You are on page 1of 115

PETUNJUK TEKNIS

PETUNJUK TUJUANMINERBA
TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN

KEPDIRJENMINERBANO. Standardisasi dalam pemenuhan persyaratan


•185.K/37.04/DBT/2019 teknis keselamatan pertambangan mineral
TENTANGPETUNJUK dan batubara
TEKNISPELAKSANAAN Persamaan persepsi para pemegang izin usaha
KESELAMATAN pertambangan dalam menyusun dan
PERTAMBANGAN DAN menerapkan pengelolaan keselamatan
PELAKSANAAN, pertambangan mineral dan batubara
PENILAIAN, DAN
PELAPORAN SISTEM Meningkatkan profesionalisme dan
MANAJEMEN kompetensi Perusahaan Pertambangan, serta
KESELAMATAN Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam
PERTAMBANGAN pelaksanaan keselamatan pertambangan
MINERAL DAN BATUBARA mineral dan batubara
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pertambangan

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


• Wilayah diluar WIUP atau WIUP OP Khusus Pengolahan dan/atau
Pemurnian yang telah mendapat persetujuan dari Menteri atau
Gubernur menjadi tanggung jawab KTTatauPTL
• Hanya pekerja atau orang yang diberi izin oleh KTT atau PTL yang dapat
memasuki atau berada di wilayah izin usaha pertambangan serta
didampingi oleh KTT,PTL,atau petugas yang ditunjuk
• Jalan Pertambangan digunakan diluar kegiatan pertambangan yang
diizinkan oleh KTT, maka keselamatan penggunaan jalan tersebut
menjadi tanggung jawab KTT
• Pemegang izin hanya dapat memulai usahanya setelah mendapat
pengesahan KTTatau PTLoleh KaITatau Kadis atas namaKaIT
• Pemegang izin menyediakan peralatan, perlengkapan, fasilitas,
dan alat pelindung diri yang diberikan secara cuma-cuma
kepada pekerja sesuai dengan jenis, sifat, dan bahaya pekerjaan
yang dilakukannya dan bagi setiap orang yang memasuki tempat
usaha pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian
• Jika dalam pekerjaan usaha Pertambangan atau pengolahan
dan/atau pemurnian tidak ada KTT,PTL, atau petugas yang
ditunjuk maka pekerjaan tersebut dihentikan oleh IT.
• Pemegang izin memberikan bantuan sepenuhnya seperti
memberikan informasi kepada IT pada saat melaksanakan
tugasnya
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA

• Keselamatan Kerja
• Kesehatan Kerja
• Lingkungan Kerja
KESELAMATAN
KERJA
PERTAMBANGAN
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Pertambangan

Pendidikan
Manajemen
Program Kampanye
Risiko LOREM
KeselamatanIPSUM
Keselamatan
dan Pelatihan

DOLOR
Kerja Kerja

consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod


tempor incididunt ut labore et dolore
magna aliqua

Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamatan Keadaan Keselamatan
Darurat Kerja dan Kejadian
Kerja
Berbahaya
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


MANAJEMEN RISIKO Penetapan terkait
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN kegiatan
MINERBA yang
menjadi bagian dari
pertambangan.
Komunikasi
Penetapan
Pihak Internal dan dan
konteks
Eksternal terkait konsultasi
kegiatan
pertambangan.

Mengidentifikasi
bahaya-bahaya
Pemantauan yang muncul.
Identifikasi
dan
bahaya
peninjauan

Memantau dan
meninjau apakah
kegiatan masih Penilaian dan
relevan dengan pengendalian Menilai risiko dan
bahaya, risiko, dan risiko mengendalikannya.
pengendalian.
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


PROGRAM KESELAMATAN KERJA
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA

Pencegahan terhadap kecelakaan, kejadian berbahaya,


kebakaran, dan kejadian lain yang berbahaya.
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Penyusunan dan Penetapan Program Keselamatan
Kerja didasarkan kepada:
 Peraturan perundangan yang berlaku
 Persyaratan lainnya yang terkait
 Kebijakan Perusahaan
 Hasil Manajemen Risiko
 Evaluasi kinerja program sebelumnya
 Hasil pemeriksaan kecelakaan & kejadian Berbahaya
 Ketersediaan sumber daya (manusia, finansial, peralatan)
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA

Diklat untuk pekerja baru, pekerja tambang untuk Diklat disesuaikan dengan kegiatan, jenis, dan
tugas baru, pelatihan untuk bahaya dan risiko pekerjaan.
penyegaran tahunan atau diklat lainnya.
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Penyusunan Program Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja
didasarkan:
Pengumpulan data dan informasi
(pekerjaan dan pekerja)
Penyusunan TNA
Pelaksanaan pendidikan & pelatihan
(on the job/off the job)
Pemantauan dan evaluasi program
pendidikan dan pelatihan
Tindak lanjut perbaikan dan
peningkatan
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Kampanye keselamatan kerja dilakukan
peningkatan kinerja keselamatan kerja.
Substansi kampanye disusun dengan
mempertimbangkan:
 Peraturan perundangan & standar yang berlaku;
 Persyaratan lainnya yang terkait;
 Keterkaitan dengan program keselamatan secara
umum;
 Pengenalan/pemahaman, hambatan/tantangan
berkaitan dengan isu KP;
 Hasil evaluasi kinerja KP;
 Hasil Inspeksi dan Investigasi;
 Hasil Manajemen Risiko; dan
 Level kompetensipekerja
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


Administrasi keselamatan kerja mencakup:
 Buku tambang;
 Buku daftar kecelakaan tambang;
 Dokumentasi Kejadian Berbahaya, Kejadian
Akibat Penyakit Tenaga Kerja, dan PAK
 Pelaporan keselamatan kerja;
 RKABkeselamatan kerja;
 Prosedur/Instruksi kerja; dan
 Dokumen dan laporan pemenuhan kompetensi
dan ketentuan peraturan perundangan.
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1. IDENTIFIKASI
DAN PENILAIAN
POTENSI

5. PEMULIHAN 2. PENCEGAHAN

3.
4. RESPONS
KESIAPSIAGAAN
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Perencanaan

Persiapan

Pelaksanaan

Rekomendasi dan tindak


lanjut hasil inspeksi

Evaluasi inspeksi

Laporan dan
penyebarluasan hasil
inspeksi
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko

2 • Program Keselamatan Kerja

3 • Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja

4 • Kampanye

5 • Administrasi Keselamatan Kerja

6 • Manajemen Keadaaan Darurat

7 • Inspeksi Keselamatan Kerja

8 • Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya


Penyelidikan kecelakaan dan kejadian berbahaya harus segera
dilakukan sebelum 2 x 24 jam.

Tahapan penyelidikan kecelakaan dan kejadian berbahaya meliputi:


 Persiapan (tim, alat ukur & uji, pengumpulan data & dokumen);
 Pelaksanaan inspeksi (lokasi, sarana/prasarana, peralatan/instalasi,
wawancara saksi lngsung/tidak langsung, tindakan pengamanan/
pencegahan, membuat analisis & menentukan tindakankoreksi);
 Pelaporan (BA, pelaporan pasca investigasi ke KAIT);
 Pemantauan pelaksanaan tindakan koreksi; dan
 Evaluasi penyelidikan kecelakaan/kejadian berbahaya.
KESEHATAN
KERJA
PERTAMBANGAN
1
• Program Kesehatan Kerja

2
• Higiene dan Sanitasi

3
• Pengelolaan Ergonomi

4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba

5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Program kesehatan kerja disusun melalui
pendekatan 4 pillar kesehatan. Promotif,
Preventif, Kuratif, Rehabilitatif.
Program kesehatan kerja terdiri dari:
 Pemeriksaan kesehatan kerja
1. Pemeriksaan Kesehatan Awal, dilakukan sebelum pekerja diterima untuk
melakukan pekerjaab atau dipindahkan ke pekerjaan baru
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dilakukan untuk mengetahui kondisi pekerja
sesudah berada dalam pekerjaannya
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus, dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap pekerja ataugolongan
pekerja tertentu, disesuaikan dengan pajanan risiko pekerjaannya
4. Pemeriksaan Kesehatan Akhir, dilakukan kepada pekerja yang sisa masa
kerjanya 1 (satu) tahun menjelang pensiun
 Pelayanan kesehatan kerja
1. Tenga Kesehatan Kerja
2. Sarana dan prasarana

Pelayanan kesehatan kerja dapat diselenggarakan oleh


1. sendiri oleh pemegang izin;
2. bekerjasama dengan Tenaga Kesehatan Kerja yang kompeten atau
pelayanan kesehatan lain yang memiliki izin resmi.; dan/atau
3. bersama-sama oleh beberapa pemegang izin
 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
KTTatau PTLmenyediakan petugas yang memiliki
kompetensi, fasilitas, dan peralatan untuk
melakukan P3K pada setiap kelompok kerja

 Pengelolaan kelelahan kerja


1. melakukan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian faktor yang
dapat menimbulkan kelelahan pekerja
2. memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada semua pekerja
tentang pengetahuan pengelolaan dan pencegahan kelelahan
khususnya bagi para pekerja dengan waktu kerja bergilir atau shift
3. mengatur pola gilir kerja (shift) pekerja
4. melakukan penilaian dan pengelolaan tingkat kelelahan pada
pekerja setiap sebelum awal gilir kerja (shift) dan saat pekerjaan
berlangsung
 Pengelolaan pekerja yang bekerja pada tempat yang memiliki risiko tinggi
1. memastikan risiko yang ada sudah dikendalikan secara memadai melalui proses
penilian risiko dan pemantauan
2. memberikan pemahaman cara kerja aman, konsekuensi, dan
pemantauan pekerjaan di area tersebut
3. bertanggung jawab terhadap efek yang ditimbulkan akibat pekerjaan tersebut

 Rekaman data kesehatan kerja


Rekaman data kesehatan kerja Pertambangan
dianalisis dan dievaluasi sebagai bahan untuk
perbaikan kinerja kesehatan kerja Pertambangan
1
• Program Kesehatan Kerja

2
• Higiene dan Sanitasi

3
• Pengelolaan Ergonomi

4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba

5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Higiene dan sanitasi dilakukan dengan menyediakan
fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta
melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja.
1
• Program Kesehatan Kerja

2
• Higiene dan Sanitasi

3
• Pengelolaan Ergonomi

4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba

5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola
kesesuaian pekerjaan, lingkungan kerja,
peralatan, dan pekerja.
Tahapan pengelolaanergonomi:
 Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomi, serta
pengendalian berdasarkan hasil ergonomicrisk assessment;
 Menyediakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
yang sesuaidengan kemampuan,kondisi, dan postur pekerja;
 Menyediakan prosedur kerja sesuai dengan kapasitas
pekerja; dan
 Menyediakan perlengkapan penunjang untuk mendukung
pekerjaan.
1
• Program Kesehatan Kerja

2
• Higiene dan Sanitasi

3
• Pengelolaan Ergonomi

4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba

5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Pengelolaan makanan, minuman,
dan gizi pekerja tambang dilakukan
dengan memastikan bahwa
penyediaan makanan dan minuman
telah memenuhi syarat keamanan,
kecukupan, dan higienitas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
serta mempertimbangkan aspek
keseimbangan gizi pekerja.
1
• Program Kesehatan Kerja

2
• Higiene dan Sanitasi

3
• Pengelolaan Ergonomi

4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba

5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Diagnosis penyakit akibat kerja
ditegakkan melalui serangkaian
tahapan pemeriksaan klinis,
kondisi pekerja tambang, serta
kondisi lingkungan kerja.

Status Penyakit Akibat Kerja


berdasarkan hasil pemeriksaan
setelah membuktikan hubungan
sebab akibat antara penyakit
dengan pekerjaan dan/atau
lingkungan kerjanya.
LINGKUNGAN
KERJA
PERTAMBANGAN
Pengelolaan lingkungan kerja yang harus dilakukan oleh KTT/PTL:
 menunjuk petugas hygiene industry;
 melakukan IBPRlingkungan kerja terhadap pekerja di tempat kerja;
 menyusun, menetapkan, mensosialisasikan, menerapkan, mendokumentasi-
kan dan mengevaluasi prosedur pengelolaan;
 menyusun, mensosialisasikan, menerapkan dan mengevaluasi
program pengelolaan lingkungan kerja sesuai dokumen RKAB;
 melaksanakan pengukuran lingkungan kerja sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
 mengevaluasi, menindaklanjuti, dan mendokumentasikan hasilpengukuran;
 menyampaikan laporan berkala.
Pengelolaan lingkungan kerja dilakukan melalui tahapan:
 Antisipasi
Menginventarisasi bahaya dan risiko dari penggunaan sarana, prasarana,
dan instalasi.
 Pengenalan
Melakukan pengenalan bahaya melalui karakteristik,
jenis, bentuk dan ukurannya
 Evaluasi
Melakukan pengukuran dan pelatihan secara
berkala, melibatkan petugas hygene industry yang berkompeten.
 Pengendalian
Pengendalian dilakukan mengacu kepada hierarki
pengendalian, sesuai dengan hasil evaluasi. Sehingga bahaya
lingkungan kerja bisa dihilangkan/dikurangi paparannya/
pajanannya bagi pekerja yang bekerja di area tersebut.
• Pengelolaan Debu • Pengelolaan Iklim Kerja
1 6

• Pengelolaan Kebisingan • Pengelolaan Radiasi


2 7

• Pengelolaan Getaran • Pengelolaan Faktor Kimia


3 8

• Pengelolaan Pencahayaan • Pengelolaan Faktor Biolog


4 9

• Pengelolaan Kuantitas • Pengelolaan Kebersihan


5 dan Kualitas Udara Kerja 10 Lingkungan Kerja
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis
Keselamatan Operasi Pertambangan

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan

LOREM IPSUM
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut
labore et dolore magna aliqua
#1
Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan Pertambangan
• membuat daftar sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• mengidentifikasi jenis dan karakteristik atas pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• menyusun dan menetapkan prosedur pemeliharaan atau perawatan berdasarkan
hasil identifikasi jenis dan karakteristik sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan;
• merencanakan pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• melaksanakan program pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan yang sudah ditetapkan.
• melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.
• melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dan peningkatan kinerja
pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
#2
Pengamanan Instalasi
• membuat daftar instalasi;
• mengidentifikasi kebutuhan pengaman atas
instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur
pengamanan instalasi;
• menyusun dan menetapkan desain
pengamanan instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur proses
pemasangan instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur
pemeliharaan pengamanan instalasi; dan
• menerapkan, memantau dan mengevaluasi
sistem pengamanan instalasi oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten di bidang
#3
Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang Keselamatan Operasi

Dalam menyusun dan menetapkan prosedur,


membuat program dan jadwal, serta
melaksanakan pengujian kelayakan,
pengamanan dan pemeliharaan terhadap
sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
pertambangan dilakukan oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten di bidang
Keselamatan Operasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
• mengidentifikasi kebutuhan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan sesuai dengan karakteristik
kegiatan pertambangannya;
• menetapkan daftar sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan yang dibutuhkan sesuai hasil identifikasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur pengujian
kelayakan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan.
• melaksanakan pengujian kelayakan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan;
• evaluasi hasil pengujian kelayakan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan terhadap standar
yang menjadi acuan; dan
• menetapkan daftar sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan yang dinyatakan layak untuk dioperasikan.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan

Pengaturan keselamatan fasilitas dan kelayakan peralatan dan instalasi paling sedikit
meliputi:
a. perencanaan dan fabrikasi instalasi;
b. pengoperasian peralatan dan/atau instalasi yaitu:
1. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan oleh tim ahli internal
perusahaan yang kompeten atau perusahaan jasa inspeksi teknis
mempunyai IUJP yang ditunjuk dan disetujui oleh KTT atau PTL. Hasil uji
kelayakan disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
dengan kewenangannya.
2. Pemeriksaan dan pengujian kelayakan instalasi dilakukan secara berkala
dalam 1 kali setiap 5 tahun sedangkan untuk peralatan maksimum 3 tahun
sesuai hasil pemeriksaan, dan pemeriksaan secara berkala paling sedikit 1
kali setiap 1 tahun oleh KTT atau PTL.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
a. Dalam rangka mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT
atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan
kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk
melakukan presentasi dan/atau menugaskan IT untuk
melakukan verifikasi lapangan.

b. terhadap peralatan yang dibuat berdasarkan pesanan dan


bukan produksi massal, Pemegang Izin menyampaikan
dokumen teknis peralatan tersebut yang telah dievaluasi
oleh perusahaan jasa inspeksi teknik kepada KaIT atau
Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan
kewenangannya.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Perlistrikan, meliputi:

a. rencana pemeriksaan, pengujian, pemeliharaan dan perawatan instalasi


listrik yang dibuat oleh ahli listrik dipastikan aman dan ditetapkan oleh
KTT atau PTL.
b. instalasi listrik dipastikan diuji oleh orang yang kompeten atau
berkemampuan sesuai SKKNI dengan mempertimbangkan kompleksitas
operasional
c. setiap perubahan pada instalasi dicatat dalam buku listrik dan pada
bagan instalasi listrik.
d. Peralatan listrik meliputi unit power generator; unit power
transformer; unit switchgear; unit motor control center yang dipastikan
dilakukan uji kelayakan secara berkala.
e. KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan kewenangannya
dapat meminta KTT atau PTL untuk melakukan presentasi dan/atau
menugaskan IT untuk melakukan verifikasi lapangan.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Peralatan Hidrolik dan Pneumatik

a. tangki penampungan atau reservoir sistem hidrolik dilengkapi


dengan indikasi level oli, suhu dan tekanan yang dapat terlihat
jelas serta tidak boleh melebihi standar pabrik pembuatnya.
b. pemasangan hidrolik dilengkapi dengan pengaman terhadap
bahaya kebakaran dan terdapat gambar rangkaian hidrolik yang
menjelaskan fungsi dan cara kerja dengan menggunakan simbol
yang standar.
c. selang penyalur tenaga ke sistem dilengkapi dengan pengaman.
d. terdapat titik isolasi yang dapat digunakan untuk mematikan
tenaga hidrolik dan terpasang di dekat system hidrolik tersebut.
e. control panel pneumatik terpasang regulator dan air filter yang
dapat dikunci.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Komunikasi

a. pekerjaan instalasi komunikasi dilakukan


oleh orang yang kompeten atau memiliki
kemampuan.
b. dilengkapi dengan penangkal petir pada
saluran antena.
c. radio dipastikan ditempatkan pada
kendaraan atau unit dengan posisi tidak
menghalangi pandangan pengemudi dan
mudah dijangkau.
d. Kekuatan daya pancar mengikuti ketentuan
yang berlaku.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Instalasi Perkakas

a. Jenis-jenis Perkakas yaitu Parkakas Tangan, listrik, hidrolik,


dan bertenaga motor bakar.
b. Pengelolaan keselamatan operasi dan kelayakan yaitu
dilakukan oleh orang yang kompeten atau berkemampuan,
dilakukan uji kelayakan dari perkakas tersebut, tersedia
tempat penyimpanan (tool room), setiap modifikasi
disetujui oleh KTT atau PTL, pengunaan APD disesuaikan
dengan jenis perkakas yang digunakan.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Pipa Penyalur
a. pembangunan pipa penyalur dilakukan dengan penelaahan
dokumen berupa lokasi, jadwal penyelesaian pembangunan,
spesifikasi perencanaan, spesifikasi prosedur las dan rekaman
kualifikasi prosedur serta catatan kualifikasi unjuk kerja juru
atau operator las, prosedur reparasi, spesifikasi material yang
digunakan, prosedur pengoperasian dan pemeliharaan,
prosedur pembersihan dan pengeringan, serta data piranti
pengaman.
b. KTT atau PTL menjamin bahwa pipa penyalur dalam kondisi
aman saat dioperasikan.
c. KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya dapat menugaskan IT untuk mengevaluasi
kembali kelayakan penggunaan instalasi apabila terdapat
hal-hal yang menyebabkan pipa penyalur tidak laik dan tidak
aman untuk dioperasikan.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Bejana Tekan dan Katup Pengaman

a. pada pemeriksaan pertama, dilakukan uji


hidrostatik. Pada pemeriksaan berkala hanya
dilakukan pengecekan fisik berupa pengukuran
ketebalan dan kebocoran.
b. KTT atau PTL memastikan bahwa bejana tekan
dalam kondisi aman saat dioperasikan dan
melaporkan hasil pengujian tersebut
c. KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya dapat menugaskan IT untuk
mengevaluasi kembali kelayakan penggunaan
peralatan apabila terdapat hal-hal yang
menyebabkan bejana tekan tidak laik dan tidak
aman untuk dioperasikan.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Pesawat Angkat dan Angkut

a. Mengatur tentang konstruksi, peralatan, dan


pemancangan
b. pemeriksaan dan pengujian kelayakan pesawat angkat
dan/atau angkut dilakukan secara berkala paling lama 3
tahun. Jika ditemukan ketidaksesuaian terhadap spesifikasi,
fungsi, dan pembebanan dari hasil uji kelayakan, KaIT atau
Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai kewenangannya dapat
meminta KTT atau PTL untuk melakukan presentasi
dan/atau menugaskan IT untuk melakukan verifikasi
lapangan.
c. KTT atau PTL melaporkan hasil pengujian tersebut kepada
KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Angkutan Air
a. setiap penggunaan jalan perairan atau dermaga yang
ada pada sistem jalan perairan untuk pengangkutan
orang, bahan, atau komoditas tambang, disampaikan
kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya disertai dengan:
✓ salinan surat izin yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang; dan
✓peta yang terinci dan peta situasi dari dermaga
b. IT, KaIT, atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya dapat mengubah peraturan internal
tersebut apabila menurut pendapatnya dapat
meningkatkan pengelolaan keselamatan dari
pengoperasian angkutan tersebut.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Angkutan Udara

a. setiap permohonan untuk menggunakan angkutan udara


untuk keperluan angkutan orang pada pertambangan, atau
barang atau ketentuan tentang fasilitas pelabuhan udara
untuk pesawat terbang atau helikopter disampaikan kepada
KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai kewenangannya
disertai dengan:
✓ salinan surat izin yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang; dan
✓ peta yang terinci dan peta situasi dari pelabuhan udara,
b. IT, KaIT, atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya dapat mengubah peraturan internal
tersebut apabila menurut pendapatnya dapat
meningkatkan pengelolaan keselamatan dari pengoperasian
angkutan tersebut.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
# Keselamatan Fasilitas dan Kelayakan Angkutan Darat
a. Angkutan Kereta Api
b. Lokomotif
c. Lori Gantung
d. Kendaraan lain yang digerakkan dengan tenaga mekanis
atau yang sejenis, dan lain-lain
peraturan tentang angkutan yang ditetapkan dalam peraturan ini
dapat diperlihatkan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT
sesuai kewenangannya dan salinannya ditempatkan di kantor
tambang dan salinan diberikan kepada setiap pekerja angkutan
yang bekerja pada sistem tersebut. IT, KaIT, atau Kepala Dinas atas
nama KaIT sesuai kewenangannya dapat mengubah peraturan
angkutan, yang menurut pendapatnya perlu untuk menjamin
keselamatan dari pengoperasian angkutan tersebut.
#5
Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan
Kajian teknis dilakukan pada saat awal kegiatan atau
sebelum dimulainya kegiatan pertambangan. Apabila
terjadi perubahan atau modifikasi terhadap proses,
sarana, prasarana, instalasi, da peralatan pertambangan
maka hasil evaluasinya disampaikan kepada KaIT/Kepala
Dinas atas nama KaIT.
Manajemen perubahan dilakukan apabila terjadi
perubahan pada sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan paling sedikit meliputi:
• spesifikasi;
• fungsi; dan/atau
• peralatan keselamatan.
#6
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan

Keselamatan dan kelayakan operasi fasilitas


bahan peledak dan peledakan mengikuti
ketentuan Keputusan Direktur Jenderal
Mineral dan Batubara Nomor
309.K/30/DJB/2018 tentang Petunjuk Teknis
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
serta Keselamatan Fasilitas Penimbunan
Bahan Bakar Cair pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#A Gudang dan Bangunan
1. persyaratan administrasi gedung dan bangunan untuk keselamatan
gedung dan bangunan.
2. Persyaratan teknis terkait gedung dan bangunan yaitu:
a. Proteksi gedung seperti sistem pengendalian terhadap potensi bahaya
dan risiko, alat deteksi kebakaran, jalan masuk dan keluar yang aman
b. Penyalur petir sesuai kaidah perlindungan petir meliputi perlindungan
secara teknis, ketahanan mekanis, ketahanan terhadap korosi
c. Jalan untuk menyelamatkan diri meliputi tangga darurat dan tangga di
luar gedung
d. Perlindungan terhadap terjatuh meliputi pekerjaan dengan ketinggian
minimum 1,8 meter disediakan tempat berpijak yang kokoh, pagar
pengaman/ pegangan tangan, rambu peringatan dan/atau perancah
(scaffold
e. Jembatan kerja (gantri)
f. Jalan bertangga (stairway
g. Penggunaan tangga portable
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#A Gudang dan Bangunan

a. Lembar Data Keselamatan Bahan (material safety


data sheet) dan dilengkapi dengan label;
b. bak penampung (bunded catchment) yang tahan
air dan tahan bocor; dan
c. eye wash yang sesuai standar, mudah dijangkau,
dan berfungsi dengan baik.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#A Gudang dan Bangunan
3. kelayakan operasi fasilitas gedung dan
bangunan yaitu:
a. pemeliharaan bangunan gedung dengan
menjaga keandalan bangunan gedung
beserta sarana dan prasarana agar selalu
laik fungsi; dan
b. perbaikan dan/atau penggantian bagian
bangunan gedung, komponen, bahan
bangunan, dan/atau sarana atau
prasarana agar bangunan tetap laik
fungsi.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#B Perbengkelan
a. Pemeliharaan dan perawatan peralatan dan
fasilitas yang tersedia;
b. Tindakan pencegahan terhadap
kebakaran/ledakan
c. Pengaman gas/uap berbahaya dengan
ketentuan pengaturan ventilasi;
d. Pemasangan alat pengaman pada bagian
yang bergerak/berputar
e. Penggunaan mesin penggerak dengan cara
isyarat peringatan sewaktu dinyalakan seperti
over head crane, tersedia emergency stop
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#C Tangki Timbun
# D Tangki Portabel
# E Stasiun Pengisian Bahan Bakar Dalam
Kegiatan Pertambangan Mineral dan
Batubara

Keselamatan dan kelayakan operasi fasilitas


penimbunan bahan bakar cair mengikuti
ketentuan Keputusan Direktur Jenderal
Mineral dan Batubara Nomor
309.K/30/DJB/2018 tentang Petunjuk Teknis
Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan
serta Keselamatan Fasilitas Penimbunan
Bahan Bakar Cair pada Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#F Stockpile

a. Pengaturan sistem drainase, rambu-


rambu, eye wash, dan lampu.
b. volume timbunan tidak melebihi
kapasitas maksimum stockpile, dan
pengelolaan debu terhadap pekerja.
c. Perawatan terhadap crusher, stacker dan
reclaimer dilengkapi alat peringatan
bunyi otomatis saat beroperasi, dan
emergency stop
d. Dilakukan perawatan dan pemeliharaan
berdasarkan jadwal yang ditetapkan dan
tersedia catatan untuk keperluan analisa.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#G Instalasi Pengolahan Air

Instalasi pengolahan air atau


water treatment plant dan
instalasi pegolahan air limbah
atau waste water treatment
plant, dilengkapi dengan APD
yang sesuai, APAR, perlengkapan
P3K, safety shover atau eye wash,
prosedur kerja dan lain-lain.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#H Laboratorium

Laboratorium, dilengkapi
dengan safety shower dan eye
wash, bak cuci, ventilasi, sistem
peringatan dini, dan lain-lain.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#I Permesinan dan Ruang Mesin
a. ruang mesin dipasang penerangan dan ventilasi dan dijaga
kebersihannya
b. Pada mesin yang bergerak, pekerja memakai pakaian yang
pas dan semua kancing terpasang; mengikat rambut yang
panjang dan tidak tergerai; melepas seluruh aksesoris yang
melekat di tubuh; dan dilakukan pengawasan oleh
pengawas operasional dan/atau pengawas teknis.
c. pemeriksaan dilakukan pada semua permesinan dan
peralatan diperiksa secara berkala sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh KTT atau PTL. Hasil pemeriksaan
permesinan dan peralatan dicatat dalam buku atau kartu
catatan.
#8
Keselamatan Eksplorasi
a. Identifikasi bahaya penilaian dan pengendalian d. Pengeboran eksplorasi dengan
risiko pada kegiatan eksplorasi, penyediaan SPIP melakukan persiapan pengeboran
dan tenaga teknis pertambangan yang kompeten, eksplorasi, pengamanan kegiatan
tata cara kerja yang aman, fasilitas perkemahan pengeboran eksplorasi, pelaksanaan
untuk lokasi terpencil. pengeboran eksplorasi, jack up vessel,
b. Pemetaan Geologi Eksplorasi dengan memastikan penetapan daerah berbahaya, dan
tersedia perbekalan, tersedia first aider, dan alat pasca pengeboran eksplorasi.
komunikasi e. pengeboran eksporasi tambang
c. Pembuatan parit dan sumur uji. bawah tanah dilakukan dengan
melakukan upaya pencegahan blow
out, semburan gas berbahaya, bahaya
longsor pada terowongan, pengelolaan
peralatan perlistrikan dan jaringan
kabel.
#9
Keselamatan Tambang Permukaan
1. Rencana tambang berupa kestabilan lereng 3. Operasional tambang permukaan.
penambangan, identifikasi kondisi tidak aman 4. Pembersihan lahan dan pemotongan pohon,
terkait rencana tambang, pengaturan permuka pemindahan tanah pucuk, tanah penutup dan
kerja. penambangan serta pekerjaan penimbunan
2. Timbunan tanah penutup berupa tinggi jenjang tanah penutup.
tunggal timbunan penutup, kajian kestabilan 5. Konstruksi dan pengamanan fasilitas
lereng. penimbunan tailing
6. Pembuatan sumuran, puritan, tanggul dan
bendungan, serta kolam pengendap.
7. Lubang bekas tambang.
8. Jalan tambang dan jalan angkut, dan
pengoperasian kendaraan di jalan tambang dan
jalan angkut, serta Lalu lintas tambang
9. Alat pemindah tanah.
10. Pekerjaan penirisan tambang.
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
a. Administrasi Tambang Bawah d. Penerangan pada lokasi tambang
Tanah dan penunjukan dan lampu pekerja tambang.
pengawas kualifikasi dan
tugasnya.
e. Alat komunikasi dan sistem
b. Jalan Keluar dari tambang komunikasi.
bawah tanah dimana tersedia
dua buah jalan keluar dimana
orang bekerja, peralatan dan alat
bantu apabila peralatan biasa f. Sumuran dan derek berupa
tidak dapat digunakan, kegunaan dari sumuran (raise,
konstruksi dan pemeliharaan winze, drift, dll), untuk angkutan
halan dan tangga, jalan dari orang melalui sumuran, dan buku
tempat kerja. kawat dan buku derek

c. Perlindungan Tempat Kerja


#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
g. Ventilasi tambang bawah tanah memuat:
1. Jumlah udara, berupa O 2
5. Jaringan ventilasi untuk jalan
minimal 19,5% dan
masuk udara dan jalan keluar
maksimal CO20,5%
udara.
2. Jalan masuk udara ke
tempat kerja. 6. Pencegahan kebocoran udara

3. Peraturan internal 7. Perencanaan ventilasi


perusahaan terkait
ventilasi, petugas sistem
ventilasi, peta ventilasi, 8. Pemantauan kandungan gas
standar ventilasi, dan metan dan alat deteksi gas
lain-lain metan.
4. Kipas angin utama
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
Penirisan gas metan pada tambang bawah tanah dilakukan dengan:

❖ Pelaksanaan sistem penirisan gas metan,


penunjuk pengawas operasional, dan
pedoman penirisan gas metan

❖ Membuat bangunan tertutup tempat


pompa isap gas metan di permukaan

❖ Membuat lubang bor, pipa penirisan dan ❖ Membuat saluran pembuangan gas
keran sebelum dilakukan pembuatan lorong metan dengan perangkap api (flame
maju (development) trap)
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
Pencegahan Terhadap Penyulutan Gas Metan dan Debu Mudah Menyala dilakukan dengan:
1. pemeriksaan gas metan oleh tenaga teknis pada
permuka kerja dari setiap lokasi penggalian, lubang
maju (road head), percabangan jalan aliran udara,
daerah ambrukan atau bekas penggalian, tempat
tertentu yang diperkirakan terakumulasi gas
metan, pipa monitor gas yang dipasang pada
daerah yang telah ditutup kedap.

2. Pengambilan conto debu muda menyala pada jalan


angkutan batubara jalan keluar udara masuk
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah

Bencana Lumpur Basah (Wet Muck) adalah campuran ukuran butir halus dan air
yang mana dapat mengalirkan material secara tiba-tiba keluar akibat dari
penggalian tambang bawah. Penanganan wet muck dilakukan dengan cara:

1. pembuatan rencana dan pelaksanaan pemindahan/ penarikan, pengangkutan,


dan infrastruktur penambangan lumpur basah dilakukan berdasarkan
penggolongan material lumpur basah
2. Menentukan tata cara yang paling aman dengan tidak menimbulkan kerugian
dan/atau menciderai karyawan
3. Melaksanakan upaya penirisan dan penyaliran air dari dalam area wet muck.
#11
Keselamatan Kapal Keruk/Isap
Bagian A dan B Keselamatan operasi kapal keruk dan Kapal Isap Produksi memuat tentang :
✓ peralatan dan fasilitas keselamatan kerja kapal
keruk/isap, buku peraturan kerja kapal keruk/isap,
ponton, kompartemen dan pemeriksaannya
✓Kelaikan operasi kapal keruk/isap yang memuat
✓ kelaikan operasi Kapal keruk/isap disahkan oleh KTT,
berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan oleh tim ahli
internal perusahaan yang bersertifikasi atau
perusahaan jasa inspeksi teknis terakreditasi yang
mempunyai Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) yang
ditunjuk oleh KTT.
✓Batas minimum ketebalan plat ponton yang diizinkan
untuk laik beroperasi adalah paling sedikit 80%
(delapan puluh persen) persen dari tebal plat pada
desain awal (original equipment manufacture).
#11
Keselamatan Kapal Keruk/Isap
Bagian A dan B Keselamatan operasi kapal keruk
dan Kapal Isap Produksi memuat tentang :
✓ peralatan dan fasilitas keselamatan kerja kapal
keruk/isap, buku peraturan kerja kapal keruk/isap,
ponton, kompartemen dan pemeriksaannya
✓Kelaikan operasi kapal keruk/isap yang memuat
✓ kelaikan operasi Kapal keruk/isap disahkan oleh KTT,
berdasarkan hasil pemeriksaan kelaikan oleh tim ahli
internal perusahaan yang bersertifikasi atau
perusahaan jasa inspeksi teknis terakreditasi yang
mempunyai Izin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) yang
ditunjuk oleh KTT.
✓Batas minimum ketebalan plat ponton yang diizinkan
untuk laik beroperasi adalah paling sedikit 80%
(delapan puluh persen) persen dari tebal plat pada
desain awal (original equipment manufacture).
#11
Keselamatan Kapal Keruk/Isap
A dan B Keselamatan operasi kapal keruk dan Kapal Isap Produksi memuat tentang :

✓ Perubahan pada Kapal keruk/isap yang dapat mempengaruhi stabilitas kapal tersebut
melalui mekanisme persetujuan dari KTT dan hasil evaluasi terhadap keselamatan operasi
tersebut disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya.
Dalam rangka mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT
sesuai dengan kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk melakukan presentasi
dan/atau menugaskan IT untuk melakukan verifikasi lapangan.

C Ponton Isap Produksi memuat tentang:


✓Pekerja Ponton Isap Produksi, Persyaratan Ponton Isap Produksi, Persyaratan operasi ponton
isap produksi, pemeriksaan ponton isap produksi, relokasi ponton isap produksi, kelaikan
operasi ponton isap produksi,
#12
Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian

Perencanaan dan desain


untuk pabrik pengolahan
dan/atau pemurnian
dilakukan dengan analisis
potensi bahaya proses
(prosess hazard
analysis), rencana
pencegahan dan mitigasi.
#12
Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian
Pengaturan terkait keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian mineral dan batubara berupa:
✓Pelaksanaan IBPR terhadap area yang memungkinkan terjadinya kontak antara pekerja dengan sumber
bahaya;
✓Desain fasilitas pengolahan dan spesifikasi teknik terkait dengan peralatan dan instalasi yang ada serta
pelaksanaan commissioning, parameter tata cara kerja;
✓pemeliharaan dan perawatan peralatan dan instalasi oleh personil yang bertanggung jawab;
✓ Pengelolaan bahan bakar dan bahan berbahaya
✓Pemurnian
✓ Pengelolaan material panas hasil pengolahan
✓Bekerja dengan panas
✓ Pengangkutan cairan logam panas
✓Tindakan pencegahan pada tanur
✓ Pengawasan pekerjaan berbahaya di sekitar tanur
✓Wadah terbuka untuk penyimpan zat cair
✓ Bak/Silo dan Bunker
✓meliharaan dan perawatan fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian
✓ Alat keselamatan
✓Inspeksi Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian
✓ Perlindungan terhadap bahaya terbakar
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis
Sistem Menajemen
Keselamatan Pertambangan

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian.

Ruang Penilaian Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Lingkup Batubara atau Sistem Manajemen
Keselamatan Pertambangan khusus pada
Petunjuk pengolahan dan/atau pemurnian.
Teknis
Pelaporan Sistem Manajemen Keselamatan
Pertambangan Mineral dan Batubara atau Sistem
Manajemen Keselamatan Pertambangan khusus
pada pengolahan dan/atau pemurnian.
BAGIAN #1
PENERAPAN
SMKP MINERBA

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


SMKP MINERBA

ELEMEN III
ELEMEN VI
ORGANISASI
ELEMEN I DOKUMENTASI
DAN ELEMEN IV
KEBIJAKAN PERSONEL IMPLEMENTASI
ELEMEN V ELEMEN VII
TINJAUAN
ELEMEN II
PEMANTAUAN, MANAJEMEN DAN
PERENCANAAN EVALUASI, DAN PENINGKATAN
TINDAK LANJUT KINERJA

SMKP Minerba, yang merupakan bagian dari sistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan,
membantu perusahaan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan
dan Pelaksanaan Keselamatan Operasional (KO) Pertambangan
ELEMEN #1
KEBIJAKAN

PENYUSUNAN ISI KEBIJAKAN P E N E TA PA N KOMUNIKASI TINJAUAN


KEBIJAKAN KEBIJAKAN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN

Perusahaan menyusun, menetapkan, menerapkan, memelihara dan mendokumentasikan kebijakan K3 dan KO, serta
mengomunikasikan ke seluruh pihak yg bekerja atas nama perusahaan, dan selalu melakukan tinjauan ulang secara
periodik
ELEMEN #2
PERENCANAAN

I D E N T I F I K A S I D A N K E PAT U H A N P E N E TA PA N
PENELAHAAN MANAJEMEN RENCANA KERJA
TERHADAP KETENTUAN TUJUAN, SASARAN, DAN ANGGARAN KP
AWAL RISIKO
P E R AT U R A N P E R U N D A N G A N PROGRAM

Perusahaan melakukan penelaahan awal untuk mengetahui sejauh mana ketaatan terhadap peraturan K3 & KO; melakukan manajemen
risiko; mengidentifikasi dan meninjau ulang peraturan dan persyaratan yg harus dipenuhi; membuat, menetapkan, menerapkan, dan
memelihara serta mendokumentasikan TSP; menyusun dan menetapakan rencana anggaran KP dalam RKAB
Pengaturan Baru: Penelaahan Awal
Penelaahan awal menggambarkan tingkat pencapaian kinerja Keselamatan Pertambangan
Tingkat Terencana
• telah terdapat sistem yang terencana dan
Tingkat Dasar
dikembangkan, namun hanya berfokus
• sistem yang ada hanya sekedar terhadap penurunan angka kecelakaan,
pemenuhan regulasi;
1 • implementasi hanya dilakukan saat
Kejadian Berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, dan PAK; dan
3
dilakukan kegiatan pengawasan. • fokus hanya pada penerapan program
Keselamatan Pertambangan yang telah
direncanakan.
Tingkat Reaktif Tingkat Proaktif
• sistem bekerja berdasarkan • target dan sasaran Keselamatan Pertambangan
kejadian/insiden; telah ada di masing-masing departemen/bagian
2 • hanya fokus terhadap dan menjadi poin utama dalam penyusunan 4
masalah/kejadian; dan rencana kegiatan (activity plan); dan
• investigasi hanya difokuskan terhadap • sistem dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan
kesalahan manusia. pekerjaan.
Tingkat Resilient
5 seluruh Pekerja Tambang baik manajemen maupun pelaksana telah bekerja
sesuai dengan peraturan Keselamatan Pertambangan.
Struktur
StrukturOrganisasi,
Organisasi,Tugas Tanggung
Tugas JawabJawab
Tanggung dan Wewenang
dan Wewenang Penunjukan Team Tanggap Darurat

KTT, KTBT, KKK


KTT, KTBT, KKK
Seleksi dan Penempatan Personel
PJO Untuk Perusahaan
PJO Untuk Perusahaan Jasa
JasaPertambangan
Pertambangan
Pendidikan, Pelatihan dan Kompetensi Kerja
Bagian
Bagian K3 dan KO
K3 dan KO Pertambangan
Pertambangan
Komunikasi Keselamatan Pertambangan
Pengawas Operasional dan
Pengawas Operasional dan Teknik
Teknik Administrasi Keselamatan Pertambangan
Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
Partisipasi, Konsultasi, Motivasi dan Kesadaran
Komite Keselamatan Pertambangan

ELEMEN #3
ORGANISASI DAN
PERSONEL
Pelaksanaan Pengelolaan Operasional Penetapan Sistem Pembelian
Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Pemantauan dan Pengelolaan Perusahaan Jasa
Pertambangan
Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Kerja
Pengelolaan Keadaan Darurat
Pelaksanaan Pengelolaan Keselamatan Operasional
Pertambangan Penyediaan dan Penyiapan P3K
Pelaksanaan Bahan Peledak dan Peledakan
Pelaksanaan Keselamatan di Luar Pekerjaan (off the
job safety)
Penetapan Sistem Perancangan dan Rekayasa

ELEMEN #4
IMPLEMENTASI
Pengaturan Baru: Pengelolaan Operasional
Dalam pengelolaan operasional, Pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
mempertimbangkan pendekatan keselamatan
berbasis perilaku Pekerja Tambang
(behavior based safety)
Pemantauan dan pengukuran kinerja

Inspeksi Pelaksanaan Keselamatan Pertambangan

ELEMEN #5 Evaluasi Kepatuhan Terhadap Ketentuan Peraturan


Perundang-undangan dan Persyaratan lainnya yang
terkait

PEMANTAUAN, Penyelidikan Kecelakaan, Kejadian Berbahaya, dan


Penyakit Akibat Kerja

EVALUASI, DAN Evaluasi Pengelolaan Administrasi Keselamatan


Pertambangan

TINDAK LANJUT Audit Internal Penerapan SMKP Minerba.

Tindak lanjut ketidaksesuaian

Perusahaan melakukan pemantauan, evaluasi terhadap


kinerja K3 dan KO dan menindaklanjuti adanya
ketidaksesuaian
ELEMEN #6
Perusahaan menetapkan, memelihara dan melakukan
pengendalian sistem dokumentasi dengan baik mulai dari
kebijakan, TSP, pedoman, prosedur, IK, standar, dan rekaman

DOKUMENTASI • 01 Manual SMKP


• 02
Pengendalian Dokumen
• 03
Pengendalian Rekaman
• 04 Dokumen dan Rekaman
ELEMEN #7
TINJAUAN
MANAJEMEN DAN Masukan Tinjauan Manajemen

PENINGKATAN Keluaran Tinjauan Manajemen


KINERJA

Manajemen puncak perusahaan wajib melakukan


tinjauan manajemen terhadap implementasi SMKP
Minerba secara berkala dan terencana, dan
rekaman terhadap pelaksanaan tinjauan
manajemen harus dipelihara dan dikomunikasikan
BAGIAN #2
PENILAIAN PENERAPAN
SMKP MINERBA

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


Skema Proses Pelaksanaan Audit

6 Pelaksanaan
Tindak Lanjut
5 Audit
4 Penyelesaian
3 Audit
Penyiapan,
2 Pelaksanaan Pengesahan dan
Persiapan Kegiatan Audit Penyampaian
1 untuk Kegiatan Lapangan Laporan Audit
Pelaksanaan
Audit
Tinjauan Lapangan
Permulaan Dokumen
Audit Referensi:
SNI-19-19011-2005
Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu
Audit SMKP Minerba:
Pembobotan Nilai Elemen Kebijakan 10%
Perencanaan 15%

Organisasi dan Personel 17%

Implementasi 35%

Pemantauan, Evaluasi
15%
dan Tindak Lanjut

Dokumentasi 3%

Tinjauan Manajemen dan


5%
Peningkatan Kinerja
Bobot tiap
Jumlah Ketentuan
Bobot yang
Elemen Ketentuan
yang diaudit
ditetapkan
(memberikan
gambaran tingkat
kepentingan tiap
elemen)

I Kebijakan 5 10% 2.00%


II Perencanaan 9 15% 1.67%
III Organisasi dan Personel 19 17% 0.89%
IV Implementasi 40 35% 0.88%

V Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut 15 15% 1.00%

VI Dokumentasi 4 3% 0.75%
VII Tinjauan Manajemen dan Peningkatan Kinerja 6 5% 0.83%
Audit SMKP Minerba:
Penilaian (Scoring) Sub Elemen
• Range Penilaian 0 s.d. 4
• Setiap Sub Elemen memiliki kriteria penilaian yang berbeda, yang
terdefinisikan dengan jelas untuk setiap nilai.
• Penilaian lebih menitikberatkan pada keberhasilan dan konsistensi
penerapan pada kegiatan operasional lapangan, bukan pemenuhan
dokumen.

3 4
0 1 2
Contoh kriteria penilaian: “Isi Kebijakan”
Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2018
Nomor 185/30/DJB/2019
Nilai
Isi Kebijakan
Maksimum
Memuat: 0 perusahaan tidak memiliki isi kebijakan
a. Visi, misi dan tujuan perusahaan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan, namun belum terdapat
b. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan 2 1 visi, misi, dan tujuan, dan belum terdapat komitmen dalam
c. Kerangka dan program kerja 2 melaksanakan Keselamatan Pertambangan.
d. Komitmen K3 Pertambangan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
e. Komitmen KO Pertambangan 2 dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
Komitmen untuk mendorong keterlibatan 2 Pertambangan, namun tidak ada isi kebijakan Keselamatan
f. 2
pekerja tambang Pertambangan yang telah diturunkan menjadi program kerja
Komitmen untuk mematuhi ketentuan dan Keselamatan Pertambangan.
g. peraturan perundang-undangan serta 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
persyaratan lainnya yang terkait dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
3 Pertambangan, namun belum semua isi kebijakan Keselamatan
NILAI PEMENUHAN Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
0 Tidak ada upaya Keselamatan Pertambangan.
1 Sudah ada upaya, tetapi belum memenuhi persyaratan perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
yang diharuskan dalam elemen dan subelemen dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
2 Sudah ada upaya dan memenuhi persyaratan yang 4 Pertambangan, dan semua isi kebijakan Keselamatan
diharuskan dalam elemen dan subelemen Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
NA Not Applicable (tidak dapat diaplikasikan) Keselamatan Pertambangan.
Contoh kriteria penilaian: “Komunikasi Kebijakan”

0 perusahaan tidak melakukan komunikasi kebijakan


1 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan namun belum menggunakan bahasa yang dapat dipahami
oleh Pekerja Tambang; dan belum menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal
dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya
2 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dengan kondisi
a) telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; namun belum menggunakan beberapa
media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya, atau
b) telah menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel (briefing),
dan/atau media lainnya, namun belum menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja
3 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh
Pekerja Tambang; dan telah menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam
apel (briefing), dan/atau media lainnya, namun belum melakukan evaluasi ketersampaian informasi kepada
seluruh departemen/bagian dari Pekerja Tambang.
4 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh
Pekerja Tambang; dan telah menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam
apel (briefing), dan/atau media lainnya, serta telah melakukan evaluasi ketersampaian informasi kepada
seluruh departemen/bagian dari Pekerja Tambang.
Contoh kriteria penilaian: “Komunikasi Kebijakan”
Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2018
Nomor 185/30/DJB/2019
0 perusahaan tidak melakukan komunikasi kebijakan
Nilai 1 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan namun belum
Komunikasi Kebijakan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; dan belum
Maksimum
menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal
Kebijakan Keselamatan
dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya
Pertambangan dijelaskan dan 2
disebarluaskan 2 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dengan kondisi:
a) telah menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; namun
belum menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman,
brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya, atau
NILAI PEMENUHAN b) telah menggunakan beberapa media seperti papan pengumuman,
0 Tidak ada upaya brosur, verbal dalam apel (briefing), dan/atau media lainnya, namun
1 Sudah ada upaya, tetapi belum memenuhi belum menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja
persyaratan yang diharuskan dalam elemen 3 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah menggunakan
dan subelemen bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja g; dan telah menggunakan
2 Sudah ada upaya dan memenuhi persyaratan beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel
yang diharuskan dalam elemen dan subelemen (briefing), dan/atau media lainnya, namun belum melakukan evaluasi
NA Not Applicable (tidak dapat diaplikasikan) ketersampaian informasi kepada seluruh departemen/bagian dari Pekerja.
4 perusahaan telah melakukan komunikasi kebijakan dan telah menggunakan
bahasa yang dapat dipahami oleh Pekerja; dan telah menggunakan
beberapa media seperti papan pengumuman, brosur, verbal dalam apel
(briefing), dan/atau media lainnya, serta telah melakukan evaluasi
ketersampaian informasi kepada seluruh departemen/bagian dari Pekerja.
Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Nomor 185/30/DJB/2019
Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Nomor 185/30/DJB/2019
BAGIAN #3
PELAPORAN
SMKP MINERBA

#Keselamatan? Bisa bisa bisa!!!


DASAR HUKUM
PELAPORAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

PERMEN ESDM NO. 11 TAHUN 2018 KEPMEN ESDM NO. 1806.K/30/MEM/2018

KETENTUAN UMUM FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN


BERKALA
LAPORAN
FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN
SANKSI KHUSUS
PELAPORAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA

Pelaporan
Berkala

Laporan Bulanan
dilaporkan paling lambat setelah 5 (lima) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan.

Laporan Triwulan
dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap triwulan.

Laporan Audit Internal SMKP Minerba dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
Triwulan ke- IV.
Laporan Audit Internal SMKP Minerba

Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018


Pasal 18 Ayat 3
“Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi Produksi
khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian wajib
melakukan audit internal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun.”
PELAPORAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA

Pelaporan
Khusus

• Dilaporkan sesaat setelah terjadinya awal kecelakaan, awal kejadian berbahaya, kejadian akibat
penyakit tenaga kerja, dan sesaat setelah diketahui hasil diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat
kerja
• Dilaporkan 14 hari kerja setelah Audit Eksternal SMKP Minerba dinyatakan selesai

Laporan Audit Eksternal SMKP Minerba dilaporkan 14 hari kerja setelah


Audit Eksternal SMKP Minerba dinyatakan selesai
Laporan Audit Eksternal SMKP Minerba

Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018


Pasal 18 Ayat 4
“Dalam hal terjadi kecelakaan, kejadian berbahaya, kejadian akibat
penyakit tenaga kerja, penyakit akibat kerja, bencana, dan/atau
untuk kepentingan penilaian kinerja keselamatan pertambangan,
KaIT dapat meminta kepada Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK
Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP
Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
untuk melakukan audit eksternal penerapan sistem manajemen
keselamatan pertambangan.”

You might also like