MANFAAT

PENYELESAIAN SENGKETA
KONSTRUKSI MELALUI
FORUM ARBITRASE
 DASAR HUKUM

1. UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 1999

TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA
2. UNDANG-UNDANG N0. 2 TAHUN 2017 TENTANG
JASA KONSTRUKSI
3. PERATURAN PEMERINTAH N0.22 TAHUN 2020
TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG N0. 2 TAHUN 2017 TENTANG
JASA KONTRUKSI
4. PERATURAN MENTERI PUPR RI N0.11 TAHUN
2021 TENTANG TATA CARA DAN PETUNJUK
TEKNIS DEWAN SENGKETA KONSTRUKSI
 UNDANG - UNDANG N0.30 TAHUN 1999

 BAHWA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG

UNDANGAN YANG BERLAKU, PENYELESAIAN SENGKETA
PERDATA DISAMPING DAPAT DIAJUKAN KE PERADILAN
UMUM JUGA TERBUKA KEMUNGKINAN DIAJUKAN
MELALUI ARBITRASE

 BAHWA SEMUA SENGKETA ATAU BEDA PENDAPAT YANG

TIMBUL ATAU YANG MUNGKIN TIMBUL DARI HUBUNGAN
HUKUM TERSEBUT AKAN DISELESAIKAN DENGAN CARA
ARBITRASE ATAU MELALUI ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA.
 UNDANG – UNDANG NO. 2 TAHUN 2017

BAB XI : PENYELESAIAN SENGKETA

1. SENGKETA YANG TERJADI DALAM KONTRAK KERJA

KONSTRUKSI DISELESAIKAN DENGAN PRINSIP DASAR
MUSYAWARAH UNTUK MENCAPAI KEMUFAKATAN.
2. DALAM HAL MUSYAWARAH PARA PIHAK SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT (1) TIDAK DAPAT MENCAPAI
SUATU KEMUFAKATAN, PARA PIHAK MENEMPUH
TAHAPAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA YANG
TERCANTUM DALAM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI.
3. DALAM HAL UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA TIDAK
TERCANTUM DALAM KONTRAK KERJA KONSTRUKSI
SEBAGAIMANA YANG DIMAKSUD PADA AYAT (2), PARA
PIHAK YANG BERSENGKETA MEMBUAT PERJANJIAN
TERTULIS MENGENAI TATA CARA PENYELESAIAN
SENGKETA YANG AKAN DIPILIH.
4. TAHAPAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT (2) MELIPUTI :
A. MEDIASI,
B. KONSILIASI,
C. ARBITRASE.
5. SELAIN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA SEBAGAIMANA
YANG DIMAKSUD PADA AYAT (4) HURUF A DAN HURUF B, PARA
PIHAK DAPAT MEMBENTUK DEWAN SENGKETA
6. DALAM HAL UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA DILAKUKAN
DENGAN MEMBENTUK DEWAN SENGKETA SEBAGAIMANA
DIMAKSUD PADA AYAT (5), PEMILIHAN KEANGGOTAAN DEWAN
SENGKETA DILAKSANAKAN BERDASARKAN PRINSIP
PROFESIONALITAS DAN TIDAK MENJADI BAGIAN DARI SALAH
SATU PIHAK.
7. KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PENYELESAIAN
SENGKETA SEBAGAIMANA YANG DIMAKSUD PADA AYAT (1)
DIATUR DALAM PERATURAN PEMERINTAH.
 KETENTUAN UMUM

1. JASA KONSTRUKSI
ADALAH LAYANAN JASA KONSULTASI KONSTRUKSI DAN ATAU
PEKERJAAN KONSTRUKSI.

2. KONSULTANSI KONSTRUKSI
ADALAH LAYANAN KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN KEGIATAN YANG
MELIPUTI PENGKAJIAN, PERENCANAAN, PERANCANGAN,
PENGAWASAN DAN MENEJEMEN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI
SUATU BANGUNAN

3. PEKERJAAN KONSTRUKSI
ADALAH KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN KEGIATAN YANG MELIPUTI
PENGKAJIAN, PERENCANAAN, PERANCANGAN, PENGAWASAN DAN
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI SUATU BANGUNAN

4. PENGGUNA JASA KONSTRUKSI

ADALAH PEMILIK ATAU PEMBERI PEKERJAAN YANG MENGGUNAKAN
LAYANAN JASA KONSTRUKSI
 KETENTUAN UMUM

5. PENYEDIA JASA KONSTRUKSI

ADALAH PEMBERI LAYANAN JASA KONSTRUKSI

6. KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

ADALAH KESELURUHAN DOKUMEN KONTRAK YANG MENGATUR HUBUNGAN
HUKUM ANTARA PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA DALAM
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

7. USAHA PENYEDIAAN BANGUNAN

ADALAH PENGEMBANGAN JENIS USAHA JASA KONSTRUKSI YANG DIBIAYAI
SENDIRI OLEH PEMERINTAH PUSAT, PEMERINTAH DAERAH, BADAN USAHA
ATAU MASYARAKAT DAN DAPAT MELALUI POLA KERJA SAMA UNTUK
MEWUJUDKAN, MEMILIKI, MENGUASAI MENGUSAHAKAN DAN/ATAU
MENINGKATKAN KEMANFAATAN BANGUNAN.

8. KEGAGALAN BANGUNAN
ADALAH SUATU KEADAAN KERUNTUHAN BANGUNAN DAN/ATAU TIDAK
BERFUNGSINYA BANGUNAN SETELAH PENYERAHAN AKHIR HASIL JASA
KONSTRUKSI
 KLASIFIKASI USAHA

UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG
NO. 18 TAHUN 1999 NO. 2 TAHUN 2017

ASMET CENTRAL PRODUCT CLASSIFICATION

- ARSITEKTUR DIBAGI MENJADI 3 KLASIFIKASI

- SIPIL USAHA
- MEKANIKAL - JASA KONSULTANSI
- ELEKTRIKAL - USAHA PEKERJAN KONSTRUKSI
- TATA LINGKUNGAN - USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI
TERINTEGRASI
 JENIS USAHA JASA KONSTRUKSI

a. USAHA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

b. USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI
c. USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI
 JASA KONSULTANSI

- SIFAT USAHA
UMUM dan SPESIALIS
- KLASIFIKASI USAHA UMUM
ARSITEKTUR REKAYASA REKAYASA TERPADU dan
ARSITEKTUR LANSKAP & PERENCANAAN
WILAYAH
- KLASIFIKASI SPESIALIS
KONSULTASI ILMIAH dan TEKNIS
PENGUJIAN dan ANALISA TEKNIS
- LAYANAN USAHA
PENGKAJIAN, PERENCANAAN, PERANCANGAN, PENGAWASAN
dan atau MANAJEMEN PENYELENGGARAKAN KONSTRUKSI
 STRUKTUR USAHA
JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI

JENIS SIFAT
USAHA USAHA KLASIFIKASI LAYANAN USAHA

UMUM SPESIALIS UMUM SPESIALIS

Arsitektur Konsultasi ilmiah Pengkajian Survey

dan teknis
UMUM Rekayasa Perencanaan Pengujian
Pengujian dan teknis
USAHA Rekayasa analisis teknis Perancangan
JASA terpadu Analisis
KONSULTANSI Pengawasan
KONSTRUKSI Arsitektur
SPESIALIS lanskap Manajemen
dan penyelengga
perencanaan raan
wilayah konstruksi
 STRUKTUR USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI

JENIS SIFAT
USAHA USAHA KLASIFIKASI LAYANAN USAHA

UMUM SPESIALIS UMUM SPESIALIS

Bangunan Gedung Instalasi Pembangunan Pekerjaan

bagian
UMUM Konstruksi pemeliharaan tertentu dari
khusus bangunan
USAHA Pembongkaran konstruksi
PEKERJAAN Konstruksi atau bentuk
KONSTRUKSI prapabrikasi Pembangunan fisik yang
kembali lain
SPESIALIS Penyelesaian
bangunan

Bangunan Sipil Penyewaan

peralatan
 STRUKTUR USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI TERINTEGRASI

JENIS USAHA SIFAT USAHA KLASIFIKASI LAYANAN USAHA

USAHA PEKERJAAN Bangunan Gedung Rancang bangun

KONSTRUKSI
TERINTEGRASI Bangunan Sipil Perekayasaan
Pengadaan dan
pelaksanaan
 MEDIASI

 CARA PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI PROSES

PERUNDINGAN, UNTUK MEMPEROLEH KESEPAKATAN, PARA
PIHAK DIBANTU OLEH MEDIATOR

 MEDIATOR BRTUGAS SEBAGAI FASILITATOR YANG

BERTUGAS MEMBANTU PARA PIHAK YANG BERSENGKETA.

 MEDIATOR TIDAK MEMPUNYAI KEWENANGAN UNTUK

MENGAMBIL KEPUTUSAN

 KEPUTUSAN ATAS SENGKETA TETAP BERADA PADA PIHAK

YANG BERSENGKETA
 KONSILIASI

 PENYELESAIAN SENGKETA MEALUI PERUNDINGAN

YANG MELIBATKAN PIHAK KETIGA

 KONSILIATOR LEBIH AKTIF DIBANDINGKAN DENGAN

MEDIATOR

 KONSILIATOR BERTUGAS TIDAK HANYA SEBAGAI

FASILITATOR NAMUN JUGA BERTUGAS UNTUK
MENYAMPAIKAN PENDAPAT TENTANG DUDUK
PERSOALAN, MEMBERIKAN SARAN-SARAN YANG
MELIPUTI KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DAN
MENGUPAYAKAN TERCAPAINYA SUATU
KESEPAKATAN KEPADA PIHAK-PIHAK YANG
BERSENGKETA UNTUK MENYELESAIKAN SENGKETA
 ARBITRASE

 PENYELESAIAN SUATU SENGKETA PERDATA DILUAR PERADILAN

UMUM YANG DIDASARKAN PADA PERJANJIAN ARBITRASE YANG
DIBUAT OLEH PARA PIHAK YANG BERSENGKETA

 DIADILI OLEH ARBITER TUNGGAL ATAU MAJELIS ARBITER SESUAI

KESEPAKATAN PARA PIHAK

 ARBITER DITUNJUK OLEH PARA PIHAK YANG BERSENGKETA

 IDENTIFIKASI SENGKETA

- PENYEBAB SENGKETA
FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EXTERNAL

- UNSUR PENYEBAB SENGKETA INTERNAL

PENGGUNA JASA DAN PENYEDIA JASA

- UNSUR PENYEBAB SENGKETA EXTERNAL

ALAM CUACA, POLITIK, PERATURAN PEMERINTAH,
EKONOMI, SOSIAL BUDAYA

- OBYEK SENGKETA
PERUBAHAN PEKERJAAN YANG MENGAKIBATKAN
PERUBAHAN DI BIAYA, MUTU DAN WAKTU
 PENYEBAB SENGKETA
DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

1. FAKTOR INTERNAL

- KETERLAMBATAN WAKTU PELAKSANAAN

- PERUBAHAN JADWAL PELAKSANAAN
- KEGAGALAN PEMBAYARAN
- KENAIKAN HARGA MATERIAL YANG TIDAK NORMAL
- KELEMAHAN ADMINISTRASI PROYEK
- KONTRAK KERJA KONSTRUKSI YANG KURANG JELAS
- KURANG INFORMASI DATA TEKNIS KEADAAN LAPANGAN
- PERUBAHAN GAMBAR
- PERCEPATAN JADWAL PEMBANGUNAN
- PENGHENTIAN PEKERJAAN
- TIMBULNYA KERUSAKAN PEKERJAAN OLEH KONTRAKTOR LAIN
- PENGGUNAAN SEBAGIAN PEKERJAAN SEBELUM SERAH TERIMA
- HUBUNGAN KURANG BAIK ANTARA PARA PIHAK
 PENYEBAB SENGKETA
DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

2. FAKTOR EKSTERNAL

- KONDISI ALAM, CUACA

- KEBIJAKAN PEMERINTAH (PERATURAN
PEMERINTAH)
- POLITIK
- SOSIAL
- BUDAYA
 FAKTOR PENYEBAB SENGKETA

INTERNAL EKSTERNAL

PENYEDIA JASA PENGGUNA JASA EKO PEME ALAM

SOSBUD POLITIK
(Pelaksana Proyek) (Pemilik Proyek) NOMI RINTAH CUACA

PERUBAHAN PEKERJAAN PERUBAHAN PEKERJAAN

BIAYA MUTU WAKTU BIAYA MUTU WAKTU

WANPRESTASI BUKAN WANPRESTASI FORCE MAJEURE BUKAN FORCE MAJEURE

SENGKETA
 PENYELESAIAN SENGKETA

PENYELESAIAN BERDASARKAN
SENGKETA KONTRAK KERJA
INSTRUKSI

MUSYAWARAH
UNTUK MUFAKAT APA ADA TERCANTUM
UPAYA PENYELESAIAN ?

TIDAK YA
TERCAPAI TIDAK
TAHAPAN UPAYA PENYELESAIAN
SENGKETA MELIPUTI :
- MEDIASI PARA PIHAK YANG
- KONSILIASI BERSENGKETA MEMBUAT
- ARBITRASE TATA CARA
PENYELESAIAN SENGKETA
DAPAT MEMBENTUK
DEWAN SENGKETA
 PENYELESAIAN SENGKETA

PENYELESAIAN
SENGKETA

NON LITIGASI LITIGASI

ARBITRASE PENGADILAN

MEDIASI MEDIASI

PUTUSAN PUTUSAN
ARBITRASE PENGADILAN

EKSEKUSI
 MANFAAT PENYELESAIAN SENGKETA
MELALUI FORUM ARBITRASE

 BEBAS MENENTUKAN ARBITER YANG DIPILIH

 SIDANG TERTUTUP TERJAMIN KERAHASIANNYA
 SEMUA TERUKUR DENGAN JELAS MENGENAI BIAYA
MAUPUN WAKTU
 PENYELESAIAN RELATIF LEBIH CEPAT
 PEMERIKSAAN ATAS SENGKETA HARUS DISELESAIKAN
PALING LAMA 180 HARI SEJAK MAJELIS ARBITRASE
TERBENTUK
 PUTUSAN ARBITRASE FINAL AND BINDING (FINAL DAN
MENGIKAT)
TERIMAKASIH
