You are on page 1of 58

Farmasi fisika II

Polimer

Farmasi Universitas Tanjungpura 1


Kelompok 6

Nama Kelompok :
Indira Diah Puspita I21112053
Ciptayuni Eka Wijianti I21112055
Chintya Vascarya I21112056
Youngky Haryanto I21112057
Naftali Ebenhezer Pakpahan I21112058
Shinta Anggraini I21112060
Agung Arif Perkasa I21112061
Nafilah Khairunnisa I21112062
Harianto I21112064
Uji Resna Lestari I21112066
2
Polimer
Polimer merupakan ilmu pengetahuan
yang berkembang secara aplikatif.
Kertas, plastik, ban, serat-serat alamiah,
merupakan produk-produk polimer.
Polimer, merupakan ilmu yang sangat
menarik untuk dipelajari. Polimer
merupakan ilmu yang sangat dinamis.

3
Lanjutan…

Oleh karena itu sangat dibutuhkan


pengetahuan yang baik tentang konsep-
konsep dasar polimer, guna dapat
memahami dan mengembangkan ilmu
polimer. Selanjutnya, konsep dasar
tersebut dapat dikembangkan untuk
mengukur dan menganalisis bobot molekul
polimer. Teknik pemisahan dan
pengukuran sampel polimer merupakan
pengetahuan yang tidak kalah pentingnya
untuk dikuasai.
4
5
Sejarah Polimer

Polimer sebenarnya sudah ada dan


digunakan manusia sejak berabad-abad
yang lalu. Polimer - polimer yang sudah
digunakan itu adalah jenis polimer alam
seperti selulosa, pati, protein, wol, dan
karet. Istilah polimer pertama kali
digunakan oleh kimiawan dari Swedia,
Berzelius (1833). Polimer merupakan
molekul besar yang terbentuk dari unit-unit
berulang sederhana.

6
Lanjutan…

Nama ini diturunkan dari bahasa Yunani Poly,


yang berarti “banyak” dan mer, yang berarti
“bagian”. Sedangkan industri polimer (polimer
sintesis) baru dikembangkan beberapa puluh
tahun terakhir ini. Berkembangnya industri
polimer ini diawali ketika Charles Goodyear
dari Amerika Serikat berhasil menemukan
vulkanisasi pada tahun 1839. Setelah itu
berbagai modifikasi polimer pun mulai
berkembang seperti:
Pada tahun 1870 Modifikasi selulosa dengan
asam nitrat
7
Lanjutan…

Pada tahun 1907 Ditemukan damar fenolik


Pada tahun 1930 Ditemukan Poli fenol etena
atau Polistirena
Pada tahun 1933 Ditemukan Polietena atau
Polietilena di laboratorium ICI di Winnington,
Chesire

8
Dengan berkembangnya industri polimer,
ternyata membawa dampak positif terhadap
jumlah pengangguran. Hal ini disebabkan
karena industri polimer menyerap banyak
tenaga kerja. Karena sifatnya yang
karakteristik maka bahan polimer sangat
disukai. Berkembangnya industri polimer
turut menentukan perkembangan ekonomi
suatu negara. Semakin besar penggunaan
polimer, menunjukkan semakin pesat
perkembangan ekonomi suatu negara.

9
Sifat-Sifat Polimer

Sifat - sifat polimer yang karakteristik


antara lain:
• Mudah diolah untuk berbagai macam
produk pada suhu rendah dengan
biaya murah.
• Ringan; maksudnya rasio
bobot/volumnya kecil.
• Tahan korosi dan kerusakan terhadap
lingkungan yang agresif.
10
Lanjutan…

• Bersifat isolator yang baik terhadap


panas dan listrik.
• Berguna untuk bahan komponen
khusus karena sifatnya yang elastis
dan plastis.
• Berat molekulnya besar sehingga
kestabilan dimensinya tinggi.

11
Produksi Polimer suatu Negara

Berikut ini Tabel produksi bahan polimer yang


digunakan di berbagai negara

12
13
Klasifikasi polimer

Polimer dapat diklasifikasikan sebagai


berikut:
1. Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya polimer dapat
dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu:
a. Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi
secara alami.
Contoh: karet alam, karbohidrat, protein,
selulosa dan wol.

14
Lanjutan…

b. Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang


diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam
dan bahan kimia. Contoh: selulosa nitrat (yang
dikenal lewat misnomer nitro selulosa) yang
dipasarkan dibawah nama - nama “Celluloid”
dan “guncotton”.
c. Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat
melalui polimerisasi dari monomer - monomer
polimer. Polimer sintesis sesungguhnya yang
pertama kali digunakan dalam skala komersial
adalah dammar Fenol formaldehida.

15
Klasifikasi Polimer

2. Berdasarkan Bentuk Susunan


Rantainya
Dibagi atas 3 kelompok yaitu:
a. Polimer Linier, yaitu polimer yang
tersusun dengan unit ulang berikatan satu
sama lainnya membentuk rantai polimer
yang panjang.

16
Lanjutan…
b. Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk
jika beberapa unit ulang membentuk cabang pada
rantai utama.

c. Polimer Berikatan Silang (Cross – linking), yaitu


polimer yang terbentuk karena beberapa rantai
polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai
utamanya. Jika sambungan silang terjadi ke
berbagai arah maka akan terbentuk sambung
silang tiga dimensi yang sering disebut polimer
jaringan.

17
Klasifikasi Polimer

3. Berdasarkan Reaksi Polimerisasi


Dibagi 2 yaitu:
a. Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi
karena reaksi adisi. Reaksi adisi atau
reaksi rantai adalah reaksi penambahan
(satu sama lain) molekul-molekul monomer
berikatan rangkap atau siklis biasanya
dengan adanya suatu pemicu berupa
radikal bebas atau ion.

18
Lanjutan…

Contohnya dapat dilihat pada reaksi berikut:

19
Lanjutan…
b. Polikondensasi, yaitu polimer yang terjadi
karena reaksi kondensasi/reaksi bertahap.
Mekanisme reaksi polimer kondensasi identik
dengan reaksi kondensasi senyawa bobot
molekul rendah yaitu: reaksi dua gugus aktif
dari 2 molekul monomer yang berbeda
berinteraksi dengan melepaskan molekul
kecil. Contohnya H2O. Bila hasil polimer dan
pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi
akan terus berlangsung sampai salah satu
pereaksi habis. Contoh terkenal dari
polimerisasi kondensasi ini adalah
pembentukan protein dari asam amino.
20
Contoh lainnya dapat dilihat pada reaksi berikut:

21
Klasifikasi Polimer

4. Berdasarkan Jenis Monomer

Dibagi atas dua kelompok:


a) Homopolimer, yakni polimer yang
terbentuk dari penggabungan monomer
sejenis dengan unit berulang yang sama.
b) Kopolimer, yakni polimer yang terbentuk
dari beberapa jenis monomer yang
berbeda.

22
Lanjutan…

Kopolimer ini dibagi lagi atas empat


kelompok yaitu:
1. Kopolimer acak.
Dalam kopolimer acak, sejumlah
kesatuan berulang yang berbeda
tersusun secara acak dalam rantai
polimer.
-A-B-B-A-B-A-A-A-B-A–

23
Lanjutan…
2. Kopolimer silang teratur.
Dalam kopolimer silang teratur kesatuan
berulang yang berbeda berselang - seling
secara teratur dalam rantai polimer.
A-B-A-B-A-B-A-B-A–B–A–
3.Kopolimer blok.
Dalam kopolimer blok kelompok suatu
kesatuan berulang berselang - seling dengan
kelompok kesatuan berulang lainnya dalam
rantai polimer.
-A-A-A-B-B-B-A-A-A–B–
24
Lanjutan…

4. Kopolimer cabang/Graft Copolimer.


Yaitu kopolimer dengan rantai utama terdiri
dari satuan berulang yang sejenis dan
rantai cabang monomer yang sejenis.

25
Klasifikasi Polimer
5. Berdasarkan Sifat Termal
Dibagi 2 yaitu:
a. Termoplastik, yaitu polimer yang bisa mencair
dan melunak. Hal ini disebabkan karena polimer -
polimer tersebut tidak berikatan silang (linier atau
bercabang) biasanya bisa larut dalam beberapa
pelarut.
b. Termoset, yaitu polimer yang tidak mau
mencair atau meleleh jika dipanaskan. Polimer -
polimer termoset tidak bisa dibentuk dan tidak
dapat larut karena pengikatan silang,
menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar.
26
Contohnya dapat dilihat pada berikut:

27
Klasifikasi Polimer
6. Berdasarkan Aplikasinya
Dibagi 3 kelompok yaitu:
a. Polimer komersial, yaitu polimer yang disintesis
dengan biaya murah dan diproduksi secara
besar - besaran. Polimer komersial pada
prinsipnya terdiri dari 4 jenis polimer utama yaitu:
Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil klorida), dan
Polisterena
b. Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer
yang memiliki sifat spesifik yang unggul dan
dibuat untuk keperluan khusus. Contoh: alat-alat
kesehatan seperti termometer/timbangan.

28
3. Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki
sifat unggul tetapi harganya mahal

29
Konsep Dasar Kimia Polimer

Secara kimia, polimer didefinisikan sebagai


senyawa berbobot molekul besar yang
terbentuk dari penggabungan berulang secara
kovalen (polimerisasi) molekul sederhana
(monomer).
nM ~ [- M - ] n ~
Satuan struktur berulang di dalam rantai
polimer (-M-) biasanya setara atau hampir
setara dengan struktur monomer (M). Jumlah
satuan struktur berulang dalam rantai polimer
(n) dikenal dengan derajat polimerisasi (DP).
30
Lanjutan…
Berdasarkan jumlah satuan berulangnya, hasil
polimerisasi monomer dapat disebut dimmer,
trimer, tetramer, ………, dst, bila masing-masing
n = 2,3,4, … … …, dst. DP ialah jumlah total
unit – unit struktur, termasuk gugus ujung.
Sehingga, Bobot molekul = DP x berat molekul.
Contoh CH2 = CH2 CH3CH3-. Jika DP = 100,
maka BM = 100 x 28= 2800. Polimer dengan
derajat polimerisasi besar (bobot molekul > 104)
disebut polimer tinggi, sedang polimer dengan
bobot molekul rendah (< 104) disebut oligomer.
Sebagian besar polimer tinggi yang termasuk
dalam jenis plastik, karet dan serat mempunyai
bobot molekul antara 104 – 106.
31
Ruang Lingkup Kimia Polimer

Ruang lingkup kimia polimer ada 4 yaitu:


1. Resin, yaitu bahan baku yang diperoleh dari
industri petrokimia. Beberapa hal yang perlu
diketahui mengenai resin antara lain:
- Analisis
- Sifat
- Kelarutan
- Berat Molekul
- Polimerisasi.
32
Lanjutan…
2. Aditif, yaitu bahan tambahan dalam
teknologi polimer. Yang termasuk aditif antara
lain:
- Pewarna - Antioksida
- Pelumas - Plastisier
- Fragnances - Emulsifer
- Stabilizer - Anti UV
3. Sains dan teknologi polimer. Dukungan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sangat
menentukan dalam menghasilkan produk-
produk polimer yang baik 33
Lanjutan…

4.Komoditi/Produk. Industri polimer,


menghasilkan produk atau komoditi dari
hasil sekian banyak proses produksi
polimer. Komoditi yang dihasilkan,
merupakan tuangan dari semua inovasi
dan keunggulan teknologi. Komoditi yang
unggul, menarik, murah dan memiliki
berbagai keunggulan, adalah komoditi
yang sangat diharapkan oleh segenap
konsumen polimer.

34
Skema ruang lingkup Kimia polimer

35
Manfaat Polimer
Adapun manfaat dari polimer ini antara lain
sebagai berikut:
1. Dalam bidang kedokteran: banyak diciptakan
alat-alat kesehatan seperti: termometer, botol
infus, selang infus, jantung buatan dan alat
transfusi darah.
2. Dalam bidang pertanian: dengan adanya
mekanisasi pertanian.
3. Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat ringan
seperti peralatan pesawat.
4. Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat
pelengkap mobil.
36
Morfologi Polimer

Morfologi Polimer umumnya


menggambarkan susunan rantai dalam
ruang dan mikroskopis pemesanan dari
banyak rantai polimer. Bentuk molekul
Molekuler dan cara tersebut diatur dalam
sebuah solid merupakan faktor penting
dalam menentukan sifat-sifat polimer. Dari
polimer yang runtuh untuk sentuhan dengan
yang digunakan di rompi anti peluru, struktur
konformasi, molekul dan orientasi dari
polimer dapat memiliki pengaruh besar pada
sifat makroskopik material.
37
Lanjutan…

Konsep umum perakitan diri masuk ke


dalam organisasi molekul pada skala mikro
dan makroskopis saat mereka agregat ke
dalam struktur memerintahkan lebih.
Kristalisasi, dibahas di bawah ini, adalah
contoh dari proses self-assembly seperti
organisasi orientational kristal cair yang
akan dibahas nanti.

38
Struktur Rantai Polimer
Pengulangan bahan polimer dipengaruhi
oleh sifat polimer. Sifat-sifat polimer
tersebut antara lain:
1. Pertumbuhan rantai polimer bersifat
acak. Penyusunan molekul polimer
mempunyai sifat struktur yang berbeda
pengaruhnya, dikarenakan massa atom
relatif polimer merupakan nilai rata-rata
dari monomer-monomer penyusunnya,
sehingga mengakibatkan pertumbuhan
rantai menjadi acak.
39
Lanjutan…

2. Dalam satu bahan polimer dimungkinkan


terdapat 2 daerah yaitu:
- Daerah teratur
- Daerah tidak teratur
Kalau rantai teratur disebut: kristal. Kalau
rantai tidak teratur disebut: amorf. Salah
satu cara untuk mengetahui kristal dan
amorf yaitu (secara visual): kristal: keras
dan amorf: tak keras

40
Lanjutan…

3. Rantai polimer yang keras dapat saling


mendekati dengan jarak yang lebih pendek
dibandingkan dengan rantai polimer yang
bercabang.
4. Polimer dengan kesatuan yang teratur
dengan gaya antaraksi yang tinggi akan
memiliki kekristalan dan gaya tegang.

41
Faktor- Faktor yang
mempengaruhi kekristalan
Faktor- Faktor yang mempengaruhi kekristalan :
• Larutan polimer
• Gaya Antar rantai
• Derajat kekristalan
• Keteraturan struktur molekul
• Taksisitas

42
Bobot Molekul
Polimer biasa disebut juga polidispersi.
Polidispersi adalah banyaknya hamburan yang
artinya satu molekul yang dibentuk dari molekul
yang sama tetapi berat molekul tidak sama. Nilai
bobot molekul bergantung pada besarnya ukuran
yang digunakan dalam metode pengukurannya.
Metode pengukuran yang digunakan untuk
menentukan bobot molekul, yakni metode gugus
ujung dan metode sifat koligatif. Kedua metode ini
sangat banyak digunakan. Metode ini dipakai
untuk menentukan bobot molekul rata - rata
jumlah. Bobot molekul rata - rata jumlah adalah
bilangan atau ukuran jumlah molekul dari setiap
berat dalam sampel uji
43
Lanjutan…

Sehingga, berat total dari suatu sampel uji


polimer, W = jumlah berat dari setiap bagian
molekul polimer, dirumuskan:

Dengan demikian, bobot molekul rata - rata


jumlah Mn , dapat dihitung dengan
menggunakan defenisi Mn = berat sampel per
mol, sehingga dirumuskan :

44
Hamburan cahaya dan ultrasentifugasi merupakan
metode lain dalam menentukan bobot molekul
polimer. Bobot molekul rata - rata bobot
merupakan suatu parameter penentuan bobot
molekul polimer dengan menggunakan metode
cahaya dan ultrasentrifugasi. Bobot molekul rata-
rata bobot (Mw), adalah hasil penjumlahan fraksi
bobot masing – masing spesies polimer dikalikan
berat molekulnya. Mw, dirumuskan sebagai
berikut:

45
Pengukuran Bobot Molekul
Polimer
Pengukuran bobot molekul polimer dilakukan
dengan berbagai cara. Metode yang
digunakan, tergantung kepada besaran bobot
molekul polimer yang akan diukur. Secara
garis besar dibagi sebagai berikut:
a. Pengukuran bobot molekul rata-rata jumlah,
digunakan metode-metode:
i. Osmometri membran
ii. Osmometri tekanan uap
iii.Analisis gugus ujung
46
Lanjutan…

b. Pengukuran bobot molekul rata-rata


berat, digunakan metodemetode:
i. Ultrasentrifugasi
ii.Hamburan cahaya
iii.Viskositas

47
PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI POLIMER
HIBRID
POLI(TRIMETOKSISILIL PROPIL METAKRILAT)
Prekursor polimer hibrid dibuat poli
(trimetoksisilil propil metakrilat) atau TMSPMA
dengan proses sol-gel yang terdiri dari reaksi
hidrolisis dan polikondensasi. Proses sol-gel
merupakan proses polimerasi bahan
anorganik. Bahan yang digunakan dalam
proses sol-gel yaitu monomer (trimetoksisilil
propil metakrilat) 98% (TMSPA, Aldrich),
etanol (C2H5OH, Merck) sebagai pelarut,
asam klorida 1N (HCl, Merck) sebagai katalis
dan akuades (H2O). Struktur dari monomer
TMSPMA yaitu:
48
Struktur monomer poli(3-trimetoksisilil propil metakrilat)
(Sumber: Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol. 01, No. 03)

49
Proses sol-gel diawali dengan melarutkan
monomer ke dalam etanol, kemudian
diaduk sehingga menjadi satu fase.
Kemudian kedalam larutan ditambahkan
akuades lalu diaduk dengan manetik sitter.
Setelah akuades bereaksi ditambahkan
katalis HCl. Campuran tersebut terus
diaduk hingga terbentuk gel transparan.
Gel kemudian dipurifikasi untuk
menghilangkan sisa monomer, katalis
yang tidak bereaksi, dan air.
50
Lanjutan…

Prekursor polimer hybrid dibuat menjadi 5


jenis dengan perbandingan volume
monomer dan H2O yang berbeda.
Perbandingannya yaitu 1:4, 1:8, 1:12, 1:16,
dan 1:20. Keadaan sampel dibuat sama
yaitu pada suhu 600 C dengan kecepatan
pengadukan sekitar 200 rpm.

51
Lanjutan…

Proses selanjutnya adalah fotopolimerisasi


untuk membentuk ikat-silang pada rantai
organik yang menggunakan sampel dalam
bentuk film tipis. Proses pembuatan film
tipis meliputi tahapan pembersihan
substrat, persiapan larutan prekursor,
deposisi film, pre-bake, fotopolimerisasi,
dan postbake.

52
Lanjutan…

Larutan prekursor polimer hibrid disiapkan


dengan melarutkan prekursor dlm
kloroform, lalu ditambahkan fotoinisiator
berupa Irgacure-819 (Ciba Speciality
Chemical Inc.) dengan konsentrasi 1%
yang memiliki struktur kimia seperti berikut:
Substrat yang dipakai untuk pembuatan
film tipis polimer hibrid adalah substrat
wafer silicon untuk karakterisasi FTIR dan
film tipis dibuat dengan teknik spin-casting.

53
Irgacure-819 (Ciba Speciality Chemical Inc.)

(Sumber: Jurnal Material dan Energi


Indonesia Vol. 01, No. 03)

54
Lanjutan…

Hasil prekursor polimer hibrid yang


terbentuk berupa gel bening transparan
yang sangat kental. Jumlah prekursor
polimer yang di dapat dinyatakan dalam
yield, yaitu perbandingan massa
prekursor polimer dengan massa
monomer.

55
Lanjutan…

Perbedaan antara struktur prekursor


polimer hibrid yang belum
difotopolimerisasi dengan yang sudah
difotopolimerisasi terdapat pada vibrasi
ikatan C=C dalam kelompok
methacrylate. Terlihat bahwa ada
penurunan intensitas transmitansi
gugus C=C (1635 cm-1) pada film
polimer hibrid dibandingkan dengan film
prekursor
56
Lanjutan…

Pada proses fotopolimerisasi yang telah


berhasil dilakukan dapat diindikasikan
oleh konversi ikatan rangkap (C=C)
pada gugus samping kedalam bentuk
ikatan tunggal (C-C) yang tampak pada
spektrum FTIR. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa proses sol-gel yang
dilakukan telah menghasilkan polimer
hibrid yang memiliki kemungkinan yang
baik untuk aplikasi komponen optik.
57
58

You might also like