You are on page 1of 1

Misi Hidup Dalam Sebuah Kerja

Seorang wanita tua, bertubuh gemuk, dengan senyum jenaka di sela-sela pipinya yang
bulat, duduk menggelar nasi bungkus dagangannya. Segera saja beberapa pekerja
bangunan dan kuli angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubungi dan
membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan soal, yang terpenting
adalah harganya yang luar biasa murah.

Hampir-hampir mustahil ada orang yang bisa berdagang dengan harga sedemikian rendah.
Lalu apa untungnya? Wanita itu terkekeh menjawab,"Bisa numpang makan dan beli sedikit
sabun. "Tetapi bukankah ia bisa menaikkan harga sedikit? Sekali lagi ia terkekeh, "Lalu
bagaimana kuli-kuli itu bisa beli? Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka?"
katanya sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk pengantar
mereka ke tempat kerja.

Ah! Betapa cantiknya, bila sebongkah misi hidup dipadukan dalam sebuah kerja.
Orang-orang yang memahami benar kehadiran karyanya, sebagaimana wanita tua di atas,
yang bekerja demi setitik kesejahteraan hidup manusia, adalah tiang penyangga yang
menahan langit agar tak runtuh. Merekalah beludru halus yang membuat jalan hidup yang
tampak keras berbatu ini menjadi lembut bahkan mengobati luka. Bukankah demikian tugas
kita dalam kerja:menghadirkan secercah kesejahteraan bagi sesama.

You might also like