You are on page 1of 49

Alinemen Horisontal (1/2)

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Dosen Pengampu:

DEBBY YULINAR PERMATA, ST., MT.

TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
GOOGLE CLASSROOM
• CLASSROOM PGJ PALEMBANG
https://classroom.google.com/c/NDgzNDE3MT
k5ODEw?cjc=fgdxdw5

• CLASSROOM PGJ INDRALAYA


https://classroom.google.com/c/NDgzNDE3MT
k5OTUz?cjc=o6ci3uq
DEFINISI ALINEMEN HORIZONTAL
• Alinemen Horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang
horizontal.

• Alinemen Horizontal sering disebut sebagai “situasi jalan” atau


“trase jalan” , terdiri dari garis lurus (Tangen Horizontal) yang
dihubungkan dengan garis- garis lengkung (Lengkung
Horizontal).

• Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur lingkaran


ditambah dengan lengkung peralihan atau busur-busur peralihan
saja ataupun busur lingkaran saja.
DEFINISI ALINEMEN HORIZONTAL
Bagian Alinemen Horizontal

 Bagian Lurus
Pada elemen geometrik berupa alinyemen horisontal,
bilamana topografi berupa daerah datar, dapat terjadi
bagian lurus (tangen) menjadi sangat panjang.
Panjang maksimum bagian jalan yang lurus harus
ditempuh dalam waktu tidak lebih dari 2,50 menit
(sesuai VR)
Tabel Panjang Bagian Lurus Maksimum
Panjang Bagian Lurus Maksimum (m)
Fungsi
Datar Perbukitan Pegunungan

Arteri 3.000 2.500 2.000

Kolektor 2.000 1.750 1.500

Sumber : TPGJAK No. 038/T/BM/1997


Bagian Alinemen Horizontal
 Bagian Tikungan (Lengkung)
Gaya yang ada pada tingkungan yaitu gaya
sentrifugal.
Gaya Sentrifugal
• Kendaraan dengan lintasan berbentuk lengkung
pada bidang datar atau miring akan mengalami
akselerasi centripetal secara radial keluar dari
lajur jalannya.
• Akselerasi sentripetal ini sama besarnya dengan
gaya sentrifugal
Gaya Sentrifugal
Kendaraan yang Gaya sentrifugal
bergerak dengan akan mendorong
kecepatan tetap V, kendaraan
mengalami gaya keluar jalan yang
sentrifugal (F) menimbulkan
yang tegak lurus rasa tidak
terhadap arah nyaman bagi
pengemudi
kecepatan V.

Besarnya gaya sentrifugal dihitung dengan persamaan berikut:

m: Massa= G/g a: Percepatan sentrifugal= V²/R


G: Berat Kendaraan V: Kecepatan kendaraan
g: gaya gravitasi bumi= 9,81 m/det² R: Jari-jari lengkung lintasan
Gaya Sentrifugal
• Dengan demikian, besarnya gaya sentrifugal
dapat ditulis seperti persamaan berikut:
Gaya Sentrifugal

Gaya yang mengimbangi


gaya sentrifugal yaitu:
a. Gaya gesekan melintang
antara ban kendaraan
dengan permukaan
jalan (f)
b. Komponen berat
kendaraan akibat
kemiringan melintang
permukaan jalan (e)
Radius Minimun (Rmin)

• Lengkung dengan radius minimum adalah lengkung


yang mempunyai superelevasi maksimum dan
koefisien gesek maksimum.
• Lengkung tersebut dinamakan lengkung tertajam yang
dapat direncanakan untuk satu nilai kecepatan rencana
yang dipilih pada satu nilai superelevasi maksimum.
Radius Minimum (R min)
 Dalam merancang alinemen horizontal sebaiknya dihindarkan
menggunakan radius minimum yang menghasilkan lengkung
tetajam tersebut.
 Radius minimum ditentukan dengan menggunakan rumus:

.... (1)

Dimana:
 Rmin= radius minimum untuk satu kecepatan rencana dan
superelevasi maksimum tertentu, m
 emaks= superelevasi maksimum, e (%)
 fmaks= koefisien gesekan maksimum
 V= Kecepatan rencana, km/jam
Tabel Panjang Jari-jari Minimum
(Bina Marga)
Untuk pertimbangan perencanaan digunakan e maks = 10%

VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20

Jari-jari Min-Rmin 600 370 210 110 80 50 30 15


(m)

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK)-No.


038/T/BM/1997
Gaya Gesekan Melintang (f)
• Gaya Gesekan Melintang (f) adalah besarnya gesakan yang
timbul antara ban dengan permukaan jalan dalam arah
melintang jalan yang berfungsi untuk mengimbangi gaya
sentrifugal.
• Koefisien gesekan melintang adalah perbandingan antara gaya
gesek melintang dan gaya normal pada muka jalan akibat
adanya berat kendaraan.
Gaya Gesekan Melintang (f)
• Besarnya koefisien gesekan melintang dipengaruhi oleh
kecepatan kendaraan, tipe dan ukuran ban, tekanan ban, tipe
dan kondisi permukaan jalan serta cuaca.
• Demi faktor keamanan maka koefisien gesekan melintang
maksimum yang digunakan untuk merancang geometri jalan
dipilih di bawah nilai maksimum yang terjadi.
SUPERELEVASI (e)
• Superelevasi adalah kemiringan melintang jalan pada
lengkung horizontal.
• Superelevasi maksimum pada lengkung horizontal
jalan ditentukan oleh hal-hal yang membatasi
kecepatan kendaraan, seperti cuaca, kondisi medan,
dan komposisi jenis kendaraan.
• Semakin besar kecepatan kendaraan yang dapat
dipilih, semakin besar pula superelevasi maksimum
yang dapat dibuat.
Derajat Lengkung Maksimum
Derajat Lengkung Maksimum

• Ketajaman lengkung horizontal dinyatakan dengan


besarnya radius dari lengkung tersebut atau dengan
besarnya derajat lengkung.
• Derajat lengkung (D) didefinisikan sebagai besar
sudut lengkung (ketajaman lengkung horizontal)
yang memberikan panjang busur 25,0 meter
• Semakin besar R semakin kecil D dan semakin
tumpul lengkung horizontal rencana.
Besar R minimum dan D maksimum
Untuk beberapa kecepatan rencana dengan menggunakan persamaan (1) dan
persamaan (2)
Catatan Penting

• Hindari penggunaan radius minimum karena akan


menghasilkan lengkung tertajam, sehingga harga
radius minimum sebaiknya hanya merupakan harga
batas sebagai petunjuk dalam memilih radius untuk
perencanaan saja.
Lengkung Peralihan

Definisi

Fungsi

Metode
Perhitungan
Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan dibuat Panjang lengkung
untuk menghindari peralihan harus:
terjadinya perubahan • Memenuhi kenyamanan
alinemen yang tiba-tiba
dan keamanan
dari bentuk lurus ke bentuk
pencapaian kemiringan
lingkaran, jadi lengkung
• Pencapaian kemiringan
peralihan ini diletakkan
terjadi secara
antara bagian lurus dan
bagian lingkaran, yaitu teratur/seragam
pada sebelum dan sesudah • Tepi perkerasan
tikungan berbentuk busur kelihatan tidak patah-
lingkaran. patah
Lengkung Peralihan
Keuntungan Lengkung Peralihan

1. Pengemudi dapat dengan mudah mengikuti lajur yang telah


disediakan untuknya, tanpa melintasi lajur lain yang
berdampingan
2. Dapat melakukan perubahan dari lereng jalan normal ke
kemiringan sebesar superelevasi secara berangsur-angsur
sesuai dengan gaya sentrifugal yang terjadi
3. Mengadakan peralihan pada pelebaran perkerasan yang
diperlukan, dari jalan yang lurus menuju ke kebutuhan lebar
perkerasan pada tikungan-tikungan yang tajam
4. Menambah keamanan dan kenyamanan bagi pengemudi,
karena sedikit kemungkinan pengemudi keluar dari jalur
5. Menambah keindahan bentuk dari jalan tersebut, menghindari
kesan patahnya jalan pada batasan bagian lurus dan lengkung
dari busur lingkaran
Lengkung Peralihan

Panjang lengkung peralihan ditetapkan atas pertimbangan


bahwa:
 Untuk menghindari kesan perubahan mendadak, nilai Ls
dibatasi dan ditetapkan 3 detik dari kecepatan rencana
 Antisipasi terhadap berangsurnya gaya sentrifugal yang
terjadi pada Ls
 Tingkat perubahan kelandaian melintang jalan (re) dari
bentuk enormal ke erencana tidak boleh melebihi nilai re-maks)
Metode Perhitungan Lengkung Peralihan (Ls)
1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik),

2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal, Rumus modifikasi shortt:

VR^3 VR.e
Ls = 0,022 - 2,727
R. C C

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :

(em –en). VR
Ls =
3,6 re
Metode Perhitungan Lengkung Peralihan (Ls)
4. Berdasarkan Kelandaian relatif

BM Ls = b.m (en + e) Ls = b.m (e) AASHTO

5. Berdasarkan rumus spiral


Dimana :
T = waktu tempuh pada lengkung peralihan, 3 detik
Ls = panjang lengkung peralihan (m)
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
e = superelevasi
C = perubahan percepatan diambil 0,3 – 1,0 disarankan 0,4
m/dtk²
R = Jari-jari busur lingkaran (m)
em = Superelevasi maksimum
en = Superelevasi normal (umumnya 2%)
re =Tingkat pencapaian perubahan kemiringan melintang jalan
(m/m/dtk)
 Vrencana ≤ 70 km/jam re-maks = 0,035 m/m/detik
 Vrencana ≥ 80 km/jam re-maks = 0,025 m/m/detik
Kelandaian Relatif
 Landai relatif (1/m) adalah Rumus
besarnya kelandaian akibat
perbedaan elevasi tepi
perkerasan sebelah luar (e+ en) B
1/m = Ls
sepanjang lengkung peralihan.
 Perbedaan elevasi didasarkan
pada tinjauan perubahan bentuk
Dimana :
penampang melintang jalan, 1/m = landai relatif
belum merupakan gabungan Ls = panjang lengkung
dari perbedaan elevasi akibat peralihan (lengkung spiral)
kelandaian vertikal jalan. B = lebar jalur 1 arah, m
e = superelevasi , m/m’
 Besarnya landai relatif en = kemiringan melintang
maksimum dipengaruhi oleh normal, m/m;
kecepatan dan tingkah laku
pengemudi.
Menurut Bina Marga, landai relatif : 1/m = h/Ls
(e + en) B
1/m = Ls

Menurut AASHTO, landai relatif : 1/m = h1/Ls


(e) B
1/m = Ls

Dimana :
1/m = landai relatif
Ls = panjang lengkung peralihan
B = lebar jalur 1 arah, m
e = superelevasi, m/m’
en = kemiringan melintang normal, m/m;
Dari batasan lantai relatif maksimum, dapat
ditentukan panjang lengkung peralihan minimum
Tabel Panjang Peralihan
Bina Marga ASSHTO
Landai Relatif : 1/m = h/Ls Landai Relatif : 1/m = h1/Ls

m > m maksimum m ≥ m maksimum

(e + en) B 1 (e) B =
1

Ls m maksimum Ls m maksimum

Ls ≥ (e + en) B.mmaksimum Ls ≥ (e) B.mmaksimum


Kelandaian Relatif (1:m)

Menurut Bina Marga Menurut AASHTO

Kecepatan Kelandaian
Relatif
(1:m)
20 1:50

30 1:75

40 1:100

50 1:115

60 1:125

80 1:150
Desain Lengkung Horisontal
(Tikungan)
Flowchart

Jenis
Lengkung

Perhitungan
Properti
Pemilihan Jenis Tikungan Spiral-Lingakaran Spiral

Tikungan
ya
Lc<25m Tikungan Spiral-Spiral
• Pada dasarnya tidak
ada ketentuan baku tidak
tentang pemilhan ya
jenis tikungan P<0.10 m Tikungan Lingkaran

• Alat pemilihan jenis


tikugan biasanya tidak
digunakan ya
pendekatan seperti e=NC atau RC Tikungan Lingkaran
bagan alir di
samping
tidak
Tikungan Spiral-Lingakaran Spiral
Desain Lengkung horizontal

• Lengkung horizontal adalah lengkung yang


digunakan untuk menghubungkan 2 bagian tangen
pada alinemen horizontal.
• Jenis lengkung horizontal :
o Lengkung busur lingkaran sederhana (Full Circle)
o Lengkung busur lingkaran dengan lengkung
peralihan (Spiral – Circle – Spiral)
o Lengkung peralihan spiral – spiral
FULL CIRCLE (FC)

• Full circle (FC) adalah jenis tikungan yang hanya


terdiri dari bagian suatu lingkaran saja.
• Lengkung FC hanya digunakan untuk R (jari-jari
tikungan) yang besar agar tidak terjadi patahan,
karena dengan R yang kecil diperlukan
superelevasi yang besar.
FULL CIRCLE (FC)

• Tentukan titik awal dan akhir


• Tentukan titik PI (point of intersection)
Syarat PI : tidak boleh daerah dg kontur curam, tanjakan, daerah aliran
sungai, perpotongan dg sungai
FULL CIRCLE (FC)

Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur lingkaran dinamakan TC


dan titik CT adalah peralihan dari busur lingkaran ke tangen.
FULL CIRCLE (FC)
Perhitungan Properties
FULL CIRCLE (FC)

• FC tidak memerlukan lengkung peralihan,


sehingga jari-jari tikungan sangat besar

• Jari-jari yang tidak memerlukan lengkung


peralihan
Vr (Km/ 120 100 80 60 50 40 30 20
Jam)

Rmin 2500 1500 900 500 350 250 130 60


(m)
SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL (SCS)

• Spiral-Circle-Spiral (SCS) adalah bentuk tikungan dari


bagian lurus yang panjangnya diperhitungkan dengan
melihat perubahan gaya sentrifugal dari nol sampai ada
nilai gaya sentrifugal
• SCS paling sering digunakan karena memiliki tingkat
keamanan dan kenyamanan yang paling tinggi
• SCS digunakan pada daerah perbukitan atau pegunungan
karena tikungan ini memiliki lengkung peralihan yang
memungkinkan perubahan menikung tidak secara
mendadak dan tikungan tersebut menjadi aman
SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL (SCS)
 TS- SC : lengkung peralihan
berbentuk spiral
 Ts = panjang PI ke TS atau ST
 Es = jarak PI ke lengkung
 R = jari-jari
 Lc = panjang lengkung circle
 Ls = panjang lengkung spiral
 qc = besar sudut lingkaran
 qs = besar sudut spiral
 p = pergeseran busur lingkaran
terhadap tangen asli
k = jarak antarA TS atau ST
terhadap tangen asli
l = panjang lengkung
seluruhnya
SPIRAL-CIRCLE-SPIRAL (SCS)
Perhitungan Properties
SPIRAL-SPIRAL (SS)

• Tikungan ini terdiri dari dua buah kurva, yaitu


lingkaran dan spiral.
• Guna lengkung spiral adalah untuk menjaga agar
gaya sentrifugal yang timbul pada waktu
memasuki/meninggalkan tikungan dapat terjadi
secara berangsur-angsur, tidak mendadak.
• Lengkung peralihan dipasang pada bagian awal yaitu
pada bagian ujung.
SPIRAL-SPIRAL (SS)

 Dikenal rumus yang disebut


modifit formula.
• Ts = Tangen-spiral
• St = Spiral-tangen
• Sc = Spiral-circle
• Cs = Cicle-spiral
• Ls = Panjang lengkung spiral
• Lc = Panjang lengkung circle
• qs = Sudut spiral
• qc = Sudut circle

 Dipakai jika Lc>20 meter.


Spiral – Spiral (SS)

You might also like