Professional Documents
Culture Documents
2 FARMAKOLOGI
“METABOLISME OBAT SEDATIF-HIPNOTIK PADA HEWAN COBA”
Disusun Oleh:
Meja 7 (A2)
Anggota:
Yose Eunike (220600132)
Hagen Edson (220600131)
Sia Jun Xiang
(220600079) Nur Nabillah
(220600082)
Nor Muhammad Qushyri (220600080)
Saranyaa Prommanop (220600081)
Suatu bahan sedatif dapat mengurangi rasa cemas dan mempunyai efek menenangkan
dengan sedikit atau tanpa efek terhadap fungsi- fungsi mental dan motoris obat sedatif.
Hipotik menimbulkan rangkaian efek depresan system saraf pusat mulai dari sedasi ringan.
Meredakan ansietas sampai anestesi dan koma (Katzung, 2002).
Sedatifa adalah senyawa yang menimbulkan sedasi, yaitu suatu keadaan terjadinya
penurunan kepekaan terhadap rangsangan dari luar karena ada penekanan sistem saraf pusat
yang ringan. Dalam dosis besar, sedatifa berfungsi sebagai hipnotika, yaitu dapat
menyebabkan tidur pulas. Sedatifa digunakan untuk menakan kecemasan yang diakibatkan
oleh ketegangan emosi dan tekanan kronik yang disebabkan oleh penyakit atau faktor
sosiologis, untuk menunjang pengobatan hipertensi, untuk mengontrol kejang dan untuk
menunjang efek anestesi sistemik. Sedatifa mengadakan potensial dengan obat analgesik dan
obat penekan sistem saraf pusat yang lain. Hipnotika digunakan untuk pengobatan gangguan
tidur; seperti insomnia. Efek samping yang umum golongan sedatif- hipnotika adalah
mengantuk dan perasaan tidak enak waktu bangun. Kelebihan dosis dapat menimbulkan
koma dan kematian karena terjadi depresi pusat medula yang vital di otak. Pengobatan jangka
panjang menyebabkan toleransi dan ketergantungan fisik (Siswandono dan Soekardjo, 1995).
Bagi penderita dengan keluhan sukar tertidur, tetapi bila sudah tidur dapat tidur lelap
sebaiknya diberikan hipnotik kerja singkat; sedangkan hipnotik kerja panjang diperlukan
penderita yang mudah tidur tetapi tidak nyenyak. Penderita lanjut usia yang tidak dapat tidur
nyenyak sebaiknya diperiksa lebih teliti penyebabnya, mungkin psikoterapi atau obat
antidepresi lebih sesuai (Santoso dan Wiria, 1995).
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Instruksional
Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh obat terhadap enzim pemetabosme obat melalui
efek farmakologinya
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI
Obat yang masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian pada umumnya
mengalami absorpsi, distribusi dan pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan
menimbulkan efek. Kemudian, setelah mengalami biotransformasi, obat diekskresikan dari
dalam tubuh. Metabolisme atau biotransformasi merupakan rekasi perubahan zat kimia
dalam jaringan biologi yang dikatalis oleh enzim menjadi metabolitnya. Metabolisme obat
terjadi terutama di hati, yakni di membrane endoplasmic reticulum ( mikrosom) dan di
sitosol. Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang non polar (larut lemak)
menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau empedu. Dengan perubahan
ini obat aktif umumnya diubah menjadi inaktif, tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif,
kurang aktif atau menjadi toksik.
Jumlah metabolit yang dihasilkan ditentukan oleh kadar dan aktivitas enzim yang
berperan dalam pross metabolisme. Kecepatan metabolisme dapat menentukan intensitas dan
masa kerja obat. Penurunan kecepatan metabolisme akan meningkatkan intensitas dan
memperpanjang masa kerja obat, juga beresiko meningkatkan toksisitas obat. Sebaliknya,
peningkatan kecepatan metabolisme akan menurunkan intensitas dan memperpendek masa
kerja obat sehingga obat pada dosis normal menjadi tidak efektif (Gunawan dkk,1995).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi metabolisme obat, diantaranya adalah induksi
dan inhibisi enzim pemetabolisme.
1. Induksi enzim CYP P450 CYP P450 merupakan superfamily enzim yang bertanggung
jawab pada proses biotransformasi obat. Beberapa obat dapat menginduksi enzim ini
sehingga kerja CYP P450 semakin meningkat dalam memetabolisme obat
2. Inhibisi enzim Reaksi inhibisi enzim terjadi lebih cepat daripada induksi enzim karena
terjadi secara cepat setelah konsentrasi inhibitor ini mencapai titik tertentu yang sanggup
bersaing dengan obat dalam menduduki sisi aktif enzim pemetabolisme
METODE PRAKTIKUM
BAHAN Bahan:
0,01%
Alat:
1. Spuit 3 cc
2. spuit 1 cc
3. Oral gavage
4. Timer
5. Gelas erlenmeyer
6. Tusuk gigi
7.Timbangan
1. Pelaksanaan
1. Diazepam = 10 mg
2. Fenobarbital = 4 mg
3. Simetidin = 200 mg
4. Rifampisin = 450 mg
5. Glukosa = 100 mg
3. Vol obat yang diberikan = dosis pada tikus / kons. Larutan stok
oral
oral
Pengamatan: Praktikan menilai respon pada hewan coba setiap 5 menit pada menit ke 5, 10,
15, 20, 30, 35,40,45,50 dan menit ke 60:
a. Postur tubuh:
1 = Jaga = Kepala dan punggung tegak
2 = Ngantuk = Kepala tegak, punggung mulai datar
3 = Tidur = Kepala dan punggung datar
b. Aktivitas Motorik
c. 1 = Gerak Spontan
d. 2 = Gerak Spontan bila dipegang
e. 3 = Gerak menurun saat dipegang
BAB IV
Parameter I
Menit
Postur Tikus 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
tubuh
IV 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1
Parameter II
Menit
Aktivitas motorik Tikus 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
IV 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1
a. Postur Tubuh:
1 = Jaga = Kepala dan punggung tegak
2 = Ngantuk = Kepala tegak, punggung mulai datar
3 = Tidur = Kepala dan punggung datar
b. Aktivitas Motorik:
1 = Gerak Spontan
2 = Gerak Spontan bila dipegang
3 = Gerak Spontan saat
PENUTUP
Kesimpulan
Pada praktikum ini,didapatkan hail durasi diazepam lebih cepat dibandingkan durasi
diazepam yang ditambahkan fenobarbital, hasil in tidak sesuai literatur karena diazepam
berfungsi sebagai kontrol sehingga diperoleh durasi yang lebih lamadibanding dengan
pemberian fenobarbital dan diazepam.
Simetidin merupakan inhibitor enzim yang dapat memperlama efck obat yang diberikan
selanjutnya. Hasil durasi yang didapatkan memiliki durasi lebih cepat. Hasil ini tidak sesuai
dengan teoritisnya bahwa penggunaan inhibitor dapat memperpanjang durasi diazepam.
Hal ini mungkin disebabkan kesalahteknis dalam praktikum seperti kesalahan dalam
pemberian obat,keadaan hewn uji dan waktu yang diperlukan simetidin untuk berikatan
dengan enzim CYP kurang lama. Selain itu seperti dijelaskandi atas bahwa simetidin
menvebabkan diazepam terakumulasi dandapat menurunkan absorbsi dari diazepam schingga
durasi yangdiperoleh tidak mampu mencapai keadaan teoritis. Simetidin selain sebagai
inhibitor juga dapat menurunkan absorbsi dari berbagai senyawa.
• Metabolisme atau biotransformasi adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi
dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim.
• Metabolisme terdiri dari dua reaksi, yaitu reaksi fase I (reaksi reduksi, reaksi oksidasi dan
reaksi hidrolisis) dan reaksi fase II (reaksi konjugasi).
• Induktor enzim