Professional Documents
Culture Documents
Petunjuk Teknis Tujuan: Kepdirjen Minerbano
Petunjuk Teknis Tujuan: Kepdirjen Minerbano
PETUNJUK TUJUANMINERBA
TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN
• Keselamatan Kerja
• Kesehatan Kerja
• Lingkungan Kerja
KESELAMATAN
KERJA
PERTAMBANGAN
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Pertambangan
Pendidikan
Manajemen
Program Kampanye
Risiko LOREM
KeselamatanIPSUM
Keselamatan
dan Pelatihan
DOLOR
Kerja Kerja
Inspeksi Penyelidikan
Administrasi Manajemen
Kecelakaan
Keselamatan Keadaan Keselamatan
Darurat Kerja dan Kejadian
Kerja
Berbahaya
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko
4 • Kampanye
Mengidentifikasi
bahaya-bahaya
Pemantauan yang muncul.
Identifikasi
dan
bahaya
peninjauan
Memantau dan
meninjau apakah
kegiatan masih Penilaian dan
relevan dengan pengendalian Menilai risiko dan
bahaya, risiko, dan risiko mengendalikannya.
pengendalian.
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko
4 • Kampanye
4 • Kampanye
Diklat untuk pekerja baru, pekerja tambang untuk Diklat disesuaikan dengan kegiatan, jenis, dan
tugas baru, pelatihan untuk bahaya dan risiko pekerjaan.
penyegaran tahunan atau diklat lainnya.
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
Penyusunan Program Pendidikan & Pelatihan Keselamatan Kerja
didasarkan:
Pengumpulan data dan informasi
(pekerjaan dan pekerja)
Penyusunan TNA
Pelaksanaan pendidikan & pelatihan
(on the job/off the job)
Pemantauan dan evaluasi program
pendidikan dan pelatihan
Tindak lanjut perbaikan dan
peningkatan
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko
4 • Kampanye
4 • Kampanye
4 • Kampanye
5. PEMULIHAN 2. PENCEGAHAN
3.
4. RESPONS
KESIAPSIAGAAN
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko
4 • Kampanye
Persiapan
Pelaksanaan
Evaluasi inspeksi
Laporan dan
penyebarluasan hasil
inspeksi
PETUNJUK TEKNIS KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
1 • Manajemen Risiko
4 • Kampanye
2
• Higiene dan Sanitasi
3
• Pengelolaan Ergonomi
4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba
5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Program kesehatan kerja disusun melalui
pendekatan 4 pillar kesehatan. Promotif,
Preventif, Kuratif, Rehabilitatif.
Program kesehatan kerja terdiri dari:
Pemeriksaan kesehatan kerja
1. Pemeriksaan Kesehatan Awal, dilakukan sebelum pekerja diterima untuk
melakukan pekerjaab atau dipindahkan ke pekerjaan baru
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dilakukan untuk mengetahui kondisi pekerja
sesudah berada dalam pekerjaannya
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus, dilakukan untuk mengetahui adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap pekerja ataugolongan
pekerja tertentu, disesuaikan dengan pajanan risiko pekerjaannya
4. Pemeriksaan Kesehatan Akhir, dilakukan kepada pekerja yang sisa masa
kerjanya 1 (satu) tahun menjelang pensiun
Pelayanan kesehatan kerja
1. Tenga Kesehatan Kerja
2. Sarana dan prasarana
2
• Higiene dan Sanitasi
3
• Pengelolaan Ergonomi
4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba
5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Higiene dan sanitasi dilakukan dengan menyediakan
fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta
melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja.
1
• Program Kesehatan Kerja
2
• Higiene dan Sanitasi
3
• Pengelolaan Ergonomi
4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba
5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola
kesesuaian pekerjaan, lingkungan kerja,
peralatan, dan pekerja.
Tahapan pengelolaanergonomi:
Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomi, serta
pengendalian berdasarkan hasil ergonomicrisk assessment;
Menyediakan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
yang sesuaidengan kemampuan,kondisi, dan postur pekerja;
Menyediakan prosedur kerja sesuai dengan kapasitas
pekerja; dan
Menyediakan perlengkapan penunjang untuk mendukung
pekerjaan.
1
• Program Kesehatan Kerja
2
• Higiene dan Sanitasi
3
• Pengelolaan Ergonomi
4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba
5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Pengelolaan makanan, minuman,
dan gizi pekerja tambang dilakukan
dengan memastikan bahwa
penyediaan makanan dan minuman
telah memenuhi syarat keamanan,
kecukupan, dan higienitas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
serta mempertimbangkan aspek
keseimbangan gizi pekerja.
1
• Program Kesehatan Kerja
2
• Higiene dan Sanitasi
3
• Pengelolaan Ergonomi
4
• Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi PekerjaTamba
5
• Diagnosis & PemeriksaanPAK
Diagnosis penyakit akibat kerja
ditegakkan melalui serangkaian
tahapan pemeriksaan klinis,
kondisi pekerja tambang, serta
kondisi lingkungan kerja.
LOREM IPSUM
consectetur adipiscing elit, sed do
eiusmod tempor incididunt ut
labore et dolore magna aliqua
#1
Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana, Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan Pertambangan
• membuat daftar sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• mengidentifikasi jenis dan karakteristik atas pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• menyusun dan menetapkan prosedur pemeliharaan atau perawatan berdasarkan
hasil identifikasi jenis dan karakteristik sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan;
• merencanakan pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
• melaksanakan program pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan Pertambangan yang sudah ditetapkan.
• melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan.
• melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dan peningkatan kinerja
pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
#2
Pengamanan Instalasi
• membuat daftar instalasi;
• mengidentifikasi kebutuhan pengaman atas
instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur
pengamanan instalasi;
• menyusun dan menetapkan desain
pengamanan instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur proses
pemasangan instalasi;
• menyusun dan menetapkan prosedur
pemeliharaan pengamanan instalasi; dan
• menerapkan, memantau dan mengevaluasi
sistem pengamanan instalasi oleh Tenaga Teknis
Pertambangan yang Berkompeten di bidang
#3
Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten di Bidang Keselamatan Operasi
Pengaturan keselamatan fasilitas dan kelayakan peralatan dan instalasi paling sedikit
meliputi:
a. perencanaan dan fabrikasi instalasi;
b. pengoperasian peralatan dan/atau instalasi yaitu:
1. Pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan oleh tim ahli internal
perusahaan yang kompeten atau perusahaan jasa inspeksi teknis
mempunyai IUJP yang ditunjuk dan disetujui oleh KTT atau PTL. Hasil uji
kelayakan disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
dengan kewenangannya.
2. Pemeriksaan dan pengujian kelayakan instalasi dilakukan secara berkala
dalam 1 kali setiap 5 tahun sedangkan untuk peralatan maksimum 3 tahun
sesuai hasil pemeriksaan, dan pemeriksaan secara berkala paling sedikit 1
kali setiap 1 tahun oleh KTT atau PTL.
#4
Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
a. Dalam rangka mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT
atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai dengan
kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk
melakukan presentasi dan/atau menugaskan IT untuk
melakukan verifikasi lapangan.
Laboratorium, dilengkapi
dengan safety shower dan eye
wash, bak cuci, ventilasi, sistem
peringatan dini, dan lain-lain.
#7
Keselamatan Fasilitas Pertambangan
#I Permesinan dan Ruang Mesin
a. ruang mesin dipasang penerangan dan ventilasi dan dijaga
kebersihannya
b. Pada mesin yang bergerak, pekerja memakai pakaian yang
pas dan semua kancing terpasang; mengikat rambut yang
panjang dan tidak tergerai; melepas seluruh aksesoris yang
melekat di tubuh; dan dilakukan pengawasan oleh
pengawas operasional dan/atau pengawas teknis.
c. pemeriksaan dilakukan pada semua permesinan dan
peralatan diperiksa secara berkala sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan oleh KTT atau PTL. Hasil pemeriksaan
permesinan dan peralatan dicatat dalam buku atau kartu
catatan.
#8
Keselamatan Eksplorasi
a. Identifikasi bahaya penilaian dan pengendalian d. Pengeboran eksplorasi dengan
risiko pada kegiatan eksplorasi, penyediaan SPIP melakukan persiapan pengeboran
dan tenaga teknis pertambangan yang kompeten, eksplorasi, pengamanan kegiatan
tata cara kerja yang aman, fasilitas perkemahan pengeboran eksplorasi, pelaksanaan
untuk lokasi terpencil. pengeboran eksplorasi, jack up vessel,
b. Pemetaan Geologi Eksplorasi dengan memastikan penetapan daerah berbahaya, dan
tersedia perbekalan, tersedia first aider, dan alat pasca pengeboran eksplorasi.
komunikasi e. pengeboran eksporasi tambang
c. Pembuatan parit dan sumur uji. bawah tanah dilakukan dengan
melakukan upaya pencegahan blow
out, semburan gas berbahaya, bahaya
longsor pada terowongan, pengelolaan
peralatan perlistrikan dan jaringan
kabel.
#9
Keselamatan Tambang Permukaan
1. Rencana tambang berupa kestabilan lereng 3. Operasional tambang permukaan.
penambangan, identifikasi kondisi tidak aman 4. Pembersihan lahan dan pemotongan pohon,
terkait rencana tambang, pengaturan permuka pemindahan tanah pucuk, tanah penutup dan
kerja. penambangan serta pekerjaan penimbunan
2. Timbunan tanah penutup berupa tinggi jenjang tanah penutup.
tunggal timbunan penutup, kajian kestabilan 5. Konstruksi dan pengamanan fasilitas
lereng. penimbunan tailing
6. Pembuatan sumuran, puritan, tanggul dan
bendungan, serta kolam pengendap.
7. Lubang bekas tambang.
8. Jalan tambang dan jalan angkut, dan
pengoperasian kendaraan di jalan tambang dan
jalan angkut, serta Lalu lintas tambang
9. Alat pemindah tanah.
10. Pekerjaan penirisan tambang.
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
a. Administrasi Tambang Bawah d. Penerangan pada lokasi tambang
Tanah dan penunjukan dan lampu pekerja tambang.
pengawas kualifikasi dan
tugasnya.
e. Alat komunikasi dan sistem
b. Jalan Keluar dari tambang komunikasi.
bawah tanah dimana tersedia
dua buah jalan keluar dimana
orang bekerja, peralatan dan alat
bantu apabila peralatan biasa f. Sumuran dan derek berupa
tidak dapat digunakan, kegunaan dari sumuran (raise,
konstruksi dan pemeliharaan winze, drift, dll), untuk angkutan
halan dan tangga, jalan dari orang melalui sumuran, dan buku
tempat kerja. kawat dan buku derek
❖ Membuat lubang bor, pipa penirisan dan ❖ Membuat saluran pembuangan gas
keran sebelum dilakukan pembuatan lorong metan dengan perangkap api (flame
maju (development) trap)
#10
Keselamatan Tambang Bawah Tanah
Pencegahan Terhadap Penyulutan Gas Metan dan Debu Mudah Menyala dilakukan dengan:
1. pemeriksaan gas metan oleh tenaga teknis pada
permuka kerja dari setiap lokasi penggalian, lubang
maju (road head), percabangan jalan aliran udara,
daerah ambrukan atau bekas penggalian, tempat
tertentu yang diperkirakan terakumulasi gas
metan, pipa monitor gas yang dipasang pada
daerah yang telah ditutup kedap.
Bencana Lumpur Basah (Wet Muck) adalah campuran ukuran butir halus dan air
yang mana dapat mengalirkan material secara tiba-tiba keluar akibat dari
penggalian tambang bawah. Penanganan wet muck dilakukan dengan cara:
✓ Perubahan pada Kapal keruk/isap yang dapat mempengaruhi stabilitas kapal tersebut
melalui mekanisme persetujuan dari KTT dan hasil evaluasi terhadap keselamatan operasi
tersebut disampaikan kepada KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai
kewenangannya.
Dalam rangka mengevaluasi kelayakan tersebut, KaIT atau Kepala Dinas atas nama KaIT
sesuai dengan kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk melakukan presentasi
dan/atau menugaskan IT untuk melakukan verifikasi lapangan.
ELEMEN III
ELEMEN VI
ORGANISASI
ELEMEN I DOKUMENTASI
DAN ELEMEN IV
KEBIJAKAN PERSONEL IMPLEMENTASI
ELEMEN V ELEMEN VII
TINJAUAN
ELEMEN II
PEMANTAUAN, MANAJEMEN DAN
PERENCANAAN EVALUASI, DAN PENINGKATAN
TINDAK LANJUT KINERJA
SMKP Minerba, yang merupakan bagian dari sistem yang ada di perusahaan secara keseluruhan,
membantu perusahaan untuk pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pertambangan
dan Pelaksanaan Keselamatan Operasional (KO) Pertambangan
ELEMEN #1
KEBIJAKAN
Perusahaan menyusun, menetapkan, menerapkan, memelihara dan mendokumentasikan kebijakan K3 dan KO, serta
mengomunikasikan ke seluruh pihak yg bekerja atas nama perusahaan, dan selalu melakukan tinjauan ulang secara
periodik
ELEMEN #2
PERENCANAAN
I D E N T I F I K A S I D A N K E PAT U H A N P E N E TA PA N
PENELAHAAN MANAJEMEN RENCANA KERJA
TERHADAP KETENTUAN TUJUAN, SASARAN, DAN ANGGARAN KP
AWAL RISIKO
P E R AT U R A N P E R U N D A N G A N PROGRAM
Perusahaan melakukan penelaahan awal untuk mengetahui sejauh mana ketaatan terhadap peraturan K3 & KO; melakukan manajemen
risiko; mengidentifikasi dan meninjau ulang peraturan dan persyaratan yg harus dipenuhi; membuat, menetapkan, menerapkan, dan
memelihara serta mendokumentasikan TSP; menyusun dan menetapakan rencana anggaran KP dalam RKAB
Pengaturan Baru: Penelaahan Awal
Penelaahan awal menggambarkan tingkat pencapaian kinerja Keselamatan Pertambangan
Tingkat Terencana
• telah terdapat sistem yang terencana dan
Tingkat Dasar
dikembangkan, namun hanya berfokus
• sistem yang ada hanya sekedar terhadap penurunan angka kecelakaan,
pemenuhan regulasi;
1 • implementasi hanya dilakukan saat
Kejadian Berbahaya, kejadian akibat penyakit
tenaga kerja, dan PAK; dan
3
dilakukan kegiatan pengawasan. • fokus hanya pada penerapan program
Keselamatan Pertambangan yang telah
direncanakan.
Tingkat Reaktif Tingkat Proaktif
• sistem bekerja berdasarkan • target dan sasaran Keselamatan Pertambangan
kejadian/insiden; telah ada di masing-masing departemen/bagian
2 • hanya fokus terhadap dan menjadi poin utama dalam penyusunan 4
masalah/kejadian; dan rencana kegiatan (activity plan); dan
• investigasi hanya difokuskan terhadap • sistem dijalankan untuk pemenuhan kebutuhan
kesalahan manusia. pekerjaan.
Tingkat Resilient
5 seluruh Pekerja Tambang baik manajemen maupun pelaksana telah bekerja
sesuai dengan peraturan Keselamatan Pertambangan.
Struktur
StrukturOrganisasi,
Organisasi,Tugas Tanggung
Tugas JawabJawab
Tanggung dan Wewenang
dan Wewenang Penunjukan Team Tanggap Darurat
ELEMEN #3
ORGANISASI DAN
PERSONEL
Pelaksanaan Pengelolaan Operasional Penetapan Sistem Pembelian
Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Pemantauan dan Pengelolaan Perusahaan Jasa
Pertambangan
Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Kerja
Pengelolaan Keadaan Darurat
Pelaksanaan Pengelolaan Keselamatan Operasional
Pertambangan Penyediaan dan Penyiapan P3K
Pelaksanaan Bahan Peledak dan Peledakan
Pelaksanaan Keselamatan di Luar Pekerjaan (off the
job safety)
Penetapan Sistem Perancangan dan Rekayasa
ELEMEN #4
IMPLEMENTASI
Pengaturan Baru: Pengelolaan Operasional
Dalam pengelolaan operasional, Pemegang IUP,
IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
Pengolahan dan/atau Pemurnian, IPR, dan IUJP
mempertimbangkan pendekatan keselamatan
berbasis perilaku Pekerja Tambang
(behavior based safety)
Pemantauan dan pengukuran kinerja
6 Pelaksanaan
Tindak Lanjut
5 Audit
4 Penyelesaian
3 Audit
Penyiapan,
2 Pelaksanaan Pengesahan dan
Persiapan Kegiatan Audit Penyampaian
1 untuk Kegiatan Lapangan Laporan Audit
Pelaksanaan
Audit
Tinjauan Lapangan
Permulaan Dokumen
Audit Referensi:
SNI-19-19011-2005
Panduan Audit Sistem Manajemen Mutu
Audit SMKP Minerba:
Pembobotan Nilai Elemen Kebijakan 10%
Perencanaan 15%
Implementasi 35%
Pemantauan, Evaluasi
15%
dan Tindak Lanjut
Dokumentasi 3%
VI Dokumentasi 4 3% 0.75%
VII Tinjauan Manajemen dan Peningkatan Kinerja 6 5% 0.83%
Audit SMKP Minerba:
Penilaian (Scoring) Sub Elemen
• Range Penilaian 0 s.d. 4
• Setiap Sub Elemen memiliki kriteria penilaian yang berbeda, yang
terdefinisikan dengan jelas untuk setiap nilai.
• Penilaian lebih menitikberatkan pada keberhasilan dan konsistensi
penerapan pada kegiatan operasional lapangan, bukan pemenuhan
dokumen.
3 4
0 1 2
Contoh kriteria penilaian: “Isi Kebijakan”
Keputusan Dirjen Mineral dan Batubara
Permen ESDM Nomor 38 Tahun 2018
Nomor 185/30/DJB/2019
Nilai
Isi Kebijakan
Maksimum
Memuat: 0 perusahaan tidak memiliki isi kebijakan
a. Visi, misi dan tujuan perusahaan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan, namun belum terdapat
b. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan 2 1 visi, misi, dan tujuan, dan belum terdapat komitmen dalam
c. Kerangka dan program kerja 2 melaksanakan Keselamatan Pertambangan.
d. Komitmen K3 Pertambangan 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
e. Komitmen KO Pertambangan 2 dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
Komitmen untuk mendorong keterlibatan 2 Pertambangan, namun tidak ada isi kebijakan Keselamatan
f. 2
pekerja tambang Pertambangan yang telah diturunkan menjadi program kerja
Komitmen untuk mematuhi ketentuan dan Keselamatan Pertambangan.
g. peraturan perundang-undangan serta 2 perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
persyaratan lainnya yang terkait dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
3 Pertambangan, namun belum semua isi kebijakan Keselamatan
NILAI PEMENUHAN Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
0 Tidak ada upaya Keselamatan Pertambangan.
1 Sudah ada upaya, tetapi belum memenuhi persyaratan perusahaan telah memiliki isi kebijakan yang terdapat visi, misi,
yang diharuskan dalam elemen dan subelemen dan tujuan, serta komitmen dalam melaksanakan Keselamatan
2 Sudah ada upaya dan memenuhi persyaratan yang 4 Pertambangan, dan semua isi kebijakan Keselamatan
diharuskan dalam elemen dan subelemen Pertambangan telah diturunkan menjadi program kerja
NA Not Applicable (tidak dapat diaplikasikan) Keselamatan Pertambangan.
Contoh kriteria penilaian: “Komunikasi Kebijakan”
Pelaporan
Berkala
Laporan Bulanan
dilaporkan paling lambat setelah 5 (lima) hari kalender setelah berakhirnya tiap bulan.
Laporan Triwulan
dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah berakhirnya tiap triwulan.
Laporan Audit Internal SMKP Minerba dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah
Triwulan ke- IV.
Laporan Audit Internal SMKP Minerba
Pelaporan
Khusus
• Dilaporkan sesaat setelah terjadinya awal kecelakaan, awal kejadian berbahaya, kejadian akibat
penyakit tenaga kerja, dan sesaat setelah diketahui hasil diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat
kerja
• Dilaporkan 14 hari kerja setelah Audit Eksternal SMKP Minerba dinyatakan selesai