You are on page 1of 7

PENGAUDITAN INTERNAL

“PENELAAHAN LAPORAN AUDIT”

Oleh
Kelompok 4:
SANG AYU KOMPIANG WENI (2002622010036 / 06)
NI PUTU ADELLYA ERIKA PUTRI (2002622010037 / 07)
NI KADE YUNDA SRI WINDARI (2002622010056 / 26)
NI LUH SHINTA DEWI SAVITRI (2002622010410 / 31)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
1.1 Siapa yang Menelaah dan Waktu Penelaahan Laporan Audit
1). Siapa yang Menelaah
Ada empat jenis penelaahan laporan audit yang dapat dilakukan. Tiap penelaahan
memiliki tujuan spesifik dan karakter uniknya masing-masing.
Empat jenis penelaahan tersebut adalah penelaahan atas:
a. Segmen-segmen laporan audit
b. draft laporan audit
c. Laporan audit yang telah selesai dan diterbitkan
d. Rekomendasi-rekomendasi yang masih belum dilaksanakan
Penelaahan awal draft laporan bersifat konstruktif di mana auditor dan klien bertemu
untuk menetapkan fakta-fakta, mengevaluasi rekomendasi, dan menetapkan bagaimana
laporan akan dibuat. Siapa yang menelaah draft laporan akan tergantung pada sifat dari
laporan itu sendiri dan pada minat atau kepentingan dari tiap-tiap manajer dan eksekutif.
Penelaahan laporan yang menjelaskan kondisi yang mengalami penyimpangan memerlukan
pendekatan yang berbeda.
2). Waktu Penelaahan Laporan Audit
Jika jumlah penelaahan yang dilakukan semakin banyak, maka waktu yang dibutuhkan
untuk menerbitkan laporan final akan lebih lama. Auditor seringkali dilema atas hal ini. Di
satu sisi, auditor ingin draft laporan auditnya ditelaah oleh seluruh pihak yang
berkepentingan, di sisi lain auditor harus melakukan pelaporan secara tepat waktu. Oleh
karana itu, perlu adanya penekanan dan penentuan tenggat waktu, baik bagi auditor maupun
penelaahnya. Setelah membuat draft laporan, auditor hendaknya menyiapkan daftar penerima
distribusi laporan. Urutan penelaahan sangatlah penting. Daftar penelaah draft hendaknya
dimulai oleh mereka yang sangat terlibat dengan atau terpengaruh oleh laporan. Merekalah
yang paling mungkin memiliki saran untuk membuat perubahan, keberatan atas penyusunan
katakata atau membantah fakta-faktanya. Penelaahan sebaiknya dilakukan dengan tatap muka
langsung, guna menyelesaikan semua perbedaan yang terjadi dan mencapai kesepakatan atas
fakta-fakta yang ada.

1.2 Penelaahan Laporan Audit Secara Bersama dan Rapat Penelaahan


1). Penelaahan Laporan Audit Secara Bersama
Untuk dapat mempercepat penelaahan dari draft laporan, beberapa organisasi
menggunakan teknik laporan-laporan interim dengan kliennya. Klien selanjutnya akan
diberikan cukup waktu untuk memberikan respons terhadap aspek-aspek faktual di dalam
temuan. Unsur-unsur dari temuan seperti penyebab dan dampaknya juga akan diuraikan serta
klien akan diminta untuk menyetujui atau memberikan tambahan dukungan yang substantif
jika ternyata tidak menyetujuinya. Unsur-unsur dari permintaan penelaahan audit secara
bersamaan akan meliputi:
a. Operasi yang sedang diaudit
b. Pejabat-pejabat yang bertanggung jawab
c. Penghubung audit
d. Tanggal audit dimulai
e. Tanggal permintaan dilakukannya penelaahan ini
f. Rincian temuan:
- kriteria yang digunakan
- kondisi yang ditemukan
- penyebab
- dampak
- rekomendasi
g. Auditor ketua (kepada siapa jawaban sebaiknya dialamatkan)
Penerimaan laporan interim yang lebih awal dari klien memungkinkan cukup waktu
untuk menyelesaikan perbedaan yang mungkin terjadi sampai menyelesaikan aspek-aspek
audit yang lain. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi klien untuk membantu merancang
rekomendasinya dan sekaligus mulai melakukan implementasi atas rekomendasi tersebut
pada saat laporan pada akhirnya diterbitkan

2). Rapat Penelaahan


Rapat ini adalah milik auditor, auditor dapat dan sebaiknya menentukan arah rapat.
Salinan draft laporan audit hendaknya didistribusikan kepada seluruh peserta yang hadir
dengan waktu secukupnya sebelum rapat dimulai. Rapat penelaahan sebaiknya tidak
dilakukan secara tiba-tiba, seharusnya diklaksanakan persiapan terlebih dahulu. Seharusnya
dilakukan usaha utnuk menciptakan sebuah suasana yang menyenangkan. Harus
dikembangkan suasana bahwa apa yang dilaporkan tidak diungkapkan dengan perasaan
dendam tetapi dengan semangat untuk memberikan bantuan dalam memperbaiki kondisi yang
ada. Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam menyiapkan suasana secara lisan
meliputi:
a. Lingkup pemeriksaan
b. Tingkat signifikansi dari permasalahan yang ditelaah
c. Pemahaman atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh klien dalam melaksanakan
tanggung jawabnya.
d. Kemampuan untuk membahas semua permasalahan serinci apapun jika dibutuhkan
e. Fakta bahwa laporan tidak mengandung kejutan apapun, seluruh aspek dari temuan harus
telah didiskusikan selama pekerjaan lapangan.
f. Komentar mengenai berapa banyak permasalahan yang telah diperbaiki, berapa banyak
yang masih dalam proses perbaikan, dan berapa banyak yang masih harus diperbaiki.
g. Kerja sama yang diterima selama audit dilaksanakan
h. Keyakinan bahwa klien akan diberikan kredit di dalam laporan untuk tindakan perbaikan
yang disarankan, diterapkan, dan diselesaikan.
 Perlu diingat bahwa sasaran rapat ini adalah untuk:
a. Memberikan informasi
b. Mendapatkan persetujuan atas fakta-fakta yang disajikan
c. Menetapkan persiapan dilakukannya penerapan rekomendasi

1.3 Penyelesaian Konflik


Auditor pasti tidak menginginkan adanya konflik saat penelaahan, sebagaimanapun
baiknya fungsi auditor internal yang telah dijalankan. Semakin kuat posisi auditor, maka
semakin besar kekhawatiran yang dimiliki klien atas apa yang akan dikatakan oleh laporan
tersebut kepada atasannya. Oleh sebab itu, auditor sebaiknya melakukan persiapan secara
menyeluruh untuk menghadapi kemungkinan terjadinya konflik dan perselisihan. Mereka
harus mampu menyajikan informasi, mendukung fakta, dan memperkuat temuannya tanpa
kesulitan atau penundaan.
Auditor dapat menghindari kejadian ini dengan memiliki kewaspadaan bahwa setiap
komentar-komentar kritikal yang dilontarkan akan dapat menimbulkan keberatan dan
kebutuhan untuk menyajikan bukti-bukti tambahan. Jika auditor mampu menjawab setiap
pertanyaan yang dilontarkan dengan segera dan lengkap, serta mampu menguasai kertas
kerjanya, maka keberatan dan pertanyaan yang muncul dengan cepat akan teratasi.
Auditor harus menyadari bahwa klien berada di pihak defensif. Agar proses audit berjalan
dengan baik, sifat defensif itu harus dihilangkan dan akhirnya persetujuan dicapai. Hal-hal
yang dapat membantu menghilangkan sifat defensif klien:
- Gunakan sikap yang baik
- Gunakan kalimat non personal
- Gunakan dasar pemikiran yang sama
- Jangan sudutkan siapa pun
- Jangan samakan antara mengungkapkan pandangan dengan perselisihan
Terdapat beberapa alasan mengapa dapat terjadi perselisihan dan konflik,
berhubungan dengan aspek dari perubahan. Klien dapat:
a. Merasa khawatir akan dampak negatif yang mungkin timbul akibat rekomendasi yang
diberikan.
b. Merasa khawatir akan terjadinya dislokasi dan kekacauan birokrasi yang akan disebabkan
oleh kepatuhan terhadap rekomendasi.
c. Kecewa akan adanya rekomendasi yang menyatakan secara tidak langsung bahwa metode
yang digunakan sekarang adalah tidak memadai.
Masalah-masalah kekhawatiran dan konflik diatas dapat dinetralkan oleh komentar-
komentar positif dan membangun dari auditor yang menunjukkan dengan jelas:
a. Hasil-hasil yang positif dan negatif yang akan diakibatkan olehkepatuhan terhadap
rekomendasi.
b. Perubahan-perubahan spesifik yang dibutuhkan untuk melaksanakan rekomendasi dan
bagaimana hal tersebut dapat memberikan dampak kepada klien.
c. Bahwa rekomendasi yang diberikan adalah bersifat evolusioner, bukan revolusioner, dan
bagaimana rekomendasi tersebut akan dapat meningkatkan operasi.

1.4 Mendapatkan Penerimaan untuk Rekomendasi yang Diajukan


Metode kendig adalah menerbitkan laporan dengan mencantumkan temuan audit
tetapi tanpa memberikan rekomendasinya. Kendig menyarankan sebuah metode menarik
yang dapat meringankan konflikkonflik yang sering kali menyertai rekomendasi auditor
untuk melakukan tindakan perbaikan. Pada saat menerima rekomendasi, auditor selanjutnya
memiliki hak untuk
mengevaluasi pendekatan-pendekatan yang direkomendasikan dan menyetujui atau
menolaknya. Jika auditor menolak sebuah rekomendasi, maka mereka harus memberikan
penjelasan mengaoa mereka berargumen tindakan rekomendasi tersebut adalah tidak relevan,
tidak dapat, atau tidak layak untuk dilaksanakan. Prosedur ini membalik metode yang umum
digunakan dimana auditorlah yang membuat rekomendasi dan selanjutnya diminta untuk
mempertahankannya. Klien mungkin agak enggan menerima rekomendasi auditor tersebut
yang tentunya tidak akan menerimanya dengan sepenuh hati dan melaksanakannya dengan
penuh antusias.
Di sisi lain, Camfield memiliki beberapa saran untuk meningkatkan respons yang
diberikan oleh manajemen atas temuan audit dan rekomendasinya.
1. Rekomendasi harus spesifik terhadap masalahnya dan tindakan perbaikan harus dapat
diukur.
2. Identitas yang direkomendasikan sebaiknya tergantung pada implementasinya di garis
depan tingkat operasionalnya.
3. Auditor dan manajemen klien harus memiliki rasa toleransi satu sama lain.
4. Pelaksanaan audit harus menjadi sebuah aktivitas yang mampu memberikan bantuan
kepada manajemen operasional secara tepat waktu dan terus berlangsung.
5. Auditor harus menulis laporan yang dapat dipahami dan berorientasi pada tindakan.

1.5 Tanggapan untuk Laporan Audit


Aktivitas-aktivitas audit internal yang telah memiliki wewenang dalam meminta
diberikannya tanggapan untuk temuan-temuan yang mereka laporkan, atau untuk melakukan
evaluasi atas kecukupan tindakan perbaikan, berarti telah kehilangan efektivitasnya. Arahan-
arahan atau kebijkan manajemen harus menyatakan dengan jelas bahwa laporan audit yang
memerlukan tindakan perbaikan harus ditanggapi secara tertulis.
Auditor memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan situasi yang terjadi dan
merekonsiliasikan serangkaian tindakan tetapi bukannya serangkaian tindakan yang sesuai
dengan kondisi lapangan. Tetapi tetap saja tanggung jawab untuk mengevaluasi usulan
tindakan perbaikan yang diperintahkan oleh manajemen dan memutuskan apakah dapat atau
tidak dapat memperbaiki situasi yang terjadi tetap berada pada pihak auditor.
Aktivitas audit sebaiknya juga memiliki sebuah metode formal untuk menutup status
laporan yang telah mendapat respons yang memuaskan. Metode ini dapat berupa sebuah
formlir memorandum kepada eksekutif audit dengan mencantumkan tanda tangan auditor
yang bersangkutan. Memorandum tersebut hendaknya menyatakan bahwa auditor telah puas
atas respons yang diberikan dan laporan dapat ditutup.
DAFTAR PUSTAKA

Aniesa. 2017. Penelahaan dan Tanggapan Laporan Audit. URL:


http://aniesakuntan.blogspot.com/2017/07/penelahaan-dan-tanggapan-laporan-
audit.html (diakses pada tanggal 17 April 2023)

Badriyah, nurul. 2022. Laporan Audit. URL: https://fdokumen.com/document/laporan-audit-


569cc6841b339.html?page=19 (diakses pada tanggal 17 April 2023)

Sofi, nisa. 2018. Penelaahan dan Tanggapan Laporan Audit. URL:


https://www.scribd.com/doc/74397509/Penelaahan-Dan-Tanggapan-Laporan-Audit#
(diakses pada tanggal 17 April 2023)

Chan, nana. 2020. Penelaahan dan Tanggapan Laporan Audit. URL:


https://www.scribd.com/document/352349351/Penelaahan-Dan-Tanggapan-Laporan-
Audit (diakses pada tanggal 17 April 2023)

Meliawati, susanti, 2022. Audit Internal. URL:


https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/2022131004/11112_22_RESUME
%20AUDIT%20INTERNAL%20BAB%2017%20DAN%2018%20ATAS%20NAMA
%20MELIAWATI%20SUSANTI%202022131004.pdf (diakses pada tanggal 17 April
2023)

You might also like