You are on page 1of 17

Dosen Pengampu: DYAH JULIA SAAT, S.St.,M.

Kes

TUGAS KELOMPOK 8
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

TREND DAN ISSUE DALAM PELAYANAN KESEHATAN


DI PUSKESMAS

DI SUSUN OLEH:

1. NUR AZIZAH / P202101137


2. SANTI RAHAYU / P202101133
3. SULIS NUR PUSPITA / P202101131
4. ANGGINI / P202101129
5. ARNITA / P202101135

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA


FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dengan kekuatan pikiran
dan keterbukaan hati penulis dapat menyelesaikan makalah dengan topik
“Trend Dan Issue Dalam Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas”.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan
masukan berupa gagasan maupun saran hingga terselesaikannya makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang sifatnya membangun untuk kelengkapan tulisan ini kedepan agar dapat
berguna bagi kita semua.

Kendari, 20 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................ 1
2. Rumusan Masalah....................................................... 3
3. Tujuan........................................................................... 3
a. Tujuan umum...................................................... 3
b. Tujuan khusus.................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian kesehatan primer....................................... 4
2. Pengertian puskesmas................................................. 4
3. Masalah yang muncul di puskesmas........................... 4
4. Penyebab terjadinya masalah di puskesmas............... 5
5. Kepuasan pasien ......................................................... 6
a. Pengertian ........................................................ 6
b. Indeks kepuasan masyarakat............................ 6
c. Dimensi kepuasan ............................................ 8
6. Solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di
puskesmas................................................................... 10
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................. 12
2. Saran ........................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan
masyarakat. Pelayanan kesehatan adalah salah satu kebutuhan
mendasar selain pangan dan juga pendidikan. Pelayanan
kesehatan bukan salah monopoli rumah sakit saja.
Penduduk Indonesia yang jumlahnya melebihi 200 juta jiwa tidak
mungkin harus bergantung dari rumah sakit yan umlahnya sedikit
dan tidak merata penyebarannya.
Pelayanan kesehatan yang bermutu masih jauh dari harapan
masyarakat, serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya
mutu, maka UU Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menekankan
pentingnya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
khususnya ditingkat Puskesmas.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah
organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan
terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat
dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tesebut
diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal,
tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Pengelolaan puskesmas biasanya berada di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Kota.
Tetapi dalam kenyataannya puskesmas tidak dapat
memenuhi fungsinya dengan baik. Apalagi puskesmas yang berada
di desa-desa kecil. Banyak keluhan masyarakat desa yang

1
mengatakan tentang masalah pelayanan, tenaga medis serta
manajemen puskesmas yang masih buruk dan tidak bisa
memberikan pelayanan secara maksimal kepada masyarakat
Indonesia.
Saat ini, pudarnya Ujung Tombak Pelayanan Kesehatan,
demikian halnya Puskesmas menjadi hal yang sangan disayangkan
dibandingkan pada tahun 1980-an dimana pusat Pelayanan
Kesehatan terlihat sangat ramai dikunjungi pasien yang hendak
berobat, yang kini fenomena itu jarang terjadi. Sebagai pusat
pelayanan kesehatan masyarakat, mestinya puskesmas dapat
menjadi tempat rujukan pertama dengan pelayanan prima yang
dapat menangani berbagai masalah kesehatan yang terjadi pada
masyarakat, dan yang lebih fatal dimana petugas puskesmas tidak
begitu tanggap dengan pelayanan medik, tetapi lebih menekankan
administrasi.
Banyak masalah yang menjadi pemicu rendahnya
pencitraan puskesmas pada saat sekarang. Sarana yang tidak
lengkap seperti obat-obatan yang kurang bermutu dari segi variasi,
petugas yang kurang tanggap dengan pasien, keramahan yang
kurang dari pemberi layanan, sehingga masyarakat kurang puas
setiap berobat ke pusat pelayanan kesehatan ini. Disamping itu
program puskesmas yang kurang berjalan menjadi pemicu
rendahnya mutu pelayanan puskesmas di mata masyarakat.
Kepuasan pasien sering dipandang sebagai suatu
komponen yang penting dalam pelayanan kesehatan. Keramahan
dan kenikmatan berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak
berhubungan langsung dengan klinis dapat mempengaruhi
kepuasan pasien dan ketersediaannya untuk kembali ke fasilitas
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan berikutnya. Umumnya
fasilitas layanan milik pemerintah kurang/ tidak dimanfaatkan oleh
masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah bahwa umumnya

2
mutu layanan kesehatan yang diselenggarakan oleh fasilitas
layanan kesehatan milik pemerintah masih belum atau tidak
memenuhi harapan pasien dan atau masyarakat.
Solusi yang tepat untuk masalah puskesmas sangat
diperlukan untuk kemajuan puskesmas serta kemajuan kesehatan
masyarakat. Dalam makalah ini penulis mengangkat tentang
masalah dalam pelayanan kesehatan tingkat kesehatan primer
yaitu keefektifan puskesmas bagi masyarakat Indonesia.

2. Rumusan Masalah
a. Apa saja masalah yang terdapat di puskesmas ?
b. Apa penyebab terjadi masalah di puskesmas ?
c. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan masalah di
puskesmas ?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui masalah yang terdapat di puskesmas.
b. Untuk mengetahui penyebab terjadi masalah di puskesmas.
c. Untuk mengetahui solusi peyelesaian masalah di
puskesmas.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Kesehatan Primer


Kesehatan Primer adalah strategi yang dapat dipakai untuk
menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua
penduduk.
2. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana funsional yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
3. Masalah Yang Muncul Di Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan
ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat karena cukup
efektif membantu masyarakat dalam memberikan pertolongan
pertama dengan standar pelayanan kesehatan. Pelayanan
kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas
sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat,
namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih
pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas
kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal
yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas,
misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan
seadanya, artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana
dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang
digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari. Sehingga

4
banyak sekali pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu
tidak sesuai dengan Standar Operating Procedure (SOP) yang
telah ditetapkan. sikap tidak disiplin petugas medis pada unit
pelayanan puskesmas juga menjadi sebuah masalah.
Masyarakat selalu diperlakukan kurang baik oleh para
petugas medis yang dinilai cenderung arogan, berdalih terbatasnya
persediaan obat-obatan pada puskesmas telah menyebabkan
banyak diantara pasien terpaksa membeli obat pada apotik. Tidak
hanya hal-hal yang telah diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih
ada permasalahan yang muncul di lingkup puskesmas, misalnya:
Jam kerja Puskesmas yang sangat singkathanya sampai jam 12.00
WIB dan tambahan waktu lembur sampai jam 14.00 WIB,
kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang
kurang memiliki otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada,
puskesmas belum terbiasa mengelola kegiatannya secara mandiri,
serta kurangnya kesejahteraan karyawan yang berpengaruh
terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas.

4. Penyebab Terjadinya Masalah Di Puskesmas


a. Pelaksanaan manajemen yaitu merupakan hal penting yang
menentukan dalammencapai tujuan yang efisien dan efektif dari
tujuan Puskesmas. Dapat dikatakan juga bahwa kurangnya
pengetahuan para Kepala Puskesmas dan rendahnya
disiplin/etos kerja staff, menjadikan unsur manajemen ini tidak
berjalan. Tentu hal ini menghambat kinerja.
b. Sarana dan prasarana di puskesmas di Indonesia terkesan
tidak diperhatian oleh pemerintah dengan alasan wilayah
geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan
prasarana yang ada di dalam Puskesmas sangat terbatas, baik
berupa alat medis maupun obat-obatan. Hal ini terjadi akibat
dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas

5
sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah
karena tidak sesuai dengan standart kesehatan.
c. Tenaga medis: Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit
mengakibatkan ketidakmampuannya melaksanakan program
dari Dinas Kesehatan.

5. Kepuasan Pasien
A. Pengertian
Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana
keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu
pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas;
merasa senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan,
kelegaan dan sebagainya).
B. Indeks Kepuasan Masyarakat
Indeks kepuasan masyarakat (IKM) adalah data dan
informasi singkat tentang kepuasan masyarakat yang diperoleh dari
hasil pengukuran secara kuantitatif/kualitatif atas pendapat
masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara
harapan dan kebutuhannya.
Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah
ditetapkan dalam KEPMENPAN No.25/M/PAN/2/2004, yang
kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan”, “valid”
dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar
pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan
yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi
kesederhanaan alur pelayanan.

6
b. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan
administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan
sesuai dengan jenis pelayanannya.
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan
kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan
serta kewenangan dan tanggung jawabnya).
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas
dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi
waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan
wewenang dan tanggung jawab petugas dalam
penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian  dan
ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/
menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit
penyelenggara pelayanan.
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan
pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status
masyarakat yang dilayani.
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan
menghormati.
j. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
k. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya
yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.
l. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu
pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

7
m. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat
memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.
n. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang
digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk
mendapatkan pelayanan terhadap resiko resiko yang
diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
C. Dimensi kepuasan
Menurut Midwifery (2013), secara umum dimensi kepuasan
dibedakan atas dua macam:
1. Kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik dan
standar pelayanan
a. Hubungan bidan dan pasien
Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang
bermutu, hubungan bidan dan pasien yang baik harus dapat
dipertahankan. Diharapkan setiap bidan dapat dan bersedia
memberikan perhatian yang cukup kepada pasiennya secara
pribadi, menampung dan mendengarkan semua keluhan,
serta menjawab dan memberikan keterangan yang sejelas-
jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui pasien.
b. Kenyamanan pelayanan
Kenyamanan yang dimaksudkan disini tidak hanya yang
menyangkut fasilitas yang disediakan, tetapi juga sikap serta
tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan
pelayanan kesehatan.
c. Kebebasan melakukan pilihan
Memberikan kebebasan kepada pasien untuk memilih serta
menentukan pelayanan kesehatan.
d. Pengetahuan dan kompetensi teknis

8
Makin tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis
pelayanan kesehatan maka makin tinggi pula mutu
pelayanan kesehatan.
e. Efektifitas pelayanan
Makin efektif pelayanan kesehatan makin tinggi pula
mutunya.

f. Keamanan tindakan
Untuk dapat dikatakan pelayanan kesehatan yang bermutu,
aspek keamanan harus diperhatikan. Pelayanan medis yang
membahayakan pasien, bukanlah pelayanan yang baik.
2. Kepuasan yang mengacu pada penerapan sesuai persyaratan
pelayanan kesehatan.
a. Available (ketersediaan layanan)
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan
kesehatan tersebut tersedia di masyarakat.
b. Appropriate (kewajaran pelayanan)
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan
tersebut bersifat wajar, dalam arti sesuai dengan kebutuhan
masalah medis yang dihadapi.
c. Continue (kesinambungan pelayanan)
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan
bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap waktu
dan ataupun pada setiap kebutuhan.
d. Acceptable (penerimaan pelayanan)
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan
dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan.
e. Accessible (ketercapaian pelayanan)
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan
dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan.
f. Affordable (keterjangkauan pelayanan)

9
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan
kesehatan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa
pelayanan.
g. Efficient (efisisensi pelayanan)
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan
kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien.
h. Effectivity (efektifitas pelayanan)
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila pelayanan
kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efektif.

6. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Ada Di Puskesmas


Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang
terinstitusionalisasi mempunyai kewenangan yang besar dalam
menciptakan inovasi model pelayanan kesehatan di daerah. Untuk
itu dibutuhkan komitmen dan kemauan untuk meningkatkan atau
meratakan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dengan
melakukan revitalisasi sistem kesehatan dasar dengan memperluas
jaringan yang efektif dan efisiensi puskesmas,peningkatan jumlah
dan kualitas tenaga kesehatan atau revitalisasi kader
PKK,pembentukan standar pelayanan kesehatan untuk kinerja
sistem kesehatan yang komperehensif,serta memperbaiki sistem
informasi pada semua tingkatan pemerintah.
Dari banyak kasus yang terjadi di banyak daerah, jelas bahwa
puskesmas memiliki pencitraan yang rendah pada saat
sekarang,terutama jika dilihat dari sarana,puskesmas tidak memilki
fasilitas yang lengkap walaupun sudah mendapat dana dari dinas
kesehatan.
Selain itu dari semua masalah yang muncul persoalan pertama
yang harus diatasi adalah masalah manajemen puskesmas dengan
cara penempatan SDM kesehatan yang memiliki kemampuan
manajemen yang mumpuni, sehingga tidak terkendala dalam

10
penjabaran fungsi-fungsi Puskesmas yang terintegrasi dengan visi
dan misi pembangunan kesehatan.
Semua program puskesmas dengan manajemen yang sudah di
perbaiki terlebih dahulu tersebut, yang selanjutnya harus
dilaksanakan dengan mengutamakan prinsip-prinsip non-
diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Artinya, kita harus
membuka akses seluas-luasnya kepada masyarakat tanpa kecuali
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. dengan mengutamakan
upaya pereventif, promotif, tanpa harus mengabaikan upaya
rehabilitatif dan kuratif.
Kepada masyarakat, tetap kita berharap mereka memelihara
dan menjaga perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai
upaya prioritas yang harus dibudayakan, sehingga kita berharap
fungsi-fungsi Puskesmas lebih fokus kepada upaya preventif dan
rehabilitatif.
Namun sebagai upaya kita untuk mendekatkan dan membuka
akses pelayanan kesehatan dasar seluas-luasnya yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif, setiap hari kerja baik di Puskesmas
Perawatan dan Non Perawatan, kita memiliki petugas yang siap
melayani. Karena itu masyarakat tidak perlu ragu untuk datang,
baik itu melakuakan pemerikasaan kesehatan, pengobatan maupun
konsultasi masalah kesehatan yang mereka hadapi.

11
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni
puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang paling dekat
dengan masyarakat, belum mampu menjalankan visi dan misinya
sebagai ujung tombang pembangunan kesehatan masyarakat
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
semakin rendahnya sopan dan santun tenaga kesehatan yang
tersedia di puskesmas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, sehingga mereka enggan untuk berobat ke
puskesmas, serta adanya anggapan masyarakat bahwa
penanganan di puskesmas terkesan seadanya, karena kurangnya
ketersediaan alat dan dokter ahli yang siap sedia di puskesmas.
Dua hal krusial tersebut menjadikan puskesmas belum dapat
memenuhi visi dan misinya. Solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut, dimulai dari pembenahan manajemen
puskesmas, jika hal ini bisa di atasi maka masalah yang lain akan
ikut terselesaikan.

2. Saran
A. Saran untuk pembaca
Untuk pembaca makalah ini, penulis harapkan agar
pembaca dapat membantu tercapainya visi misi puskesmas
demi meningkatkan derajat kesehatan Indonesia, mungkin
dengan membaca makalah kami ini, pembaca bisa
menyebarkan kepada seluruh sanak saudara tetangga dan
teman agar tidak menyepelekan layanan di puskesmas.
Bukanlah hal yang tidak mungkin puskesmas akan menjadi jauh

12
lebih baik dengan dukungan dan partisipasi masyarakatnya
sendiri.
B. Saran Untuk Penulis Selanjutnya
Untuk penulis selanjutnya, semoga makalah ini dapat
dijadikan sebuah acuan atau referensi untuk pembuatan
makalah tentang masalah pelayanan kesehatan primer agar
menjadi lebih baik dan sempurna. Mengingat banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, penulis selanjutnya
hendaknya dapat memperoleh bahan dan sumber yang lebih
akurat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Satrianegara, M. Fais. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan


Kesehatan.Jakarta: Salemba Medika, 2009.
Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya:
Airlangga University Press, 2000

14

You might also like