You are on page 1of 24

BAB 1 SIFAT-SIFAT FLUIDA

Fluida didefinisikan sebagai substansi yang tidak dapat menahan tegangan


geser sehingga sebagai kompensasinya fluida akan mengalami perubahan
bentuk. Pada umumnya fluida dibedakan atas cairan dan gas. Cairan
menenmpati volume ruang yang tetap (tertentu) mempunyai permukaan
horisontal yang bebas dan biasanya bersifat tidak bisa dimampatkan
(incompressible). Gas menempati volume ruang tidak tertentu artinya dapat
menempati seluruh volume ruang yang disediakan dan biasanya bisa
dimampatkan (compressible).

1.1 Sistem satuan


Untuk menggambarkan atau menuliskan hasil pengukuran maupun perhitungan
sangat perlu dituliskan satuan perngukuran atau perhitungannya. Sebagai
contoh jika mengukur diameter pipa, maka perlu dituliskan satuan diameter pipa
tersebut, milimeter, centimeter, atau meter dan sebagainya.
Sistem Internasional (SI) merupakan sistem satuan standar internasional.
Dalam SI satuan panjang adalah meter (m), satuan massa adalah kilogram
(kg), satuan waktu adalah second (s), dan satuan temperatur adalah kelvin (K).
Skala temperatur Kelvin adalah skala absolut yang bisa dihubungkan dengan
derajat Celsius:
K = 0C + 273,15

Satuan gaya dalam SI adalah newton (N) yang didefinisikan dari Hukum II
Newton:
1 N = 1 (kg).1(m/s2)

Awalan satuan untuk SI


Dalam beberapa kasus penulisan bilangan memerlukan awalan, karena jika
ditulis lengkap akan sangat panjang.

Mekanika Fluida Page 1


Faktor Awalan Simbol
pengali

1012 tera T

109 giga G

106 mega M

103 kilo k

102 hecto h

10 deka Da

10-1 deci d

10-2 centi c

10-3 milli m

10-6 micro µ

10-9 nano n

10-12 pico p

Contoh penerapan awalan dalam satuan adalah kN (kilonewton) yang besarnya


sama dengan 103 N, millimeter (mm) sama dengan 10-3 meter.

Sistem British juga sering digunakan dalam beberapa pengukuan dan


perhitungan. Dalam sistem British satuan massa dinyatakan dengan pound
massa (lbm), satuan panjang dinyatakan foot (ft), dan temperatur dinyatakan
dalam derajat Rankine (0R).

Mekanika Fluida Page 2


Faktor konversi dari sistem British ke SI

Konversi dari ke Pengali

Percepatan ft/s2 m/s2 3.048 x 10-1

2 2
9.290 x 10-
Luas ft m 2

Rapat massa lbm/ft3 kg/m3 1.602 x 10

Btu joule (J) 1.055 x 103


Energi
ft.lb joule (J) 1.356

Gaya lb N 4.448

Panjang ft m 3.048 x 10-1

lb/ft2 (psf) N/m2 4.788 x 10


Tekanan
lb/in2 (psi) N/m2 6.895 x 103

1.2 Rapat massa (density)


Density suatu fluida dinyatakan dengan simbol ρ (rho), yang didefinisikan
massa per satuan volume. Dalam SI satuan density adalah kg/m3. Nilai density
suatu fluida (khususnya gas) bervariasi karena adanya pengaruh tekanan dan
temperatur, sedangkan untuk fluida cair variasi tekan dan temperatur
memberikan pengaruh yang kecil terhadap density.

Gambar 1 Density air sebagai fungsi temperatur

Mekanika Fluida Page 3


Density beberapa zat cair (dalam satuan SI)
Temperatur Density
Zat cair 0
( C) (kg/m3)

Air 15.6 999

Air laut 15.6 1.030

Gliserin 20 1.260

Gasoline 15.6 680

Ethyl alkohol 20 789

Karbon
20 1.590
tetraklorida

1.3 Specific Gravity (SG atau s)


Specific gravity suatu fluida dituliskan dengan SG, didefinisikan perbandingan
density fluida dengan density air pada temperatur tertentu.
SG (s) = ρfluida/ρ air

1.4 Kekentalan
Kekentalan atau viskositas suatu fluida adalah salah satu sifat yang disebabkan
dari ikatan antara molekul fluida, semakin besar kekentalan semakin besar pula
ikatannya sehingga akan memperbesar gaya gesek atau tegangan geser (τ).
Kekentalan fluida dapat dihitung dengan persamaan:
µ = τ.y/U
µ = kekentalan
τ = tegangan geser
y = jarak dari posisi kecepatan terhadap tegangan geser
U = kecepatan fluida

Mekanika Fluida Page 4


Kekentalan fluida dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu kekentalan dinamik (µ) dan
kekentalan kinematik (υ). Kekentalan dinamik adalah kekentalan yang
dipengaruhi oleh massa fluida sedangkan kekentalan kinematik tidak
dipengaruhi oleh massa fluida. Hubungan keduanya dinyatakan:
υ = µ/ρ

Mekanika Fluida Page 5


BAB 2 TEKANAN
Satuan dasar dari tekanan adalah Newton/meter persegi atau biasanya
dinyatakan dalam Pascal (Pa). Satuan Pascal adalah satuan tekanan yang
amat kecil bila dibandingkan dengan tekanan atmosfir yang besarnya 101325
N/m2 sehingga dalam pengkuran dan perhitungan sering digunakan satuan
yang lebih praktis yaitu kN/m2 , MN/m2, atau Bar ( 1 bar sama dengan 105
N/m2).

Fluida tidak sanggup menahan gaya geser, maka tekanan yang bekerja pada
permukaan fluida selalu di ambil dalam arah normalnya. Perhatikan gambar 2.1
yang merupakan elemen DABC didalam fluida.

p1

p2
a
a sin θ

a cos θ θ
B C
p3

Gambar 2.1 Tekanan pada permukaan fluida

Jika luas pada permukaan AC adalah a, maka luas permukaan AB adalah a


sinq dan untuk BC besarnya a cosq dan jika tekanan pada AC, AB dan BC
adalah p1, p2 dan p3 maka, dalam keadaan seimbang horizontal: p1a x sinq = p2
x a sinq , berarti p1 = p2 dan keseimbangan vertikal memberikan hasil p 1a x
cosq = p3 x a cosq , berarti p1 = p3, artinya tekanan di suatu titik dalam fluida
besarnya sama dalam segala arah.
Perhatikan gambar 2.2, kolom fluida diam dengan tekanan di bagian atas p0
dan dibagian bawah p.

Mekanika Fluida Page 6


p0 p0

a h

p
p

Gambar 2.2 Kolom fluida diam


Jika density fluida tersebut r, maka keseimbangan dalam arah vertikal
diperoleh :
p a = p0 a + rg a h atau
p = p0 + ρgh, p merupakan tekanan total absolute, dan jika p0 adalah tekanan
atmosfir, maka p – p0 disebut tekanan gauge.
Persamaan tersebut diatas menunjukkan bahwa tekanan akan bertambah
dengan bertambahnya kedalaman, tetapi variasi ini dapat diabaikan untuk
kasus gas yang memiliki density kecil. Yang terpenting dalam pengecualian ini
adalah mengenai variasi tekanan terhadap ketinggian didalam lapisan atmosfir
bumi. Untuk kasus tekanan fluida pada suatu permukaan, hanya tekanan gauge
yang relevan sebab tekanan atmosfir juga bekerja pada.sisi lain dari permukaan
itu, sehingga tekanan efektif pada kedalaman h adalah semata-mata yang
diperlukan untuk menjaga keseimbangan berat fluida yang ada diatas
permukaan itu, yaitu :
p = ρgh
Jika r dinyatakan dalam kg/m3, g dalam m/det2 dan h dalam meter maka
persamaan tersebut memiliki satuan N/m2.
Sering kali untuk menyatakan tekanan dipakai istilah head dari cairan yang
dinyatakan oleh h = p/rg. Jadi tekanan atmosfir sebesar 101,3 kN/m2 adalah

Mekanika Fluida Page 7


tekanan yang diberikan oleh suatu kolom air setinggi 10,34 m oleh suatu kolom
air raksa (Hg) dengan spesific gravity 13,6 setinggi 760 mm.

2.1 Prinsip Archimedes


Prinsip Archimedes bisa digambarkan sebagai berikut

Gambar 2.3 Prinsip Archimedes

Gambar 2.3 menunjukkan suatu benda padat dengan luas penampang a yang
dicelupkan dalam fluida. Gaya-gaya dalam arah horizontal pada benda itu
berada kondisi seimbang, sedangkan dalam arah vertikal adalah
gaya dipermukaan atas p1.a = rg h1a
dan gaya dipermukaan bawah p2.a =rgh2a
Jadi resultan gaya keatas = rga (h2 – h1), gaya ini sama dengan berat fluida
yang dipindahkan. Rumusan diatas dikenal sebagai prinsip Archimedes.

2.2 Pengukuran Tekanan


Manometer merupakan satu bentuk dari tekanan gauge yang memberikan
indikasi tekanan didam pipa melaiui perpindahan kolom fluida. Berikut ini
diberikan tipe-tipe yang paling umum dari manometer, dan untuk mudahnya
diasumsikan bahwa caiiran yang hendak diukur tekanannya adalah air.

Mekanika Fluida Page 8


2.2.1 Tabung Piezometer

Manometer ini tersusun dari satu tabung gelas sederhana yang terbuka yang
dipasang pada bola kaca (lihat gambar 2.4). Adanya tekanan dalam pipa akan
memaksa fluida naik kedalam tabung sampai ketinggian h1 (tercapai
keseimbangan). Jika fluida yang diisikan air tekanan itu akan sama dengan
meter air atau 103 x 9,81 N/m2.

ρ h1

Gambar 2.4 Tabung piezometer


Tekanan dalam bola kaca (pA) dipenuhi oleh persamaan pA=ρ.g,h1

Contoh:
Sebuah piezometer digunakan untuk mengukur tekanan minyak (ρ=640 kg/m3)
yang mengalir dalam pipa. Jika minyak pada tabung piezometer naik setinggi
1,2 m diatas sumbu pipa berapakah besar tekanan dalam minyak tersebut.

Jawab:
Tekanan yang terjadi P = ρ.g.h = 640.(9.8).(1,2) = 7550 N/m2 = 7,55 kN/m2

2.2.2 Tabung manometer U


Kalau tekanan dalam bola terlalu tinggi jika digunakan Piezometer maka dapat
digunakan tabung yang diisi dengan cairan berat (misal cairan Hg.). Jika
spesific gravity dari liquid itu adalah s (lihat gambar 2.5), maka ketinggian
cairan akan sama dengan tekanan air setinggi sx meter. Dengan menyamakan

Mekanika Fluida Page 9


tekanan didua sisi pada level AA diperoleh sx = H + h , h adalah tekanan
didalam pipa yang dinyatakan dalam meter air atau h = sx - H

Gambar 2.5 Tabung manometer U


Jika tabung U hendak digunakan untuk mengukur tekanan gas, maka dapat
digunakan air atau cairan lain yang lebih ringan, tergantung dari besar tekanan
yang hendak di ukur. Untuk pengukuran tekanan gas ini, harga H dapat
diabaikan mengingat kecilnya harga densitas gas.

2.2.3 Tabung U untuk mengukur beda tekanan

Untuk. mengukur beda tekanan yang tidak terlalu besar antara dua titik pada
satu pipa dapat digunakan tabung U yang dibalik seperti pada gambar 2.6.
Beda tekanan antara titik 1 dan titik 2 adalah,hl - h2 = h

Gambar 2.6. Tabung U untuk mengukur beda tekanan

Mekanika Fluida Page 10


Sensitivitas manometer semacam itu dapat ditingkatkan melalui mengisi ruang
diatas kolom air dengan cairan yang lebih ringan dari air. Kalau spesific gravity
cairan tersebut adalah s maka,
h1 – h2 = x (1-s)
Untuk mengukur beda tekanan yang besar antara dua titik tabung U
ditempatkan dibawah pipa dan diisi dengan Hg atau cairan berat lainnya (lihat
gambar 2.7). Kalau spesific gravity dari cairan adalah, s maka,
hl – h2 = (s-1)x

Gambar 2.7 Tabung U untuk mengukur beda tekanan besar

2.2.4 Kasus umum suatu manometer difrensial

Misal density cairan didalam pipa adalah r, dan cairan dalam manometer
mempunyai density rf, dan beda ketinggian antara titik-titik pengukuran
adalah z dan perbedaan ketinggian cairan didalam manometer adalah x,
(lihat gambar 2.8), maka dengan menyamakan besarnya tekanan di bidang
permukaan XX diperoleh,
p1 + rgy = p2 + rg(y+z-x) + rf g x
p1 – p2 = rg z + (rf – r)g x

Mekanika Fluida Page 11


Gambar 2.8 Tabung U

Kalau ujung-ujung manometer sama tingginya dan cairan dalam pipa adalah
air, maka persamaan diatas akan menjadi hl – h2 = (s-1)x. Manometer jenis ini
dapat digunakan untuk satu range tekanan dengan memilih hasil bagi rf/r agar
bisa diperoleh harga x yang masuk akal, hal ini dapat juga dimodifikasikan
dengan cara mengubah-ubah luas penampangnya. Untuk penggunaan seperti
pada gambar 2.9, salah satu tabungnya berpenampang jauh lebih besar
sehingga permukaan cairan praktis konstan, berarti cukup satu tabung saja
yang diperhatikan. Sedangkan di gambar 2.10. kaki. tabung kaca sengaja
dimiringkan agar diperoleh derajat sensitivitas yang lebih besar.

Gambar 2.9 Gambar 2.10

Mekanika Fluida Page 12


2.2.5 Bourdon Gauge
Untuk pengukuran tekanan yang tidak memerlukan tingkat presisi tinggi, sering
digunakan Bourdon Gauge (gambar 2.11). Tekanan yang ada akan
dipergunakan untuk mendekatkan ujung-ujung tabung lengkung dan gerakan ini
digunakan untuk menggerakkan jarum penunjuk. Sistem penunjukkan jarum
dikalibrasi untuk membaca skala nol pada tekanan atmosfir dan yang dibaca
adalah tekanan gauge.

Gambar 2.11 Bourdon Gauge

2.2.6 Transduser-transduser tekanan


Pada saat tekanan berubah, seringkali diperlukan untuk data untuk merekam
perubahan tekanan tersebut secara kontinyu dalam suatu selang waktu.
Barograph rnerupakan alat sederhana untuk merekam tekanan atmosfir tetapi
kalau perubahan terjadi sangat cepat, alat ini menjadi tidak teliti lagi dan harus
dipergunakan peralatan dengan respons yang cepat dan mempunyai output
berupa signal elektris. Salah satu peralatan dengan masukan berupa signal
tekanan dan mampu menghasilkan output berupa signal elektris yang
sebanding dengan tekanan masukan diebut transducer.
Pada sejumlah transduser, tekanan fluida bekerja pada diafragma yang
mengandung tekanan strain-gauge. Lenturan diafragma akibat kerja tekanan
akan menyebabkan berubahnya tahanan strain gauge dan dengan bantuan
rangkaian elektronik akan dihasilkan tegangan listrik yang sebanding dengan

Mekanika Fluida Page 13


tekanan. Tegangan tersebut selanjutnya dapat dihubungkan dengan osiloskop,
kontroller dsb. (lihat gambar 2.12).

signal
Tekanan Sirkuit elektrik osciloskop
transducer

Gambar 2.12 Skema transducer tekanan

Ada juga tranduser-tranduser yang mempergunakan perubahan harga


kapasitas atau impedansi dari peralatan pelacak atau menggunakan kristal
piezoelektrik yang mampu menghasilkan signal elektrik jika bekerja gaya tekan.

2.2.7 Mikromanometer.
Untuk mengukur beda tekanan yang amat kecil dapat digunakan
mikromanometer. Pada alat. ini digunakan dua jenis cairan dan kedua ujung
tabung diperbesar agar mampu menghasilkan gerak meniskus yang cukup
besar weskipun hanya terdapat beda tekanan yang kecil (lihat gambar 2.13).

Gambar 2.13 Mikromanometer


Density fluida yang hendak diamati r sedangkan density cairan-cairan dalam
manometer adalah r1 dan r2 . Luas penampang tabung dan reservoir berturut-
Mekanika Fluida Page 14
turut a dan A. Misal tekanan-tekanan itu p1 dan p2 dengan p1 > p2. Selanjutnya
beda tekanan ini menyebabkan beda ketinggian z di reservoir dan x. di tabung
maka :
a x x/2 = A x z , atau
z = ax/2A

Jika ketinggian mula-mula permukaan pada reservoir adalah y, maka dalam


keadaan seimbang di dipermukaan XX akan_.menghasilkan
p1 + rg (h + z) + rl g(y + x/2 -z) = p2 + r(h - z) +r1 g (y – x/2 + z) + r2 g x atau
p1 – p2 = g((r2 – r1) x + 2(r1 – r)z)
p1 – p2 = gx((r2 – r1) x +(r1 – r)a/A)

Setelah harga z disubstitusikan dan jika ratio a/A amat kecil, akan kita peroleh
p1 - p2 = gx (r2 - r1)

Jadi dengan memilih jenis cairan yang memberikan harga (r2 - r1) kecil, dapat
diperoleh hasil pembacaan x yang besar walaupun beda tekanan (p1 - p2) itu
kecil.

Untuk memperbaiki ketelitian pembacaan instrurmen pada umumnya dapat digunakan


teleskop untuk mengamati perubahan ketinggian meniskus dan pada instrument ini
perlu dipasang skrup mikrometer yang mampu mengembalikan meniskus ke posisi
semula dan beda tekanan itu teramati dari gerakan skrup mikrometer. Contoh dari
instrumen khusus ini misalnya adalah Caattock gauge atau Krell gauge yang mampu
mendeteksi beda tekanan sebesar 0,02 N/in2 atau 0,002 mm H 2 O.

Contoh-contoh.

1. Sebuah pelampung silindris terapung di air laut sedemikian rupa sehingga dua
pertiga sumbu vertikalnya tenggelam. Pelampung itu berdiameter 0,8 m dan tinggi
2 m, serta terbuat dari pelat besi setebal 12 mm. Hitunglah berat rantai besi itu agar
pelampung itu tetap terapung seperti semula. Density besi sebesar 7700 kg/m3
dan density air laut adalah 1030 kg/m3 .

Mekanika Fluida Page 15


Jawab:
Lihat gambar 2.14, dengan posisi seimbang dari pelampung dibawah
pengaruh gaya berat W, gaya angkat air laut U , dan gaya berat rantai F.

Gambar 2. 14
Kalau gaya angkat itu sama dengan berat air laut yang dipindahkan oleh
pelampung yang tenggelam maka:
U = p/4 x 0,82 x. 2/3 x 2 x 1030 x 9,81 = 6750 N
Berat pelampung
W = (p x 0,8 x 2 + 2 x p/4 x 0,82 ) x (12/103) x 7700 x 9.81 = 5450 N
Jadi
F = U-W
F = 6750 - 5450 = 1300 N
Gaya berat rantai F itu adalah selisih antara berat rantai dan gaya angkat
air laut pada rantai, oleh karena itu kalau volume V maka berarti volume
rantai V = 0,0199 m3.
Jadi massa berat rantai adalah 7700 x 0,0199 = 152 kg.

2. Satu alat pengukur tekanan terdiri satu tabung gelas U yang mempunyai
diameter dalam sebesar 10 mm. Kalau ujung atas dari pipa U itu diperbesar
membentuk suatu reservoir dengan diameter 60 mm. Sebuah kaki tabung U

Mekanika Fluida Page 16


itu berisi air dan dihubungkan dengan suatu tekanan yang tidak diketahui
besarnya. Kaki tabung U lainnya berisi parafin dan berhubungan bebas
dengan atmosfir (lihat gambar 2.14). Hitunglah tekanan gauge yang bekerja
pada air kalau meniskus air, parafin bergeser 10 mm. Density parafin = 850
kg/m3

Jawab
Kalau permukaan bersama air parafin mula-mula adalah XX (lihat gambar
2.15), dan selanjutnya ketinggian kolom-kolom air serta parafin berturut-
turut hp dan hw .
Keseimbangan di XX menghasilkan
rp g h p = rw g hw
hw = 850/1000 hp
= 0,85 hp
Selanjutnya karena permuukaan bersama tergeser 10 mm, maka
Z = 10 x ((p/4 x 102)/ (p/4 x 602))
Z = 10/36 mm = 0,000278 m
Menyamakan tekanan -tekanan gauge di permukaan XX pada saat p mulai
bekerja pada air, akan diperoleh

Mekanika Fluida Page 17


rp g (hp + Z – 0,01) + rw g x 0,01 = rw g (hw – z) + p
atau
850g(hp + 0,000278 – 0,01) + 1000g x 0,01 = 1000g(0,85 hp – 0,000278) +p
diperoleh p = 19,77 N/m2 = 0,0002 atm

3. Satu silinder terbuka vertikal, bagian bawahnya berhubungan dengan salah


satu kaki tabung U vertikal yang berisi Hg. Kaki lainya dari tabung U itu
berhubungan langsung dengan atmosfir. Pada silinder kosong, permukaan
Hg dimasing-masing kaki tabung U berada 2 m dibawah titik A dan kemudian
silinder diisi air sampai titik A. Tentukan beda ketinggian Hg pada kaki-kaki
tabung U. Diameter silinder 24 mm dan diameter tabung 6 mm. Kalau
selanjutnya pada permukaan air, diberi gaya seberat 40 N tentukan beda
ketinggian Hg pada kaki-kaki tabung U, density Hg = 13,6.

Gambar 2.16 Gambar 2.17

Jawab
Jika beda tinggi Hg Itu adalah x, maka keseimbanean di XX akan
menghasilkan
2 + x/2 = 13,6 x, diperoleh x = 0,1527 m

Mekanika Fluida Page 18


Selanjutnya setelah pemberat 40 N dimasukkan, beda ketinggian itu
menjadi y, (lihat gambar 2.17). Permukaan air di silinder turun sejauh z,
berarti,
p/4 x 0,0242 x z = p/4 x 0,0062 x ((y/2) –(x/2)),
diperoleh z = (y – 0,1527)/32
Efek dari gaya pemberat ini sama dengan penambahan air sebesar 40
N kedalam silinder, maka seandainya tambahan air itu setinggl h, berarti :
p/4 x 0,0242 x h x 103 x 9,81 = 40, diperoleh h = 9,013 m
11,013 – (y – 0,1527)/32 = 13,6 y
diperoleh y = 0,839 m
Kalau perpindahan z yang kecil ini dapat diabaikan maka y = 0,841 m

Mekanika Fluida Page 19


BAB 3 HIDROSTATIKA
3.1. Gaya-gaya pada permukaan-permuukaan yang tenggelam dalam
fluida.
Karena tekanan didalam cairan besarnya bertambah dengan bertambahnya
kedalaman, maka gaya resultan pada permukaan yang tenggelam dalam cairan
itu akan tergantung pada tekanan. rata-rata dan akan senantiasa bekerja di
suatu titik dibawah pusat permukaan tersebut.

3.2. Gaya -total pada permukaan vertikal


Gambar 3.1a. menunjukan permukaan segi empat vertikal dengan sisi b dan
kedalaman h dibawah permukaan cairan.

Gambar 3.1a Gambar 3.1b

Diagram distribusi tekanan berbentuk segitiga, dan berordinat maksimum


sebesar rgh. Gaya total P adalah ordinat rata-rata segitiga tersebut dikalikan
dengan luas bh.
Jadi
P = ½ rgh x bh = ½ rgh h2
Gaya ini bekerja dititik berat segitiga, yaitu pada kedalaman 2/3 h dibawah
permukaan cairan dan titik kerja tekanan ini disebut pusat tekanan.
Jika pada bidang vertikal itu di kedua sisi nya terdapat cairan, seperti halnya
pintu air (lihat gambar 3.1b), maka
Mekanika Fluida Page 20
P 1 = ½ rgb h12 yang bekerja pada titik 2/3 h1 dibawah permukaan cairan
P 2 = ½ rgb h22 yang bekerja pada titik 2/3 h2 dibawah permukaan cairan
Resultan gaya P = P1 – P2 dan ketinggian h.
Titik h dapat dicari dengan menghitung momen relatif terhadap dasar.
Ph = P1 h1/3 – P2 h2/3

3.3. Gaya -total pada sembarang bidang datar


Gambar 3.2 menunjukan suatu permukaan datar dengan luas a dan tenggelam
dalam suatu cairan. Permukaan tersebut membentuk sudut q dengan bidang
hrisontal.

Gambar 3.2

Tekanan yang bekerja pada elemen garis sejauh x dari O = rgx sinq
Berarti gaya pada elemen ini = rgx sinq x bdx.
Jadi gaya total pada permukaan itu sama dengan rgx sinq òx bdx
Tetapi ò x bdx merupakan momen total pertama luas a relatip terhadap O dan
besamya sama dengan axG.
Jadi P = rgxG sinq = a (rg hG = luas x tekanan dititik berat
Untuk menentukan garis kerja gaya P dapat ditentukan dari perhitungan
momen relatip terhadap O.

Mekanika Fluida Page 21


Momen gaya pada elemen garis relatip terhadap O = rgx sinq bdx x x
Jadi momen total relatip terhadap O = rg sinq òbx2dx
Tetapi òbx2 dx merupakan momen kedua luas total terhadap O (IO)
Momemen relatip terhadap O selanjutnya dituliskan ebagai I = rg sinq IO
Juga momen P terhadap O = Pxp = rg a xG sinq . xp
Jadi xp = rg sinq IO/rg sinq a xG = IO/axG
momen _ kedua _ dari _ luas _ thdp _ O
Jarak pusat tekanan dari O =
momen _ pertama _ dari _ luas _ thdp _ O
Dengan teorema simbu sejajar,
2 2 2
I o = IG + a x G = a (k G + x G )
2 2 2
a (k G + x G ) k
xP = = xG + G
a xG xG
Berarti XP selalu lebih besar dari XG, tetapi akan mendekati XG (a) jika jarak XG
bertambah karena ditenggelamkan lebih dalam dan (b) jika sudut kemiringan q
bertambah. Untuk permukaan-permukaan yang dapat dibagi bagi atas bidang-
bidang segi-tiga, dapat digunakan pendekatan sistem equimmental.
Untuk permukaan segitiga vertikal luas a digantikan dengan luas-luas a/3
masing-masingnya dikonsentrasikan dititik tengah sisi-sisi segitiga tersebut.
Jika kedalaman luas-luas itu adalah α, j dan g dari permukaan cairan, maka
kedalaman pusat tekanan hp adalah,

a 2 a 2 a 2
a + b + g
hp = 3 3 3
a a a
a+ b+ g
3 3 3
2 2 2
a + b + g
hp =
a+ b+ g

Mekanika Fluida Page 22


Contoh soal
Suatu tangki berisi bahan bakar, dengan density 850 kg/m3 , mempunyai
peralatan otomatis untuk mencegah overflow. Peralatan itu terdiri atas pintu
yang digantungkan pada engsel dan tertutup karena tekanan pegas (lihat
gambar 3.4). Pintu tersebut tingginya 0,3 m dan lebarnya 0,2 m , sedangkan
gaya pegas besarnya sama dengan 1 kN.
Tentukanlah tinggi bahan bakar diatas engsel yang dapat menyebabkan pintu
itu dapat terbuka.

Gambar 3.4

Ambilah tinggi permukaan bahan bakar itu h diatas engsel, dari persamaan
(3.2), gaya dipintu karena tekanan minyak = luas x tekanan dititik berat
Berarti P = (0.2 x 0,3) x (850 x 9,81 (h + 0,15) = 500 (h + 0,15) N
Dari persamaan (3.3), pusat tekanan adalah
momen kedua dari luas relatif permukaan
Xp =
momen pertama dari luas relatif thdp permukaan

Mekanika Fluida Page 23


bd 2
+ bd (h + 0,15) 2
= 12
bd ( h + 0,15)
0,3 2
= + (h + 0,15)
12 (h + 0,15)
0,0075
= + ( h + 0,15)
(h + 0,15)

Pintu akan mulai terbuka pada saat momen gaya pegas relatip terhadap engsel
sama dengan gaya minyak terhadap engsel, berarti

1 x 103 (0,3 – 0,03) = 500 (h + 0,15) {( 0,0075/(h + 0,15)) + (h + 0,15) – h))}


diperoleh h = 3,4 m

Mekanika Fluida Page 24

You might also like