You are on page 1of 35

MAKALAH

PENELITIAN PENDIDIKAN
“ HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN”

Disusun oleh :
Kelompok 1
Ara Febriani (21129169)
Cindy Alrizki (21129 363)
Desripa Ramayori (21129183)
Indah Kartika (21129050)
Nur Afni Safa Yona (21129267)
Puji Mustika Yetti (21129 453)
Rahmania Yuni Ardeliani (21129100)
Sherly Al Azis (21129116)
Umniati Ersya (21129318)

Seksi : 202221290115

Dosen Pengampu : Masniladevi, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya, serta para hamba-Nya yang setia hingga hari pembalasan kelak. Dan tak lupa
pula kami bersyukur atas tersusunnya makalah kami yang Berjudul “Hipotesis dan Metode
Penelitian”

Tujuan kami menyusun makalah ini ialah untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan untuk
memenuhi tugas mata kuliah “Penelitian Pendidikan”. Dengan terselesaikannya makalah ini, maka
kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak yang berperan dalam membantu
penyusunan makalah ini hingga selesai. Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun atas kekurangan kami dalam penyusunan makalah ini dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Penyusun

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penyusunan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 3


1. Pengertian Hipotesis ............................................................................... 3
2. Syarat-syarat Hipotesis ........................................................................... 4
3. Jenis-jenis Hipotesis ............................................................................... 5
4. Bentuk Hipotesis..................................................................................... 6
5. Rumusan Hipotesis ................................................................................. 8
6. Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 10
B. Metode Penelitian ....................................................................................... 13
1. Hakekat Metode Penelitian ................................................................... 13
2. Jenis Penelitian ..................................................................................... 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 29
B. Saran .......................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 32

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin saja salah.
Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu dan akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan begitu sangat tergantung
kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan. Hipotesis juga
dapat dipandang sebagai konklusi, suatu konklusi yang bersifat sementara. Sebagai
konklusi tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar
pengetahuan-pengetahuan tertentu.
Hipotesis-hipotesis selalu merupakan petunjuk jalan bagi kegiatan-kegiatan dalam
perencanaan pola-pola researchnya, dimana data akan dikumpulkan, teknik analisis, dan
arah penyimpulannya. Pengetahuan ini sebagian diambil dari hasil-hasil serta problematik-
problematik yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan yang mendahului, dari renungan-
renungan atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil
penyelidikan eksploratif yang dilakukan sendiri. Hipotesis kerja harus dinyatakan dalam
bentuk statemen, tidak boleh dalam bentuk pertanyaan.
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan tujuan penelitian. Menyelesaikan tugas secara efisien dan efektif adalah
penting. Akan ttapi yang lebih penting yaitu mengetahui tentang hal-hal yang harus
dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang diselesaikan bergerak ke arah tujuan. Apa
yang harus dicapai oleh seorang manajer dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya
selalu merupakan pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam manajemen.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Apa Pengertian Hipotesis?
2. Apa Saja Syarat-syarat Hipotesis?
3. Apa Saja Jenis Hipotesis?

1
4. Apa Saja Bentuk Hipotesis?
5. Bagaimana Bentuk Rumusan Hipotesis?
6. Apa Itu Pertanyaan Penelitian?
7. Bagaimana Hakekat Metode Penelitian?
8. Apa Saja Jenis Penelitian?

C. Tujuan Penyusunan
Tujuan dari penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Mengetahui Pengertian Hipotesis
2. Mengetahui Syarat-syarat Hipotesis
3. Mengetahui Jenis-jenis Hipotesis
4. Memahami Bentuk Hipotesis
5. Mengetahui Rumusan Hipotesis
6. Memahami Pertanyaan Penelitian
7. Memahami Hakekat Metode Penelitian
8. Mengetahui Jenis Penelitian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hipotesis Penelitian
1. Pengertian Hipotesis
Secara singkat dan sederhana, hipotesis penelitian adalah dugaan sementara.
Dugaan tersebut dibuat oleh penulis atau peneliti dengan mengacu pada data awal yang
diperoleh. Kemudian dugaan benar atau salah ditentukan berdasarkan hasil penelitian.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI, hipotesis adalah sesuatu yang
dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan
sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
Sementara itu, pengertian hipotesis berdasarkan beberapa ahli:
 Menurut Dantes (2012)
Hipotesis adalah praduga atau asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang
diperoleh dengan melalui penelitian.
 Menurut Best, John W, Kahn, James V (2003)
Hipotesis adalah pernyataan afirmatif formal yang memprediksi hasil penelitian
tunggal, penjelasan sementara atau hubungan antara dua atau lebih variabel”.
 Menurut Sudjana (2005)
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai hal yang dibuat guna
menjelaskan suatu hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekan.
 Menurut Sugiyono (2009)
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, yang mana rumusan masalah penelitian sudah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan.
 Menurut Nanang Martono (2010)
Hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji atau
rangkuman kesimpulan secara teoritis yang diperoleh melalui tinjauan pustaka.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan
kesimpulan sementara yang belum final; suatu jawaban sementara; suatu dugaan

3
sementara; yang merupakan konstruk peneliti terhadap masalah penelitian, yang
menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Kebenaran dugaan tersebut harus
dibuktikan melalui penyelidikan ilmiah.

2. Syarat-syarat Hipotesis
Menurut Borg dan Gall (1979) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis
sebagai berikut:
1) Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2) Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih
variabel.
3) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau
hasil penelitian yang relevan.

Menurut Nursalam (2020), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam
pembuatan hipotesis, yaitu:

a) Relevance, hipotesis harus dibuat secara relevan sesuai dengan fakta yang akan
diteliti.
b) Testability, hipotesis yang dibuat memungkinkan untuk bisa dilakukan observasi
dan dapat diukur.
c) Compatibility, hipotesis harus konsisten dengan fakta yang ada di lapangan dan telah
teruji kebenarannya.
d) Predictive, hipotesis yang baik mengandung daya ramal tentang apa yang terjadi dan
yang ditemukan.
e) Simplicity, hipotesis harus dapat dinyatakan dalam bentuk yang sederhana, mudah
dipahami dan mudah dicapai.

Dapat disimpulkan bahwa hipotesis tidak dianggap ilmiah, kecuali jika syarat-
syarat di bawah ini terpenuhi:

a. Hipotesis tidak bertentangan dengan hukum- hukum ilmiah yang sudah tetap.
b. Hipotesis merupakan proposisi yang dapat dibuktikan kebenaran atau kesalahannya.

4
c. Hipotesis merupakan proposisi yang bisa diaplikasikan pada semua partikular yang
disaksikan.

3. Jenis-jenis Hipotesis
a. Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusnya

Menurut Yatim Riyanto (1996: 13) hipotesis dilihat dari kategori rumusannya
dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis nihil( null hypotheses) disingkat menjadi Ho
dan hipotesis alternative (alternative hypotheses) biasanya disebut hipotesis kerja
atau disingkat Ha.

Terdapat dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, yaitu:


1) Hipotesis Nol
(Hipotesis statistik) Simbol hipotesis nol biasanya Ho. Jenis hipotesis ini
sering dipakai dalam penelitian kuantitatif yang membutuhkan hitungan statistik.
Hipotesis nol menjelaskan pengaruh atau tidak variabel satu dengan yang lain.
Contoh hipotesis ini yaitu tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan
mahasiswa dengan peluang mencari kerja.
2) Hipotesis alternatif
Hipotesis alternatif berfungsi menunjukkan perbedaan dua kelompok. Simbol
hipotesis alternatif yaitu Ha. Fungsi lain hipotesis ini untuk melihat hubungan
variabel X dan Y. Contoh hipotesis alternatif yaitu ada hubungan antara tingkat
kemiskinan dan tersedianya lowongan kerja.

b. Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji


Menurut Yatim Riyanto (1996: 14) berdasarkan sifat yang akan diuji hipotesis
penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: hipotesis tentang hubungan
dan hipotesis tentang perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling
hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional.
Hubungan antara variabel tersebut menurut Yatim Riyanto (1996) dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu:

5
 Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik.
 Hubungan yang sifatnya sejajar tmbal balik
 Hubungan yang menunjukan pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
Hipotesis tentang perbedaan yaitu hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam
variabel tertentu pada kelompok yang berbeda.Hipotesis tentang perbedaan ini
mendasari berbagai penelitian komparatif dan eksperimen.

c. Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasan atau Lingkup Variabel yang Diuji
Hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor.
Hipotesis mayor adalah hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan
seluruh subyek penelitian, sedangkan hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri
dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor (jabaran dari hipotesis
mayor).
Contoh hipotesis mayor :
Ada hubungan antara keadaan social ekonomi orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA
Contoh hipotesis minor :
1) Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa SMA
2) Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA
3) Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi belajar siswa SMA

4. Bentuk Hipotesis
1) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskripsif dapat diartkan: sebagai dugaan atau jawaban sementara
terhadap masalah deskriptif yang berhubungan dengan variabel tunggal.
Contoh: Peneliti meneliti apakah sebuah merk minuman soda mengandung alkohol.
Maka peneliti membuat rumusan masalah: apakah benar sebuah merk minuman
soda mengandung alkohol? Maka hipotesis penelitiannya adalah:
Ho: sebuah merk minuman soda mengandung alkohol.
H1: sebuah merk minuman soda tidak mengandung alkohol.

6
2) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif dapat diartikan: sebagai dugaan atau jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan perbandingan
(komparasi) antara dua variabel penelitian.
Contoh: peneliti meneliti apakah ada perbedaan hasil belajar antara metode
pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6
sekolah B. Maka peneliti membuat rumusan masalah: adakah perbedaan hasil
belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode pembelajaran
konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B? Maka hipotesis penelitiannya adalah:
Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan
metode pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.
H1: Ada perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran pedagogi dan metode
pembelajaran konvensional pada siswa kelas 6 sekolah B.

3) Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan antara dua variabel
penelitian.
Contoh: peneliti akan meneliti apakah ada hubungan musim panen tembakau di
desa A dengan jumlah penjualan toko B. Maka rumusan masalah yang peneliti buat
adalah: adakah hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah
penjualan toko B? Maka hipotesis penelitiannya adalah:
Ho: Tidak ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah
penjualan toko B.
H1: Ada hubungan musim panen tembakau di desa A dengan jumlah penjualan toko
B.

4) Hipotesis Kausal
Hipotesis kausal dapat diartikan sebagai dugaan atau jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan pengaruh faktor prediktor
terhadap variabel respon.

7
Contoh: peneliti akan meneliti apakah KB Hormonal ada pengaruh terhadap
kejadian kanker leher rahim. Maka rumusan masalah yang peneliti buat adalah:
adakah pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim? Maka
hipotesis penelitiannya adalah:
Ho: Tidak ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.
H1: Ada pengaruh KB Hormonal terhadap kejadian kanker leher rahim.

5. Rumusan Hipotesis
1) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif, adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak
membuat perbandingan atau hubungan, sebagai contoh ; bila rumusan masalah
penelitian sebagai berikut, maka hipotesis (jawaban sementara) yang dirumuskan
adalah hipotesis deskriptif ;
a. Seberapa tinggi daya tahan lampu merk X ?
b. Seberapa tinggi produktivitas padi di Kabupaten Karawang?
c. Berapa lama daya tahan lampu merk A dan B ?
d. Seberapa baik gaya kepemimpinan di Lembaga Pendidikan X ?

Dari 3 pernyataan tersebut antara lain dapat dirumuskan hipotesis seperti


berikut :
1. Daya tahan lampu merk X = 800 jam.
2. Produktivitas padi di kabupaten Karawang 8 Ton/Hektar
3. Daya tahan lampu merk A = 450 Jam dan merk B = 600 Jam
4. Gaya kepemimpinan di lembaga X telah mencapai 70 % dari yang diharapkan.

Dalam Hipotesis Statistik menggunakan simbol-simbol dan dirumuskan


hipotesis nol (H0) dan Hipotesis alternatif (Ha). yang Selalu berpasangan. bila salah
satu ditolak, maka yang lain pasti diterima. sehingga dapat dibuat keputusan yang
tegas, yaitu kalau H0 ditolak pasti Ha diterima. berikut adalah contoh pernyataan
yang dapat dirumuskan hipotesis deskriptif-statistiknya.
1. Suatu Perusahaan minuman harus mengikuti ketentuan. bahwa salah satu unsur

8
kimia hanya boleh dicampurkan paling banyak 1 %. (paling banyak artinya lebih
kecil atau sama dengan).
Ho : µ ≤ 0,01
Ha : µ ≥ 0,01
Dapat dibaca ; Hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (1%
: proporsi) lebih kecil atau sama dengan 1%, dan hipotesis alternatifnya, untuk
populasi yang berbetuk proporsi lebih besar dari 1 %.

2) Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif, yaitu pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dalam
suatu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. berikut contoh rumusan
hipotesis Komparatif :
a. Apakah ada perbedaan daya tahan lampu Merk A dan B ?
b. Apakah ada perbedaan produktivitas kerja antara pegawai golongan I, II, III ?
Rumusan Hipotesis adalah :
1. Tidak terdapat perbedaan daya tahan lampu antara lampu merk A dan B
2. Daya tahan lampu merk B paling kecil sama dengan lampu merk A.
3. Daya tahan lampu merk B paling tinggi sama dengan lampu merk A
 Hipotesis statistiknya adalah :
Ho : µ1 = µ2
 Rumusan Uji Hipotesis dua pihak
Ha : µ1 ≠ µ2
Ho : µ1 ≥ µ2
 Rumusan Uji Hipotesis satu pihak
Ha : µ1 < µ2
Ho : µ1 ≤ µ2
 Rumusan Hipotesis satu pihak
Ha : µ1 > µ2

4. Tidak terdapat perbedaan (ada persamaan) produktivitas kerja antara Golongan


I, II, III rumusan Hipotesis statistiknya adalah :

9
Ho : µ1 = µ2 = µ3
Ha : µ1 ≠ µ2 = µ3 ( salah satu berbeda sudah merupakan Ha)
Harga µ (mu) dapat diganti dengan rata-rata sampel, simpangan baku, varians dan
proporsi.

3) Hipotesis Hubungan (Asosiatif)


Hipotesis Hubungan (Asosiatif) adalah suatu pernyataan yang menunjukan dugaan
hubungan antara dua variabel atau lebih. contoh rumusan masalahnya adalah ” Apakah
ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan efektivitas kerja ? rumusan dan
hipotesis nolnya adalah tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan dengan
efektivitas kerja. hipotesis statistiknya adalah :
H0 : ρ = 0
Ha : ρ ≠ 0 ( ρ symbol yang menunjukan kuatnya hubungan)
dapat dibaca, : Hipotesis Nol yang menunjukan tidak adanya hubungan antara gaya
kepemimpinan dengan efektivitas kerja dalam populasi. hipotesis alternatifnya
menunjukan adanya hubungan ( tidak sama dengan nol, mungkin lebih besar dari 0
atau lebih kecil dari nol.

6. Pertanyaan Penelitian
a. Pengertian Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian adalah persoalan yang harus dijawab peneliti pada
sebuah proyek penelitian, dimana jawaban dari pertanyaan penelitian akan bisa
membantu memecahkan masalah dari penelitian.
Pertanyaan penelitian merupakan pertanyaan eksplisit tentang sesuatu yang
ingin diketahui oleh peneliti. Pertanyaan penelitian dirumuskan dari pokok
permasalahan yang hendak diteliti. Selain itu, pertanyaan penelitian juga
menentukan tujuan penelitian dan metode yang akan digunakan
Untuk membuat pertanyaan penelitian, hal pertama yang dilakukan peneliti
yaitu harus menentukan jenis penelitian apa yang akan dilaksanakan, apakah itu
penelitian kualitatif, campuran atau kuantitatif. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi pertanyaan penelitian adalah waktu penelitian, bagaimana

10
penelitian akan dilaksanakan, pendekatan metodologis dan juga pendanaan
penelitian.

b. Syarat Pertanyaan Penelitian


Pada hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan
yang terjadi antara:
1. Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi
(descriptive)
2. Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available)
3. Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is
achieved)

Ada syarat masalah penelitian yang berlaku, yakni:

- Terdapat informasi/data untuk mengatasi masalah.


- Pengumpulan data dan informasi yang tersebut menggunakan cara ilmiah
yakni observasi, investigasi, survei, wawancara, kuesioner, dokumentasi,
pengujian dan partisipasi.
- Syarat keaslian dapat terpenuhi, terdapat kajian penelitian terdahulu
- Ilmu pengetahuan bisa mendapat tunjangan teoritik dari masalah yang diteliti.
- Merupakan masalah/topik yang sedang ramai dibicarakan.
- Masalah atau persoalan yang ada, membutuhkan solusi penanganan dengan
segara. Dimana banyak orang membutuhkannya
- Peneliti harus sadar dengan kemampuan dalam pengajuan masalah. Jangan
sampai peneliti kedodoran.

Menurut Raco (2010), ada beberapa pertanyaan awal untuk dijawab sebagai
berikut:

1) Mengapa masalah tersebut penting untuk diangkat,


2) Bagaimana kondisi sosial di sekitar peristiwa, fakta atau gejala yang akan
diteliti,
3) Proses apa yang sebenarnya terjadi di sekitar peristiwa tersebut,

11
4) Perkembanghan atau pergeseran apa yang sedang berlangsung pada waktu
peristiwa terjadi, dan
5) Apa manfaat penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu pengetahun dan
masyarakat secara luas di masa yang akan datang.

Dilihat dari jenis pertanyaannya, menurut Marshall & Rossman (2006), serta
Creswell (2007: 107) setidaknya membaginya menjadi tiga macam pertanyaan,
yaitu:

1) Deskriptif (yakni mendeskripsikan fenomena atau gejala yang diteliti apa


adanya), dengan menggunakan kata tanya ‘apa’. Lazimnya diajukan
untukpertanyaan penelitian kualitatif.
2) Eksploratoris (yakni untuk memahami gejala atau fenomena secara
mendalam), dengan menggunakan kata tanya “bagaimana”. umumnya
diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif.
3) Eksplanatoris (yakni untuk menjelaskan pola-pola yang terjadi terkait dengan
fenomena yang dikaji, dengan mengajukan pertanyaan ‘apa ada hubungan atau
korelasi, pengaruh antara faktor X dan Y). Lazimnya untuk pertanyaan
penelitian kuantitatif.

Contoh Pertanyaan Penelitian

Berikut merupakan contoh pertanyaan kualitatif dan kuantitatif baik dari segi
deskripsi, eksploratif dan eksplanatif:

- Pertanyaan penelitian jenis deskriptif: Apa saja rencana yang digunakan Guru
untuk mengembangkan pembelajaran di kelas?
- Pertanyaan penelitian jenis eksploratif: Bagaimana metode pembelajaran yang
digunakan Guru untuk mengembangkan kualitas siswa dalam menguasai
pengetahuan?
- Pertanyaan penelitian jenis eksplanatif: Bagaimana dampak metode
pembelajaran ceramah pada hasil pembelajaran siswa?

12
B. Metode Penelitian
1. Hakekat Metode Penelitian
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan
(Hasan, 2002). Pengertian lain dari metode penelitian ialah cara yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, seperti wawancara, observasi, tes
maupun dokumentasi (Arikunto, 2002). sedangkan menurut Subagyo (2006) metode
penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan
terhadap segala permasalahan.
Metode penelitian adalah tata cara, langkah, atau prosedur yang ilmiah dalam
mendapatkan data untuk tujuan penelitian yang memiliki tujuan dan kegunaan tertentu.
Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2018, hlm. 2) yang menjelaskan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara ilmiah dalam mendapatkan data untuk tujuan dan kegunaan
tertentu. Ilmiah berarti kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,
yakni rasional, empiris, dan sistematis seperti yang telah ditelusuri dalam filsafat ilmu.
Rasional berarti bahwa kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara masuk akal,
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Sementara empiris berarti cara-cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati
dan mengetahui cara yang digunakan. Selanjutnya, sistematis maksudnya adalah
proses yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan langkah-langkah tertentu
yang bersifat logis.
Sementara itu, jika kita menelusuri pengertian penelitian atau riset itu sendiri, maka
Nazir (2014) penelitian merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk menyelidiki
sebuah keadaan dari, sebuah alasan dari, beserta konsekuensi-konsekuensi terhadap
suatu set keadaan khusus, bisa sebuah fenomena atau variabel.
Artinya kegunaan tertentu yang dicari dalam metode penelitian merupakan kegiatan
penyelidikan sistematis terhadap sesuatu dengan cara yang ilmiah. Nazir (2014, hlm.
26) juga menyatakan bahwa metode penelitian ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran
terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa apa itu metode penelitian adalah cara atau
prosedur sistematis yang dilakukan untuk mendapatkan kebenaran, keadaan dari,
sebuah alasan dari, konsekuensi-konsekuensi suatu fenomena yang diatur oleh

13
pertimbangan-pertimbangan logis yang disokong oleh data-data yang cukup sebagai
bukti konkret yang dapat dilihat, diamati dan bahkan teralami oleh semua orang
(objektif; bukan asumsi pribadi).

2. Jenis Penelitian
a. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
1) Penelitian Eksplorasi
Penelitian eksplorasi adalah jenis penelitian yang dilaksanakan
untuk menemukan ilmu (pendidikan) dan masalah masalah yang baru dalam
bidang pendidikan ilmu pendidikan dan masalah masalah yang diperlukan
melalui penelitian pendidikan benar benar baru dan belum pernah diketahui
sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan profil atau kriteria
kepemimpinan efektif dalam manajemen berbasis sekolah, atau penelitian
tentang suatu metode atau prosedur baru dalam pembelajaran bahasa inggris
yang menyenangkan peserta didik.

2) Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk
mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk
mengembangkan, memperdalam atau memperluas ilmu (pendidikan) yang telah
ada. Misalnya, penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam
pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA
atau penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality asurance) dalam
organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterapkan dalam
organisasi bisnis atau perusahaan.

3) Penelitian Verifikasi
Penelitian ini adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk menguji
kebenaran ilmu-ilmu (pendidikan) yang telah ada, baik berupa konsep, prinsip,
prosedur, dalil maupun praktik pendidikan itu sendiri. Data penelitian yang
diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi

14
atau masalah- masalah ilmu pendidikan. Misalnya, suatu penelitian dilakukan
untuk membuktikan adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya
kepemimpinan, atau penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas
model-model pembelajaran yang telah ada dalam mata pelajaran tertentu.

b. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan


1) Penelitian Kuantitatif (quantitative research)
Penelitian kuantitatif ini adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab
permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel
tertentu, sehingga menghasilkan simpulan simpulan yang dapat
digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang
dikumpulkan terutama data kuantitatif.4
Penelitian kuantitatif banyak digunakan terutama untuk mengembangkan
teori dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan pengukuran disertai analisis secara
statis di dalam penelitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif.

2) Penelitian Kuliatatif (Qualitative Research)


Penelitian kualitatif ini adalah penelitian untuk menjawab permasalahan
yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan
situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan
kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang
dikumpulkan terutama data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara
lain melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari,
berinteraksi dengan mereka, dan berupaya dalam memahami bahasa dan
tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun dalam
lapangan dengan waktu yang cukup lama.

3) Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach)


Penelitian perkembangan ini adalah suatu kajian tentang pola dan urutan
pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu. Objek penelitiannya

15
adalah perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh individu, seperti peserta
didik, guru, kepala sekolah, dan unit-unit pendidikan lainnya. Tujuan peelitian
ini adalah untuk mengetahui perkembangan individu dalam kurun waktu
tertentu.
Penelitian perkembangan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a) Studi alur panjang (longitudinal)
Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan
individu yang sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup
lama (jangka panjang)
b) Studi silang-sekat (cross-selectional)
Studi ini mengkaji tentang pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan
yang terjadi pada individu pada tingkat atau kelompok usia tertentu dengan
waktu yang cukup singkat (jangka pendek). Peneliti tidak perlu mengamati
individu teralu lama karena dapat diganti dengan subjek baru dari berbagai
kelompok/tingkat usia. Untuk menarik simpulan, peneliti tidak perlu
menunggu waktu yang cukup lama. Misalnya, meneliti tentang kemampuan
berbahasa Indonesia pada peserta didik di kelas satu saja atau di kelas dua
saja, dan seterusnya.
c) Studi kecenderungan (ternd)
Studi ini bertujuan untuk menentukan bentuk perubahan di masa lampau
agar dapat memprediksi bentuk perubahan di masa datang. Fungsi studi ini
adalah memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan
datang.

c. Jenis Penelitian Berdasarkan Tempat


1) Penelitian Kepustakaan (libarary research), yaitu penelitian yang dilaksanakan
di perpustakaan
2) Penelitian laboratorium (laboratory research), yaitu penelitian yang
dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering digunakan dalam penelitian
eksperimen

16
3) Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian ang dilaksanakan di suatu
tempat, dan tempat itu di luar perpustakaan dan laboratorium.

d. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi


1) Penelitian Dasar (basic/fundamental research)
Penelitian dasar adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menemukan
dan mengembangkan konsep-konsep, prinsip, generalisasidan teori baru.
Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah pengetahuan dengan prinsip
dan hukum-hukum ilmiah, meningkatkan penyelidikan dan metodologi ilmiah.
Penelitian ini tidak diarahkan untuk memecahkan masalah praktis, tetapi teori
yang dihasilkan dapat mendasari pemecahan masalah praktis.

2) Penelitian Terapan (applied research)


Penelitian terapan dilakukan berkenaan dengan pemecahan masalah dan
kenyataan- kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Fungsi penelitian
ini adalah untuk memecahkan masalah-masalah praktis. Tujuan penelitian
terapan tidak semata- mata untuk mengembangkan wawaasan keilmuan, tetapi
juga untuk pemecahan masalah praktis, sehingga hasil penelitian dapat
dimanfaatkan.

3) Penelitian Tindakan (action research)


Penelitian ini adalah suatu bentuk penelitian refleksi-diri melalui tindakan
nyata dalam situasi yang sebenarnya. Tujuannya adalah untuk memperbaiki
proses dan peahaman tentang praktik-praktik pendidikan secara utuh,
mengembangkan profesional, dan meningkatkan hasil kegiatan. Tujuan
penelitian ini menunjukkan implikasi yang harus diperhatikan. Pertama,
penelitian tindakan harus dilakukan secara ilmiah sesuai konsep penelitian
ilmiah. Kedua, harus melibatkan kelompok partsipan sehingga dapat dilakukan
kolaborasi. Ketiga, harus dilakukan untuk memperbaiki praktik pendidikan

17
seperti ketrampilan mengajar. Keempat, harus dilakukan untuk acuan
melakukan refleksi diri.
Aspek pokok penelitian tindakan ini ada tiga, yaitu:
a) Untuk memperbaiki praktik
b) Untuk mengembangkan kemampuan profesional dalam arti
mengembangkan pemahaman dan ketrampilan baru para praktisi dalam
praktik yang dilaksanakan
c) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi tersebut dilaksanakan.

Inti dari penelitian tindakan ini adalah menekankan pada tindakan dalam
praktik atau situasi nyata yang terbatas, sehingga diharapkan dari tindakan
tersebut dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.

4) Penelitian Penilaian (assessment research)


Penelitian penilaian adalah penelitian yang dilakukan untuk menentukan
perubahan atau perbaikan perilaku individu setelah menjalani suatu perlakuan
dengan waktu dan program tertentu.

5) Penelitian Evaluasi (evaluation research)


Penelitian evaluasi merupakan bagian dari penelitian terapan, tetapi
tujuannya dapat dibedakan dengan penelitian terapan. Penelitian evaluatif
adalah penelitian yang digunakan untuk penilaian keberhasilan, manfaat,
kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu program, produk, atau kegiatan
suatu lembaga berdasarkan kreteri tertentu. Manfaat penelitian ini antara lain
adalah dapat menambah waawasan tentang suatu kegiatan dan dapat
mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para
pimpinan untuk melakukan kebijakan.
Penelitian evaluatif menjelaskan adanya kegiatan penelitian yang sifatnya
mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang biasanya merupakan pelaksanaan
dan rencana. Jadi bisa dikatakan juga penelitian ini adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang

18
merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan
evaluasi.

6) Penelitian Komparatif
Studi komparatif (comparative study) atau studi kausal komparatif (causal
comparative studi) merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk
membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variable tertentu.
Tujuan penelitian komparatif adalah untuk melihat perbedaan dua atau lebih
situasi, peristiwa, kegiatan, atau program yang sejenis atau hampir sama yang
melibatkan semua unsur atau komponennya. Analisis penelitian dilakukan
terhadap persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, factor-
faktor pendukung hasil. Hasil analisis perbandingan dapat menemukan unsur-
unsur atau factor-faktor penting yang melatarbelakangi persamaan dan
perbedaan.
Jika suatu yang dibandingkan itu tentang situasi atau kejadian, maka unsur-
unsur atau komponen yang dianalisis sedikit berbeda, seperti deskripsi situasi
atau kronologis kejadian, kompleksitas situasi atau intensitas kejadian, faktor-
faktor penyebab dan akibat-akibatnya. Dari analisis tersebut juga akan dapat
ditemukan factor-faktor dominan yang melatarbelakangi atau diakibatkan oleh
suatu situasi atau kejadian. Penelitian komparatif dapat digunakan jika: (a)
metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak memungkinkan untuk
dilakukan, (b) penelitian tidak mungkin memilih, mengontrol, dan
memanipulasi factor-faktor yang penting untuk mempelajari hubungan sebab-
akibat secara langsung, (c) pengontrolan terhadap seluruh variable (kecuali
variable bebas) sangat tidak realistis dan terlalu dibuat-buat, serta mencegah
interaksi secara normal dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh, dan (d)
pengontrolan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian dianggap tidak
praktis, mahal, atau secara etika dipertanyakan.

19
7) Penelitian Korelasioanl
Penelitian ini mempelajari hubungan dua variable atau lebih, yakni
hubungan variasi dalam satu variabel dengan variasi dalam variabel lain.
Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamai
koefisien korelasi. Penelitian korelasional dapat digunakan untuk menguji
hipotesis tentang hubungan antarvariabel atau untuk menyatakan besar-
kecilnya hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian korelasional bertujuan untuk menguji hipotesis yang dilakukan
dengan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien kolerasi (r)
antara variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana
yang berkolerasi. Misalnya, peneliti ingin mengetahui variabel-variabel yang
berhubungan dengan kompetensi professional guru. Semua variabel yang ada
kaitannya, seperti latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, mata
pelajaran yang diampu, dan lain-lain diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya
untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan
kompetensi professional guru.
Karakteristik penelitian korelasional yaitu:
a. Adanya hubungan dua variabel atau lebih
b. Adanya koefisien korelasi, yang menunjukkan tinggi
rendahnya hubungan
c. Tidak ada perlakuan (treatmean) khusus
d. Dan data yang diperoleh bersifat kuantitatif.

Penelitian korelasional memiliki beberapa kelemahan, antara lain: (a) hanya


mengidentifikasi hubungan antar variabel, bukan mengidentifikasi hubungan
sebab-akibat, (b) kurang tertib dan ketat jika dibandingkan dengan metode
eksperimental karena kurang melakukan control terhadap variabel-variabel
bebasnya, (c) cenderung mengidentifikasi pola hubungan semu yang kurang
reliable dan valid, (d) pola hubungan sering tidak menentu dan kabur, (e) sering
memberikan rangsangan penggunaannya semacam pendekatan “shoot gun”,

20
yaitu memasukkan data tanpa pandang bulu dari sumber yang beragam dan
memberikan interprestasi yang bermakna atau yang berguna.
Penelitian korelasi dapat digunakan jika:
(a) variabel-variabel yang diteliti cukup rumit, tidak dapat dimanipulasi
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental, (b) ingin mengukur
beberapa variabel yang saling berhubungan secara serentak dan realistic, (c)
ingin mengetahui eratnya hubungan atau tinggi rendahnya hubungan antar
variabel, dan (d) jumlah subjek tidak terlalu banyak.
Kekuatan korelasi antara berbagai variabel penelitian ditunjukkan oleh
koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien
korelasi diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data
hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positif menunjukkan
hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, sedangkan koefisien korelasi
negatif menunjukkan hubungan yang berbanding terbalik atau ketidaksejajaran.
Angka 0 (nol) untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar
variabel. Semakin besar koefisien korelasi (positif ataupun negative), maka
sekamin besar kekuatan hubungan antar-variabel. Kekuatan hubungan dapat
dilihat dari besar kecilnya indeks korelasi.
Terdapat tiga makna penting dari suatu variabel, yaitu:
a. Kekuatan hubungan antar variabel,
b. Signifikansi statistik hubungan kedua variabel tersebut
c. Dan arah korelasi

8) Penelitian Studi Kasus


Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu,
kelompok atau lembaga yang dianggap memiliki atau mengalami kasus
tertentu. Tujuan penelitian studi kasus adalah untuk mempelajari secara
mendalam dan sistematis dalam kurun waktu cukup lama tentang sesuatu kasus
sehingga dapat dicari alternatif pemecahannya. Mendalam, artinya
mengungkap dan menggali data secara mendalam dan menganalisis secara
intensif factor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kasus tersebut.

21
Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan itu? Apa
yang dia lakukan setiap harinya? Bagaimana hubungan sosial dia dengan
teman-temannya? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi tindakannya tersebut?
Karakteristik penelitian studi kasus: (a) menyelidiki suatu kasus atau
masalah secara mendalam dan sistematis, (b) menghasilkan suatu gambaran
yang lengkap yang terorganisasi dengan baik, (c) lingkup masalah dapat
mencakup keseluruhan aspek kehidupan atau hanya bagian-bagian tertentu dan
factor-faktor yang spesifik saja, tergantung tujuan studi, (d) sekalipun studi ini
hanya menganalisis unit-unit kecil dan spesifik tetapi dapat melibatkan
variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar,
(e) adanya suatu target, yaitu untuk memecahkan masalah, dan (f) pada
umumnya menggunakan pendekatan longitudinal.
Contoh isu-isu dalam suatu kasus yakni peserta didik jarang masuk sekolah,
guru tidak disiplin dalam mengajar, peserta didik tidak naik kelas, peserta didik
sering tidur didalam kelas, dan lain-lain. Disini, peneliti perlu mencari data
berkenaan dengan pengalaman subjek pada masa lalu, sekarang, lingkungan
yang membentuknya, dan factor-faktor penyebab munculnya kasus tersebut.
Data diperoleh dari berbagai sumber seperti teman, pimpinan (kepala sekolah),
guru, orang tua, termasuk subjek itu sendiri. Teknik memperoleh data sangat
komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara, studi dokumentasi,
tes, dan lain-lain tergantung pada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat
secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, jika perlu dibahas
atau didiskusikan dengan peneliti lain sebelum menarik simpulan-simpulan
penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu
tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.
Keunggulan yaitu: (a) peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam
dan menyeluruh, (b) hasil studi dapat dijadikan informasi awal untuk
perencanaan penelitian yang lebih besar dan luas, (c) karena dilakukan secara
intensif, studi ini memberikan penjelasan terhadap variabel-variabel penting,
proses-proses, dan interaksi-interaksi yang memerlukan perhatian lebih
intensif, (d) hasil studi kasus dapat melengkapi contoh-contoh yang berguna

22
untuk mengilustrasikan penemuan-penemuan yang digeneralisasikan secara
statistik.
Kelemahan-kelemahan: (a) data yang diperoleh sifatnya subjektif,
maksudnya hanya berlaku untuk individu yang bersangkutan, (b) hasil studi
tidak dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain, (c)
karena focus studi terbatas pada unit-unit yang kecil, studi-studi kasus dibatasi
dalam keterwakilannya, (d) generalisasi informasi sangat terbatas
penggunaannya, sehingga tidak berlaku terhadap populasi sampai ada
penelitian lanjutan yang melengkapi studi tersebut, (e) pemilihan kasus itu
sendiri lebih kepada sifat dramatiknya daripada sifat atau cirri kasus itu sendiri,
atau dipilih karena cocok dengan konsep peneliti sebelumnya, (f) jika hanya
menempatkan data pada satu konteks tertentu tanpa melihat konteks yang lain,
maka penafsiran subjektif dari peneliti dapat mempengaruhi hasil studi, dan (g)
studi kasus tidak dapat menguji hipotesis, tetapi dapat melahirkan hipotesis
untuk penelitian lebih lanjut.

9) Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)


Penelitian dan pengembangan adalah rangkaian proses atau langkah-
langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.
Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware),
seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran dikelas atau di laboratorium,
tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk
pengolahan data, pembelajaran dikelas, perpustakaan atau laboratorium,
ataupun model- model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,
evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain. Metode penelitian ini dianggap
cukup ampuh untuk memperbaiki praktik.
Penelitian pendidikan pada umumnya jarang diarahkan pada
pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan
baru berkenaan dengan fenomena- fenomena yang bersifat fundamental, serta
praktik-praktik pendidikan. Penelitian dan pengembangan merupakan metode

23
penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dan penelitian
terapan. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa
metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluative, dan eksperimental.
Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun
data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup:
(a) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau
bahan dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan, (b) kondisi pihak
pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah,
siswa, serta pengguna lainnya), (c) kondisi factor-faktor pendukung dan
penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan,
mencakup unsur pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya,
pengelolaan, dan lingkungan pendidikan tempat produk tersebut akan
diterapkan.
Metode evaluative, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji
coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui
serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik
itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan hasil uji coba
diadakan penyempurnaan (revisi model).
Metode eksperimental, digunakan untuk menguji keampuhan produk yang
dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada pengukuran, pengukuran
tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok
pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada
kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol.
Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak
atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut
dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.

e. Jenis-jenis Penelitian berdasarkan Metode


1) Penelitian Sejarah
Pada dasarnya, penelitian sejarah merupakan expost facto research di bawah
payung qualitative research. Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak dapat

24
dilakukan manipulasi atau kontrol terhadap variabel, sebagaimana jenis-jenis
penelitian di bawah payung quantative research. Penelitian sejarah
memfokuskan kajiannya terhadap fenomena, peristiwa atau perkembangan
yang terjadi pada masa lampau. Tujuannya yakni untuk:
a) Mendeskripsikan dan mersekontruksi fenomena masa lampau secara
sistematis, obyektif dan rasional dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesiskan bukti- bukti secara
faktual untuk memperoleh simpulan yang kuat
b) Meningkatkan pemahaman dan memperkaya wawasan kita tentang
fenomena di masa lalu dan bagaimana masa lalu itu menjadi masa kini, serta
kemungkinan-kemungkinan penerapannya pada masa yang akan datang.
Sehubungan dengan penelitian sejarah, John W. Best (1997) menjelaskan
sejarah merupakan “rekaman” prestasi manusia. Ia bukan semata-semata daftar
rangkaian peristiwa secara kronologis, melainkan suatu deskripsi berbagai
hubungan yang benar-benar manunggal antara manusia, peristiwa, waktu dan
tempat. Tidak semmua orang bisa dijadikan subjek penelitian sejarah tanpa
diperhitungkan juga interaksinya dengan gagasan-gagasan, gerakan-gerakan,
atau instuisi-instuisi yang hidup pada jamannya.

2) Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk


menggambarkan, menjelaskan dan menjawab persoalan-persoalan tentang
fenomena dan peristiwa yang terjadi saat ini. Pola-pola penelitian deskriptif ini
antara lain : survey, studi kasus, causal-comparative, korelasional, dan
pengembangan. Tujuannya adalah untuk (a) menjelaskan suatu fenomena, (b)
mengumpulkan informasi yang bersifat aktual dan fuktual berdasarkan
fenomena yang ada, (c) mengidentifikasi masalah-masalah atau melakukan
justifikasi kondisi-kondisi dan praktik-praktik yang sedang berlangsung, (d)
membuat perbandingan dan evaluasi, dan (e) mendeterminasi apa yang
dikerjakan orang lain apabila memiliki masalah atau situasi yang sama dan

25
memperoleh keuntungan dari pengalaman mereka untuk membuat rencana dan
keputusan di masa yang akan datang.

3) Penelitian Eksperimen
Penelitian ekperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh
variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara
ketat. Bentuk penelitian eksperimen menurut Tuckman ada 4 jenis, yaitu pre
experimental, true experimental, factorial, dan quasi experimental. Berbeda
dengan Tuckman, Sukmadinata dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian
eksperimen berdasarkan variasinya terdiri dari penelitian ekperimen murni (true
experimental), eksperimen kuasi (quasi experimental), eksperimen lemah
(weak experimental) dan eksperimen subjek tunggal (single subject
experimental).
Eksperimen murni merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti
prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Dalam eksperimen murni,
kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel
dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan karakteristiknya (dicari
yang sama). Sedangkan pada eksperimen semu (quasi experimental)
pengontrolan variabel hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu
variabel yang dipandang paling dominan.
Eksperimen lemah merupakan metode penelitian eksperimen yang desain
dan perlakuannya seperti eksperimen, tetapi tidak ada pengontrolan variabel
sama sekali. Eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya. Eksperimen jenis
ke empat adalah eksperimen subjek tunggal. Eksperimen subjek tunggal
merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam
pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni,
kuasi dan lemah belaku.

26
4) Penelitian Survey
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sample dari satu
populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok
(Singarimbun, 1998). Survei merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang
digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survey
adalah suatu desain yang digunaan untuk penyelidikan informasi yang
berhubungan dengan prevalensi, distribusi dan hubungan antar variabel dalam
suatu popilasi. Pada survei tidak ada intervensi, survei mengumpulkan
informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan, kemauan, pendapat, perilaku,
dan nilai.
Penggalian data dapat melalui kuesioner, wawancara, observasi maupun
data dokumen. Penggalian data melalui kuesioner dapat dilakukan tanya jawab
langsung atau melalui telepon, sms, e-mail maupun dengan penyebaran
kuesioner melalui surat. Wawancara dapat dilakukan juga melalui telepon,
video confeence maupun tatap muka-langsung. Keuntungan dari survei ini
adalah dapat memperoleh berbagai informasi serta hasil dapat dipergunkan
untuk tujuan lain. Akan tetapi informasi yang didapat sering kali cenderung
bersifat superfisial. Oleh karena itu pada penelitian survey akan lebih baik jika
dilaksanakan analisa secara bertahap. Pada umumnya survei menggunakan
kuesioner sebagai alat pengambil data. Survei menganut aturan pendekatan
kuantitatif, yaitu semakin sample besar, semakin hasilnya mencerminkan
populasi. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan
(eksploratif), menguraikan (deskriptif), penjelasan (eksplanatory) yaitu untuk
menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau
meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, penelitian operational
dan pengembangan indikator-indikator sosial.

5) Penelitian Ekspos Fakto


Penelitian ekspos fakto (after the fact)merupakan penelitian yang dilakukan
terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung. Jenis penelitian ini disebut juga
sebagai restropective study karena meneusuri kembali terhadap suatu peristiwa

27
dan kemudian menelusuri ke belakang untuk menyelidiki faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini dilakukan sesudah
perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas terjadi karena perkembangan suatu
kejadian secara alami. Penelitian ini merupakan penelitian yang variabel-
variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau tidak dilakukan pada saat
penelitian berlangsung.

Dalam beberapa hal penelitian ekspos fakto dapat dianggap sebagai


kebalikan dari penelitian eksperimen atau sebagai pengganti daripengambilan
dua kelompok yang sama, kemudian diberi perlakuan yang berbeda.

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Hipotesis penelitian adalah dugaan sementara. Dugaan tersebut dibuat oleh penulis
atau peneliti dengan mengacu pada data awal yang diperoleh. Kemudian dugaan
benar atau salah ditentukan berdasarkan hasil penelitian.
b. Syarat-syarat Hipotesis
Menurut Borg dan Gall (1979) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis
sebagai berikut:
1) Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2) Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau
lebih variabel.
3) Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau
hasil penelitian yang relevan.
c. Jenis-jenis Hipotesis
1) Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusnya
- Hipotesis Nol
- Hipotesis alternative
2) Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji
Menurut Yatim Riyanto (1996: 14) berdasarkan sifat yang akan diuji hipotesis
penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: hipotesis tentang hubungan
dan hipotesis tentang perbedaan.
3) Jenis Hipotesis yang Dilihat dari Keluasan atau Lingkup Variabel yang Diuji
Hipotesis dapat dibedakan menjadi hipotesis mayor dan hipotesis minor.
d. Bentuk Hipotesis
1) Hipotesis Deskriptif
2) Hipotesis Komparatif
3) Hipotesis Asosiatif
4) Hipotesis Kausal

29
e. Pertanyaan penelitian adalah persoalan yang harus dijawab peneliti pada sebuah proyek
penelitian, dimana jawaban dari pertanyaan penelitian akan bisa membantu
memecahkan masalah dari penelitian.
f. Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan (Hasan,
2002). Pengertian lain dari metode penelitian ialah cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya, seperti wawancara, observasi, tes maupun
dokumentasi (Arikunto, 2002).
g. Jenis Penelitian
a. Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
1) Penelitian Eksplorasi
2) Penelitian Pengembangan
3) Penelitian Verifikasi
b. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
1) Penelitian Kuantitatif (quantitative research)
2) Penelitian Kualiatatif (Qualitative Research)
3) Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach)
c. Jenis Penelitian Berdasarkan Tempat
1) Penelitian Kepustakaan (libarary research)
2) Penelitian laboratorium (laboratory research)
3) Penelitian lapangan (field research)
d. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi
1) Penelitian Dasar (basic/fundamental research)
2) Penelitian Terapan (applied research)
3) Penelitian Tindakan (action research)
4) Penelitian Penilaian (assessment research)
5) Penelitian Komparatif
6) Penelitian Korelasioanl
e. Jenis-jenis Penelitian berdasarkan Metode
1) Penelitian Sejarah
2) Penelitian Deskriptif
3) Penelitian Eksperimen

30
4) Penelitian Survey
5) Penelitian Ekspos Fakto

B. Saran
Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat menjadi tambahan ilmu
pengetahuan tentang penelitian korelasional. Dengan itu diharapkan pembaca dapat lebih
memahami lagi terkait hipotesis dan metode penelitian. Kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

31
DAFTAR PUSTAKA

Amudin,. Wahyudi,I,. & dkk.(2022). METODOLOGI PENELITIAN MANAJEMEN. PT Global


Eksekutif Teknologi.

Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

Bambang, M. (2018). "Tipe Penelitian Eksploratif Komunikasi", Jurnal Studi Komunikasi Dan
Media, (22)1, 65-74.

Carsel, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan Dan Pendidikan. Jakarta: Penebar Media
Pustaka.

Salim, H. (2019). Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan, Dan Jenis. JakaRrta: Kencana

Setyosari, P. (2016). Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta: Prenada Media.

Nugrahani & Farida. (2014). Metode Penelitian Kualitatif . Solo: Cakra Books

Rusdi, M. (2018). Penelitian Desain Dan Pengembangan Kependidikan. Depok: Pt. Rajagrafindo
Persada.

Hatmawan, dkk. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian Di Bidang Manajemen,
Teknik,Pendidikan Dan Eksperimen. Jakarta: Deepublish.

Sartika, S,B. & Amir, M,F. (2017). "Buku Ajar Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan.
Jakarta: Umsida Press

Fitrah,M. (2018). Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus.
Jakarta: CV Jejak Publisher.

Arifin, Zainul,M,& Mashudi. (2020). "Ragam Jenis Penelitian Pendidikan Agama Islam." el-
Mubtada: Journal of Elementary Islamic Education.

32

You might also like