Professional Documents
Culture Documents
Vincya Elfira Putri
Vincya Elfira Putri
Diajukan Oleh :
Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa, Kertas Kerja Wajib ini
merupakan karya saya sendiri (ASLI), dan isi dalam Kertas Kerja Wajib ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar
akademis di suatu Institusi Pendidikan, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yan ,g pernah ditulis dan/atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka. Apabila dalam Kertas Kerja Wajib ini terdapat ketidakaslian
(Plagiat) maka saya bersedia untuk mengulangi sidang pada angkatan berikutnya.
Bekasi, ......................
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Kertas Kerja
Wajib dengan judul “EVALUASI KINERJA SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BANDUNG” tepat pada
waktunya.
Penulisan Kertas Kerja Wajib ini merupakan hasil penerapan ilmu yang diperoleh
selama masa pendidikan dan sekaligus realisasi pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan di Kota Bandung.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di
lapangan maupun dalam proses penyusunan Kertas Kerja Wajib ini. Ucapan terima
kasih ini disampaikan kepada:
1. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
2. Bapak Eddy Gunawan, ATD, M.Eng.Sc , selaku Ketua Sekolah Tinggi
Transportasi Darat.
3. Bapak Dani Hardianto, S.SiT, M.T. selaku Ketua Jurusan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
4. Bapak Rachmat Sadili, MT dan Bapak Sudirman Anggada, MT. selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan Kertas Kerja Wajib ini.
5. Seluruh dosen beserta civitas akademika Sekolah Tinggi Transportasi Darat
6. Rekan-rekan Tim PKL Kota Bandung dan seluruh Taruna/i Sekolah Tinggi
Transportasi Darat Angkatan XXXVIII.
7. Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan Kertas Kerja Wajb ini,
meskipun penulis tidak bisa sebutkan satu per satu namun tidak mengurangi
rasa terimakasih penulis
Penulis menyadari Kertas Kerja Wajib ini banyak kekurangan, untuk itu penulis
sangat mengharapkan saran dan masukan yang bersifat membangun demi
ii
kesempurnaan kertas kerja wajib ini. Penulis berharap agar kertas kerja wajib ini
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
bidang Transportasi Darat dan dapat diterapkan untuk membantu pembangunan
transportasi di Indonesia pada umumnya.
Bekasi,
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
iv
A. ALUR PIKIR PENELITIAN .................................................................... 36
B. TEKNIK ANALISIS DATA ..................................................................... 39
C. BAGAN ALIR PENELITIAN ................................................................... 47
BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH ................................................. 48
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 67
B. SARAN .............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sektor transportasi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seluruh
sektor yang ada, terutama pada prasarana lalu lintas dan angkutan. Di era
globalisasi seperti sekarang ini, manusia tidak lepas dari penggunaan alat
transportasi untuk memperlancar aktivitas sehari-hari. Transportasi merupakan
salah satu urat nadi pertumbuhan ekonomi khususnya di daerah perkotaan
sehingga masyarakat menempatkan transportasi sebagai sebuah kebutuhan
yang harus tersedia dimanapun dan kapanpun. Bahkan dalam kerangka
ekonomi makro, transportasi menjadi tulang punggung perekonomian, baik di
tingkat nasional, regional, dan lokal. Angkutan umum itu sendiri menjadi
pilihan utama untuk kebutuhan bergerak bagi sebagian besar masyarakat
khususnya masyarakat golongan menengah kebawah.
1
2
Jika kinerja sistem manajemen keselamatan angkutan umum sudah baik, maka
kegiatan operasional di lapangan pun akan berjalan dengan lancar dan
keselamatan berlalulintas pun akan tercapai.
Dari latar belakang permasalahan diatas Kertas Kerja Wajib ini berjudul
“EVALUASI KINERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
ANGKUTAN PERKOTAAN DI KOTA BANDUNG”
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Setelah melihat permasalahan yang terjadi di lapangan, maka dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Masih kurangnya kinerja perusahaan angkutan umum dalam sistem
manajemen keselamatan angkutan umum.
2. Masih ditemukan perilaku serta karakteristik pengemudi angkutan umum
perkotaan di Kota Bandung yang belum baik seperti tidak menggunakan
sabuk pengaman, merokok, dan menggunakan HP pada saat mengemudi.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu
perumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana kinerja sistem manajemen keselamatan perusahaan angkutan
perkotaan di Kota Bandung?
2. Bagaimana kinerja sistem manajemen keselamatan pengemudi angkutan
perkotaan di Kota Bandung?
3. Bagaimana upaya peningkatan kinerja sistem manajemen keselamatan
angkutan perkotaan di Kota Bandung?
2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah :
a. Melakukan analisa kinerja perusahaan angkutan umum terhadap sistem
manajemen keselamatan angkutan perkotaan di Kota Bandung
b. Melakukan analisa kinerja pengemudi angkutan umum terhadap sistem
manajemen keselamatan angkutan perkotaan di Kota Bandung
E. BATASAN MASALAH
Dalam penulisan kertas kerja wajib ini dibatasi permasalahan mengenai :
1. Melakukan evaluasi perbandingan kondisi eksisting perusahaan angkutan
umum perkotaan dengan ketentuan yang berlaku dalam sistem
manajemen keselamatan
2. Melakukan evaluasi perbandingan kondisi eksisting karakteristik perilaku
pegemudi angkutan perkotaan di Kota Bandung terhadap Keselamatan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Memberikan usulan upaya peningkatan kinerja sistem manajemen
keselamatan angkutan umum
F. KEASLIAN PENELITIAN
Tabel I. 1 Keaslian Penelitian
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Agar dapat dipahami dengan mudah Kertas Kerja Wajib ini disusun dalam 6
(enam) bab, dalam penulisan penelitian ini menggunakan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini mencakup pembahasan mengenai latar belakang
penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, maksud dan
tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM
Berisi tentang kondisi fisik wilayah, kondisi sosial ekonomi serta
kondisi khusus pada pola umum jaringan lalu lintas angkutan jalan
yang ada di wilayah studi, termasuk di dalam nya tinjauan terhadap
objek penelitian.
BAB III : KAJIAN PUSTAKA
Berisikan tentang uraian pustaka tentang inti penelitian secara utuh
dan komprehensif, yang berisikan tentang aspek teoritis penelitian
dan hasil review dari berbagai sumber ilmiah yang di perkuat dengan
sumber-sumber hukum berupa peraturan perundangan yang sahih
dan valid.
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi penelitian, metode penelitian, serta metode
pengolahan data, yang akan digunakan untuk mengolah data yang
sudah terkumpul untuk penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini.
BAB V : ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Bab ini berisikan tentang hasil pengumpulan data, proses pengolahan
dan analisis data. Analisis data berupa interpretasi hasil pengolahan
data dan upaya pemecahan masalah.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini, diberikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dalam
upaya peningkatan komitmen perusahaan dalam Sistem Manajemen
Keselamatan Angkutan Umum sesuai aturan yang berlaku.
Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter diatas permukaan air
laut,sehingga iklimnya sangat dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab
dan sejuk. Secara administratif,wilayah studi transportasi ini adalah seluruh
wilayah kotamadya Bandung ditambah beberapa kecamatan di wilayah
kabupaten Bandung dengan batas-batas sebagai berikut:
7
8
B. WILAYAH ADMINISTRASI
Secara adminitrasi Kota Bandung terdiri dari 30 Kecamatan, 148 Kelurahan,
1.491 RW dan 9.600 RT.
Bandung
RT RW KELURAHAN
NO KECAMATAN
(wilayah) (wilayah) (wilayah)
1 ANDIR 54 361 6
2 BABAKAN CIPARAY 52 363 6
3 BANDUNG WETAN 36 205 3
4 BATUNUNGGAL 52 498 7
5 BANDUNG KULON 20 146 2
6 BOJONGLOA KALER 47 397 5
7 BOJONGLOA KIDUL 44 270 6
8 CIBALEUNYI KALER 47 292 4
9 CIBALEUNYI KIDUL 87 561 6
10 CICENDO 44 416 6
11 CICADAP 28 190 3
12 COBLONG 71 445 6
13 KIARACONDONG 85 599 6
14 LENGKONG 65 438 7
15 REGOL 60 371 7
16 SUKAJADI 49 348 5
17 SUKASARI 32 223 4
18 SUMUR BANDUNG 37 230 4
19 BUAH BATU 55 372 4
20 RANCASARI 52 341 5
21 GEDEBAGE 41 205 5
22 UJUNG BERUNG 59 312 5
23 CIBIRU 53 283 6
RT RW KELURAHAN
NO KECAMATAN
(wilayah) (wilayah) (wilayah)
24 ARCAMANIK 51 271 3
25 MANDALA JATI 65 299 5
26 PANYILUKAN 37 184 4
27 ANTAPANI 62 335 5
28 CINAMBO 25 102 4
29 ASTANANYAR 47 304 4
30 BANDUNG KIDUL 34 194 5
TOTAL 1.491 9.600 148
Sumber: Sudin Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung, 2018
Dilihat dari komposisi jumlah RW dan RT, Kecamatan Kiaracondong yang menjadi
paling banyak dengan 85 RW dan 599 RT. Dan Kecamatan yang paling sedikit ialah
Kecamatan Cinambo dengan 25 RT dan 102 RW.
C. KONDISI DEMOGRAFIS
Menurut hasil proyeksi penduduk tahun 2018 penduduk Kota Bandung
berjumlah 2.481.469 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari laki-laki
yaitu sebesar 1.253.274 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebesar
1.228.195 jiwa.
Tabel II. 2 Jumlah Penduduk Kota Bandung Menurut Jenis Kelamin
JUMLAH PENDUDUK
NO KECAMATAN L P JUMLAH
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
1 Bandung Kulon 71971 71342 143313
2 Babakan Ciparay 75735 72290 148025
3 Bojongloa Kaler 62053 59112 121165
4 Bojongloa Kidul 44459 41904 86363
5 Astaanyar 34491 34500 68991
6 Regol 40863 41124 81987
7 Lengkong 35397 36240 71637
JUMLAH PENDUDUK
NO KECAMATAN L P JUMLAH
(jiwa) (jiwa) (jiwa)
PENDUDUK PERTUMBUHAN
NO TAHUN
(jiwa) (%)
1 2015 2.481.469 0,43%
2 2016 2.490.622 0,37%
Sumber : BPS Kota Bandung, 2018
Penduduk Kota Bandung pada Tahun 2015 sebanyak 2.481.469 jiwa dan pada
Tahun 2016 terjadi kenaikan penduduk menjadi 2.490.622 jiwa.
D. KONDISI TRANSPORTASI
1. Kondisi Jaringan Jalan
Berdasarkan data jaringan jalan yang didapat dari badan pusat statistik,
panjang jaringan jalan di Kota Bandung adalah 1.236,48 km, yang terdiri
dari 144,971 km jalan utama.
Kota Bandung sendiri merupakan daerah pegunungan dan kegiatan
penyebrangan khususnya di wilayah pertanian dan prkebunan terdapat di
perkebunan teh pangalengan dan perkebunan teh Rancabali . sehingga
kegiatan mulai dari penanaman, pengolahan hingga produksi teh di daerah
ini.
2. Kondisi Sarana
Jumlah kendaraan umum yang tersedia di Kota Bandung memiliki banyak
transportasi dengan jumlah bus umum sebanyak 392 kendaraan, dan
angkutan kota dengan jumlah 1 229. Jumlah bis kota yang terdapat di Kota
Bandung adalah 457 kendaraan dan jumlah bis yang beroperasi adalah 426
kendaraan, sehingga tingkat operasi kendaraan bis kota di Kota Bandung
sebesar 87%. Dengan demikian rata- rata jumlah penumpang yang dapat
terangkut setiap harinya di Kota Bandung adalah sebanyak 21567
penumpang. Jumlah jembatan penyebrangan orang (JPO) di wilayah Kota
Bandung masih minim yaitu sebanyak 12 jembatan hal ter sebut tidak
sebanding dengan panjang jaringan jalan arteri atau nasional yang
panjangnya mencapai 29 km.
b. Aspek Pengemudi
Berdasarkan survei pengamatan pengemudi angkutan perkotaan di
kota Bandung, pengemudi angkutan perkotaan di kota Bandung 60%
telah memenuhi standar keselamatan.
Dengan jumlah persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengemudi angkutan perkotaan di kota Bandung belum dikatakan
sangat baik dalam memenuhi standar keselamatan karena masih
c. Aspek Perusahaan
Perusahaan angkutan perkotaan yang beroperasi di kota Bandung
sebanyak 3 perusahaan, antara lain:
1) Koperasi Bandung Tertib
2) Koperasi Angkutan Masyarakat
3) Koperasi Berkat Tiga Putri
Berdasarkan hasil survei yang di dapat ialah perusahaan angkutan
perkotaan di kota Bandung yang telah memenuhi standar keselamatan
hanya sebesar 30%. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa masih kurangnya komitmen perusahaan angkutan perkotaan di
kota Bandung terhadap sistem keselamatan angkutan umum. Hal
tersebut ialah hal penting yang perlu di perhatikan oleh pihak terkait
sehingga dapat meningkatkan sistem keselematan angkutan umum di
kota Bandung.
4. Kondisi Prasarana
Wilayah Kota Bandung merupakan wilayah perkotaan dan industri maupun
perkebunan dan pertanian sehingga prasarana yang terdapat di wilayah ini
h. Terminal Ujungberung
i. Terminal Tegal Lega
j. Terminal Sadang Serang
k. Terminal Elang
l. Terminal Buah Batu
m. Terminal Antapani
n. Terminal Cibaduyut
o. Terminal Gedebage
p. Terminal Margahayu
q. Terminal Riungbandung
Stasiun
a. Stasiun Bandung
b. Stasiun Kiaracondong
c. Stasiun Gedebage
d. Stasiun Cimindi
e. Stasiun Cikudapateuh
f. Stasiun Andir
g. Stasiun Ciroyom
Bandara
a. Bandara Internasional Husein Sastranegara
ST.HALL-GEDEBAGE 12
ST.HALL-SARI JADI 13
ST.HALL-GUNUNG BATU 14
SEDERHANA-CIMINDI 24
A. ASPEK TEORITIS
1. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas pencapaian tugas-tugas, baik yang
dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn,
Hunt and Osborn, 1991)
2. Keselamatan suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu
bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan
sekitar (Ridley, John, 1983)
3. Karakteristik Pengemudi adalah kemampuan alamiah pengemudi,
kemampuan belajar, dan motif serta perilakunya (Khisty dan Lall, 2005)
4. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber
daya ekonomi yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan
tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat
(Mutri Sumarni, 1997)
B. ASPEK LEGALITAS
1. Undang-Undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
a. Pasal 1 Ayat 31, menyebutkan bahwa:
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu kendaraan
tehindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas
yang disebabkan oleh manusia, Kendaraan, Jalan, dan/atau
lingkungan.
b. Pasal 1 Ayat 21, menyebutkan bahwa:
Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan
jasa angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor
Umum.
c. Pasal 1 Ayat 23, menyebutkan bahwa:
Pengemudi adalah orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di
Jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi.
21
22
7) Tanggap darurat
Mengidentifikasi semua potensi keadaan darurat yang mungkin
timbul dalam kegiatan operasi serta sistem manajemen krisis dan
tanggap darurat meliputi:
a) Identifikasi terhadap kecelakaan lalu lintas, kebakaran, dan
lainnya untuk menghindari kerugian, kerusakan, dan korban
yang lebih besar
b) Terdapat tim tanggap darurat di perusahaan
c) Menyiapkan sarana dan fasilitas tanggap darurat untuk setiap
kendaraan
d) Mengadakan pelatihan tanggap darurat berkala
8) Pelaporan Kecelakaan
Setiap perusahaan angkutan umum wajib memiliki prosedur
pelaporan kecelakaan dan standar formulir kecelakaan, kemudian
perusahaan wajib mengembangkan pelaporan kecelakaan internal
yang mencakup analisis dan tindak lanjut untuk mencegah
kecelakaan serupa terulang kembali
9) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan tinjau ulang yang
wajib dilakukan perusahaan angkutan umum secara berkala dalam
waktu 3 (tiga) bulan untuk mengetahui dan kelemahan dan
kelebihan pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dalam
perusahaan
10) Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan kegiatan berkala untuk
mengetahui tingkat pelayanan angkutan yang dinilai dengan
tingkat kecelakaan dan tingkat kerusakan
3. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 37 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2) Pengorganisasian;
3) Manajemen bahaya dan risiko
4) Fasilitas Pemeliharaan dan perbaikan kendaraan bermotor
5) Dokumentasi dan data
6) Peningkatan kompetensi dan pelatihan
7) Tanggap darurat
8) Pelaporan kecelakaan
9) Monitoring dan evaluasi
10) Audit dan Evaluasi
a, meliputi:
a) Penglihatan;
b) Pendengaran; dan
c) Fisik atau perawakan.
(1) huruf c, diukur dari tekanan darah harus dalam batas normal
dan tidak ditemukan keganjilan fisik.
5) Dalam hal peserta uji mempunyai cacat fisik, pengukuran kesehatan
36
37
G. TANGGAP DARURAT
H. PELAPORAN KECELAKAAN
JUMLAH SKOR
PERTANYAAN
A. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PERUSAHAAN AU
1. Visi Ada/Tidak Ada
2. Misi Ada/Tidak Ada
3. Kebijakan Ada/Tidak Ada
4. Sasaran Ada/Tidak Ada
B. MANAJEMEN PENGORGANISASIAN PERUSAHAAN AU
5. Struktur Organisasi Perusahaan Ada/Tidak Ada
6. Tugas dan Fungsi Unit Sistem Manajemen Keselamatan Ada/Tidak Ada
C. MANAJEMEN BAHAYA DAN RESIKO
7. Penetapan Prosedur Analisis Bahaya dan Risiko Ada/Tidak Ada
8. Melakukan Analisis Bahaya dan Risko Setiap Kegiatan Ada/Tidak Ada
9. Mendokumentasikan Semua Hasil Analisis Bahaya dan
Ada/Tidak Ada
Risiko
10. Melakukan Pengendalian Bahaya dan Risiko Ada/Tidak Ada
D. FASILITAS PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN KENDARAAN
BEMOTOR
11. Tersedia Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Armada Ada/Tidak Ada
E. DOKUMENTASI DAN DATA
12. Tersedianya Dokumentasi dan Data terkait
Penyelenggaraan Kegiatan Operasional Perusahaan dalam Ada/Tidak Ada
Mendukung Pencapaian Kinerja Keselamatan
G. TANGGAP DARURAT
15. Pengembangan dan Penerapan Manajemen Tanggap
Ada/Tidak Ada
Darurat
16. Identifikasi Semua Potensi Keadaan Darurat yang
Ada/Tidak Ada
Mungkin Terjadi pada saat Kegiatan Operasi
H. PELAPORAN KECELAKAAN
18. Prosedur Pelaporan Kecelakaan Internal Ada/Tidak Ada
19. Standar Formulir Pelaporan Kecelakaan Ada/Tidak Ada
I. MONITORING DAN EVALUASI
20. Peninjauan Ulang yang Dilakukan secara Berkala dalam
waktu 3 (tiga) bulan untuk mengetahui kelemahan dan Ada/Tidak Ada
kelebihan pelaksaan SMK dalam perusahaan
J. AUDIT DAN EVALUASI
21. Memastikan bahwa suatu perencanaan yang
menyangkut dengan keselamatan sudah diterapkan sesuai Ada/Tidak Ada
dengan prosedur atau ketentuan yang berlaku
JUMLAH SKOR
PERSENTASE SKOR PERUSAHAAN
Pada pengukuran dari segi Perusahaan Angkutan Umum, akan didapat jawaban
yang tegas, yaitu “Ada-Tidak Ada”. Pengukuran pada jawaban “ada” diberi skor 1,
dan pada jawaban “tidak ada” diberi jawab 0.
Kemudian dengan teknik pengumpulan data angket, maka instrument tersebut
misalnya diberikan kepada 3 perusahaan angkutan umum yang diambil. Dari 3
perusahaan angkutan umum setelah dilakukan analisa:
Tabel IV. 2 Tabel Contoh Analisa Skoring Perusahaan
<=6 jam 3
7-8 jam 2
9-10 jam 1
>10 jam 0
6) Kecepatan Maksimal
3
<=30 km/jam
2
30-45 km/jam
1
45-60 km/jam
0
>60 km/jam
0
Ya
3
Tidak
3
Ya
0
Tidak
MULAI
IDENTIFIKASI
MASALAH
MERUMUSKAN
TUJUAN
PENGUMPULAN DATA
DATA
DATA PRIMER:
DATA SEKUNDER:
- SURVEY WAWANCARA
- PROFIL
PERUSAHAAN TERKAIT SISTEM
PERUSAHAAN
MANAJEMEN KESELAMATAN
- TRAYEK YANG
PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM
BEROPERASI
- SURVEY
WAWANCARA/PENGAMATAN
PERILAKU PENGEMUDI TERKAIT
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN
1.
1.
2.
3. 1. MENYUSUN UPAYA PENINGKATAN KINERJA SISTEM
DATA WAWANCARA
MANAJEMEN KESELAMATAN ANGKUTAN
4. POTENSI
PERMASALAHAN
2.
ANGKUTAN UMUM
KESIMPULAN SARAN
BAB V
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
A. ANALISA MASALAH
1. Kinerja Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan
Terdapat 3 perusahaan angkutan umum perkotaan dengan hasil analisis
yang berbeda-beda, berikut adalah data yang di dapat. Persentase hasil
perbandingan kondisi perusahaan angkutan perkotaan di Kota Bandung
dengan ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut :
35.00%
20.00%
15.00%
yang Berlaku
G.TANGGAP DARURAT
14. Pengembangan dan Penerapan
× × ×
Manajemen Tanggap Darurat
15. Identifikasi Semua Potensi Keadaan
Darurat yang Mungkin Terjadi pada saat × × ×
Kegiatan Operasi
16. Sistem Manajemen Krisis dan Tanggap
× × ×
Darurat
H. PELAPORAN KECELAKAAN
17. Prosedur Pelaporan Kecelakaan
× × ×
Internal
Tabel V. 3 Perbandingan Kondisi Eksisting Perilaku Pengemudi dengan Ketentuan yang Berlaku
a. Perilaku berkendara
Undang-Undang No 22 tahun 2009
Pasal 106 Ayat (1)
1) Penjelasan
a) Penggunaan Telepon
(1) Keselamatan
(a) Kompetensi
· Keterampilan mengemudi
kendaraan sesuai dengan jenis
kendaraan;
· Sikap dan perilaku yang baik,
hormat dan ramah terhadap
penumpang.
(b) Indikator
g) Kondisi Fisik
Peraturan Menteri Perhubungan No 29
9 Pemeriksaan Kesehatan 23% 20% 10% tahun 2015 Standar Pelayanan
Minimum Angkutan Perkotaan pada
bagian lampiran:
(1) Keselamatan
(a) Kondisi fisik
Badan dalam keadaan sehat mental
dan fisik serta tidak dalam pengruh
narkoba dan alkohol
(b) Indikator
Pemeriksaan kesehatan paling sedikit
1 (satu) tahun sekali
b) Jam Istirahat
(1) Keselamatan
>8 jam >8 jam >8 jam (a) Jam Istirahat
10 Jam Istirahat
65% 53% 74%
Pengemudi wajib beristirahat paling
lama 30 (lima belas) menit setelah
mengemudikan kendaraan selama
4 (empat) jam berturut-turut
(b) Indikator
kondisi pengemudi prima dengan
diterapkannya jam pengemudi
Sumber: Hasil Analisa, 2019
B. PEMECAHAN MASALAH
1. Upaya Peningkatan Kinerja Perusahaan Angkutan Umum dalam Sistem
Manajemen Keselamatan Angkutan Umum
a. Komitmen dan Kebijakan Perusahaan Angkutan Umum
Perusahaan wajib memiliki visi, misi, kebijakan dan sasaran yang
berkaitan terhadap aspek keselamatan angkutan umum. Perusahaan
juga wajib melakukan review untuk melihat pelaksanaan dan kinerja
manajemen keselamatan secara keseluruhan untuk mewujudkan
budaya keselamatan.
b. Manajemen Pengorganisasian Perusahaan Angkutan Umum
Untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan
Perusahaan Angkutan Umum, setiap perusahaan wajib untuk
mengalokasikan tanggung jawab yang spesifik kepada unit-unit
manajemen yang ada. Pada prinsipnya semua fungsi manajemen
harus terlibat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan Sistem
Manajemen Keselamatan
c. Manajemen Bahaya dan Risiko
Untuk mendukung pelaksanaan manajemen bahaya dan risiko maka
perusahaan wajib memiliki prosedur terkait identifikasi bahaya dan
penilaian bahaya. Usulan untuk manajemen bahaya dan risiko ialah
perusahaan wajib mengidentifikasi perilaku berbahaya yang terjadi jika
seseorangmelakukan hal tertentu, misalnya mengemudikan kendaraan
dalam keadaan dalam keadaan lelah, mengantuk atau mabuk.
d. Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kendaraan Bermotor
Untuk mendukung keselamatan dalam operasi angkutan diperlukan
fasilitas pemeliharaan dan perbaikan yang baik dan memadai
mencakup armada, sarana pemeliharaan dan administrasi lainnya.
Banyak terjadi kecelakaan karena kondisi kendaraan bermotor tidak
layak operasi. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan untuk memastikan
semua sarana angkutan dalam kondisi baik dan dapat dioperasikan
dengan aman maka perusahaan perlu membuat SOP pemeriksaan
kendaraan bermotor sebelum kendaraan beroperasi.
Pengemudi menandatangani
komitmen keselamatan yang
3 telah di tetapkan perusahaan Ya
dan wajib ditaati oleh setiap
pengemudi
Nyalakan lampu depan pada saat fajar dan senja hari minimal 30 menit sebelum matahari
terbenam dan 30 menit sesudah
Tidak diperkenankan menggunakan handphone pada saat mengemudikan kendaraan,
gunakan hanya pada saat berhenti
Jangan minum, makan dan merokok saat mengemudi
Mengemudikan kendaraan pada kecepatan yang aman dan patuhi batas kecepatan
maksimum (30 km/jam)
Jaga jarak aman antar kendaraan lain. Hormati penumpang, pengendara lain, serta pejalan
kaki
c. Penggunaan HP
Hasil analisa data, masih banyaknya pengemudi yang
menggunakan HP pada saat mengemudi hal tersebut sangat
membahayakan penumpang dan pengguna jalan lainnya. Upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut ialah
perusahaan wajib membuat komitmen pengemudi terhadap
keselamatan yang didalamnya terdapat pernyataan untuk tidak
menggunakan HP pada saat mengemudi dan mematuhi prosedur
yang terdapat pada Tabel V.4
Adapun usulan bagi karyawan yang melanggar prosedur keselamatan pada saat
mengemudi akan diberikan Surat Peringatan 1 (satu) sampai Surat Peringatan 3
(tiga). Usulan SOP surat peringatan bagi karyawan yang melanggar prosedur:
Gambar V.6 Usulan SOP Memberikan Surat Peringatan bagi Pengemudi yang
Melanggar Aturan
d. Jam Kerja
Dari hasil analisa, hanya 48% pengemudi yang memiliki jam
kerja sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan yaitu 8 jam.
Upaya yang dapat dilakukan agar semua pengemudi menaati
jam kerja yang sudah sesuai dengan peraturan ialah perusahaan
wajib membuat peraturan yang memuat jam kerja pengemudi
dan melakukan pengawasan ketat terhadap jam kerja
pengemudi
e. Pelatihan Pengemudi
Dari hasil analisa data, 53% pengemudi yang mendapatkan
pelatihan. Upaya yang dapat dilakukan ialah pada saat
perekrutan karyawan perusahaan wajib mengadakan pelatihan
untuk para pengemudi dan pengemudi.
f. Pemeriksaan kesehatan
Berdasarkan hasil analisa, hanya 18% pengemudi yang
melakukan pemeriksaan kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan
ialah perusahaan wajib membuat agenda rutin untuk
pemeriksaan kesehatan pengemudi, minimal pemeriksaan
kesehatan pengemudi 1 (satu) tahun sekali.
g. Jam Istirahat
Hasil analisa perilaku pengemudi, 64% pengemudi telah
menerapkan jam istirahat yang telah ditetapkan dan 36%
pengemudi belum menaati peraturan. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menerapkan jam istirahat pengemudi sesuai
dengan peraturan ialah perusahaan membuat kebijakan
terhadap jam istirahat pengemudi yaitu setelah mengendarai 4
jam berturut-turut pengemudi wajib istirahat 30 (tiga puluh)
menit pada prosedur keselamatan pengemudi pada Tabel V.4
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penilitian, maka di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan Dapat diketahui
peringkat perusahaan dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dari yang terbaik hingga terburuk. Dapat diketahui perusahaan dengan
Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan terbaik yaitu Koperasi
Bandung Tertib dengan persentase 35,00% sedangkan perusahaan
Koperasi Angkutan Masyarakat dengan persentase Sistem Manajemen
Keselamatan Perusahaan 20,00% dan Koperasi Berkat Tiga Putri dengan
persentase Sistem Manajemen Keselamatan Perusahaan terbuk yaitu
15,00%
2. Dari hasil Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan Perilaku Pengemudi
dapat diketahui perusahaan dengan perilaku keselamatan pengemudi
terbaik adalah Koperasi Bandung Tertib dengan persentase 34,00%
sedangkan Koperasi Berkat Tiga Putri dengan persentase 33,00% dan
perusahaan dengan persentase perilaku pengemudi terburuk yaitu
Koperasi Angkutan Masyarakat dengan persentase 30,00%
3. Upaya peningkatan yang dilakukan terhadap permasalahan Sistem
Manajemen Keselamatan Angkutan Umum di Kota Bandung adalah dengan
menetapkan dokumen atau prosedur pada setiap unsur permasalahan
Sistem Manajemen Keselamatan
B. SARAN
Saran yang dapat diambil dari hasil analisis adalah sebagai berikut:
1. Perlunya penegakan aturan perundang-undangan yang berlaku mengenai
kewajiban perusahaan dalam sistem manajemen keselamatan angkutan
umum agar keselamatan di bidang lalu lintas angkutan jalan khususnya
angkutan umum perkotaan semakin baik.
2. Perlunya penegakan aturan perundang-undangan yang berlaku mengenai
standar pelayanan minimum angkutan umum khususnya pengemudi
67
68
69
Lampiran 1
DOKUMEN
KATA PENGANTAR
Keselamatan adalah kebutuhan semua pihak, Oleh karena itu, Koperasi Bandung
Tertib mengh arapkan agar semua pihak dapat mendukung pelaksanaan program
keselamatan ini.
Selamat Bekerja,
Direktur Utama
2. DASAR
a. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
Pasal 204 bahwa Perusahaan Angkutan Umum wajib membuat,
melaksanakan, dan menyempurnakan sistem manajemen keselamatan
dengan berpedoman pada rencana umum nasional keselamatan lalu lintas
dan angkutan jalan
b. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017 tentang Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 27 bahwa Perusahaan Angkutan Umum wajib membuat,
melaksanakan, dan menyempurnakan Sistem Manajemen Keselamatan
Angkutan Umum dengan berpedoman pada RUNK LLAJ.
1. Koperasi Bandung Tertib bersedia mematuhi seluruh peraturan lalu lintas yang
berlaku dan melakukan tindakan pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan
2. Koperasi Bandung Tertib akan selalu proaktif dalam meminimalisir bahaya dan
risiko apabila terjadi kecelakaan
22 Juli 2019
Ttd,
Direktur Utama
KOMITMEN PENGEMUDI
Jika saya melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan komitmen ini dan
berakibat berupa pelanggaran lalu lintas ataupun kecelakaan maka saya bersedia
menerima tindakan dari perusahaan sesuai peraturan yang berlaku
22 Juli 2019
Nama:....
NIK:.......
Sasaran Program
Merekrut Ahli Keselamatan Angkutan
Jalan untuk merencanakan Sistem
Manajemen Keselamatan Angkutan
Umum serta melakukan identifikasi
Tidak ada kecelakaan selama bahaya dan rencana pengendalian
operasional angkutan terhadapnya
Lampiran 6
VISI DAN MISI PERUSAHAAN UNTUK MENINGKATKAN MANAJEMEN
KESELAMATAN ANGKUTAN UMUM
VISI MISI
1. Memberikan jasa transportasi darat dengan
kualitas terbaik
Kenyamanan bertransportasi 2. Membangun layanan transportasi darat yang
yang aman, nyaman, dan aman, nyaman, dan tepat waktu
terjangkau. 3. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan
menetapkan kualitas layanan yang terbaik
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS PENGAWAS
MANAGER
KEPALA UNIT .
ANGGOTA
A. PENGURUS
1. Fungsi
Bertanggung jawab terhadap segala kegiatan pengelolaan koperasi
2. Tugas pokok
a. Mengelola usaha koperasi
b. Menyelenggarakan rapat anggota
B. PENGAWAS
1. Fungsi
1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
2. Tugas pokok
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan
C. MANAGER
1. Fungsi
Sebagai penanggung jawab semua bagian koperasi
2. Tugas pokok
Mengatur dan mengelola seluruh bagian koperasi demi
keberlangsungan organisasi
D. KA. UNERWIL (KEPALA UNIT KERJA WILAYAH)
1. Fungsi
Membantu manajer dalam melaksanakan program kerja serta
kebijaksanaan pengurus koperasi pada unit kerja wilayah di bidang
operasional, kepersonaliaan, dan kekaryawanan, perijinan, keuangan
dan perdagangan.
2. Tugas pokok
a. Memimpin, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan
operasional pada koperasi.
b. Melaksanakan koordinasi dengan pihak instansi terkait dalam
rangka kelancaran operasional
c. Melaksanakan kegiatan rapat pada koperasi
d. Menyusun program kerja dan anggaran biaya pada koperasi
e. Mengusulkan pemberian reward and punishment karyawan.
E. TATA USAHA
1. Fungsi
Membantu KA. UNERWIL koperasi dalam melaksanakan kegiatan
administrasi kerumah tanggaan, pengadaan/pemeliharaan/perbaikan
perlengkapan kantor dan kesekretarian.
2. Tugas Pokok
a. Melaksanakan kegiatan administrasi kekaryawanan meliputi
presensi, lembur, cuti dan daftar karyawan
b. Menyiapkan dan mengatur penggunaan pemeliharaan kendaraan
dinas kantor di unit koperasi
c. Melaksanakan monitoring dalam efisiensi penggunaan rekening
listrik, telepon dan PAM di unit koperasi
d. Melaksanakan kegiatan administrasi aset dan pengelolaan arsip di
unit kerja wilayah
e. Membina karyawan/staff
F. SIE PERIJINAN
1. Fungsi
Membantu KA. UNERWIL dalam melaksanakan kegiatan administrasi
perijinan kendaraan angkutan koperasi.
2. Tugas Pokok
a. Meneribitkan laporan di bidang perjanjian secara periodik
b. Mengajukan kebutuhan perlatan kantor, ATK, CTK untuk
kepentingan perijinan
I. SIE PERDAGANGAN
1. Fungsi
Membantu KA. UNERWIL dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan
perdagangan pada wilayah kerja
2. Tugas Pokok
a. Menyusun rencana kebutuhan barang dagangan di wilayah kerja
b. Mengajukan pengadaan kebutuhan barang dagangan di wilayah
kerja
c. Melaksanakan promosi dan pemasaran barang dagangan sesuai
dengan segmen (pangsa pasar) yaitu anggota koperasi
d. Melaksanakan penjualan barang dagangan dan anggota
e. Melaksanakan administrasi dan pembukuan barang dagangan
f. Membina karyawan/staff
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Keterangan:
Lampiran 11
PEMERINGKATAN RISIKO
RENDAH Dilakukan pengendalian dengan prosedur yang
1-4
(LOW) sudah ada oleh pengawas atau awak kendaraan
SEDANG Perlu dilakukan langkah pengamanan untuk
6-8
(MEDIUM mencegah kejadian oleh pengawas
TINGGI 9- Perlu tindakan nyata dan segera dari manajemen
(HIGH) 12 untuk mencegah kejadian
Lampiran 12
Lampiran 13
3 Kotak P3K
4 Tanda Peringatan
Dilarang Merokok
Pakailah sabuk pengaman
PERLENGKAPAN KENDARAAN BERMOTOR
Kebersihan kaca-kaca
1
kendaraan bermotor
Penghapus
2 kaca/wiper dan
airnya
3 Lampu-lampu
4 Lampu tanda bahaya
5 Lampu indikator
6 Klakson
7 Kaca spion
8 Rem
9 Kondisi ban
Kondisi badan
10
kendaraan bermotor
11 Air accu
12 Air radiator
13 Buku catatan servis
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
NO PROSEDUR KETERANGAN
I UMUM
Kinerja keselamatan dalam perusahaan harus diukur dan
I.1 dipantau secara berkala untuk mengetahui tingkat
keselamatan operasi perusahaan
Unit manajemen keselamatan atau petugas keselamatan
I.2 melakukan pemantauan kinerja keselamatan dan
membuat laporan kepada manajemen
II PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas dilakukan
dengan menggunakan formulir seperti terlampir yag
II.1
mencakup angka kecelakaan lalu lintas dan keparahan
kejadiannya
Pengukuran tingkat kecelakaan kerja dilakukan dengan
II.2 menggunakan formulir terlampir yang mencakup angka
kejadian kecelakaan dan keparahan kecelakaan
III STATISTIK KECELAKAAN
Unit manajemen keselamatan atau petugas keselamatan
membuat statistik kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan
III.1
kerja setiap bulan dan tahunan yang disebarluaskan
kepada semua pihak terkait dan pekerja
IV KINERJA OPERASI
Kinerja Operasi diukur untuk mengetahui tingkat
IV.1 kehandalan armada misalnya angka kerusakan, biaya
pemeliharaan dan lainnya
Kinerja Operasi pelayanan angkutan yaitu rasio
IV.2 perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut
terhadap jumlah kapasitas tempat duduk