Professional Documents
Culture Documents
LN Binus
LN Binus
Week 1
The Basics of SME
1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teori UKM, konsep dan prinsip akuntansi
sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi UKM
(LO1).
1. The Definition
2. Criteria of SME
3. Classification and Characteristic of SME
4. SME in Indonesia
5. The Opportunities and Challenges in Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah,
yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya
dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.
3. Sektor Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilaksanakan oleh
manusia agar dapat menghasilkan bahan pangan, bahan baku industry atau sumber
energi serta mengelola lingkungan hidupnya. Sektor pertanian mencakup berbagai
subsector seperti tanaman pangan, hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias),
tanaman perkebunan, perikanan serta peternakan.
4. Sektor Perkebunan
Perkebunan ialah kegiatan mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media
tumbuh lain pada ekosistem sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil
tanaman, dengan manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat. menurut komoditasnya, perkebunan terdiri atas 127 jenis
tanaman tahunan dan semusim dari dataran rendah sampai tinggi. Menurut bentuk
usaha, perkebunan meliputi perkebunan besar negara, swasta, dan perkebunan rakyat.
5. Sektor peternakan
6. Sektor Perikanan
Perikanan adalah Semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau
membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan
menyimpan, mendinginkan, pengeringan atau mengawetkan ikan dengan Tujuan untuk
menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial).
7. Sektor Jasa
Usaha jasa (service business) merupakan suatu usaha yang kegiatannya dilakukan
dengan cara memberikan jasa kepada konsumen dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan. Sektor jasa mencakup jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi individu
(kuliner, pengiriman barang, perawatan tubuh, transportasi,dll) serta jasa untuk
memenuhi kebutuhan usaha lainnya (keuangan, pelatihan, penyedia outsourcing, jasa
konsultan, jasa advokat, perbengkelan, restoran jasa konstruksi, jasa transportasi, jasa
telekomunikasi, jasa pendidikan, jasa simpan pinjam, dll)
Karakteristik UMKM adalah sifat atau kondisi faktual yang melekat pada aktivitas usaha
maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan di dalam menjalankan bisnisnya.
Karakteristik ini yang menjadi ciri pembeda di antara pelaku usaha sesuai dengan skala
usaha. Menurut Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu usaha
mikro (jumlah karyawan 10 orang), usaha kecil (jumlah karyawan 30 orang), serta usaha
menengah (jumlah karyawan hingga 300 orang).
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, sebuah
perusahaan yang digolongkan Sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan
dikelola olah seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah
Kekayaan dan pendapatan tertentu.
1. Usaha Mikro,
memiliki karakteristik sebagai berikut
a. Jenis barang/komoditi tidak selalu tetap; sewaktu-waktu dapat berganti.
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap; sewaktu-waktu dapat pindah tempat
c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun
d. Tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha
e. Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa wirausaha yang
memadai
f. Tingkat Pendidikan rata-rata relatif rendah
g. Umumnya belum mempunyai akses kepada perbankan, tetapi Sebagian besar
sudah mempunyai akses kepada lembaga keuangan non-bank
2. Usaha Kecil
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah
b. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah
c. Umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walaupun masih sederhana
d. Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga
e. Sudah membuat rencana usaha
f. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
g. Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha
h. Sebagian besar sudah mempunyai akses kepada perbankan untuk keperluan
modal
i. Sebagian besar belum dapat menjalankan manajmene usaha dengan baik seperti
perencanaan bisnis
j. Misalnya: pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya
3. Usaha Menengah
a. Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik dengan pembagian tugas
yang jelas antara bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi
b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi
secara teratur sehingga memudahkan untuk melakukan audit dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
c. Telah melakukan aturan atau Pengelolaan dan organisasi perburuhan
d. Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga
e. Sudah memiliki akses kepada sumber pendanaan perbankan
f. Umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik
g. Misalnya, usaha pertambangan batu gunung untuk konstruksi dan marmer
buatan
1. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha
Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan,
dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
2. Terdapat tujuh sektor bisnis UMKM, yaitu sektor perdagangan, sektor industry
pengolahan, sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor peternakan, sektor perikanan,
sektor jasa.
3. Kriteria UMKM dan Usaha Besar berdasarkan Aset dan Omzet
Ukuran Usaha Kriteria
Aset Omset
Usaha Mikro Maksimal Rp50 juta Maksimal Rp300 juta
Usaha Kecil > Rp50 juta – Rp500juta > Rp300 juta – Rp2,5 milyar
Usaha Menengah > Rp500juta – Rp10 milyar > Rp 2,5milyar – Rp50milyar
Usaha Besar > Rp 10milyar > Rp50 milyar
David Wijaya, S.E., M.M. (2018). Akuntansi UMKM. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
ISBN: 9786025568299
V. Wiratna Sujarweni. (2020). Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Pustaka
Baru Press. Yogyakarta. ISBN 9786023763122