant deficiencies in internal control on a timely basis. An interest by management in employing inappropriate means to minimize reported earnings for tax-motivated reasons. Low morale among senior management. The owner-manager makes no distinction between personal and business trans- actions. Dispute between shareholders in a closely held entity. Recurring attempts by management to justify marginal or inappropriate account- ing on the basis of materiality. The relationship between management and the current or predecessor auditor is strained, as exhibited by the following: 0 Frequent disputes with the current or predecessor auditor on accounting, auditing, or reporting matters. 0 Unreasonable demands on the auditor, such as unrealistic time constraints regarding the completion of the audit or the issuance of the auditor's report. © Restrictions on the auditor that inappropriately limit access to people or information or the ability to communicate effectively with those charged with governance. 0 Domineering management behavior in dealing with the auditor, especially involving attempts to influence the scope of the auditor's work or the selection or continuance of personnel assigned to or consulted on the audit engage- ment. [ isk Factors Arising from Misstatements Arising from Misappropriation of Assets Risk factors that relate to misstatements arising from misappropriation of assets are also classified according to the three conditions generally present when fraud exists: incentives/pressures, opportunities, and attitudes/rationalization. Some of the risk factors related to misstatements arising from fraudulent financial reporting also may be present when misstatements arising from misappropriation of assets occur. For example, ineffective monitoring of management and other deficiencies in internal control may be present when misstatements due to either fraudulent financial reporting or misappropriation of assets exist. The following are examples of risk factors related to misstatements arising from misappropriation of assets. Incentives/Pressures Personal financial obligations may create pressure on management or employees with access to cash or other assets susceptible to theft to misappropriate those assets. Adverse relationships between the entity and employees with access to cash or other assets susceptible to theft may motivate those employees to misappropriate those assets. For example, adverse relationships may be created by the following: + Known or anticipated future employee layoffs. * Recent or anticipated changes to employee compensation or benefit plans. * Promotions, compensation, or other rewards inconsistent with expectations. Opportunities Certain characteristics or circumstances may increase the susceptibility of assets to misappropriation. For example, opportunities to misappropriate assets increase when there are the following: + Large amounts of cash on hand or processed. * Inventory items that are small in size, of high value, or in high demand. * Easily convertible assets, such as bearer bonds, diamonds, or computer chips. * Fixed assets which are small in size, marketable, or lacking observable identi- fication of ownership. Inadequate internal contro! over assets may increase the susceptibility of misappro- priation of those assets. For example, misappropriation of assets may occur be- cause there is the following: * Inadequate segregation of duties or independent checks. 49 OY * Inadequate oversight of senior management expenditures, such as travel ang other re-imbursements. + Inadequate management oversight of employees responsible for assets, for example, inadequate supervision or monitoring of remote locations. Inadequate job applicant screening of employees with access to assets, Inadequate record keeping with respect to assets. Inadequate system of authorization and approval of transactions (for example, in purchasing). Inadequate physical safeguards over cash, investments, inventory, or fixed assets. Lack of complete and timely reconciliations of assets. Lack of timely and appropriate documentation of transactions, for example, credits for merchandise returns. Lack of mandatory vacations for employees performing key control functions. * Inadequate management understanding of information technology, which en- ables information technology employees to perpetrate a misappropriation. Inadequate access controls over automated records, including controls over and review of computer systems event logs. Attitudes/Rationalizations + Disregard for the need for monitoring or reducing risks related to misappropria- tions of assets. Disregard for internal control over misappropriation of assets by overriding existing controls or by failing to take appropriate remedial action on known deficiencies in internal control. Behavior indicating displeasure or dissatisfaction with the entity or its treatment of the employee. Changes in behavior or lifestyle that may indicate assets have been misappro- priated. Tolerance of petty theft. 50 DAFTAR PUSTAKA International Standard on Auditing 240 : The Auditor's Responsibili- ties Relating to Fraud in An Audit of Financial Statements, 2009. International Standard on Auditing 315 (Revised) : Identifying An Assesing The Risks of Material Mistatements Through Undestanding The Entity and its Environment, 2013. IFAC, Handbook of International Quality Control, Auditing, Re- view, Other Assurance, And Related Services Pronounce- ments, 2013, Volume 1 & 2. Kumpulan Soal Ujian Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanegara. Mark F. Zimelman, Conan Albercht, W. Steve Albrecht, dan Chad O. Albercht, Akuntansi Forensik (Forensic Accounting), Edisi 4, Penerbit Salemba Empat, Cengage Learning, 2014. Bahan Workshop Dua Hari Fundamental Internal Auditing, DHN Consultan, 1998.

You might also like